Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FREKUENSI KEJADIAN RISIKO PADA PELAKSANAAN

PEMASANGAN SAMBUNGAN PIPA AIR PDAM SURABYA


Santika Dewi Nugraheni*, Christiono Utomo2*
S1- Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia1
Shan2_only@ymail.com
Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia2
Abstrak
Air bersih merupakan kebutuhan utama dan mendasar bagi manusia, Air bersih yang
ada dimasyarakat pada umumnya disediakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
PDAM Kota Surabaya sebagai pengelola/ penyedia air bersih dituntut untuk dapat
menyediakan kebutuhan air bersih masyarakat yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas bahkan diharapkan dapat mencapai tujuan yang yang telah diatur. Untuk
mencapai tujuan tersebut banyak sekali risiko yang akan muncul di dalam pelaksanaan
proyek ini. Didalam anilisis frekuensi ini menghasilkan 22 faktor risiko yang terjadi pada
pelaksanaan pemasangan sambungan pipa air PDAM Surabaya. Faktor yang paling dominan
dan yang paling sering terjadi adalah risiko terjadinya kebanjiran di sekitar wilayah proyek,
Risiko ini masuk ke dalam klasifikasi risiko yang berhubungan dengan tampak. Sedangkan
risiko yang terdapat dalam klasifikasi risiko yang lainnya masuk ke dalam kategori risiko
yang sangat jarang terjadi, jarang terjadi, dan sering terjadi.
Kata Kunci : Analisis Frekuensi Risiko, PDAM Surabaya, Pemipaan, Risiko

1.

Pendahuluan

Salah satu kebutuhan penting bagi


manusia adalah air bersih. Masalah air
bersih merupakan hal yang paling fatal
bagi kehidupan kita. Setiap hari
dibutuhkan air bersih untuk minum,
memasak,
mandi,
mencuci,
dan
sebagainya, dengan air yang bersih dapat
terhindar dari penyakit.
Sumber air bersih yang ada di
masyarakat pada umumnya berasal dari air
di bawah tanah (sumur gali/sumur pompa),
air permukaan, air hujan, dan air yang
disediakan oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Pemenuhan kebutuhan
itu dituangkan ke dalam pengadaan air
bersih di setiap wilayah. Pengadaan ini
diikuti oleh masing-masing kontraktor
yang bekerja di PDAM masing-masing
kota di Indonesia.

PDAM Kota Surabaya sebagai


salah satu pengelola/ penyedia air bersih
dituntut untuk dapat menyediakan
kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang
memenuhi syarat kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas bahkan diharapkan dapat
mencapai tujuan yang yang telah diatur.
Untuk mencapai tujuan sebagai penyedia
air
minum,
PDAM
Surabaya
melaksanakan pengadaan air bersih di
seluruh wilayah di Surabaya melalui
pelaksanaan pemasangan sambungan pipa
air bersih. Hal ini dilakukan guna untuk
pemerataan pasokan air bersih dapat
diterima
oleh
seluruh
masyarakat
Surabaya. Untuk mencapai pengadaan air
bersih yang merata di seluruh Surabaya
sangatlah
tidak
mudah.
Hal
ini
dikarenakan banyaknya risiko dalam
1

pemenuhan kebutuhan ini. Risiko-risiko


itu dapat bersifat teknis dan non teknis.
Misalnya saja masalah teknis yaitu kondisi
lingkungan yang tidak memungkinkan,
menyebabkan pemeliharaan akan saluran
pipa ini tidak dipedulikan lagi. Selain itu
terdapat kendala non teknis yaitu
kemampuan sdm yang kurang tentang pipa
air bersih.
Risiko-risiko yang biasa terjadi
pada pemasangan sambungan pipa air
bersih yang dilakukan PDAM antara lain
(PDAM Surabaya), yaitu risiko banjir
yang terjadi di daerah sekitar proyek akibat
pipa air yang bocor, kemacetan arus lalu
lintas yang diakibatkan oleh proyek
PDAM yang biasa dilakukan di jalan raya,
keterlambatan kerja pun sering terjadi
biasanya hal ini disebabkan oleh keadaan
cuaca yang tidak menentu, metode
pelaksanaan yang gagal, dan lain
sebagainya. Selain itu semua ada risiko
non teknis yang dialami, yaitu protes dari
warga akibat dirusaknya sementara depan
rumah mereka akibat pemasangan pipa,
walaupun pemasangan pipa ini demi warga
juga kadang kalanya warga juga
menggerutu. Selain warga ada juga risiko
terhadap aparat sekitar, yang biasanya
meminta bagian untuk mengatur lancarnya
proses proyek PDAM berlangsung.
Adanya risiko inilah maka dibutuhkan
adanya identifikasi dan analisis frekuensi
kejadian
risiko
pada
pelaksanaan
pemasangan sambungan pipa air PDAM
ini.
Tujuan dari penlitian ini adalah
untuk mengetahui risiko yang paling
sering terjadi pada pelaksaan pemsangan
sambungan pipa air PDAM di wilayah
Surabaya. Dengan adanya penelitian ini
maka diharapkan dapat mengidentifikasi
kemungkinan risiko ysng akan terjadi
sedini
mungkin,
sehingga
dapat
mengetahui cara mengantisipasi risiko
yang akan terjadi

2. Landasan Teori
2.1 Definisi dan Terminologi
2.1.1 PDAM
Perusahaan Daerah Air Minum
atau biasa disingkat PDAM merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang penyedia jasa pengelolaan air
bersih.
2.1.2 Analisis
Penyelidikan
terhadap
suatu
peristiwa (karangan, perbuatan) untuk
mengetahui keadaan yg sebenarnya.
2.1.3 Frekuensi
Di dalam Tugas Akhir ini yang
dimaksudkan dengan frekuensi adalah
sebagai jumlah kejadian atau peristiwa.
2.1.4 Risiko
Akibat yg kurang menyenangkan
(merugikan, membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan.
2.1.5 Pipa Air
Pipa air ialah pipa atau tabung,
kebanyakan terbuat dari polivinil klorida
(PVC), saluran besi, polietilena, atau
tembaga yang membawa air bersih yang
diberi tekanan udara dan dibersihkan ke
bangunan-bangunan
(sebagai
bagian
sistem air perkotaan), juga dalam
bangunan.
2.2 Pengadaan Air Bersih
2.2.1 Pengadaan Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan akan
air bersih PDAM Surabaya mengadakan
pengadaan. Pengadaan akan air bersih ini
dilakukan PDAM dengan para kontraktor
yang bergabung di dalam Distrubusi Timur
dan Distribusai Barat. Distribusi Barat di
sini adalah kontrkator-kontraktor yang
menangani proyek di wilayah Surabaya
Barat, sedangkan Distribusi Timur adalah
kontraktor-kontraktor yang menangani
proyek di wilayah Surabaya Timur.
2

Pengadaan
Surabaya.

ini

hanya

untuk

tertinggi adalah pengaruh risiko terhadap


waktu.
Penelitian Suselly memiliki sedikit
kesamaan dari penelitian ini, yaitu terletak
pada metode yang digunakan serta analisa
data yang diguanakan. Metode yang
digunakan adalah metode survey dan
analisa yang digunakan adalah analisa
deskriptif. Tetapi ada sedikit perbedaan di
dalam analisa datanya, yaitu terletak pada
perbandingan risiko dengan waktu, biaya,
dan mutu sedangkan pada penelitian saya
hanya mengenai identifikasi risiko yang
paling dominan terhadap pelaksanaan
penyambungan pipa PDAM Surabaya.

wilayah

2.3

Konsep Risiko dan Manajemen


Risiko
Secara garis besar ada 2 jenis yaitu
risiko usaha (speculative risk) dan risiko
murni (Soeharto,1995). Risiko usaha
adalah suatu keadaan yang dihadapi
perusahaan yang dapat memberikan
keuntungan dan juga dapat memberikan
kerugian sedangkan risiko murni (pure
risk) adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apaapa dan tidak mungkin menguntungkan.
Risiko proyek adalah risiko murni yang
secara potensial dapat mendatangkan
kerugian dalam upaya mencapai sasaran
proyek.
Ada 5 tahapan dan proses
manajemen risiko yaitu menetapkan
konteks,
mengidentifikasi
risiko,
menganalisis risiko, mengevaluasi risiko,
dan menanggulangi risiko (Saptodewo &
Soedarsono,2003).

3.

Metode Penelitian

3.1

Konsep Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan menggunakan metode survey
dengan menggunakan kuisioner sebagai
alat pengum-pulkan data-data primer.
Untuk mendapatkan data yang baik dan
lengkap, maka kuisioner tersebut harus
mudah dimengerti dan lengkap. Unit
analisa dalam survey biasanya adalah
individu, akan tetapi dalam penelitian
tertentu unit analisa adalah suatu
kelompok yang terdiri dari beberapa
individu. Dalam penelitian ini unit analisa
yang digunakan adalah pihak-pihak yang
terkait di dalam pelaksanaan sambungan
pipa PDAM.

2.4

Penelitian Terdahulu
Penelitian identifikasi risiko pada
suatu proyek pernah diteliti sebelumnya
oleh Suselly (2005) dengan judul tugas
akhir tentang identifikasi dan respon risiko
pada pelaksanaan proyek gedung di
Surabaya. Penelitian ini membahas
mengenai identifikasi risiko yang terjadi
dalam pelaksanaan proyek di gedung
meliputi frekuensi terjadinya risiko,
dampaknya terhadap waktu, biaya, dan
mutu, kemudahan diprediksi serta respon
yang dilakukan terhadap risiko yang
terjadi. Metode penelitian yang digunakan
adalah
metode
survey
dimana
pengumpulan datanya diperoleh dari
penyebaran
kuisioner.
Dari
hasil
penyebaran
data
diolah
dengan
menggunakan analisa deskriptif yang
kemudian di plot ke dalam diagram scatter
plot. Hasil dari penelitian ini adalah
terdapat 55 item risiko yang diidentifikasi
dalam pelaksanaan gedung dan yang

3.2
a.

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi
Populasi adalah sekumpulan data
yang mengidentifikasi suatu fenomena
yang terjadi. Populasi dari penelitian ini
adalah pihak pihak yang terlibat dalam
proyek-proyek pelaksanaan sambungan
pipa PDAM Surabaya.
b.
Sampel
Sampel adalah sekumpulan data
yang diambil atau diseleksi dari suatu
populasi. Jumlah populasi dalam penelitian
ini kurang lebih 30 orang. Karena
keterbatasan jumlah populasi maka Jumlah
3

Pembacaan
pemetaan
yang
dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut:
I. Nilai mean (rata-rata) besar, nilai
standar deviasi kecil
Faktor yang berada di dalam kuadran I
diletakkan pada urutan pertama karena
nilai mean yang tinggi berarti sebagian
besar responden memberikan skor
yang tinggi terhadap faktor tersebut,
sedangkan nilai standar deviasi yang
kecil berarti sebagian besar responden
sepakat terhadap jawaban tersebut.

populasi dalam penelitian ini sekaligus


menjadi jumlah sampel yang akan diteliti.
3.3

Identifikasi Variabel
Dari penggalian studi pustaka dan
penyebaran kuisioner dengan para ahli
dilakukan dengan survey pendahuluan.
Dari survey ini didapatkan dua puluh dua
faktor yang merupakan faktor risiko yang
terjadi pada pelaksanaan pemasangan
sambungan pipa air PDAM Surabaya.
Risiko-risiko tersebut diantaranya adalah :
1. Risiko tanah longsor
2. Risiko gempa bumi
3. Risiko badai
4. Risiko banjir
5. Risiko kerusakan pada masa
pemeliharaan
6. Risiko kebocoran pipa
7. Risiko kesalahan estimasi waktu
8. Risiko kurangnya kontrol dan
koordinasi dalam tim
9. Risiko perubahan prioritas dalam
program yang sudah berjalan
10. Risiko terjadi kecelakaan kerja
11. Risiko kenaikan harga material
12. Risiko keterlambatan material dari
supplier
13. Risiko volume material yang
dikirim tidak sesuai dengan yang
dipesan
14. Risiko pencurian terhadap material
15. Risiko kerusakan peralatan mesin
16. Risiko kemacetan yang terjadi di
sekitar wilayah proyek
17. Risiko kebanjiran di sekitar
wilayah proyek
18. Risiko perbedaan kondisi tanah
19. Risiko muka air yang tinggi
20. Risiko pencurian yang terjadi di
lokasi proyek
21. Risiko metode pelaksanaan yang
salah
22. Risiko over kualitas.
3.4

II. Nilai mean (rata-rata) besar, nilai


standar deviasi besar
Faktor yang berada di dalam kuadran II
diletakkan pada urutan kedua karena
nilai mean yang tinggi berarti sebagian
besar responden memberikan skor
yang tinggi terhadap faktor tersebut,
sedangkan nilai standar deviasi yang
besar berarti sebagian besar responden
kurang sepakat terhadap jawaban
tersebut.
III. Nilai mean (rata-rata) kecil, nilai
standar deviasi besar
Faktor yang berada di dalam kuadran
III diletakkan pada urutan ketiga
karena nilai mean yang rendah berarti
sebagian besar responden memberikan
skor yang rendah terhadap faktor
tersebut, sedangkan nilai standar
deviasi yang besar berarti sebagian
besar responden kurang sepakat
terhadap jawaban tersebut.
IV. Nilai mean (rata-rata) kecil, nilai
standar deviasi kecil
Faktor yang berada di dalam kuadran
IV diletakkan pada urutan keempat
karena nilai mean yang rendah berarti
sebagian besar responden memberikan
skor yang rendah terhadap faktor
tersebut, sedangkan nilai standar
deviasi yang kecil berarti sebagian
besar responden sepakat terhadap
jawaban tersebut.

Analisis
Frekuensi
Dengan
Memploting Ke Dalam Kuadran

4. Pembahasan
Dari hasil pemetaan diagram di atas, dapat
ditemukan hasil sebagai berikut:
1. Kuadran I.
Faktor risiko yang masuk ke dalam
diagram pertama adalah risiko
kebanjiran di sekitar wilayah proyek
(2,53). Para responden setuju dengan
tingkat keseringan yang tinggi bagi
risiko ini.
2. Kuadran II
Faktor risiko yang masuk ke dalam
diagram kedua diantaranya meliputi
risiko
kerusakan
selama
masa
pemeliharaan(3,03), risiko kehilangan
air akibat kebocoran pipa(3,33), risiko
kenaikan harga material(3,10), risiko
keterlambatan material dari supplier
(3,03)
dan
risiko
perbedaan
tanah(2,73). Para responden kurang
setuju dengan tingkat keseringan bagi
risiko-risiko ini.
3. Kuadran III
Faktor risiko yang masuk ke dalam
diagram ketiga diantranya meliputi
risiko kurangnya kontrol koordinasi
dalam tim(2,37), risiko kesalahan
estimasi waktu(2,47), risiko volume
material yang dikirimkan tidak sesuai
dengan
pesanan(2,10),
risiko
kemacetan yang terjadi pada sekitar
proyek(2,27) dan yang terakhir risiko
muka air yang tinggi(2,23). beberapa
responden kurang setuju dengan
tingkat keseringan bagi risiko-risiko
ini, artinya ada responden yang
memberikan nilai tinggi terhadap
faktor-faktor risiko ini.
4. Kuadran IV
Faktor risiko yang masuk ke dalam
diagram keempat diantaranya meliputi
risiko tanah longsor(1,63), risiko
banjir(1,70), risiko badai(1,37), risiko
gempa bumi(1,57), risiko terjadinya
kecelakaan
kerja(1,30),
risiko
pencurian
material(1,73),
risiko
kerusakan peralatan mesin(2,37), risiko
pencurian di lokasi proyek(1,57),

4.1Analisis dan Pembahsan


Langkah pertama yang dilakukan
adalah studi literatur untuk mengetahui
risiko-risiko apa saja yang kiranya banyak
terjadi pada suatu proyek. Setelah
mendapatkan risiko-risko tersebut maka
yang dilakukan selanjutnya adalah
menggunakan variabel risiko tersebut
kedalam kuisioner survey pendahuluan.
Kuisioner ini menghasilkan risiko yang
biasa terjadi pada pelaksanaan pemasangan
sambungan pipa air PDAM Surabaya.
Risiko yang di dapat inilah yang
digunakan sebagai dasar pembuatan
kuisioner survey utama. Pada studi
literatur yang telah dilakukan didapatkan
43 jenis risiko yang biasa terjadi pada
suatu proyek tertentu. Setelah dilakukan
survey utama dengan mengisi kuisioner
kepada para responden, didapatkan 22
jenis risiko yang terjadi pada pelaksanaan
pemasangan sambungan pipa air PDAM
Surabaya.
Setelah mendapatkan variabel
risiko yang diinginkan maka dicari nilai
mean serta standart deviasinya. Kemudian
pelakukan pemetaan ke dalam diagram
sehingga menghasilkan gambar di bawah
ini:
Hub. Mean (x) dengan Standart Deviasi (y)
1,20
1,10
1,00

1,63
1,57
1,37

0,90

1,70
3,03

0,80

3,33
1,30

0,70

2,47
2,37

0,60

2,50
3,10

0,50

3,03
2,10

0,40

1,73
2,37
2,27

0,30

2,53
2,73

0,20

2,23
1,57

0,10

1,47
1,60

0,00
0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

risiko metode pelaksanaan yang


salah(1,47) dan yang terakhir risiko
over kualitas(1,60). Para responden
setuju dengan tingkat keseringan yang
tinggi bagi risiko ini.
5.

Haq,

A.
A, Manajemen Risiko,
http://www.S1manajemen.multyply.
com/journal (25 September 2010)
Kerzner, H. (2001), Project Management,
7th edition, John Wiley & Sons, Inc.,
New York.
Kloman, H.F., 1998. Risk Management
Reports,
http://
http://www.digilib.its.ac.id
(
5
November 2010)
Mirza.(2007),
Penyusunan
Strategi
Manajemen Perushaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Rejang
Lebong, ITS, Teknik Sipil.
PMBOK.
(2004)
http://www.digilib.its.ac.id
(5
Desember 2010).
PMI (Project Management Institute, Inc).
(2004), A Guide To The Project
Management Body Of Knowledge
(PMBOK), 3rd edition, Newtown
Square, Pennsylvania, USA.
PT. Waskita Karya. (2004), Panduan
Sistem
Manajemen
Resiko,
Indonesia.
Riduwan.
(2005),
http://www.digilib.unimos.ac.id (20
Novemver 2010).
Saptodewo, D.T.& Soedarsono, J.W.
(2003), Manajemen Risiko Proyek
Build Operate Transfer Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi Studi
Kasus
Proyek
X,
http://www.megakonstruksi.com.insi
nyur no.3 vol xxiii.
Soeharto,
I.
(1995),
http://pdfconverter.com/ manajemenkonstruksi (11 Oktober 2010).
Soeharto, I. (2001), Manajemen Proyek
Jilid 2, Dari Konseptual Sampai
Operasional, Erlangga, Jakarta.
Suselly, E. (2005), Identifikasi Dan
Respon Risiko Pada Pelaksanaan
Proyek Gedung Di Surabaya,ITS,
Teknik Sipil.

Kesimpulan

Hasil akhir dari penelitian ini


adalah
merupakan
jawaban
dari
permasalahan yang ada pada bab
pendahuluan dari Tugas Akhir ini yaitu :
1. Risiko yang terjadi pada pelaksanaan
pemasangan sambungan pipa air
PDAM Surabaya, yaitu: Risiko
Tentang Force Majeure, Risiko
Tentang Operasiaonal, Risiko Tentang
Manajemen, Risiko Tentang Tenaga
Kerja, Risiko Tentang Material dan
Peralatan, Risiko Tentang Site, Risiko
Tentang Desain dan Teknologi.
2. Dari perhitungan serta pembahasan
yang dilakukan maka di dapatkan
risiko yang sering pada pelaksanaan
pemasangan sambungan pipa air
PDAM Surabaya
adalah risiko
kebanjiran yang terjadi di sekitar
wilayah proyek.
6.

Daftar Pustaka

Barrie, D.S., dan Boyd C.P. (1992),


Profesional ConstructionManagement
Third Edition, McGraw-Hill Inc,
Singapore.
Cooper, D.F & Chapman, C.B. (1987),
Risk Analysis for Large Project, John
Wiley & Sons Ltd., Norwich.
Darmawi, H. (2008), Manajemen Risiko,
Bumi Aksara, Jakarta.
Djojosoedarso, S. (2003), Prinsip-Prinsip
Manajemen Risiko Dan Asuransi,
Salemba Empat, Jakarta.
Gray, C.F. & Larson, E.W. (2000), Project
Management, First Edition, Irwin
McGraw-Hill, Boston.
Hanafi, M. M. (2009), Manajemen Resiko,
UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
6

Anda mungkin juga menyukai