Anda di halaman 1dari 78

Sistem Transmisi Kecepatan Tinggi

Agenda
The basics
SDH/SONET
Macam-macam perangkat transmisi

The Basics

Transmisi adalah proses pengangkutan


informasi dari satu titik ke titik lain di
dalam suatu jaringan
Jarak antar titik bisa sangat jauh
Bisa ada banyak elemen jaringan yang
terhubung
Elemen-elemen tersebut dihubungkan
oleh koneksi yang disediakan oleh sistem
transmisi

Elemen Sistem Transmisi

Untuk sistem komunikasi dua arah, maka pada


arah transmisi yang berlawanan juga diperlukan
elemen yang sama
5

Elemen Sistem Transmisi (2)

Transmitter
Transmitter mengolah sinyal masukan menjadi sinyal yang sesuai dengan
karakteristik kanal transmisi
Pengolhan sinyal meliputi encoding dan modulasi

Transmission Channel
Kanal transmisi adalah suatu media elektral yang menjembatani sumber dan
tujuan
Bisa berupa pasangan kabel, coaxial, radio atau serat optik
Setiap kanal transmisi menyumbangkan sejumlah loss transmisi atau redaman
sehingga daya sinyal akan berkurang seiring bertambahnya jarak
Sinyal juga akan terdistorsi akibat perbedaan redaman yang dialami oleh
komponen-komponen frekuensi sinyal yang berbeda
Sinyal biasanya terdiri dari banyak komponen frekuensi yang mana beberapa
diantaranya teredam ada juga yang tidak teredam. Kondisi ini akan menyebabkan
perubahan bentuk sinyal (distorsi)

Receiver
Penerima mengolah sinyal yang masuk dari kanal transmisi
Proses pada penerima meliputi penapisan (filtering) untuk menghilangkan out-ofband noise, penguatan (amplification) untuk mengkompensasi loss transmisi,
ekualisasi (equalizing) untuk mengkompensasi distorsi), serta demodulasi dan
decoding untuk membalikkan proses yang terjadi di transmiter

Noise, Distortion, and Interference


Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sinyal yang ditransmisikan
6

Sinyal dan Spektrum


Sinyal komunikasi merupakan besaran yang
selalu berubah terhadap waktu
Setiap sinyal dapat dinyatakan di dalam domain
waktu (time domain) maupun didalam domain
frekuensi (frequency domain)
Ekspresi sinyal di dalam domain frekuensi disebut
spektrum
Sinyal di dalam domain waktu merupakan
penjumlahan dari komponen-komponen spektrum
sinusoidal
Analisa Fourier digunakan untuk menghubungkan
sinyal dalam domain waktu dengan sinyal di dalam
domain frekuensi
7

Contoh #1
This is baseband transmission
(no modulation involved)

time domain of a pulse

frequency domain of a pulse

Jika misalnya durasi pulsa adalah T = 1 ms, maka komponen spektrum


yang paling kuat berada di bawah 1 kHz (1/T = 1/1 ms = 1,000 1/s = 1 kHz)
Dari hasil di atas kita punya rule of thumb bahwa kita dapat mengirimkan
1.000 pulsa seperti di atas di dalam satu detik melalui kanal yang
bandwidthnya 1 kHz (sama dengan sinyal biner berkecepatan 1-Kbps).
Untuk menaikkan kecepatan data (data rate), kita harus menurunkan durasi
pulsa tetapi konsekuensinya lebar spektrum akan naik sehingga
membutuhkan bandwidth yang lebih lebar
Misalnya bila ingin menaikkan data rate menjadi 10 kali lebih tinggi, maka kita
harus menggunakan pulsa yang 10 kali lebih singkat dan membutuhkan
bandwidth yang 10 kali lebih leba
8

Contoh #2

Contoh di atas menunjukkan sebuah pulsa yang dikirimkan sebagai


frekuensi radio (menggunakan modulasi amplitude shift keying (ASK))
Terlihat bahwa spektrum terkonsentrasi pada frekuensi pembawa fc (bukan
pada frekuensi 0 seperti pada contoh sebelumnya)
Perhatikan bahwa lebar spektrum di sekitar frekuensi pembawa hanya
tergantung pada durasi pulsa T seperti pada contoh sebelumnya
Jika data rate kita naikkan (dengan mempersingkat durasi pulsa), maka
spektrum akan melebar sehingga dibutuhkan bandwidth frekuensi radio
yang lebih lebar

Esensi dari dua contoh tadi...


Bandwidth merupakan faktor pembatas utama untuk
transmisi
Dari dua contoh sebelumnya kita bisa menyimpulkan
adanya hubungan antara data rate dengan bandwidth
yang diperlukan
Dengan menurunkan data rate kita bisa menaikkan
kapasitas jaringan
Ingat pada waktu kita membahas speech coding: riset di dalam
speech coding selalu mencari teknik coding yang mampu
memberikan data rate yang sekecil mungkin dengan kualitas
yang masih dapat diterima
Tujuannya agar jumlah pembicaraan di dalam jaringan meningkat
walaupun kapasitas jaringan tetap

10

Data Rate Maksimum dari


Sebuah Kanal Transmisi

Symbol Rate (Baud Rate) dan


Bandwidth
Komunikasi membutuhkan bandwidth
transmisi yang memadai untuk
mengakomodasi adanya spektrum sinyal;
kalau tidak, akan terjadi

distorsi

12

Kenyataan:
Setiap kanal komunikasi memiliki bandwidth
yang terbatas
Semakin tinggi data rate, durasi pulsa digital
yang digunakan akan semakin pendek
Semakin pendek durasi pulsa, semakin lebar
bandwidth yang digunakan

Ketika sebuah sinyal berubah-rubah


dengan cepat (dari sisi waktu),
spektrumnya akan melebar sehingga kita
katakan bahwa sinyal itu memiliki
bandwidth yang lebar
13

Ilustrasi
Misalnya kita masukan sebuah pulsa digital
berdurasi T (T = 1ms) ke dalam suatu kanal yang
memiliki sifat seperti lowpass filter ideal dengan
bandwidth B
Pulsa keluaran yang diharapkan
Pulsa keluaran Jika B=2*1/T
Pulsa keluaran Jika B=1*1/T
Pulsa keluaran Jika B=(1/2)*1/T
Pulsa keluaran Jika B=(1/4)*1/T

Kanal Transmisi
dengan Bandwidth B

14

Esensi dari ilustrasi


Pulsa keluaran akan semakin terdistorsi
bila bandwidth kanal transmisi semakin
kecil

15

Ilustrasi lain

Andaikan kita kirim beberapa pulsa digital untuk kasus yang paling buruk
(bandwidth terkecil) dari yang sudah ditunjukkan pada ilustrasi sebelumnya

Kanal Transmisi
dengan Bandwidth

B = (1/4)*1/T

intersymbol interference (ISI)

ISI akan menyebabkan kesalahan pendeteksian sinyal di penerima


Bit 0 bisa disangka bit 1 dan sebaliknya

16

Esensi ilustrasi
Pengiriman sinyal dengan data rate tinggi harus
menggunakan kanal transmisi yang bandwidthnya lebar
Supaya efek ISI tidak terasa

Bandingkan ilustrasi berikut dengan ilustrasi sebelumnya

Kanal Transmisi
dengan Bandwidth

B = 2*1/T

ISI yang terjadi tidak akan menyebabkan kesalahan deteksi

17

Pada transmisi baseband, suatu sinyal digital yang terdiri


dari r symbols per detik memerlukan bandwidth
transmisi, B (dalam satuan Hertz), sebesar :

B r/2

Istilah symbol mengacu pada satu sinyal pulsa yang digunakan


untuk mentransmisikan data digital
Satu symbol belum tentu merepresentasikan 1 bit data
Contoh: Pada modulasi QPSK, satu symbol merepresentasikan 2
bit data digital

Oleh karena itu jumlah symbol yang dikirimkan per detik


dinyatakan di dalam baud (bukan bit rate)
Jadi transmisi data dengan kecepatan 1000 baud (symbol/detik)
sama dengan bit rate 2000 bit per detik bila menggunakan modulasi
QPSK

Dengan demikian, bandwidth yang tersedia (dalam


satuan hertz) menentukan maximum symbol rate dalam
satuan bauds
Catatan: B merupakan bandwidth teoritis
18

Hubungan antara bandwidth dengan baud rate (yang sudah kita lihat sebelumnya) diturunkan menggunakan
sifat-sifat pulsa sinc
Pulsa sinc memiliki zero crossing pada interval 1/(2W)
Dengan analisa Fourier kita dapat menunjukkan bahwa pulsa sinc tidak memiliki komponen frekuensi yang
lebih tinggi daripada W

Zero crossings

Jika kanal transmisi merupakan lowpass filter ideal


dengan bandwidth lebih tinggi dari W, maka kanal
tersebut akan cocok digunakan bagi pengiriman pulsa
sinc yang memiliki zero crossing pertama pada t =
1/2W tanpa mengalami distorsi
Bentuk pulsa di keluaran akan tetap karena seluruh
komponen frekuensi di keluaran akan tetap sama seperti
di masukan
19

Sifat pulsa sinc yang memiliki zero crossing secara periodik setiap
1/2W (untuk pulsa sinc dengan komponen frekuensi maksimum W)
dapat dimanfaatkan untuk mengirimkan pulsa berikutnya tepat pada
t = 1/2W

Pulsa sebelumnya (previous pulse) tidak akan berpengaruh kepada


pulsa berikutnya (next pulse) karena nilai previous pulse tepat
sedang nol pada saat t = 1/2W
Di penerima, penentuan nilai pulsa dilakukan setiap n.1/(2W),
dimana n = 1, 2, 3, ...
20

Dengan skema pengiriman pulsa sinc seperti yang


sudah disampaikan sebelumnya, selang waktu antar
pulsa adalah T = 1/2W, dengan demikian data rate r =
1/T = 2W
Bila data rate kita naikkan sedemikian hingga W B,
maka selang waktu antar pulsa T 1/2B, sehingga r
1/T = 2B
Nilai ini memberikan rate maximum teoritis untuk transmisi
symbol sehingga kita dapat katakan bahwa symbol rate dan
bandwidth memiliki hubungan r 2B atau B r/2
21

Dalam kenyataan, tidak ada yang


namanya pulsa sinc itu, sehingga analisa
kita menghasilkan symbol rate maksimum
pada suatu kanal lowpass
Di dalam kenyataan digunakan pulsa yang
mirip dengan pulsa sinc
bandwidthnya biasanya 1,5 sampai 2 kali
lebih lebar daripada pulsa sinc

22

Symbol Rate dan Bit Rate


Dalam komunikasi digital, digunakan
symbol-symbol (berbentuk pulsa) sebagai
representasi informasi
Bila kita dapat membuat beberapa symbol
dengan amplituda yang berbeda (masingmasing merepresentasikan bit-bit yang
dibawanya), maka kita dapat menaikkan
data rate dengan tetap mempertahankan
symbol rate
23

(a)

(b)

Gambar (a) di atas memperlihatkan empat


buah simbol yang masing-masing
digunakan untuk merepresentasikan 2 bit
informasi
Gambar (b) memperlihatkan penggunaan
symbol di dalam mengirimkan deretan bit
011011000110
24

Secara umum, jumlah simbol (M) ditentukan oleh jumlah


bit informasi (k) yang diwakilinya, yaitu:
M = 2k
Hubungan antara bit rate dengan jumlah simbol adalah
sbb:
Bit rate = rb = r log2 M [bps]
Pada contoh sebelumnya jumlah simbol ada sebanyak
M = 2k = 22 = 4, maka bit rate = rb = r log2 M = r log2 4 = 2
bps. Maka bila baud rate adalah 1 kbaud, maka bit rate
sama dengan 2 kbps.
Ingat log2 2n = n
Nilai baud rate bisa lebih kecil daripada bit rate

Jadi dengan baud rate tertentu kita bisa terus menaikkan


bit rate dengan cara menambah jumlah simbol (dengan
kata lain: memperbanyak jumlah bit yang dibawa oleh
satu simbol)
25

Kalau gitu....
Naikin aja terus jumlah bit per
simbol agar bit rate transmisi
sebesar mungkin....

Kalau hanya bandwidth batasannya memang demikian...


Tetapi ada faktor pembatas lain yaitu: Noise.......

26

Level sinyal maksimum


selalu terbatas

Delapan level simbol

Empat level simbol

noise

Semakin banyak jumlah simbol, deteksi simbol semakin sulit dilakukan


dan pengaruh noise akan semakin signifikan
(bisa menyebabkan perubahan level simbol)
27

Kapasitas Maksimum Kanal Transmisi


Noise menurunkan kualitas komunikasi analog
dan memunculkan error pada komunikasi digital
Ukuran noise relatif terhadap sinyal dinyatakan
oleh S/N
S/N biasanya dinyatakan dalam decibel:
(S/N)dB = 10 log (S/N) [dB]

28

Pada tahun 1948,


Claude Shannon
mempublikasikan suatu
kajian mengenai data
rate maksimum teoritis
pada kanal komunikasi
yang terganggu noise

29

Dengan mempertimbangkan sekaligus bandwidth dan


noise, Shannon menyatakan bahwa error-free bit rate
(bit rate yang tidak mengakibatkan error) pada suatu
kanal transmisi tidak dapat melebihi kapasitas
maksimum C
Secara matematis, C dinyatakan oleh:
C = B log2(1+S/N)
Dimana:

C = Data rate informasi maksimum dalam satuan bit per detik


B = bandwidth dalam satuan Hertz
S = daya sinyal
N = daya noise
S/N = Signal-to-noise ratio, dinyatakan dalam perbandingan daya
(bukan dalam dB)

30

Contoh:
Misalkan suatu kanal transmisi yang bebas noise memiliki
bandwidth 4 kHz. Maka symbol rate maksimum pada kanal
tersebut adalah r 2B = 8 kbauds
Artinya, kita dapat mengirimkan sampai 8000 sinyal (simbol) per
detik

Bila kanal di atas digunakan pada suatu lingkungan yang


mengandung noise dengan S/N sebesar 28 dB (bila dinyatakan
dalam bentuk perbandingan S/N = 102,8 631
Maksimum bit rate menurut Shannon = C
C = B log2(1 + S/N) = 4.000 log2(632) = 37.2 Kbps

Agar batas kapasitas kanal tidak terlampaui, maka jumlah bit


persimbol yang diijinkan untuk ditransmisikan pada kanal di atas
adalah 4
Ingat rumus ini:
Bit rate = r log2 M
Bila kita masukkan hasil perhitungan di atas:
37,2 kbps = 8 kbauds * log2 2k ; maka jumlah bit maksimum yang
diperbolehkan adalah sebanyak 4 bit per simbol

31

Line Coding

Line coding merupakan metoda untuk merubah simbol dari sumber


ke dalam bentuk lain untuk ditransmisikan
Line coding merubah pesan-pesan digital ke dalam deretan simbol
baru (ini merupakan proses encoding)
Decoding bekerja kebalikannya yaitu merubah kembali deretan
yang sudah dikodekan (encoded sequence) menjadi pesan aslinya

Sistem yang menggunakan line coding tetapi tidak melibatkan


modulasi disebut sistem transmisi baseband
Spektrum hasil pengkodean tetap berada di dalam rentang frekuensi
pesan asli
32

Tujuan Line Coding


Merekayasa spektrum sinyal digital agar sesuai dengan
medium transmisi yang akan digunakan
Dapat dimanfaatkan untuk proses sinkronisasi antara
pengirim dan penerima (sistem tidak memerlukan jalur
terpisah untuk clock)
Dapat digunakan untuk menghilangkan komponen DC
sinyal (sinyal dengan frekuensi 0)
Komponen DC tidak mengandung informasi apapun tetapi
menghamburkan daya pancar

Line coding dapat digunakan untuk menaikkan data rate


Beberapa teknik line coding dapat digunakan untuk
pendeteksian kesalahan
33

Pada contoh di atas, setiap 2 bit data dikodekan ke dalam 4 level simbol
Jadi bit rate akan menjadi dua kali dari bit baud rate

34

Berdasarkan level sinyal yang digunakan,


line coding dapat dikatagorikan sbb.:
Unipolar : menggunakan level +v, 0
Polar (antipodal) : menggunakan level +v, -v
Bipolar (pseudoternary): menggunakan level
+v, 0, -v

35

Line coding yang akan kita bahas

NRZ
RZ
AMI
HDB3
CMI
Manchester
Differential Manchester
B8ZS
nBmB

36

Non Return to Zero (NRZ)

Bit 1 dinyatakan oleh high signal selama perioda bit


Bit "0" dinyatakan oleh low signal selama perioda bit
Kelemahan:
Tidak ada informasi timing di dalam bentuk sinyal sehingga sinkronisasi
bisa hilang bila muncul deretan 0 yang panjang
Spektrum NRZ mengandung komponen DC

Varian dari NRZ:


NRZ-L (Non-Return-to-Zero-Level) : Level konstan selama perioda bit
NRZ-I : (Non-Return-to-Zero-Invert on ones): bit 1 dikodekan dalam
bentuk transisi sinyal (dari high-ke-low atau low-ke-high), sedangkan 0
dikodekan dengan tidak adanya transisi sinyal
NRZ-M (Non-Return-to-Zero-Mark): level berubah bila ada bit 1
NRZ-S (Non-Return-to-Zero-Space): level berubah bila ada bit 0

NRZ bisa unipolar maupun polar

37

Unipolar
NRZ-L

Polar
NRZ-L

Unipolar
NRZ-M
Unipolar
NRZ-S

38

Spektrum NRZ
1.2
1

NRZ

0.6
0.4
0.2
2

1.8

1.6

1.4

1.2

0.8

0.6

0.4

-0.2

0.2

0
0

power density

0.8

fT

39

Return to Zero (RZ)


Bit "1" dinyatakan oleh high signal selama setengah
perioda bit dan dinyatakan oleh low signal pada
seengah perioda bit berikutnya
Memungkinkan pengambilan informasi clock bila ada deretan 1
yang panjang

Kelemahan
Bandwidht yang diperlukan dua kali NRZ
Sulit mengambil informasi clock bila ada deretan nol yang panjang
Mengandung komponen DC

40

AMI (Alternate Mark Inversion)


Pseudoternary code
Bit "0" dinyatakan sebagai level nol
Bit "1" dinyatakan oleh level positif dan negatif yang
bergantian

Karakteristik sinyal hasil pengkodean AMI


Tidak memiliki komponen DC (kelebihan)
Tidak memecahkan masalah kehilangan sinkronisasi
bila terdapat deretan nol yang panjang

Polaritas level antara dua buah bit 1 yang berurutan berkebalikan

41

HDB3

Berbasis kode AMI


Jumlah nol berurutan yang diperbolehkan maksimum 3
Ide dasar: mengganti empat nol berurutan menjadi "000V" atau
"B00V"
"V" adalah pulsa yang menyalahi aturan AMI mengenai perubahan
polaritas yang berurutan

Aturan penggunaan "000V" atau "B00V" adalah sbb:


"B00V" digunakan jika sampai pulsa sebelumnya, sinyal mengandung
komponen DC (yaitu jumlah pulsa negatif dan pulsa positif tidak sama)
"000V" digunakan jika sampai pulsa sebelumnya komponen DC adalah
nol (jumlah pulsa negatif sama dengan jumlah pulsa positif
Polaritas pulsa "B", yang patuh pada aturan AMI, bisa positif atau
negatif dengan tujuan menjamin dua pulsa V berlawanan polaritas

42

CMI (Coded Mark Inverted)

Berbasis AMI
Digunakan pada transmisis kecepatan tinggi
Bit 1 dikirimkan sesuai dengan aturan AMI yaitu bila ada dua 1
berurutan maka pulsa yang menyatakan keduanya harus berbeda
polaritas
Bit 0 dinyatakan oleh pulsa dengan setengah perioda pulsa
pertama dinyatakan oleh tegangan negatif sedangkan setengah
perioda pulsa berikutnya dinyatakan oleh tegangan positif
Kode CMI memiliki karakteristik berikut:
Menghilangkan spektrum sinyal pada frekuensi yang sangat rendah
Clock dapat direcovery dengan mudah
Bandwidth lebih lebar daripada AMI

43

Manchester
Bit 1 dinyatakan oleh pulsa yang setengah prioda
pertamanya memiliki level high dan setengah perioda sisanya
memiliki level low
Bit 0 dinyatakan oleh pulsa yang setengah perioda
pertamanya memiliki level low dan setengah perioda sisanya
memiliki level high
Jadi setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berganti level
pada pertengahan bit
Karakteristik Manchester coding:
Timing recovery mudah
Bandwidth lebar
1

44

Differential Manchester
Setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang
berubah level di pertengahan bit
Bit 1 dikodekan dengan tidak adanya transisi
level di awal bit
Bit 0 dikodekan dengan adanya transisi level di
awal perioda bit

45

B8ZS
Berbasis AMI
Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa sebelumnya
merupakan pulsa positif maka semua nol itu
dikodekan menjadi 000+-0-+
Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa sebelumnya
merupakan pulsa negatif maka semua nol itu
dikodekan menjadi 000-+0+ Ada dua pulsa yang melanggar aturan AMI
Data

46

mBnB
Memetakan satu blok informasi yang terdiri dari
m bits ke dalam n bits
n > m ; biasanya n = m+1
Manchester code dapat dilihat sebagai kode
1B2B
4B5B digunakan pada FDDI
8B10b digunakan pada Gigabit Ethernet
64B66B digunakan pada 10G Ethernet

47

Untuk mengetahui
komponen DC pada sinyal

48

Regeneration

Pada transmisi jarak jauh, daya sinyal akan


teredam sehingga daya yang sampai di
penerima bisa jadi sudah sedemikian lemah
sehingga tidak dapat dideteksi lagi
Pada sistem transmisi analog, digunakan
amplifier/repeater untuk menguatkan sinyal yang
sudah lemah
Amplifier/repeater selain menguatkan input yang
berupa sinyal informasi juga akan menguatkan
sinyal noise
Pada penggunaan amplifier/repeater yang
berulangkali, efek noise akan terakumulasikan
sehingga perbandingan Sinyal dengan Noise (S/N)
akan semakin mengecil
50

Pada sistem transmisi digital, penguatan sinyal dilakukan


menggunakan perangkat yang disebut regenerator
(digital amplifier)
Suatu regenerator terdiri dari equalizing amplifier, yang
mengkompensasi distorsi dan menapis (mem-filter) outof-band noise, serta sebuah komparator
Keluaran komparator akan high jika sinyal input lebih besar
daripada Vref, dan akan low jika sinyal input lebih rendah daripada
Vref

Sebuah regenator juga mengandung rangkaian pewaktu


(timing) yang berfungsi untuk membangkitkan sinyal
clock berdasarkan sinyal input yang diterima
D-flip flop digunakan untuk menentukan apakah sinyal
keluaran regenerator high (1) atau low (0) pada saat
sinyal clock berada pada kondisi sisi naik (rising edge)
Nilai output akan tetap sampai rising edge berikutnya

Sinyal hasil regenerasi akan bebas dari noise dan siap


ditransmisikan lagi
51

52

Jika noise terlalu besar, input terhadap


komparator bisa jadi berada di atas Vref
walaupun sebenarnya sinyal nol yang sedang
dikirimkan
Akibatnya akan terjadi kesalahan (error) regenerasi
karena yang akan dikeluarkan regenerator adalah
sinyal satu padahal seharusnya adalah sinyal nol

Sebaliknya, jika noise terlalu besar, input


terhadap komparator bisa jadi berada di bawah
Vref walaupun sebenarnya sinyal satu yang
sedang dikirimkan
Akibatnya akan terjadi kesalahan regenerasi karena
yang akan dikeluarkan regenerator adalah sinyal nol
padahal seharusnya adalah sinyal satu
53

Pe

Frekuensi error tergantung pada


level noise atau d.k.l tergantung
S/N
Jika diasumsikan bahwa noise
memiliki distribusi amplituda
Gaussian, maka error rate (bit
error probability) mengikuti kurva
error rate vs S/N seperti yang
terlihat pada gambar
Nilai pasti hubungan antara S/N
dengan BER berbeda-beda untuk
setiap sistem, tetapi bentuk kurvanya serupa

Pe = Probability of bit error = bit error rate (BER)

Perhatikan bahwa BER akan


turun bila S/N semakin tinggi,
sebaliknya BER akan naik bila
S/N semakin rendah
Transmisi voice PCM memerlukan
syarat BER maksimum 10-3,
sedangkan transmisi data
memerlukan persyaratan BER
yang lebih ketat (maksimum 10-9)
54

SDH dan SONET


SDH = Synchronous Digital Hierarchy
SONET = Synchronous Optical Network

Mari kita lihat kembali PDH

Perhatikan bahwa kecepatan keluaran setiap multiplexing tingkat tinggi adalah kira-kira lebih dari
4 kali kecepatan sinyal tributary (bukan tepat 4 kali kecepatan sinyal tributary)

Keluaran setiap level merupakan susunan bit interleaved dari setiap sinyal tributary

Artinya, keluaran setiap hirarki tersusun dari satu bit yang berasal dari tributary 1, satu bit dari tributary 2,
3 , 4, lalu dari tributary 1 lagi dst.

Ingat: pada PDH, kecepatan masing-masing sinyal tributary boleh berbeda sedikit
Oleh karena itu, sebelum dimultiplex, kecepatan masing-masing sinyal tributary harus
disesuaikan agar ketika dimultiplex akan diperoleh kecepatan yang sesuai pada setiap tingkat

Contoh: Kecepatan E-2 adalah 8,448 Mbps (ini tidak sama dengan 4x2,048 Mbps)
Pada keluaran masing-masing multiplexer juga ada informasi batas frame

Penyesuaian kecepatan ini disebut justification atau stuffing

Justification/stuffing dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah bit justifikasi kepada setiap
tributary
Pada demultiplexer, bit-bit justifikasi ini dihilangkan sehingga rate tributary asli dapat kembali
diperoleh
Kondisi yang sama terjadi pada PDH versi Amerika Utara

56

Kelemahan PDH
Penentuan tributary rate pada proses demultiplexing
harus dilakukan secara bertahap akibat adanya
justification/stuffing
Akhir tahun 80-an telah banyak terpasang serat optik
yang interface optiknya belum distandardkan
Para peneliti menyadari bahwa diperlukan adanya standard baru
yang dapat memenuhi kebutuhan masa depan

Standard Eropa dan Amerika tidak kompatibel


Interface tergantung pada vendor
Data rate yang lebih tinggi (di atas 140 Mbps atau 274
Mbps) belum distandardkan
Untuk memperoleh multiplex orde tinggi diperlukan
banyak perangkat multiplexer
57

Pada pertengahan tahun 70-an, ANSI mengawali study mengenai


metoda transmisi baru agar penggunaan jaringan optik dan
teknologi digital modern lebih efisien
Sistem ini disebut Synchronous Optical NETwork (SONET) dan untuk
digunakan di negara Amerika Serikat

Pada akhir tahun 80-1n, ITU-T membuat standard sendiri yang


berlaku di seluruh dunia yang disebut Synchronous Digital
Hierarchy (SDH)
SDH dikembangkan dengan cara mengadopsi SONET lalu
disesuaikan dengan jaringan Eropa
Beberapa subset dari rekomendasi SDH yang berasal dari ITU-T
dipilih oleh ETSI sebagai standard untuk Eropa
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada dua sistem
synchronous optical yang berlaku yaitu SONET di Amerika Serikat
dan SDH di Eropa
Prinsip kerja SONET dan SDH hampir serupa serta menggunakan
data rate yang sama
SDH dapat me-multiplex tributary PDH maupun tributary yang
synchronous
58

Synchronous tributaries

Plesiochronous tributaries
59

Skema multiplexing pada SDH

Aliran data (transmission data streams) pada SDH disebut


synchronous transport modules (STMs)
Data rate STM merupakan hasil perkalian dari data rate STM-1
(155.52-Mbps)
Aliran data dari STM-1 di-byte interleaved dengan aliran data dari
STM-1 yang lain sehingga terbentuk aliran data yang memiliki data
rate lebih tinggi
Tidak ada penambahan informasi framing

Byte interleaving artinya, misalnya, sebuah sinyal STM-4


mengandung satu byte (8 bits) yang berasal dari tributary STM-1
yang pertama, kemudian dari yang kedua, ketiga, dan keempat lalu
balik lagi dari yang pertama dst.
Demultiplexer menerima seluruh frame STM-1 secara independent

60

Frame STM-1 diulangi 8000 kali per detik, suatu rate


yang sama dengan rate pencuplikan pada PCM
Hali ini membuat sampel 8-bit speech dapat disimpan di dalam
aliran data 155.52-Mbps
Bila PCM coding disinkronkan sebagai sumber untuk sistem
SDH, maka proses demultiplex satu kanal speech dilakukan
dengan hanya mengambil 1 byte dari setiap frame STM-1
Frame STM-1 mengandung informasi batas frame dan informasi
lainnya serta suatu pointer yang memberitahu lokasi tributary di
dalam frame

Jika tributary tidak disinkronkan terhadap frame STM-1,


sebuah pointer (berbentuk binary number) yang
diletakkan pada lokasi tertentu di dalam frame STM-1
akan menunjukkan lokasi dari setiap tributary
Dengan melihat nilai pointer ini maka kita dapat menemukan
dengan mudah lokasi sinyal tributary yang diinginkan
Ini merupakan keunggulan utama SDH dari PDH yang memerlukan
step-by-step demultiplexing untuk memisahkan bit-bit informasi dan
stuffing di dalam rangka mendapatkan tributary

61

Data Rate SONET


Modul dasar SONET disebut synchronous transport
signal level 1 (STS-1)
STS-1 memiliki kecepatan 51,840 Mbps
STS-1 dimultiplex secara sinkron dengan STS-1 yang
lain untuk memperoleh sinyal dengan orde lebih tinggi
(STS-N)
Setiap sinyal STS-N memiliki hubungan dengan sinyal
optik yang disebut optical carrier (OC-N) untuk keperluan
transmisi optik
Sinyal STS-1 terdiri dari beberapa frame
Durasi frame adalah 125 s (muncul sebanyak 8000 kali per
detik yang juga sama dengan rate pencuplikan pada PCM)

62

63

Macam-macam perangkat transmisi

The Transmission Equipments

Modems
Terminal Multiplexers
Add/drop multiplexers
Digital cross-connect systems
Regenerators atau intermediate repeaters
Optical line system
WDM
Optical amplifiers
Microwave Relay System
65

Modems
Merubah sinyal digital menjadi analog dan
sebaliknya

66

Terminal multiplexers
Terminal multiplexer (TM) atau multiplexer
(saja) berfungsi untuk menggabungkan
sinyal digital dengan tujuan memperoleh
bit rate yang lebih tinggi untuk transmisi
berkapasitas tinggi

67

Add/drop multiplexers
Add/drop multiplexers digunakan untuk
mengambil (drop) beberapa kanal dari
aliran data kecepatan tinggi atau untuk
menyisipkan (add) beberapa kanal ke
dalam aliran data berkecepatan tinggi

68

69

Digital cross-connect systems


Digital cross-connect (DXC) merupakan
node jaringan yang mampu menyusun
ulang kanal-kanal yang ada di dalam
suatu aliran
DXC memungkinkan konfigurasi terhadap
jaringan dilakukan secara flexible
Fungsi dasar DXC adalah sama dengan
sentral
DXC mampu men-switch pada orde tinggi
(tidak hanya orde 64 Kbps seperti pada
sentral biasa)
DXC bisa jadi mengandung fungsi
redundancy yang dapat secara otomatis
mem-bypass bagian link transmisi yang
rusak
SDH dan SONET sering menggunakan
topologi ring untuk mendapatkan
keandalan (reliability) yang lebih tinggi
70

Optical Line Systems


Optical line systems terdiri dari dua terminal
repeaters pada ujung-ujung serat optik
Fungsinya untuk merubah sinyal elektrik digital
menjadi sinyal optik dan sebaliknya
Terminal ini disebut OLT (Optical Line Terminal)

Sistem ini terintegrasi ke dalam sistem SONET


dan SDH
Pada PDH, optical line systems merupakan perangkat
yang terpisah dan harus dihubungkan dengan
interface yang sudah distandardkan
71

Sistem transmisi optik memancarkan pulsa-pulsa cahaya ke dalam


serat optik
Pada sistem komunikasi optik dua arah diperlukan dua buah serat
optik (masing-masing satu serat untuk setiap arah)
Gambar berikut memperlihatkan posisi OLT pada sistem komunikasi
optik dua arah

72

WDM
Perkembangan teknologi laser semikonduktor telah
dapat menghasilkan laser dengan bandwidth yang
sempit sehingga beberapa sinyal optik dengan panjang
gelombang yang berbeda dapat digabungkan ke dalam
satu serat optik yang sama
Proses multiplexing ini disebut wavelength-division
multiplexing (WDM)
WDM menggunakan optical coupler untuk
menggabungkan sinyal-sinyal optik (WDM multiplexer)
Sedangkan pada WDM demultiplexer digunakan filter
optik untuk memisahkan sinyal-sinyal optik di penerima
WDM dapat meningkatkan kapasitas serat mulai dari 10
sampai 100 kali lipat
73

74

Teknologi WDM yang mampu menggabungkan


lebih dari 16 panjang gelombang di dalam satu
serat disebut Dense WDM (DWDM)

75

Optical Amplifiers
Penguat sinyal optik
Penguatan di lakukan di dalam domain optik
(tidak ada konversi ke eletrik dulu)

Cahaya yang dipompakan ini mendorong


atom erbium untuk melepaskan energinya

76

Microwave Relay System


Berfungsi untuk merubah sinyal digital menjadi
gelombang radio dan sebaliknya
Biasanya bekerja pada rentang frekuensi 1
sampai 40 GHz
Memerlukan transmisi yang line-of-sight
Pada frekuensi tinggi, kondisi cuaca
mempengaruhi redaman dan kualitas transmisi
Mengakibatkan terbatasnya frekuensi yang dapat
digunakan serta membatasi jarak transmisi

77

78

Anda mungkin juga menyukai