Anda di halaman 1dari 19

Jenis dan Bentuk Pelvis serta Organ di Dalamnya

Theofilio Leunufna
102012065
B6
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi: Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
theofilio.leunufna@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Sistem reproduksi adalah sistem dalam tubuh yang turut berperan dalam proses reproduksi
manusia. Bagian yang dikatakan turut berperan memang bukan bagian yang sebenarnya dari
sistem ini. Jika sistem ini disamakan dengan organ seksual, bagian tubuh yang termasuk turut
berperan ini, antara lain adalah bibir yang tergolong organ seks tambahan (secondary sex
character organ). Pada wanita bagian yang turut berperan ini termasuk panggul dan tulangtulang yang membentuknya. Panggul disertakan disini karena pada proses kelahiran bayi
ukuran dan bentuk panggul ibu turut berperan.1
Jika ukuran dan bentuk panggul ibu tidak seperti normalnya maka akan mengalami kesulitan
ketika proses persalinan. Seperti yang terjadi pada skenario kasus 8 dimana seorang ibu hamil
9 bulan yang akan melahirkan anaknya yang pertama namun mempunyai panggul yang
sempit.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengerti dan memahami
tentang jenis dan bentuk tulang panggul, otot, dan vaskularisasinya serta organ-organ yang
terdapat pada rongga panggul.
Pembahasan
Gelang panggul atau tulang-tulang pelvis adalah penghubung antara badan dan anggota
bawah. Sebagian dari kerangka axial, yaitu tulang sakrum dan tulang koksigeus, yang
letaknya terjepit antara dua tulang koxa, turut membentuk gelang ini. 2 Pelvis dibatasi oleh
sakrum dan koksigis di posterior dan os inominata di anterolateral. Os inominatum (tulang
panggul) terdiri dari tiga bagian komponen, yaitu ilium, iskium, dan pubis. (Gambar 1.1 dan
Gambar 1.2).3

Saat dewasa tulang-tulang ini telah menyatu seluruhnya pada asetabulum. Di posterior tiap
tulang panggul ini memiliki artikulasi dengan sakrum pada sendi sakro-iliaka (suatu sendi
sinovial).

Gambar 1.1. Permukaan Lateral Tulang Panggul Kiri 3

Gambar 1.2. Permukaan Medial Tulang Panggul Kiri3

Ilium, batas atas tulang ini adalah krista iliaka. Krista iliaka berjalan ke belakang dari spina
iliaka anterior superior (SIAS) menuju spina iliaka posterior superior (SIPS). Dibawah
tonjolan tulang ini terdapat spina inferiornya. Permukaan aurikularis ilium disebut permukaan
glutealis karena disitulah perlekatan m. gluteus. Linea glutealis inferior, anterior, dan
posterior membatasi permukaan glutei ke tulang. Permukaan dalam ilium halus dan berongga

membentuk fosa iliaka. Fosa iliaka merupakan tempat melekatnya m. iliakus. Permukaan
aurikularis ilium berartikulasi dengan sakrum pada sendi sakro-iliaka (sendi sinovial).
Ligamentum sakro-iliaka posterior, interoseus, dan anterior memperkuat sendi sakro-iliaka.
Linea iliopektineales berjalan di sebelah anterior permukaan dalam ilium dari permukaan
aurikularis menuju pubis. Garis ini membentuk batas pintu atas panggul (lihat di bawah).
Iskium, terdiri dari spina di bagian posterior yang membatasi incisura iskiadika mayor (atas)
dan minor (bawah). Tuberositas iskia adalah penebalan bagian bawah korpus iskium yang
menyangga berat badan saat duduk. Ramus iskium menonjol ke depan dari tuberositas ini dan
bertemu serta menyatu dengan ramus pubis inferior.
Pubis, terdiri dari korpus serta rami pubis superior dan inferior. Tulang ini berartikulasi
dengan tulang pubis di tiap sisi simfisis pubis (suatu sendi kartilaginosa sekunder).
Permukaan superior dari korpus memliki krista pubikum dan tuberkulum pubikum (Gambar
1.1). Foramen obturatorium merupakan lubang besar yang dibatasi oleh rami pubis dan
iskium.3
Sakrum dan Koksigis3 (Gambar 1.3)
Sakrum terdiri dari lima vertebra yang menyatu. Aspek anterior dan lateral sakrum masingmasing disebut massa sentral dan lateral. Bagian anterior atasnya disebut promontorium
sakralis. Empat foramina sakralis anterior di tiap sisi mengantarkan empat rami primer
sakralis anterior teratas. Di posterior, pedikel dan lamina yang menyatu membentuk kanalis
sakralis yang merupakan terusan dari kanalis vertebralis. Di inferior, kanalis ini berakhir
sebagai hiatus sakralis. Kornu sakralis membatasi hiatus di inferior tiap sisi. Rongga
subaraknoid berakhir setinggi S2. Sakrum miring ke depan membentuk angulus
lumbosakralis dengan vertebra lumbalis.
Koksigis berartikulasi dengan sakrum di superior. Tulang ini terbentuk antara tiga dan lima
vertebra rudimenter yang menyatu.

Gambar 1.3. Permukaan Posterior Sakrum3

Membrana Obturatorium3
Membrana obturatorium merupakan lembaran jaringan fibrosa yang menutupi foramen
obturatorium kecuali sebagian kecil untuk lewatnya nervus dan pembuluh darah obturatorius
yang melewati kanalis dari panggul dan masuk ke paha.
Rongga Pelvis3
Pintu atas panggul (disebut juga pelvic brim) membagi pelvis menjadi pelvis palsu (atas) dan
pelvis sejati (bawah). Pintu ini dibentuk oleh promontorium sakralis di belakang, linea
iliopektineales di lateral dan simfisis pubis di anterior. Pintu bawah panggul dibatasi oleh
koksigis di belakang, tuberositas iskia di lateral dan arkus pubis di anterior. Pelvis sejati
(rongga pelvis) terletak antara pintu atas dan pintu bawah panggul. Pelvis palsu sebaiknya
sebagai bagian dari rongga abdomen.
Ligamentum pada Pelvis3 (Gambar 1.4)
Terdiri dari:
1. Ligamentum sakrotuberosum: terentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis
menuju tuberositas iskia.
2. Ligamentum sakrospinosum: terentang dari bagian lateral sakrum dan koksigis
menuju spina iskiadika.
Kedua ligamentum tersebut bersama dengan ligamentum-ligamentum sakro-iliaka, mengikat
sakrum dan koksigis ke os dan mencegah pergerakan berlebihan dari sendi sakro-iliaka.

Selain itu, ligamentum ini membentuk foramen iskiadika mayor dan minor dengan incisura
iskiadika mayor dan minor.

Gambar 1.4. Ligamentum pada Pelvis3

Dasar Panggul3 (Gambar 1.5)


Otot-otot dasar panggul mendukung visera; menghasilkan fungsi sfingter pada rektum dan
vagina serta membantu meningkatkan tekanan intra abdomen saat menggeliat. Rektum,
uretra, dan vagina (pada wanita) melewati dasar panggul dan menuju ke luar. M. levator ani
dan m. koksigeus membentuk dasar panggul, sedangkan m. piriformis menutupi bagian depan
sakrum.
M. levator ani : keluar dari aspek posterior pubis, fasia yang menutupi obturatorius internus
di dinding dalam pelvis dan spina iskiadika. Dari origo yang lebar ini serabut-serabut otot
menyapu ke belakang ke arah garis tengah sebagai berikut:
1. Serabut-serabut anterior (sfingter vagina atau m. levator prostat) serabut-serabut ini
mengelilingi vagina pada wanita (prostat pada pria) dan masuk ke korpus perineum.
Korpus perineum merupakan nodus fibromuskular yang terletak di anterior kanalis
analis.
2. Serabut-serabut intermedia (puborektalis) serabut-serabut ini mengelilingi
sambungan anorektalis dan juga masuk ke bagian dalam sfingter ani. Serabut ini
memiliki fungsi sfingter yang penting pada sambungan anorektalis.
3. Serabut-serabut posterior (iliokoksigeus) serabut-serabut ini masuk ke aspek lateral
koksigis dan raphe fibrosa median (korpus anokoksigeus).
M. koksigeus: keluar dari spina iskiadika dan masuk ke bagian bawah sakrum dan koksigis.

Gambar 1.5. Tampak Atas Dasar Panggul Pria3

Perbedaan Panggul Menurut Jenis Kelamin3


Panggul wanita berbeda dari panggul pria untuk tujuan melahirkan anak. Perbedaan utama
menurut jenis kelamin adalah:
1. Pintu atas panggul wanita berbentuk oval. Pada pria promontorium sakralis menonjol,
2.
3.
4.
5.

sehingga panggul berbentuk hati.


Pintu bawah panggul wanita lebih lebar karena tuberositas iskia melebar.
Rongga pelvis lebih luas pada wanita dibandingkan pada pria.
Pelvis palsu wanita dangkal.
Arkus pubis (sudut antara kedua rami pubis inferior) pada wanita lebih lebar dan lebih
membulat dibandingkan pada pria.

Macam-Macam Pelvis4
Dengan mengetahui bentuk pelvis dimungkinkan untuk menyebutkan jenis kelainan, dan
kadang-kadang juga ras seseorang. Klasifikasi normal yang di pakai adalah klasifikasi dari
Caldwell dan Molloy.
Ada empat kelompok utama:
1. Ginekoid
Pelvis ginekoid adalah nama lain dari pelvis wanita normal. Keterangan ringkasnya
adalah pintu masuk bulat, mempunyai sakrum dengan lengkung yang baik,
mempunyai spina ischiadica yang tumpul (bulat), tidak tajam dan tidak menonjol.
Arcus pubis mempunyai sudut yang membulat.
2. Android
Pada pelvis jenis laki-laki ini tulang-tulangnya lebih berat dibanding pelvis wanita,
dan terdapat beberapa ciri-ciri khusus diantaranya pintu masuk berbentuk jantung,
menyebabkan pelvis bagian depan sangat sempit. Diameter transversa yang diukur

antara dua titik terjauh pada pintu masuk pelvis tidak akan menyilang pusat diameter
AP (anteroposterior), tetapi jauh lebih dekat sakrum, dengan demikian perlu
ditekankan adanya faktor bahwa terdapat ruang yang lebih luas pada bagian belakang
pelvis dibanding bagian depan. Selain itu mempunyai kavitas pelvis dengan cekungan
sakrum, mempunyai kurvatura yang buruk; bahkan kurvatura ini hampir lurus.
Sakrum juga lebih panjang, yang memberikan penampilan kavitas pelvis yang dalam
dan seperti corong. Incisura ischiadica major juga lebih sempit dibandingkan dengan
pada pelvis ginekoid.
3. Platipeloid
Pelvis jenis ini disebabkan oleh faktor perkembangan, rakitis atau faktor herediter.
Keadaan demikian sering ditemukan pada wanita-wanita Afrika, mungkin tidak hanya
karena faktor diet yang buruk, tetapi juga karena kebiasaan membawa beban berat di
kepala

pada

masa

perkembangan.

Pintu

masuknya

mempunyai

diameter

anteroposterior yang pendek, tetapi diameter transversa lebih panjang, sehingga


memberikan pintu masuk yang berbentuk ginjal atau kacang kara. Diameterdiameternya juga terpengaruh dengan cara yang sama seperti pada pintu masuk pelvis,
tetapi biasanya terdapat ruang untuk kepala fetus. Pintu keluar pelvis ini dangkal,
maka kedua ramus inferior pubis bertemu dengan membentuk sudut yang sangat besar
untuk membentuk arcus pubis yang sangat besar, dan dengan demikian mempunyai
pintu keluar yang cukup luas.
4. Antropoid
Wanita Kaukasia, yang perawakannya sangat tinggi dengan tungkai yang panjang,
biasanya mempunyai pelvis jenis ini, dan pelvis demikian juga umum terdapat pada
wanita Afrika Selatan. Pintu masuknya berbentuk oval, mempunyai diameter
anteroposterior yang panjang, tetapi diameter transversa lebih pendek. Kavitas
pelvisnya cukup memadai (adekuat) pada semua diameternya, tetapi agak dalam.
Pintu keluar adekuat pada semua diameternya, dengan arcus pubis yang agak lebar.
Jenis pelvis yang lain yang diperiksa adalah jenis Robert, Naegele, Justo-minor, dan pelvis
panjang.

Gambar 1.6 dan 1.7. Pelvis Ginekoid dan Pelvis Android 4

Gambar 1.8 dan 1.9. Pelvis Platipeloid dan Pelvis Antropoid 4

Fasia Pelvis3 (Gambar 2.1)


Fasia pelvis adalah istilah untuk menyebut jaringan ikat yang membatasi panggul, melapisi
m. levator ani dan m. obturatorius internus. Fasia ini menyatu dengan lapisan fasia dinding
abdomen di atas dan perineum di bawah. Fasia endopelvis adalah istilah untuk menyebut
jaringan ikat longgar yang melapisi visera pelvis. Fasia endopelvis memadat menjadi
ligamentum fasialis yang fungsinya menunjang serviks dan vagina. Ligamentum-ligamentum
ini diantaranya:
1. Ligamentum kardinale (Mackenrodts): melewati sebelah lateral serviks dan bagian
atas vagina ke dinding pelvis.
2. Ligamentum utero-sakrale: melewati bagian belakang serviks dan forniks vagina ke
fasia yang melapisi sendi sakro-iliaka.

3. Ligamentum puboservikale: meluas ke anterior dari ligamentum kardinale ke pubis


(puboprostatika pada pria).
4. Ligamentum pubovesikale: dari belakang simfisis pubis menuju leher kandung kemih.

Gambar 2.1. Ligamentum-Ligamentum pada Uterus3

Ligamentum Latum dan Rotundum3 (Gambar 2.2)


Ligamentum latum merupakan dua lipatan lapisan perinemum yang mengandung di antara
aspek lateral uterus dan dinding samping pelvis. Ureter menuju ke depan di bawah
ligamentum ini, tetapi di sebelah atas dan lateral forniks lateral vagina, untuk mencapai
kandung kemih. Ligamentum latum mengandung struktur berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tuba fallopi.
Ovarium.
Ligamentum ovarii.
Ligamentum rotundum (lihat dibawah).
Pembuluh darah uterus dan ovarium.
Serabut saraf dan limfatik.

Ligamentum rotundum merupakan struktur fibromuskular mirip korda yang terdapat pada
wanita dan ekuivalen dengan gubernakulum pada pria. Ligamentum ini berjalan dari angulus
lateralis uterus ke labia mayora melalui ligamentum latum dan kemudian menembus kanalis
inguinalis.

Gambar 2.2. Potongan Ligamentum Latum Dekat Uterus 3

Arteri pada Pelvis3 (Gambar 2.3)


1. A. iliaka komunis: keluar dari bifurkasio aorta ke sebelah kiri garis tengah setinggi
umbilikus. Arteri ini kemudian membentuk bifurkasio menjadi cabang-cabang arteri
iliaka eksterna dan interna di sebelah anterior sendi sakro-iliaka kedua sisi.
2. A. iliaka eksterna: berjalan dari muaranya (seperti disebut diatas) menjadi a. femoralis
saat lewat di bawah ligamentum inguinale di titik mid-inguinalis. A. iliaka eksterna
memiliki cabang-cabang yang memasok darah ke dinding anterior abdomen.
Cabangnya di antaranya adalah: a. sirkumfleksa iliaka profunda dan a. epigastrika
inferior. A. epigastrika inferior masuk ke selubung rektus, yang menerima darah
darinya, dan akhirnya membentuk anastomosis dengan a. epigastrika superior.
3. A. iliaka interna: berjalan dari muaranya (seperti disebut diatas) dan terbagi menjadi
trunkus anterior dan posterior

setinggi foramen
iskiadika mayor.

Cabang-Cabang
1. A.

Trunkus

Anterior3

obturatorius:

berjalan
bersama
obturatorius

melalui

kanalis

obturatorius memasuki paha.

Gambar 2.3. Arteri pada Pelvis Pria3

n.

2. A. umbilikalis: walaupun bagian distalnya mengalami obliterasi, bagian proksimalnya


menetap dan memiliki cabang a. vesikalis superior yang turut memasok darah ke
kandung kemih.
3. A. vesikalis inferior: selain memasok darah ke kandung kemih, arteri ini juga
memiliki cabang ke vas deferens (pada pria).
4. A. rektalis media: beranastomosis dengan aa. rektalis superior dan inferior untuk
memasok darah ke rektum.
5. A. pudenda interna: merupakan sumber pasokan darah utama bagi perineum. Arteri
ini keluar dari pelvis melalui foramen iskiadika mayor namun kemudian masuk lagi di
bawah m. piriformis melalui foramen iskiadika minor untuk memasuki kanalis
pudenda bersama dengan n. pudendus.
6. A. uterina: lewat di sebelah medial pada dasar panggul dan kemudian di atas ureter
dan forniks lateral vagina untuk naik di aspek lateral uterus diantara lapisan-lapisan
ligamentum latum.
7. A. glutealis inferior: lewat panggul melalui foramen iskiadika mayor menuju gluteal
yang menerima darah darinya.
8. A. vaginalis.
Cabang-Cabang Trunkus Posterior3
1. A. glutealis superior: turut memasok darah ke m. gluteus. Arteri ini keluar dari
panggul melalui foramen iskiadika mayor.
2. A. ilio-lumbalis.
3. A. sakralis lateralis.
Vena pada Pelvis3
Vv. Iliaka komunis dekstra dan sinistra bergabung membentuk v. kava inferior di belakang a.
iliaka komunis dekstra namun disebelah anterolateral korpus vertebra L5. Pengaturan
drainase vena pelvis secara keseluruhan resiprokal dengan pasokan darah arteri.
Isi Rongga Panggul3 (Gambar 2.1)
Organ-organ yang terdapat pada rongga panggul antara lain:
1.
2.
3.
4.

Kolon sigmoid
Rektum
Ureter
Kandung kemih

Rektum5

Rektum merupakan struktur lanjutan dari kolon sigmoid. Panjang rektum ialah sekitar 12 cm
dan berjalan melalui diafragma pelvis menjadi kanal anus.
Kanal anus berjalan ke arah bawah dan ke belakang, ke ujung anus. Pada sambungan anus
dan rektum, otot sirkular yang tidak lurik menebal untuk membentuk sfingter anus interna
yang melingkari tiga perempat dari bagian atas saluran anus. Sfingter anus eksterna ini
mengelilingi panjang keseluruhan kanal anus dan merupakan tonus sfingter ini, yang dapat
dikontraksikan secara volunter untuk menutup anus dengan lebih kuat.
Ureter3 (Gambar 2.4)
Ureter dibagi menjadi pars abdominalis, pelvik, dan intravesikalis. Panjang ureter sekitar 2030 cm dan berjalan dari hilus ginjal menuju kandung kemih. Dindingnya berotot dan dilapisi
epitel transisional. Saat operasi bias dikenali karena adanya peristalsis.
Dari pelvis renalis di hilus, perjalanan ureter bias dirangkum sebagai berikut. Berjalan
sepanjang bagian medial m. psoas mayor di bagian belakang, namun melekat ke peritoneum.
Kemudian menyilang bifurkasio iliaka komunis di anterior sendi sakro-iliaka dan berjalan
sepanjang dinding lateral pelvis menuju spina iskiadika. Pada spina iskiadika, ureter berjalan
ke depan dan medial untuk memasuki kandung kemih dalam posisi miring. Ureter pars
intraservikalis memiliki panjang sekitar 2 cm dan perjalanannya sepanjang dinding kandung
kemih menghasilkan efek mirip sfingter. Pada pria, ureter menyilang superfisial di dekat
ujungnya di sebelah vas deferens. Pada wanita, ureter lewat di atas forniks lateral vagina
namun di bawah ligamentum kardinale dan pembuluh darah uterina.
Ureter merupakan struktur abdominal sekaligus pelvis, sehingga pasokan darahnya di
dapatkan dari banyak sumber. Ureter atas menerima cabang langsung dari aorta, a. renalis dan
a. gonadal. Sedangkan ureter bawah menerima cabang iliaka interna dan a. vesikalis inferior.

Gambar 2.4. Struktur Dinding Posterior Abdomen3

Kandung Kemih3 (Gambar 2.5)


Pada orang dewasa, kandung kemih merupakan organ pelvis. Letaknya dibelakang pubis dan
dibagian superior dilapisi peritoneum. Fungsinya sebagai penampung urin dan kapasitasnya
sekitar 500 ml.
Struktur kandung kemih berbentuk piramid . Apeks piramid ini arahnya ke depan dan dari
situ terdapat suatu korda fibrosa, yaitu urakus, yang berjalan ke atas menuju umbilikus
menjadi ligamentum umbilikale media. Basis (permukaan posterior) kandung kemih
berbentuk segitiga. Pada pria, vesikula seminalis terletak di permukaan posterior luar
kandung kemih dan di pisahkan oleh vas deferens. Rektum terletak dibelakang. Pada wanita,
di antara kandung kemih dan rektum ada vagina. Permukaan inferolateral vagina di inferior
berbatasan dengan dasar panggul dan di anterior dengan lapisan lemak retropubis dan os
pubis. Leher kandung kemih menyatu dengan prostat pada pria sedangkan pada wanita
langsung melekat ke fasia pelvis. Fasia pelvis menebal membentuk ligamentum
puboprostatikum (pada pria) dan ligamentum pubovesikale untuk menahan leher kandung
kemih pada tempatnya. Membrana mukosa kandung kemih membentuk lipatan bila kandung
kemih kosong kecuali membrana yang melapisi basis (disebut trigonum) yang tetap halus.
Angulus superior trigonum

menandai pintu untuk orifisum ureter. Terdapat peninggian

muskularis, yaitu lipatan interureterika, yang berjalan di antara orifisium ureter. Angulus
inferior dari trigonum ini berbatasan dengan meatus uretra interna. Lapisan otot kandung

kemih terdiri dari tiga lapisan otot polos membentuk trabekula yang disebut (otot) detrusor.
Detrusor menebal di leher kandung kemih dan membentuk sfingter vesika.
Pasokan darah dari aa. vesikalis superior dan inferior cabang-cabang a. iliaka interna). V.
vesikalis menyatu di sekeliling kandung kemih membentuk pleksus yang melahirkan darah
ke v. iliaka interna.
Drainase limfatik menuju kelenjar getah bening para-aorta. Persarafannya adalah saraf
motoris menuju m. detrusor berasal daris serabut parasimpatis eferen dari S2-4. Serabut dari
sumber yang sama membawa serabut inhibitor ke sfingter interna sehingga miksi menjadi
terkoordinasi. Sebaliknya, serabut eferen simpatis menghambat detrusor dan menstimulasi
sfingter.

Gambar 2.5. Kandung Kemih dan Prostat3

Organ Panggul Pria3


Prostat (Gambar 2.5)
Dalam keadaan normal prostat berukuran kira-kira sebesar kenari. Letaknya mengelilingi
uretra pars prostatika dan di antara leher kandung kemih serta difragma urogenitalis. Apeks
prostat terletak di atas sfingter uretra eksterna kandung kemih. Di anterior berbatasan dengan
simfisis pubis namun dipisahkan oleh lemak ekstraperitoneal pada rongga retropubis (kavum
Retzius). Di posterior, prostat dipisahkan dari rektum oleh fasia Denonvilliers.

Struktur prostat terdiri dari lobus-lobus anterior, posterior, media dan lateral. Pada
pemeriksaan rektal biasa teraba sulkus medial posterior di antara kedua lobus lateral. Lobuslobus prostat mengandung banyak kelenjar yang mensekresi basa yang ditambahkan pada
cairan semen saat ejakulasi. Kelenjar prostat membuka ke sinus prostatikus. Duktus
ejakulatorius, yang mengalirkan cairan dari vesikula seminalis dan dari vas, memasuki bagian
atas prostat dan kemudian ke uretra pars prostatika di verumontanum.
Pasokan darah dari a. vesikalis inferior (cabang a. iliaka interna). Pleksus vena prostatika
terletak di antara kapsula prostat dan selubung fibrosa luar. Pleksus ini menerima darah dari
v. dorsalis penis dan mengalirkannya ke v. iliaka interna.
Vas Deferens
Vas deferens membawa sperma dari epididymis menuju duktus ejakulatorius dan kemudian di
alirkan ke uretra. Vas keluar dari kauda epididimis dan melalui kanalis inguinalis menuju
annulus profunda, disebelah dinding lateral pelvis hampir menuju ke tuberositas iskia dan
belok ke arah medial untuk mencapai basis kandung kemih dimana kemudian saluran ini
bergabung dengan duktus dari vesikula seminalis membentuk duktus ejakulatorius.
Vesikula Seminalis (Gambar 2.5)
Vesikula seminalis terdiri dari saluran berlobul yang terletak di ekstraperitoneal di basis
kandung kemih di sebelah lateral vas deferens.
Uretra (Gambar 2.6)
Uretra pria kira-kira panjangnya 20 cm (wanita 4 cm). Uretra pria dibagi menjadi 3 bagian:
1. Uretra pars prostatika (3 cm): memiliki peninggian yang memanjang (lipatan uretra)
pada dinding posteriornya. Di tiap sisi lipatan ini terdapat lekukan dangkal, sinus
prostatikus, yang menandai titik drainase dari 15-20 duktus prostatikus. Utrikulus
prostatikus adalah traktus buntu dengan panjang 5 mm yang membuka ke suatu
eminensia di tengah lipatan verumontanum. Duktus ejakulatorius membuka di
kedua sisi utrikulus.
2. Uretra pars membranasea (2 cm): terletak di diafragma urogenitalis dan dikelilingi
oleh sfingter uretra eksterna (uretra sfingter).
3. Uretra pars penis atau cavernosa (15 cm): melalui korpus spongiosum penis menuju
meatus uretra eksterna.

Gambar 2.6. Potongan Sagital Melalui Panggul Pria dan Wanita 3

Organ Panggul Wanita3


Vagina
Panjangnya antara 8-12 cm. Vagina adalah saluran yang berotot yang berjalan ke arah atas
dan belakang dari orifisium vagina. Serviks menonjol ke aspek anterior atas vagina dan
membentuk forniks anterior, posterior, serta lateral. Limfe dari vagina bagian atas mengalir
ke kelenjar getah bening iliaka interna dan eksterna. Limfe dari vagina bagian bawah
mengalir ke kelenjar getah bening inguinalis superfisialis. Pasokan darah vagina didapat dari
a. vaginalis (cabang dari a. iliaka interna) dan cabang vaginalis a. uterina.
Uterus dan Tuba Fallopi (Gambar 2.7)
Struktur: ukuran uterus normal sekitar 8 cm pada wanita nulipara. Uterus terdiri atas: fundus
(bagian yang terletak di atas pintu tuba fallopi), korpus dan serviks. Serviks terbenam dalam
dinding anterior vagina sehingga dibagi menjadi bagian supravaginalis dan vaginalis. Kavitas
interna seviks berhubungan dengan kavitas korpus pada os interna dan dengan vagina pada os
eksterna. Tuba fallopi terletak pada tepi bebas ligamentum latum dan berfungsi untuk

membawa ovum dari ovarium menuju kornu uteri. Tuba dibagi menjadi: pars infundibulum,
ampula, istmus, dan interstisial. Uterus terdiri atas dinding otot yang tebal (miometrium) dan
dilapisi oleh membrana mukosa (endometrium). Endometrium mengalami perubahan siklik
yang nyata selama menstruasi.
Batas-batas: uterus dan serviks berbatasan dengan kavum uterovasikalis dan permukaan atas
kandung kemih di anterior. Kavum rekto-uterina (Douglasi), yang meluas ke bawah sejauh
forniks posterior vagina, merupakan batas posteriornya. Ligamentum latum adalah batas
lateral utama dari uterus.
Posisi: pada sebagian besar wanita, uterus terletak anteversi, yaitu aksis serviks melengkung
ke depan pada aksis vagina. Pada sebagian wanita uterus terletak retroversi.
Pasokan darah: terutama dari a. uterina (cabang a. iliaka interna) Arteri ini berjalan dalam
ligamentum latum dan setinggi os interna, menyilang ureter pada sudut kanan untuk
mencapai dan memasok darah ke uterus sebelum melakukan anastomosis dengan a. ovarika
(cabang aorta abdominalis)
Drainase limfatik: pembuluh limfe dari fundus menyertai a. ovarika dan mengalir menuju
kelenjar getah bening para aorta. Pembuluh limfe dari korpus dan serviks mengalir ke
kelenjar getah bening iliaka interna dan eksterna.

Gambar 2.7. Potongan Vertikal Melalui Uterus dan Vagina 2

Ovarium
Masing-masing ovarium mengandung sejumlah folikel primordial yang berkembang saat
awal kehidupan fetus dan menunggu saat pematangan menjadi ovum. Selain produksi ovum,

ovarium juga bertanggung jawab menghasilkan hormon seksual. Tiap ovarium dikelilingi
oleh kapsula fibrosa, yang disebut tunika albugenia.
Perlekatan: ovarium terletak di sebelah dinding samping pelvis dan ditahan pada posisi oleh
dua struktur: ligamentum latum yang melekat ke ovarium di sebelah posterior oleh
mesovarium; dan ligamentum ovarika yang menahan ovarium ke kornu uterus.
Pasokan darah: dari a. ovarika (cabang aorta abdominalis). Drainase vena menuju v. kava
inferior di sebelah kanan dan v. renalis sinistra di sebelah kiri.
Drainase limfatik: menuju kelenjar getah bening para aorta.
Kesimpulan
Panggul atau pelvis pada tubuh manusia merupakan bagian yang turut berperan dalam
proses kelangsungan hidup seseorang. Seperti halnya pada wanita bagian ini turut berperan.
Panggul disertakan di sini karena pada proses kelahiran bayi, ukuran dan bentuk panggul ibu
turut berperan.

Daftar Pustaka
1. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 200-. hal. 106.
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia; 200-. hal. 62.

3. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2003. hal. 4557.
4. Verrals S. Anatomi dan fisiologi terapan dalam kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: EGC;
2003. hal. 45.
5. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2002. hal.
341.

Anda mungkin juga menyukai