1 April
2014
PENDAHULUAN
Otonomi daerah di Indonesia telah dijalankan sejak adanya
Undang- Undang no. 5 Tahun 1974, yang kemudian disempurnakan
dengan adanya Undang-Undang no. 32 Tahun 2004. Otonomi
daerah adalah hak, wewenang,
masyarakat
setempat
sesuai
dengan
peraturan
pemerintah
pusat
dan
daerah
menyebutkan
dengan
dua
cara
yaitu,
mendayagunakan
potensi
memperkaya
diri
beberapa
kepentingan
saja.
Dalam
ruang
pengelolaan
korupsi
ke
keuangan
level
daerah.
negara
Hasil
turut
penelitian
yang
cukup
tinggi
bagi
masyarakat
dan
dengan
masih
maraknya
korupsi
di
Indonesia,
Opin
WTP
%
WD
%i
T
P
W
13
3
323
67
3
1
15
3
330
65
4
8
34
7
341
65
2
6
67
1
349
67
8
3
113
2
267
64
4
7
IHPS BPK Semester I, 2013
%
6
1
0
5
1
1
TMP
118
111
121
100
31
%
24
22
23
19
8
Jumla
h
485
504
522
524
415
opini
Wajar
Tanpa
Pengecualian
(WTP),
267
Keuangan
Instansi
Pemerintah,
Akuntabilitas
Kinerja
Dalam
penelitian
Santoso
dan
Pambelum
penilaian
memberikan
kontribusi
dalam
usaha
mereduksi
tingkat
pengungkapan
laporan
keuangan
pemerintah
di
Indonesia,
analisis
perkembangan
korupsi
di
Pengecualian
(WTP/unqualified
opinion), Wajar
Dengan
Wajar
menyatakan
Tanpa
bahwa
Pengecualian
laporan
(WTP/unqualified
keuangan
telah
opinion)
disajikan
dan
bahwa
laporan
keuangan
telah
disajikan
dan
dampak
dikecualikan,
hal-hal
sehingga
yang
berhubungan
informasi
keuangan
dengan
dalam
yang
laporan
material,
sehingga
informasi
keuangan
dalam
laporan
menolak
memberikan
opini
atau
Tidak
dalam
pengambilan
keputusan.
Selain
itu
para
dalam
Novita
Puspasari
dan
Eko
Suwardi
(2012)
fraud
dalam
bentuk
secara
fraud
tree.
skematis
Pohon
ini
mis-appropriation,
pendapat-pendapat
merupakan
di
kesalahan
dan
atas
fraudulent
dapat
yang
statements.
disimpulkan
dibuat
secara
Menurut
bahwa
fraud
sadar
untuk
mendapatkan
keuntungan
untuk
pribadi
untuk
memuaskan
METODE
Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif dengan
pendekatan
eksploratif
dan
bertujuan
untuk
mendapatkan
audit
yang terjadi
di kabupaten-
kualitatif
merupakan
prosedur
penelitian
yang
besar
tingkat
Daerah
pengungkapan
Kabupaten
tersebut.
Laporan
Data
Keuangan
skor
tingkat
kualitas
pelaporan
keuangan
pemerintah
tolak
ukur
dari
keuangan,yang
dilakukan
dalam
rangka
memberikan
laporan
keuangan
salah
satunya
berdasarkan
pada
itu
pemeriksaan
untuk
mengeluarkan
opini
atas
laporan
kualitas
pelaporan
keuangan
pemerintah
merupakan
cermin
bagi
kualitas
pengelolaan
dan
WT
P
6
2%
7
2%
16
4%
36
9%
67
22%
WDP
235
65%
240
63%
252
64%
267
67%
212
69%
Kabupat
en T
W
26
7%
37
10%
23
6%
6
2%
4
1%
TM
P
96
26%
95
25%
105
26%
89
22%
26
8%
Jumla
h
363
100%
379
100%
396
100%
398
100%
309
100%
yang
mendapat
opini
Wajar
Tanpa
Pengecualian
atas
11
LKPD
dari
penilaian
pengungkapan
laporan
keuangan
oleh
kabupaten
yang
memiliki
nilai
tingkat
Kabupaten
Nagan
Raya
yang
memiliki
tingkat
menunjukkan
Keuangan
Pemerintah
bahwa
tingkat
Daerah
pengungkapan
Kabupaten
tidak
Laporan
memiliki
Dalam
glosarium
Transparency
International
Indonesia,
Bentuk/jenis
tindak
pidana
korupsi
adalah
kerugian
Perkembangan
dalam
kabupaten/kota.
Indonesia
masih
tertinggal
dengan
ini
diduga
karena
ukuran
besarnya
kasus
yang
kasus
korupsi.
Keadaan
ini
cukup
memprihatinkan
korupsi,
skor
tingkat
pengungkapan
LKPD
yang
terjadi
di
tahun
2011
berjumlah
38.
Rata-rata
dari
skor
terkait
pengungkapan
LKPD
di
atas
rata-rata
skor
tingkat
tersebut
memiliki
rata-rata
93,35.
Sebanyak
17
dari
rata-rata
skor
tingkat
LKPD
seluruh
kabupaten
Kabupaten
Pelalawan
Siak
Langkat
Nias
Nias Selatan
Seluma
Boven Digoel
Musi Banyuasin
Bengkayang
Jember
Serdang Bedagai
Lamongan
Kolaka
Muaro Jambi
Bireun
Tabanan
Kutai Kartanegara
Konawe Utara
Jumlah
Kasus
4
1
1
1
1
1
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
Opini
WDP
WTP
WDP
TMP
TMP
TW
TMP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
TMP
TMP
Skor Pengungkapan
LKPD
106
100
83
74
74
75
60
88
82
77
81
97
83
85
98
88
84
64
19
Rokan Hulu
WDP
79
No
Kabupaten
20 Supriori
21 Sumba Barat
22 Timor Tengah Sel
23 Manggarai Barat
24 Purwakarta
25 Tegal
26 Luwu Timur
27 Pesisir Selatan
28 Pati
29 Jeneponto
30 Gunung Kidul
31 Tolikara
Total
Sumber: Data diolah
Jumlah
Kasus
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
38
Opini
TMP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
WDP
TMP
WDP
TMP
Skor Pengungkapan
LKPD
69
96
92
78
73
90
91
82
98
64
94
65
82,9
bila
hanya
dengan
audit
laporan
keuangan
saja.
Diperlukan audit yang lebih lanjut seperti audit forensik atau audit
investigatif untuk menilai adanya korupsi. (Warta BPK, 2012)
Pengertian
Indonesia
yang
dikeluarkan
mendefinisikan
Transparency
korupsi
sebagai
International
penyalahgunaan
Berkhianat,
penyelundupan.
swastanisasi
Menggunakan
transaksi
luar
Menggelapkan
negeri
dan
illegal
negara/lembaga
dan
yang
mencuri.
tidak
tepat,
ke
rekening
pribadi,
menggelapkan
pajak
dan
penyogokan,
Menjual
tanpa
pemerintah/negara,
mengutip
izin
pungutan
jabatan
dan
surat
pemerintah,
barang
izin pemerintah.
milik
Manipulasi
uang
pelicin
yang
tidak
Menurut Theft Act 1968 dalam Jones 1990, salah satu jenis
praktek fraud adalah korupsi (Santoso dan Pambelum, 2010).
Korupsi, didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan publik untuk
keuntungan
pribadi
(Rose-Ackerman
1978),
memiliki
baik
Transparency
International
Indonesia
dalam
praktik
nepotisme.
Yang
kedua
adalah
bribery
atau
tender,
dan
yang
keempat
bid rigging
merupaan
tindakan
yang
keuntungan
dilakukan
secara
pribadi
seseorang
dan
untuk
menyebabkan
peraturan
perundang-undangan
mengenai
Anggaran
(LRA),
AtasLaporan
Daerah
Neraca,
Keuangan.
Laporan
Laporan
Arus
Kas
dan
Keuangan
Catatan
Pemerintah
2006tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
selanjutnya
kepada
Daerah.
kepala
Laporan
daerah
keuangan
melalui
PPKD
SKPD
paling
kualitas
pelaporan
keuangan
pemerintah
2010
yang
dengan
No.
71
Pemerintah
basis
Laporan
akrual,
Keuangan
namun
Pemerintah
masih
ada
penyesuaian
hingga
tahun 2014.
Pada penelitian ini diketahui bahwa tidak
terdapat
kaitan
Dalam
data
TPK
yang
dibandingkan
dengan
berkekuatan
peningkatan
kasus
TPK di tahun
merupakan
kasus
yang
2011.
memiliki
Kasus
waktu
hukum/TPK
lama
untuk
sebelum
yang
masih
dalam
proses pengadilan.
Dalam penelitian ini ditemukan sedikit keterkaitan antara
tingkat pengungkapan LKPD dan tingkat korupsi yang dilihat dari
54%
(68%
yang
memiliki
opini
tidak
baik
baik.
dari korupsi.
PUSTAKA ACUAN
Arens, A.A. et.al. 2010. Auditing and Assurance Services An
Integrated Approach, 13th edition. New Jersey: Pearson
Education Inc.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2007. Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara. Jakarta: BPK RI.
Badan
PemeriksaKeuangan
Indonesia. 2013.
Ikhtisar
Republik
Badan
PemeriksaKeuangan
Indonesia. 2013.
Ikhtisar
Republik
Cambridge:
Tanpa
Pengecualian
(Study
Kabupaten
Padang
kabupaten/
Dipublikasikan).
Kota
Depok:
di
Indonesia.
Fakultas
(Skripsi
Ekonomi
Tidak
Universitas
Indonesia.
Majalah Akuntan Indonesia Edisi Mei
2013. Majalah Akuntan Indonesia Edisi
Oktober 2013
Indriantoro, N & B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Nuraeni. 2012. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap
Kualitas Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. (Skripsi
Tidak
Dipublikasikan).
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Indonesia.
Puspasari, N & E. Suwardi. 2012. Pengaruh Moralitas Individu dan
Pengerndalian Internal Terhadap Kencederungan Kecurangan
Akuntansi: Studi Eksperimen Pada Konteks Pemerintahan
Daerah. Simposium Nasional Akuntansi.
Purnomo, R. & Damayanti. 2007. Memerangi Korupsi DPRD: Studi
Kasus Penanganan
Penelitian
Peraturan
Korupsi
Pemerintahan
Daerah.
2010
Standar
Bank Dunia.
Pemerintah
No.
71
Tahun
Tentang
Akuntansi Pemerintahan.
Santoso, P. 2010. Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik
Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam
Mencegah Fraud. Jurnal Universitas Parahyangan.
20