1. Secara normatif perlindungan hukum bagi pencari keadilan walaupun tidak sempurna telah dijamin oleh undang-undang termasuk
KUHAP bagi mereka yang
dikualifikasikan sebagai pelanggar hukum dalam proses penegakan hukum.
2. Dalam praktik penegakan hukum baik menyangkut tindak pidana umum yang dilakukan masyarakat umumnya maupun tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh pejabat publik secara realita terdapat kesenjangan antara hukum secara positif (rechts positiiteit) dengan hukum sebagai kenyataan (rechts werkelijkheid), sehingga terjadi pengabaian atas perlindungan hukum bagi pencari keadilan yang sekaligus mengabaikan keadilan hukum dan kesejahteraan masyarakat sebagai komitmen terhadap Negara hukum yang dianut Negara Indonesia. 3. Pengabaian atas hak perlindungan hukum dalam proses penegakan hukum bagi pencari keadilan peran penegak hukum sangat signifikan hal ini terjadi karena adanya kepentingan tertentu dan sekaligus tidak professionalnya para penegak hukum dalam menjalankan tugasnya, sehingga lebih menampak diri sebagai kekuasaan hukum refresif dibandingkan dengan hukum yang berdaulat (otonomus).