PENDAHULUAN
tidak
sederhana
dan
memerlukan
pendekatan
multidisiplin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di
dalam
paru,
percabangan
jalan
napas,
percabangan
Pars
mediastinalis
ditutupi
oleh
pleura
mediastinalis,
tersebut terdapat hilus pulmonalis, yaitu tempat keluar masuknya strukturstruktur kedalam dan dari pulmo. Pada pulmo dexter, disebelah kranial
dari hilus pulmonis terbentuk sulcus venae azygos, disebelah kranioventral hilus pulmonis terbentuk suatu cekungan yang agak lebar disebut
sulkus vena cava superior. Pada pulmo sinister, disebelah kranial hilus
pulmonis terbentuk sulkus arcus aorta yang kearah cranial berhubungan
dengan sulkus subclavius. Serabut-serabut saraf simpatis dan nervus
vagus membentuk pleksus pulmonary anterior dan posterior.
Gambar A.3 Rangkaian duktus thoraksikus
bergerak naik dan turun, memaksa udara masuk dan keluar dari paruparu.
B. Etiologi
Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus
kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin
banyak rokok yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker
paru-paru. Hanya sebagian kecil kanker paru-paru (sekitar 10%-15%
pada pria dan 5% pada wanita) yang disebabkan oleh zat yang ditemui
atau terhirup di tempat bekerja. Bekerja dengan asbes, radiasi, arsen,
kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa
menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada
pekerja yang juga merokok. Peranan polusi uadara sebagai penyebab
kanker paru-paru masih belum jelas. Beberapa kasus terjadi karena
adanya pemaparan oleh gas radon di rumah tangga. Kadang kanker paru
(terutama adenokarsinoma dan karsinoma sel alveolar) terjadi pada orang
yang paru-parunya telah memiliki jaringan parut karena penyakit paruparu lainnya, seperti tuberkulosis dan fibrosis.
C. Patofisiologi
Kurang lebih 80 % pasien karsinoma paru diperkirakan karena
rokok. Tar yang dihasilkan rokok merupakan bahan karsinogenik,
melengket pada mukosa saluran nafas dan dalam waktu yang lama
menimbulkan perubahan sel epitel: silia epitel menghilang, sel cadangan
hiperplasia dan mengalami metaplasia sel skuamosa. Lambat laun sel
epitel berubah dalam bentuk displasia dan kemudian menjadi karsinoma
dalam berbagai bentuk tipe histopatologi.
Polusi udara atau perubahan lingkungan juga dikenal sebagai
faktor penyebab karsinoma paru. Pada buruh yang bekerja di pabrik
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
D. Prosedur Diagnostik
I. Anamnesis
Gambaran klinik penyakit kanker paru tidak banyak berbeda dari
penyakit paru lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif.
Gejala dan tanda dari kanker paru tergantung darl lokasi tumor, ukuran
tumor primer dan metastasis ke organ yang dikenai. Dari anamnesis akan
didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktorfaktor lain
yang sering sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan utama dapat
berupa : batuk, batuk darah, sesak napas, suara serak, sakit dada, sulit /
sakit menelan, dan lain-lain (PDPI, 2003).
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan
akibat metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena
kompresi hebat di otak, pembesaran hepar atau patah tulang kaki. Gejala
dan keluhan yang tidak khas seperti : berat badan berkurang, nafsu
makan hilang, demam hilang timbul, dan lain-lain. Manifestasi klinik yang
disebabkan oleh kanker paru yang ditinjau dari segi patogenesisnya,
antara lain ialah gejala intrapulmoner, gejala intratorasik, gejala
ekstrapulmoner dan gejala ekstratorasik non metastatik (PDPI, 2003;
Taufik dan Hudoyo, 2007).
trakea
dan
bronkus
sampai
ke
bronkus
cabang
ke-2
dada,
abdomen
dan
relaksasi
diafragma,
keadaan
itu
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
terjadinya
perdarahan
akibat
pecahnya
aneurisma
Ramussen ini telah lama dianut, akan tetapi beberapa laporan autopsi
membuktikan
yang
karena kanker paru biasanya disebabkan oleh ruptur arteri atau vena
bronkial, dan sering terjadi penderita berumur lebih dari 40 tahun (Rab,
1996; Arief, 2000; Arief dan hu doyo, 2007).
3). Sesak napas:
Penting untuk diketahui darimana asalnya sesak napas, dari paru
atau karena kelainan jantung. Sesak napas dapat akibat dari tumor di
dalam saluran napas, tumor menekan saluran napas, kedua keadaan ini
dapat menyebabkan atelektasis dan penurunan faal paru yang berakhir
dengan sesak napas. Selain keadaan di atas, efusi pleura juga
menyebabkan sesak napas pada kanker paru (Sjamsuhidajat dan De
jong, 2005; Arief dan Hudoyo, 2007).
4). Nyeri dada:
Nyeri dada dapat dirasakan oleh penderita kanker paru, keadaan
ini disebabkan keterlibatan pleura parietal, tergantung luas dan lokasi
gerakan
paradoks
pernapasan.
Nervus
frenikus
memegang peranan pada kelainan ini, saraf ini berada sepanjang anterior
kedua sisi dari lateral mediastinum inferior. Kelumpuhan diafragma ini
dapat dilihat dengan menggunakan fluoroskopi.
8). Kerusakan Nervus Vagus
Kelainan ini terjadi karena peradangan dan penekanan pada
nervus vagus. Penderita mengeluh nyeri pada daerah telinga, temporal
dan muka.
9). Tumor Pancoast
Pancoast tumor adalah suatu bronkogenik karsinoma yang
berlokasi di celah apikal pleuropulmonary (sulkus superior) yang
berkembang ke perifer apeks paru sehingga dapat menginvasi plexus
brachialis, nervus intercostalis, ganglion stellata, serta costa dan vertebra
yang terdekat. Tumor ini menekan pleksus brakialis yang melibatkan
nervus torakalis I dan nervus servikalis VIII. dengan perluasan lokal yang
menimbulkan tampiIan klinis nyeri bahu dan bagian tangan yang
dipersarafi oleh nervus ulnaris, juga menyebabkan erosi iga pertama dan
kedua yang menyebabkan berkurangnya gerak tangan dan bahu,
penderita ini berjalan dengan siku yang disanggah oleh tangan karena
menahan sakit.
10). Sindrom Horner
Sindrom ini terjadi bila tumor menekan atau mengenai nervus
simpatikus servikalis dan dapat menyebabkan kerusakan serabut-serabut
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
enzim
alkali-fostatase,
transaminase
aspartat
amino
biiier.
Jika
terjadi
kerusakan
menimbulkan asites.
4). Metastasis ke Adrenal
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
hepar
yang
luas
dapat
Metastasis
ini
menimbulkan
hipofungsi
adrenal,
biasanya
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
berlebihan
hormon
adrenokortikosteroid
(ACTH)
dan
arefleksi
tendon.
Pada
pemeriksaan
laboratorium
dimensia
dapat
disebabkan
emboli
merantik
dan
proksimal ekstremiti, lingkaran pelvis dan paha, disertai gejala lain seperti
disartria, penglihatan kabur, ptosis dan disfungsi otonom. Penelitian
terakhir menyatakan bahwa penyebab sindrom ini karena reaksi
autoimun.
f. Oftalmoplegia internuklear dan neuritis optik
Oftalmoplegia nuklear jarang terjadi, gambaran kliniknya ialah
gangguan penglihatan. Neuritis optik ialah hilangnya penglihatan
binokuler dengan cincin skotoma dan hilangnya lapangan penglihatan, hal
ini
terjadi
karena
demielinisasi
sekunder
pada
fasikulus
medial
Gambaran
darah
tepi
berupa
leukoeritroblast,
ditemukan
mieioblast atau neutrofil pada sirkulasi, leukosit kurang dari 100 ribu per
mikrogram, tidak ditemukan sel blast dan tidak ada splenomegali.
c. Gangguan pada trombosit
Pada penderita kanker dapat ditemukan perdarahan akut, hal ini
karena kerusakan faktor pembekuan darah, peningkatan deposit
fibrinogen dan penurunan fibrinolisis. Trombosis vena migran (sindroma
Trousseasus) dapat terjadi pada penderita tanpa penyebab yang jelas
dan bisa terjadi pada vena-vena tangan, vena kava inferior dan vena
jugularis. Endokarditis trombosis nonbakterial (endokarditis marantik)
merupakan hasil deposit steril lesi fibrin platelet pada katup jantung. Bisa
terjadi emboli pada arteri koroner yang mengakibatkan infark miokard.
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
berupa
jari
tabuh.
Beberapa
hipotesis
mengatakan
ada
merupakan
glomerulonefritis
membranosa
dengan
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
funduskopi
untuk
mendeteksi
peninggian
tekanan
adalah
pemeriksan
dengan
tujuan
diagnostik
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
dan
tindakan
bedah
mediastinoskopi,
torakoskopi,
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
Anatomi
mengalami
kesulitan
menetapkan
jenis
: Tumor Primer
T0
Tx
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
Tis
:Karsinoma in situ
T1
T2
T3
T4
Nx
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
No
N1
N2
N3
Mx
Mo
M1
IX. Tampilan
Tampilan penderita kanker paru berdasarkan keluhan subyektif
dan obyektif yang dapat dinilai oleh dokter. Ada beberapa skala
international untuk menilai tampilan ini, antara lain berdasarkan Karnofsky
Scale yang banyak dipakai di Indonesia, tetapi juga dapat dipakai skala
tampilan WHO (Tabel 5). Tampilan inilah yang sering jadi penentu dapat
tidaknya kemoterapi atau radioterapi kuratif diberikan.
Tabel 5. Tampilan Menurut Skala Karnofsky dan WHO
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
com/wa2n_dr06
E. Pengobatan
Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multimodaliti terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan
hanya diharapkan pada jenis histologis, derajat dan tampilan penderita
saja tetapi juga kondisi non-medis seperti fasiliti yang dimiliki rumah sakit
dan ekonomi penderita juga merupakan faktor yang amat menentukan.
a). Pembedahan
Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I
dan II. Pembedahan juga merupakan bagian dari combine modality
therapy, misalnya kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA.
Indikasi lain adalah bila ada kegawatan yang memerlukan
intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma vena kava
superiror berat. Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor
direseksi lengkap berikut jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi
maupun pneumonektomi. Segmentektomi atau reseksi baji hanya
dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk lobektomi. Tepi sayatan
diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa batas sayatan
bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi
sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis.
Hal penting lain yang penting dingat sebelum melakukan tindakan
bedah adalah mengetahui toleransi penderita terhadap jenis tindakan
bedah yang akan dilakukan. Toleransi penderita yang akan dibedah dapat
diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak memungkinkan dapat dinilai
dari hasil analisis gas darah (AGD). Syarat untuk reseksi paru: 1). Resiko
ringan untuk Pneumonektomi, bila KVP paru kontralateral baik,
VEP1>60%.
2).
Risiko
sedang
pneumonektomi,
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
bila
KVP
paru
b). Radioterapi
Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif.
Pada
terapi
kuratif,
radioterapi
menjadi
bagian
dari
kemoterapi
Dosis radiasi yang diberikan secara umum adalah 5000 6000 cGy,
dengan cara pemberian 200 cGy/x, 5 hari perminggu.
Syarat standar sebelum penderita diradiasi adalah :
1. Hb > 10 g%
2. Trombosit > 100.000/mm3
3. Leukosit > 3000/dl
Radiasi paliatif diberikan pada unfavourable group, yakni :
1. PS < 70.
2. Penurunan BB > 5% dalam 2 bulan.
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
c). Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat
utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (performance
status) harus lebih dan 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut skala
WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat
antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu,
penggunaan 1 jenis obat anti kanker dapat dilakukan.
Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen
kemoterapi adalah:
1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)
2. Respons obyektif satu obat antikanker s 15%
3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO
4. harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 sikius pada
penilaian terjadi tumor progresif.
Regimen untuk KPKBSK adalah :
1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)
2. PE (sisplatin atau karboplatin + etoposid)
3. Paklitaksel + sisplatin atau karboplatin
4. Gemsitabin + sisplatin atau karboplatin
5. Dosetaksel + sisplatin atau karboplatin
Syarat standar yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi
1. Tampilan > 70-80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia lanjut,
dapat diberikan obat antikanker
1. dengan regimen tertentu dan/atau jadual tertentu.
2. Hb > 10 g%, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut,
meski Hb < 10 g% tidak pertu tranfusi darah segera, cukup diberi
terapi sesuai dengan penyebab anemia.
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
obat
anti-kanker
dapat
dihitung
berdasarkan
ketentuan
BB,
mg/luas
permukaan
tubuh
(BSA),
atau
obat
yang
Respons obyektif
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
BAB III
KESIMPULAN
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
Daftar Pustaka:
Arief,
N.(2000).
Kegawatdaruratan
Pulmonologi
Persahabatan.
dan
ilmu
Diakses
paru.
Jakarta:
Departemen
kedokteran
respirasi
FKUI,
25
Februari
2011.
RS
Situs:
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/27bdd48b1f564a5010f
814f09f2373c0d805736c.pdf
Brady,LW. Heilmann,HP. Munich,MM. eds. (2005). Advances in radiation
oncology in lung cancer. Germany : Springer-Verlag Berlin
Heidelberg.
Brunicardi,FC.et.al. eds. (2006). Schwartzs manual of surgery. 8th edition.
The United States America : The McGraw-Hill companies.
Collins,LG. Haines,C. Perkel,R. Enck,RE. (2007). Lung cancer: diagnosis
and management. Philadelphia : Thomas jefferson university
hospital.
Ellis, H. (2006). Clinical anatomy. 11th edition. Australia: Blackwell
Publishing Inc.
Hammerschmidt,S. Wirtz,H. (2009). Lung cancer: current diagnosis and
treatment. Germany : Deutsches rzteblatt International.
Hansen,H. eds. (2008). Textbook of lung cancer. 2nd edition. Denmark :
National University Hospital, Copenhagen.
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
20,
2011].
Available
at:
http://chestjournal.chestpubs.org/content/129/1_suppl/48S.full
McLathcie,G. Borley,N. Chikwe,J. eds. (2007). Oxford handbook of
clinical surgery. 3rd edition. Oxford : Oxford University Press.
PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia). (2003). Kanker paru
pedoman diagnosis & penatalaksanaan di indonesia. Indoesia :
PDPI.
Rab T. (1996). Prinsip Gawat Paru. ed.2. Jakarta: EGC. p. 185 201
Sjamsuhidajat,R. De jong,W. eds. (2005). Buku ajar ilmu bedah. Ed 2.
Jakarta: EGC.
Taufik. Hudoyo,A. (2007). Gejala kanker paru.
Journal of Respiratory
dan
llmu
Kedokteran
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06
Respirasi
FKUI-RS
Marwan Sutiawan
FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2006
www.datadokter.blogspot.com
twitter: https://twitter.com/wa2n_dr06