Anda di halaman 1dari 16

BAB I

KAJIAN PUSTAKA
A. LATAR BELAKANG
Dua indikator kinerja perekonomian yang terus-menerus diamati adalah
inflasi dan pengangguran. Bagaimana kedua ukuran kinerja perekonomian ini dapat
saling berkaitan? Kita melihat bahwa tingkat pengangguran alamiah bergantung
pada berbagai ciri pasar tenaga kerja, seperti peraturan upah minimum, kekuasaan
pasar serikat pekerja, peranan upah efisiensi dan seberapa efektifnya proses
pencarian kerja. Sebaliknya tingkat inflasi terutama sekali bergantung pada jumlah
uang yang beredar yang dikendalikan oleh bank sentral, oleh sebab itu, pada jangka
panjang, inflasi dan pengangguran secara garis besar bukanlah dua masalah yang
saling berkaitan.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal dapat menggeser kurva permintaan agregat. Oleh sebab itu,
kebijakan moneter dan fiskal dapat memindahkan perekonomian sepanjang kurva
phillips. Kenaikan jumlah uang yang beredar, peningkatan pengeluaran pemerintah
atau pemotongan pajak meningkatkan permintaan agregat dan memindahkan
perekonomian ke suatu titik pada kurva phillips dengan tingkat pengangguran yang
lebih rendah dan inflasi yang lebih tinggi. Dan begitu juga sebaliknya. Dengan
pemahaman ini kurva phillips menawarkan pilihan-pilihan kombinasi antara inflasi
dan penangguran kepada para pembuat kebijakan (Mankiw, 2006:364).
Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam
permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara
negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah
ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan harga (inflasi) dan kemiskinan di
Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan solusi yang
tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat langkah Negara
Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.

B. RUMUSAN MASALAH
1
STIE Indonesia Malang

Dalam pembahasan materi mengenai Inflasi dan Pengangguran kami


mengangkat rumusan masalah yaitu :
a. Bagaimana konsep dan pengaruh inflasi ?
b. Apa penyebab hubugan antara Pengangguran dan Inflasi ?
c. Bagaimana hubungan antara tingkat harga dan pengangguran ?
d. Apa Dampak Pengangguran dan Inflasi terhadap Masyarakat Indonesia ?
C. TUJUAN
1. Memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Indonesia
2. Mengetahui konsep Pengangguran & Inflasi
3. Mengetahui hubungan antara Pengangguran & Inflasi
4. Mengetahui Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk
mengendalikan Inflasi dan menurunkan Pengangguran

BAB II
PEMBAHASAN
2
STIE Indonesia Malang

A. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang
tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp,
sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal
tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalahmasalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan

pendapatan

menyebabkan

penganggur

harus

mengurangi

pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan


kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP (Gross National Product) dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan
dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

B. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
B.1. Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :
3
STIE Indonesia Malang

a. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah Tenaga kerja


yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang
dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.
B.2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7
macam :
a. Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment) adalah pengangguran
yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan
kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja
penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya
manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
b. Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment) adalah pengangguran yang
diakibatkan

oleh

perubahan

gelombang

(naik-turunnya)

kehidupan

perekonomian/siklus ekonomi.
c. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment) adalah pengangguran
yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam
jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa
kemungkinan, seperti :
-

Akibat permintaan berkurang

Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi

Akibat kebijakan pemerintah

d. Pengangguran

Musiman

(Seasonal

Unemployment)

adalah

keadaan

menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang

4
STIE Indonesia Malang

menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang


menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.
e. Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas
naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
f. Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan
atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.
g. Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran Siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
C. PENYEBAB TERJADINYA PENGANGGURAN
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan

pendapatan

menyebabkan

penganggur

harus

mengurangi

pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan


kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.
Di

negara-negara

berkembang

seperti

Indonesia,

dikenal

istilah

pengangguran terselubung di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan


dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
D. DAMPAK TERJADINYA PENGANGGURAN
D.1. Bagi Perekonomian Negara
5
STIE Indonesia Malang

a. Penurunan pendapatan perkapita.


b. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
c. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
D.2. Bagi Masyarakat
a. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
b. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan
apabila tidak bekerja.
c. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
E. KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI PENGANGGURAN
Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk
mengatasinya yang disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu
sebagai berikut :
a. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
-

Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.

Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang
kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.

Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan


(lowongan) kerja yang kosong.

Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami


pengangguran.

b. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional


Untuk mengatasi pengangguran secara Friksional antara lain dapat digunakan
cara-cara sebagai berikut :
-

Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru,


terutama yang bersifat padat karya.

Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.

Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor


agraris dan sektor formal lainnya.

Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan


jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap
6
STIE Indonesia Malang

tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari
kalangan swasta.
c. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut :
-

Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain.

Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan


waktu ketika menunggu musim tertentu.

d. Cara Mengatasi Pengangguran Siklus


Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara
sebagai berikut :
-

Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.

Meningkatkan daya beli masyarakat.

F. INFLASI
Berbagai definisi tentang inflasi telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga
(2001: 237) menyatakan bahwa Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga
umum mengalami kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum
yang terjadi sekali waktu saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi.
Menurut Rahardja (1997: 32) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga
untuk meningkat secara umum dan terus-menerus. Kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan meluas kepada sebagian
besar harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi.
Sementara itu Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa Inflasi adalah
kenaikan terus-menerus dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga
berfluktuasi, bulan ini naik dan bulan depan turun, setiap adanya kenaikan kerja
tidak berarti sebagai inflasi.
Sedangkan Sukirno (2004: 27) memberikan definisi bahwa Inflasi adalah
suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian.
Selanjutnya BPS (2000: 10) mendefinisikan Inflasi sebagai salah satu
indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah atau daerah yang
menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari
indeks harga konsumen. Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya
beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi
besarnya produksi barang.
7
STIE Indonesia Malang

Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat


diambil kesimpulan bahwa secara umum Inflasi adalah suatu gejala naiknya harga
secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang
sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis
komoditi juga tidak dikatakan inflasi.
Inflasi dapat didefinisikan pula sebagai suatu proses kenaikan harga-harga
yang berlaku dalam suatu perekonomian. Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu
proses

meningkatnya

harga barang-barang secara

umum

dan terus-menerus

(kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidak lancaran distribusi barang.
Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga yang
merupakan rata-rata harga konsumen atau produsen. Indeks harga adalah rata-rata
tertimbang dari sejumlah barang-barang dan jasa. Dalam membuat indeks harga
para ekonom menimbang harga individual dengan memperhatikan arti penting
setiap barnag secara ekonomis. Indeks harga yang digunakan untuk mengukur
inflasi yaitu indeks biaya hidup (consumer price index), indeks harga perdagangan
besar (wholesale price index), dan GNP deflator.
G. JENIS-JENIS INFLASI
G.1. Berdasarkan Besar Laju Inflasi
Berdasarkan besar laju inflasi, antara lain :

a. Inflasi ringan atau Creeping inflation (di bawah 10% setahun)


Ditandai dengan laju inflasi yang rendah sehingga kenaikkan harga berjalan
secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif
lama.
b. Inflasi sedang (antara 10 30% setahun)
Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan ekonomi. Perlu diingat
laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan harga. Pendapatan riil
masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti buruh, mulai
8
STIE Indonesia Malang

turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan
harga.
c. Inflasi berat (antara 30 100% setahun)
Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelakupelaku ekonomi yang memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.
d. Inflasi liar atau hyperinflation ( di atas 100% setahun)
Inflasi ini terjadi bila setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat
sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang
terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hyperinflastion).
G.2. Berdasarkan Penyebabnya
Jenis-jenis Inflasi dilihat dari faktor-faktor penyebab timbulnya Inflasi
tersebut, antara lain :
a. Inflasi tarikan permintaan
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat
(AD) yang terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau
produksi agregat.
b. Inflasi dorongan biaya
Inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi yang pesat
dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
c. Inflasi Struktural
Inflasi yang terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan struktural yang
menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan yang
meningkat.
G.3. Berdasarkan Asal Terjadinya Inflasi
a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) adalah inflasi yang
timbul karena terjadi defisit anggaran belanja yang dibiayai oleh pemerintah
dengan pencetakan uang baru, karena panenan gagal dan akibat-akibat lain
sebagainya.
b. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) adalah inflasi yang
timbul karena kenaikan harga-harga (yaitu, inflasi) di luar negeri atau di negaranegara langganan berdagang kita. Kenaikan harga barang-barang yang kita
impor mengakibatkan :
9
STIE Indonesia Malang

(1) secara langsung kenaikan indeks biaya hidup karena sebagian dari barangbarang yang tercakup di dalamnya berasal dari impor
(2) secara tidak langsung menaikkan indeks harga melalui kenaikan biaya
produksi (dan kemudian, harga jual) dari berbagai barang yang menggunakan
bahan mentah atau mesin-mesin impor (cost inflation),
(3) secara tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri karena
kemungkinan (tetapi ini tidak demikian) kenaikan harga barang-barang impor
mengakibatkan kenaikan pengeluaran pemerintah/swasta yang berusaha
megimbangi kenaikan harga impor tersebut (demand inflation).
H. DAMPAK DARI INFLASI
Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam
perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa
dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan
bahwa inflasi dapat menurunkan tinhgkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan
salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian Negara, dan lain sebagainya.
Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif
dari inflasi adalah sebagai berikut :
1. Dampak Negatif
a.

Bila harga secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik,
sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena disatu sisi ada
masyarakat yang berlebihan uang memborong sementara yang kekurangan
uang tidak bisa membeli barang akibatnya negara rentan terhadap segala
macam kekacauan yang ditimbulkannya.

b.

Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk


menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak
bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup
(bangkrut ) atau rendahnya dana investasi yang tersedia.

c.

Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk


memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran.

d.

Distribusi barang relative tidak adil karena adanya penumpukan dan


konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber
produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang.
10
STIE Indonesia Malang

e.

Bila inflasi berkepanjanagn produsen banyak yang bangkrut karena


produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu
membeli.
Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang

f.

mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir


pada penjarahan dan perampasan.
2.

Dampak positif
a.

Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan


diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.

b.

Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri


menjadi semakin dipercaya dan tangguh.

c.

Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan


tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau
membuka usaha.

I. CARA MENCEGAH INFLASI


1. Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar.
Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu :
a. Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana
pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank
Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah
uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga,
b. Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat
bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada
Bank Umum,
c. Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu
proporsi cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan
masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini
dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
2. Kebijakan Fiskal
11
STIE Indonesia Malang

Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah


serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan
dengan demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan
total, sehingga inflasi dapat ditekan.
3. Kebijakan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini
dapat dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga
impor cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang dalam negeri
cenderung menurunkan harga.
4. Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan penentuan harga, serta didasarkan pada indeks harga
tertentu untuk gaji ataupun upah (gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks harga
naik,gaji atu upah juga dinaikkan.
J. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT HARGA DAN PENGANGGURAN
Teori inflasi, A.W. Phillips berhasil menemukan hubungan yang erat antara
tingkat pengangguran dengan tingkat perubahan upah nominal. Penemunannya ini
diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian inggris untuk
periode 1861-1957. Kurva yang menggambarkan hubungan di antara tingkat inflasi
dan tingkat pengangguran dinamakan kurva Phillips. Kurva phillips yang
menghubungkan persentase perubahan tingkat upah nominal dengan tingkat
pengangguran seperti diuraikan di atas biasa disebut dengan kurva phillips dalam
bentuk asli. Di samping itu, ada juga kurva phillips dalam bentuk versi baru yang
biasa disebut dengan kurva phillips yang sudah direvisi yang digunakan untuk
mengukur tingkat inflasi. Argumentasi untuk menjelaskan kurva phillips di atas
dirumuskan dengan formulasi sebagai berikut :
Laju inflasi = Tingkat kenaikan upah Tingkat kenaikan produktivitas
Sifat keterkaitan di antara inflasi harga dan tingkat pengangguran :
Berdasarkan, kurva Philips menggambarkan hubungan negative antara
inflasi dan penggangguran. Yaitu jika semakin tinggi angka penggangguran maka
semakin rendah inflasi yang terjadi karena, jika tingginya angka penggangguran itu
berarti masyarakat banyak yang tidak memiliki pekerjaan sehingga daya belinya pun
12
STIE Indonesia Malang

kurang dan mengakibatkan harga harga barang pun menurun karena rendahnya
permintaan dari konsumen. Begitu juga sebaliknya, jika semakin rendah angka
penggangguran maka semakin tinggi inflasi.
K. KETERKAITAN PENGANGGURAN DENGAN INFLASI
Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok
permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan
bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan
harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan
dengan kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin
rendah nilai suatu inflasi berarti semakin besar adanya kecenderungan ke arah
stabilitas harga.
Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga
suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan dengan purchasing power atau
daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung
kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga
dibarengi dengan kenaikan upah riil.
Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah
menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang
seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya
angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah
penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan
modal untuk berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di
negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun
masalah pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan
daripada di negara-negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang
surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah
ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara tersebut.

13
STIE Indonesia Malang

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Inflasi menunjukan tingkat kenaikan harga, Inflasi adalah suatu keadaan dalam
mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga pada umumnya, atau suatu
keadaan di mana terjadi senantiasa turunnya nilai uang.
2. Pengangguran adalah kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan
kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat
melakukan kegiatan kerja.

14
STIE Indonesia Malang

3. Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran


yang rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat
Pengangguran tinggi tingkat harga-harga relatif stabil. Selain itu, melemahnya
daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi), berakibat pada
lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya
Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja.
4. Dari kurva phillips tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi
tingkat pengangguran semakin cepat kenaikan tingkat upah dan harga; dan
semakin tinggi harapan inflasi akan semakin cepat pula kenaikan tingkat upah.

B. SARAN
1.

Menurut kami sebaiknya pemerintah dapat mengatasi pengangguran yang terjadi


di Indonesia yaitu dengan membuka lapangan kerja atau menyediakan lapangan
kerja.

2.

Semoga makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi bagi semua pihak untuk
dapat lebih mengembangkan ilmu pengetahuan, dan semoga dapat memberi
manfaat serta menambah ketaqwaan ataupun keimanan kepada Allah SWT.

BAB IV
DAFTAR RUJUKAN
Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.
Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus Lengkap Ekonomi Edisi Kedua. Collins.
Penerbit Erlangga : 1997.
Manullang. Pengantar Teori Ekonomi Moneter. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta:
1993.
Nopirin. Ekonomi Moneter Buku II. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta:
2000.
Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi. Makro ekonomi. Penerbit Erlangga:
1992.
15
STIE Indonesia Malang

Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada.
Jakarta: 2011.
Waluya Harry. Ekonomi Moneter Uang dan Perbankan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta:
1993.
http://ryansyukra.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-inflasi-dan.html
http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html
http://dwi-oki.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-pengangguran-dengan.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/1963022119
87032NETI_BUDIWATI/INFLASI_KAITANNYA_DENGAN_PENGANGGURAN_DAN_K
ESEMPATAN_KERJA.pdf
http://shandrakatherine.wordpress.com/tag/makalah-inflasi/

16
STIE Indonesia Malang

Anda mungkin juga menyukai