Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan berkat dan rahmatnya kepada kita semua, sehingga kami
masih diberikan kesehatan guna menyelesaikan tugas perkuliahan Prodi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
Adapun tugas yang kami kerjakan yaitu menyusun suatu

makalah

yang diberikan tugas oleh Dosen Pengampu mata kuliyah Seminar Akuntansi
Manajemen. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Karena hal itu kami kelompok 3 mengharapkan adanya
masukkan dan sanggahan guna menyempurnakan makalah ini.
Demikian harapan dari kami semoga makalah yang kami susun dapat
dijadikan acuan pembelajaran dalam mata kuliyah Seminar Akuntansi
Manajemen.

PENULIS

DAFTAR ISI
SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 1

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i
ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan

1
1
1
1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Just In Time (JIT)


2.2.Konsep Dasar JIT
2.3.Elemen Elemen dasar JIT
2.4.Kontribusi JIT untuk Keunggulan Bersaing
2.5.Prinsip Kerja JIT
2.6.Aspek Fundamental JIT

2
7
9
10
12
13

BAB III : PENUTUP


3.1.Kesimpulan

16
16

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Suatu perusahaan akan menjadi unggul dari para pesaingnya
apabila memperhatikan faktor-faktor penentu diantaranya waktu,
mutu, biaya, dan sumber daya manusia. Salah satu faktor penentu,
yaitu waktu menjadi faktor penting yang mempengaruhi keunggulan
daya saing, perusahaan yang ingin unggul dari faktor waktu maka
harus

dapat

melayani

permintaan

konsumennya

tepat

waktu,

mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah,


SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 2

mengefisienkan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat


agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah
dengan mengembangkan dan menerapkan konsep - konsep JIT.
JIT dapat dikembangkan dan diterapkan pada semua aktivitas
perusahaan dalam rangkaian penciptaan nilai yaitu dengan cara
desain dan pengembangan, pengadaan, pemanufakturan, pemasaran,
distribusi, dan pelayanan konsumen. Namun, dalam praktiknya, JIT
banyak

diterapkan

untuk

pengadaan

(pembelian)

dan

pemanufakturan. Strategi ini harus fleksibel, waktu pakai produknya


singkat, serta mampu memperkecil waktu produksi (manufacturing
lead time) dan distribusi (ordering lead time).
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dan penerapan mengenai Just In Time (JIT) ?
2. Bagaimana bentuk karakteristik Just In Time (JIT) ?
3. Apa saja kelemahan dan keunggulan dari penggunaan Just In Time
(JIT) ?
1.3. TUJUAN
Menguraikan mengenai definisi dari Just In Time (JIT) baik dari segi
pengertian dan penjabaran berbagai jenis atau karakteristik Just In
Time (JIT), selain itu menganalisis masalah yang akan timbul dari
penggunaan

Just

In

Time

memberikan

pemahaman

(JIT)
yang

tersebut.
tepat

Yang

untuk

pembaca dapat menerapkan Just In Time (JIT)


setiap Seminar Akuntansi Manajement.
BAB II
PEMBAHASAN
JUST IN TIME (JIT)

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 3

nantinya

pembaca

dapat

sehingga

yang benar dalam

2.1. PENGERTIAN JUST IN TIME (JIT)


Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen
fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang pada prinsipnya
hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang diperlukan dan pada saat
dibutuhkan oleh konsumen (Simamora, 2000). Just In Time dapat berarti sebgai

suatu

keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan
suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.
Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk
aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan
oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan
barang / penyimpanan barang / stocking cost.
JIT juga berarti filosofi manajemen dari pemecahan masalah yang berkelanjutan dan
dipaksakan, sehingga pemasok-pemasok dan komponen-komponen ditarik melalui sistem untuk
menunjukkan dimana dan kapan mereka dibutuhkan.

Tabel berikut : Mencantumkan pengurangan pemborosan karena menerapkan salah satu aspek
Just In Time (JIT) :

Tabel 12.1. Pengurangan Pemborosan karena JIT

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 4

NO

PENGURANGAN
ASPEK

PEMBOROSAN

1.

Waktu Pemasangan (Set-Up- Time)

(%)
20

2.

Sisa (Sampah) Produksi

30

3.

Persediaan Barang Jadi

30

4.

Ruang

40

5.

Waktu Tunggu (Lead Time)

50

6.

Persediaan Barang Mentah

50

7.
Persediaan Barang Dalam Proses (Wip)
Sumber : Heyzer & Render, 1999

82

Berbagai perusahaan banyak yang menggunakan istilahnya sendiri sebagai pengganti dari
Jus In Time, seperti :
IBM dikenal Continuous Flow Manufacturing (CFM).
Harley Davidson dikenal Material as Needed (MAN).
Hewlett Packard dikenal Stockless Production.
Omark Industries dikenal Zero Inventory Production System (ZIPS).
Dalam menerapkan JIT ini, ada tiga dosa yang tidak boleh dilakukan. Ketiga dosa itu adalah
MUDA, MURA dan MURI.
MUDA dalam bahasa Jepang berarti pemborosan, yang bila diterapkan dalam manajemen

tidak akan memberikan nilai tambah.


MURA dalam bahasa Jepang berarti ketimpangan, keragaman, atau ketidakteraturan

(variability and irregularity).


MURI dalam bahasa Jepang berarti keterpaksaan, kesulitan, lewat ambang batas.
Keadaan timpang, beragam maupun terpaksa merupakan indikasi masalah.
Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap

sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan mensyaratkan setiap
bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen lainnya.
SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 5

Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan perluasan
tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya tenaga kerja, ruang
dan waktu produksi. Ide dasar sistem produksi tepat waktu (Just In Time) yaitu menghasilkan
sejumlah barang yang diperlukan pada saat diminta dengan menghilangkan segala macam bentuk
pemborosan waktu yang tidak diperlukan sehingga diperoleh biaya produksi yang rendah dan
melakukan proses yang berkesinambungan. JIT mulai digunakan pada sistem produksi Toyota
sebagai dampak dari krisis minyak di tahun 1973, kemudian banyak dipakai oleh perusahaan
Jepang untuk mengantisipasi semakin variatifnya permintaan konsumen dan semakin kritisnya
konsumen dalam menentukan produkyang diinginkan.
Just In Time dari mulai terkenalnya sampai saat ini tahun 2007 dia sudah berusia 29
tahun berfungsi dalam persediaan. Just In Time menekankan bahwa semua material harus
menjadi bagian aktif dalam sistem produksi dan tentu dia melarang timbulnya problem yang
mengakibatkan hadir biaya persediaan. Dalam Just In Time persediaan diminimalisasi dengan
tetap menjaga keberlangsungan produksi. Ini berarti dia bilang bahan maupun barang tersedia
dalam waktu, jumlah dan kualitasyang tepat saat diperlukan. Metode Just In Time dalam
keberadaannya tidak sekedar diterapkan untuk bidang persediaan, melainkan juga dapat
diimplementasikan dalam bidang produksi.
Dalam bidang produksi, Just In Time menekankan upaya kontinuitas pengurangan
pemborosan dan ketidakefisienan lewat lot size yang kecil, kualitas tinggi, koordinasi tim kerja.
Produksi Just In Time menunjukan sistem produksi dimana aktifitas operasi terjadi hanya jika
diperlukan. Selain demikian berposisi sebagai alat pendekatan untuk penyeimbang produksi, alat
pengendali kualitas produk, dan mekanisme untuk motivasi serta keterlibatan para tenaga kerja.
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time-JIT) bukanlah ilmu yang memerlukan analisis
kuantitatif maupun kualitatif yang tidak begitu rumit, secara lebih tepatnya Just In Time (JIT)
bisa dikatakan sebagai metode pendekatan, filosofi kerja, konsep ataupun strategi manajemen
yang dimaksud dan tujuannya adalah mencapai performansi yang tinggi dalam proses
manufacturing. JIT adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu
dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi.

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 6

Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang
berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja
yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan
yang lebih sederhana pengertian pemborosan. Kalau sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah
pemborosan. Adapun 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:
1) Over produksi.
2) Waktu menunggu.
3) Transportasi.
4) Pemrosesan.
5) Tingkat persediaan barang.
6) Gerak.
7) Cacat produksi.

2.2. KONSEP DASAR JUST IN TIME (JIT)


Konsep dasar JIT adalah sistem produksi Toyota, yaitu suatu metode untuk menyesuaikan
diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara
membuat semuaproses dapat menghasilkan produk yang diperlukan, pada waktu yang diperlukan
dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi dengan
mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur
suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku
cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses
sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya. Metode ini menyulitkan penyesuaian
secara cepat terhadap perubahan yang disebabkan oleh gangguan yang timbul pada beberapa
SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 7

proses atau akibat adanya fluktuasi permintaan. Untuk mengatasi berbagai gangguan dan
perubahan permintaan ini, perusahaan harus mengubah jadwal produksi tiapproses secara
serempak yang cukup menyulitkan. Akibatnya perusahaan harus melakukan persediaan di antara
semua proses untuk mengatasi gangguan dan perubahan permintaan ini. Sistem ini sering
menimbulkan ketidakseimbangan persediaan yang mengakibatkan pemborosan.
Sebaliknya, sistem produksi Toyota bersifat revolusioner, dalam arti proses berikutnya akan
mengambil suku cadang dari proses sebelumnya, metode ini dikenal sebagai sistem tarik. Hanya
lini rakit akhir yang dapat mengetahui dengan tepat penetapan waktu yang diperlukan dan
jumlah suku cadang yang diperlukan. Lini rakit akhir pergi ke proses sebelumnya untuk
mendapatkan suku cadang yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang
diperlukan. Kemudian proses sebelumnya memproduksi suku cadang yang diambil oleh proses
berikutnya. Tiap proses yang memproduksi suku cadang mengambil bahan atau suku cadang
yang diperlukan pada proses sebelumnya, begitu seterusnya.
Dengan demikian apabila ada perubahan permintaan tidak perlu dilakukan perubahan
jadwal produksi secara serempak untuk semua proses. Hanya lini rakit akhir yang perlu
diinformasikan mengenai perubahan jadwal produksi ketika merakit produk satu per satu. Untuk
menginformasikan mengenai penetapan waktuyang diminta dan jumlah suku cadang yang
diperlukan, digunakan KANBAN. Sistem kanban hanya bisa berfungsi secara efektif melalui
kombinasi dengan elemen-elemen JIT lain secara utuh. Terdapat empat konsep pokokyang harus
dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time (JIT):
Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat
dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.
Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak
memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya
adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.
Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.
Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 8

1) Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).


2) Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.
3) Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
4) Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
5) Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril
tenaga kerja.
6) Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh
bagian perusahaan.
2.3. ELEMEN-ELEMEN JUST IN TIME (JIT)
Elemen-elemen dalam JIT meliputi:
1. Pengurangan waktu set up.
2. Aliran produksi lancar (layout).
3. Produksi tanpa kerusakan mesin.
4. Produksi tanpa cacat.
5. Peranan operator.
6. Hubungan yang harmonis dengan pemasok.
7. Penjadwalan produksi stabil dan terkendali.
8. Sistem Kanban
Tidak ada satu organisasipun di dunia ini yang menyukai pemborosan. Hal ini karena :

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 9

Disebabkan pemborosan tidak sesuai dengan semangat efisiensi sebagai jantungnya

manajemen.
Efesiensi dan efektivitas sebagai terminal akhir dari pada manajemen tidak akan dapat

tercapai jika pemborosan masih terjadi.


Semangat untuk terus memperbaiki organisasi dan menghilangkan pemborosan inilah

yang kemudian dikenal dengan konsep JUST IN TIME (JIT).


Konsep JIT muncul di Jepang melalui apa yang disebut Kyzen (perbaikan terus menerus).
Just In Time (JIT) sendiri bukan istilah Jepang. Tapi istilah dari Barat yang mampu
melihat fenomena manajemen di Jepang.

2.4. KONTRIBUSI JIT UNTUK KEUNGGULAN BERSAING


Paling tidak terdapat 7 kontribusi JIT untuk memperoleh keunggulan bersaing, yaitu :
pemasok, tata letak, persediaan, penjadwalan, pemeliharaan pencegahan, mutu produksi
dan pemberdayaan karyawan.

Pemasok
Pemberdayaan
Karyawan

Kualitas

Pemeliharaan
Pencegahan
Gambar 12.1. Faktor Kesuksesan JIT
Sumber : Haeyzer & Render, 1999

2.4.1. JIT pada Pemasok


SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 10

JIT

Penjadw

Dengan semangat JIT, jumlah pemasok sebaiknya sedikit, ada hubungan kedekatan dan
pemasok yang senantiasa berbisnis ulang dengan kita.
2.4.2. JIT pada Tata Letak
Tujuan JIT adalah mengurangi perpindahan baik perpindahan orang maupun perpindahan
barang.
2.4.3. JIT pada Persediaan
JIT pada persediaan menggunakan sistem tarik (pull system) untuk memindahkan
persediaan. JIT akan mengurangi ukuran lot dan mengurangi waktu penyetelan
2.4.4. JIt pada Penjadwalan
JIT pada penjadwalan dapat ditempuh dengan mengkomunikasikan jadwal tersebut
kepada pemasok. menghilangkan pemborosan
2.4.5. JIT pada Pemeliharaan Pencegahan
JIT pada pemeliharaan pencegah dapat ditempuh dengan pemeliharaan pencegahan yang
terjadwal dan rutin harian.
2.4.6. JIT pada Kualitas
JIT pada kualitas adalah diterapkannya kendali proses secara statistic.
2.4.7. JIT pada Pemberdayaan Karyawan
JIT pada pemberdayaan karyawan adalah dikembangkannya pelatihan-pelatihan.

2.5. PRINSIP KERJA JUST IN TIME (JIT)


SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 11

Prinsip kerja JIT dapat dibagi kepada tiga bagian besar yaitu :
Cost reduction karena menggunakan prinsip 5S.
Inventory reuction, karena just in time (yang menggunakan konsep pull system)
melawan just in case (yang menggunakan konsep push system). Dan
Quality improvement dimulai dari : Pemberdayaan karyawan kemudian kualitas sebagai
paradigma baru setiap orang dan akhirnya pada gugus kendali mutu.
2.5.1. Cost Reduction (Pengurangan Biaya)
Suatu konsep manajemen baru yang diambil dari kebiasaan di Jepang dan mampu
menyingkirkan paradigma barat dalam dunia industri manufaktur adalah prinsip 5-S
Manufacturing yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shetsuke (Kazuo Shibagaki et all.
1991).

SEIRI-Pemilihan. Diartikan sebagai usaha untuk memilih mana yang perlu dan mana
yang tidak serta menghindari berbagai kelebihan. Semakin jarang suatu barang atau
peralatan digunakan maka semakin jauh letak barang atau peralatan itu dari tempat

kerja.
SEITON-Pengaturan. Barang atau peralatan diatur sedemikian rupa sehingga

memudahkan dalam pemakaian dan pencarian.


SEISO-Pembersihan. Peralatan dijaga agar selalu dalam keadaan bersih agar mudah

dirawat dan selalu dalam kondisi bagus pada saat digunakan.


SEIKETSU-Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan. Untuk menjaga kebersihan
lingkungan diperlukan prosedur standard sehingga setiap orang akan berperilaku sama

dalam perawatan kebersihan.


SHITSUKE-pelatihan dan Disiplin. Untuk menjaga prosedur standard dan
kelangsungannya maka pelatihan untuk mengubah dan mejaga perilaku individu perlu
dilakukan.

2.5.2. Inventory Reduction (pengurangan persediaan)

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 12

Persediaan menurut paradigma lama selalu dikaitkan dengan produksi dalam


jumlah besar. Untuk menjaga kelangsungan proses produksi maka persediaan yang besar
dan aman perlu diadakan.
Oleh karena itu, sistem Just In Time menghendaki barang dibuat sesuai dengan
kebutuhan hanya pada saat dibutuhkan.
2.5.3. Quality Improvement
Perbaikan kualitas menurut konsep Just In Time adalah usaha yang secara terus
menerus dilakukan. Tujuannya adalah peningkatan produktivitas melalui pemenuhan
harapan konsumen dalam hal kualitas dan waktu.
Kualitas dalam paradigma baru ini menjadi urusan setiap orang. Motto :

Jangan menerima barang cacat

Jangan membuat barang cacat

Jangan mengirim barang cacat


Semangat Kyzen dalam perbaikan kualitas tercermin pada quality circle yaitu

kelompok-kelompok yang secara suka-rela bertemu untuk membahas masalah-masalah dan


perbaikan kualitas kerja atau produk dalam unit kerjanya. Paradigma baru ini
memungkinkan organisasi mengatakan quality improvement has no cost (Siswanto,
1996).

2.6. ASPEK FUNDAMENTAL JUST IN TIME (JIT)


2.6.1.Empat (4) aspek fundamental JIT :
Menghilangkan segala aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi
sebuah produk atau jasa.
Contoh :
Waktu Pabrikasi = Waktu Proses + Waktu inspeksi + Waktu pindah +
Waktu antri
Dimana :

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 13

Waktu Proses : Waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversikan bahan

baku menjadi barang jadi.


Waktu inspeksi : Lamanya waktu yang dihabiskan untuk memastikan

bahwa produk bermuru tinggi.


Waktu pindah : waktu yang diperlukan untuk memindahkan BB atau BDP

dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lainnya.


Waktu antri : Lamanya waktu tunggu suatu produk untuk dikerjakan,
dipindahkan, atau dikirimkan dari gudang ke pelanggan.

Komitmen tinggi terhadap mutu.


Upaya perbaikan yang berkelanjuta.

Penekanan pada penyederhanaan.

2.6.2.Tujuan Pabrikasi JIT


Menghasilkan sebuah produk hanya jika dibutuhkan dan hanya dalam
kuantitas yang diminta oleh para pelanggan.
2.6.3. JIT akan meliputi factor-faktor efektivitas siklus pabrik sebagai
berikut :

Tingkat produk cacat/rusak

Waktu siklus

Persentase pengiriman produk yang tepat waktu

Akurasi pesanan

Persentase produksi sesungguhnya dibandingkan dengan produksi yang


dianggarkan

Jam

mesin

sesungguhnya

dibandingkan

jam

direncanakan.
2.6.3.Elemen-elemen kunci JIT
Adapun Lima Elemen kunci demi keberhasilan JIT :
Jumlah Pemasok yang terbatas
SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 14

mesin

tersedia

yang

Tingkat persediaan yang minimal dalam Sistem JIT memotong biaya


dengan mengurangi :

Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan baku

Jumlah penanganan bahan baku

Jumlah persediaan yang usang.

Pembenahan Tata Letak Pabrik


Arus Lini : jalur fisik yang dilewati oleh sebuah produk pada saat bergerak
melalui proses pabrikasi dari penerimaan bahan baku sampai ke
pengiriman barang jadi.
Pengurangan Setup Time
Masa pengesetan mesin (setup time) adalah waktu yang dibutuhkan
untuk

mengubah

mendapatkan

perlengkapan,

formulir

terkait

memindahkan
dan

bahan

bergerak

baku,

cepat

dan
untuk

mengakomodasikan produk unsure yang berbeda.


Kendali Mutu Terpadu (Total Quality Control)
TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan memperbolehkan penerimaan
penerimaan komponen dan bahan baku yang cacat dari para pemasok,

pada BDp maupun pada barang jadi.


Tenaga kerja yang fleksibel
2.6.4.Keuntungan mengoperasikan system JIT dalam management

seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien

Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para


staffnya.

Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau duretur kembali.

kertas kerja dapat lebih simple

Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat


profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.

2.6.5. Kelemahan JIT

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 15

satu kelemahan sistem JIT adalah tingkatan order ditentukan oleh data
permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan
historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat
pelayanan konsumen. Untuk mencapai tingkat pelayanan 95% perusahaan
harus memasukkan 2 standart deviasi dalam safety stock.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem
manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang
pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah yang
diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen
Konsep just in time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan untuk
aktifitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu
dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan
biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.
Tujuan Just In Time menghasilkan sebuah produk hanya jika dibutuhkan
dan

hanya dalam kuantitas yang diminta oleh para pelanggan.

Sehingga

system JIT ini dapat memberikan manfaat lebih bukan hanya untuk konsumen
namun perusahaan yang melakukan proses produksi dapat menghemat waktu
dan pengeluaran untuk proses produksi tersebut.

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 16

DAFTAR PUSTAKA
Hariyadi. 2009. Pelatihan Penerapan standar internasional berbasis Quality Management
System. Penerbit Nusantara Professional Education. Jakarta.
Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management. Penerbit Andi Yogyakarta.

SAMBAB III : JUST IN TIME

Page 17

Anda mungkin juga menyukai