Anda di halaman 1dari 3

MINGGU 5

SKENARIO 5 : ADA APA DENGAN SALLY


Nyonya Sally datang ke RSUP Dr. M. Djamil diantar oleh bidan
karena mengalami perdarahan pervaginam setelah melahirkan
anak pertamanya secara normal sekitar tiga hari yang lalu. Dari
keterangan bidan diketahui bayi lahir dengan berat badan 4000
gram. Persalinan berlangsung dengan episiotomi yang lebar dan
ruptur perineum disertai tindakan manual plasenta. Luka dijahit
oleh bidan desa tersebut, tetapi perdarahan tetap merembes dari
kemaluan. Di RS, dari anamnesis diketahui Sally mengeluh lemah
letih, ASI kurang lancar, dan sering merasa stres. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Sally terlihat anemis. tekanan darah
90/70 mmHg, nadi 118x/menit, nafas 22x/menit, suhu 39oC.
Selanjutnya ditemukan pembengkakan pada mammae, TFU
setinggi pusat dengan kontraksi kurang baik, dan darah merembes
dari vagina tapi bukan lokhia. Pemeriksaan USG mendapatkan
adanya sisa plasenta. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb
7,8 gr/dL, leukosit 25.000/mm3, trombosit 188.000/mm3, clotting
time 8 menit, bleeding time 7 menit.
Dokter spesialis obgyn merencanakan kuretase postpartum
dengan terapi pemayungan injeksi antibiotika, uterotonika , dan
pemberian anti perdarahan sembari memperbaiki keadaan
umumnya dengan transfusi darah tiga kantong. Sally juga
mendapatkan antibiotika melalui infus selama tiga hari. Suami Ny.
Sally mengatakan bahwa istrinya sering menangis dan marahmarah yang berlebihan sejak melahirkan, ia juga tidak mau
menyusui bayinya .
Bagaimana saudara menjelaskan apa yang terjadi pada Ny.Sally?

STEP 1 : TERMINOLOGI
1. episiotomi : sayatan pada bagian di antara jalan lahir bayi
dan anus atau disebut perineum. Sebelumnya, proses ini
dianggap bermanfaat mencegah melebarnya robekan vagina
pada persalinan.
2. Ruptur perineum : Ruptur Perineum adalah robekan yang
terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun

dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan


perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa
meluas apabila janin lahir terlalu cepat. Robekan perineum
terjadi pada hampir semua primipara.
3. Tindakan manual plasenta : Manual plasenta adalah
prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada
dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri
secara manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan
manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukkan
langsung kedalam kavum uteri.
4. Kuretase postpartum : Kuratase adalah cara membersihkan
hasil konsepsi memakai alat kuratase (sendok kerokan).
Sebelum melakukan kuratase, penolong harus melakukan
pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan
serviks dan besarnya uterus gunanya untuk mencegah
terjadinya bahaya kecelakaan misalnya perforasi
5. Uterotonika : Adalah Obat yang digunakan untuk
merangsang kontraksi uterus. Uterotonika juga disebut
dengan oksitosika. Keuntungan dari pemberian uterotonika
adalah untuk mengurangi pendarahan kala III dan
mempercepat lahirnya plasenta.

STEP 2 : RUMUSAN MASALAH


1.Mengapa nyonya sally mengalami perdarahan pervaginam
setelah melahirkan? (setelah 3 hari) Hal apa saja yang dapat
menyebabkan perdarahan post partum?
2.Apa indikasi dilakukannya episiotomi?
3. Mengapa terjadi ruptur perineum?
4. Indikasi dilakukannya tindakan manual plasenta?
5. Apa yang menyebabkan darah tetap mengalir sedangkan luka
sudah di jahit?
6.Mengapa nyonya sally mengeluh lemah letih, ASI sedikit dan
sering merasa stress?
7. Interpretasi hasil pemeriksaan vital sign?
8. Interpretasi dr mamae bengkak, TFU setinggi pusat, dan
keluarnya darah dr vagina?
9. interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium?
10. Indikasi dilakukannya kuretase post partum?
11. Fungsi injeksi antibiotika,uterotonika dan pemberian anti
perdarahan terhadap kondisi nyonya sally?

12.Mengapa nyonya sally sering menangis dan marah2 berlebihan


setelah melahirkan dan tidak mau menyusui?

STEP 3 : HIPOTESIS
1.

Anda mungkin juga menyukai