Theofilio Leunufna
102012065
B6
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
theofilio.leunufna@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Sistem reproduksi adalah sistem dalam tubuh yang turut berperan dalam proses reproduksi
manusia. Bagian yang dikatakan turut berperan memang bukan bagian yang sebenarnya dari
sistem ini. Jika sistem ini disamakan dengan organ seksual, bagian tubuh yang termasuk turut
berperan ini, antara lain adalah bibir yang tergolong organ seks tambahan (secondary sex
character organ). Pada wanita bagian yang turut berperan ini termasuk panggul dan tulangtulang yang membentuknya. Panggul disertakan disini karena pada proses kelahiran bayi
ukuran dan bentuk panggul ibu turut berperan.1
Jika ukuran dan bentuk panggul ibu tidak seperti normalnya maka akan mengalami kesulitan
ketika proses persalinan. Seperti yang terjadi pada skenario kasus 8 dimana seorang ibu hamil
9 bulan yang akan melahirkan anaknya yang pertama namun mempunyai panggul yang
sempit.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengerti dan memahami
tentang jenis dan bentuk tulang panggul, otot, dan vaskularisasinya serta organ-organ yang
terdapat pada rongga panggul.
Pembahasan
Gelang panggul atau tulang-tulang pelvis adalah penghubung antara badan dan anggota
bawah. Sebagian dari kerangka axial, yaitu tulang sakrum dan tulang koksigeus, yang
letaknya terjepit antara dua tulang koxa, turut membentuk gelang ini. 2 Pelvis dibatasi oleh
sakrum dan koksigis di posterior dan os inominata di anterolateral. Os inominatum (tulang
panggul) terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu ilium, iskium, dan pubis. (Gambar 1.1 dan
Gambar 1.2).3
Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu seluruhnya pada asetabulum. Di posterior tiap
tulang panggul ini memiliki artikulasi dengan sakrum pada sendi sakro-iliaka (suatu sendi
sinovial).
Ilium, batas atas tulang ini adalah krista iliaka. Krista iliaka berjalan ke belakang dari spina
iliaka anterior superior (SIAS) menuju spina iliaka posterior superior (SIPS). Dibawah
tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan
glutealis karena disitulah perlekatan m. gluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan
posterior membatasi permukaan glutei ke tulang. Permukaan dalam ilium halus dan berongga
membentuk fosa iliaka. Fosa iliaka merupakan tempat melekatnya m. iliakus. Permukaan
aurikularis ilium berartikulasi dengan sakrum pada sendi sakro-iliaka (sendi sinovial).
Ligamentum sakro-iliaka posterior, interoseus, dan anterior memperkuat sendi sakro-iliaka.
Linea iliopektineales berjalan di sebelah anterior permukaan dalam ilium dari permukaan
aurikularis menuju pubis. Garis ini membentuk batas pintu atas panggul (lihat di bawah).
Iskium, terdiri dari spina di bagian posterior yang membatasi incisura iskiadika mayor (atas)
dan minor (bawah). Tuberositas iskia adalah penebalan bagian bawah korpus iskium yang
menyangga berat badan saat duduk. Ramus iskium menonjol ke depan dari tuberositas ini dan
bertemu serta menyatu dengan ramus pubis inferior.
Pubis, terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang ini berartikulasi
dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis (suatu sendi kartilaginosa sekunder).
Permukaan superior dari korpus memliki krista pubikum dan tuberkulum pubikum (Gambar
1.1). Foramen obturatorium merupakan lubang besar yang dibatasi oleh rami pubis dan
iskium.3
Sakrum dan Koksigis3 (Gambar 1.3)
Sakrum terdiri dari lima vertebra yang menyatu. Aspek anterior dan lateral sakrum masingmasing disebut massa sentral dan lateral. Bagian anterior atasnya disebut promontorium
sakralis. Empat foramina sakralis anterior di tiap sisi mengantarkan empat rami primer
sakralis anterior teratas. Di posterior, pedikel dan lamina yang menyatu membentuk kanalis
sakralis yang merupakan terusan dari kanalis vertebralis. Di inferior, kanalis ini berakhir
sebagai hiatus sakralis. Kornu sakralis membatasi hiatus di inferior tiap sisi. Rongga
subaraknoid berakhir setinggi S2. Sakrum miring ke depan membentuk angulus
lumbosakralis dengan vertebra lumbalis.
Koksigis berartikulasi dengan sakrum di superior. Tulang ini terbentuk antara tiga dan lima
vertebra rudimenter yang menyatu.
Membrana Obturatorium3
Membrana obturatorium merupakan lembaran jaringan fibrosa yang menutupi foramen
obturatorium kecuali sebagian kecil untuk lewatnya nervus dan pembuluh darah obturatorius
yang melewati kanalis dari panggul dan masuk ke paha.
Rongga Pelvis3
Pintu atas panggul (disebut juga pelvic brim) membagi pelvis menjadi pelvis palsu (atas) dan
pelvis sejati (bawah). Pintu ini dibentuk oleh promontorium sakralis di belakang, linea
iliopektineales di lateral dan simfisis pubis di anterior. Pintu bawah panggul dibatasi oleh
koksigis di belakang, tuberositas iskia di lateral dan arkus pubis di anterior. Pelvis sejati
(rongga pelvis) terletak antara pintu atas dan pintu bawah panggul. Pelvis palsu sebaiknya
sebagai bagian dari rongga abdomen.
Ligamentum pada Pelvis3 (Gambar 1.4)
Terdiri dari:
1. Ligamentum sakrotuberosum: terentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis
menuju tuberositas iskia.
2. Ligamentum sakrospinosum: terentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis
menuju spina iskiadika.
Kedua ligamentum tersebut bersama dengan ligamentum-ligamentum sakro-iliaka, mengikat
sakrum dan koksigis ke os dan mencegah pergerakan berlebihan dari sendi sakro-iliaka.
Selain itu, ligamentum ini membentuk foramen iskiadika mayor dan minor dengan incisura
iskiadika mayor dan minor.
Macam-Macam Pelvis4
Dengan mengetahui bentuk pelvis dimungkinkan untuk menyebutkan jenis kelainan, dan
kadang-kadang juga ras seseorang. Klasifikasi normal yang di pakai adalah klasifikasi dari
Caldwell dan Molloy.
Ada empat kelompok utama:
1. Ginekoid
Pelvis ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal. Keterangan ringkasnya
adalah pintu masuk bulat, mempunyai sakrum dengan lengkung yang baik,
mempunyai spina ischiadica yang tumpul (bulat), tidak tajam dan tidak menonjol.
Arcus pubis mempunyai sudut yang membulat.
2. Android
Pada pelvis jenis laki-laki ini tulang-tulangnya lebih berat dibanding pelvis wanita,
dan terdapat beberapa ciri-ciri khusus diantaranya pintu masuk berbentuk jantung,
menyebabkan pelvis bagian depan sangat sempit. Diameter transversa yang diukur
antara dua titik terjauh pada pintu masuk pelvis tidak akan menyilang pusat diameter
AP (anteroposterior), tetapi jauh lebih dekat sakrum, dengan demikian perlu
ditekankan adanya faktor bahwa terdapat ruang yang lebih luas pada bagian belakang
pelvis dibanding bagian depan. Selain itu mempunyai kavitas pelvis dengan cekungan
sakrum, mempunyai kurvatura yang buruk; bahkan kurvatura ini hampir lurus.
Sakrum juga lebih panjang, yang memberikan penampilan kavitas pelvis yang dalam
dan seperti corong. Incisura ischiadica major juga lebih sempit dibandingkan dengan
pada pelvis ginekoid.
3. Platipeloid
Pelvis jenis ini disebabkan oleh faktor perkembangan, rakitis atau faktor herediter.
Keadaan demikian sering ditemukan pada wanita-wanita Afrika, mungkin tidak hanya
karena faktor diet yang buruk, tetapi juga karena kebiasaan membawa beban berat di
kepala
pada
masa
perkembangan.
Pintu
masuknya
mempunyai
diameter
Tuba fallopi.
Ovarium.
Ligamentum ovarii.
Ligamentum rotundum (lihat dibawah).
Pembuluh darah uterus dan ovarium.
Serabut saraf dan limfatik.
Ligamentum rotundum merupakan struktur fibromuskular mirip korda yang terdapat pada
wanita dan ekuivalen dengan gubernakulum pada pria. Ligamentum ini berjalan dari angulus
lateralis uterus ke labia mayora melalui ligamentum latum dan kemudian menembus kanalis
inguinalis.
setinggi foramen
iskiadika mayor.
Cabang-Cabang
1. A.
Trunkus
Anterior3
obturatorius:
berjalan
bersama
obturatorius
melalui
kanalis
n.
Kolon sigmoid
Rektum
Ureter
Kandung kemih
Rektum5
Rektum merupakan struktur lanjutan dari kolon sigmoid. Panjang rektum ialah sekitar 12 cm
dan berjalan melalui diafragma pelvis menjadi kanal anus.
Kanal anus berjalan ke arah bawah dan ke belakang, ke ujung anus. Pada sambungan anus
dan rektum, otot sirkular yang tidak lurik menebal untuk membentuk sfingter anus interna
yang melingkari tiga perempat dari bagian atas saluran anus. Sfingter anus eksterna ini
mengelilingi panjang keseluruhan kanal anus dan merupakan tonus sfingter ini, yang dapat
dikontraksikan secara volunter untuk menutup anus dengan lebih kuat.
Ureter3 (Gambar 2.4)
Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvik, dan intravesikalis. Panjang ureter sekitar 2030 cm dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Dindingnya berotot dan dilapisi
epitel transisional. Saat operasi bias dikenali karena adanya peristalsis.
Dari pelvis renalis di hilus, perjalanan ureter bias dirangkum sebagai berikut. Berjalan
sepanjang bagian medial m. psoas mayor di bagian belakang, namun melekat ke peritoneum.
Kemudian menyilang bifurkasio iliaka komunis di anterior sendi sakro-iliaka dan berjalan
sepanjang dinding lateral pelvis menuju spina iskiadika. Pada spina iskiadika, ureter berjalan
ke depan dan medial untuk memasuki kandung kemih dalam posisi miring. Ureter pars
intraservikalis memiliki panjang sekitar 2 cm dan perjalanannya sepanjang dinding kandung
kemih menghasilkan efek mirip sfingter. Pada pria, ureter menyilang superfisial di dekat
ujungnya di sebelah vas deferens. Pada wanita, ureter lewat di atas forniks lateral vagina
namun di bawah ligamentum kardinale dan pembuluh darah uterina.
Ureter merupakan struktur abdominal sekaligus pelvis, sehingga pasokan darahnya di
dapatkan dari banyak sumber. Ureter atas menerima cabang langsung dari aorta, a. renalis dan
a. gonadal. Sedangkan ureter bawah menerima cabang iliaka interna dan a. vesikalis inferior.
muskularis, yaitu lipatan interureterika, yang berjalan di antara orifisium ureter. Angulus
inferior dari trigonum ini berbatasan dengan meatus uretra interna. Lapisan otot kandung
kemih terdiri dari tiga lapisan otot polos membentuk trabekula yang disebut (otot) detrusor.
Detrusor menebal di leher kandung kemih dan membentuk sfingter vesika.
Pasokan darah dari aa. vesikalis superior dan inferior cabang-cabang a. iliaka interna). V.
vesikalis menyatu di sekeliling kandung kemih membentuk pleksus yang melahirkan darah
ke v. iliaka interna.
Drainase limfatik menuju kelenjar getah bening para-aorta. Persarafannya adalah saraf
motoris menuju m. detrusor berasal daris serabut parasimpatis eferen dari S2-4. Serabut dari
sumber yang sama membawa serabut inhibitor ke sfingter interna sehingga miksi menjadi
terkoordinasi. Sebaliknya, serabut eferen simpatis menghambat detrusor dan menstimulasi
sfingter.
Struktur prostat terdiri dari lobus-lobus anterior, posterior, media dan lateral. Pada
pemeriksaan rektal biasa teraba sulkus medial posterior di antara kedua lobus lateral. Lobuslobus prostat mengandung banyak kelenjar yang mensekresi basa yang ditambahkan pada
cairan semen saat ejakulasi. Kelenjar prostat membuka ke sinus prostatikus. Duktus
ejakulatorius, yang mengalirkan cairan dari vesikula seminalis dan dari vas, memasuki bagian
atas prostat dan kemudian ke uretra pars prostatika di verumontanum.
Pasokan darah dari a. vesikalis inferior (cabang a. iliaka interna). Pleksus vena prostatika
terletak di antara kapsula prostat dan selubung fibrosa luar. Pleksus ini menerima darah dari
v. dorsalis penis dan mengalirkannya ke v. iliaka interna.
Vas Deferens
Vas deferens membawa sperma dari epididymis menuju duktus ejakulatorius dan kemudian di
alirkan ke uretra. Vas keluar dari kauda epididimis dan melalui kanalis inguinalis menuju
annulus profunda, disebelah dinding lateral pelvis hampir menuju ke tuberositas iskia dan
belok ke arah medial untuk mencapai basis kandung kemih dimana kemudian saluran ini
bergabung dengan duktus dari vesikula seminalis membentuk duktus ejakulatorius.
Vesikula Seminalis (Gambar 2.5)
Vesikula seminalis terdiri dari saluran berlobul yang terletak di ekstraperitoneal di basis
kandung kemih di sebelah lateral vas deferens.
Uretra (Gambar 2.6)
Uretra pria kira-kira panjangnya 20 cm (wanita 4 cm). Uretra pria dibagi menjadi 3 bagian:
1. Uretra pars prostatika (3 cm): memiliki peninggian yang memanjang (lipatan uretra)
pada dinding posteriornya. Di tiap sisi lipatan ini terdapat lekukan dangkal, sinus
prostatikus, yang menandai titik drainase dari 15-20 duktus prostatikus. Utrikulus
prostatikus adalah traktus buntu dengan panjang 5 mm yang membuka ke suatu
eminensia di tengah lipatan verumontanum. Duktus ejakulatorius membuka di
kedua sisi utrikulus.
2. Uretra pars membranasea (2 cm): terletak di diafragma urogenitalis dan dikelilingi
oleh sfingter uretra eksterna (uretra sfingter).
3. Uretra pars penis atau cavernosa (15 cm): melalui korpus spongiosum penis menuju
meatus uretra eksterna.
membawa ovum dari ovarium menuju kornu uteri. Tuba dibagi menjadi: pars infundibulum,
ampula, istmus, dan interstisial. Uterus terdiri atas dinding otot yang tebal (miometrium) dan
dilapisi oleh membrana mukosa (endometrium). Endometrium mengalami perubahan siklik
yang nyata selama menstruasi.
Batas-batas: uterus dan serviks berbatasan dengan kavum uterovasikalis dan permukaan atas
kandung kemih di anterior. Kavum rekto-uterina (Douglasi), yang meluas ke bawah sejauh
forniks posterior vagina, merupakan batas posteriornya. Ligamentum latum adalah batas
lateral utama dari uterus.
Posisi: pada sebagian besar wanita, uterus terletak anteversi, yaitu aksis serviks melengkung
ke depan pada aksis vagina. Pada sebagian wanita uterus terletak retroversi.
Pasokan darah: terutama dari a. uterina (cabang a. iliaka interna) Arteri ini berjalan dalam
ligamentum latum dan setinggi os interna, menyilang ureter pada sudut kanan untuk
mencapai dan memasok darah ke uterus sebelum melakukan anastomosis dengan a. ovarika
(cabang aorta abdominalis)
Drainase limfatik: pembuluh limfe dari fundus menyertai a. ovarika dan mengalir menuju
kelenjar getah bening para aorta. Pembuluh limfe dari korpus dan serviks mengalir ke
kelenjar getah bening iliaka interna dan eksterna.
Ovarium
Masing-masing ovarium mengandung sejumlah folikel primordial yang berkembang saat
awal kehidupan fetus dan menunggu saat pematangan menjadi ovum. Selain produksi ovum,
ovarium juga bertanggung jawab menghasilkan hormon seksual. Tiap ovarium dikelilingi
oleh kapsula fibrosa, yang disebut tunika albugenia.
Perlekatan: ovarium terletak di sebelah dinding samping pelvis dan ditahan pada posisi oleh
dua struktur: ligamentum latum yang melekat ke ovarium di sebelah posterior oleh
mesovarium; dan ligamentum ovarika yang menahan ovarium ke kornu uterus.
Pasokan darah: dari a. ovarika (cabang aorta abdominalis). Drainase vena menuju v. kava
inferior di sebelah kanan dan v. renalis sinistra di sebelah kiri.
Drainase limfatik: menuju kelenjar getah bening para aorta.
Kesimpulan
Panggul atau pelvis pada tubuh manusia merupakan bagian yang turut berperan dalam
proses kelangsungan hidup seseorang. Seperti halnya pada wanita bagian ini turut berperan.
Panggul disertakan di sini karena pada proses kelahiran bayi, ukuran dan bentuk panggul ibu
turut berperan.
Daftar Pustaka
1. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 200-. hal. 106.
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia; 200-. hal. 62.
3. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2003. hal. 4557.
4. Verrals S. Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: EGC;
2003. hal. 45.
5. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002. hal.
341.