Anda di halaman 1dari 8

MESIN BUBUT

Posted by: januarsutrisnoyayan on: November 29, 2008

In: Uncategorized

Comment!

Dalam praktikum Proses Produksi saya mendapatkan 7 modul, ini adalah modul ketiga, yaitu
mesin bubut. Isinya dapat dilihat berikut ini.
bahan yang saya posting ini referensinya adalah buku petunjuk praktikum Proses Produksi yang
di sususn oleh tin asisten praktikum Proses Produksi.
3.1. Tujuan
Mempelajari proses pengerjaan logam melalui pemotongan dengan menggunakan mesin
perkakas yaitu mesin bubut.
3.2. Dasar Teori
Mesin bubut mencakup segala mesin perkakas yang memproduksi bentuk silindris.
Jenis yang paling tua dan paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan
memutar benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Suku cadang di mesin harus dapat
dipegang diantara kedua pusatnya, dipasangkan pada plat muka didukung pada pencekam
rahang atau dipegang pada pencekam yang ditarik ke dalam atau leher collet).
Meskipun mesin ini terutama disesuaikan dengan pengerjaan silindris, namun dapat juga
dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Permukaan rata dapat dicapai dengan menyangga
benda kerja pada plat muka atau ke dalam pencekam. Benda kerja yang dipegang dengan cara
ini dapat juga diberi pusat, digurdi, dibor atau dilebarkan lubangnya. Sebagai tambahan,
pembubut dapat digunakan untuk membuat kenob, memotong ulir atau membuat tirus.
Pembubut berkepala roda gigi mendapatkan dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak
yang dipasang pada motor di bawah. Untuk itu hanya perlu menggerakkan tuas yang menjulur
pada kotak roda gigi. Rakitan kereta luncur mencakup perletakan majemuk, sadel pahat dan

apron. Oleh karena mendukung dan memandu pahat pemotong, maka harus kaku dan dirancang
dengan ketepatan tinggi. Tersedia dua hantaran tangan untuk memandu pahat pada gerakan arah
menyilang. Roda tangan yang atas atau engkol tangan mengendalikan gerakan dari perlengkapan
majemuk dan karena perletakannya dilengkapi dengan busur derajat penyetel putaran, maka
dapat ditempatkan dalam berbagai kedudukan sudut untuk membubut tirus pendek. Roda tangan
yang ketiga digunakan untuk menggerakkan kereta luncur di sepanjang landasan, biasanya untuk
menarik kembali ke kedudukan semula setelah ulir pengarah membawanya sepanjang
pemotongan.
Bagian dari kereta luncur yang menjulur di depan dari pembubut disebut apron, yaitu
merupakan dinding ganda dicor yang berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk
menghantar kereta luncur dan peluncur menyilang dengan tangan atau daya. Pada permukaan
apron dipasangkan berbagai tuas kendali dan roda. Pembubutan dilakukan untuk menghasilkan
bagian-bagian yang bundar, benda kerja diputar pada sumbunya di mesin bubut ke arah sudut
potong dari pahat potong sehingga akan dihasilkan geram. Proses ini disebut dengan Turning
Operation.
Semua benda kerja hasil pembubutan merupakan bagian-bagian mesin, jig dan fixture, dan
cekam.
Benda-benda tersebut dibuat dari bahan yang berbeda-beda tergantung dari kebutuhannya,
dan dapat memiliki kualitas yang tidak sama satu sama lain.
3.2.1. Pengelompokan mesin bubut
Pembagian mesin bubut berdasarkan kemampuan pengerjaan dikelompokkan menjadi lima
kelompok besar yaitu:
a. Mesin Bubut Ringan
Mesin ini bentuknya kecil dan sederhana, digunakan untuk mengerjakan benda-benda yang
kecil pula.
Biasanya diletakkan diatas meja kerja.

Contoh : Mesin bubut Simonet.


b. Mesin Bubut Revolver
Mesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang ukurannya sama dan dalam jumlah
yang banyak atau untuk pengerjaan awal.
Contoh : Mesin bubut Kapstan.
c. Mesin Bubut Sedang
Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan perlengkapan
yang khusus. Mesin ini digunakan untuk pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi.
d. Mesin Bubut Standart
Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan digunakan untuk pengerjaan pembubutan
yang memerlukan ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar.
Contoh : Cholcester Master dan Kerry.
e. Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak digunakan pada benda
kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros kapal dan poros transmisi.
3.2.2. Gerakan-gerakan dalam membubut
Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip gerakan yaitu :
a. Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut cutting motion, main motion, artinya
putaran utama. Dan cutting speed atau kecepatan potong merupakan gerakan untuk
mengurangi benda kerja dengan pahat.
b. Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan chip (geram, serpih,
tatal).Gerakan tadi disebut feed motion.
c. Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (depth of cutting), pahat dimajukan ke arah
melintang sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini disebut adjusting
motion.

3.2.3. Pengerjaan pada mesin bubut


Adapun macam pengerjaan yang dapat dilakukan pada mesin bubut adalah :
a. Membubut memanjang (longitudinal)
Saat membubut memanjang, pahat digerakkan sejajar sumbu putar benda kerja sehingga
dihasilkan bentuk silinder.
b. Membubut melintang (transversal)
Pahat bergerak tegak lurus terhadap sumbu putar benda kerja sehingga bahan terpotong
menjadi dua bagian atau meratakan dari sisi benda kerja.
c. Membubut tirus / membubut konus
Pada waktu membubut tirus, pahat terlebih dulu diputar beberapa derajat, dengan demikian
dihasilkan bentuk silinder tirus.
d. Membubut ulir
Pada waktu membubut ulir, pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan sebaliknya. Pada waktu
bergerak ke kiri pahat melakukan pemotongan, sedangkan pada saat kembali tidak
melakukan pemotongan.
e. Membubut profil
Dipergunakan pahat khusus untuk membuat profile dengan gerakan pahat tegak lurus sumbu
putar dari benda kerja.
3.2.4. Peralatan dan mesin yang digunakan
Bagian-bagian mesin bubut :
a. Kepala tetap (head stock)
Digunakan untuk kedudukan cekam, bisa juga untuk perlengkapan-perlengkapan lain
misalnya centre tetap (dead centre), face plate, colet dan lain-lain.
b. Kepala lepas (tail stock)
Digunakan untuk menempatkan centre jalan (live centre), untuk menyangga benda kerja yang
panjang, untuk kedudukan chuck bor (drill chuck), untuk kedudukan reamer, bisa juga untuk
proses pembuatan tirus.

c. Eretan atas
Digunakan untuk kedudukan tool holder, bisa juga untuk proses pembuatan tirus.
d. Eretan lintang (cross slide)
Berfungsi untuk proses pemotongan melintang, baik untuk pemotongan benda kerja maupun
proses facing (transfersal turning).
e. Eretan memanjang
Berfungsi untuk penyayatan memanjang (longitudinal turning).
f. Bed mesin
Berfungsi untuk tempat kedudukan pembawa (carried).
g. Sumbu pengatur jarak kisar (lead screw)
Berfungsi untuk proses pembuatan ulir (threading turning).
h. Sumbu pengatur gerak maju pemotongan (feed shaft)
Berfungsi untuk menggerakkan pahat secara otomatis baik memanjang maupun melintang.
Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Pahat ini terbuat dari unalloyed
tool steel, alloy tool steel, cemented carbide, diamond tips, ceramic cutting material. Umurnya
tergantung dari jenis bahan dasar pahat, bentuk sisi potong, dan pengasahannya.
a. Sifat-sifat dasar pahat bubut
(1) Keras
(2) Ulet
(3) Tahan panas
(4) Tahan lama
b. Macam-macam pahat bubut

Untuk setiap jenis pengerjaan diperlukan pahat yang tepat. Oleh sebab itu harus dipilih pahat
roughing, finishing, boring, thread cutting, dan sebagainya. Kebanyakan pahat bubut sudah
distandarisasikan.
(1) Pahat roughing (roughing tool).
Selama pengerjaan kasar, pahat harus memotong benda dalam waktu sesingkat
mungkin. Oleh sebab itu pahat ini harus dibuat kuat. Bentuknya dapat lurus atau
bengkok.
(2) Pahat finishing (finishing tool).
Permukaan yang halus dari benda kerja akan diperoleh jika menggunakan pahat
finishing. Untuk keperluan ini dipergunakan pahat finishing titik dengan sisi potong
bulat dan pahat finishing datar dengan sisi potong rata. Setelah digerinda, sisi potong
pahat finishing harus digosok dengan oil stone secara hati-hati, kalau tidak
permukaan benda kerja tidak akan halus.
c. Perawatan pahat bubut
Pahat bubut harus disimpan sedemikian rupa sehingga sisi potongnya tidak mudah rusak.
Sisi potong yang tumpul menyebabkan getaran yang besar, sehingga menyebabkan panas
dan permukaan yang kasar. Oleh sebab itu janganlah menunggu sampai sisi potong tumpul.
d. Cara memasang pahat bubut
Selama pengerjaan, pahat ditekan oleh tenaga potong (cutting force). Besarnya tenaga ini
tergantung dari besarnya benda kerja dan ukuran penampang chip. Dengan memasang pahat
pada baut pengunci (clamping bolt), terjadilah getaran yang kuat di antara permukaan
penyangga pahat dengan penjepit pahat. Getaran tersebut menyebabkan pahat bergerak.
Untuk menghindari bergesernya pahat selama pengerjaan, pahat harus dipegang dengan kuat
dan aman. Untuk pemasangan pahat dapat digunakan pelat-pelat tipis sebagai ganjal.
Alat ukur digunakan untuk mengukur benda kerja yang akan dikerjakan. Alat ukur yang
tersedia antara lain:

a. Vernier Caliper
b. Mikrometerc.
c. Rollmeter
3.2.5. Kecepatan potong
Untuk menentukan kecepatan potong, hal-hal berikut ini harus diperhatikan:
a. Bahan dasar dari benda kerja
b. Bahan dari pahat
c. Penampang dari chip
d. Pendingin
e. Macam mesin bubut
Benda kerja yang besar biasanya sukar dipegang, maka harus digunakan kecepatan
potong yang sesuai. Jenis pengerjaannya pun harus dipertimbangkan.
3.3. Alat dan Bahan
a. Stopwatch
b. kaliper
c. Center drill
d. Kunci pahat
e. Kacamata
f. Sikat
g. snei
3.4. Cara Kerja
a. Menyiapkan lembar kerja.
b. Mengukur diameter awal benda kerja dengan menggunakan kaliper.

c. Memasang benda kerja pada chuck mesin bubut, periksa sehingga benar-benar center. Sisi
lainnya ditumpukan pada tail stock.
d. Memasang pahat pada rumah pahat dan mengatur tinggi ujung pahat terhadap sumbu
benda kerja.
e. Pahat potong ditempelkan pada benda kerja dan posisi skala diatur pada posisi nol.
f. Mengatur kedalaman potong.
g. Mengatur kecepatan putaran mesin dan kecepatan pemotongan.
h. Jika pemasangan benda kerja pahat sudah betul, menghidupkan mesin dengan menekan
tombol hijau dan pembubutan mulai berlangsung.
i. Pembubutan dilakukan untuk membubut benda kerja
j. Jika sudah selesai mesin dimatikan
k. Setelah benda selesai proses pembubutan, maka yang dilakukan selanjutnya adalah
pembuatan ulir, pembuatan ulir menggunakan snei
l. Dengan benda masih benda tercekam pada spindle, pasang snei pada benda kerja dibagian
yang akan dibuat ulir.
m. Dengan bantuan center drill supaya snei tidak bergerak kemana- mana, maka snei mulai
untuk diputar hingga terbentuk ulir yang diinginkan
n. Setelah selesai membuat ulir maka dilakukan proses facing pada sisi satunya,supaya tepian
benda kerja tidak tajam
o. Setelah selesai difacing, benda kerja dilepas dari spindle
p. Setelah selesai semua maka mesin bubut mulai untuk dibersihkan

Anda mungkin juga menyukai