Anda di halaman 1dari 13

I.

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi.
Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan hidup,
dalam pembuatan gula, susu kental manis dan sebagainya merupakan dari proses kimiawi
serta tentunya juga membutuhkan alat-alat industri yang memiliki fungsi dan peran tiap-tiap
bagian.
Dalam proses industri juga pasti tidak membutuhkan hanya satu alat saja, tetapi beberapa
alat penunjang dari alat utama. Alat evaporator adalah salah satu alat instrumen pada sebuah
industri kimia.

B. Rumusan Masalah
Mempelajari apa itu alat evaporator sesuai dengan kemampuan dan fungsinya di dalam
pengoperasiannya pada sebuah industri.

C. Tujuan
Untuk mengetahui berbagai jenis alat yang termasuk dalam single evaporator sesuai
dengan spesifikasi dan agar dapat digunakan secara tepat sesuai fungsi dan kemampuan alat
tersebut.

II. Isi
A. Single Evaporator
Evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam keadaan cair dengan spontan
menjadi gas dan salah satu proses yang digunakan untuk pengentalan larutan, dengan
pelepasan air dari larutan tersebut melalui pendidihan di dalam suatu bejana, evaporator serta
mengeluarkan hasil uapnya.
Manfaat utama evaporasi di dalam industri pangan :
a. Pengentalan awal cairan sebelum proses lanjut
b. Untuk menurunkan kadar air
Cara kerja evaporasi adalah dengan menambahkan kalor pada larutan untuk
menguapkan bahan pelarut. Secara prinsip kalor dipasok untuk kalor laten penguapan. Yang
dimana tujuan umum dari proses evaporasi adalah mengurangi kadar air dan meningkatkan
konsentrasi.
Desain suatu unit evaporasi memerlukan aplikasi praktis data perpindahan kalor
pada cairan yang sedang mendidih, bersama dengan realisasi apa yang terjadi terhadap
cairan selama pengentalan.
Kebanyakan evaporator dipanaskan menggunakan uap yang dikondensasikan di atas
tabung tabung logam. Bahan yang dievaporasikan biasanya mengalir di dalam tabung. Uap
yang digunakan biasanya adalah uap bertekanan rendah, dibawah 3 atm abs; zat cair yang
mendidih biasanya berada dalam vakum sedang yaitu sampai kira-kira 0,05 atm abs.
Berkurangnya suhu didih zat cair menyebabkan beda suhu antara uap dan zat cair yang
mendidih itu meningkat, dengan demikian laju perpindahan kalor didalam evaporator itu
meningkat juga. Bila kita menggunakan satu evaporator saja, uap dari zat cair yang mendidih
dikondensasikan dan dibuang. Metode ini disebut sebagai evaporasi efek tunggal (single
effect evaporation). Walaupun proses ini sederhana , namun pada prosesini kurang efektif
dalam penggunaan uap.
Evaporator dengan evaporizer serupa tapi tak sama dalam menjalankan fungsinya yaitu
sebagai penambah konsentrasi suatu bahan ataupun senyawa. Evaporator berfungsi sebagai
penguap atau pengurangan kadar air yang ada pada suatu bahan ataupun senyawa cair.
Sedangkan evaporizer berfungsi sebagai penguap liquid selain cair.
2

Pada evaporator efek tunggal, kalor laten kondensasi uap pemanas berpindah melalui
permukaan pemanasan dan menguapkan air dari larutan yang mendidih. Ada dua neraca
entalpi yang diperlukan yaitu, satu untuk uap pemanas, dan satu lagi untuk sisi cairan atau
uap larutan.

B. Cara Kerja Evaporator


Proses evaporasi yang dilakukan adalah untuk menghilangkan atau mengurangi kadar air
yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi dari suatu bahan makanan cair. Salah satu
tujuan dari operasi ini adalah untuk mengurangi volume dari suatu produk sampai batas-batas
tertentu tanpa menyebabkan kehilangan zat-zat yang menggandung gizi. Pengurangan
volume produk akan mengakibatkan turunnnya biaya pengangkutan. Disamping itu juga akan
meningkatkan efesiensi penyimpanan dan dapat membantu pengawetan atas dasar
berkrangnya jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk
kehidupannya. Salah satu contoh untuk pengawetan adalah susu kental manis.

Menaikkan konsentrasi dari fraksi padatan didalam produk bahan makanan cair adalah
dengan menguapkan air bebas yang ada di dalam produk. Proses penguapan ini dilakukan
dengan menaikkan temperatur produk sampai titik didih dan menjaganya untuk beberapa
waktu sampai konsentrasi yang diinginkan.
Ada 4 komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan penguapan :
a.
b.
c.
d.

Sebuah tabung penguapan


Alat pemindah panas
Sebuah kondensor
Sebuah metode untuk menjaga tekanan pada vakum

Keempat komponen utama ini harus diperhatikan dalam merencanakan suatu evaporator.
Sistem tekanan vakumnya harus dapat mengalirkan gas yang tidak terkondensasi agar bisa
menjaga tekanan vakum yang diinginkan di dalam tabing penguapan.

C. Prinsip kerja evaporasi


3

Prinsip kerja peralatan evaporator adalah berdasarkan pada penurunan tekanan


menyebabkan turunnya titik didih cairan. Kevakuman dalam evaporator ditentukan oleh
efisiensi pompa yang mana hal itu tergantung pada derajat kondensi uap dalam kondensor.
Pada kondensi akan berlangsung sesuai dengan banyaknya semprotan air yang
didinginkan ke bagian puncak dari kondensornya. Panas yang dibutuhkan unutk penguapan
cairan adalah berasal dari steam. Steam tersebut mengalami pengembunan (dikondensikan)
pada tabung dan bersamaan dengan itu memberikan panasnya untuk penguapa. Steam yang
telah diambil panasnya itu disebut juga kondensat, kemudian dipindahkan dari dasar
calandria dan ditarik melalui kondensor menuju pompa. Calandria adalah tabung dimana
terjadi pergerakan bahan pangan.
Bahan cair yang akan diringkatkan konsentrasinya akan bersikulasi terus menerus
pada alat dalam supaya untuk memperoleh perpindahan / Pergerakan yang maksimala dalam
calandria. Sirkulasi yang cepat akan mengurangi resiko terjadinya pengendapan pada
permukaan tabung dan dengan cepat membebaskan gelembung uap dari bahan cair selama
dalam perjalanan melaui evaporator.
Beberapa peralatan penguapan dapat langsung dipanasi dengan api. Api yang
memanasi dinidng ketel dan secara konduksi akan memanasi bahan yang terletak di dalam
alat penguap. Akan tetapi umumnya evaporator mempergunakan panas tidak langsung dalam
penguapannya.
Umumnya medium yang membawa panas adalah uap yang diperoleh dari boiler atau
dari suatu tahapan penguapan dalam alat penguapan. Perputaran bahan cair di dalam alat
penguapan merupakan hal yang penting. Sebab perputaran dapat mempengaruhi laju pindah
panas dan dengan perputaran bahan yang baik akan meningkatkan laju penguapan.
Evaporator ada dua jenis tabung, yaitu evaporator tabung panjang ( Long Tube
Evaporator ) dan evaporator tabung pendek ( Short Tube Evaporator ) :
1. Long tube evaporator
Waktu pembersihan lebih pendek
Efektif untuk memekatkan cairan yang memepunyai kecenderungan untuk berbusa
Efektif untuk menangani material yang sensitif terhadap panas karena evaporator ini
dapat dioperasikan tanpa resirkulasi.
Kapasitasnya besar
4

Permukaan panas yang lebih besar daripada evaporator yang lainnya


Biaya tinggi
Umumnya membutuhkan resirkulasi pada evaporator falling film
Tidak diperuntukkan untuk garam dan liquid yang dapat menggumpal
Heat transfer tidak efektif pada beda temperatur untuk climbing film evaporator.

2. Short tube evaporator


Relatif lebih murah serta pengoperasian dan pembersihannya lebih mudah.(Ulrich,
1984)
Dapat beroperasi dengan jangkauan konsenterasi yang cukup luas antara umpan dan
cairan pekat dalam satu unit saja.
Cocok untuk evaporasi efek tunggal.
Umumnya dioperasikan dengan sirkulasi alamiah (natural evaporator)
Dapat digunakan untuk larutan yang memebentuk deposit padatan,karena padatan
yang terbentuk dapat dibersihkan secara mekanis.
Tidak cocok menguapkan larutan dalam masa yang singkat.
Tidak cocok untuk memekatkan zat cair yang peka terhadap panas
Tidak cocok untuk memekatkan larutan yang sangat viskous dan mudah membentuk
busa.

Prinsip kerja short tube evaporator


Di dalam evaporator ini terdapat suatu kolam zat cair. Dimana umpan masuk akan
bercampur dengan zat cair di dalam kolam, dan campuran itu lalu dialirkan melalui
tube-tube evaporator.
Zat cair yang tidak menguap dikeluarkan dari tube dan kembali ke kolam,sehingga
hanya sebagian saja dari keseluruhan evaporasi yang berlangsung dalam satu lewatan.
Zat cair yang menguap akan mengisi daerah bagian atas evaporator dan dikeluarkan
melalui pipa uap.
Sementara cairan pekat dari evaporator dikeluarkan dari kolam melalui pipa cairan
dibagian bawah evaporator.
Sifat-sifat penting dari zat cair yang dievaporasikan:
1. Konsentrasi
Umpan masuk evaporator cukup encer yaitu mempunyai viskositas < 10cP, sehingga
cocok menggunakan short tube evaporator.
Dimana short tube evaporator cocok untuk fluida dengan viskositas < 10cP.
5

2. Pembentukan busa
Cairan yang akan dipekatkan di evaporator ini yaitu H2SO4. H2SO4 ini pada waktu di
evaporasi cenderung tidak membentuk busa, sehingga cocok menggunakan short tube
evaporator.
Dimana short tube evaporator tidak cocok untuk memekatkan larutan yang mudah
memebentuk busa.
Jika cairan yang diuapkan membentuk busa, maka busa yang stabil akan ikut keluar
evaporator bersama uap dan menyebabkan banyaknya bahan yang ikut terbawa.
3. Kepekaan terhadap suhu
Temperatur operasi yang digunakan yaitu 100oC. Dimana H2SO4 tidak peka terhadap
suhu tersebut, sehingga cocok menggunakan short tube evaporator.
Dimana short tube evaporator tidak cocok untuk memekatkan zat cair yang peka
terhadap panas.

4. Kerak
Larutan yang dipekatkan cenderung membentuk kerak, sehingga cocok menggunakan
short tube evaporator.
Dimana short tube evaporator cocok untuk larutan yang memebentuk deposit padatan,
karena padatan yang terbentuk dapat dibersihkan secara mekanis.

D. Macam-macam Peratalan Evaporasi (Evaporator)


3.1 Evaporator Standar Dengan Sirkulasi Natural

Evaporator sirkulasi natural bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang terjadi


akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator tabung, saat air
mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan memulai sirkulasi yang
mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air dibagian atas dari tabung pemanas. Jumlah
evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur uap dengan larutan. Sering kali pendidihan
mengakibatkan sistem kering. Untuk menghindari hal ini dapat digunakan sirkulasi paksa,
yaitu dengan menambahkan pompa untuk meningkatkan tekanan dan sirkulasi sehingga
pendidihan tidak terjadi.

3.2 Evaporator Tabung Horizontal

Uap

Umpan

Steam

Berkas tabung
Kondensat
Cairan kental
Diagram penampang melintang evaporator tabung horizontal

Evaporator tabung horizontal merupakan evaporator jenis klasik yang telah lama
digunakan. Larutan yang akan dievaporasikan berada diluar tabung horizontal dan uap
mengalir didalam tabung horizontal. Tabung horizontal diliputi dan dikelilingi oleh sirkulasi
yang alami dari cairan yang mendidih sehingga meminimumkan pengadukan cairan. Sebagai
hasilnya maka pada evaporator jenis lain, ini bermanfaat khususnya unutk mengevaporasikan
larutan yang viskos. Evaporator tabung horizontal biasanya digunakan unutk kapasitas yang
kecil dan untuk mengevaporasikan larutan yang encer dan larutan ini tidak berbusa dan tidak
meninggalkan deposit pada tabung evaporator.

3.3 Evaporator Tabung Vertikal

Uap

Ruang pemisah
Baffle untuk pemisah cairan dan u
entrainment

Pendidihan di dalam tabung

Steam ( mengembun di luar tabu

Resirkulasi

Cairan kental keluar

drips

Diagram penampang melintang evaporator tabung vertikal den

Pada evaporator sirkulasi paksa, cairan yang akan di evaporasikan dipompakan


melewati penukar panas (heat exchanger) dimana media pemanas mengelilingi pipa-pipa
yang membawa cairan yang akan dievaporasikan. Gabungan penurunan tekana dan head
hidrostatik didalam alat ini adalah cukup besar unutk mencegah larutan mendidih di dalm
pipa penukar panas, sehingga uap yang dihasilkan akan tersembur keluar pada saat cairan
memasuki ruang kosong di dalam tabung.

3.4 Evaporator Tabung Panjang Vertikal

Evaporator vertikal tabung panjang tabung-tabungnya biasanya mempunyai panjang 12ft20ft dengan diameter 1inci-2inci. Bagian utama dari evaporator jenis-jenis ini adalah sebuah
penukar panas jenis tabung dengan uap dalam selongsong, dan zat cair yang akan dipekatkan
didalam pipa atau tabung. Sebuah separator (pemisah) atau ruang uap (vapour space) unutk
memisahkan zat cair yang terbawa ikut dari uap, dan bila alat ini dioperasikan sebagai unit
sirkulasi maka sebuah kaki pemulang (return leg) unutk mengembalikan zat cair dari
separator ke bagian bawah penukar panas.

E. Cara menghitung evaporator single


10

Neraca Massa Total

F+S =L+V+C

S=C

Solut
F.Xf = L.Xl

Neraca Panas

F.hf + S.HS = L.hl + V Hv + C,hc


Konsumsi steam:
S=L.hl + VHv - Fhf/s

Panas ditransfer q

q = S.s= U.A.T

Luas pemanas A

A = q/U. T

Contoh perhitungan single evaporator


Contoh perhitungan single effect.
Suatu evaporator dipakai untuk memekatkan larutan gula 10.000 lb/jam dari 1 % menjadi
1,5 %.Evaporator bekerja pada tekanan 1 atmosfer di ruang uap.Feed masuk pada suhu
100 oF. Steam pemanas yang dipakai bertekanan 5 psig ( 227 oF).Overall heat transfer
coeffision U dianggap 250 Btu/jam.oF.ft2.
Pertanyaan:
Berapa uap yang diproduksi dan berapa steam yang dibutuhkan?

11

NERACA MASSA :

F + S = L + V +C
S=C

(1)

Steam = condensate

Larutan saja :
F =L +V

10.000 = L + V

(2)

Padatan (gula) saja


F.Xf = L XL + V. Xv

(3)

Xv = 0 karena V adalah uap ( air ) saja


10.000 x 0.01 = L x 0.015

L = 6670 subsitusi ke (2)

V = 10.000 6670 = 3330 lb/jam


MENHITUNG KEBUTUHAN STEAM
NERACA PANAS ( BERDASARKAN PERSAMAAN (1) )
F +S =L+V+C
F hf + S.Hs = L. HL + V. Hv + C.hc

(4)

Atau F hf + S s = L.HL + V Hv

(5)

Atau

(6)

S s = (L.HL + V.Hv) - F hf

Masukkan data data dgn S=C


12

10.000 x 68 + 1156 S = 3330 x 1150 + 6670 x 180 + 195 S


S = 4530 lb/jam
MENGHITUNG LUAS PEMANAS :
.

q=U A T

U = 250
T = Ts-TL
q

diketahui
= 227 212 = 15 oF

= S x ( Hs-hc ) atau

S s

s = panas latent = Hs-hc


maka

A = 4530 ( 1156-195)/250 x 15 = 1160 ft2

Dari contoh diatas dapat dinyatakan pula bahwa kapasitas evaporator


diatas adalah sama dengan jumlah V atau 3330 lb/jam,dan Ekonominya
= 3330/4530
Atau = 0.74.

13

Anda mungkin juga menyukai