Anda di halaman 1dari 4

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-4

Perencanaan Transportasi Crude Oil dengan Moda Pipa Bawah


Laut Operator PT. PHE ONVJ
Chandra Asian W(1), Imam Rochani(2), dan Handayanu(3)
Mahasiswa Teknik Kelautan ITS, (2),(3)Staff Pengajar Teknik Kelautan ITS
Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: Imamr@oe.its.ac.id
(1)

Abstrak - Subsea pipeline adalah alat transportasi fluida yang


pada decade ini sering digunakan karena dianggap lebih aman
dibanding alat transportasi lainnya. Tetapi dalam mendesain
system perpipaan ini haruslah diperhatikan standard-standard
yang berlaku agar pipa dapat terhindar dari kegagalan
mengingat konstruksi offshore pipeline adalah sebuah kontruksi
yang mahal. Tugas akir ini berisi tentang perencanaan
Transportasi crude oil dimana dalam merencanakan system
perpipaan kita perlu untuk menentukan pressure drop yang
terjadi sepanjang pipa, ketebalan wall thikness yang dibutuhkan,
ketebalan concrete coating yang diperlukan agar pipa dapat
stabil didasar laut dan menghitung jumlah anoda yang
diperlukan untuk mengatasi korosi eksternal sepanjang umur
operasi pipa. Berdasarkan hasil perhitungan didapat bahwa
ketebalan dinding pipa dan ketebalan concrete coating yang
diperlukan adalah 12.70mm dan 38 mm, sedangkan anode yang
dibutuhkan sebanyak 42 buah. Untuk menghitung pressure drop
digunakan bantuan software steady state dan pemodelan
interface spool dan pipeline menggunkan bantuan software stress
analysis
Kata Kunci: Pressure drop, Wall thikness, On-Bottom Stability,
Anoda,

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab


pertanyaan-pertanyaan diatas tersebut.
II. URAIAN PENELITIAN
Berikut ini adalah alur dari kegiatan yang dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini:
A. Study Literatur
Pada tahap ini penulis melakukan studi literatur dengan
mencari, mempelajari, serta memahami paper, jurnal dan
buku-buku yang berkaitan dengan tema penelitian yang
dilakukan. Ketentuan codes yang dilakukan dalam tugas akhir
ini adalah.
B. Pengumpulan Data
Data-data yang dipakai merupakan data desain basis dari
pertamina hulu energi
1. Data Propertis pipa
Parameters

Units

12 ULA-UW

Outside Diameter

mm

Didorong oleh semakin banyaknya penggunaan sumber daya


minyak dan gas bumi mendorong PT.PHE ONVJ untuk
membuka sumur baru yang mana akan menambah flow rate
yang direncanakan sebesar 3000 BOPD. Untuk memproses
crude oil tersebut Pertamina berencana untuk menyalurkan
nya menuju existing Platform UW melalui jaringan pipa
bawah laut baru. Sehingga diperlukan suatu analisis
perencanaan offshore pipeline yang memenuhi fungsi
keamanan dan kegunaan yang sesuai dengan codes dan
standard yang perlaku agar jaringan pipa ini dapat
menjalankan fungsinya tersebut dengan baik dan tidak
mengalami kegagalan sebelum umur operasiya berakir yaitu
selama 20 tahun.

Material

Seam Type

SMYS
SMTS
Young Modulus
Poison Ratio
Density
Structural
Dumping
Coefficient
Coefficient of Thermal
Expansion
Service
Design Pressure

MPa
MPa
MPa
kg/m3

323.9
API 5L Grade X52
PSL2 CS
SMLS, SAWL or
HFW
360 (52.20 ksi)
460 (66.70 ksi)
2.07 x 105
0.3
7850

0.26

/oC

1.1 x 10-5

psig

Three Phase
1600 (11.03 MPa)

Permasalahan-permasalahan yang diangkat dalam penelitian


ini, antara lain:
1. Bagaimana ketebalan nominal dinding pipa bawah laut
dari platform ULA-UW yang diperlukan agar sesuai
dengan desain pressure yang sudah ditentukan?
2. Bagaimana ketebalan minimum concrete coating yang
diperlukan untuk melawan lifting force agar pipa dapat
stabil?
3. Berapa jumlah anoda bracelet yang diperlukan untuk
mengatasi korosi eksternal sepanjang umur operasi pipa?

Operating Pressure

psig

142 (0.979 MPa)

Hydrotest Pressure

psig

2000 (13.79 MPa)

200 (93.3oC)

Operating Temperature

112 (44.4oC)

Fluid Density

kg/m3

845.5

I. PENDAHULUAN

Mechanical Design Temp.


(Metal)

F
F

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4


C. Data Lingkungan
Density of Sea Water

kg/m

1025

26.67

m /s

1.13 x 10-5

Very Soft Clay

Undrained Shear
Strength

kPa

2.0 6.0

Angle Friction

Deg

0.0

Minimum Water Depth

22.60

Maximum Water Depth

26.80

Sea Water Temperature


Kinematics Viscosity
Soil Type

2
target pressure agar fluida dapat sampai di tempat tujuan yaitu
Platform UW dengan pressure dan Flow debit yang didesain

Gambar 1. Grafik perbandingan pressure dan jarak


D. Menghitung pressure drop
Untuk mencari berapa pressure drop yang terjadi sepanjang
pipa sampai dengan pressure outlet di Platform UW
mengunakan Software PIPESIM
E. Analisis ketebalan dinding pipa bawah laut
Dalam desain awal pipa perancangan ketebalan dinding
merupakan hal yang penting oleh karena itu harus dianalisis
ketebalan
berdasarkan
kriteria-kriteria
yang
dapat
menyebabkan kegagalan (internal pressure containment,
external hydrostatic pressure collapse, buckle propagation
criteria,), selanjutnya ketebalanan yang didapatkan ditambah
dengan ketebalan corrosion allowance, mill tolerance,
construction allowance sehingga didapat ketebalan pipa dapat
beroperasi dengan aman.
F. Analisis On-Bottom Stability
Memulai dengan perhitungan property pipa meliputi
perhitungan diameter luar pipa,berat baja di udara, berat
lapisan anti karat di udara, berat selimut beton di udara, berat
pengisi pipa, besar gaya apung lalu perhitungan berat
terendam pipa, penentuan teori gelombang, penentuan
kecepatan arus akibat pasut, perhitungan koefisien
hidrodinamika ,koefisien gesek tanah, perhitungan berat
terendam minimum pipa, analisis kestabilan lateral dan
vertical.
G. Perhitungan Cathodic Protection
Pipa bawah laut rentan terhadap korosi eksternal sehingga
perlu di tambahkan dengan Cathodic protection untuk itu perlu
dilakukan perhitungan berapa jumlah anoda yang dibutuhkan
oleh pipa dan jarak antara anode.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melalui tahap pengolahan data, maka akan
diperoleh hasil serta pembahasannya.
A. Analisis Pressure Drop
Dalam menghitung pressure drop yang terjadi sepanjang
pipa dapat dilakukan dengan bantuan Software steady state
calculation. Guna dari pressre drop adalah untuk menentukan

Berdasarkan grafik tersebut didapat bahwa pressure drop yang


terjadi sepanjang pipa 6.115 km ini adalah sebesar 29 psi dan
aliran yang terjadi adalah aliran turbulen dengan Reynolds
number 144803
B. Analisis Ketebalan dinding pipa
Dalam analisis ketebalan pipa pada laporan tugas akhir ini,
digunakan standar code ASME 31.4 pipeline transportation
system for liquid hydrocarbon and other Liquid serta API
1111 design, construction, operation and maintenance of
offshore hydrocarbon pipelines. Dalam tahap perhitungan
Wall thickness pertama-tama ketebalan dinding pipa
diasumsikan. Kemudian dilakukan pengecekan berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan, apakah ketebalan
dinding asumsi tersebut memenuhi kriteria. Apabila ternyata
ketebalan asumsi tersebut memenuhi syarat, maka ketebalan
tersebut digunakan. Sebaliknya apabila ketebalan dinding
tidak memenuhi syarat ataupun overdesain, maka dilakukan
penyesuaian hingga didapat ketebalan dinding yang paling
ekonomis tetapi dapat memenuhi kriteria-kriteria yang telah
ditentukan.
Berikut ini adalah hasil perhitungan ketebalan dinding
pipa yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria-kriteria yang
ditentukan
Tabel 1. Perhitungan ketebalan nominal Wallthickness

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4


C. Analisis On-Bottom Stability
Prosedur perhitungan pada pipa bawah laut dilakukan
dengan menggunakan standar DNV RP F109 On-Bottom
Stability Design of Submarine Pipeline. Analisis dilakukan
pada dua kondisi yaitu kondisi instalasi dan kondisi operasi
pada kedalaman laut 21.8 m.
Tabel 2. Hasil Perhitungan ketebalan Concrete Coating

3
E.

Pemodelan Menggunakan Software AUTOPIPE

Pemodelan pipa menggunakan AUTOPIPE pada Tugas


Akhir ini hanya memodelkan interface antara spool dan
pipeline. Dalam autopipe kita perlu memasukan inputan awal
pipa seperti yang dijelaskan pada bab II sebelumnya dan
karena autopipe tidak bisa memasukan beberapa jenis coating
kita perlu menghitung tebal antara concrete coating dengan
corrosion coating dan menghitung density gabungan. Dari
perhitungan didapatkan total composite spool dan pipeline
sebesar 42 mm dan total composite density sebesar 2893.58
kg/m-3, lalu memasukannya pada input awal. Gambar berikut
merupakan pemodelan spool dan pipeline pada ULA Platform
.

Dari hasil analisis perhitungan On-bottom Stability ketebalan


concrete coating yang diperlukan agar dapat memenuhi lateral
dan vertical stability Requirement adalah 38 mm
D. Analisis desain Cathodic Protection
Konstruksi yang terbuat dari logam maupun non logam
pasti mengalami korosi. Korosi merupakan masalah serius
dalam dunia material dan sangat merugikan termasuk dalam
konstruksi pipa karena korosi dapat mengurangi kemampuan
pipa dalam memikul beban, usia pipa menjadi berkurangan
dari aktu yang sudah direncanakan. Salah satu cara untuk
mencegah hal tersebut dengan menggunakan perlindungan
katodik dengan metode Sacrificial Anode. Berikut ini adalah
hasil perhitungan dari analisis desain katodik untuk
menentukan berapa jumlah anoda yang diperlukan untuk
mengatasi korosi eksternal sepanjang masa operasi pipa.

Gambar 2. Pemodelan Awal Spool dan Pipa

Gambar berikut memperlihatkan running model dengan


pembebanan sustain load,temperature dan pressure
(GR+T+P1). Dapat dilihat bahwa pipa masih dapat berfungsi
dengan baik karena stress yang terjadi masih dibawah batas
allowablenya yaitu pada joint A14 sebesar 256 N/mm2 dan
allowablenya sebesar 324N/mm2 dengan stresss ratio 0.79

Tabel 3. Hasil Perhitungan Kebutuhan Anoda


PARAMETER
Anode Type
Initial
Anode
Thickness
Required
Anode
Length
Anode Spacing
Total No. of Required
Anode
Anode Contingency
Required Anode Mass
(nett)

UNIT
-

VALUE
Bracelet Half-Shell

mm

38.0

mm

247.9

193.6

Ea

34

Ea

kg

27.5

Berdasarkan tabel hasil perhitungan desain katodik di atas


maka untuk mengatasi terjadinya korosi eksternal sepanjang
umur layan pipa maka diperlukan anoda sebanyak 34 Ea dan
tambahan 8 Ea sebagai anoda persiapan selama masa instalasi

Gambar 3. Hasil Running (Load Case GR+T+P1)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4


IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Dari hasil perhitungan dan analisis seluruh model pada bab
sebelumnya dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam analisis pola aliran dan pressure drop terjadi
penurun tekanan sebesar 29.18 Psia untuk case max gas
dan 6.815 psia case max liquid pola aliran adalah
turbulen, ketebalan Wall thickness yang diperlukan
agar sesuai dengan pressure yang sudah ditentukan
adalah 12.75 mm
2. Ketebalan minimum concrete coating yang diperlukan
agar pipa dapat melawan lifting force sehingga pipa
dapat stabil dalam kondisi instalasi dan operasi adalah
38 mm
3. Jumlah anoda yang diperlukan untuk mengatasi korosi
eksternal sepanjang masa layan pipa adalah 38 Ea dan
tambahan 8 Ea (Anode Contingency) sehingga total
jumlah anode 42 Ea.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ir. Imam Rochani, M.Sc dan Ir. Handayanu, M.Sc, Ph.D
selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan
ide, membimbing, dan memberikan motivasi yang penulis
butuhkan selama masa pengerjaan Tugas Akhir.
DAFTAR PUSTAKA
American Petroleum Institute, Suplement 1 to API RP
1111 (3rd Edition).Recommended Practice for Design,
Operation and Maintenance Hydrocarbons Pipelines
(Limit State Design). July 1.1991.
[2] Antaki,A,George.2003.
Piping
and
Pipeline
Engineering
Design,
Construction, Maintenance,
Integrity, and Repair.USA
[3] American
Society
of
Mechanical
Engineers
(ASME).B31.4.2006.Pipeline Transportation Systems
[1]

for liquid Hydrocarbon and other liquids. USA.


Craig, Nash.1990. Upheaval Buckling : A Practical
Solution Using Hot Water Flushing Technique.Twenty
second Annual Offshore Technology Conference.Houston
[5] Soegiono. 2007. Pipa Laut. Surabaya : Airlangga
University Press.
[4]

Anda mungkin juga menyukai