A.
2.
Hipofisis
Hipofisis atau kelenjar pituitari berukuran kira kira 11 cm, tebalnya sekitar 1/2
cm, dan beratnya sekitar 1/2 gr pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita. Kelenjar
ini terletak di dalam lekukan tulang sphenoid yang disebut sella tursika, dibelakang
kiasma optikum. Hipofisis memiliki dua subdivisi, (1) adenohipofisis, pada bagian
anterior, hasil perkembangan dari evaginasi ektoderm dorsal atap faring embrionik
(stomodeum), dan (2) neurohipofisis, hasil perluasan diensefalon. Selanjutnya
adenohipofisis dan neurohipofisis menempel membentuk kelenjar tunggal. Secara
topografis, kelenjar ini merupakan salah satu yang paling dilindungi dan tidak
terjangkau dalam tubuh. Hipofisis dilapisi duramater dan dikelilingi oleh tulang kecuali
pada bagian infundibulum berhubungan dengan hipotalamus.
Hipofisis mendapat perdarahan dari arteri karotis interna. Arteri hipofisial superior
memperdarahi pars tuberalis, infundibulum, dan membentuk sistem pleksus kapiler
primer pada bagian eminensia media. Arteri hipofisial inferior terutama memperdarahi
lobus posterior walau memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari arteri
hipofisial lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan
berlanjut ke vena portal hipofisial.
Sekressi hormon hipofisis diregulasi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri
mendapat input dari berbagai area otak dan feedback dari kelenjar lain. Untuk mengatur
kerja hipofisis, hipotalamus akan melepaskan messenger ke pleksus kapiler primer
eminensia media, kemudian dialirkan ke pleksus kapiler sekunder pars distalis, disini
hormon meninggalkan kapiler, menyampaikan rangsang pada sel parenkim.
3.
Adrenal
Kelenjar adrenal atau suprarenal menempel pada kutub superior ginjal. kelenjar
adrenal kiri dan kanan tidak simetris pada sumbu tubuh, kelenjar adrenal sebelah kanan
lebih inferior, terletak tepat diatas ginjal, dan bentuknya lebih piramid shape. Sementara
kelenjar suprarenal kiri lebih inferior, lebih kearah batas medial ginjal kiri, dan bentuknya
lebih cressent shape. Masing-masing berukuran tebal sekitar 1 cm, lebar apex sekitar 2
cm, lebar basal sekitar 5 cm. beratnya antara 7-10 gr. Kelenjar ini dibagi menjadi (1)
bagian korteks yang mencakup 80-90% organ, terletak bagian luar, dan berwarna
kekuningan, dan (2) bagian medula yang terletak pada bagian dalam, berwarna gelap.
Keduanya memiliki fungsi endokrin, bagian korteks memproduksi kortikosteroid
(kortisol, kortikosteron) dari kolesterol, diregulasi ACTH. Bagian medulla memproduksi
epineprin dan norepineprin, diregulasi saraf simpatis
Kelenjar suprarenal merupakan salah satu organ yang paling kaya vaskularisasi.
tiap kelenjar mendapat perdarahan dari tiga arteri yang berbeda: (1) arteri phrenic
inferior yang akan membentuk arteri suprarenal superior, (2) aorta yang akan
membentuk arteri suprarenal medial, dan (3) arteri renalis yang akan membentuk arteri
suprarenal inferior. Cabang-cabang ketiga arteri tersebut membentuk pleksus
subcapsular. Dari pleksus tersebut muncul arteri kortikal pendek, selanjutnya
membentuk sinusoid berpori, dan bermuara ke pleksus vena suprarenal di medula.
selanjutnya vena suprarenal kiri bermuara ke vena renal kiri dan vena suprarenal kanan
bermuara ke vena cava inferior. selain arteri kortikal pendek, dari pleksus subcapsular,
juga muncul arteri kortikal panjang yang tidak bercabang. menembus korteks sampai
medulla.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
Pankreas
lienalis rami pancreatici yang memperdarahi bagian korpus dan kauda. Selanjutnya
darah akan dialirkan ke v. pancreaticoduodenale dan v. lienalis kemudian melalui sistem
vena porta dan akhirnya bermuara ke vena cava.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
1)
2)
B. FISIOLOGI ENDOKRIN
1. STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin;
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai
susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel,
lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak
mengandung pembuluh kapiler.
Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung dikeluarkan ke
dalam pembuluh darah. Sekresinya disebut : hormon. Hormon yaitu penghantar
(transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel khusus ke dalam aliran darah.
Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat
terjadinya efek hormon.
Derivat asam amino dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan
nervus medulla supra renal dan neurohipofise, contoh epinefrin dan norepinefrin
Petide /derivat peptide dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat
pencernaan
Steroid dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium, contoh hormon
testes, ovarium dan korteks suprarenal.
Asam lemak merupakan biosintesis dari dua FA, contoh hormon prostaglandin
2. KLASIFIKASI HORMON
Hormon perkembangan/Growth hormone hormon yang memegang peranan di
dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad
Hormon metabolisme proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin
Hormon tropik dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin
yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada
ovarium dan proses spermatogenesis (LH)
Hormon pengatur metabolisme air dan mineral kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar
tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
3. SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh.
a.
Struktur sistem endokrin;
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal.
Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin),
payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin
melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.
b.
Fungsi sistem endokrin;
1)
2)
3)
4)
Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pd janin yang sedang berkbg
Menstimulasi urutan perkembangan
Mengkoordinasi sistem reproduktif
Memelihara lingkungan internal optimal
4. KLASIFIKASI SISTEM ENDOKRIN
a.
Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon
adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin,
epinefrin)
b.
Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron,
testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin).
Karakteristik sistem endokrin;
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol
adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada
malam hari.
Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan
tergantung pada kadar subtrat lainnya.
Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular dan hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang
sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon
dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya.
Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi
oleh ginjal.
5.PERAN HIPOTALAMUS & HIPOFISE
Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus,
yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons
terhadap input dari area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron
dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting.
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian
posterior dikontrol melalui kerja saraf. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar
endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Setiap hormon yang mempengaruhi
organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang
dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus.
Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut
hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
6.SISTEM UMPAN BALIK
Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala
kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan
kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif.
Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu
pelepasan hormon. Mis. pengsekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang
pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH
lebih banyak.