Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LAPORAN KASUS

I.

Identitas Pasien

Nama

: Cut Hazlina Yusma

Umur

: 52 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: ISLAM

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Tanggal Pemeriksaan

: 29 september 2014

Alamat

: Ulee-Kareng

No.CM

: 0-79-56-27

II.

Anamnesis

Keluhan Utama

: Rasa mengganjal pada mata kiri dan kedua mata berair

Riwayat Penyakit Sekarang


: Pasien datang dengan keluhan tidak nyama dikedua
mata/rasa mengganjal dikedua mata. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 6 bulan belakangan. Selain itu, pasien juga
mengelyhkan matanya berair (+), dan berlendir (+), dan silau
bila terkena cahaya/photopobia(+). Mata merah (+), mata
berasa berpasir (+), nyeri (+), mata gatal minimal (+) dan
penglihatan kabur (+). Riwayat trauma (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyangkal memiliki jantung, hipertensi, diabetes
mellitus dan riwayat asma.

Riwayat Pengobatan Sebelumnya


Pasien biasa menggunakan obat tetes mata untuk mengurangi
gejala pada matanya.
Riwayat Kebiasaan
Pasien merupakan ibu rumah tangga. Pasien sering melakukan
kebiasaan ibu rumah tangga sebagai semestinya dan pasien
memiliki hobi merawat bunga.
III.

Pemeriksaan Oftalmologi

Kanan
5/12
Normal palpasi
Ortoforia
Kesegala arah
Dalam batas normal
Hiperemis (+), berair (+)

Pemeriksaan
Visus
TIO
Hirschberg
Gerak Bola Mata
Palpebra
Conjungtiva bulbi

Kiri 5/12
5/12
Normal palpasi
Ortoforia
Kesegala arah
Dalam batas normal
Hiperemis (+), berair (+),

Dalam batas normal


Jernih, infiltrate (-)
Cukup
Coklat,
bulat,
isokor

Conjungtiva tarsal
Kornea
COA
Iris/pupil

bercak dibagian nasal


Dalam batas normal
Jernih, infiltrate (-)
Cukup
Coklat,
bulat,
isokor,

RCL(+), RCTL(+)
Jernih
-

Lensa
Funduscopy

RCL(+),RCTL (+)
Jernih
-

IV.
V.

Diagnosa : OS Pterigium
Terapi : Asam Mefenamat 500 mg tab 2x1
Paracetamo 500 mg tab 3x1

VI.
VII.
VIII.

Anjuran : Eksisi pterigium OS


Diagnosa Post operasi : Pterigium der.II-III OS
Terapi Post operasi : Cendoxytrol 1 tts/2 jam
Cefadroxyl 2x500 mg
Asam Mefenamat 2x 5000 mg
Natrium diklofenat 2x1

IX.

Prognosis

Qua ad visam
Qua ad sanam
Qua ad vitam
Qua ad kosmetikam
X.

Ocular Dextra
Bonam
Bonam
Bonam
Bonam

Ocular Sinistra
Bonam
Bonam
Bonam
Bonam

Pembahasan
Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk
segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju konjungtiva menuju
kornea pada daerah intraplapebra. Pterigium tumbu berbentuk sayap pada

konjungtiva bulbi. Pterigum umumnya berkembang pada pasien yang tinggal


diiklim panas (iklim tropis dan subtropis).
Secara prevalensi, pterigium lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan
faktor risiko merokok, seringnya paparan dengan lingkungan luar dan sering
terjadi pada keadaan berdebu dan kering. Insiden pterigium tertinggi pada
umur 20-49 tahun. Kejadian pterigiu sangat berhubungan erat dengan paparan
sinar matahari, dan juga bisa disebabkan oleh udara yang kering, inflamasi
dan paparan terhadap debu dan angin serta zat iritan lainnya. Selain dari
proses paparan sinar ultraviolet, pterigium juga terjadi akibat proses
mutagenik. Ultraviolet-B (UV-B) yang merupakan faktor mutagenic bagi
tumor supresor gene p53 yang terdapat pada sel basal limbus. Ekspresi
berlebihan sitokin seperti TGF- dan VEGF (vascular endothelia growth
factors) menyebabkan regulasi kolagenase, migrasi dan angiogenesis.
Pasien dengan visus OD/OS 5/12 dengan keluhan rasa tidak nyaman
atau mengganjal pada mata, mata berair (+), mata merah (+), mata berlendir
(+), silau/photopobia (+), mata berpasir (+), nyeri minimal (+), mata gatal
minimal (+) dan riwayat trauma (+).

Pada mata kiri ditemukan selaput

segitiga dinasal dengan apeks melewati limbus dan belum mencapai


limbus.Palpebra dan konjungtiva tarsal dalam batas normal. Kornea dan lensa
jernih, iris/pupil berwarna coklat, bulat, isokor, RCL (+) dan RCTL (+).
Pemeriksaan funduscopy tidak dilakukan.
Berdasarkan hasil anamnesis dan hasil pemeriksaan oftalmologis
tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien menderita OS Pterigium Derajat IIIII.
Penanganan

pada

pasien

pterigium

terdiri

dari

penanganan

medikamentosa dan pembedahan. Pengobatan medikamentosa bisa berupa


obat tetes mata, dekongestan tetes, vasokontriktor dan kortikosteroid.
Sedangkan pembedahan diindikasikan bila terjadi ketidaknyamanan yang
menetap, gejala yang makin memberat, gangguan penglihatan, ukurannya >34 mm dan pertumbuhan yang progresif menuju tengah atau aksis visual dan

adanya gangguan pergerakan bola mata. Umunya pterigium tumbuh secara


perlahan dan jarang sekali menyebabkan kerusakan yang bermakna, dan
karena itu prognosis adalah baik.

Anda mungkin juga menyukai