Anda di halaman 1dari 16

26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


IV.1Kondisi Umum Daerah
IV.1.1
Keadaan Alam
Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah kabupaten di Provinsi
Jawa Tengah dengan Ibu Kota Slawi. Pembangunan Kabupaten Tegal
selain menunjukkan berbagai kemajuan yang telah dicapai, ternyata
juga cukup banyak tantangan atau masalah yang belum sepenuhnya
terselesaikan. Karenanya, masih diperlukan upaya untuk mengatasinya
dalam pembangunan daerah 20 tahun ke depan. Perekonomian
Kabupaten Tegal didominasi oleh 3 (tiga) sektor, yaitu perdagangan,
industri dan pertanian.
a. Letak Geografis
Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah kabupaten di
Propinsi Jawa Tengah dengan Ibu Kota Slawi. Terletak antara
10857'6 s/d 10921'30 Bujur Timur dan 650'41" s/d 715 15'30"
Lintang Selatan. Dengan keberadaan sebagai salah satu daerah yang
melingkupi wilayah pesisir utara bagian barat Jawa Tengah,
Kabupaten Tegal menempati posisi strategis di persilangan arus
transportasi Semarang-Cirebon-Jakarta dan Jakarta-Tegal-Cilacap
dengan fasilitas pelabuhan di Kota Tegal.
Kabupaten Tegal memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
1)

Sebelah utara

: Kota Tegal dan Laut Jawa

2)

Sebelah selatan

:Kabupaten Brebes dan Banyumas

3)

Sebelah timur

: Kabupaten Pemalang

4)

Sebelah barat

: Kabupaten Brebes

Secara administratif wilayah Kabupaten Tegal terbagi


menjadi 18 kecamatan yang meliputi 281 Desa dan 6 Kelurahan.
Luas wilayah Kabupaten Tegal mencapai 87.879 Ha. Dari luasan
wilayah tersebut, sebagian besar merupakan lahan kering (47.601
Ha) dan sebagian lainnya berupa lahan sawah (40.278 Ha).

27

Jarak antar kecamatan dengan Ibu Kota Kabupaten Tegal,


Kecamatan Warureja adalah kecamatan yang paling jauh terhadap
Kecamatan Slawi yaitu 42 km, sedangkan yang terdekat adalah
Kecamatan

Pangkah yaitu

4km. Secara topografis

wilayah

Kabupaten Tegal terdiri dari 3 (tiga) karakteristik daerah, yaitu :


1.

Daerah dataran pantai, meliputi Kecamatan Kramat,Suradadi


dan Warureja

2.

Daerah dataran rendah, meliputi Kecamatan Adiwerna,


Dukuhturi,

Talang,

Slawi,Lebaksiu

Tarub,

Pagerbarang,

sebagian

Dukuhwaru,

wilayah

Suradadi,

Warureja,Kedungbanteng dan Pangkah


3.

Daerah

dataran

Jatinegara,

tinggi/pegunungan,

Margasari,

Balapulang,

meliputi

Kecamatan

Bumijawa,

Bojong,

sebagian Pangkah dan Kedungbanteng.


b. Iklim
Kabupaten Tegal beriklim tropis, dengan rata-rata curah
hujan sepanjang tahun 2013 sebesar 186,27 mm. Banyaknya curah
hujan bergantung pada kelembaban udara yang tinggi, tetapi tekanan
udara rendah dengan kecepatan angin, suhu udara dan lama
penyinaran matahari serta penguapan sedang-sedang saja. Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebanyak 459 mm dengan
Kelembaban 86 persen, Tekanan udara 1.010,4 hPa, Kecepatan angin
4 Knots, Suhu udara rata-rata 27,0 oC dan Lama penyinaran
Matahari 121,6 jam serta Penguapan air sebesar 170,4 mm.

c. Penggunaan Lahan

28

Tabel 3. Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten


Tegal Akhir Tahun 2012 (ha)
Kecamatan
Margasari
Bumi Jawa
Bojong
Balapulang
Pagerbarang
Lebaksiu
Jatinegara
Kedungbanteng
Pangkah
Slawi
Dukuhwaru
Adiwerna
Dukuhturi
Talang
Tarub
Kramat
Suradadi
Warureja

Jumlah

Tanah Kering
Lahan Sawah
Lahan Bukan
Sawah
3.304
1.639
1809
1.424
2.463
2.682

160
639
435
2026
196
38

344
1.181
1.674
382
1848
1.194
746
1.064
1.821
2.114
4.245
3.939
33.863

1767
214
100
58
9
29
5
240
5.926

Jumlah Total
(Km2)
3.464
2.278
2.244
3.450
2.649
2.720
2.111
1.395
440
1.848
1.203
775
1.064
1.821
2.114
4.260
4179
39.789

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2013


Luas wilayah Kabupaten Tegal adalah 87.879 Hektar yang
berupa tanah sawah dan tanah kering. Data yang bersumber dari
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Tegal,
menginformasikan bahwa dalam tahun 2013 ada pergeseran
penggunaan lahan, dimana luas tanah sawah mengalami penurunan
dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu 40.172 Ha menjadi 39.789
Ha atau sebesar 45,28 persen dari luas wilayah 87.879 Ha.
Selama tahun 2013, Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Tegal telah menyelesaikan 96,14 persen permohonan
sertifikat dari 30.109 bidang. Dari penyelesaian tersebut, 61,49
persen diantaranya merupakan sertifikat hak milik
IV.1.2
Keadaan Penduduk
a. Jumlah Penduduk
Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan sebagai
kumpulan manusia yang mempunyai wilayah geografi dan ruang
tertentu. Penduduk

merupakan faktor

yang esensial bagi suatu

29

negara (di samping faktor wilayah) karena sering kali dijadikan tolak
ukur untuk mengetahui peranan dan kekuatan negara. Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.
Prediksi jumlah penduduk yang akan datang dapat bermanfaat untuk
mengetahui kebutuhan dasar penduduk,.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Kabupaten Tegal Jenis Kelamin Tahun
2009-2013
Tahun
2013
2012
2011
2010
2009

Jumlah Penduduk (Jiwa)


Laki-laki
703.494
700.691
699.714
694.695
709.872

Perempuan
711.515
708.715
700.542
700.144
710.888

Total
1.415.009
1.409.406
1.400.256
1.394.839
1.420.760

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2013


Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
di Kabupaten Tegal dari tahun 2009-2013 cenderung meningkat
untuk jumlah laki-laki dan perempuan. Berdasarkan tabel 4 diketahui
jumlah penduduk secara keseluruhan mengalami peningkatan setiap
tahunnya hanya saja pada tahun 2010 mengalami penurunan. Pada
tahun 2009 jumlah penduduk kabupaten tegal adalah 1.420.760
mengalami penurunan jumlah penduduk di tahun 2010 yaitu total
jumlah penduduk 2010 sebesar 1.394.839. Jumlah penduduk
Kabupaten Tegal tahun 2013 mencapai 1.415.009 jiwa.
Kecamatan yang berpenduduk paling banyak adalah Adiwerna
yaitu 119.083 jiwa dan yang paling sedikit Kedungbanteng, 40.214
jiwa. Jika pada tahun 2012 kepadatan penduduk di Kabupaten Tegal
sebesar 1.604 jiwa/km2 maka tahun 2013 sudah menjadi 1.610
jiwa/km2 dengan tiap keluarga rata-rata menanggung 3,77 jiwa.
Pemberangkatan transmigrasi pada tahun 2013 sebanyak 15 kepala
keluarga dikirim ke Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan
Sulawesi Tengah.
b. Penduduk Menurut Jenis Kelamin

30

Komposisi

penduduk

menurut

jenis

kelamin

yaitu

pengelompokkan penduduk berdasarkan jenis kelamin yakni lakilaki dan wanita. Data penduduk menurut jenis kelamin dapat
digunakan untuk melihat perbandingan jumlah penduduk laki-laki
dan perempuan. Dari tahun 2009-2013 keadaan penduduk menurut
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Kabupaten Tegal Tahun 2009-2013
Tahun
2013
2012
2011
2010
2009

Jumlah Penduduk (Jiwa)


Laki-laki
703.494
700.691
699.714
694.695
709.872

Perempuan
711.515
708.715
700.542
700.144
710.888

Sex Ratio
98,87
98,79
99,88
99,22
99,86

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2013


Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa komposisi penduduk
menurut jenis kelamin di Kabupaten Tegal berfluktuatif setiap
tahunnya. Hal ini terjadi karena angka kelahiran dan kematian setiap
tahunnya berfluktuatif. Rasio jenis kelamin (sex ratio) merupakan
angka perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah
penduduk perempuan di suatu daerah.
Penyajian data mengenai sex ratio dapat ditampilkan secara
umum (tanpa melihat kelompok umur) atau juga dapat didasarkan
kelompok umur tertentu. Dilihat dari Sex Ratio di Kabupaten Tegal
bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk
laki-laki dimana nilai Sex Ratio dari tahun 2009-2013 tidak
mengalami perubahan yang mencolok. Kabupaten Tegal memiliki
penduduk perempuan lebih dari 50,00 persen dengan rasio jenis
kelamin dari 100 perempuan yang ada, terdapat 98,87 penduduk
laki-laki. Namun dibeberapa kecamatan ada yang mempunyai rasio
lebih dari 100. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah penduduk
c.

perempuan tidak berbeda jauh dengan jumlah penduduk laki-laki.


Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

31

Komposisi penduduk menurut umur merupakan variabel


terpenting dalam demografi. Hampir semua pembahasan mengenai
masalah kependudukan melibatkan variabel umur dan jenis kelamin
penduduk. Misalnya pemerintah ingin merencanakan pelaksanaan
wajib belajar penduduk usia sekolah, maka perlu diketahui jumlah
penduduk usia dewasa ini maupun masa yang akan datang. Struktur
umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu
kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga variabel ini sering saling
berpengaruh satu dengan yang lainnya. Kalau salah satu dari variabel
berubah maka kedua variabel yang lain juga ikut berubah.

Berikut ini merupakan Komposisi Penduduk Menurut Umur


di Kabupaten Tegal Tahun 2013:
Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kabupaten Tegal
Tahun 2013
Umur (tahun)

Jumlah (jiwa)

0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+

124.326
121.823
120.519
116.217
94.062
125.951
126.979
117.498
109.572
94.700
90.017
61.715
38.257
73.375

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2012


Berdasarkan Tabel 5 di atas yakni komposisi penduduk
menurut umur diketahui bahwasanya jumlah penuduk terbanyak

32

berada pada kelompok umur 30-34 tahun yakni sebanyak 126.979


jiwa, hal ini mengindikasikan bahwasannya kelompok umur ini
berada pada usia produktif karena usia produktif berada pada selang
15 tahun sampai dengan 64 tahun, sehingga jumlah penduduk di
Kabupaten Tegal terbanyak berada dalam usia produktif. Sementara
jumlah penduduk terendah di Kabupaten Tegal berada pada kelompok
umur 60-64 keatas tahun yakni sebanyak 38.257jiwa, dan kelompok
umur ini juga bukan berada pada usia produktif.
4.1.3 Keadaan Perekonomian
a. PDRB Kabupaten ADHK 2000
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan
ekonomi regional suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). PDRB menunjukkan tingkat kegiatan ekonomi yang
dicapai pada suatu tahun tertentu. Melihat perubahan nilai PDRB
Kabupaten Tegal dari tahun ke tahun akan dapat diketahui tingkat
pertumbuhan ekonominya.
Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tegal Atas
Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013 (Juta Rupiah)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sektor
Perekonomian
Pertanian
Pertambangan dan
Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel
dan Restoran
Pangangkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa
Jumlah

2009
581.583,79
87.353,96

2010
595.897,98
93.260,34

2011
601.982,18
98.166

2012
616.463,04
105.739, 72

2013
628.957,21
111.908, 77

1.019.359,67
19.755,64

1.075.035,66
20.751,72

1.130.961
21.748

1.190.720, 65
22.787,86

1.263.833, 97
24.155,32

165.293,51
923.046,87

176.939,43
976.349,58

200.498
1.099.551

212.111, 87
1.159.536,16

226.691, 98
1.233.378,11

150.110,73

157.267,17

165.723

178.063,60

189.693, 37

234.011,43

241.992,86

251.174

270.705, 29

297.780, 71

214.667,37

221.670,29

231.973

245.076, 22

257.115, 15

3.104.182,97

3.465.997,95

4.001.204,41

4.233.514.59

3.801.776,18

Sumber: PDRB Kabupaten Tegal


Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa kegiatan perekonomian
Kabupaten Tegal ditopang oleh sembilan sektor yaitu: pertanian;

33

pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan


air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan
komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta jasajasa. Kesembilan sektor tersebut, sektor yang paling besar
kontribusinya adalah sektor industri pengolahan serta sektor
perdagangan, hotel dan restoran.
Sektor industri pengolahan mempunyai nilai PDRB yang
paling tinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 1.263.883,97 juta.
Artinya sektor Industri Pengolahan menjadi sektor andalan utama di
Kabupaten Tegal. Sektor ini dari tahun ke tahun selalu mengalami
kenaikan nilai

PDRB. Tingginya

kontribusi sektor industri

pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Tegal karena cukup jelinya


penduduk Tegal untuk menangkap peluang-peluang usaha yang ada
dalam menciptakan produk-produk industri yang laku di pasaran
sehingga banyak masyarakat yang bermata pencaharian sebagai
produsen makanan khas Tegal seperti Telur Asin, The Poci, Sate
Kambing muda, kerajinan gerabah dll. Selain itu adanya perusahaan
rokok terbesar di Kabupaten Tegal ini juga menyumbang nilai yang
besar ke PDRB Kabupaten Tegal.
Sektor yang memiliki nilai PDRB terbesar kedua adalah
sektor

perdagangan,

hotel dan

restoran, yaitu

sebesar Rp

1.233.378,11 juta pada tahun 2012. Artinya sektor perdagangan,


hotel, dan restoran menjadi sektor andalan kedua setelah sektor
industri pengolahan di Kabupaten Tegal. Sektor ini dari tahun ke
tahun selalu mengalami kenaikan nilai PDRB, subsektor yang
menunjukkan peningkatan yang cukup besar adalah perdagangan
besar dan eceran. Subsektor ini memiliki peningkatan yang lebih
tinggi dibanding dengan subsektor hotel dan restoran.
Hal ini menunjukan bahwa Kabupaten Tegal dalam hal
perdagangan selalu mengalami kemajuan, kemungkinan hal ini
dikarenakan dibangunnya pusat-pusat perdagangan seperti pasar

34

yang semakin modern serta pusat oleh-oleh (toko) yang dapat


ditemui di setiap sudut Kota. Lapangan usaha yang memiliki nilai
PDRB terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian. Sektor
ini memberikan kontribusi yang statis dan terkecil. Hal ini
dikarenakan tidak adanya potensi tambang dan galian di Kabupaten
tersebut.
b. Pendapatan per Kapita
Pendapatan perkapita merupakan nilai pendapatan untuk
setiap penduduk di suatu wilayah pada tahun tertentu. Pendapatan
perkapita ini dapat dikatakan sebagai indikator atau pengukur yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan
di suatu daerah. Pendapatan perkapita Kabupaten Tegal Tahun 2009
sampai 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8. Pendapatan Perkapita Kabupaten Tegal Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Tahun 2009 - 2013 (Jutaan Rupiah)
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013

Pendapatan Per Kapita (Jutaan Rupiah)


1.818.306,71
1.910.517,79
2.721.813,05
2.812.098,63
1.574.068.555

Sumber : PDRB Kabupaten Tegal Tahun 2013


Berdasar tabel 8 dapat diketahui bahwa pendapatan per kapita
Kabupaten Tegal mengalami peningkatan pada tiap tahunnya. Pada
tahun 2009 2012 Peningkatan yang terjadi pada tiap tahunnya tidak
begitu terjadi lonjakan yang besar. Akan tetapi peningkatan terbesar
terjadi pada tahun 2013 yaitu 1.574.068.555 yaitu 102% sudah
melebihi target.

4.1.4 Keadaan Sektor Pertanian


a. Tanaman Pangan
Pembangunan di Sektor Pertanian khususnya Pertanian
Tanaman Pangan dari tahun ke tahun terus ditingkatkan untuk dapat
memelihara

kemantapan

swasembada

pangan,

meningkatkan

35

pendapatan masyarakat dan memperbaiki keadaan gizi melalui


penganekaragaman jenis bahan pangan. Peningkatan produksi
tanaman pangan di Kabupaten Tegal dilaksanakan antara lain
melalui peningkatan produktifitas usaha tani, penggunaan lahan
pertanian yang maksimal, serta meningkatkan pemanfaatan lahan
kering dan pekarangan dengan didukung oleh penyediaan sarana
dan prasarana yangmakin memadai.

Tabel 9. Jenis-jenis Komoditi Tanaman


Kabupaten Tegal Tahun 2013
No.

Jenis Komoditi

Bahan

Makanan

Produksi (ton)

di

36

1.

2.

3.

4.

Padi dan Palawija


1. Padi
2. Jagung
3. Ubi kayu
4. Ubi jalar
5. Kacang Tanah
6. Kedelai
7. Kacang hijau
Buah-buahan
1.
Nangka
2.
Mangga
3.
Alpokat
4.
Blimbing
5.
Jambu biji
6.
Nanas
7.
Pisang
8.
Sukun
9.
Durian
10.
Duku
11.
Jeruk Keprok
12.
Papaya
13.
Rambutan
14.
Sawo
15.
Salak
Sayur-sayuran
1. Bawang putih
2. Bawang merah
3. Pete
4. Kentang
5. Kubis
6. Sawi
7. Kacang Merah
8. Wortel
9. Kacang Panjang
10.Tomat
11. buncis
12.Melinjo
Tanaman obat-obatan
1. Jahe
2. Laos
3. Kencur
4. Kunyit
5. Lempuyang
6. Temulawak
7. Temuireng
8. Kejibeling
9. Kapulaga

354.538
114.344
9.975
1.744
564
1,35
7
26.050
82.795
10.877
1.350
10.674
448
98.326
3.932
5.730
2.514
3.367
10.775
4.677
2.620
1.269
125
2.060
13.759
418
1.190
179
13
813
71
541
269
22.980
0,331
0, 81
0,5
0,80
0,2
0,2
0,5
0,4
0,319

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2013


Dari tabel yang ada, menggambarkan komoditas Padi pada
tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, luas tanam

37

turun sekitar 0,15 persen. Namun demikian,luas panen meningkat


sekitar 3,20 persen sehingga produksinya menjadi 354.538 ton
dengan rata-rata produksi 5,76 ton per hektar. Secara umum ratarata produksi tanaman pangan subsektor Palawija pada tahun 2013
mengalami penurunan, ratarata produksi yang menurun, penurunan
terbesar adalah tanaman Kedelai sebesar 14,46 persen, dimana
produksi Kedelai menurun menjadi 59 ton pada tahun 2013, dengan
rata2 produksi menjadi 1,35 Ton/Ha dan luas panen 43 hektar.
Pada

subsektor

Hortikultura

yang

terdiri

dari

komoditikomoditi tanaman Obat-obatan, Hias, Buah-buahan dan


Sayuran terjadi fluktuasi produksi yang berkaitan dengan luas tanam
dan panen. Produksi terbesar untuk tanaman obat-obatan yaitu jahe
mencapai 331.324 kilogram. Komoditi tanaman Hias sangat
bervariasi luas panen maupun produksinya. Komoditi melati
mengalami produksi terbesar yaitu 9.456.950 kilogram. Sedangkan
pada tanaman Buah-buahan produksi terbesar pada Pisang sebanyak
98.326 kwintal. Di sisi lain, pada tanaman sayuran dan buah-buahan
semusim, luas panenya sangat variasi demikian juga produksinya.
Luas panen Sayuran dan Buah-buahan Semusim terbesar pada
komoditi Bawang Merah yang mencapai 2.060 hektar, dimana
produksinya mencapai 243.412 kwintal.
b. Perkebunan
Untuk meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan
ndustri

dalam

negeri,

Pemerintah

Kabupaten

Tegal

telah

melaksanakan pembangunan di sektor perkebunan dengan melalui


peremajaan tanaman perkebunan, rehabilitasi, perbaikan

mutu

tanaman, penganekaragaman jenis tanaman dan pemanfaatan lahan


kering. Subsektor Perkebunan yang ada di Kabupaten Tegal
meliputi komoditas-komoditas Kelapa, Kapok, Cengkeh, Panili,
Lada, Teh, Mete, Cabe Jamu dan Melati.

38

Tabel 10. Jenis-jenis Komoditi Perkebunan di Kabupaten Tegal


Tahun 2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis Komoditi

Jumlah Produksi

Kapas
Lada
The
Mete
CabeJamu
Melati

19,68
157,97
1,81
351,93

Sumber : Kabupaten Tegal Dalam Angka 2013


Populasi tanaman Kelapa terdapat di seluruh wilayah
kecamatan. Luas areal untuk tanaman kelapa terbesar pada
Kecamatan Jatinegara sebanyak 673,10 Hektar dengan produksi
Kelapa terbesar, serta dominasi tanaman kelapa yang berhasil panen
terbesar pula. Adapun dominasi regenerasi tanaman Kelapa berada
di Jatinegara dan Kedungbanteng.
Kapok Randu yang selama ini pemanfaatannya baru hanya
untuk bahan baku pembuatan kasur, bantal diperkirakan sampai
beberapa tahun mendatang masih akan dikuasai Balapulang.
Sedangkan berhasil panen pada Kecamatan Balapulang dan
Lebaksiu. Sedangkan produksi dan rata-rata produksi pada
Kecamatan Balapulang dan Warureja. Bumijawa menjadi sentra
tanaman Teh, dimana tanaman teh muda, berhasil panen dan
produksi paling banyak berada di Kecamatan tersebut. Pada
tanaman Kopi didominasi Bojong dan Bumijawa. Sementara itu,
produksi cengkeh terbesar pada Kecamatan Bojong, Bumijawa dan
Balapulang. Cabe Jamu sementara di dominasi Balapulang untuk
berhasil panen dan produksinya. Sementara pada tanaman Lada
didominasi pada Kecamatan Jatinegara.
c. Kehutanan
Pembangunan

di

Sektor

Kehutanan

diarahkan

untuk

memberikan manfaat bagi kemakmuran rakyat dengan tetap


menjaga kelestarian dan kelangsungan fungsi hutan dengan
mengutamakan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan

39

hidup, memelihara tata air serta memperluas esempatan usaha dan


lapangan kerja. Pengembangan produksi hasil kayu dan non kayu
diselenggarakan melalui upaya peningkatan pengusahaan hutan
produksi, hutan rakyat dan hutan tanaman industri.
Tabel 13. Produksi Tanaman Hutan di Kabupaten Tegal Tahun 2013
No
1
2
3

Jenis Tanaman
Kayu Jati
Kayu Rimba
Kayu Campuran

Volume (M3)
4.791,952
2.934,08
-

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2013


Data pada tabel menunjukkan bahwa produksi kayu di
Kabupaten Tegal dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu pertama
jenis kayu jati, kedua jenis kayu rimba dan ketiga kayu/produksi
lainnya. Kayu jati yang hanya dihasilkan dari KPH Balapulang,
total produksi mencapai 4.791,952 m3. Paling banyak dihasilkan
adalah kayu bulat jati AIII sebesar 44,47 persen. Kayu rimba yang
dihasilkan dari KPH Pekalongan Barat, mencapai 2.934,08 m3.
Paling banyak dihasilkan adalah kayu bulat rimba AIII sebesar
50,68 pesen.
d. Perikanan
Pembangunan di sektor perikanan diarahkan pada upaya
peningkatan pendapatan dan taraf hidup nelayan dan memajukan
kualitas

kehidupan

desa

pantai

melalui

peningkatan

dan

diversifikasi produksi ikan guna memenuhi kebutuhan pangan dan


gizi serta meningkatkan nilai ekspor. Usaha perlindungan dan
pengembangan perikanan rakyat dimaksudkan untuk meningkatkan
pendapatan dan taraf hidup nelayan dan memajukan kehidupan
masyarakat desa pantai.

Tabel 14. Produksi Ikan Darat di Kabupaten Tegal Tahun 2013


No

Jenis

Produksi (Kg)

40

Waduk Cacaban

127.970

Sungai

27.040

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2012


Data pada tabel menunjukkan bahwa produksi perikanan laut
di Kabupaten Tegal pada tahun 2013 waduk cacaban meningkat
47,07 persen, perairan sungai juga mengalami kenaikan 43,60
persen. Pada tabel 14 Produksi Ikan Darat dapat dilihat hasil untuk
produksi ikan di perairan umum dan di kolam. Produksi ikan di
kolam lebih besar dibandingkan produksi ikan di perairan umum.
Hasil produksi untuk perairan umum sebesar 127.970 kg dan untuk
produksi ikan kolam sebesar 27.040kg. Hal ini berarti menadakan
bahwa produksi perikanan Kabupaten Tegal dapat memenuhi
kebutuhan akan protein hewani penduduk dan dapat meningkatkan
pendapatan apabila dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup
penduduk.
e. Peternakan
Pembangunan

di

sektor

Peternakan

diarahkan

untuk

meningkatkan pendapatan petani ternak, mendorong diversifikasi


pangan, perbaikan mutu gizi masyarakat serta mengembangkan
ekspor dengan melalui usaha peningkatan diversifikasi, intensifikasi
dan ekstensifikasi ternak.
Tabel 11. Populasi Ternak, di Kabupaten Tegal
Populasi
Ternak
Besar

Jenis Komoditas
Sapi
Kerbau
Kuda

Jumlah (ekor)
9.003
4.198
3.939

Kambing

68.270

Ternak
Kecil

Domba

167.821

Ternak
Unggas

Ayam
Itik
Burung puyuh

2.335.073
124.642
31.990

Sumber: Kabupaten Tegal Dalam Angka 2013

41

Populasi Kuda mengalami penurunan sekitar 4,81 persen dari


tahun 2012 sehingga menjadi 327 ekor yang dipelihara oleh 159
pemilik. Terjadi pengurangan sebanyak 2.591ekor dari 9.003 ekor
Sapi Potong yang dipelihara oleh 3.939 peternak, sedangkan Sapi
Perah dari 11 pemilik memelihara 216 ekor atau naik 8,54 persen.
Terjadi penurunan jumlah populasi Kerbau menjadi 4.198
ekor. Domba, yang diharapkan menjadi ternak unggulan di
Kabupaten Tegal populasinya mengalami kenaikan cukup besar
yaitu 167.821 ekor dengan pemilik sebanyak 26.698 orang.
Produksi Ayam Ras Petelur menurun 1,8 persen. Sementara yang
terjadi pada Ayam Potong, naik hingga mencapai sekitar 15,71
persen dengan produksi dalam satu tahun mencapai 3.718.550 ekor.

Anda mungkin juga menyukai