Pemasangan Infus Edit
Pemasangan Infus Edit
PENDAHULUAN
Pemasangan infus (kateter intravena) adalah tindakan menempatkan cairan steril
melalui jarum langsung ke vena pasien. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk
memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk
memberikan garam yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau
glukosa yang diperlukan untuk metabolisme, atau untuk memberikan medikasi (obat-obatan).
ALAT DAN BAHAN
Sebelum melakukan pemasangan infus dibutuhkan alat dan bahan yang sebelumnya
harus dipersiapkan terlebih dahulu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
povidone)
Balutan kasa berukuran 5x5 cm
Plester perekat
Label perekat
8. Gunting dan sabun (opsional).
9. Handuk atau linen.
Berasal dari bagian radial lengan. Sefalika aksesorius dimulai pada pleksus belakang
lengan depan atau jaringan vena dorsalis.
3. Basilika
Dimulai dari bagian ulnar jaringan vena dorsalis, meluas ke permukaan anterior lengan
tepat di bawah siku di mana bertemu vena mediana kubiti.
4. Sefalika mediana
Timbul dari fossa antekubiti
5. Basilika mediana
Timbul dari fossa antekubiti, lebih besar dan kurang berliku-liku daripada sefalika.
6. Anterbrakial mediana
Timbul dari pleksus vena pada telapak tangan, meluas ke arah atas sepanjang sisi ulnar
dari lengan depan
Gambar Lokasi Pemasangan Infus
Pemilihan vena untuk tempat insersi dilakukan sebelum melakukan pemasangan infus
berbeda-beda:
1. Pada orang dewasa pemasangan kanula lebih baik pada tungkai atas dan pada tungkai
bawah
2. Vena tangan paling sering digunakan untuk terapi intravena yang rutin
3. Vena depan, periksa dengan teliti kedua lengan sebelum keputusan dibuat
3
10. Torniquet
Digunakan dengan jarak 4 sampal 6 inci diatas sisi pungsi yang diinginkan.
11. Membentuk genggaman
Pasien diminta untuk membuka dan menutup genggaman berulang-ulang.
12. Posisi tergantung
Gantung lengan pada posisi menggantung (misalnya dibawah batas jantung).
KOMUNIKASI
DENGAN
PASIEN
SEBELUM
TINDAKAN
PEMASANGAN
KATETER INTRAVENA
Kondisi pasien perlu diperhatikan sebelum dilakukannya pemasangan infus, sebaiknya
lakukan komunikasi dan persiapan yang baik sebelum pemasangan guna agar pasien tidak
cemas saat dilakukan pemasangan infus. Pasien dapat dipersiapkan secara psikologis:
1. Menjelaskan prosedur sebelum melakukan dan berikan penyuluhan jika diperlukan.
2. Memberikan instruksi tentang perawatan dan keamanan IV.
4
2.
3.
4.
5.
dorong
Bila jarum masuk ke dalam pembuluh vena, darah akan tampak msuk kedalam bagian
6.
reservoir jarum
Pisahkan bagian jarum dari bagian kanul dengan memutar bagian jarum sedikit.
Lanjutkan mendorong kanul kedalam vena secara perlahan sambil diputar sampai
7.
8.
9.
1. Flebitis
Inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik dengan gejala adanya
daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau sepanjang
vena, nyeri atau rasa lunak pada area insersi atau sepanjang vena, dan pembengkakan.
2. Infiltrasi
Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling tempat pungsi
vena yang ditandai dengan adanya pembengkakan (akibat peningkatan cairan di jaringan),
palor (disebabkan oleh sirkulasi yang menurun) di sekitar area insersi, ketidaknyamanan
dan penurunan kecepatan aliran secara nyata. Infiltrasi dapat dengan mudah dikenali
dengan lebih besarnya tempat penusukan dibandingkan dengan pada tempat yang sama di
ekstremitas yang berlawanan. Selain itu, cara lain untuk memastikan adanya infiltrasi
adalah dengan memasang torniket di atas atau di daerah proksimal dari tempat
pemasangan infus dan mengencangkan torniket tersebut secukupnya untuk menghentikan
aliran vena dan jika infus tetap menetes meskipun ada obstruksi vena, berarti terjadi
infiltrasi.
3. Iritasi vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas area
insersi. Iritasi vena bisa terjadi karena cairan/obat dengan pH tinggi, pH rendah atau
osmolaritas yang tinggi (misal: fenitoin, vankomisin, eritromisin, dan nafsilin).
4. Hematoma
Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area insersi. Hal
ini disebabkan oleh pecahnya dinding vena yang berlawanan selama penusukan vena,
jarum keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai yang diberikan ke tempat penusukan
setelah jarum atau kateter dilepaskan. Tanda dan gejala hematoma yaitu ekimosis,
pembengkakan segera pada tempat penusukan, dan kebocoran darah pada tempat
penusukan.
5. Tromboflebitis
Tromboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam vena yang
ditandai dengan nyeri yang terlokalisasi, kemerahan, rasa hangat, dan pembengkakan di
sekitar area insersi atau sepanjang vena, imobilisasi ekstremitas karena adanya rasa tidak
nyaman dan pembengkakan, kecepatan aliran yang tersendat, demam, malaise, dan
leukositosis.
6. Trombosis
Trombosis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran infus
berhenti. Trombosis dapat disebabkan oleh injuri sel endotel dinding vena, pelekatan
platelet.
7. Oklusi
6
Oklusi ditandai dengan tidak adanya penambahan aliran ketika botol dinaikkan, aliran
balik darah di selang infus, dan tidak nyaman pada area pemasangan/insersi.
Penyebabnya antara lain karena gangguan aliran IV, aliran balik darah ketika pasien
berjalan, dan selang diklem terlalu lama.
8. Spasme vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri sepanjang vena, kulit pucat di sekitar vena, aliran
berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal. Spasme vena bisa disebabkan oleh
pemberian darah atau cairan yang dingin, iritasi vena oleh obat atau cairan yang mudah
mengiritasi vena dan aliran yang terlalu cepat.
9. Reaksi vasovagal
Reaksi ini digambarkan dengan pasien tiba-tiba mengalami kollaps pada vena, disertai
dengan keluhan dingin, berkeringat, pingsan, pusing, mual dan penurunan tekanan darah.
Reaksi vasovagal juga .bisa disebabkan oleh nyeri atau kecemasan.
10. Kerusakan syaraf, tendon dan ligament
Kondisi ini ditandai oleh nyeri yang ekstrem, kebas/mati rasa, dan kontraksi otot. Efek
lambat yang bisa muncul adalah paralisis, mati rasa dan deformitas. Penyebabnya antara
lain karena teknik pemasangan yang tidak tepat sehingga menimbulkan cedera di sekitar
syaraf, tendon dan ligament.
PERHITUNGAN KECEPATAN CAIRAN INTRAVENA
Jenis dan jumlah cairan yang akan diberikan kepada pasien ditentukan oleh seorang
dokter. Sangat penting untuk memberikan infus dalam periode waktu yang tepat untuk
mencegah kelebihan atau kekurangan infus.
Jenis infus set yang digunakan dalam pemasangan terapi intravena ada dua yaitu
makro drip dan mikro drip. Kedua jenis infus set ini memiliki jumlah tetes atau faktor tetes
yang berbeda per ml (Makro drip: 15 atau 20 tetes/ml, mikro drip: 60 tetes/ml).
Rumus di bawah ini digunakan untuk mengitung jumlah tetesan cairan yang
dibutuhkan seorang pasien permenit:
Volume cairan yang dibutuhkan (ml) x jumlah tetesan/ml (faktor tetes)
Waktu pemberian infus yang diperlukan dalam menit
PENCEGAHAN KOMPLIKASI PEMASANGAN TERAPI INTRAVENA
Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru
Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi
Observasi tanda atau reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus perlahan,
7.
8.
9.
pemasangan infus
Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yang infeksi, vena yang telah rusak, vena