Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

Khusus Kepaniteraan Klinik

STATUS PASIEN

Nama Dokter Muda : Andi Dwi Rahmat

Nama Pasien : Ny. M

13

No. Status / No. Reg

: 090458

Masuk RS Tanggal

: 14 Maret 2015

Nama

: Ny. M

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir

: Ujung Pandang, 10 Januari 1993

Umur

: 22 Tahun

Agama

: Islam

Warga Negara

: Indonesia

Suku Bangsa

: Makassar

Status Perkawinan

: Sudah menikah

Pendidikan

: Tidak tamat SMA

Alamat

: Jl. Toa 2 Lr. 10 No. 36 Makassar

Diagnosis Sementara

: Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik


Dengan Gejala Psikotik

Gejala-gejala Utama

: Mengamuk

LAPORAN PSIKIATRI
I.

RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama dan Alasan MRS
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang

Keluhan dan Gejala


Pasien mengamuk sejak 2 bulan lalu dan memberat kira-kira 2 hari
yang lalu. Saat mengamuk pasien sering berteriak dan melempar barang.
Pasien sering keluar rumah, hanya sekali saja dalam seminggu pulang ke
rumah dengan alasan pergi bekerja. Pasien juga sering berdandan berlebihan

14

dan kadang berbicara sendiri. Pasien susah tidur selama seminggu terakhir
ini.
Awal mulanya dialami sejak SMK kelas 2 yaitu kira-kira 5 tahunyang
lalu. Pada awalnya pasien dijodohkan oleh keluarganya dengan pemuda
berinisial K pada umur 17 tahun dan sempat menikah. Pasien merasa bahagia
hanya 1 bulan pasca pernikahan dikarenakan suaminya seringkali melakukan
tindakan kekerasan dan membawa wanita ke rumahnya. Akhirnya, pasien
bercerai. Setelah cerai, pasien mengalami depresi. Pada saat itu, pasien malas
untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan orang terdekat dan lebih banyak
menyendiri di rumah. Hal tersebut terjadi selama setahun. Kemudian
akhirnya pasien sembuh dan mampu melakukan aktivitasnya selama 2 tahun.
Setelah 3 tahun bercerai, pasien sempat dijodohkan oleh ibunya dengan
seorang pemuda yang kaya. Sebelum melakukan akad nikah, pasien kabur
dan dikejar oleh orang tuanya. Sejak saat itu, pasien selalu mengamuk dan
membenci semua anggota keluarganya.

Hendaya/disfungsi :
- Hendaya sosial ada
- Hendaya pekerjaan ada
-

Hendaya waktu senggang ada

Faktor stressor psikososial


Masalah dalam keluarga antara lain kekerasan dalam rumah tangga,
perselingkuhan, perceraian dan pernikahan paksa.

Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis


sebelumnya
Tidak ada.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik sebelumnya, seperti
infeksi, trauma kapitis dan kejang
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

15

Pasien tidak merokok. Riwayat penggunaan obat-obat terlarang dan


alkohol tidak ada.
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Kira-kira 5 tahun yang lalu pasien mengalami depresi dimana saat itu
pasien malas untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan orang terdekat
dan lebih banyak menyendiri di rumah. Hal tersebut dikarenakan suami
pasien seringkali melakukan tindakan kekerasan dan membawa wanita ke
rumahnya. Akhirnya, pasien memutuskan untuk bercerai. Gejala
depresinya dirasakan selama setahun. Kemudian akhirnya pasien sembuh
dan mampu melakukan aktivitasnya seperti biasanya selama 2 tahun.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien lahir normal, cukup bulan, dan persalinan dibantu oleh dukun.
2. Riwayat Masa Kanak Awal ( sejak lahir hingga usia 1-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan ( usia 4-11 tahun)
Pertumbuhan

dan

perkembangan

normal

sesuai

dengan

anak

seusianya.Pasien tamat SD.


4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja ( usia 12-18 tahun)
Pasien dijodohkan oleh keluarganya sehingga tidak menyelesaikan
pendidikannya di SMK.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Tidak tamat SMK
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja sebagai karyawan toko kue kira-kira 3 tahun
yang lalu

c. Riwayat Pernikahan

16

Pasien pernah menikah kira-kira 5 tahun yang lalu dan pernikahannya


bertahan hanya 1 bulan dan akhirnya pasien memutuskan untuk
bercerai.
d. Riwayat Kehidupan beragama
Pasien memeluk agama Islam, pasien sering sholat 5 waktu dalam
sehari.
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum
g. Aktivitas Sosial
Selama pasien sakit, pasien dijauhi oleh teman dan kerabat terdekat.
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara. Hubungan denganibu dan
saudaranya baik. Riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama
tidak ada.
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal dengan ibunya
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Pasien merasa dirinya tidak sakit dan tidak butuh pengobatan. (Tilikan
derajat 1)
II.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan memakai baju dengan motif bunga dengan celana berwarna
hitam, dengan rambut pirang lurus, perawatan diri baik.
2. Kesadaran
Berubah
3. Perilaku dan aktivitas motorik
17

Pasien duduk, gelisah, seringkali berdiri dan terlihat banyak bicara.


4. Pembicaraan
Lancar, spontan, intonasi tinggi
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan afektif (Mood), perasaan atau empati
1. Mood

: Senang

2. Afek

: Hipertimia

3. Empati

: Tidak Dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai taraf
pendidikan
2. Daya konsentrasi

: Baik

3. Orientasi (waktu,tempat,orang)

: Baik

4. Daya ingat (jangka panjang, jangka pendek,segera)

: Baik

5. Pikiran abstrak

: Baik

6. Bakat kreatif

: Tidak Ada

7. Kemampuan menolong diri sendiri

: Baik

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi

: Tidak ada
2. Ilusi

3. Depersonalisasi

: Tidak ada

4. Derealisasi

: Tidak ada

: Tidak ada

E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas

: Membanjir

b. Kontinuitas

: asosiasi longgar, flight of ideas

c. Hendaya berbahasa

: Tidak ada

2. Isi pikiran
18

Preokupasi

: Tidak ada

Gangguan isi pikiran

: Tidak ada

F. Pengendalian Impuls

: Terganggu

G. Daya Nilai
1. Norma sosial

: Baik

2. Uji daya nilai

: Baik

3. Penilaian realitas

: Terganggu

H. Tilikan (Insight)
Derajat 1 (Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit, tidak percaya pada
pengobatan).
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
III.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Status Internus
Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran composmentis, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 90 x/menit, frekuensi pernafasan 21 x/menit dan suhu
tubuh 36,6 C, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru
dan abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada
kelainan.

IV.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien dibawa ke rumah sakit dengan mengamuk sejak 2 bulan lalu
dan memberat kira-kira 2 hari yang lalu. Saat mengamuk pasien sering
berteriak dan melempar barang. Pasien sering keluar rumah, hanya sekali
saja dalam seminggu pulang ke rumah dengan alasan pergi bekerja. Pasien
juga sering berdandan berlebihan dan kadang berbicara sendiri. Pasien susah
tidur selama seminggu terakhir ini.
Awal mulanya dialami sejak SMK kelas 2 yaitu kira-kira 5 tahun yang
lalu. Pada awalnya pasien dijodohkan oleh keluarganya dengan pemuda

19

berinisial K pada umur 17 tahun dan sempat menikah. Pasien merasa bahagia
hanya 1 bulan pasca pernikahan dikarenakan suaminya seringkali melakukan
tindakan kekerasan dan membawa wanita ke rumahnya. Akhirnya, pasien
memutuskan cerai. Setelah cerai, pasien sempat depresi. Pada saat itu, pasien
malas untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan orang terdekat dan sulit
berkonsentrasi. Hal tersebut dirasakan selama setahun. Kemudian akhirnya
pasien sembuh dan mampu melakukan aktivitasnya selama 2 tahun. Setelah
3 tahun bercerai, pasien sempat dijodohkan oleh ibunya dengan iringan
pemuda yang kaya. Sebelum melakukan akad nikah, pasien kabur dan
dikejar oleh orang tuanya. Sejak saat itu, pasien selalu mengamuk dan
membenci semua anggota keluarganya.
Dari pemeriksaan status mental ditemukan deskripsi umum,
penampilan: seorang perempuan memakai baju dengan motif bunga dengan
celana berwarna hitam dengan rambut hitam lurus, perawatan diri baik.
Kesadaran: berubah, psikomotor: pasien duduk, seringkali pasien berdiri dan
terlihat banyak bicara. Pembicaraan: lancar, spontan, intonasi tinggi.
Keadaan afek: hipertimia. Arus pikiran, produktivitas: ide yang meluap-luap,
kontinuitas: asosiasi longgar, flight if ideas, pasien juga memiliki waham
yaitu mampu berbicara dengan hewan, tilikan: derajat 1.
V.

EVALUASI MULTIAKSIAL
A. AKSIS I
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan gejala klinis yang

bermakna yaitu pasien selalu mengamuk. Terdapat hendaya dalam fungsi sosial,
pekerjaan dan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami
Gangguan Jiwa.
Dari alloanamnesis, didapatkan pasien sering mengamuk, gelisah dan
sering bicara sendiri. Selain itu, dari hasil autoanamnesis pasien mengaku dapat
berbicara dengan hewan dan dapat melihat ular berkepala tujuh sehingga pasien
didiagnosis dengan Gangguan Jiwa Psikotik.

20

Dari pemeriksaan status interna dan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut,


tidak ditemukan adanya kelainan yang berarti sehingga pasien dapat dikatakan
mengalami Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik
Dari anamnesis didapatkan keluhan mengamuk, sering berteriak-teriak dan
menunjukkan aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan berbicara. Pasien
juga sulit tidur, keluhan sudah berlangsung kurang lebih 2 bulan dan memberat 2
hari terakhir sebelum masuk rumah sakit. Pasien didapati sering berbicara
sendiri oleh keluarganya dan cenderung iritabel. Sehingga menurut PPDGJ III,
pasien dapat didiagnosis dengan Mania Dengan Gejala Psikotik (F30.2)
Dari anamnesis, diketahui bahwa pasien pernah mengalami depresi sejak
umur 17 tahun dan mengalami gejala tersebut selama setahun. Pada saat itu
pasien malas untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan orang terdekat dan
lebih banyak menyendiri di rumah. Pasien kemudian sembuh (bebas gejala
diantara keluhan atau episode) selama 2 tahun. Sehingga menurut PPDGJ III,
pasien didiagnosis dengan Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik
Dengan Gejala Psikotik (F31.2)
B. AKSIS II
Informasi yang didapatkan belum cukup untuk mengarahkan pasien ke
salah satu ciri kepribadian.
C. AKSIS III
Tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik.
D. AKSIS IV
Masalah dari keluarga antara lain kekerasan dalam rumah tangga,
perselingkuhan, perceraian dan pernikahan paksa
E. AKSIS V
GAF Scale 50 - 41, gejala berat, disabilitas berat.
VI.

DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik

21

Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bemakna tetapi karena


terdapat

ketidakseimbangan

neurotransmitter

sehingga

memerlukan

psikofarmakoterapi.
2. Psikologik
Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa waham
yaitu pasien mengaku mampu berbicara dengan hewan serta arus pikiran
yang mengalami flight of ideas dan asosiasi longgar yang menimbulkan
gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.
3. Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan
penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.
VII.

PROGNOSIS
Dubia
Faktor pendukung :
-

Keluarga mendukung kesembuhan pasien

Tidak terdapat riwayat penyakit yang sama dalam keluarga


Faktor penghambat :

VIII.

Terjadi di usia muda

Stressor dari keluarga


PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan PPDGJ-III, adapun pedoman diagnosis untukGangguan

Afektif Bipolar Episode Kini Manik DenganGejala Psikotikadalah sebagai


berikut:
Untuk menegakkan diagnosis pasti :
a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala
psikotik (F30.2); dan
b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain(hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
Mania dengan gejala psikotik didiagnosa dengan kriteria mania
berlangsung

sekurang-kurangnya

minggu

dan

cukup

berat

sampai

mengacaukan hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa


22

dilakukan. Perubahan afek harus disertai degan energi yang bertambah sehingga
terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan banyak bicara, kebutuhan tidur
berkurang, ide-ide perihal

kebesaran/grandiose ideas dan terlalu optimistik.

Didapatkan juga harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat
berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur) iritabilitas dan
kecurigaan waham kejar (delusion of persecution). Waham dan halusinasi sesuai
dengan keadaan afek tersebut (mood congruent).
Gangguan afek bipolar terlihat dengan adanya episode berulang dimana
afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu. Pada suatu waktu terdiri
dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania dan
Hipomania) dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan
energy dan aktivitas (depresi)
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar
episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung 2
minggu sampai 4-5bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama
(rata-rata sekitar 6bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang
usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup
yang penuh stress atau trauma mental lainnya.
Berdasarkan teori di atas, gejala yang didapatkan pada pasien berupa
mengamuk, sering berteriak dan melempar barang. Pasien juga sering berdandan
berlebihan, banyak bicara dan kadang berbicara sendiri. Pasien susah tidur
selama seminggu terakhir ini. Gejala ini memberikan gambaran klinik sebagai
episode kini manik. Sementara 5 tahun yang lalu, pasien pernah mengalami
depresi. Pada saat itu, pasien malas untuk beraktivitas, jarang berbicara dengan
orang terdekat dan lebih banyak menyendiri di rumah. Hal tersebut dirasakan
selama setahun. Kemudian akhirnya pasien sembuh dan mampu melakukan
aktivitasnya selama 2 tahun. Pada saat dilakukan autoanamnesis, pasien
mengatakan mampu berbicara dengan hewan. Berdasarkan penjelasan
tersebut,pasien ini didiagnosis sebagaigangguan afektif bipolar episode kini
manik dengan gejala psikotik

23

IX.

RENCANA TERAPI
Farmakoterapi
-

Risperidone 2 mg 2x1

Depakote 250 mg 3x1


Psikoterapi

Ventilasi : memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada pasien untuk


menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien merasa

lega dan keluhannya berkurang.


Konseling : memberi penjelasan dan pengertian kepada pasien agar
memahami penyakitnya dan bagaimana cara menghadapinya.

Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien, dan


orang-orang disekitarnya sehingga dapat menerima dan menciptakan
suasana lingkungan yang membantu.

X. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya
efek samping obat yang diberikan.
XI.

AUTOANAMNESIS (21 Maret 2015)


Keterangan :
P : Pasien
DM : Dokter Muda
DM

: Perkenalkan, saya dokter dede. Siapa namanya?

: Mirayani namaku. Dipanggil mira

DM

: Bisa saya tanya-tanya ki beberapa hal tentang apa yang kita rasa dan

bagaimana penyakit ta ya?


P

: Iye

DM

: Kita tahu kenapa kita dibawa ke sini ?

: dibilang gila sama mamaku

DM

: Siapa yang bawa ke sini?

: Mamaku

DM

: kenapa bisa dibilang gila?

24

: mamaku bilang gilaka. Kekerasan di rumahku. Saya dipukul di daerah

mataku dan selalu menarik dirika


DM

: siapa yang melakukan kekerasan?

: ayah tiriku.

DM

: kenapa ayah tiri ta?

: ayah tiriku kayak hewan kakak. Habis manis sepah dibuang ki ibu

kandungku. Dia ambil uangku 25 juta. Kemudian selingkuhki dengan anak


buahnya mamaku di sentral sampai hamil
DM

: bagaimana caranya kita tau ayah tiri ta selingkuh?

: itu karyawan curhatki *sambil menyanyi (dengarkan curhatku)

DM

: ibunya mira kerjanya apa?

: ibuku kerjanya wiraswasta. Ada 4 tokonya di sentral. Penjual baju,

kebaya, gorden, distro KW 2.


DM

: Kalo ayah tiri ta kerjanya apa?

: dia dulu supir ku ji kakak

DM

: jadi, intinya kenapa mira dibawa ke sini?

: saya disini mauka jadi pengantin dengan pacarku. Cinta tak direstui,

saya lari dari rumah.


DM

: jadi, mirah sudah menikah ?

: sudah, dok. Pertama saya menikah di umur 17 tahun kira-kira kelas 2

SMK. Disitu saya dijodohkan sama orang tua ku. Kemudian langsungka depresi
DM

: kenapa bisa depresi mira?

: bagaimana tidak depresi. Tidak cocokka karena KDRT dan selaluki

bawa cewek juga. Satu bulanji bertahan pernikahanku. Kemudian ceraika.


DM

: habis cerai apa kita rasa?

: sedihka, dok. Malaska bicara sama keluarga, mengurung diri teruska

sampai 1 tahun.
DM

: habis satu tahun itu, bagaimana peraaannya mira ?

: bisama beraktivitas lagi kakak selama 2 tahun dan kerjaka juga.

DM

: kerja dimanaki mira?

25

: kerja di tempat fitness dan reflexi. Gajinya 1,2 juta per bulan. Saya

belikan uangku emas, saya bagi-bagikan ke adek-adekku juga. Kemudian saya


kerja di J-co juga kakak. Ehhh.. coba liatki banyaknya orang dari pangkep
bawa ole-ole. Suit suit.
DM

: kalau begini kondisimu, bagaimana bisa kita kerja ?

: kalau di tempat kerja saya diam-diamji kakak. Gua kan pintar acting

coba liatka sekarang acting nangiska.. acting sedihka lagi . Huhuhuhu


DM

: bagaimana dengan teman-temanta mira?

: teman-temanku kayak hewan semua. Bagaimanakah saya sifatku kayak

marshanda, selaluka dibilang-bilangi, dibully ka. Ada juga itu ayah, mengapa
aku berbeda. Samaki itu juga sifatku waktu SMP selaluka dianiaya.
DM

: Jadi kan mira beberapa kalimi keluar masuk dadi, suka ji di sini?

: suka banget kakak. Di rumahku saya tidak suka karena dipakai tempat

pesugihan.
DM

: Kenapa lebih suka di sini?

: pernahka juga dipaksa lagi menikah sama pemuda kaya ki bedeng. Tapi

kaburka dari rumah. Dikejarka sama orang tua ku. Sampai hak tinggiku hilang.
Kayak Cinderella ma di. Hahahaha
DM

: Sering ki beng bicara sendiri, ketawa-ketawa sendiri ?

: hahahah.. bisaka liat ular banyak kepalanya. Bisaka juga bicara sama

hewan. Liatki itu kucing dia bilang laparkiii (sambil menunjuk kucing yang
berada di koridor)
DM

: Sering ki bicara sendiri memang ?

: pokoknya bisaka bicara sama hewan

DM

: Bicara apa biasa hewannya?

: biasa laparki atau mau diajak main-main

DM

:terus itu ular bagaimana kita liat?

:ular jadi-jadian. Banyak kepalanya ada tujuh. Itu sana adaki saya liat

ditembok. Aduh banyak sekali saya liat. Adaki lagi dipohon sana. Pusingku
DM

:dia ganggu ki kah itu ular?

:nda ji ia Cuma nda suka saya liat

26

DM

: Apa kita rasa sekarang ?

: senangka. Bisa lepas dari rumahku

DM

: Kalau di rumah ta kenapa kah?

: tidak tenangka. Mau teruska keluar kalo dirumah

DM

: Tapi keluarga ta bilang biasa kalau di rumah ki gelisah, lempar lempar

barang, marah-marah ?
P

: Nda, saya mengamuk kalau hasil kerjaku tidak dihargai

DM

: Banyak orang bilang, keluarga ta bilang begitu.

: yang mana kita percaya, keluargaku atau saya. hahaha

DM

: Ada kita dengar bisikan-bisikan ?

: Nda

DM

: Atau ada kita liat yang lain-lain ?

: Nda

DM

: Kita rasa diri ta sakit tidak ?

: Tidak sakit.

DM

: Bagaimana perasaan ta sekarang ?

: senang

DM

: Sehat ji kita rasa ?

: Iya

DM

: Kenapa kita bisa cerewet sekali mira?

: memang beginika. Sebenarnya jagoka menyanyi. Miripka ayu ting ting.

Sama-sama statusku. Tapi ayu ting-ting ada ekornya.


DM

: Sering ki pulang juga tengahmalam dan kadang- kadang ji di rumah,

mira?
P

: Iya. Malaska di rumah

DM

: Tidur ta bagus ji ?

: Bagus

DM

: Kita masih bisa ji lakukan kegiatan sehari-hari ? mencuci, memasak

: Iya bisa

DM

: Biar di rumah cerewet begini ki ?

: Nda, kalau nda ada lawan bicara

27

DM

: Kalau tidak ada teman bicara kita tidak cerewet begini ji ?

: Iya

DM

: Tapi kita bisa ji kerja sehari-hari toh mira ?

: Bisa ji kalau di rumahku

DM

: Kita tidak rasa tambah kuat atau bagaimana ?

: tidakji

DM

: Ada kita rasa kita punya kekuatan ?

: Tidak, seperti biasa ji

DM

: Tidak ada ji kita dengar-dengar atau ada orang bisiki ki ?

: Tidak adaji

DM

: Tidak ada juga kita lihat yang aneh-aneh kita lihat ?

: Ada itu ji yang ular banyak kepalanya. Bisa saya hitung ada tujuh, beda

beda juga warnanya. Itu sana bisa saya liat adaki di atas pohon.
DM

: Ohiya, ini ji saya mau tanya ki. Makasih mira ya, masuk mki lagi.

: Iye hehehe

28

Anda mungkin juga menyukai