PEDOMAN PELAKSANAAN
SATUAN PENGAWAS INTERN
Lampiran III. 1
Tanggal
DAFTAR ISI
Lampiran
A. PENDAHULUAN..
1. Latar Belakang
2. Tujuan.
B. SATUAN PENGAWASAN INTERN
1. Fungsi..
2. Tugas dan wewenang.
3. Lingkup kerja..
C. STANDAR AUDIT.
1.
2.
3.
4.
5.
III.2
III.2
III.2
III.3
III.3
III.3
III.5
III.7
Umum.
Persyaratan Profesionalisme Auditor dan SPI
Persyaratan Lingkup Kerja Audit
Persyaratan Pelaksanaan dan Pelaporan Audit...
Persyaratan Pengelolaan SPI..
III.7
III.7
III.10
III.11
III.15
D. KODE ETIK..
III.18
1. Umum... III.18
2. Atribut Internal Auditor Profesional III.18
3. Standar Perilaku Auditor Internal III.19
E. PENUTUP.. III.21
Lampiran III. 2
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) merupakan suatu perseroan terbatas yang
didirikan menurut dan berdasarkan undang-undang negara Republik Indonesia dengan
tujuan turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya
pada pembangunan dibidang usaha jasa kepelabuhanan dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat dimana PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) beroperasi.
Tugas kepengurusan perusahaan diatas harus dilaksanakan sesuai dengan kaidah
kaidah Good Corporate Governance yang meliputi transparansi, kemandirian,
akuntabilitas dan pertanggungjawaban serta kewajaran sesuai dengan prinsip
Good Corporate Governance dan korporasi yang sehat serta taat pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Suatu mekanisme dan sistim pengendalian internal merupakan salah satu sarana
utama untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan perusahaan telah dilaksanakan
sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut diatas.
2. TUJUAN
Pedoman pelaksanaan ini merupakan salah satu bagian dari Pedoman Pelaksanaan
Good Corporate Governance yang disusun untuk menjadi norma-norma acuan kerja
bagi unit Satuan Pengawasan Intern (SPI). Pedoman ini dimaksudkan agar anggota
SPI dapat bekerja secara profesional sesuai dengan tujuan penugasannya dan
sekaligus sebagai sarana komunikasi agar kerja unit SPI dapat diterima dan didukung
oleh unit kerja lainnya.
Lampiran III. 3
1. FUNGSI
a. SPI adalah unit internal yang bersifat independen dan berfungsi dalam:
1). Penyelenggaraan penilaian pelaksanaan sistem pengendalian internal dan
sistem pengendalian manajemen perusahaan.
2). Penyelenggaraan pemeriksaan keuangan dan operasional perusahaan.
3). Penyelenggaraan dokumentasi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan tindak
lanjut temuan pemeriksaan serta ketatausahaan.
4). Pendorong pelaksanaan pengawasan melekat yang lebih efektif di perusahaan.
5). Pendorong penerapan Good Corporate Governance.
6). Sebagai mitra kerja dari Komite Audit dan Pemeriksa Eksternal dalam
mengawasi pengelolaan perusahaan.
7). Pelaksanaan program kerja dan menyelenggarakan penerapan sistem informasi
manajemen di lingkungan kerjanya.
b. Dalam menjalankan fungsinya SPI bertanggung jawab langsung kepada Direktur
Utama.
Lampiran III. 4
Lampiran III. 5
verifikasi
terhadap
informasi
yang
3. LINGKUP KERJA
Lingkup kerja SPI mencakup audit dan evaluasi tentang kemampuan, efektivitas,
ketaatazasan dan kualitas pelaksanaan tugas, yang terdiri dari:
a. Pengawas Wilayah I, meliputi:
1). Cabang Pelabuhan Belawan
2). Cabang Pelabuhan Tembilahan
3). Cabang Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
4). Cabang Pelabuhan Kuala Tanjung
5). Cabang Pelabuhan Malahayati
Lampiran III. 6
d. Pengawas
Bidang
Khusus,
meliputi;
Kerja
Sama
Usaha,
Lingkungan
Lampiran III. 7
C. STANDAR AUDIT
1. UMUM
Standar audit merupakan suatu patokan untuk melakukan audit terhadap semua
kegiatan perusahaan, baik unit kerja struktural yang meliputi: Bidang Pemasaran dan
Pengembangan Usaha, Bidang Operasi & Teknik, Bidang Keuangan dan Bidang
Personalia & Umum Umum serta Cabang / Unit Kerja di lingkungan perusahaan.
Sedangkan Unit Kerja Fungsional meliputi: Corporate Secretary, Biro Hukum, Biro
Logistik dan SPI.
Standar Audit sangat menekankan tidak hanya terhadap pentingnya kualitas
profesional Auditor tetapi juga terhadap bagaimana Auditor mengambil pertimbangan
dan keputusan waktu melakukan audit dan pelaporan.
Standar Audit ini merupakan ketentuan yang harus dipatuhi oleh unit SPI dan Auditor
Internal yang mencakup persyaratan mengenai:
a. Profesionalisme Auditor dan SPI
b. Lingkup Kerja Audit
c. Pelaksanaan dan Pelaporan Audit
d. Pengelolaan unit SPI
Lampiran III. 8
2). Bersikap independen yaitu dapat melaksanakan tugas auditnya dengan bebas,
baik secara organisatoris maupun secara pribadi terhadap auditee dan
organisasinya. Dengan demikian ia dapat memberikan pendapat penting yang
tidak memihak dan tidak berprasangka dalam pelaksanaan dan pelaporan hasil
auditnya.
3). Bersikap obyektif yaitu jujur terhadap diri sendiri serta yakin bahwa hasil
kerjanya dapat dihandalkan, dapat dipercaya dan bebas dari pengaruh pihakpihak lain. Untuk itu ia tidak boleh mengesampingkan pertimbanganpertimbangan obyektif yang ditemui dalam tugas auditnya.
4). Menjaga integritas yaitu tidak memanfaatkan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan atau keuntungan pribadi atau hal-hal lain yang patut diduga dapat
disalahgunakan baik oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya yang tidak
berhak.
b. Standar Keahlian
Audit internal haruslah dilaksanakan oleh Auditor Internal yang baik secara
individu ataupun secara kolektif mempunyai kecakapan profesional yang
memadai dengan kualifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) atau setara lainnya
dan kecermatan yang seksama untuk bidang tugasnya.
1). Tanggung jawab unit SPI untuk memenuhi standar kecakapan profesionalisme
(sertifikasi) meliputi:
a). Rekruitmen, seleksi dan penugasan tenaga auditor internal yang memenuhi
syarat tuntutan tugas audit baik dari segi pendidikan, kemampuan teknis,
luas cakupan dan kompleksitas tugas audit tersebut.
b). Pemenuhan kebutuhan tenaga-tenaga auditor yang mempunyai kecakapan
sesuai dengan variasi bidang kerja dan disiplin ilmu yang menjadi tugas
dari unit SPI, bila perlu dapat dilaksanakan melalui tenaga ahli dari luar
(outsourcing).
c). Menugaskan seorang Ketua Tim Auditor yang berpengalaman dan ahli
sehingga terlaksana supervisi yang baik mulai sejak perencanaan audit,
Lampiran III. 9
pemborosan,
ketidakefektifan
dan
kelemahan
Lampiran III. 10
Internal
harus
memeriksa
cara
yang
digunakan
untuk
Lampiran III. 11
Lampiran III. 12
a. Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab SPI maka perlu disusun rencana
kegiatan yang konsisten dan sesuai dengan program dan sasaran perusahaan yang
antara lain meliputi:
1). Rencana Jangka Panjang Audit untuk jangka 5 (lima) tahun yang disesuaikan
dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (Corporate Plan)
2). Program Kerja Pemerikasaan Tahunan (PKPT) untuk tahun berikutnya yang
dijabarkan dalam Rencana Kerja Manajemen, Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP), dan Program Kerja Pemeriksaan Reguler untuk yang
rutin dan Program Pemeriksaan Khusus untuk yang non-rutin. Termasuk
dalam rencana ini adalah jadwal kerja audit dan sasarannya, rencana
pengembangan dan pemenuhan tenaga audit yang profesional
b. Auditor internal harus merencanakan setiap pelaksanaan audit dengan sebaikbaiknya. Untuk itu auditor internal haruslah mendokumentasikan rencana kerja
audit dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1). Jenis dan luasnya cakupan kerja audit yang akan dilaksanakan.
2). Informasi dan latar belakang mengenai obyek audit. Bila perlu dilakukan
peninjauan setempat guna memperoleh informasi mengenai operasi dan
praktek obyek yang akan diaudit. Bila pernah pernah diaudit maka perlu
diperiksa bagaimana hasil pelaksanaan tindak lanjut yang pernah disarankan,
dan bagaimana dampaknya terhadap audit yang akan dilakukan.
3). Sasaran audit harus dinyatakan dengan jelas, sehingga Auditor dapat
mengetahui dengan tepat
masalah-masalah
khusus apa
yang harus
Lampiran III. 13
Lampiran III. 14
1). Draft laporan hasil audit yang berisi hasil temuan, butir-butir kesimpulan dan
butir-butir rekomendasi haruslah direview dan didiskusikan bersama dengan
pimpinan auditee dan stafnya untuk menghindari kesalahpahaman.
2). Laporan hasil audit harus mengungkapkan tujuan, lingkup kerja, hasil temuan
dan kesimpulan yang berupa opini auditor internal terhadap dampak temuan
terhadap aktivitas yang diaudit.
3). Laporan temuan antara lain harus bersifat:
a). Obyektif; tidak memihak dan bebas dari prasangka dan bebas dari
kekeliruan
b). Jelas; mudah dimengerti, logis, lugas dan sederhana serta menghindari
bahasa teknis yang terlalu rumit
c). Singkat; langsung ke inti masalah
d). Konstruktif; lebih membantu auditee ke arah perbaikan dari pada kritik.
4). Laporan hasil audit seyogyanya juga mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
a). Hal-hal yang masih merupakan masalah dan belum dapat terselesaikan
hingga saat audit berakhir
b). Pengakuan terhadap prestasi kerja auditee, hasil perbaikan yang telah
dilaksanakan dan terutama bila perbaikan ini dapat diterapkan pada bagian
lain
c). Rekomendasi tindak lanjut bila memang ada hal-hal yang perlu dilakukan
perbaikan pada proses kerja auditee
5). Dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara pimpinan auditee dan auditor
internal mengenai hasil temuan dan kesimpulan hasil audit, maka perbedaan
pendapat ini harus juga diungkapkan dalam laporan hasil audit.
6). Pimpinan SPI harus mereview dan menyetujui laporan hasil audit sebelum
menerbitkan dan mendistribusikan laporan tersebut.
e. SPI harus memonitor tindak lanjut laporan hasil audit untuk mendapatkan
kepastian bahwa langkah yang tepat atas hasil temuan audit telah dilaksanakan.
Jika pimpinan unit kerja yang bersangkutan memutuskan untuk tidak mengikuti
Lampiran III. 15
saran tindak lanjut atas dasar suatu pertimbangan tertentu, maka SPI harus
melaporkan hal tersebut kepada Direktur Utama.
Lampiran III. 16
Lampiran III. 17
f. Kepala SPI wajib meningkatkan peran organisasi SPI dengan melakukan review
terhadap kebijakan audit sebagai berikut:
1) Independesi
2) Rekruitmen dan penugasan staf SPI
3) Kompetensi dari personil
4) Pelatihan untuk personil
5) Quality Assurance Reviews terhadap audit
6) Supervisi terhadap pekerjaan
7) Pendistribusian laporan audit
8) Ketaatan terhadap standar profesi
9) Kerahasiaan informasi yang diperoleh SPI
10) Metode yang diterapkan untuk menangani kekeliruan dan ketidakberesan di
tingkat manajemen
11) Penanganan terhadap kertas kerja audit
Maksud review kebijakan audit tersebut diatas adalah untuk mendukung
independensi, efektifitas dan kualitas SPI dalam melaksanakan peran dan
tanggung jawabnya.
g. Dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan dengan sukses, harus disadari
bahwa peran profesional Auditor, antara lain:
1) Dapat menjadi pembicara (Communicator) sekaligus sebagai pendengar
(Communicant) yang baik dan efisien
2) Dapat mencari dan menemukan peluang untuk terus menerus selalu
mengembangkan kemampuan dirinya (Individual Learning)
3) Dapat menimbulkan dan mendorong timbulnya kebersamaan arah dan citacita (Shared Vision) sehingga dapat menyatu padukan ide
4) Kreativitas dan semangat yang membentuk kesatuan team yang tangguh
(Team Learning)
5) Peran sebagai internal consultant
Lampiran III. 18
D. KODE ETIK
1. UMUM
Hasil kerja unit SPI sangat ditentukan oleh hasil kerja internal auditor. Hasil kerja ini
akan sangat bermanfaat bagi SPI dan terutama bagi perusahaan, bila pemakai jasa
atau pelanggan SPI yakin, tahu dan merasakan bahwa pelaksanaan audit internal oleh
SPI memang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Untuk keperluan ini maka perlu disyaratkan suatu kode etik yang mengatur perilaku
dan kepatuhan para internal auditor lebih dari tuntutan perundang-undangan. Kode
Etik ini mengatur prinsip dasar perilaku yang dalam pelaksanaannya memerlukan
pertimbangan yang seksama dari masing-masing auditor. Pelanggaran terhadap Kode
Etik ini dapat mengakibatkan yang bersangkutan mendapatkan peringatan dan bahkan
diberhentikan dari tugas audit atau tugas perusahaan.
b.
c.
Auditor yang profesional harus mampu untuk menciptakan hubungan baik antara
Auditor Internal dengan Auditee sehingga dapat dibangun keyakinan sebagai
berikut:
1)
Lampiran III. 19
5)
6)
7)
8)
Berperilaku dan bersikap jujur, obyektif dan cermat dalam melaksanakan tugas.
b.
Memiliki integritas dan loyalitas tinggi terhadap profesi, unit kerja SPI dan
perusahaan.
c.
Menghindari kegiatan atau perbuatan yang merugikan atau patut diduga dapat
merugikan profesi Audit Internal atau perusahaan.
d.
e.
Tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan dari siapapun, baik
langsung maupun tidak langsung, termasuk dari auditee, klien, pelanggan,
pemasok, rekanan dan atau pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang
mengganggu atau patut diduga dapat menganggu pertimbangan profesional
auditor.
f.
Mematuhi sepenuhnya
standar
profesional
Auditor
Internal,
kebijakan
h.
Lampiran III. 20
i.
Lampiran III. 21
E. PENUTUP
1. Pedoman Pelaksanaan Tugas Satuan Pengawasan Intern (Audit Charter Manual) ini
mulai diberlakukan sejak tanggal ditetapkan.
2. Sesuai dengan tuntutan perkembangan dan kebutuhan perusahaan, maka Pedoman ini
akan ditinjau dan direview secara berkala.
3. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Audit Charter antara
Kepala SPI dengan Direktur Utama yang disahkan oleh Komisaris Utama.
Panduan ini disusun untuk dijadikan acuan dalam penerapan Pengawasan Internal di
lingkungan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).
KOMISARIS UTAMA
DIREKTUR UTAMA
H. HARIJOGI
ALFRED NATSIR