Definisi
Postpartum adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta
selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandung seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (Mitayani, 2009).
B. Periode post partum
1. Periode immediate post partum
Dimulai setelah persalinan 1 jam pertama sampai 24 jam pertama dimana
hamper seluruh sistem tubuh mengalami perubahan secara drastic.
2. Periode early post partum
Dimulai setelah 24 jam pertama post partum sampai akhir 1 minggu pertama
sesedah melahirkan dimana resiko bahaya yang sering terjadi pada ibu post
partum.
3. Periode late post partum
Dimulai dari minggu ke-2 sampai minggu ke-6 setelah melahirkan, terjadi
perubahan secara bertahap.
C. Tujuan pengawasan adaptasi fisiologis
1. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
2. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan klien
3. Memberi kesempatan untuk dapat merawat bayi
4. Meningkatkan hubungan bayi dan orang tua
5. Merawat diri sendiri secara efektif
D. Adaptasi fisiologi post partum
1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah
- Stabil
- Hipotensi ortostatic pada 48 jam pertama (penurunan sistolik
20mmHg) sebagai kompensasi cardiovascular terhadap penurunan
-
partum)
b. Nadi
Bradikardi pada 24-48 jam pertama (40-50x/menit)
c. Respirasi
- Fungsi pernapasan kembali ke fungsi saat tidak hamil pada bulan ke-6
-
setelah melahirkan.
Setelah rahim kosong, diafragma menurun, aksis jantung kembali
normal, gambaran EKG kembali normal.
d. Suhu
- 24 jam pertama <38oC
- Bila suhu >38oC 2 hari berturut-turut dalam 18 hari pertama post
partum harus dicurigai adanya infeksi post partum.
2. Sistem cardiovascular
a. Cardiac output
Cardiac output terus meningkat selama kala I dank ala II persalinan,
puncaknya pada puer perineum dengan baik tidak memperhatikan
tipe/persalinan/penggunaan anestesi. Cardiac output tetap tinggi sampai 48
jam post partum, biasanya diikuti peningkatan volume akibat dari
peningkatan venous return.
Cardiac output kembali pada keadaan seperti sebelum hamil dalam 2-3
minggu, nadi umumnya bradikardi pada 6-8jam pertama setelah
persalinan. Bradikardi merupakan suatu konsistensi peningkatan cardiac
output dan nadi pada sebelum hamil 3 bulan setelah persalinan frekuensi
nadi biasanya antara 50-70x/menit, nadi yang cepat mengindikasi
hipovolemi sekunder dari perdarahan, kecemasan, kelelahan, infeksi,
demam atau penyakit jantung. Tekanan darah mungkin sedikit meningkat
karena upaya persalinan dan keletihan. Tekanan darah atau normal kembali
dalam waktu 1jam. Bila terjdai penurunan mengindikasi terjadi perdaraha
uteri, hipotensi ortostatik atau respon fisiologi terhadap kehilangan tekanan
intra pelvic.
b. Volume dan konsistensi darah
Perubahan pada volume darah tergantung pada beberapa factor, variable
seperti perdarahan selama persalinan, mobilisasi, cairan intravaskuler,
jumlah darah yang hilang dalam persalinan melalui vagina selama 24 jam
post partum sekitar 500-600 ml dan persalinan pada anak kembar atau
dengan section caesaria jumlah darah yang hilang mencapai 100ml. pada
minggu ke-3 post partum, total volume secara normal berkurang dari 5-6
liter sebelum melahirkan jadi 4 liter selama melahirkan eritropoiesis
meningkat dan bias disertai adanya dehidrasi.
c. Varises
Varises pada ekstremitas bawah yang berkembang selama kehamilan
dikarenakan peningkatan volume darah dan terjaddi dependent verosus
statis akan berkurang sedikit demi sedikit, kelahiran edema pada
ekstremitas atau nagian tubuh lain juga akan menghilang.
3. Sistem gastrointestinal
Peritoneum yang membungkus sebagian besar atas menjadi berlipat-lipat dan
kerutan. Ketika meometrium kontraksi dan berinteraksi setelah kelahiran dan
beberapa hari sesudahnya. Pemulihan defekasi secara normal terjadi lambat
dalam 1 minggu, hal ini disebabkan karena penurunan motilitas usus dan rasa
tidak nyaman pada perineum, adanya episiotomy, laserasi atau hemoroid.
4. Sistem reproduksi
a. Payudara
Saat melahirkan payudara mengeluarkan prolaktin sehingga sel-sel yang
mengeluarkan ASI mulai berfungsi, keadaan ini ditandai dengan adanya
pembuluh dalam payudara menjadi bengkak terisi darah, terasa hangat,
bengkak dan sakit.
Pada ibu yang tidak menyusui, payudara biasanya teraba nodular kadar
prolactin akan menurun dengan cepat, terjadi pembengkakan, nyeri dan
keras pada hari ke-3 dan ke-4, karena penimbunan nair susu. Laktasi akan
berhenti beberapa hari sampai 1 minggu.
Pada ibu yang menyusui ketika laktasi terbentuk, terasa suatu masa
(berjalan), tetapi kantong susu yang terisi berubah posisi dari hari ke hari.
Sebelum laktasi dimulai payudara terasa hangat dan keras bila disentuh,
rasa nyeri akan menetap dalam 48 jam.
b. Involusi uteri
Involusi uteri dimulai segera setelah placenta keluar akibat kontraksi otototot polos uterus. Dalam waktu 12 jam post partum, tinggi fundus uteri
mencapai 1cm diatas umbilicus. Selanjutnya fundus uteri turun kira-kira 12 cm setiap 24 jam. Pada hari ke-6 tinggi fundus berada antara umbilicus
dan simpisis pubis. Dan pada hari ke-9 tinggi fundus tidak dapat dipalpasi.
c. Endometrium
Proses regenerasi endometrium berlangsung cepat tepat placenta ditempat
yang lain permukaan bebas menjadi tertutup oleh epitel dalam 1 minggu
atau 10 hari diseluruh endometrium pulih kembali dalam minggu ke-3.
d. Involusi tempat menempel plasenta
Ekstrusi lengkap tempat placenta memerlukan waktu 10 minggu. Diameter
tempat 1 minggu implementasi setelah persalinan 8-9cm. pada akhir
minggu ke-2 diameter menjadi 3-4cm.
e. Perubahan serviks dan segmen bawah uterus
Setelah kelahiran, serviks dan segmen bawah uterus strukturnya menipis,
berlapis dan kendur selama beberapa hari setelah persalinan. Mulut serviks
dengan mudah dapat memasukan 2 jari, tetapi pada akhir minggu pertama
menjadi sempit. Involusi serviks dan segmen bawah uterus paska
persalinan berbeda dan tidak kembali pada keadaan sebelum hamil.
Pada multipara tsmus segmen bawah uterus memiliki dinding sejajar
kemudian setelah melahirkan dinding menutup. Kanalis servikal menjadi
lebih besar dan longgar sehingga ove tampak lagi berupa titik atau
lingkaran kecil (seperti pada nulipara) tetapi berupa garis horizontal agak
lebar (disebut paraous serviks). Pada persalinan yang tidak bersih sering
terjadi infeksi aides tuba fallopi dan menyebabkan sulpingitis akut sampai
2 minggu post partum. Jika hal ini terjadi maka akan menghambat proses
involusi, sehingga sering dilakukan salpingektomi.
f. Perdarahan pervagina
Kongesti pada dinding vagina berakibat sampai beberapa hari. Vagina
kembali normal sampai 3 minggu. Labia minora dan mayora tampak
sedikit tegang dan tidak licin.
g. Lochea
Pengeluaran lochea berdasarkan jumlah dan warna dibagi menjadi 3:
1) Lochea rubra: hari ke 1-3 berwarna merah dan hitam, terdapat sel-sel
caesaosa, rambut lanugo, sisa mekonium dan sisa darah.
2) Lochea sangiolenta: hari ke 3-7 berwarna putih campur darah
3) Lochea serosa: hari ke 7-11 berwarna kekuningan
4) Lochea alba: setelah 14 hari berwarna putih
Perdarahan lochea menunjukan keadaan yang abnormal dari:
1) Perdarahan berkepanjangan
2) Pengeluaran lochea tertahan
3) Lochea purulenta berbentuk darah
4) Rasa nyeri yang berlebihan
5) Terdapat sisa placenta
6) Terjadi infeksi intra uterin
5. Sistem urinaria
Pembentukan sistokopik segera setelah melahirkan tidak hanya
memperlihatkan edema dan hyperemia dinding kandung kencing melainkan
sering terjadi ektravasasi darah ke mukosa pada post partum. Kadar stimoid
menurun, fungsi ginjal menurun dan akan kembali normal setelah 1 bulan post
partum. hipertonia, dilatasi ureter serta pelvis ginjal selama kehamilan akan
kembali normal setelah 8 minggu post partum. Trauma pada kandung kemih
yang rusak/kelebihan sel darah merah akan menurun secara bertahap sesuai
dengan usia sel darah merah kembali ke batas normal setelah 8 minggu
post partum.
Sel darah putih
Leukositosis selama 10-12 hari post partum 120.000-250.000 /mm3
neotropil melalui sel darah putih yang terbanyak.
Faktor koagulasi
Terjadi hyperkoagulasi yang diiringi kerusakan pembuluh darah dan
keadaan mobilitas sehingga dapat meningkatkan resiko tromboemboli
terutama bbila melahirkan secara SC. Varises di tungkai dan daerah anus
akan mengecil dengan cepat setelah bayi lahir.
E. Adaptasi psikologis post partum
1. Perubahan psikologis ibu post partum
Menjadi orang tua merupakan suatu krisis sebagai masa transisi akibat dari
pertumbuhan emosional. Adaptasi yang harus dilakukan oleh orang tua adalah
mengenali bayi baru lahir
2. Tahapan perubahan psikologis ibu post partum
- Fase talking-in (fase dependen=periode tingkah laku ketergantungan)
perhatian klien lebih besar terhadap dirinya sendiri, klien tergantung pada
orang lain untuk perawatan dirinya. Klien lebih senang membicarakan
pengalaman persalinan yang telah dialaminya, fase talking biasanya terjadi
-
F. Adaptasi Keluarga
Fase peran serta menjadi orang tua
K. Patofisiologi
L.
R.
S.
T.
episiotomy
U.
uteri
V.
W.
ujung
X.
Y.
baik untuk
Z.
AA.
AB.
dan prostaglandin)
AC.
AD.
reseptor nyeri
Partus
M.
N.
Post Partum
O.
P.
Perubahan fisiologis
Q.
Sistem perkemihan sistem GI
sistem reproduksi
Trauma persalinan
penurunan
rupture perineum,
motilitas
oto abdomen
Edema, sensitifitas
terputusnya kontinuitas
usus
sistem kardiovakuler
kekenyalan
menurun
Cairan menurun
sistem integument
perdarahan
luka
involusi
Hb menurun
jaringan merangsang
media yang
resiko konstipasi
perubahan perfusi jaringan
masuk & keluar
mengeluarkan mediator
Tekanan meningkat
perkembangbiakan
kimia (bradikinin, serotonin,
Pengosongan urine
hypoxia
mikroorganisme histamine
Tidak sempurna
AE.
AF.
AG.
AH.
hipotalamus
Perubahan pola
Eliminasi BAK
thalamus
Retensi urine
kegagalan sirkulasi
penimbunan asam
AI.
tubuh
AJ.
cerebri
AK.
AL.
AM.
mobilisasi fisik
Laktat dalam
cortex
Keletihan
nyeri dipersepsikan
Gangguan
AN.
nyer
i
BA. Data
BD. DS:
BE. Mengungkapkan
ketidaknyamanan karena
nyeri.
BF.
DO:
Skala nyeri 1-5
TTV mengalami
perubahan
Klien terlihat menangis
Terdapat luka
BB.
Etilogi
BC. Masalah
BG. Partus
CF.
Gangguan
BH.
rasa nyaman nyeri
BI.
Post partus
BJ.
CG. DS:
CH. Keluhan ingin
BAK tetapi takut tertahan
(belum BAK)
CI.
DO:
- Distensi blass
- Oligoria
- Pemasangan DC
CX. DS:
CY. Klien mengeluh
adanya mual tidak nafsu
makan
CZ. DO:
- Porsi makan tidak habis
- BB menurun
- ASI keluar sedikit
CT.
Edema, sensitivitas
cairan menurun (reflex
pengosongan urin tidak
sempurna)
CU.
CV. Retensi urine
DA. Perdarahan
DB.
DC. Hb menurun
DD.
DE. Oksigen ke jaringan
berkurang
DF.
CW. Perubahan
pola eliminasi
BAK
DP.
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
DO.
DQ. DS:
DR. Klien mengatakan
sakit saat beraktifitas
DS. DO:
- Klien terlihat cemas
- Klien tampak hati-hati
saat beraktifitas
- ADL sebagian dibantu
EP.
DS: EQ. DO:
Terdapat tanda-tanda
infeksi
TTV mengalami
perubahan
Leukosit meningkat
Suhu >38oC
Nadi takikardi
FH. DS:
FI.
Klien mengeluh
BAB kurang lancer
FJ.
DO:
EF.
Oksigen ke jaringan
berkurang
EG.
EH. Kegagalan sirkulasi
EI.
EJ.
Penimbunan asam
laktat dalam tubuh
EK.
EL.
Keletihan
EM.
EN. Gangguan mobilitas
fisik
ER. Partus
ES.
ET.
Post partus
EU.
EV. Perubahan fisiologi
EW.
EX. Sistem integument
EY.
EZ.
Luka episiotomy
FA.
FB.
Terputusnya kontinuitas
jaringan
FC.
FF.
Resiko tinggi infeksi
FK. Partus
FL.
EO. Gangguan
mobilitas fisik
FG. Resiko
tinggi infeksi
FX. Resiko
konstipasi
FO.
Perubahan fisiologis
FP.
FS.
Kekenyalan otot
abdomen menurun
FT.
FY.
FZ. Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma persalinan, rupture perineum, involusi
uteri dan luka episiotomy.
2. Perubahan pola eliminasi BAK berhubungan dengan trauma persalinan, edema,
reflek pengosongan, urin berkurang
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya anorexia, mual
muntah
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya nyeri akut, keletihan,
kurang mobilisasi.
5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,
invasi bakteri sekunder
6. Resiko konstipasi berhubungan dengan adanya penurunan motilitas usus,
kekenyalan otot abdomen menurun, ketidaknyamanan perineum.
GA. Nursing care planning
GB.
GC. Tujuan
D
x
GF. GG. Setelah
1
dilakukan asuhan
keperawatan selama
3x24 jam diharapkan
nyeri berkurang
dengan kriteria hasil:
- Klien melaporkan
penurunan rasa
nyeri.
- TTV dalam batas
normal
- Klien tampak tenang -
GD.
Intervensi
GE.
Rasional
penjelasan/pengetahua
n tentang proses
terjadinya nyeri
GL.
GM.
GN.
Anjurkan untuk
melakukan teknik
relaksasi dan distraksi
nyeri
Kaji masukan cairan
infuse (intake) dan
keluaran urin (output)
dan lamanya persalinan
GS.
GT.
GU.
GV.
GW.
Palpasi kandung kemih,
pantau TFU, lochea, serta jumlah lochea
GX.
GY.
GZ.
HA.
HB.
Perhatikan adanya
edema/laserasi dan
jenis yang digunakan
Kaji bising usus
HE.
Sajikan makanan dalam
keadaan hangat dan
menarik
Anjurkan klien untuk
makan dalam porsi
sedikit tapi sering
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk diet
makanan
Kaji kemampuan dan
fungsi tubuh
HH.
HI.
Berikan penjelasan
tentang pentingnya
- Mengetahui kemampuan
dan fungsi tubuh
sehingga intervensi bias
ditentukan
- Klien mengetahui dan
memahami pentingnya
mobilisasi
HJ.
HK.
HL.
Latih mobilisasi sesuai kemampuan
HM.
Libatkan klien dan
keluarga tiap
pengambilan keputusan
dari rencana tindakan
keperawatan
Kaji keadaan luka
HP.
HQ.
Rawat perineum/luka
episiotomy setiap hari
HR.
HS.
HT.
Kolaborasi untuk
pemberian antibiotic
Menentukan intervensi
yang akan ditentukan
dengan tepat
Menjaga kebersihan dan
mempersempit ruang
gerak dan
perkembangbiakan
mikroorganisme
Melemahkan dan
membunuh
mikroorganisme
HU. HV. Setelah
- Anjurkan klien untuk
- Dapat melunakan feses
6
dilakukan asuhan
banyak minum dan diet
sehingga mudah
keperawatan selama
tinggi serat
dikeluarkan
3x24 jam diharapkan - Anjurkan klien untuk
- Mobilisasi dapat
tidak ada konstipasi
mobilisasi
meningkatkan motilitas
dengan kriteria hasil:
HW.
usus
- Bising usus normal - Kolaborasi untuk
- Melunakan feses sehingga
(7-12 x/menit)
laktasif
mudah untuk
- Klien dapat BAB
dikeluarkan
tiap hari
HX.
HY.
DAFTAR PUSTAKA
HZ.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
IA.
IB.
Ambarwati, Eny retna. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra
Cendikia offset
IC.
ID.
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum).
Jakarta: TIM
IE.
IF.
Maryunani, Anik. 2010. Imu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta :
TIM
IG.
IH.
Nanny, Vivian Lia Dewi. dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika
II.
IJ.
IK.
IL.
IM.
IN.
IO.
IP.
IQ.
IR.
IS.
IT.
IU.
IV.
IW.
IX.
IY.