Anda di halaman 1dari 21

PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA

DI INDONESIA

OLEH:
KELOMPOK 3

UNIVERSITAS INDONESIA
JANUARI 2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan

makalah

ini.

Makalah

ini

bertujuan

untuk

memenuhi

persyaratan nilai akhir sekolah pada semester 2 kali ini.


Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu, kami meminta maaf atas kekurangan dari makalah ini. Kritik
dan saran sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat.

Salam
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
I.

II.

PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
D. Metode Penelitian..........................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Biomassa.....................................................................
B. Konversi Biomassa.........................................................................
i. Densifikasi...........................................................................
ii. Karbonisasi..........................................................................
iii. Pirolisis................................................................................
iv. Anaerobic Digestion............................................................
............................................................................................
v. Gasifikasi.............................................................................
1. Gasifikasi Biomassa...................................................
a. Pengolahan Awal Umpan Biomassa................
b. Agen Gasifikasi...............................................
c. Reaktor Gasifikasi...........................................
1) Reaktor Unggun Tetap.........................
2) Reaktor Unggun Terfluidakan..............
3) Reaktor Entrained Flow.......................
d. Teknologi Pemisahan Partikulat.......................
1) Cyclonic Filter......................................
2) Barrier Filter........................................
3) Electrostatic Filter................................
4) Wet Scrubber.......................................

III.

C. Kelebihan dan Kekurangan Biomassa............................................


i. Kelebihan.............................................................................
ii. Kekurangan.........................................................................
PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan,
gunung, sawah dan lautan adalah potensi yang dimiliki Indonesia yang tersebar di
seluruh penjuru tanah air. Indonesia juga menyandang beberapa nama yang diakui

oleh dunia seperti Negara agraris dan jamrud khatulistiwa. Salah satu kekayaan
alam yang memiliki nilai penting bagi bangsa ini adalah kekayaan energi.
Kekayaan energi yang dimiliki Indonesia tidak hanya berkaitan dengan
jumlahnya saja tapi juga keberagamannya. Indonesia memiliki sumber energi
konvensional (fosil) dan non konvensional (terbarukan). Oleh karena itu, tidaklah
bijak jika Indonesia hanya bergantung pada salah satu dari sumber energi tersebut,
yaitu pada energi fosil seperti Bahan Bakar Minyak (BBM).
Energi fosil memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat diproduksi
kembali, oleh karena itu seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka akan
menyebabkan keterbatasan dalam penyediaannya. Sehingga energi alternatif
pengganti energi fosil terus dicanangkan pemerintah. Salah satu energi alternatif
yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indoensia adalah energi biomassa.
Dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan seperti kelapa sawit, jarak pagar, tebu,
singkong, alga dll maka dapat dihasilkan bahan bakar yang merupakan energi
terbarukan.
Kita tentu perlu tahu bagaimana semua proses pembuatan terjadi, dimana
semua biomasa itu diciptakan dengan bahan bahan alami yang biasanya berupa
ampas

ampas

tumbuhan

dan

lain

sebagainya.

Biomassa

sangatlah

menguntungkan bagi kita semua, selain menjaga kelestarian minyak bumi serta
barang barang yang tak dapat diperbaharui lainnya, namun juga dengan kita
menggunakan energi dan produksi biomassa kita juga dapat turut andil dalam
pelestarian lingkungan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konversi termokimia biomassa?
2. Bagaimana pemanfaatan biomassa di Indonesia sebagai energy alternatif
di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan informasi
alternatif

mengenai

energy

biomassa

sebagai

energy

2. Memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII Semester


Genap Tahun Ajaran 2014/2015.
D. METODE PENELITIAN
Metode yang kami lakukan dalam mengumpulkan data pada karya tulis ini
melalui penelitian serta kepustakaan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIOMASSA
Biomassa adalah jumlah bahan organik yang tedapat pada saat pengukuran,
dinyatakan dalam berat kering per satuan luas area (Soekotjo, 1976). Menurut
Asosiasi Bahan Bakar Hayati Australia, biomassa adalah istilah biologis untuk
menyatakan benda-benda yang berasal dari organisme hidup. Biomassa disebut
juga sebaga fitomassa dan seringkali diterjemahkan sebagai atau sumber daya
yang diperoleh dari hayati.
Bioenergi adalah energi yang diperoleh dari biomassa. Biomassa sendiri
merupakan energi matahari yang ditransformasi menjadi energi kimia oleh
tumbuhan (terutama yang berhijau daun).
Energi biomassa pertama kali digunakan oleh manusia sejak para manusia
gua zaman batu mampu membuat api. Akan tetapi energi ini sempat ditinggalkan
karena digunakannya energi fosil, dan baru dikenal kembali dengan nama yang
sekarang pada tahun 1970.
Walaupun energi fosil juga terbuat dari bahan organik, tidak dapat disebut
sebagai biomassa karena merupakan material yang membusuk dan mengandung
karbon, yang mana menyebabkan emisi berbahaya saat dibakar.
Sejak energi biomassa mulai dikenal pada tahun 1970, para peneliti mulai
mengadakan penelitian dan pengembangan. Pada tahun 1980 Amerika Serikat
menyatakan bahwa energi biomassa dapat memenuhi dua puluh lima persen
kebutuhan energi seluruh negaranya. Sejak tahun 1997 negara-negara Uni Eropa
berusaha mengembangkan energi terbarukan hingga mampu memenuhi dua belas
persen konsumsi energi.
Di Indonesia sendiri pemerintah mendukung penggunaan energi biomassa
dengan mengeluarkan beberapa regulasi seperti PP No. 150 tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 7 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah
untuk Produksi Biomassa.
Keunggulan energi biomassa adalah sebagai berikut.
Merupakan energi terbarukan (dapat tumbuh di lahan yang sama)

Mengurangi impor bahan bakar


Mengurangi polusi
Mengurangi emisi gas rumah kaca

B. SUMBER-SUMBER ENERGI
i.
Limbah pertanian
Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi
biomassa. Berbagai limbah tersebut diantaranya adalah jerami, ampas
tebu, kotoran ternak, serta kotoran unggas yang bisa digunakan sebagai
ii.

bahan bakar untuk menghasilkan panas dan listrik.


Biogas
Biogas diproduksi melalui pemecahan bahan organik seperti kotoran
manusia, material tanaman, pupuk kandang, dll. Semua bahan organik
tersebut

diuraikan

melalui

proses

fermentasi

dengan

bantuan

mikroorganisme anaerobik untuk menghasilkan karbon dioksida dan


metana. Gas yang dihasilkan lantas digunakan untuk bahan bakar seperti
menyalakan
iii.

kompor,

digunakan

membangkitkan listrik.
Tanaman energy
Terdapat juga sejumlah

sebagai

tanaman

energi

pemanas,

yang

atau

untuk

ditanam

secara

komersial sebagai sumber energi. Tanaman ini dibudidayakan dalam skala


besar dan diproses untuk menghasilkan bahan bakar. Berbagai tanaman
sumber energi ini diantaranya adalah jagung, kedelai, rami, serta
gandum. Produk bahan bakar yang dihasilkan meliputi butanol, etanol,
iv.

metanol, propanol, serta biodiesel.


Kayu
Kayu dibakar sebagai bahan bakar di banyak tempat di seluruh dunia.
Kayu dianggap sebagai bentuk sederhana dari biomassa. Energi yang
dilepaskan oleh pembakaran kayu digunakan untuk memasak, untuk
menghasilkan panas, dll. Kayu juga digunakan untuk produksi listrik pada
skala besar seperti dalam kasus pembangkit listrik tenaga uap.
Hanya saja, pembakaran kayu disertai dengan emisi sejumlah besar
karbon dioksida ke udara yang merupakan gas rumah kaca. Untuk
menyeimbangkan polusi, lebih banyak pohon harus ditanam sehingga
mampu menyerap kelebihan karbon dioksida dari atmosfer

C. KONVERSI BIOMASSA
i.

Densifikasi

Densifikasi adalah teknik konversi biomassa menjadi pellet atau briket. Briket atau
pellet

akan

memudahkan

dalam

penanganan

biomassa.

Tujuannya

agar

meningkatkan densitas dan memudahkan penyimpanan dan pengangkutan. Proses


ini dapat menaikkan nilai kalori per unit volume, mudah disimpan dan diangkut,
mempunyai ukuran, dan kualitas yang seragam.
ii.

Karbonisasi

Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan organik menjadi


arang. Pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti
karbon monoksida, metana, hidrogen, formaldehid, dan asam asetat serta zat yang
tidak terbakar seperti seperti karbon dioksida, air dan tar cair. Gas-gas yang
dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.
iii.

Pirolisis

Pirolisis atau bisa disebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan
menggunakan pemanasan tanpa oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari proses
karbonisasi, tetapi sebagian menyebut pada proses pirolisis merupakan high
temperature

carbonization

(HTC)

yaitu

lebih

dari

500

C.

Proses

pirolisis

menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan berupa
campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lain adalah gas berupa karbon
dioksida, metana dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil.
iv.

Anaerobic Digestion

Proses anaerobic digestion yaitu proses dengan melibatkan mikroorganisme tanpa


kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses ini menghasilkan gas produk berupa
metana (CH4) dan karbondioksida serta beberapa gas yang jumlahnya kecil.
v.

Gasifikasi

Gasifikasi adalah proses konversi material baik padat maupun cair menjadi bahan
bakar cari dengan menggunakan temperatur tinggi. Proses gasifikasi menghasilkan
produk bahan cair yang bersih dan efisien daripada pembakaran secara langsung.
Gas hasil dapat dibakar secara langsung pada reaktor pembakaran.
Dari kelima cara konversi biomassa tersebut ternyata yang paling efisien dan baik
diterapkan di Indonesia adalah Gasifikasi. Karena limbah limbah yang sangat
banyak dan menumpuk serta bahan utama pembentuk biomassa yang diharapkan
dapat menangani masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian,
perkebunan dan kehutanan di Indonesia.
1. Gasifikasi Biomassa
Proses konversi biomassa menjadi gas umpan dengan kandungan utama gas H2
dan CO2 yang terjadi di dalam reaktor gasifikasi. Gasifikasi biomassa merupakan
reaksi konversi termal endotermik yang mengubah bahan bakar padat menjadi gas
yang mudah terbakar. Oksigen, udara, kukus, atau kombinasi dari senyawasenyawa tersebut dalam jumlah terbatas dapat berperan sebagai agen oksidasi.
Produk gas terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen, metana,
sedikit hidro karbon berantai lebih tinggi, air, nitrogen, dan berbagai kontaminan
seperti partikel arang, debu, tar, hidrokarbon rantai tinggi, alkali, amoniak, asam,
dan senyawa-senyawa sejenisnya.
a. Pengolahan Awal Umpan Biomassa
Sebelum memasuki proses gasifikasi, biomassa harus melalui proses perlakuan
awal (pre treatment) seperti pengeringan dan pencacahan. Semakin kering umpan
biomassa, efisiensi gasifikasi akan meningkat tetapi kandungan hidrogen dalam
produk gas sintesis akan berkurang. Hal tersebut meningkatkan biaya produksi
akibat proses pengeringan biomassa. Menurut peneliti, kadar air optimum untuk
aplikasi gasifikasi biomassa yang akan dilanjutkan dengan siklus kombinasi berkisar
antara 10-15%.
b. Agen Gasifikasi
Salah satu reaksi yang berjalan di dalam reaktor gasifikasi adalah reaksi oksidasi
komponen C dan H dalam biomassa menjadi CO2 dan H2O. Suplai oksigen sebagai

media oksidasi dapat berupa udara, oksigen murni, ataupun udara yang kaya
oksigen. Kekurangan dari proses gasifikasi menggunakan udara adalah dominasi
nitrogen dalam produk gas yang menyebabkan pembengkakan ukuran peralatan di
sektor hilir. Gasifikasi dengan oksigen sebagai media oksidasi lebih menguntungkan
dari segi ukuran alat di sektor hilir, energi kompresi, dan tekanan parsial komponen
yang lebih tinggi.

c.

Reaktor Gasifikasi

Saat ini terdapat 3 jenis utama reaktor gasifikasi yaitu reaktor unggun tetap (fixed
bed), reaktor unggun terfluidakan (fluidized bed), dan reaktor entrained flow. Ketiga
jenis reaktor tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang
akan diuraikan sebagai berikut :
1) Reaktor Unggun Tetap
Di dalam reaktor unggun tetap, biomassa akan mengalir ke bawah (turun)
sedangkan gas dapat mengalir ke atas (counter-current) ataupun ke bawah (cocurrent). Di dalam aliran counter-current, gas keluaran reaktor memiliki temperatur
sekitar 80-100

C dan dihasilkan banyak tar. Oleh karena itu reaktor jenis ini

biasanya langsung dipasangkan dengan combuster. Keuntungan penggunaan


reaktor unggun tetap counter-current adalah sebagai berikut:
-

Sederhana, proses lebih murah

Dapat menangani biomassa yang memiliki kandungan air dan material


anorganik tinggi (misalnya sampah kota)

Teknologi yang sudah terbukti (proven)

Sedangkan kekurangan utama dari penggunaan gasifier jenis ini adalah kandungan
tar yang mencapai 10-20% berat, sehingga dibutuhkan proses pembersihan gas
yang lebih ekstensif sebelum dilanjutkan ke unit operasi lainnya.
Di dalam reaktor unggun tetap aliran co-current, gas keluaran reaktor umumnya
memiliki temperatur 700 oC. Di dalam jenis aliran ini, kandungan air harus kurang
dari 20% untuk menjaga temperatur tetap tinggi. Kandungan debu harus rendah

dan non-slagging. Umpan harus memiliki ukuran partikel yang seragam. Keunggulan
reaktor jenis ini adalah:
-

Hampir 99,9% tar yang terbentuk dikonsumsi kembali, sehingga hampir


tidak membutuhkan proses pembersihan tar

Mineral terbawa dalam debu, sehingga kebutuhan siklon dapat dikurangi


Teknologi proven, sederhana, dan biaya yang dibutuhkan lebih murah

Meskipun demikian, masih terdapat kekurangan teknologi unggun tetap co-current


ini, yaitu:
-

Membutuhkan pengeringan umpan hingga kandungan airnya <20%

Gas sintesis yang keluar dari reaktor memiliki temperatur yang tinggi,
sehingga membutuhkan sistem pemanfaatan panas sekunder

4-7% kandungan karbon tidak terkonversikan

Skema reaktor unggun tetap

Gambar Skema reaktor unggun tetap aliran counter-current (kiri) dan cocurrent (kanan)
2) Reaktor Unggun Terfluidakan
Terdapat 2 jenis pengoperasian reaktor unggun terfluidakan yaitu bubbling fluidized
bed (BFB) dan circulating fluidized bed (CFB). Di dalam reaktor BFB, aliran gas
mengalir ke atas melalui unggun yang terdiri atas material granuler yang bebas
bergerak (misalnya pasir). Kecepatan aliran gas harus cukup tinggi untuk menjaga
agar pasir tetap berada pada kondisi terfluidisasi. Gas yang digunakan umumnya
adalah udara, oksigen, atau kukus. Sedangkan material pasir yang umum

digunakan adalah dolomite, calcite, atau alumina. Jenis reaktor unggun terfluidakan
memiliki keunggulan dalam hal pencampuran yang baik serta perpindahan massa
dan panas yang baik pula. Gasifikasi yang dijalankan pada reaktor jenis ini sangat
efisien dan umumnya dapat mencapai konversi karbon 95-99%. Debu yang terbawa
oleh gas dipisahkan menggunakan siklon. Keunggulan penggunaan gasifier BFB
adalah: ~ Perolehan gas produk lebih seragam
-

Profil temperatur di sepanjang reaktor lebih seragam


Rentang ukuran partikel yang dapat
Laju perpindahan panas antara material inert, bahan bakar, dan gas lebih

cepat
Konversi tinggi sedangkan produk tar dan karbon yang tak terkonversi
rendah

Kekurangan utama penggunaan gasifier BFB adalah kemungkinan terbentuknya


ukuran gelembung yang besar di sepanjang unggun.

Gambar Skema Reaktor Bubbling Fluidized Bed


Apabila kecepatan aliran gas melewati 9 m/s, hampir seluruh padatan material pasir
terbawa oleh aliran sehingga pengoperasian reaktor menjadi CFB. Material pasir
dipisahkan dari aliran gas di dalam siklon sedangkan debu-debu halus dipisahkan
dari gas menggunakan dusting equipment. Jenis reaktor CFB digunakan oleh FERCO.
Keunggulan reaktor CFB adalah:
-

cocok untuk reaksi yang berjalan dengan cepat,


laju perpindahan panas cepat akibat pengaruh dari kapasitas panas

material unggun yang tinggi


diperoleh konversi tinggi, produksi tar rendah, dan karbon tak terkonversi
rendah

Kelemahan reaktor ini adalah:


-

terbentuknya gradient temperatur di arah aliran padatan,


ukuran partikel sangat menentukan laju transport minimum, kecepatan

yang terlalu tinggi dapat menyebabkan erosi peralatan,


perpindahan panas tidak seefisien BFB.

Gambar Skema Reaktor Circulated Fluidized Bed

3) Reaktor Entrained Flow


Reaktor entrained flow dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu slagging dan non
slagging. Di dalam gasifier slagging, komponen-komponen yang terbentuk dari
parikel debu dapat meleleh di dalam gasifier, mengalir turun di sepanjang dinding
reaktor, dan meninggalkan reaktor dalam bentuk slag cair. Secara umum, laju alir
massa slag sekurang-kurangnya 6% dari laju alir bahan bakar untuk memastikan
proses berjalan dengan baik. Di dalam gasifier non slagging, dinding reaktor tetap
bersih dari slag. Jenis gasifier ini cocok untuk umpan yang kandungan partikel debu
nya tidak terlalu banyak.

Gambar skema Reaktor Entrained Flow


Kelakuan partikel debu yang dihasilkan oleh biomassa diteliti secara detail oleh
Boerrigter. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa partikel debu yang dihasilkan oleh
biomassa, khususnya biomassa kayu, sulit meleleh pada temperatur operasi gasifier
entrained flow (1300-1500 oC). Hal tersebut disebabkan kenyataan bahwa partikel
debu tersebut banyak mengandung CaO. Oleh karena itu gasifier non slagging
sepertinya

menjadi

pilihan

utama

untuk

proses

gasifikasi,

juga

dengan

pertimbangan bahwa jenis gasifier ini lebih murah. Akan tetapi gasifier entrained
flow jenis slagging lebih disukai untuk operasi gasifikasi dengan umpan biomassa.
Alasan yang paling penting adalah
a) Pelelehan sebagian kecil komponen partikel debu tidak akan pernah
dapat dihindari
b) Gasifier entrained flow jenis slagging lebih fleksibel terhadap jenis
biomassa yang akan digunakan.
Fleksibilitas jenis umpan ini bahkan dapat diperluas hingga ke batu bara.
Penambahan agen fluks seperti silica, selain itu recycle slag juga diperlukan.
Penggunaan reaktor entrained flow jenis slagging untuk batu bara sudah dapat
diaplikasikan. Oleh karena itu, penambahan material fluks menyebabkan slag yang
dihasilkan melalui gasifikasi biomassa menjadi mirip dengan slag yang dihasilkan
oleh gasifikasi batu bara. Sehingga tidak terdapat permasalahan untuk proses
gasifikasi itu sendiri apabila umpan yang digunakan bukan batu bara, melainkan
biomassa.

Akan

tetapi

tantangan

utama

pengumpanan biomassa.
d. Teknologi Pemisahan Partikulat

yang

timbul

adalah

dalam

hal

Kebutuhan proses pemisahan partikulat sangat bervariasi, bergantung pada


penggunaan produk gas selanjutnya. Sebagai ilustrasi, kandungan partikulat harus
dikurangi hingga di bawah 50 mg/Nm3 apabila ingin digunakan dalam gas engine,
di bawah 15 mg/Nm3 untuk turbin, dan sekitar 0,02 mg/Nm3 untuk gas sintesis.
Jenis-jenis teknologi yang umum digunakan untuk pemisahan partikulat antara lain:
cyclonic filter, barrier filter, electrostatic filter, dan wet scrubber.
1) Cyclonic Filter
merupakan unit utama yang digunakan untuk menghilangkan partikulat
curah dari aliran gas. Siklon ini menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan
padatan dari gas dengan mengarahkan aliran gas menuju jalur melingkar. Karena
pengaruh gaya inersia, partikulat tidak akan mampu mengikuti jalur tersebut
sehingga akan terpisahkan dari aliran gas.
2) Barrier Filter
Terdiri atas material berpori yang dapat dilewati aliran gas namun tidak
dapat dilewati oleh partikulat. Filter jenis ini dapat memisahkan partikulat
berdiameter kecil dalam rentang 0,5-100 m. Barrier filter dapat dirancang untuk
memisahkan hampir semua ukuran partikulat, termasuk rentang sub-micro.
3) Electrostatic Filter
Sangat sering digunakan di dalam berbagai operasi pembersihan gas. Di
dalam sistem ini, produk gas mengalir melalui elektroda bertegangan tinggi yang
mengalirkan arus listrik ke partikulat, namun tidak mempengaruhi aliran gas
permanen. Partikulat kemudian dikumpulkan sementara aliran gas mengalir
melewati pelat pengumpul pada kutub yang berlawanan.
4) Wet Scrubber
Meenggunakan penyemprot cair, umumnya air, untuk memisahkan partikulat.
Partikel dikumpulkan melalui tumbukan dengan tetesan cairan, kemudian tetesan
tersebut dipisahkan kembali dari aliran gas di dalam demister. Wet Scrubber yang
paling umum digunakan adalah venturi

scrubber yang dapat menciptakan

penurunan tekanan sehingga larutan dapat disemprotkan dengan mudah ke aliran


gas.
IV.

APLIKASI BIOMASSA

i.

Kelebihan Biomassa
1. Sumber energi terbarukan
Biomassa berasal dari sumber-sumber seperti tanaman dan hewan,
singkatnya, merupakan sumber yang bisa diganti. Tanaman dapat tumbuh
berulang-ulang pada lahan yang sama tanpa harus mengeluarkan biaya
signifikan. Bahan baku yang selalu tersedia membuat biomassa merupakan
sumber energi yang tidak pernah habis.
2. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan lain-lain terdapat
dalam jumlah terbatas. Dibutuhkan jutaan tahun bagi pembentukan bahan
bakar fosil sehingga tidak bisa digantikan dalam waktu singkat. Bahan bakar
biomassa

hadir

sebagai

sumber

energi

alternatif

untuk

mengurangi

ketergantungan pada bahan bakar fosil.


3. Mengurangi polusi
Energi biomassa bisa mengurangi polusi dalam berbagai cara.
Pertama-tama, biomassa menggunakan bahan limbah untuk kemudian
mengubahnya menjadi sumber energi. Hal ini akan mengurangi jumlah
sampah yang menjadi sumber berbagai pencemaran dan masalah lainnya.
Pemanfaatan biomassa juga membantu mengurangi kadar metana yang
dilepas karena dekomposisi bahan organik ke udara. Metana diketahui
merupakan gas yang menyebabkan efek rumah kaca dan dengan demikian
sangat berbahaya bagi lingkungan. Dengan menggunakan limbah organik

sebagai sumber biomassa, maka masalah tersebut menjadi terpecahkan.


Begitu juga, menanam tanaman yang digunakan sebagai bahan baku
biomassa akan memperbanyak konsentrasi oksigen sekaligus mengurangi
emisi karbon dioksida.
4. Mengurangi jejak karbon
Biomassa menghasilkan emisi karbon lebih sedikit dibandingkan
dengan bahan bakar fosil. Hal ini karena tanaman yang dipakai untuk
biomassa baru tumbuh dan menggantikan yang lama yang digunakan untuk
menghasilkan energi biomassa sebelumnya. Penggunaan bahan bakar fosil
akan berkurang ketika sejumlah besar energi biomassa digunakan dan ini
berarti akan menurunkan tingkat karbon dioksida di atmosfer. Satu-satunya
kelemahan biomassa adalah bahan bakar fosil biasanya juga digunakan
untuk memanen dan memproduksi tanaman biomassa.
5. Mencegah kebakaran hutan
Kayu adalah salah satu bahan baku biomassa yang digunakan untuk
menghasilkan energi biomassa dan bahan ini biasanya diperoleh dari hutan.
Penebangan pohon mungkin tampak seperti hal yang tidak masuk akal untuk
dilakukan guna mengurangi kebakaran hutan, tapi cara ini benar-benar
bekerja. Pemanenan pohon dari hutan dapat membantu untuk mencegah
melebarnya titik api karena pertumbuhan pohon yang padat. Jika terlalu
banyak pohon di hutan, ada resiko tinggi akan terjadi kebakaran hutan dan
hal ini tidak baik untuk lingkungan, karena ini berarti banyak karbon dioksida
yang akan dilepaskan ke atmosfer.
6. Peningkatan kualitas udara
Saat biomassa menggantikan bahan bakar fosil, hal ini berarti
membantu untuk meningkatkan kualitas udara karena akan ada lebih sedikit
polusi. Penggunaan bahan bakar fosil telah lama dipermasalahkan karena
menyebabkan hujan asam. Biomassa tidak menghasilkan emisi sulfur ketika
dibakar dan ini akan mengurangi risiko hujan asam. Dengan menanam
tanaman bahan baku biomassa, karbon di atmosfer akan didaur ulang. Hal ini
akan memberikan sebuah manfaat besar bagi peradaban manusia, karena
berkurangnya polusi di udara.
7. Keandalan

Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan ada peningkatan


permintaan listrik dan ini berarti kita perlu sumber energi yang dapat
diandalkan. Energi biomassa dapat diandalkan karena bahan tanaman dan
hewan yang digunakan untuk memproduksinya dapat dipasok secara
konstan. Biomassa adalah sumber listrik yang dapat diandalkan, kita tidak
perlu khawatir mengenai pemadaman listrik. Biomassa juga murah untuk
diproduksi dan juga menurunkan jumlah tagihan listrik.
8. Daur ulang
Beberapa sumber energi biomassa meliputi limbah industri dan coproduk, hal ini merupakan sebuah keuntungan besar karena ini berarti tidak
ada keluaran industri yang sia-sia. Semua produk limbah dari industri dapat
digunakan untuk menghasilkan energi biomassa.
ii.

Kekurangan Biomassa
1. Mahal
Kelemahan listrik biomassa (misalnya) adalah bahwa energi tersebut
sangat mahal untuk diproduksi. Dibutuhkan banyak sumber daya untuk
mengubah

bahan

baku

biomassa

menjadi

sumber energi

yang

bisa

digunakan. Biaya produksi energi biomassa masih lebih tinggi dibandingkan


biaya produksi bahan bakar fosil. Berbagai riset harus terus dilakukan untuk
menekan biaya sehingga menjadikan energi biomassa lebih ekonomis.
2. Sumber terbatas
Meskipun merupakan sumber energi terbarukan, mendapatkan bahan
biomassa bisa cukup sulit. Tanaman tertentu, misalnya, tidak tumbuh setiap
tahun. Proses pemanenan (harvesting) serta pengolahan juga membutuhkan
lebih banyak sumber daya dan energi.
3. Penyebab polusi
Poin ini bisa jadi merupakan ironi. Biomassa memang dikenal mampu
mengurangi efek rumah kaca dengan mengontrol produksi metana. Hanya
saja, jika tanaman dibakar langsung, maka aktivitas ini juga akan melepaskan
gas rumah kaca sama seperti yang diemisikan oleh bahan bakar fosil.
Ada banyak keuntungan dengan memanfaatkan bakar biomassa. Hanya saja
implementasi yang tepat diperlukan untuk memastikannya bermanfaat untuk
ikut serta menciptakan sebuah dunia yang lebih hijau

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Energi yang berasal dari bahan bakar fosil saat ini sudah mulai
menipis. Pemikiran kreatif pun mulai bermunculan. Energi biomassa adalah
energi yang berasal dari pemanfaatan limbah pertanian. Banyak keuntungan
yang dapat diambil dari energi terbarukan ini, yaitu mengurasi polusi udara,
mengurangi

ketergantungan

terhadap

bahan

bakar

fosil.

Namun

pemanfaatan masih sangat minim dikarenakan banyaknya kendala, yaitu


mengenai sumber bahan biomassa tidak selalu tersedia untuk jenis-jenis
tertentu.
B. SARAN
Pemerintah sebaiknya mengembangkan energi biomassa dengan
memperbaiki sarana serta prasarana yang dibutuhkan untuk penelitian,
pengembangan serta pelaksaan biomassa. Pemerintah juga harus membuat
peraturan dalam bentuk UU mengenai energi terbarukan. Pihak swasta
diharapkan dapat ikut membantu pemerintah dalam pelaksaan biomassa ini.

DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu/4447336
www.academia.edu/7612195
www.amazine.co/27018

www.indoenergi.com/2012/04

Anda mungkin juga menyukai