PENGEMBANGAN FORMULA
1.1
1.2
Pra Formulasi
b.
Propilenglikol
Fungsi: plasticizer
Titik didih: 188C
Kelarutan: larut dalam aseton, kloroform, etanol (95%), gliserin, dan air;
larut 1/6 bagian dalam eter; tidak larut dalam mineral oil, tetapi larut
sebagian dalam minyak essensial.
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
(Rowe, 2009).
d.
e.
Etanol
Pemerian: cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah
bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala
biru yang tidak berasap.
Fungsi: zat tambahan
Kelarutan: sangat mudah larut dalam air, kloroform dan eter.
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api.
Aquadest
Pemerian: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak memiliki rasa
Fungsi: pelarut
Wadah dan penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
(Depkes RI, 1979).
1.3
3.3.1 Formulasi
Bentuk zat aktif yang digunakan sebagai sediaan patch adalah nicotine.
Nicotine dibuat dalam bentuk patch, karena pada pemberian oral nicotine
mengalami First Past Effect sehingga bioavaibilitasnya kecil, melalui rute
pemberian secara transdermal dapat meningkatkan bioavaibilitas nicotine. BM
nicotine 162, 23 (Sweetman, 2009), obat yang memiliki BM < 500 lebih mudah
menembus stratum corneum. Koefisien partisi nicotine (log P = 1.09) (Benfenati
et. al., 2003) berada pada rentang log P = 1-3., sehingga dapat diabsorpsi oleh
kulit yang memiliki membrane sel yang berifat bilayer. Formulasi berdasarkan
penelitian Hapsari (2011) untuk patch nicotine adalah :
Bahan
Nicotine
PVA
PVP
Propilenglikol
Natrium Lauril Sulfat
Etanol 95 %
Aquadest
b. Prosedur pembuatan:
-
potongan patch.
Patch yang dihasilkan dilakukan evaluasi dalam interval waktu tertentu.
Setelah lulus evaluasi, sediaan patch dikemas dalam kemasan yang sesuai
dan diberi etiket
1.4
Penafsiran Hasil: campuran dinyatakan homogen jika kadar zat aktif pada
beberapa titik sama.
b. Organoleptis
Tujuan: menjamin bentuk, warna, dan bau produk ruahan baik
Prinsip: mengamati bentuk, warna, dan bau patch produk ruahan
3.4.2 Pengawasan Mutu Obat Jadi
a. Uji Keseragaman Berat Patch
Tujuan: Menjamin keseragaman kandungan zat aktif
Prinsip: Diambil beberapa patch secara acak lalu ditimbang satu per satu dan
dihitung bobot rata-ratanya.
Penafsiran Hasil: Berat masing-masing patch tidak boleh menyimpang
terlalu jauh dari berat rata-rata yang tertera pada etiket dengan simpangan
baku relatif 6%.
b. Uji Keseragaman Tebal Patch
Tujuan: Menjamin penampilan patch yang baik.
Prinsip: beberapa patch diukur ketebalannya dengan menggunakan
mikrometer pada 5 daerah yang berbeda pada tiap patch dan dan dihitung
bobot rata-ratanya.
Penafsiran Hasil: tebal masing-masing patch tidak boleh menyimpang
dengan simpangan baku relatif 6%.
c. Keseragaman Kandungan Patch
Tujuan : Menjamin keseragaman kandungan zat aktif.
Prinsip : Menetapkan kadar beberapa patch satu per satu sesuai penetapan
kadar.
Penafsiran Hasil: kandungan masing-masing patch tidak boleh menyimpang
dengan simpangan baku relatif 6%.
d. Moisture loss
Tujuan: Menjamin patch tidak kehilangan kelembapan
Prinsip: Menetapkan persentase berat pacth setelah disimpan didalam
desikator yang mengandung kalsium klorida anhidrat selama 3 hari.
e. Moisture absorption
Tujuan: Menjamin patch tidak menyerap uap air disekitarnya sehingga tidak
mempengaruhi kadar zat aktif.
Prinsip: Menetapkan berat 6 patch yang disimpan dalam desikator yang
berisi 100 mL larutan jenuh alumunium klorida setelah 3hari penyimpanan.
f. Tensile strength
merupakan merupakan bahan kemas yang tahan terhadap udara dan bersifat
menghalangi uap air (Leonard, 1996).
Desain kemasan sekunder :
3.5.2