DI INDONESIA
OLEH:
KELOMPOK 3
UNIVERSITAS INDONESIA
JANUARI 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan
makalah
ini.
Makalah
ini
bertujuan
untuk
memenuhi
Salam
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
I.
II.
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................ 2
D. Metode Penelitian..........................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Pengertian Biomassa.....................................................................
B. Konversi Biomassa.........................................................................
i. Densifikasi...........................................................................
ii. Karbonisasi..........................................................................
iii. Pirolisis................................................................................
iv. Anaerobic Digestion............................................................
............................................................................................
v. Gasifikasi.............................................................................
1. Gasifikasi Biomassa...................................................
a. Pengolahan Awal Umpan Biomassa................
b. Agen Gasifikasi...............................................
c. Reaktor Gasifikasi...........................................
1) Reaktor Unggun Tetap.........................
2) Reaktor Unggun Terfluidakan..............
3) Reaktor Entrained Flow.......................
d. Teknologi Pemisahan Partikulat.......................
1) Cyclonic Filter......................................
2) Barrier Filter........................................
3) Electrostatic Filter................................
4) Wet Scrubber.......................................
III.
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Hutan,
gunung, sawah dan lautan adalah potensi yang dimiliki Indonesia yang tersebar di
seluruh penjuru tanah air. Indonesia juga menyandang beberapa nama yang diakui
oleh dunia seperti Negara agraris dan jamrud khatulistiwa. Salah satu kekayaan
alam yang memiliki nilai penting bagi bangsa ini adalah kekayaan energi.
Kekayaan energi yang dimiliki Indonesia tidak hanya berkaitan dengan
jumlahnya saja tapi juga keberagamannya. Indonesia memiliki sumber energi
konvensional (fosil) dan non konvensional (terbarukan). Oleh karena itu, tidaklah
bijak jika Indonesia hanya bergantung pada salah satu dari sumber energi tersebut,
yaitu pada energi fosil seperti Bahan Bakar Minyak (BBM).
Energi fosil memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat diproduksi
kembali, oleh karena itu seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka akan
menyebabkan keterbatasan dalam penyediaannya. Sehingga energi alternatif
pengganti energi fosil terus dicanangkan pemerintah. Salah satu energi alternatif
yang sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indoensia adalah energi biomassa.
Dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan seperti kelapa sawit, jarak pagar, tebu,
singkong, alga dll maka dapat dihasilkan bahan bakar yang merupakan energi
terbarukan.
Kita tentu perlu tahu bagaimana semua proses pembuatan terjadi, dimana
semua biomasa itu diciptakan dengan bahan bahan alami yang biasanya berupa
ampas
ampas
tumbuhan
dan
lain
sebagainya.
Biomassa
sangatlah
menguntungkan bagi kita semua, selain menjaga kelestarian minyak bumi serta
barang barang yang tak dapat diperbaharui lainnya, namun juga dengan kita
menggunakan energi dan produksi biomassa kita juga dapat turut andil dalam
pelestarian lingkungan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konversi termokimia biomassa?
2. Bagaimana pemanfaatan biomassa di Indonesia sebagai energy alternatif
di Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberikan informasi
alternatif
mengenai
energy
biomassa
sebagai
energy
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIOMASSA
Biomassa adalah jumlah bahan organik yang tedapat pada saat pengukuran,
dinyatakan dalam berat kering per satuan luas area (Soekotjo, 1976). Menurut
Asosiasi Bahan Bakar Hayati Australia, biomassa adalah istilah biologis untuk
menyatakan benda-benda yang berasal dari organisme hidup. Biomassa disebut
juga sebaga fitomassa dan seringkali diterjemahkan sebagai atau sumber daya
yang diperoleh dari hayati.
Bioenergi adalah energi yang diperoleh dari biomassa. Biomassa sendiri
merupakan energi matahari yang ditransformasi menjadi energi kimia oleh
tumbuhan (terutama yang berhijau daun).
Energi biomassa pertama kali digunakan oleh manusia sejak para manusia
gua zaman batu mampu membuat api. Akan tetapi energi ini sempat ditinggalkan
karena digunakannya energi fosil, dan baru dikenal kembali dengan nama yang
sekarang pada tahun 1970.
Walaupun energi fosil juga terbuat dari bahan organik, tidak dapat disebut
sebagai biomassa karena merupakan material yang membusuk dan mengandung
karbon, yang mana menyebabkan emisi berbahaya saat dibakar.
Sejak energi biomassa mulai dikenal pada tahun 1970, para peneliti mulai
mengadakan penelitian dan pengembangan. Pada tahun 1980 Amerika Serikat
menyatakan bahwa energi biomassa dapat memenuhi dua puluh lima persen
kebutuhan energi seluruh negaranya. Sejak tahun 1997 negara-negara Uni Eropa
berusaha mengembangkan energi terbarukan hingga mampu memenuhi dua belas
persen konsumsi energi.
Di Indonesia sendiri pemerintah mendukung penggunaan energi biomassa
dengan mengeluarkan beberapa regulasi seperti PP No. 150 tentang Pengendalian
Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
No. 7 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah
untuk Produksi Biomassa.
Keunggulan energi biomassa adalah sebagai berikut.
Merupakan energi terbarukan (dapat tumbuh di lahan yang sama)
B. SUMBER-SUMBER ENERGI
i.
Limbah pertanian
Sejumlah limbah pertanian dapat digunakan untuk produksi energi
biomassa. Berbagai limbah tersebut diantaranya adalah jerami, ampas
tebu, kotoran ternak, serta kotoran unggas yang bisa digunakan sebagai
ii.
diuraikan
melalui
proses
fermentasi
dengan
bantuan
kompor,
digunakan
membangkitkan listrik.
Tanaman energy
Terdapat juga sejumlah
sebagai
tanaman
energi
pemanas,
yang
atau
untuk
ditanam
secara
C. KONVERSI BIOMASSA
i.
Densifikasi
Densifikasi adalah teknik konversi biomassa menjadi pellet atau briket. Briket atau
pellet
akan
memudahkan
dalam
penanganan
biomassa.
Tujuannya
agar
Karbonisasi
Pirolisis
Pirolisis atau bisa disebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan
menggunakan pemanasan tanpa oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari proses
karbonisasi, tetapi sebagian menyebut pada proses pirolisis merupakan high
temperature
carbonization
(HTC)
yaitu
lebih
dari
500
C.
Proses
pirolisis
menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan berupa
campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lain adalah gas berupa karbon
dioksida, metana dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil.
iv.
Anaerobic Digestion
Gasifikasi
Gasifikasi adalah proses konversi material baik padat maupun cair menjadi bahan
bakar cari dengan menggunakan temperatur tinggi. Proses gasifikasi menghasilkan
produk bahan cair yang bersih dan efisien daripada pembakaran secara langsung.
Gas hasil dapat dibakar secara langsung pada reaktor pembakaran.
Dari kelima cara konversi biomassa tersebut ternyata yang paling efisien dan baik
diterapkan di Indonesia adalah Gasifikasi. Karena limbah limbah yang sangat
banyak dan menumpuk serta bahan utama pembentuk biomassa yang diharapkan
dapat menangani masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian,
perkebunan dan kehutanan di Indonesia.
1. Gasifikasi Biomassa
Proses konversi biomassa menjadi gas umpan dengan kandungan utama gas H2
dan CO2 yang terjadi di dalam reaktor gasifikasi. Gasifikasi biomassa merupakan
reaksi konversi termal endotermik yang mengubah bahan bakar padat menjadi gas
yang mudah terbakar. Oksigen, udara, kukus, atau kombinasi dari senyawasenyawa tersebut dalam jumlah terbatas dapat berperan sebagai agen oksidasi.
Produk gas terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen, metana,
sedikit hidro karbon berantai lebih tinggi, air, nitrogen, dan berbagai kontaminan
seperti partikel arang, debu, tar, hidrokarbon rantai tinggi, alkali, amoniak, asam,
dan senyawa-senyawa sejenisnya.
a. Pengolahan Awal Umpan Biomassa
Sebelum memasuki proses gasifikasi, biomassa harus melalui proses perlakuan
awal (pre treatment) seperti pengeringan dan pencacahan. Semakin kering umpan
biomassa, efisiensi gasifikasi akan meningkat tetapi kandungan hidrogen dalam
produk gas sintesis akan berkurang. Hal tersebut meningkatkan biaya produksi
akibat proses pengeringan biomassa. Menurut peneliti, kadar air optimum untuk
aplikasi gasifikasi biomassa yang akan dilanjutkan dengan siklus kombinasi berkisar
antara 10-15%.
b. Agen Gasifikasi
Salah satu reaksi yang berjalan di dalam reaktor gasifikasi adalah reaksi oksidasi
komponen C dan H dalam biomassa menjadi CO2 dan H2O. Suplai oksigen sebagai
media oksidasi dapat berupa udara, oksigen murni, ataupun udara yang kaya
oksigen. Kekurangan dari proses gasifikasi menggunakan udara adalah dominasi
nitrogen dalam produk gas yang menyebabkan pembengkakan ukuran peralatan di
sektor hilir. Gasifikasi dengan oksigen sebagai media oksidasi lebih menguntungkan
dari segi ukuran alat di sektor hilir, energi kompresi, dan tekanan parsial komponen
yang lebih tinggi.
c.
Reaktor Gasifikasi
Saat ini terdapat 3 jenis utama reaktor gasifikasi yaitu reaktor unggun tetap (fixed
bed), reaktor unggun terfluidakan (fluidized bed), dan reaktor entrained flow. Ketiga
jenis reaktor tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing yang
akan diuraikan sebagai berikut :
1) Reaktor Unggun Tetap
Di dalam reaktor unggun tetap, biomassa akan mengalir ke bawah (turun)
sedangkan gas dapat mengalir ke atas (counter-current) ataupun ke bawah (cocurrent). Di dalam aliran counter-current, gas keluaran reaktor memiliki temperatur
sekitar 80-100
C dan dihasilkan banyak tar. Oleh karena itu reaktor jenis ini
Sedangkan kekurangan utama dari penggunaan gasifier jenis ini adalah kandungan
tar yang mencapai 10-20% berat, sehingga dibutuhkan proses pembersihan gas
yang lebih ekstensif sebelum dilanjutkan ke unit operasi lainnya.
Di dalam reaktor unggun tetap aliran co-current, gas keluaran reaktor umumnya
memiliki temperatur 700 oC. Di dalam jenis aliran ini, kandungan air harus kurang
dari 20% untuk menjaga temperatur tetap tinggi. Kandungan debu harus rendah
dan non-slagging. Umpan harus memiliki ukuran partikel yang seragam. Keunggulan
reaktor jenis ini adalah:
-
Gas sintesis yang keluar dari reaktor memiliki temperatur yang tinggi,
sehingga membutuhkan sistem pemanfaatan panas sekunder
Gambar Skema reaktor unggun tetap aliran counter-current (kiri) dan cocurrent (kanan)
2) Reaktor Unggun Terfluidakan
Terdapat 2 jenis pengoperasian reaktor unggun terfluidakan yaitu bubbling fluidized
bed (BFB) dan circulating fluidized bed (CFB). Di dalam reaktor BFB, aliran gas
mengalir ke atas melalui unggun yang terdiri atas material granuler yang bebas
bergerak (misalnya pasir). Kecepatan aliran gas harus cukup tinggi untuk menjaga
agar pasir tetap berada pada kondisi terfluidisasi. Gas yang digunakan umumnya
adalah udara, oksigen, atau kukus. Sedangkan material pasir yang umum
digunakan adalah dolomite, calcite, atau alumina. Jenis reaktor unggun terfluidakan
memiliki keunggulan dalam hal pencampuran yang baik serta perpindahan massa
dan panas yang baik pula. Gasifikasi yang dijalankan pada reaktor jenis ini sangat
efisien dan umumnya dapat mencapai konversi karbon 95-99%. Debu yang terbawa
oleh gas dipisahkan menggunakan siklon. Keunggulan penggunaan gasifier BFB
adalah: ~ Perolehan gas produk lebih seragam
-
cepat
Konversi tinggi sedangkan produk tar dan karbon yang tak terkonversi
rendah
menjadi
pilihan
utama
untuk
proses
gasifikasi,
juga
dengan
pertimbangan bahwa jenis gasifier ini lebih murah. Akan tetapi gasifier entrained
flow jenis slagging lebih disukai untuk operasi gasifikasi dengan umpan biomassa.
Alasan yang paling penting adalah
a) Pelelehan sebagian kecil komponen partikel debu tidak akan pernah
dapat dihindari
b) Gasifier entrained flow jenis slagging lebih fleksibel terhadap jenis
biomassa yang akan digunakan.
Fleksibilitas jenis umpan ini bahkan dapat diperluas hingga ke batu bara.
Penambahan agen fluks seperti silica, selain itu recycle slag juga diperlukan.
Penggunaan reaktor entrained flow jenis slagging untuk batu bara sudah dapat
diaplikasikan. Oleh karena itu, penambahan material fluks menyebabkan slag yang
dihasilkan melalui gasifikasi biomassa menjadi mirip dengan slag yang dihasilkan
oleh gasifikasi batu bara. Sehingga tidak terdapat permasalahan untuk proses
gasifikasi itu sendiri apabila umpan yang digunakan bukan batu bara, melainkan
biomassa.
Akan
tetapi
tantangan
utama
pengumpanan biomassa.
d. Teknologi Pemisahan Partikulat
yang
timbul
adalah
dalam
hal
APLIKASI BIOMASSA
i.
Kelebihan Biomassa
1. Sumber energi terbarukan
Biomassa berasal dari sumber-sumber seperti tanaman dan hewan,
singkatnya, merupakan sumber yang bisa diganti. Tanaman dapat tumbuh
berulang-ulang pada lahan yang sama tanpa harus mengeluarkan biaya
signifikan. Bahan baku yang selalu tersedia membuat biomassa merupakan
sumber energi yang tidak pernah habis.
2. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batubara dan lain-lain terdapat
dalam jumlah terbatas. Dibutuhkan jutaan tahun bagi pembentukan bahan
bakar fosil sehingga tidak bisa digantikan dalam waktu singkat. Bahan bakar
biomassa
hadir
sebagai
sumber
energi
alternatif
untuk
mengurangi
Kekurangan Biomassa
1. Mahal
Kelemahan listrik biomassa (misalnya) adalah bahwa energi tersebut
sangat mahal untuk diproduksi. Dibutuhkan banyak sumber daya untuk
mengubah
bahan
baku
biomassa
menjadi
sumber energi
yang
bisa
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Energi yang berasal dari bahan bakar fosil saat ini sudah mulai
menipis. Pemikiran kreatif pun mulai bermunculan. Energi biomassa adalah
energi yang berasal dari pemanfaatan limbah pertanian. Banyak keuntungan
yang dapat diambil dari energi terbarukan ini, yaitu mengurasi polusi udara,
mengurangi
ketergantungan
terhadap
bahan
bakar
fosil.
Namun
DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu/4447336
www.academia.edu/7612195
www.amazine.co/27018
www.indoenergi.com/2012/04