Anda di halaman 1dari 80

HI Timteng (1)

Definisi Timteng
Timur Tengah adalah sebuah wilayah yang secara politis dan budaya merupakan
bagian dari benua Asia, atau Afrika-Eurasia. Pusat dari wilayah ini adalah daratan di
antara Laut Mediterania dan Teluk Persia serta wilayah yang memanjang dari Anatolia,
Jazirah Arab dan Semenanjung Sinai. Kadangkala disebutkan juga area tersebut meliputi
wilayah dari Afrika Utara di sebelah barat sampai dengan Pakistan di sebelah timur dan
Kaukasus dan/ atau Asia Tengah di sebelah utara. Media dan beberapa organisasi
internasional (seperti PBB) umumnya menganggap wilayah Timur Tengah adalah
wilayah Asia Barat Daya (termasuk Siprus dan Iran) ditambah dengan Mesir.
Wilayah tersebut mencakup beberapa kelompok suku dan budaya termasuk suku
Iran, suku Arab, suku Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan
suku Turki. Bahasa utama yaitu: bahasa Persia, bahasa Arab, bahasa Ibrani, bahasa
Assyria, bahasa Kurdi dan bahasa Turki.
Kebanyakan sastra barat mendefinisikan "Timur Tengah" sebagai negara-negara
di Asia Barat Daya, dari Iran (Persia) ke Mesir. Mesir dengan semenanjung Sinainya
yang berada di Asia umumnya dianggap sebagai bagian dari Timur Tengah, walaupun
sebagian besar wilayah negara itu secara geografi berada di Afrika Utara.
Sejak pertengahan abad ke-20, Timur Tengah telah menjadi pusat terjadinya
peristiwa-peristiwa dunia, dan menjadi wilayah yang sangat sensitif, baik dari segi
kestrategisan lokasi, politik, ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Timur Tengah
mempunyai cadangan minyak mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat
kelahiran dan pusat spiritual agama Yahudi, Kristen dan Islam.
* Batas
Istilah Timur Tengah mengarah kepada wilayah budaya, jadi tidak memiliki
batas tertentu. Definisi yang umum dipakai yaitu wilayah yang terdiri dari: Bahrain,
Siprus, Mesir, Turki, Iran (Persia), Irak, Palestina, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman,
Qatar, Arab Saudi, Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina.
Iran merupakan batas yang paling timur, terkadang dengan memasukkan
Afganistan dan Pakistan barat karena kedekatannya (secara suku dan agama) dengan
1

kelompok mayoritas dari masyarakat Iran. Juga karena keterkaitan sejarah karena pernah
menjadi bagian dari kerajaan yang wilayahnya mencakup daerah-daerah tersebut.
Afganistan, Tajikistan dan Pakistan barat memiliki hubungan budaya, bahasa dan sejarah
dengan Iran. Sementara hubungan antara Iran dengan negara-negara Arab karena adanya
hubungan agama dan kedekatan secara geografi.
Umumnya yang disebut Timur Tengah secara harfiah adalah daerah-daerah negara
berikut:

Suriah

Lebanon

Palestina

Mesir

Arab Saudi

Yaman

Oman

Uni Emirat Arab

Bahrain

Qatar

Irak

Kuwait

Lalu negara-negara Afrika Utara juga diikutsertakan:

Maroko

Aljazair

Libya

Tunisia

Mauritania

Sahara Barat

Sudan

Ethiopia

Eritrea

Djibouti

Selain itu kadangkala negara-negara berikut juga diikutsertakan:

Iran

Pakistan

Turki

* Erosentrisme
Beberapa telah mengkritik istilah Timur Tengah karena ke Erosentrismeannya.
Wilayah ini terletak di timur Eropa Barat. Bagi India, dia terletak di barat; bagi Rusia dia
terletak di selatan. Penggunaan kata Tengah juga telah menyebabkan kebingungan bagi
sebagian orang. Sebelum Perang Dunia I, Timur Dekat digunakan Inggris untuk
menunjuk ke daerah Balkan dan Kerajaan Ottoman, sedangkan Timur Tengah untuk
Persia, Afganistan, dan Asia Tengah, Turki, dan Kaukasus. Sedangkan Timur Jauh
menunjuk ke negara-negara Asia Timur, seperti Cina, Jepang, Hong Kong, dll.
Dengan hilangnya Kerajaan Ottoman pada 1918, Timur Dekat hampir hilang
dalam penggunaan umum, sedangkan Timur Tengah digunakan untuk menunjuk ke
negara-negara Islam. Namun penggunaan Timur Dekat tetap digunakan oleh beberapa
disiplin akademi, termasuk arkeologi dan sejarah kuno.
Kritikan Erosentrisme juga berhubungan dengan fakta bahwa Timur dan Barat
didefinisikan dalam hubungannya dengan garis lintang relatif terhadap Meridian Utama
atau Meridian Greenwich. Ini dikarenakan standar kartografi Britania yang diterima luas
pada 1884 dalam Konferensi Meridian Internasional.
* Definisi Hubungan Internasional Mengenai Timteng
Timur Tengah adalah suatu wilayah yang tidak asing lagi bagi sebagian
masyarakat Inonesia. Nama Timur Tengah diidentikkan dengan Arab dan seringkali Arab
disamakan dengan Islam.
Dengan pengertian semacam ini, masyarakat Indonesia yang mayoritas penganut
Islam banyak beranggapan bahwa apapun yang terjadi di Timur Tengah akan
berhubungan erat dengan umat Islam. Itu berarti juga dianggap merupakan consern
masyarakat Indonesia.

Defenisi tentang apa atau dimana wilayah Timur Tengah itu, hingga kini belum
ada kesepakatan diantara para ahli. Pendapat pertama menyebutkan, bahwa wilayah
Timur Tengah adalah negara-negara Arab non-Afrika ditambah Iran dan Israel. Dengan
defenisi ini, negara-negara Arab yang terletak di Afrika Utara, seperti Mesir, Libya,
Maroko dan Al-Jazair tidak dapat dimasukkan dalam kategori wilayah Timur Tengah.
Pemahaman seperti ini misalnya dianut oleh David E. Long dan Bernard Reich.
Pendapat kedua mengartikan Timur Tengah sebagai negara-negara yang
tergabung dalam Liga Arab ditambah Iran, Israel dan Turki. Pandangan ini antara lain
dianut oleh Roy R. Anderson, Robert F. Seibert, Jon G. Wagner, dan Robert O. Freddman.
Sedangkan pandangan ketiga adalah yang memasukkan negara-negara seperti
Afganistan, Pakistan, bahkan negara-negara Asia Tengah bekas Uni Soviet, ke dalam
wilayah Timur Tengah. Hal ini terlihat antara lain pada majalah The Middle East (terbitan
Inggris) dan The Middle East Journal (terbitan Amerika Serikat).
Dengan definisi seperti ini, maka akan dapat diphami betapa beragamnya negaranegara yang termasuk dalam wilayah Timur Tengah. Dilihat dari letak geografis: ada
yang di Asia Barat, Afrika Utara, dan ada yang di Eropa.
Dari segi etnis: ada Arab, Persia, Yahudi, dan Turki. Agama yang dianut oleh
masyarakat di Timur Tengah juga beragam: Islam, Kristen, dan Yahudi. Ekonomi mereka
berbeda: ada yang kaya, setengah kaya, dan bahkan ada yang miskin. Bentuk negara dan
orientasi politik mereka bermacam-macam pula.
Keberagaman ini tentunya akan sangat menarik perhatian para pemerhati wilayah
itu. Mereka tidak akan terpuaskan bila hanya memahami sebagian perilaku masyarakat
Timur Tengah. Kawasan itu memang tidak akan pernah kering dari berbagai macam
persoalan yang perlu digali, diolah, disajikan, dan didiskusikan.

HI Timteng (2)
Liga Arab
* Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada satu negara pun di dunia yang
dapat hidup sendiri dalam hubungannya dengan negara lain. Fungsi sosial dari suatu
negara terhadap negara lain sangatlah besar dan oleh karena itu maka eksistensi dari
suatu organisasi sangatlah diperlukan. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah negaranegara dalam menyalurkan aspirasi, kepentingan, dan pengaruh mereka.
Terdapat banyak organisasi yang tumbuh dan berkembang di dunia, mulai dari
organisasi antar keluarga, antar daerah, antar propinsi sampai ke lingkup yang lebih luas
yaitu antar negara yang berada dalam satu kawasan. Salah satunya adalah League of Arab
States atau Liga Arab.
Semenjak maraknya aksi terorisme di tahun 2001 dan melambungnya harga
minyak dunia, fungsi dan ekistensi Liga Arab juga semakin besar. Liga Arab bukan saja
berperan sebagai media bersatunya negara-negara Arab namun sekarang juga dapat
berperan sebagai organisasi advokasi yang membela kepentingan negara-negara Timur
Tengah dalam himpitan hegemoni negara Barat. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa Liga
Arab kini adalah salah satu organisasi internasional yang kembali bersinar setelah sekian
lama dianggap tidak mempunyai peran yang signifikan terhadap kemajuan kawasan
Timur Tengah.
* Status Hukum
1. Sejarah
Pembentukan sebuah organisasi tidak terlepas dari sejarah panjang yang
mendasari pembentukannya. Sejarah Liga Arab dimulai ketika Kerajaan Inggris Raya
5

menyadari pentingnya persatuan diantara negara-negara Arab (Pan Arabia) di awal abad
ke-20. Kerajaan Inggris jugalah yang mendorong dan menjamin kerjasama diantara
negara-negara Arab, yang sebenarnya tujuan utamanya ialah untuk memimpin
pemberontakan meraka melawan Kekaisaraan Ottoman Turki selama Perang Dunia I.
Inggris menjanjikan untuk membantu Arab membangun sebuah persatuan Kerajaan Arab
dibawah kekuasaan Sherif Hussein di Mekah yang kekuasaannya akan menjangkau
seluruh dunia Arab (sekarang lebih dikenal sebagai Jazirah Arab, Irak, Suriah, Libanon,
Palestina, Israel dan Yordania). Setelah memenangkan peperangan, Inggris mengkhianati
Sharif Hussein dan selanjutnya membagi wilayah Arab menjadi negara-negara bagian
kecil dan menerapkan kebijakan Devide and Rule.
Ketika meletus Perang Dunia II, Inggris sekali lagi membutuhkan bantuan Arab
dan menyebarkan paham Arabisme dengan janji akan membentuk formasi awal Liga
Arab. Akan tetapi, kebanyakan intelektual Arab percaya bahwa sebenarnya Inggris tidak
ingin membentuk Liga Arab demi persatuan Arab, sebaliknya ingin menggunakan
organisasi tersebut untuk mencegah persatuan negara-negara Timur Tengah.
Melihat kenyataan itu, pemerintah Mesir mengajukan sebuah proposal untuk
pembentukan sebuah organisasi yang nyata pada tahun 1943. Mesir dan beberapa negara
Arab lainnya sebenarnya ingin sebuah kerjasama yang lebih erat tanpa kehilangan
kedaulatan negaranya. Perjanjian asli dari Liga Arab adalah membentuk sebuah
organisasi regional yang terdiri dari negara-negara yang berdaulat, tanpa memperdulikan
bentuk negara tersebut yaitu negara persatuan atau negara federal. Diantara tujuan-tujuan
Liga adalah memperjuangkan kemerdekaan penuh untuk semua negara-negara Arab dan
untuk mencegah kaum Yahudi di Palestina.
2. Status Hukum
Liga Arab atau Negara-Negara Arab adalah sebuah organisasi yang terdiri dari
negara-negara Arab. Organisasi ini didirikan pada 22 Maret 1945 oleh tujuh negara.
Piagamnya menyatakan bahwa Liga Arab bertugas mengkoordinasikan kegiatan
ekonomi,

termasuk

hubungan

niaga;

komunikasi;

kegiatan

kebudayaan;

kewarganegaraan, paspor, dan visa; kegiatan sosial; dan kegiatan kesehatan.


Pembentukan Liga Arab didasarkan pada Pact of The League of Arab States pada
tanggal 22 Maret 1945. Pakta inilah yang kemudian menjadi sebuah konstitusi dasar bagi

organisasi Liga Arab. Negara-negara anggota pertama yang juga sebagai penandatangan
Pakta Liga Arab 1945 adalah Mesir, Irak, Transjordan (tahun 1946 berubah menjadi
Yordania), Lebanon, Arab Saudi dan Suriah. Liga Arab kemudian berkedudukan tetap di
Kairo, Mesir.
Bergabungnya sebuah negara Arab dalam organisasi Liga Arab turut juga
mempengaruhi status hukum dari negara tersebut atau dengan kata lain bahwa jika suatu
negara telah mengikatkan diri ke dalam organisasi maka negara tersebut memiliki
kewajiban untuk mematuhi segala peraturan yang tertuang dalam konstitusi dasar Liga
Arab, sebagaimana yang tertuang dalam pasal 1 Pact of The League of Arab States 1945,
Every independent Arab State shall have the right to adhere to the League. Should it
desire to adhere, it shall present an application to this effect which shall be filed with the
permanent General Secretariat and submitted to the Council at its first meeting following
the presentation of the application.
3. Fungsi dam Tujuan
Berdasarkan Pasal 2 Pact of The League of Arab States, fungsi dan tujuan utama
Liga Arab adalah:
Menjaga hubungan baik diantara negara-negara Arab dan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan politik negara anggota, melindungi kemerdekaan dan kedaulatan
negara, dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan Arab.
Disamping itu Liga Arab terlibat didalam politik, ekonomi, kebudayaan dan
bidang-bidang sosial dengan tujuan untuk mengembangkan kesejahteraan negara-negara
anggota. Liga Arab juga telah berperan ganda sebagai sebuah forum bagi negara-negara
anggota untuk menyeimbangkan kedudukan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat
negara-negara dan tempat penyelesaian perselisihan internal anggota seperti Perang
Saudara di Lebanon tahun 1958.
Seiring perkembangan zaman Liga Arab dijadikan media bagi penyusunan hampir
semua dokumen-dokumen penting Arab yang mendukung integritas ekonomi diantara
negara anggota, yaitu pembentukan Perjanjian Pelaksanaan Kerjasama Ekonomi Arab
(Joint Arab Economic Action Charter). Salah satu hal yang agak unik dan berbeda
dibandingakan dengan organisasi internasional sejenis adalah Liga Arab juga mempunyai
peranan dalam pembuatan kurikulum sekolah dan pelestarian sejarah kebudayaan Arab.

* Didalam bidang hukum tujuan dan fungsi Liga Arab adalah


a. Pelaksanaan keputusan pengadilan di antara negara-negara anggota.
b. Masalah ekstradisi
c. Masalah nasionalitas warga negara.
4. Kekuasaan Organisasi
Liga Arab mempunyai kekuasaan yang diatur dalam konstitusi yaitu kekuasaan
tidak tak terbatas. Kekuasaan ini diberikan kepada sebuah badan yang bernama Council.
Keanggotaan Council terdiri dari semua negara-negara yang tergabung di dalam Liga
Arab dan setiap negara mempunyai 1 hak suara. Menurut Pasal VII semua peraturan
dasar dan keputusan-keputusan yang dibuat harus didasarkan oleh suara mayoritas negara
anggota dan bersifat mengikat bagi negara anggota untuk melaksanakan keputusankeputusan tersebut sesuai dengan konstitusi mereka. Secara umum, tugas utama Council
adalah untuk melaksanakan tujuan-tujuan Liga dan mengawasi semua pelaksanaan
perjanjian yang telah dibuat oleh negara-negara dan juga oleh Liga itu sendiri.
Lebih lanjut, Pasal XI menyatakan bahwa Council setidaknya harus bersidang
sebanyak 2 kali tiap tahun akan tetapi ada ketentuan untuk menyelenggarakan sidangsidang luar biasa atas permintaan dari sedikitnya dua anggota.
* Keanggotaan Organisasi
1. Keanggotaan
Ketika pertama kali didirikan, yaitu pada waktu penandatangan Pact of The
League of Arab States 1945 keanggotaan organisasi ini hanya terdiri dari 7 negara saja
yakni, Mesir, Irak, Lebanon, Arab Saudi, Suriah, Yordania dan Yaman. Kemudian
berturut-turut negara yang bergabung adalah:
1. Algeria (1962)
2. Bahrain (1971)
3. Comoros (1993)
4. Djibouti (1977)
5. Kuwait (1961)
6. Libya (1953)
7. Mauritania (1973)
8. Maroko (1958)

9. Oman (1971)
10. Qatar (1971)
11. Somalia (1974)
12. Yaman Selatan (1967)
13. Sudan (1956)
14. Tunisia (1958)
15. Uni Emirate Arab (1971)
Salah satu pengecualian adalah ketika pada tahun 1976, organisasi Pembebasan
Palestina atau PLO (Palestine Liberation Organisation) diterima menjadi anggota Liga
Arab yang ke-16, padahal PLO bukan sebuah negara yang berdaulat akan tetapi
merupakan sebuah bentuk organisasi internal Palestina. Penunjukan ini didasarkan atas
semangat kebersamaan negara-negara Arab terhadap agresi militer Israel ke tanah
Palestina, namun sekarang posisi PLO telah digantikan oleh Palestina.
Kemudian pada tahun 1979, keanggotaan Mesir dalam Liga Arab dicabut karena
Mesir terbukti menandatangani Perjanjian Damai dengan Israel. Dan kantor pusat Liga
Arab yang sebelumnya berkedudukan di Kairo, Mesir dipindahkan ke Tunis, Tunisia.
Akhirnya delapan tahun kemudian, yakni tahun 1987 para pemimpin dunia Arab
memutuskan untuk memperbaharui kembali hubungan diplomatik dengan Mesir dan
tahun 1989 Mesir diterima kembali menjadi anggota Liga, disamping itu juga kantor
pusat Liga dikembalikan kembali ke Kairo.
Selain itu, Liga Arab juga memiliki negara pengamat (observer country).
Observer country ini berperan sebagai pihak pengamat atau pemerhati terhadap semua
kegiatan Liga dengan tujuan untuk menjaga independensi Liga. Sebuah observer country
tidak memiliki hak dan kewajiban sebagaimana yang dimiliki oleh negara anggota.
Sejauh ini telah ada 3 negara yang sekarang menjadi negara pengamat yaitu Eritrea (sejak
2003), Venezuela (2006) dan India (2007).
Proses penerimaan anggota Liga tertuang pada Pasal I dan terbuka bagi negaranegara Arab yang merdeka yang kemudian akan mempunyai hak untuk memasuki
Liga. Namun demikian, keanggotaan dari negara-negara Libya, Sudan, Maroko, Tunisia,
Bahrain, Qatar, Oman, Mauritania, dan Uni Emirat Arab dilakukan dengan permohonan,

dan penerimaan atas permohonan itu di lakukan oleh Council, sehingga dalam
prakteknya keanggotaan itu tidak lagi dipandang sebagai suatu hak.
2. Pemberhentian Keanggotaan
Mengenai pengunduran atau pemberhentian diri anggota diatur dalam Pasal XVIII:
1. If a member state contemplates withdrawal from the League. Shall inform the
Council of its intention one year before such withdrawal is to go into effect.
2. The Council of the League may consider any state which fails to fulfill its
obligations under the Charter as separated from the League, this to go into effect
upon a unanimous decision of the states, not counting the state concerned.
Dengan demikian, jika suatu negara bermaksud untuk mengundurkan diri dari Liga,
harus memberitahukan kepada Council satu tahun sebelum pengunduran diri tersebut
diambil. Dan Council mempunyai wewenang untuk memberhentikan suatu negara
anggota jika dianggap bahwa negara tersebut gagal menjalankan kewajibankewajibannya yang dinyatakan dalam Pakta Liga.
3. Hak-hak Negara Anggota
Menurut Pasal VI tiap anggota memiliki hak untuk meminta sidang Council
dengan segera dalam peristiwa agresi, baik agresi yang dilakukan oleh anggota Liga lain
atau oleh negara luar. Council, dengan suara bulat (kecuali negara agresor) selanjutnya
dapat memutuskan tentang tindakan-tindakan untuk memeriksa agresi itu. Fungsi
pertahanan keamanan kolektif ini lebih lanjut dirinci dalam pakta keamanan kolektif
sendiri, berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB dan dengan pandangan bahwa suatu tindakan
agresi terhadap satu anggota Liga dianggap sebagai agresi terhadap semua anggota. Pakta
ini berlaku mulai tanggal 23 Agustus 1952, dan dibentuk Permanent Joint Defence
Council serta Permanent Military Commision. Dalam peristiwa agresi Inggris-Perancis
terhadap Mesir tahun 1956, yang melibatkan pendaratan pasukan-pasukan di Terusan
Suez, perangkat kerjasama keamanan kolektif ini tidak berhasil menggalang bantuan
kepada Mesir.
4. Hak-hak Khusus Anggota Liga
Dalam perwakilannya negara-negara anggota menunjuk wakil-wakilnya yang
akan duduk dalam Council. Oleh sebab itu berdasarkan Charter Pasal XIV mengatur,
Para anggota Council Liga begitu juga dengan anggota Komite-komite dan pegawai-

10

pegawai yang berhubungan dengan peraturan administrasi harus dapat menikmati hakhak diplomatik istimewa ketika sedang menjalankan fungsi tugasnya. Dan semua
gedung-gedung yang dimiliki oleh institusi resmi Liga tidak dapat diganggu gugat.
5. Penyelesian Perselisihan Antar Negara Anggota
Pasal V menyatakan agar negara-negara anggota Liga tidak mengambil jalan
kekerasan untuk menyelesiakan sengketa diantara mereka. Namun jika terjadi
perselisihan diantara negara anggota sejauh tidak menyangkut sengketa mengenai
penjajahan suatu negara, kedaulatan dan integritas regional dan jika para pihak telah
melimpahkan wewenang penyelesaiannya kepada Council, maka Council dapat menjadi
pihak penengah yang keputusannya bersifat mutlak dan mengikat para pihak yang
bersengketa. Kemudian apabila para pihak tidak menyetujui keputusan tersebut, Council
harus merumuskan kembali keputusannya dengan jalan mediasi sampai tercipta
keputusan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Proses mediasi dan arbitrase
tersebut harus dilakukan berdasarkan suara mayoritas negara-negara anggota.
Salah satu contoh keputusan penting menyangkut perselisihan negara anggota
Liga adalah ketika Council membentuk Inter-Arab Force tahun 1991 bagi operasi
pemulihan perdamaian antara Kuwait dan Irak.
* Kritik Terhadap Liga Arab
Selain telah banyak menuai kesuksesan dalam kurang lebih 62 tahun umur
organisasi ini, tidak sedikit pula kritikan yang dialamatkan kepada Liga Arab. Sebagian
kritikan tersebut masih mengenai keefektifan Liga dalam menangani masalah-masalah
yang muncul diantara negara-negara anggotanya dan kawasan Timur Tengah pada
umumnya. Banyak kalangan menilai bahwa Liga telah gagal berperan aktif dalam
menjembatani perdamaian regional, kasus mengenai Palestina, Lebanon, Iran, Irak, Mesir
merupakan salah satu masalah yang sering muncul dalam 20 tahun belakangan. Dan itu
belum termasuk masalah terorisme dan kekerasan yang semakin bergejolak di kawasan
kaya minyak ini.
Khusus mengenai masalah Israel-Palestina, Liga secara khusus mengeluarkan
sebuah Deklarasi, yaitu Arab League Declaration on the Invasion of Palestine 15 Mei
1948. Dan Deklarasi itu nyatanya belum berhasil menghasilkan sebuah tujuan yaitu
Palestina merdeka, walaupun secara mengejutkan pada tahun 2002 Liga untuk pertama

11

kalinya menawarkan hubungan damai/ normal dengan Israel dengan persyaratan tertentu,
namun persyaratan tersebut bayak ditolak oleh Israel. Disamping itu untuk meredam
gejolak separatisme dan terorisme Liga telah mengeluarkan Arab Convention for the
Suppression of Terrorism tanggal 22 April 1998. Pada level kepemimpinan, ada rivalitas
antara Mesir dan Irak. Kemudian bentuk negara juga telah banyak membawa dampak
buruk terhadap hubungan negara-negara Monarki Tradisional (Arab Saudi, Yordania, dan
Maroko) dengan negara Republik baru (Mesir, Irak, Libya). Dan selama invansi Amerika
Serikat terhadap Irak, tidak semua negara Liga menentang invansi tersebut, bahkan ada
beberapa negara yang membantu Amerika Serikat dengan menjadi pangkalan militernya.
Masalah Isreal, terorisme, Anti-Amerika dan globalisasi tetap menjadi isu yang penting
dan belum terselesaikan bagi eksistensi organisasi ini.

12

HI Timteng (3)
Islam dan Timteng
* Pendahuluan
Perkembangan pemikiran keislaman sepanjang sejarah telah menunjukkan adanya
varian-varian. Varian itu berupa semacam metodologi, kerangka berpikir dan orientasi
yang berbeda-beda antara satu pemikiran dengan pemikiran yang lainnya. Fenomena
seperti ini pada dasarnya sudah muncul sejak zaman Rasul Saw. dan al-Khulaf alRsyidn. Pada masa itu sudah ada kecenderungan pemikiran yang jika dipetakan
memunculkan madrasah hadst di satu sisi dan madrasah ray pada sisi lain. Tetapi
perbedaan yang tampak saat itu tidak begitu mencolok. Lain halnya mulai masa Dinasti
Ummayah dan Dinasti Abasiyyah, madrasah hadst dan madrasah ray tampil begitu
mencolok dalam panggung sejarah pemikiran dengan seperangkat metodologi dan
landasan epistemologisnya.
Runtuhnya kekhalifahan Turki Usmani yang diakibatkan oleh kolonialisme Barat,
telah mempengaruhi perkembangan pemikiran keislaman hingga tampil lebih variatif.
Kolonialisme telah cukup lama mengendalikan sendi-sendi kehidupan di negara-negara
Islam, termasuk denyut kehidupan intelektualisme dunia Islam. Kolonialisme membuat
kondisi umat Islam dilemahkan (mustadhf) di sektor pemikiran keislaman, sehingga
yang muncul adalah kebekuan cara berfikir umat dan merajalelanya tradisi taqlid
(meniru). Kondisi ini yang mendorong lahirnya gerakan-gerakan pemikiran baru yang
masing-masing menawarkan diri sebagai gerakan pemikiran alternatif.
Kebekuan pemikiran Islam jika dirunut jauh ke belakang sampai penggalan
sejarah Islam zaman pertengahan di mana pemikiran Islam kritis dan rasional (pasca Ibnu
Rusyd) terasa mati karena pintu ijtihad telah ditutup dan rasionalisme dikunci oleh arus
deras pemikiran konservatif para ulama. Ketika itu, banyak pemikiran filsafat yang

13

diharamkan atau bahkan sang pemikirnya dijatuhi hukuman mati dan fatwa kafir (takfr)
karena dianggap filsafat adalah produk bidah yang datang bukan dari Islam. Banyak
referensi mencatat bahwa hal demikian terjadi setelah Al-Ghazali (1058-1111 M)
mengugat dan mempertanyakan kaum filosof dalam bukunya, Tahfut al-Falsifah
(Kerancuan atas Para Filosof). Ibnu Sina (980-1037 M) dan Al-Farabi (257 H/870 M),
adalah dua filosof muslim yang menjadi obyek kritikan keras Al-Ghazali, dan dianggap
banyak melakukan kesalahan dalam logika pemikiran metafisika (ketuhanan).
Gema tertupnya pintu ijtihad tidak menghalangi gelombang kesadaran umat untuk
mendobrak pintu itu dan memunculkan pemikiran-pemikiran alternatif berikutnya. Masih
sejalur dengan tradisi pemikiran di era klasik, perkembangan pemikiran secara dikotomis
menempati aras ahlu al-hads dan ahlu ar-ray, walau dalam konteks kekinian dua poros
pemikiran itu telah menurunkan beraneka macam varian baru. Pada dasarnya mereka
ingin tampil sebagai gerakan pemikiran alternatif dalam menghadapi perkembangan
dunia yang kian modern. Tak jarang yang muncul kemudian adalah perdebatan yang tidak
sebatas perang wacana (clash of discourse) tapi juga pergesekan dalam ranah politik
(clash of politic). Sehingga fenomena saling hujat antar sesama pemikir Muslim tidak
bisa dihindari lagi.
Pada klimaksnya, masing-masing kubu yang bertikai itu tak jarang menggunakan
cara-cara kekerasan (radikalisme) sebagai senjata untuk membungkam gerakan lawan.
Sejarah telah mencatat itu, misalnya gerakan radikalisme di Mesir yang dilakukan oleh
kaum fundamentalis, di Al-Jazair dan demikian pula di Turki.
Tulisan ini adalah sebuah upaya pemetaan pemikiran yang berkembang di Timur
Tengah

yang

sekaligus

menganalisis

wacana

yang

diusung,

dalam

rangka

mengetengahkan potret intelektualisme Timur Tengah secara utuh dan obyektif. Peta
sekaligus analisis wacana dalam dataran berikutnya dapat memberi inspirasi untuk
melakukan kritik (naqd) dan sekaligus rekonstruksi (idah buniyat min jadd) atas
pemikiran yang sudah ada. Dan di sinilah starting poin proyek pengembangan pemikiran
Islam di masa-masa mendatang.
* Batasan Istilah untuk Pemikiran Islam dan Timur Tengah
Pemikiran Islam adalah hasil dari proses berfikir secara mendalam (filosofis)
dengan menggunakan kerangka berfikir dan metodologi tertentu oleh seorang yang

14

disebut pemikir Muslim, yang obyek studinya adalah Islam (sebagai sumber
pengetahuan). Mungkin definisi ini terlalu mengesampingkan fakta empirik, bahwa tidak
selamanya pemikiran lahir melalui proses berfikir metodologis yang biasa terjadi dalam
tradisi berfikir irfni, dengan intuisi (dhauq) sebagai basis metodenya.
Sejarah pemikiran adalah sejarah para pemikir, begitu tulis Luthfi Assyaukani,
sejarah kaum elit yang dengan kepandaiannya, mampu mengabstraksikan fenomena
sosial dan gejala lainnya ke dalam bahasa intelektual dan ilmiah.. Istilah pemikir itu
sendiri agak kabur, bisa diterapkan kepada siapa saja yang memiliki spesialisasi tertentu.
Ia bisa diterapkan sebagai panggilan lain untuk intelektual dan scholar (sarjana), atau
pada konteks yang lebih filosofis kepada filsuf. Dalam bahasa Inggris, kata-kata seperti
philosopher, thinker, scholar dan intellectual merujuk kepada figur terpelajar (learned
man) yang sebenarnya tidak mempunyai batasan yang jelas satu dengan yang lainnya.
Hanya agaknya disepakati bahwa philosopher (karena faktor sejarahnya) adalah istilah
yang paling signifikan untuk mengekspresikan tingkat kejeniusan seseorang.
Gambaran tentang istilah pemikir di atas dimaksudkan untuk memberi acuan dan
batasan tentang pemikir dan pemikiran serta aplikasinya dalam tulisan ini. Dalam peta
dan analisis wacana pemikiran Timur Tengah yang akan terpapar dalam tulisan ini, ada
sekelompok pemikir yang berpengaruh hanya karena tulisan-tulisannya, ada yang
namanya lebih terkenal dari pemikirannya, dan ada pemikir yang hanya terkenal sebatas
di dunia akademis.
Istilah Timur Tengah sebagaimana kata Hasan Hanafi, adalah ungkapan bahasa
Inggris (Middle East). Karena, menurut dia, negara-negara Arab adalah Timur Tengah
jika dibandingkan dengan Cina atau Timur Jauh, dan negara Arab kawasan Barat
(Maghribi, Maroko dan sekitarnya), adalah Timur Dekat bagi orang Inggris.
Sebagaimana Indonesia berada di kawasan Asia Tenggara bagi orang Barat dan berada di
kawasan barat daya bagi orang Timur. Jadi Istilah Timur Tengah dalam tulisan ini adalah
nama untuk kawasan negara-negara Arab (Mesir, Arab Saudi, Iraq, Iran dan sekitarnya).
* Tipologi Pemikiran Islam Timur Tengah
Berakhirnya kolonialisme dan imperalisme Barat di negara-negara Islam, telah
mengetuk kesadaran umat akan keterbelakangan, kebodohan, kejumudan dan
ketertindasan. Kesadaran ini lebih terasa lagi ketika diingat bahwa lintasan sejarah Islam

15

pernah menorehkan tinta emas peradabannya. Islam pernah berada dalam posisi terdepan
dalam penggung peradaban dunia, berbarengan dengan keunggulannya di pelbagai
dimensi kehidupan; ekonomi, Iptek, militer, politik dan sebagainya.
Umat Islam belum sempat bangkit dari keterpurukannya akibat kolonialisme,
krisis Timur Tengah kembali mencuat dengan munculnya konflik Arab-Israel. Pukulan
telak menimpa dunia Islam setelah Israel berhasil memenangkan konflik itu yang
membuat mereka bertanya-tanya: whats wrong dengan sekumpulan negara besar yang
mempunyai jumlah tentara dan peralatan yang cukup memadai dipaksa kalah oleh Israel,
negara kecil dengan tidak lebih dari tiga juta penduduknya? Pada tahun 1967 dianggap
sebagai penggalan (qathiah) dari keseluruhan wacana Arab modern, karena masa
itulah yang mengubah cara pandang bangsa Arab terhadap beberapa problem sosialbudaya yang dihadapinya. Inilah awal mula apa yang dinamakan kritik-diri yang
kemudian direfleksikan dalam wacana-wacana keilmiahan, baik dalam ranah akademis
maupun literatur-literatur ilmiah lainnya.
Langkah pertama yang dilakukan oleh para intelektual Arab adalah menjelaskan
sebab-sebab kekalahan (tafsir al-azmah) tersebut. Di antara sebab-sebab yang paling
signifikan adalah masalah cara pandang orang Arab kepada budaya sendiri dan kepada
capaian modernitas. Karena itu, pertanyaan yang mereka ajukan adalah; bagaimana
seharusnya sikap bangsa Arab dalam menghadapi tantangan modernitas dan tuntutan
tradisi? Telah lebih dari dua dekade, masalah tersebut terus dibicarakan dan didiskusikan
dalam seminar-seminar, dalam bentuk buku, artikel dan publikasi lainnya. Lalu masalah
tersebut menjadi common denominator untuk setiap intelektual Arab yang peduli
terhadap masalah kearaban dan keislaman. Persoalan itu sebenarnya bukan tidak pernah
dibahas oleh pemikir-pemikir Arab sebelumnya. Secara implisit, topik semacam itu
pernah dilontarkan oleh Muhammad Abduh dan Abd al-Rahman Kawkibi. Namun
sebagai satu wacana epistemik, masalah tersebut baru mendapat sambutan luas pada dua
dekade terakhir. Lebih dari itu semua, masalah tradisi dan modernitas telah menjadi
agenda penting untuk proyek peradaban pemikiran Arab berikutnya.
Gerakan-gerakan pemikiran Islam di Timur Tengah muncul dan berkembang dari
latar belakang situasi sosio-politik seperti tergambar di atas. Gerakan-gerakan itu dalam
tataran idealisme, berada dalam aras persepsional yang sama antara gerakan pemikiran

16

satu dengan yang lain, tetapi dalam tataran corak atau aksentuasi intelektualitas dan
orientasi mereka berbeda, bahkan dalam banyak kasus bertolak belakang.
Issa J. Boullata membagi pemikiran Islam Timur Tengah menjadi dua
kecenderungan, yaitu progresif-modernis dan konservatif-tradisionalis. Menurutnya,
kelompok progresif-modernis adalah gerakan pemikiran yang mengidealkan tatanan
masyarakat Arab yang modern, dengan kata lain, gerakan pemikiran yang berorientasi ke
masa depan (future oriented). Pola berfikir mereka tidak keluar dari frame metodologi
Barat yang mereka klaim sebagai satu-satunya alternatif untuk membangun peradaban
Arab modern. Gerakan pemikiran ini secara mayoritas diwakili oleh kalangan yang
pernah belajar dan berinteraksi dengan pemikiran Barat. Adapun kelompom konservatiftradisional adalah gerakan pemikiran yang memiliki pola pikir dengan frame klasik
(salaf). Mereka sangat membanggakan kemajuan dan kejayaan Islam masa lampau, dan
untuk membangun kamajuan dan kejayaan peradaban Islam masa mendatang, pemikiran
Islam harus berbasis metodologi pemikiran Islam klasik (past oriented).
Muhammad Imarah sedikit berbeda dengan Issa J. Boullata dalam memetakan
pemikiran Islam Timur Tengah. Imarah membagi kecenderungan pemikiran Islam Timur
Tengah dalam tiga varian, yaitu: Pertama, tradisional-konservatif; kedua, reformis (alishlah wa al-tajdid); dan ketiga, sekuler. Luthfi as-Syaukanie dalam bahasa yang berbeda
membagi antara tipologi transformatik, reformistik dan ideal-totalistik. Transformatik
untuk kelompok sekuler, dan total idealistik untuk kelompok tradisional-konservatif.
* Penutup
Demikianlah ketiga trend atau kecenderungan pemikiran Islam Timur Tengah
yang mewarnai wacana ilmiah Arab sampai sekarang. Tiga trend pemikiran ini
merupakan gambaran global dari visi-visi pemikiran Islam yang ada. Pada dasarnya,
setiap trend pemikiran tersebut, jika dikaji lagi secara mendalam, akan muncul varianvarian lain yang lebih komplek. Akan tetapi, kesemuanya berperan dalam menentukan
harapan dan obsesi bangsa kawasan Timur Tengah di masa mendatang. Ketiga tipologi
tersebut, secara kasar, bisa dilihat dalam perspektif paradigmatis, dimana antara masingmasing kelompok mempunyai bahasa khusus yang berbeda-beda, yang tidak dipahami
satu sama lain. Kalaupun bisa dikomunikasikan, dialog antara mereka sulit untuk saling
dimengerti. Itu terjadi misalnya bagaimana usaha kaum liberal dari kalangan

17

transformatik menyatukan kelompok-kelompok yang sekular dengan kelompok religius,


atau antara kelompok modernis dengan kelompok tradisionalis. Tak pelak, mereka pun
menciptakan paradigma ketiga yang juga memiliki kosa kata tersendiri. Begitu juga
dengan

kelompok-kelompok

lain,

meski

mereka

mengklaim

dengan

proyek

peradabannya, bahwa merekalah yang paling compatable dengan kondisi dunia Islam
Timur Tengah, sebenarnya mereka telah terperangkap ke dalam kerangka epistemik yang
pada akhirnya mengarah pada dogmatisme (untuk menghindari istilah sektarianisme).
Tipologi pemikiran Arab kontemporer seperti yang diilustrasikan di atas adalah
refleksi dari interaksi dan sikap para intelektual Arab terhadap isu di sekitar tradisi dan
modernitas. Sikap tersebut kemudian memunculkan (di samping discourse baru
menyangkut isu tradisi dan modernitas) idiom-idiom dan istilah baru dalam kamus
pemikiran Arab yang sebelumnya tidak begitu menyita perhatian.
Jadi, pengkajian ketiga tren pemikiran dalam tulisan ini merupakan upaya awal
untuk memetakan dan memahami karakteristik pemikiran Islam yang sangat beragam.
Dengan demikian, setiap pemikir akan bisa dianalisis, masuk dalam kategori apakah
proyek pemikiran dia, salafi (total idealistik), sekuler, atau reformis moderat?

18

HI Timteng (4)
Zionisme
Zionisme awalnya merupakan gerakan politik Yahudi sekuler yang menginginkan
berdirinya negara Yahudi di atas bukit Zion di Palestina dan sekitarnya. Gerakan ini
dilatarbelakangi klaim sepihak Yahudi atas Palestina seperti yang tercantum ada kitab
Yahudi Talmud dan kemudian diperkuat oleh ribuan catatan kaki yang memenuhi Injil
Scofield dan Injil versi King James yang awalnya banyak dipakai orang Barat. Injil
Scofield inilah yang melahirkan kelompok Judeo-Christian, sebuah kelompok Kristen
yang mendukung Zionisme.
Zion merupakan nama sebuah bukit yang terletk di barat daya Al-Quds
(Yerusalem). Kaum Yahudi percaya, pada lokasi tersebut, King Solomon (Nabi Sulaiman
a.s.) pernah membangun istananya (haikalnya) dan menyimpan banyak harta karun di
bawah tanah tersebut. Harta tersebut bukan hanya banyak sekali, namun memiliki daya
magis yang sangat besar sehingga mereka percaya akan bisa menjadi pemimpin dunia
jika memilikinya.
Tepat di hari jatuhnya Yerusalem, Godfroy de Bouillon mendirikan Ordo Sion
yang kemudian melahirkan Ordo militer Ksatria Templar. Semua ini balik ke Eropa
setelah berhasil dikalahkan Shalahudin Al-Ayyubi (1187). Di Eropa, mereka ditumpas
King Philip Le Bell dan Paus Clement pada 13 Oktober 1307.
Dua peneliti Inggris, Knight dan Lomas, di dalam bukunya The Hiram Key
menulis bahwa mereka telah menemukan sisa-sisa penggalian yang dilakukan Templar di
salah satu bagian tanah yang masih masuk dalam markasnya. Apa yang dilakukan para
Templar ini terus berjalan selama berabad-abad hingga sekarang, di mana kaum ZionisYahudi terus melakukan penggalian di lokasi tersebut.
Seiring dengan perjalanan waktu, istilah Zion tidak lagi menjadi nama tempat,
namun juga sebuah nama gerakan bagi orang-orang Yahudi Sekuler untuk mendirikan
satu negara di Tanah Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Nathan Bernbaum
merupakan tokoh Zionis-Yahudi pertama yang menyeret istilah yang pada awalnya
netral ini menjadi begitu politis. Pada 1 Mei 1776 Nathan mencetuskan Zionisme sebagai

19

gerakan politik bangsa Yahudi untuk mendiami kembali tanah Palestina. Gagasan
Bernbaum didukung sejumlah tokoh Yahudi. Salah seorang tokohnya bernama Yahuda
Kalaj yang melemparkan gagasan mendirikan negara Israel di tanah Palestina. Dalam
bukunya berjudul Derishat Zion (1826), Izvi Hirsch Kalischer dengan perjuangannya
mendukung Yahuda Kalaj dan memaparkan kemungkinan-kemungkinannya.
Ide berawal dari Nathan Bernbaum ini kemudian terus dimasak oleh tokoh-tokoh
Yahudi sehingga menjadi rencana aksi yang matang. Seorang Yahudi Jerman bernama
Moses Hess, menyatakan jika untuk menguasai Palestina, maka kaum Yahudi harus
menggandeng orang-orang Barat dan mempengaruhi mereka untuk mau kembali ke
Palestina setelah kekalahan yang memalukan dari umat Islam yang dipimpin Salahuddin
Al-Ayyubi beberapa abad silam. Gagasan tokoh Yahudi ini akhirnya mendapat dukungan
dari sejumlah tokoh kolonialis Barat merasa memiliki irisan kepentingan yang sama,
yakni untuk menguasai wilayah Arab yang kaya.
Sejak itu maka mulailah orang-orang Yahudi mengalir ke Palestina dan daerah
sekitarnya. Apalagi keberadaan orang Yahudi di Eropa sesungguhnya tidak disukai oleh
orang-orang Kristen. Pada 1891 sejumlah pengusaha Palestina dengan nada prihatin
mengirim telegram ke Istambul, ibukota kekhalifahan Turki Utsmaniyah di mana kala itu
Tanah palestina merupakan bagian dari kekuasaannya. Dengan penuh nada cemas, para
pengusaha Palestina menyatakan imigrasi orang-orang Yahudi ke wilayahnya akan benarbenar jadi ancaman jika tidak dihentikan dengan segera.
Lima tahun kemudian, terbit buku Der Judenstaat (1896) yang ditulis seorang
wartawan Yahudi-Austria bernama Theodore Hertzl. Buku itu secara detil mengajukan
konsep tentang upaya pendirian negara Israel di Palestina. Hertzl akhirnya dinobatkan
sebagai Bapak Zionisme Modern. Strategi perjuangan Yahudi, oleh Hertzl, secara
singkat bisa diungkapkan dalam sebuah kalimat yang singkat namun penuh arti: Bila
kita tenggelam, kita akan menjadi suatu kelas proletariat revolusioner, pemanggul ide dari
suatu partai revolusioner; bila kita bangkit, dipastikan akan bangkit juga kekuasaan
keuangan kita yang dahsyat. Sebuah kalimat yang memiliki arti sangat dalam dan
sungguh-sungguh dijalankan oleh gerakan Zionisme, karena gerakan inilah yang
kemudian melahirkan ide komunisme yang menyatakan sebagai pejuang garda terdepan
dalam membebaskan proletariat, dan juga kapitalisme yang merupakan negasi dari ide

20

komunisme. Dan kaum Zionis mengambil keuntungan dari pergolakan kedua kutub
tersebut.
Dalam bukunya Hertzl tanpa sungkan menegaskan bahwa untuk mewujudkan satu
negara Yahudi di atas tanah Palestina, maka mustahil dengan cara-cara demokratis.
Bahkan Hertzl memberikan resep jitu agar Tanah Palestina bisa dikuasai Yahudi yakni
dengan jalan memenuhi tanah Palestina dengan orang Yahudi, sehingga Yahudi menjadi
mayoritas. Untuk memperkecil populasi orang Palestina maka segala cara harus
dilakukan seperti teror, perang, pembersihan etnis, penyebaran penyakit, pembukaan
lahan kerja di negara tetangga, dan sebagainya. Agar segala yang dilakukan gerakan
Zionisme bisa diterima oleh dunia internasional, maka tokoh-tokoh Yahudi seluruh dunia
harus bisa memaksakan dunia internasional untuk mensahkan satu undang-undang yang
melegitimasi eksistensi Yahudi di Palestina.
Dalam bukunya Hertzl menulis, Kami akan mengeluarkan kaum tidak berduit
(maksudnya bangsa Palestina) dari perbatasan dengan cara membuka lahan-lahan
pekerjaan di negara-negara tetangga, dan bersamaan dengan itu mencegah mereka
memperoleh pekerjaan di negeri kami. Kedua proses itu harus dilakukan secara rahasia.
Gerakan ini mengadakan kampanye ke seluruh dunia. Kaum Yahudi mencetak
buku-buku yang kelihatannya ilmiah yang menyatakan jika sebenarnya Tanah Palestina
adalah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada bangsa Yahudi. Buku-buku ini disebar ke
seluruh negeri. Bahkan kitab suci orang Kristen pun diberi catatan kaki yang banyak yang
seluruhnya menjadikan ayat-ayat Injil sebagai dukungan bagi berdirinya negara Israel di
Palestina. Scofield adalah orang yang ditugaskan untuk memberi ribuan catatan kaki proZionistik di dalam Injil versi James yang menjadi Injilnya orang-orang Barat. Berbagai
kelompok kajian alkitab disusupi dan menjadikan orang-orang Eropa yang tadinya
memusuhi Yahudi menjadi kini banyak yang menjadi pendukung negara Israel.
Di dalam masa-masa itulah Hertzl menemui Sultan Abdul Hamid II sebagai
Khalifah dari kekhalifahan Turki Utsmaniyah (1876-1909). Dengan segala bujuk rayu,
Hertzl berusaha agar Sultan mengizinkan oarng-orang Yahudi mendirikan negara Israel di
Palestina. Jika Sultan bersedia, maka para pemilik modal Yahudi di seluruh Eropa akan
memulihkan kas keuangan Turki Utsmani yang sedang kosong. Namun Sultan menolak

21

mentah-mentah hal ini sehingga Zionis-Yahudi menghancurkan Turki Utsmaniyah lewat


seorang agen Yahudi dari Tsalonika bernama Mustafa Kamal Pasha.
Hertzl menggelar Kongres Zionis Internasional I di Swiss sebagai upaya
penyatuan sikap tokoh Zionis Dunia. Salah satu hasil kongres berbunyi: Zionisme
bertujuan untuk membangun sebuah Tanah Air bagi kaum Yahudi di Palestina yang
dilindungi oleh undang-undang. Theodore Hertzl terpilih sebagai pimpinan gerakan ini
dan menulis dalam buku hariannya, Kalau saya harus menyimpulkan apa hasil dari
kongres Bassel itu dalam satu kalimat pendek, yang sungguh tidak berani saya
ungkapkan kepada masyarakat, saya akan berkata: Di Bassel saya menciptakan negara
Yahudi! Protocolat of Zion yang berisi 24 strategi Zionis-Yahudi menguasai dunia juga
disahkan menjadi agenda bersama.
Selain menghancurkan kekhalifahan Turki Utsmani, Yahudi Internasional juga
bekerja siang-malam mempersiapkan segala hal untuk bisa mewujudkan cita-citanya.
Pada 2 November 1917, Menlu Inggris, Lord Arthur James Balfour, mengirim sebuah
surat yang ditujukan kepada Pemimpin Komunitas Yahudi Inggris, Rothschild, untuk
diteruskan kepada Federasi Zionis, yang berisi pemberitahuan tentang persetujuan
pemerintahan Inggris yang telah menggelar rapat Kabinet tanggal 31 Oktober 1917, atas
permintaan bangsa Yahudi untuk bisa mendapatkan tanah Palestina. Saat itu, sebagian
terbesar wilayah Palestina masih berada di bawah Khilafah Turki Utsmani, hanya saja
kekhalifahan ini sudah diambang kehancuran. Batas-batas yang akan menjadi wilayah
Palestina telah dibuat sebagai bagian dari Persetujuan Sykes-Picot, 16 Mei 1916, antara
Inggris dan Prancis.
Kata-kata Deklarasi ini kemudian digabungkan ke dalam perjanjian damai Svres
dengan Turki Utsmani dan Mandat untuk Palestina. Penyebutan Palestina sebagai satusatunya nominator tempat berdirinya negara Yahudi sebenarnya memiliki catatan yang
panjang. Awalnya ada sejumlah tempat yang dianggap bisa menjadi tempat berdirinya
negara Yahudi di Afrika dan Amerika Selatan, seperti Mozambique, Kongo, Uganda,
bahkan Argentina dicalonkan pada 1897, Cyprus pada 1901, Sinai pada 1902, dan atas
usulan pemerintahan Inggris, Uganda diusulkan kembali pada 1903.
Penyebutan tempat-tempat tersebut mendapat tentangan keras dari para Rabbi
Yahudi Konservatif. Apa yang digalang oleh Hertzl dan kelompok Zionisnya dianggap

22

sebagai gerakan sekularis yang menunggangi agama Yahudi. Bahkan dalam Kongres Para
Rabbi di Philadelphia-AS, pada akhir abad ke-19, salah satu putusannya adalah
menentang adanya satu negara Yahudi yang dipaksakan. Menurut kelompok Rabbi
Konservatif ini, Zionisme merupakan gerakan sekuler yang berlandaskan Talmud, sebuah
kitab Yahudi, dan bukan Taurat Musa. Bagi para Rabbi, negara Yahudi akan didirikan
pada akhir zaman, yakni ketika Sang Messias Yahudi muncul dan memimpin orang-orang
Yahudi untuk mendirikan negaranya di Palestina. Bagi kalangan Zionis, berdirinya negara
Yahudi tidak harus menunggu kedatangan Messias di akhir zaman, hal ini malah harus
dilakukan secepatnya guna menyambut datangnya Messias. Inilah titik tolak perbedaan
pandangan antara Yahudi Zionis dengan Yahudi Anti-Zionis yang sekarang ini salah satu
kelompoknya adalah Neturei Karta dan juga International Jews Anti Zionist (IJAN).
Dr. Chaim Weizmann, juru bicara organisasi Zionisme di Inggris dan pendukung
utama Zionisme merupakan seorang pakar kimia yang berhasil mensintesiskan aseton
melalui fermentasi. Aseton diperlukan dalam menghasilkan cordite, bahan eksplosif yang
sangat berguna dalam semua persenjataan Inggris. Jerman diketahui telah memonopoli
ramuan aseton kunci, kalsium asetat. Tanpa kalsium asetat, Inggris tak bisa menciptakan
aseton dan tanpa aseton takkan ada cordite. Jadi, tanpa cordite, Inggris saat itu mungkin
akan kalah dalam Perang Dunia I. Sebab itu, Inggris sangat berhutang budi pada Yahudi,
khususnya kepada Weismann. Inilah mengapa Inggris begitu mendukung kaum Yahudi
untuk mendirikan negara di Palestina.
Pada 14 Mei 1948 Israel sebagai sebuah negara dideklarasikan dan David Ben
Gurion diangkat sebagai PM pertama. PBB mensahkan negara Israel. Langkah PBB ini
membuktikan kepada dunia jika lembaga internasional tersebut mendukung penjajahan
bangsa Palestina yang dilakukan oleh Zionis Israel. Berdirinya Israel didahului upaya
teror, pembunuhan, dan pengusiran terhadap bangsa Palestina, pemilik sah atas Tanah
Suci tersebut.

23

HI Timteng (5)
Sistem Politik dan Pemerintahan di Timteng
* Sistem Politik, Struktur Kekuasaan Tradisional Pra-Islam di Timur Tengah
Berdasarkan karakteristik daratannya, penduduk semenanjung Arab terbagi ke
dalam dua kelompok utama; orang-orang desa (badui) yang nomad dan masyarakat
perkotaan. Orang-orang badui bukan masyarakat gipsi yang mengembara tanpa arah demi
pengembaraan semata. Mereka mewakili bentuk adaptasi terhadap kondisi gurun.
Dimana ada dataran hijau, mereka menggiring ternaknya ke sana.
* Unsur terpenting dalam kehidupan masyarakat badui:
1. unta
2. pohon kurma
3. gurun
* Karakteristik masyarakat badui
1. keteguhan dan kesabaran: mampu bertahan di gurun
2. kepasifan: menanggung beban, daripada mengubah
3. enggan mendahulukan kepentingan umum
4. berkedudukan setara
5. merasa sebagai perwujudan dari pola penciptaan unggulan, bangsa Arab adalah
bangsa yang terbaik
* Fondasi masyarakat badui
1. setiap tenda mewakili sebuah keluarga
2. wilayah yang ditempati tenda-tenda membentuk sebuah hayy
3. semua anggota hayy membentuk sebuah klan/ qaum yang dipimpin oleh kepala
klan yang biasanya dipimpin oleh anggota tertua/ syaikh
4. sejumlah klan yang sedarah bersama-sama membentuk suku/ qabilah
5. kelayakan seseorang menjadi syaikh dilihat dari senioritas usia, kualifikasi
individu, jabatannya selama dikehendaki oleh para anggota suku
6. dalam persoalan hukum, militer dan kepentingan bersama, syaikh berkonsultasi
dengan dewan suku yang terdiri dari para kepala keluarga
7. musibah paling besar adalah putusnya keanggotaaan dalam kesukuan
24

* Terhadap komunitas non-Arab, ada dua perlakuan agar dapat diterima dalam suatu
suku:
1. bagi mantan budak, maka untuk mendapatkan statusnya, ia menjadi mawla (karib)
2. bagi seorang pendatang maka menjadi dakhil (orang yang dilindungi)
Kuatnya semangat dan ikatan kesukuan memunculkan semangat yang dikenal sebagai
semangat kesukuan ashobiyah. Yaitu loyalitas sukarela dan tanpa syarat kepada anggota
klannya.
* Kekhalifahan Sebagai Lembaga Politik
Salah satu kekayaan pranata politik Islam yang belum ada tandingannya dalam
sejarah umat manusia kapanpun adalah sistem kekhalifahan (Khilafah). Sistem ini telah
terbukti mampu membangun hegemoni politik dan budaya yang sangat luas dan jauh
lebih besar dibandingkan dengan yang pernah dicapai bangsa-bangsa Eropa. Diktator
Jerman, Adolf Hitler, dengan pasukan Nazi-nya yang ditakuti dalam Perang Dunia II
hanya pernah melamun untuk membuat bangsa Jerman, sebagai bangsa Aria yang
dianggapnya memiliki ras unggul, sebagai bangsa penguasa Eropa. Inggris, Belanda,
Perancis dan negara-negara imperialis kolonialis lainnya pernah memiliki daerah
koloninya di wilayah-wilayah tertentu di Asia dan Amerika Latin. Tetapi, selain terbilang
relatif kecil (yaitu hanya terdiri dari beberapa negara yang terpisah-pisah) wilayah
kekuasaan bangsa-bangsa tersebut didapatkan atas paradigma kerakusan ekonomi dan
kekuasaan dengan metode penjajahan, kolonialisasi dan penaklukkan. Kaum Muslimin,
di pihak lain, pernah memiliki suatu daerah kekuasaan yang sangat luas membentang dari
Iran di Timur sampai Spanyol di Barat, dan dari Ethiopia di Selatan sampai Turki di
Utara. Wilayah ini meng-cover tiga wilayah benua sekaligus: Asia, Afrika dan Eropa.
Berbeda dengan motif-motif ekonomi dan nafsu kekuasaan yang menjadi ruh
kolonialisasi oleh negara-negara Eropa, perluasan wilayah Islam digerakkan oleh
semangat tauhid dan disemangati oleh ruh spiritual dimana umat Islam menyebarkan
agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Khilafah sebagaimana definisi gerakan Islam Sunni adalah kepemimpinan umum
bagi seluruh kaum Muslim yang bertujuan untuk menerapkan hukum syariat Islam dan
mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Itu merupakan peninggalan Khilafah Islam
yang suatu ketika pernah terbentang dari Indonesia hingga ke Spanyol selama 1400

25

tahun. Khilafah bukanlah sistem monarki, demokrasi, autoritarianisme, juga bukan


pemerintahan teokrasi, tetapi transaksi kepemimpinan antara Khalifah yang terpilih
dengan umat dalam rangka menerapkan hukum-hukum Islam dalam politik di dalam
maupun di luar negeri.
Perbedaan antara kelompok (aliran) Sunni dan Syiah adalah, bahwa kelompok
Sunni bisa menerima kembalinya pemerintahan Islam yang diperintah oleh tiap Muslim
yang mempunyai sebagian kualifikasi tertentu, sementara Syiah mensyaratkan agar
orang yang memegang kekuasaan untuk menerapkan pemerintahan Islam harus berasal
dari keluarga Rasul Muhammad saw. Karena keturunan Rasul saw. telah berakhir, setelah
hilangnya atau tidak ditemukannya Imam Keduabelas tahun 941 M, maka memulai
kembali penerapan pemerintahan Islam itu mustahil, kecuali kalau Imam Keduabelas ini
muncul kembali. Karena itu, Revolusi Iran tidak pernah memproklamirkan atau tidak
pernah diterima sebagai khilafah oleh mayoritas Sunni maupun Syiah di dunia Islam.
* Pilar-Pilar Pemerintahan Islam
Sistem pemerintahan Islam dibangun atas empat pilar: Pertama, kedaulatan di
tangan syara' bukan di tangan rakyat. Kedua, kekuasaan adalah milik umat. Ketiga,
mengangkat satu Khalifah hukumnya wajib bagi seluruh kaum muslimin. Dan keempat,
hanya Khalifah yang berhak melakukan tabbani (adopsi) terhadap hukum-hukum syara'.
1. Masalah Kedaulatan
Islam memerintahkan kepada kaum Muslimin dan negara hanya tunduk kepada
hukum syariat Islam. Kehendak seorang muslim atau umat, tidak diatur oleh dirinya
sendiri atau umat, melainkan diatur oleh Allah swt dengan seluruh perintah dan laranganNya
2. Kekuasaan di tangan umat
Kekuasaan atau pemerintahan di tangan umat, berdasarkan tatacara yang telah
ditentukan oleh syara dalam mengangkat khalifah yang dipilih oleh kaum muslimin,
yaitu dengan cara baiat. Umatlah yang berhak memilih penguasa, apakah secara langsung
atau melalui ahlul halli wal aqdi. Tidak seorangpun dapat menjadi penguasa kecuali telah
dikehendaki umat, yang ditunjukkan dengan baiat. Hanya saja, kekuasaan yang diberikan
itu hanyalah untuk menjalankan syariat Islam (kedaulatan Allah) semata.

26

Dalam praktek pada masa kekhilafahan, Islam telah menyerahkan hak ini kepada
kepala negara (Khalifah) yang terpilih dalam pemilihan umum. Kepala negara diangkat
oleh umat. Oleh karena itu, di dalam Islam kekuasaan berada di tangan umat. Siapapun
yang terpilih, maka ia berhak menduduki jabatan sebagai kepala negara.
3. Khalifah yang dipilih dan dibaiat rakyat haruslah satu orang saja dan ini merupakan
kewajiban bagi kaum Muslimin.
Berkaitan dengan masalah pemerintahan, kekuasaan dan ketaatan kepada ulil
amri, serta keterkaitannya dengan hukum syara dan penolakan terhadap hukum thagut
(kufur), maka ada dua hal yang penting untuk dikaji. Masalah pertama, kewajiban
mengangkat seorang pemimpin (kepala negara). Kaum Muslimin wajib mengangkat
seorang ulil amri dan mentaatinya.
Ulil amri adalah penguasa yang mempunyai kedudukan paling tinggi dalam
kepemimpinan Islam. Ia adalah Khalifah (Imam Al Adzam) yang mengatur seluruh
urusan umat Islam (Wali Al Amri). Oleh karena itu, taat kepada Khilafah adalah suatu
kewajiban syari atas kaum Muslimin. Dalil di atas adalah sekaligus sebagai kewajiban
bagi kaum Muslimin untuk mewujudkan adanya Khalifah (Wali Al Amri). Masalah
Kedua, semua hal selalu terkait dengan hukum syara.
Dalam pembahasan sistem kekhilafahan ini, memang Al-Quraan tidak
menjelaskan secara tegas apakah di dunia ini boleh ada lebih dari satu kepemimpinan
Islam. Masalah ini menjadi penting bagi seluruh kaum Muslimin semenjak tercetusnya
ide Pan Islamisme oleh Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh.
4. Khalifah berhak mentabani hukum.
Khalifah sajalah satu-satunya yang berhak untuk menetapkan hukum
* Pengaruh Penjajah Terhadap Sistem Politik Pemerintah di Timur Tengah
Renaisance yang terjadi di Eropa membawa perubahan besar bagi konstelasi
dunia. Perlahan bangsa-bangsa Eropa mulai bersinar di kancah dunia. Portugis, Spanyol,
Prancis, Inggris mulai menjadi negara-negara yang berpengaruh dikancah politik dunia,
menandingi hegemoni dari khilafah Turki Utsmani, pewaris kekhilafahan Islam. Perlahan
tapi pasti terjadi penjelajahan dunia yang berujung kepada imperialisme dan
kolonialisme. Dan proses ini bersentuhan juga dengan kawasan Timur Tengah.

27

Beberapa faktor yang mendukung proses kolonialisasi di kawasan Timur Tengah,


beberapanya adalah:
1. jarak yang dekat dengan Eropa Selatan
2. jarak yang jauh dari pusat dan jantung Islam di Asia Barat
3. lemahnya tradisi Islam
4. proporsi keturunan Berber dan Eropa yang lebih banyak membuat penduduk lebih
bertindak mandiri
Di daratan Arab, wilayah Afrika Utara merupakan wilayah yang pertama lepas dari
kekhilafahan Turki Utsmani. Aljazair merupakan negeri yang pertama kali lepas ketika
tahun 1830, pasukan Prancis mendarat dan 18 tahun kemudian negeri itu dideklarasikan
sebagai bagian dari wilayah Prancis. Tahun 1881, Prancis menguasai Tunisia, dan seperti
Aljazair diberikan status negara protektorat. Tahun 1901 Prancis menaklukan Maroko.
Tripolitania direbut oleh Italia dan menjadi negara Libya tahun 1934.
Kolonialisme tentunya melahirkan pemikiran baru dalam khazanah perpolitikan
negara jajahan. Sistem politik Islam mendapatkan bandingan dari sistem politik yang
dianut negara penjajahnya. Setidaknya ada 2 respon yang muncul:
1. menolak, dengan anggapan sistem Islam sudah final. Dan sikap ini melahirkan
perlawanan secara total kepada negara penjajahnya
2. menerima, tentunya berkat proses edukasi yang dilakukan negara penjajah terhadap
warga pribumi. Dan penerimaan ini bisa bersifat total, sampai mengadopsi penuh sistem
politik yang diterapkan negara penjajah. Juga dapat berupa penyesuaian dengan sisa-sisa
pemikiran Islam yang masih tinggal
Lahirlah model sistem pemerintahan Republik, Kerajaan, dengan berbagai variannya.

28

HI Timteng (6)
Geopolitik Timteng
* Geografi, Geopolitik dan Kultural Kawasan Timur Tengah
* Penamaan Timur Tengah
Sejauh ini belum ada kesepakatan mengenai definisi Timur Tengah (Middle East),
dan bahkan nama Timur Tengah belum disepakati secara universal. Penamaan Timur
Tengah muncul secara resmi oleh orang Inggris untuk menyebutkan kawasan yang
meliputi semua negara Asia yang terletak di sebelah selatan Uni Soviet (kini Rusia dan
CIS), dan sebelah barat Pakistan, termasuk Mesir.
Nama lain yang muncul untuk menyebutkan kawasan ini adalah Timur Dekat
(Far East), Istilah yang lebih tua. Yang dilingkupi oleh istilah ini adalah Asia Barat Daya
dan wilayah-wilayah Eropa Tenggara yang pada masa lalu berada dibawah kontrol
Khilafah Turki Utsmaniyah (Ottoman).
Dalam perkembangan terakhir, negara-negara yang sering diikutkan dalam
penamaan kawasan Timur Tengah antara lain: Suriah, Libanon, Palestina, Israel, Mesir,
Arab Saudi, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Irak, Kuwait. Lalu negaranegara Afrika Utara juga diikutkan: Maroko, Aljazair, Libya, Tunisia, Mauritania, Sahara
Barat, Sudan, Etiopia, Eritrea, Jibouti. Selain itu kadangkala negara-negara berikut juga
diikutkan: Iran, Pakistan dan Turki.
* Gambaran Tentang Peta Bumi Kawasan Timur Tengah
Timur Tengah memiliki posisi geografis yang unik. Ia merupakan wilayah yang
terletak pada pertemuan Eropa, Asia dan Afrika, dan dengan demikian ia menguasai
jalan-jalan strategis yang menuju ke tiga benua tersebut. Jalan-jalan strategis tersebut
antara lain: Selat Bosphorus yang menghubungkan Laut Mideterania (Laut Tengah)
dengan Laut Hitam, Terusan Suez yang menghubungkan Laut Mideterania (Laut Tengah)
dengan Laut Merah. Selain itu juga terdapat rute-rute perdagangan kuno via darat yang
melewati kawasan ini.
Dipandang sebagai bagian dari Asia (Asia Barat Daya), Timur Tengah terletak di
dalam zona tengah yang membentang di sepanjang benua raksasa ini, kira-kira antara
garis lintang 30-40. Disebelah utara zona tengah ini terletak daratan Rusia yang luas. Di
29

sebelah selatannya terdapat ujung-ujung semenanjung Asia, yang sebagian besar berada
dalam kontrol Barat. Secara tradisional, Timur Tengah adalah kawasan yang diperebutkan
antara kekuatan darat Rusia dan kekuatan laut Barat.
* Kondisi Sosio-Kultural
Secara politis dan kultural, Timur Tengah dibagi kedalam dua wilayah utama;
Sabuk Utara dan Inti Arab. Sabuk Utara dari segi etnik, mayoritas adalah non-Arab dan
berbatasan langsung dengan Uni Soviet (Rusia). Turki, Iran dan Afghanistan berbeda
dalam banyak hal dengan negara-negara Timur Tengah lainnya.
Sabuk Utara memisahkan dan melindungi Inti Arab dari Rusia (Uni Soviet).
Sebagai garis pertahanan yang tidak merata, namun yang terkuat terletak pada Turki dan
yang terlemah ada pada Iran.
Inti Arab terbagi atas daerah Bulan Sabit Subur (fertile crescent) dan wilayah Laut
Merah. Daerah Bulan Sabit Subur mencakup Irak (Mesopotamia/ negeri dua sungai yang
pernah kaya) dan pesisir Mediterania Asia, yang terdiri dari Suriah, Libanon, Yordania,
Israel dan Palestina. Daerah ini merupakan tempat migrasinya rumpun Semit yang
kemudian dikenal sebagai bangsa Babilonia, Assyria, Phoenisia dan Ibrani.
Wilayah Laut Merah, terdiri atas dua bagian, daerah Timur yang terbentang gurun
kering Jazirah Arab (pulau Arab), yang penduduknya jarang, kaya akan minyak, dan
tenggelam akan tradisi Muslim. Di sebelah Barat terdapat Mesir, negeri yang hidup dari
sungai terpanjang di dunia, Sungai Nil yang merupakan sumber kesuburan di negeri yang
memang tandus.
Timur Tengah lainnya adalah daerah Afrika Utara (maghreb). Secara geografis
dikitari permukaan pegunungan, Mediterania dan Atlantik, sehingga menikmati iklim
yang lebih sedang dibandingkan dengan daerah Timur Tengah lainnya. Daerah ini juga
cenderung lebih dekat dengan Eropa dan menciptakan interaksi baik secara ekonomi atau
kultural dengan negara-negara Eropa.
Kawasan Timur Tengah merupakan kawasan tempat lahirnya tiga agama besar
dunia. Selain itu juga, dari Timur Tengah lahir peradaban-peradaban besar dunia. Bahasa
Arab, menjadi bahasa utama yang digunakan di Timur Tengah, pada abad pertengahan,
selama ratusan tahun bahasa Arab merupakan bahasa ilmu pengetahuan, budaya dan
pemikiran progresif di seluruh wilayah dunia beradab. Berbagai bahasa di dunia sampai

30

saat ini memperlihatkan adanya pengaruh bahasa Arab dalam berbagai bahasa
serapannya. Alfabet Arab (huruf Hijaiyah) merupakan sistem yang paling banyak dipakai
di seluruh dunia, disamping aksara Latin.
* Niai Strategis Kawasan Timur Tengah
Selain memiliki keunikan geografis, Timur Tengah memiliki sifat lain yang khas.
Timur Tengah merupakan pusat dunia Islam. Di Timur Tengah terdapat tempat-tempat
paling suci Islam dan lembaga-lembaga keilmuan Islam tertinggi. Agama dan budaya
Muslim telah meresap ke seluruh masyarakat Timur Tengah dan telah memenuhinya
dengan sikap-sikap filosofis sehingga hanya revolusi radikal yang mungkin mengubah
prilakunya. Namun, di tanah suci Palestina, Timur Tengah memiliki fokus aspirasiaspirasi Yahudi serta Kristen.
Kawasan Timur Tengah pada zaman sekarang menempati kedudukan strategis
dalam percaturan politik internasional karena beberapa alasan:
1. kawasan ini menyimpan reserve minyak yang paling besar dibandingkan dengan
kawasan lain, sehingga dalam zaman dimana energi minyak menjadi barang yang
sangat langka, Timur Tengah memegang peranan sangat menentukan dalam
percaturan politik dan ekonomi internasional
2. negara-negara di Timur Tengah, berkat kekayaan yang diperoleh dari rezeki
minyak, telah menjadi negara-negara pengimpor senjata dari Timur maupun dari
Barat. Kawasan ini sangat menarik bagi negara-negara pengekspor senjata yang
dengan mudah dapat memperoleh devisa secara sangat menguntungkan lewat lalu
lintas perdagangan senjata mereka. Amerika Serikat, Uni Soviet (Rusia), Inggris,
Prancis, beberapa negara Eropa Timur dan sejumlah negara Amerika Latin serta
Republik Rakyat Cina adalah negara-negara yang menaruh minat besar dalam
perdagangan senjata di Timur Tengah
3. berkat bonanza minyak itu, Timur Tengah telah menjadi benua ekonomi yang
mampu menyedot berbagai komoditi dari luar. Negara-negara industri dari Barat
maupun dari Asia, terutama Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan selalu
mengincar kawasan Timur Tengah sebagai pasar yang cukup gemuk untuk
berbagai produk industri mereka. Oleh karena itu Timur Tengah tidak saja
memiliki nilai strategis, tetapi juga bernilai ekonomis.

31

4. konflik antar negara Timur Tengah, terutama sekali antara Israel dan negaranegara Arab mempunyai dimensi internasional dan melibatkan campur tangan
negara-negara superkuat Amerika dan Uni Soviet (Rusia). Perdamaian dan
keamanan internasional sampai batas tertentu dipengaruhi oleh konflik-konflik
yang terjadi di kawasan ini. Dengan kata lain, hampir setiap konflik besar yang
terjadi di Timur Tengah mengimbas ke kawasan lain dan ikut mengguncang
stabilitas kawasan tersebut
5. Timur Tengah secara geografis, geopolitis, dan geostrategis merupakan kawasan
yang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat internasional, justru karena
letaknya yang menghubungkan benua Eropa, Afrika, dan Asia. Beberapa negara
Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan wilayah Uni Soviet (Rusia)
menambah arti penting kawasan ini secara keseluruhan
6. Timur Tengah terbukti dalam sejarah telah menjadi the cradle of civilization (asal
muasal peradaban). Bukan itu saja, bahkan semua agama wahyu diturunkan di
kawasan Timur Tengah. Agama Yahudi, Kristiani dan Islam, semuanya dilahirkan
di Timur Tengah. (Taylor, 1990 :v-vi)
* Energi Masa Depan di Timur Tengah
Minyak bumi dan gas alam, sungguh dan Timur Tengah adalah pemain kunci
energi masa depan. Maka tidak heran secara geopolitik kawasan ini sangat strategis dan
konflik berkepanjangan di kawasan akan senantiasa diciptakan.
Presiden AS, George W Bush, dalam pidato kenegaraan 31 Januari 2007,
mengatakan bahwa Pemerintah AS berencana mengurangi ketergantungan minyak pada
Timur Tengah sampai 75 persen tahun 2025 dengan memfokuskan pada bahan bakar
alternatif, seperti etanol dan biodiesel.
Apa dalam kepala Bush sehingga ia berani sesumbar demikian? Bukankah ia
berteman dengan Arab Saudi untuk minyak? Juga telah menyerang Afghanistan bagi
keamanan pasokan minyak? Menyerbu Irak, (dan sebentar lagi Iran) juga dengan dalih
minyak?
Menurut Statistik OPEC (2005), konsumsi minyak USA mencapai 20,17 juta
barel perhari dari total konsumsi dunia yang mencapai 77,52 juta barel per hari atau
hampir sepertiga kebutuhan minyak dunia. 74,6 persen kebutuhan minyak USA adalah

32

impor. Walau hanya sedikit memang yang berasal dari Timur Tengah (beturut-turut lima
pengimpor terbesar AS adalah Kanada, Meksiko, Arab Saudi, Venezuela, dan Nigeria),
namun dengan memanasnya hubungan dengan kelompk kiri Amerika Latin yakni
Venezuela, maka AS tetap membutuhkan Arab Saudi dan Timur Tengah khususnya.
Apalagi negara-negara tersebut adalah sesama anggota OPEC, dan solidaritas OPEC bisa
menjadi kunci sebagaimana boikot terhadap Israel saat terjadi konflik Arab-Israel tahun
1970-an. Inikah yang ditakutkan USA (sentimen anti-USA)?
* Ladang Minyak dan Gas Masa Depan
Masih dari Statistik OPEC (2005), produksi minyak OPEC sebesar 42,7 persen
dari produksi minyak dunia, dimana keseluruhan Timur Tengah sendiri mencapai 40
persen dari produksi dunia, dengan tingkat ekspor menguasai 50,9 persen pasar ekspor
minyak dunia. Sementara dari sisi cadangan terbukti (proven) minyak dunia sebesar 1,15
triliyun barel, OPEC masih mempunyai cadangan terbukti diatas 78,4 persen dunia yaitu
sebesar 904,25 milyar barel, dan kawasan Timur Tengah memilki cadangan terbukti
minyak paling besar yaitu 742,68 milyar barel (75 persen). (disusul berturut-turut
Amerika Latin, Afrika, Eropa Timur, Asia Pasifik, Amerika Utara dan Eropa Barat).
Sementara itu, gas alam sebagai bagian dari migas saat ini mulai dikembangkan di
negara-negara Timur Tengah dan OPEC. Pada awal berdirinya, share produk gas alam
OPEC hanya 3 persen dari produk gas alam dunia. Saat ini (2005), share produk gas alam
OPEC sudah menembus angka 17,6 persen sebesar 498,375 milyar m3 dari produk gas
alam dunia sebesar 2,836 trilyun m3. Produksi tertinggi gas alam masih dari wilayah
Eropa Timur Rusia, disusul Amerika Utara, Asia Pasifik, Timur Tengah, Eropa Barat,
Amerika Latin dan Afrika.
Saat ini Rusia menjadi pemain kunci energi dunia dari sektor gas alam ini dengan
produksi sebesar 801,5 milyar m3 atau mencapai 40 persen. Untuk kawasan Amerika
Utara pemain kunci adalah USA, Iran untuk kawasan Timur Tengah, kawasan Asia
Pasifik oleh Indonesia dan Amerika Latin oleh Argentina.
Untuk energi gas alam masa depan, Timur Tengah menjanjikan prospek yang
cerah. Hal ini dikarenakan cadangan terbukti dunia sebesar 180,238 trilyun m 3 terbesar
berada di kawasan ini dengan 72,977 trilyun m 3 (45 persen) disusul Eropa Timur dan
Amerika Utara

33

Kontribusi inilah yang menunjukkan dominasi dan kekuatan utama negara-negara


Timur Tengah dan menjadikan posisi tawar yang menguntungkan utamanya dalam
pemenuhan kebutuhan energi minyak dan gas dunia.
Posisi tawar inilah bisa menjadi senjata yang ampuh dalam permainan geopolitik
global. Krisis politik di beberapa negara pemain energi utama, terutama Iran dan
Venezuela, serta ditambah dominasi dan arogansi USA, ditakutkan akan mengulangi
sejarah kelam konflik Arab-Israel terdahulu. Pada awal tahun 2007 saja, harga minyak
mentah mendekati tingkat rekor tertingginya dalam beberapa tahun terakhir belakangan
ini hingga mendekati rekornya senilai 70,85 dolar AS per barrel.
George Soros, yang termasuk pemodal global pun menyimpulkan bahwa tahun
2006 yang telah lewat adalah tahun berbahaya sepanjang menyangkut minyak. Sekarang
ini sedikit ekonom yang siap memprediksi penurunan harga minyak selama kedepan,
bahkan prediksi sejumlah analis ekonomi bahwa angka 70 dollar AS per barrel dapat
menjadi harga dasar mulai awal tahun 2007. Dan AS, mungkin telah melihat fenomena
tersebut dan bersiap mengantisipasi bahwa minyak dan gas akan menjadi senjata politik
ampuh di masa depan.

34

HI Timteng (7)
Perang Arab-Israel 1948
Bangsa Palestina tidak pernah merasakan keamanan bernegara sebagaimana
layaknya bangsa yang berdaulat. Hal itu dikarenakan perang yang berkelanjutan untuk
mempertahankan tanah air mereka dari tangan Zionis Yahudi. Salah satu dari rentetan
peperang dengan bangsa penjajah itu adalah perang Arab-Israel tahun 1948 yang
merupakan perang perdana antara Israel dan bangsa Arab. Selain itu, perang ini juga
merupakan permulaan bagi rakyat palestina untuk memasuki deretan masa malapetaka
dasyat (An-Nakbah) dalam sejarah. Dimana pada waktu itu, Israel berhasil merampas
77% wilayah Palestina dan mengusir kurang lebih 2/3 penduduknya.
Terjadinya perang ini merupakan bentuk protes bangsa Arab atas dikeluarkannya
Resolusi PBB No. 181 tanggal 29 November 1947, yang membagi wilayah Palestina
sebesar 54% kepada bangsa Yahudi yang pada waktu itu hanya berjumlah 30% dari
jumlah rakyat Palestina, dan 45% kepada bangsa Arab, sedangkan 1% yaitu Al-Quds
dijadikan wilayah internasional.
* Kondisi dan Kekuatan Militer
Untuk lebih memahami perkembangan dan hasil dari perang ini, perlu kiranya
kita menilik kondisi dan kekuatan tiap kubu yang berkaitan dengan peristiwa tersebut.
A. Bangsa Palestina
Bangsa Palestina baru mengakhiri usaha perjuangan keras untuk melawan
kolonialisme Inggris dan masih berada dalam tekanan hukum militer yang ketat selama
berlangsungnya Perang Dunia II (1939-1945).
Bangsa Palestina tidak memiliki sosok pemimpin yang berpengalaman dan cakap
dalam bidang ekonomi dan politik dan mampu mengatur kekuatan serta memobilisasi
masa untuk membela tanah air mereka.
Tidak sedikit dari pembesar bangsa Palestina tidak bisa masuk ke negaranya
dikarenakan kondisi politik yang mengalami berbagai konflik internal maupun eksternal.
Perekonomian yang lemah mengakibatkan kekuatan militer Palestina tidak
memungkinkan mereka untuk menambah persenjataan. Bahkan sebagian besar bantuan
senjata dari negara-negara Arab, sudah tidak layak pakai dan kwalitasnya dibawah ratarata.

35

B. Negara-negara Arab
Kondisi sebagian negara-negara Arab waktu itu masih berstatus jajahan negara
asing atau baru merdeka dan belum memiliki kekuatan yang kuat untuk berperang.
Tentara Arab tidak memiliki pengalaman perang yang cukup, karena belum
pernah terjun langsung dalam peperangan. Bahkan sebagian dari mereka datang ke
medan perang tanpa persiapan matang seperti tentara Irak. Selain itu, mereka juga tidak
begitu mengetahui secara detail tentang keadaan Palestina.
Walaupun negara-negara Arab telah mengambil alih perihal kemerdekaan
Palestina, akan tetapi mereka tidak mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk
berperang, bahkan terkesesan meremehkan eksistensi kekuatan militer bangsa Yahudi
yang berjuang mati-matian.
Tentara Arab lemah dalam pengaturan strategi karena tidak meiliki pemimpin
yang punya otoritas dalam menggabungkan kekuatan mereka.
Panglima tentara Yordania asal Inggris Jendral Jloub, melarang keras para
pasukannya untuk keluar dari batas wilayah yang telah ditetapkan PBB. Dengan kata lain,
tujuan keikutsertaan mereka dalam perang ini bukan untuk kemerdekaan Palestina akan
tetapi demi memperjuangkan ketetapan PBB.
Bangsa Yahudi berhasil menyusup kedalam barisan tentara Palestina untuk
melemahkan kekuatan mereka, bahkan menyebarkan isu kepada tentara Arab bahwa
musuh mereka sebenarnya adalah bangsa Palestina. Sebagian tentara Arab terhasut dan
mereka akhirnya melucuti senjata dari tangan tentara Palestina.
Persenjataan tentara Arab tergolong lemah bila dibandingkan dengan kekuatan
militer Yahudi karena mereka mendapatkan suplai senjata dari negara-negara besar.
C. Zionis Yahudi
Perkembangan bangsa Yahudi dalam pembangunan sarana dan instansi dalam
bidang pendidikan, ekonomi, militer, sosial dan politik sangat pesat terkhusus selama
masa kolonialisme Inggris.
Para perwira tentara Yahudi memiliki pengalaman dan wawasan yang luas dalam
berperang maupun mengatur strategi.
Tentara Yahudi mendapatkan dukungan politik, ekonomi dan militer dari negaranegara besar yang merasa akan mendapat keuntungan dengan berdirinya negara Yahudi.

36

Zionis Yahudi dapat mengerahkan tentara dengan persenjataan lengkap dengan


jumlah 60-70 ribu tentara dan 26 ribu diantaranya berpengalaman dan pernah ikut serta
dalam Perang Dunia II.
Menurut bangsa Yahudi, perang ini adalah perang antara hidup dan mati dalam
memperjuangkan eksistensi mereka. Dengan alasan ini, mereka berhasil mengerahkan
kemampuan semaksimal mungkin untuk melawan Palestina dan mendapat dukungan dari
kaum Yahudi di seluruh dunia.
Kondisi ekonomi dan hubungan politik yang kuat dengan negara lain,
memudahkan Yahudi untuk menambah persediaan senjata dengan membelinya dari
negara-negara besar.
D. Dunia Internasional
Selama tiga puluh tahun, Inggris berhasil mengembangkan dan memajukan
bangsa Yahudi. Disisi lain, bangsa Palestina terpuruk dan dihambat kemajuannya baik
dalam bidang politik, ekonomi ataupun militer.
Eksistensi bangsa Yahudi diuntungkan dengan dukungan dua kekuatan besar saat
itu yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, dengan ini mereka berhasil meraih kepercayaan
internasional untuk membangun negara sendiri.
Inggris menggunakan kekuasaannya untuk menekan negara-negara Arab (Mesir,
Yordania dan Irak) agar tentara mereka tidak menembus batas garis merah kekuasaan
Inggris, sebagaimana mereka melarang datangnya bala tentara bantuan dari organisasiorganisasi Arab seperti Al-Ikhwan Al-Muslimun yang berada di Mesir.
Keluarnya keputusan untuk melarang penjualan senjata kepada kubu bangsa Arab
dan tidak demikian halnya untuk kubu Yahudi.
Perbandingan jumlah tentara antara dua kubu yang saling berperang menurut
penelitian DR. Haitsam Al-Kailani dalam bukunya Strategi Militer Perang Arab-Israel,
adalah sebagai berikut:
Masa sebelum masuknya tentara arab (Desember 1947 - Mei 1948)
Arab: 12.000; Yahudi: 60.000
Masa ketika masuknya tentara Arab
Arab: 21.000; Yahudi: 67.000
Akhir masa perang

37

Arab: 40.000; Yahudi: 106.000


Pada masa awal-awal peperangan, kekuatan militer resmi kubu bangsa Arab
terdiri dari 6.000 tentara Mesir, 1.500 tentara Suriah, 1.500 tentara Irak, 4.500 tentara
Yordania, 1.500 tentara Saudi Arabia dan 1.000 tentara Lebanon. Selama peperangan
berlangsung, jumlah tentara Mesir bertambah hingga 20.000 tentara, begitu juga dengan
negara-negara Arab lainnya.
* Kekuatan Militer Informal Bangsa Arab
Selain tentara dari negara-negara Arab yang ikut membela Palestina, gerakan dan
organisasi masyarakat Arab pun turut andil dalam memperjuangkan tanah suci tersebut.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pasukan Al-Jihad Al-Muqaddas
Adalah sebuah pasukan yang dibentuk oleh Lembaga Tinggi Arab untuk Palestina
dan dipimpin oleh Abdul Qadir Al-Husaini yang tewas dalam pertempuran Al-Qasthal
pada 8 April 1948. Pasukan ini terdiri dari kurang lebih 10.000 tentara dengan
persenjataan yang tergolong kurang, karena para pemimpin organisasi-organisasi Arab
bersekongkol dengan Lembaga Tinggi Arab untuk tidak menyalurkan bantuan berupa
senjata ataupun uang kepada mereka. Karena hal itu, Abdul Qodir Al Husaini pemimpin
pasukan ini, berseru dengan lantang dihadapan ketua Komite Militer Arab yang menolak
untuk menyalurkan bantuan berupa senjata kepada mereka dan berkata: Kalian adalah
pengkhianat, kalian adalah penjahat, sejarah akan mencatat bahwa kalianlah yang
menghancurkan dan menelantarkan Palestina.
Pasukan ini tersebar disebagian besar kota dan desa di Palestina, juga memiliki
peran penting dalam perlawanan akan tetapi fasilitas yang kurang memadai menghambat
mereka untuk dapat lebih maksimal dalam berjuang.
2. Pasukan Al-Inqadz
Pasukan ini berdiri berdasarkan ketetapan dari Al-Jamiah Al-Arabiyah. Mayoritas
pionernya adalah sukarelawan dari negara-negara Arab. Jumlah sukarelawan yang
terdaftar dalam pasukan ini kurang lebih adalah 10.000 orang, akan tetapi yang berhasil
masuk wilayah Mesir hanya sekitar 4.630 tentara.
Gerakan pasukan ini berpusat di wilayah bagian utara dan tengah Palestina
dengan Fauzi Al-Qawaqaji sebagai pimpinan mereka. Komposisi barisan pasukan ini

38

sangat beragam, mulai dari para tentara ahli hingga sukarelawan yang tidak punya
wawasan perang sama sekali, diantara mereka yang bergabung terdapat para pemuda
yang terpanggil oleh imannya dan memiliki tekad kuat untuk berkorban demi tanah air.
Akan tetapi didapati juga dalam barisan ini para penyusup yang memanfaatkan
kesempadan dalam kesempitan, dengan mengadakan operasi pencurian di daerah yang
seharusnya mereka jaga. Hal ini memberikan dampak negatif khususnya kepada Fauzi
Al-Qawaqaji, hingga ia dipandang sebagai pemimpin yang tidak becus dan tidak
bertanggung jawab.
3. Al-Ikhwan Al-Muslimun
Keikutsertaan Al-Ikhwan Al-Muslimun pada perang Arab-Israel tahun 1948
menjadi salah satu contoh terbaik bagi gerakan dan organisasi Arab yang
memperjuangkan keutuhan umat Islam. Para pengikut gerakan ini bersatu dari berbagai
negara seperti Mesir, Yordania dan Irak untuk mengadakan mobilisasi masa bersarbesaran dan mengumpulkan bantuan harta benda juga senjata untuk para tentara di
Palestina.
* Kronologi Perang 1948
Masalah pertama perang Arab-Israel bermula pasca dikeluarkannya resolusi PBB
No. 181 tanggal 29 November 1947 hingga akhir masa kolonialisme Inggris dan
masuknya tentara Arab ke Palestina. Pada saat itu, persediaan senjata Palestina sangat
kurang dan perekonomian mereka lemah. Sedangkan di sisi lain, Yahudi justru
mengimpornya senjata-senjata baru dan canggih dalam jumlah besar.
Konflik internal terjadi dan mengakibatkan kemunduran bagi Palestina khususnya
pada bulan April 1948 pasca tewasnya Abdul Qadir Al-Husaini dalam pertempuran AlQasthal, dan peristiwa dibunuhnya Dir Yasin oleh tentara Yahudi yang menyebabkan
jatuhnya korban sebanyak 253 warga Palestina. Dengan itu, kota-kota penting di
Palestina jatuh ke tangan Yahudi diantaranya Tiberias takluk pada 19 April, Hiva pada 22
April, Bisan dan Shafd pada 12 Mei dan Yafa pada 14 Mei.
Pada awal-awal perang, pasukan Arab menunjukkan keberhasilan yang lumayan.
Tentara Mesir dapat menguasai garis wilayah Al-Majdal Al-Fallujah Bait Jabrin AlKhalil dan garis Usdud Al-Qasthina, juga berhasil mengisolasi tentara Yahudi di AnNaqab. Sedangkan bala tentara Yordania memfokuskan penjagaan di daerah tengah

39

Palestina yang mencakup Al-Quds, Ramallah dan daerah yang berjarak sekitar 10 km dari
Tel Aviv. Hal yang sama juga dilakukan oleh tentara Irak dan Suriah. Secara umum
Palestina masih menguasai 80-82% luas wilayah hingga masuknya bala tentara negaranegara Arab. Posisi tentara Yahudi terancam di beberapa titik, namun di lain tempat
mereka justru menguasainya seperti di sebagian utara Palestina pasca ditaklukannya kota
Aka pada 17 Mei 1948.
Pada masa gencatan senjata pertama (11 Juni - 8 Juli 1948), berdasarkan
keputusan Majelis Keamanan Internasional, Yahudi mendapatkan bantuan berupa 40
pesawat tempur dan senjata berat lainnya. Sedangkan bangsa Arab dilarang mengadakan
transaksi jual beli senjata. Ketika perang kembali dimulai, dengan begitu mudah Yahudi
dapat memperluas jajahannya. Hanya dalam waktu tiga hari Yahudi dapat menaklukkan
kota Al-Lad dan Ramallah juga memperluas kekuasaan hingga tengah Palestina bagian
timur.
Yahudi memanfaatkan masa gencatan senjata kedua untuk memperluas
jajahannya. Mereka memfokuskan serangan besar-besaran pada 15 Oktober ke daerah
selatan Palestina, hingga akhirnya terbukalah jalan bagi mereka untuk menggapai
wilayah Yahudi yang terisolasi disana.
Keadaan seperti ini terus berlanjut dan tentara Arab pun satu persatu dapat
dupukul mundur oleh Yahudi, hingga takluknya wilayah utara Palestina pada 29-31
Oktober 1948. Dengan ini, Yahudi berhasil menguasai 77% tanah Palestina dan
mendirikan negara Israel di sana.
Tentara Yahudi mengalami kesulitan yang luar biasa pada awal peperangan
selama enam bulan akan tetapi setelah itu mereka dengan mudahnya merebut tanah-tanah
Palestina. Rakyat Palestina di tiap daerah telah berjuang sekuat tenaga untuk
mempertahankan tanah air mereka, hingga tidak luput satu desa pun dari pengalaman
perang dan kesedihan karena kekalahan yang diakibatkan kurangnya persediaan senjata
dan strategi perang yang kurang canggih.
Pasca perang ini, bangsa Yahudi mengusir sekitar 800.000 penduduk Palestina
(dari jumlah keseluruhan satu juta jiwa) dari tanah mereka. Sekitar 290.000 warga
Palestina mengungsi dan dilarang untuk kembali sampai saat ini.
* Penutup

40

Perang Arab-Israel tahun 1948 merupakan wujud ketidakpuasan bangsa Arab atas
Resolusi PBB yang membagi wilayah Palestina secara tidak adil. Bangsa Yahudi yang
berjumlah hanya 30% dari rakyat Palestina diberi 54% dan 1% dijadikan wilayah
internasional sedangkan sisanya deserahkan pada bangsa Arab.
Kekalahan bangsa Arab dalam peperangan ini disebabkan beberapa faktor
diantaranya adalah kondisi militer yang belum cukup kuat dan berpengalaman serta
ekonomi yang lemah. Di lain pihak bangsa Yahudi mendapat bantuan dan dukungan
internasional dari negara-negara yang merasa diuntungkan dengan berdirinya negara
Israel. Selain itu, pihak Yahudi berhasil menyusupkan beberapa utusannya untuk
membuat konflik internal di tubuh bangsa Arab dan mengacaukan konsentrasi mereka.
Tidak hanya pasukan-pasukan resmi dari tiap negara Arab yang ikut andil dalam
peperangan ini, gerakan dan organisasi masyarakat Arab pun ikut serta membantu
mempertahankan tanah Palestina tersebut seperti gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun.
Secara umum, rakyat Palestina dan bangsa Arab telah berusaha sekuat tenaga
melawan bangsa Yahudi, namun fakta membuktikan yang sebaliknya. Peperangan antara
Palestina atau umat Islam secara keseluruhan dengan Yahudi tidak akan pernah berhenti.
Maka, sudah selayaknya selaku sesama Muslim turut andil dalam perjuangan tersebut
dengan berbagai kemampuan yang dimiliki, agar segala bentuk kezaliman Yahudi dapat
diberantas dari muka bumi ini.

41

HI Timteng (8)
Revolusi Iran
* Sebab-sebab Revolusi di Iran
* Massa Mohammad Reza Syah (1941-1979)
Iran di bawah Mohammad Reza Syah adalah monarki konstitusional yang semu.
Karena terhimpit oleh penjajah maka Syah menyusun program untuk menyerukan
pembangunan negara sekuler dan rezim nasionalis yang memusat dan selanjutnya
program itu diarahkan kepada modernisasi masyarakat yang sejalan dengan modernisasi
Barat. Antara tahun 1960 dan 1977 pemerintah menempuh langkah-langkah
mengkonsolidasikan pemerintahan otokratik mereka, mereformasi struktur pemilikan
tanah, memodernisasi ekonomi industrial, memperkokoh kekuatan militer yang
mengamankan supremasi regional mereka, dan mereformasi struktur sosial Iran.
Seluruh program modernisasi yang dicanangkan Syah mengacu kepada
modernisasi yang telah dilaksanakan Barat. Ini adalah bagian dari keinginan rezim Syah
untuk menjadikan Iran sebagai negara maju seperti Amerika atau negara Eropa lainnya.
Sejak awal tahun 1960-an pemerintah Iran mulai mendatangkan tenaga-tenaga teknisi
asing ke Iran. Banyaknya tenaga-tenaga pekerja asing yang masuk ke Iran, terutama yang
berasal dari Amerika Serikat, menjadi salah satu faktor meluasnya pengaruh kebudayaan
Barat di Iran. Sampai tahun 1978 jumlah orang Amerika yang bekerja di Iran mencapai
60.000 orang. Meluasnya pengaruh kebudayaan Barat dalam bentuk seperti pornografi,
minuman keras, musik pop, film, dan tempat-tempat hiburan sangat terasa di kalangan
penduduk kota terutama generasi mudanya.
Kondisi politik di Iran di bawah rezim Syah, menurut Syariati, sebagai negara
jajahan Barat (weststruckness), negara yang tidak lagi mempunyai identitas dan
mengalami pembaratan dalam segala bidang kehidupan. Pembaratan yang dimaksud
adalah berbagai proyek modernisasi yang telah dilakukan oleh rezim Syah dalam segala
segi kehidupan masyarakat dan bangsa Iran. Modernisasi itu meliputi pembaharuan
ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, pertahanan keamanan yang Barat sentris sehingga
ujung-ujungnya adalah sekularisasi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di Iran.
Revolusi ini dikenal dengan revolusi putih
42

Walaupun Iran secara formal menegaskan jati dirinya sebagai negara yang
berdasar Islam-Syiah, akan tetapi dalam realitas sehari-harinya sangatlah jauh dari
prinsip-prinsip nilai dasar (basic values principles) Islam, namun merupakan negara yang
dijajah bangsa Barat. Hal ini oleh kalangan ulama dianggap sebagai suatu ancaman
terhadap nilai-nilai agama Iran yang selama ini telah dianggap sebagai sesuatu yang
menyatu dengan masyarakat Iran. Program modernisasi menimbulkan beberapa dampak
yang sangat menonjol terhadap masyarakat Iran. Ia memperbanyak kader intelektual,
pegawai, militer, menejer perusahaan, tenaga kerja ahli didikan Barat atau yang terdidik
dalam sistem pendidikan modern. Sejak awal program tersebut membangkitkan
kecemasan ulama yang akhirnya menimbulkan perlawanan kalangan ulama, pedagang,
dan intelektual haluan kiri yang menentang konsolidasi kekuasaan rezim Syah,
ketergantunagn pada dukungan asing.
* Sekilas Tentang Ayatulloh Khomeini
Khomeini lahir pada tanggal 24 September 1902, yang diberi nama Ruhullah di
Khomein. Pendidikannya dimulai dari sebuah maktab dikotanya yang kemudian diasuh
beberapa orang guru dan Sayyid Murtaza (Ayatullah Pandideh) yang merupakan
kakaknya sendiri. Ruhullah kemudian dikirm oleh Murtaza untuk belajar kepada
Ayatullah Abdul Karim Ha`iri.
Banyak buku-buku yang ditulis oleh Ruhullah, diantaranya Kasy Al-Ashar yang
merupakan jawaban atas tuduhan-tuduhan terhadap kaum Syiah. Tahun 1972 ia
mengajarkan kuliah tentang jihad yang besar yaitu melawan hawa nafsu manusia sendiri
dan tentang politik. Baginya pendirian pemerinthan Islam tergantung dan ditujukan pada
penyucian spiritual tentang masyarakat muslim dan pemimpinnya. Ketertarikannya
terhadap politik membuat memimpin revolusi di Iran. Tahun 1979 ia berhasil
menggulingkan pemerintahan Reza Shah. Rezim Khomeini mendukung sayap-sayap
fundamentalis Hizbullah dan Hamas sebagai saran untuk mengalihkan perhatian dari
ketegangan internal di Iran. Komposisi sosial dari kelompok-kelompok ini utamanya
berasal dari kaum proletar-tak terpelajar. Pada tanggal 3 Juni 1989 Khomeini meninggal
dan digantikan oleh pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei.
Revolusi Iran sebenarnya dimulai pada awal tahun 1977 dan tanda kejatuhan
Dinasti Pahlevi mulai terlihat pada awal tahun 1977. Pada saat itu, Presiden Amerika

43

yang baru dilantik, Jimmy Charter, menjadikan isu Hak Asasi Manusia/ HAM sebagai
arah dalam kebijakan luar negerinya. Iran sebagai salah satu sekutu Amerika harus
menerima kebijakan itu kalau ingin bantuan Amerika kepada Iran pada sektor ekonomi
dan militer tetap berlanjut. Dalam kondisi seperti ini, mau tidak mau, rezim Shah harus
mengikuti kebijakan Amerika, karena secara faktual Iran sangat tergantung kepada
Amerika. Pada Pebruari 1977, Shah melepaskan 357 tahanan politik. Sayangnya,
kebijakan yang cukup populer ini tidak diikuti dengan kesungguhan Shah untuk
mengungkap segala penyiksaan dan penindasan yang telah ia lakukan terhadap para
lawan politiknya. Pada sisi lain, isu HAM yang dihembuskan Amerika, memicu para
jurnalis untuk menuntuk kebebasan berpendapat dan pers.
Para pengacara juga menuntut dihapuskannya pengadilan militer yang biasa
digunakan untuk mengadili para narapidana politik. Sebagian kelompok massa lain
menggelar demonstrasi untuk menuntut diakhirnya rezim Syah yang menurut mereka
telah melakukan pelanggaran HAM berat selama berkuasa. Massa demonstran pun
bentrok dengan polisi yang mengakibatkan banyak peserta demonstrasi tertembak aparat.
Kemudian, kelompok pengacara yang berjumlah 120 orang mempublikasikan kejadian
tersebut yang diduga keras didalangi oleh SAVAK atau Organisasi Informasi dan
Keamanan Wilayah. Tim independen yang terdiri dari pada akademisi pun dibentuk untuk
mengusut kasus itu sekaligus mengusut pula aneka kekejaman yang dilakukan oleh
SAVAK pada masa-masa yang lalu. Atas perkembangan ini, Syah semakin keras menekan
dan mengintimidasi baik para pengacara maupun anggota tim tersebut.
Di akhir bulan Oktober 1977, di kota Najaf, putra Imam Khomeini, Mustafa,
ditemukan tewas di tempat tidurnya. Pihak pemerintah melarang dilakukan otopsi
terhadap jenazah Mustafa, sehingga siapa pembunuhnya menjadi misteri. Tetapi terdapat
indikasi kuat bahwa yang membunuh adalah pihak SAVAK. Kejadian ini menjadikan
para mahasiswa di Qum yang berjumlah 4.000 orang melancarkan aksi demonstrasi pada
Januari 1978. Para aparat kepolisian pun bertindak represif. Mereka menyerang para
demonstran dengan senjata sehingga sejumlah tujuh puluh demonstran meninggal.
Demonstrasi yang dilancarkan para mahasiswa di Qum melawan aksi pembunuhan tanpa
sebab yang dilakukan oleh pasukan SAVAK menjadi pemicu gerakan massa yang lebih
revolusioner. Polisi sekali lagi bertindak represif dengan menembaki para demonstran

44

sehingga memancing gelombang demonstrasi berikutnya yang lebih besar. Para


demonstran itu mengutuk tindakan aparat keamanan rezim yang beringas sambil
mengelukan para korban yang berguguran selama ini.
Setiap hari dalam empat puluh hari terjadi gerakan protes dan demonstrasi dan
skalanya semakin besar, hingga mencapai puncaknya pada 10 Muharram, bertepatan
dengan 1 Desember 1978. Saat itu ratusan ribu orang turun ke jalan memperingati
terbunuhnya Imam Husein di padang Karbala. Sambil berteriak Allahu Akbar terus
menerus, dari masjid-masjid, rumah-rumah dan jalan-jalan di berbagai wilayah diiringi
dengan tuntutan kepada Syah untuk mundur dari jabatannya. Demonstrasi yang
sebenarnya adalah upacara ritual berubah menjadi kerusuhan setelah tentara memblokir
jalan-jalan dan menembaki para demonstran. Versi pemerintah jumlah korban dalam
kerusuhan itu hanya ratusan orang saja, tetapi menurut orang-orang Teheran, korban
tewas mencapai 4.000 orang lebih.
Hampir seluruh rakyat Iran yang terdiri dari berbagai latar belakang politik
bersatu dalam aksi-aksi demontrasi itu. Kelompok sekuler yang antara lain
direpresentasikan oleh Front Nasional dan para anggota Partai Tudeh bersinergi dengan
kelompok yang berorientasi Islam yang direpresentasikan oleh para pendukung Imam
Khomenei maupun Ali Syariati. Para buruh dan pekerja profesional, guru dan siswa,
dosen dan mahasiswa, petani dan nelayan, semuanya saling bahu-membahu tidak putusputusnya selama tahun 1978 sampai Februari 1979 melancarakan aksi-aksi kolosal
menentang Syah.
Imam Khomeini terus memompa semangat perlawanan di tempat pengasingannya
di Paris. Ia secara rutin mengirim pidato-pidato politik yang berisi kecaman-kecaman
terhadap Syah untuk membakar semangat massa dalam melakukan perlawanan terhadap
rezim. Pidato-pidatonya itu dikirim dalam bentuk rekaman kaset maupun pamflet yang
dibawa ke Iran oleh para agen Khomeini. Sang Imam memang saat itu benar-benar
menjadi idola yang dielu-elukan pada demonstran, apalagi setelah tokoh muda pembakar
semangat perlawanan, Ali Syariati meninggal dunia pada tahun 1977. Sehingga praktis
tinggal Khomeni yang menjadi tumpuhan harapan sebagai tokoh perlawanan. Kematian
Ali Syariati sendiri memicu semangat perlawanan dari para pendukungnya yang
menuduh rezim Syah lewat agen rahasianya, SAVAK, berada di balik kematian ini.

45

Respon atas kematian Ali Syariati tidak hanya di dalam negeri Iran tetapi juga di luar
negeri. Di Paris, pada satu peringatan kematian Syariati, dengan diorganisisir oleh
anggota keluarga Syariati dan teman-teman seperjuangannya, telah berubah menjadi
peristiwa politik anti-Syah yang sukses dan efektif. Gambar besar Ali Syariati,
Khomeini, Mossadeq, Taleqani dan Montazeri, bersama gambar para pendiri Mujahidin,
diusung oleh para peserta prosesi peringatan.
Aksi buruh yang sangat memukul ekonomi Iran adalah aksi mogok kerja yang
dilakukan oleh para pekerja di kilang minyak. Aksi ini menyebabkan kerugian sampai
ratusan jutaan dollar. Pihak Syah sendiri mengancam akan menembak di tempat para
pekerja jika mereka melakukan aksi serupa, tetapi ancaman ini tidak digubris para
pekerja dan mereka terus melakukan aksi-aksinya. Aksi ini meluas diantara para pekerja
yang berada di sektor lain, seperti sopir, buruh kasar, petugas transportasi, sampai
akhirnya para dokter dan perawat ikut terlibat dalam aksi mogok.
Secara detail aksi para buruh di atas dilandasi oleh peristiwa 8 September 1978
yang juga disebut sebagai Jumat Kelabu. Saat itu para aparat keamanan melakukan
pembantaian atas ribuan demonstran di Teheran. Sebagai jawabannya, para buruh
melakukan pemogokan. Pada tanggal 9 September 1978, para pekerja kilang minyak di
Teheran mengeluarkan seruan pemogokan untuk mengungkapkan solidaritas terhadap
pembantaian yang dilakukan sehari sebelumnya dan menentang diberlakukannya undangundang negara dalam keadaan bahaya.
Tepat pada keesokan harinya, pemogokan telah menjalar luas seperti api yang
tidak bisa dijinakkan ke Shiraz, Tabriz, Abdan dan Isfahan. Para buruh penyulingan
minyak melakukan mogok dimana-mana. Tuntutan ekonomi dari kaum buruh dengan
cepat dirubah menjadi tuntutan politik: Turunkan Syah! Bubarkan SAVAK!, Marg
Ber, imperialis Amerika! Kemudian pekerja minyak Ahwaz mengadakan mogok, diikuti
oleh buruh non-minyak di Khuzistan yang bergabung dengan pemogokan pada akhir
September. Di atas segalanya, gerakan para buruh minyaklah yang kemudian disebut
sebagai kelompok istimewa dari kelas pekerja di Iran, yang paling menentukan dalam
penggulingan rezim. Ketika ritme gerakan mogok diperhebat dan diperpanjang,
karakternya juga mulai berubah. Semua bidang-bidang kerja baru pun ditarik ke dalam
perjuangan: para pekerja dari sektor publik, seperti guru, dokter, karyawan rumah sakit,

46

pegawai kantor, pegawai di kantor pos, perusahaan telepon dan stasiun televisi, serta para
pegawai dari perusahaan tansportasi, jalan kereta api, bandar udara domestik dan bank
semua bergabung dengan gelombang raksasa yang tengah bergolak.
Pemogokan di Bank Sentral Iran berdampak sangat efektif melumpuhkan
ekonomi Iran. Hal ini diikuti dengan pembakaran ratusan bank oleh massa yang telah
kalap oleh amarah. Ketika pegawai bank melakukan mogok, mereka mengungkapkan
bahwa dalam tiga bulan terakhir, seribu juta dollar telah dilarikan ke luar negeri oleh 178
anggota elit pemerintahan, termasuk keluarga Syah. Syah yang sedang sibuk mengadakan
persiapan untuk sebuah pengasingan yang nyaman, telah mengirimkan keluarganya ke
luar negeri, dan mentransfer satu milyar dollar ke Amerika (ini adalah tambahan dari satu
milyar dollar atau lebih yang disimpan di Bonn, Swiss dan di bagian dunia lainnya).
Sebagaimana sebelumnya, gelombang pasang pemogokan telah melumpuhkan
mesin kenegaraan; para pegawai negeri juga melakukan aksi mogok. Akan tetapi
pemogokan buruh minyak yang hebat selama tiga puluh tiga harilah yang hampir
melumpuhkan segalanya. Fakta ini dengan sendirinya memperlihatkan kekuatan kolosal
dari kaum proletar Iran: satu pemogokan tunggal barisan buruh minyak menyebabkan
pemerintah menelan kerugian tidak kurang dari tujuh puluh empat juta dollar perhari
berupa pendapatan yang hilang. Buruh minyak bumi telah memotong urat nadi utama
penyalur pendapatan negara.
Pada bulan September 1978 serangkaian pemogokan masal mengoyak negeri itu.
Bermula oleh satu unjuk rasa menentang pembunuhan, aksi itu dengan cepat berubah
menjadi aksi boikot atas dasar tuntutan ekonomi dan politik. Sesungguhnya mayoritas
demonstrasi, khususnya pada enam bulan pertama tahun 1978, terkait dengan penegakan
hukum keagamaan. Pada bulan Desember 1978, Khomeini kembali menyerukan
penggulingan Shah dan menegakkan kembali konstitusi tahun 1905. Melalui masjidmasjid, para Mullah mengumpulkan kekuatan anti-Syah dan menarik para pedagang,
proletar-kelas bawah, dan bahkan Partai Tudeh serta beberapa kubu Front Nasional untuk
bergabung.
Pada bulan Februari 1979 terjadi demonstrasi besar-besaran yang diniai sebagai
puncak revolusi Islam Iran. Sekitar tiga juta orang turun ke jalan, dan pada saat itu
serdadu Iran menolak untuk menembak aksi massa tersebut dan berbalik mengarahkan

47

senjata kepada pemerintah. Hal ini membuat Reza Syah melarikan diri ke Mesir. Dan
akhirnya Khomeini menjadi pemimpin di negeri tersebut.
* Iran Pasca Revolusi
Kehadiran Ayatullah Khomeini yang tampil dengan gagasan revolusioner, antiimperialisme, menjunjung tinggi nasionalisme, dan ajaran Islam pada dekade 1980-an
membawa perubahan menyeluruh di negara Iran. Selain berhasil mengakhiri tradisi
kerajaan sepanjang 2.500 tahun dan menggantinya dengan Republik Islam Iran, revolusi
yang dilakukan Khomeini tidak hanya terbatas dalam bidang infrastruktur pemerintahan,
melainkan juga memengaruhi nilai-nilai identitas nasional, sosial, politik, dan budaya.
Langkah menjunjung tinggi ajaran Islam ini diperkuat dengan adanya kebijakan
dan penerapan hukum guna mengembalikan tatanan masyarakat Iran yang Islami.
Kebijakan berupa penutupan klub malam, pelarangan alkohol, perjudian, pornografi,
hingga kebijakan dalam bidang sosial, seperti revisi buku, lembaga pendidikan,
menunjukkan bagaimana langkah menghapus unsur-unsur yang tidak Islami begitu
gencar dilakukan pemerintahan Iran.
Wanita Iran merupakan kaum yang merasakan pengaruh khusus dari tatanan
negara Iran baru yang berlandaskan ajaran Islam. Salah satu bentuk gagasan Khomeini
yang revolusioner ialah gagasan yang berbunyi: ''Walaupun pria dan wanita mempunyai
hak yang sama, tetapi terdapat perbedaan jasmani dan rohani antara wanita dan pria.''
Perbedaan itulah yang menyebabkan wanita dan pria untuk saling menutupi kekurangan
satu sama lain. Salah satu contohnya adalah lingkungan keluarga yang biasanya pria
menghabiskan waktu lebih sedikit ketimbang wanita. Maka dari itu revolusi Islam Iran
dengan nilai-nilai Islam mencoba untuk meningkatkan peran wanita dalam keluarga. Para
wanita dengan peran keibuan mereka dalam keluarga membesarkan dan mendidik anakanaknya dan menyumbang pemuda-pemuda yang penuh dengan optimisme kemajuan
kepada bangsa dan negara. Angka statistik pun telah menunjukkan kemanjuran peran
wanita di keluarga setelah revolusi Islam Iran, yaitu pada 1979 angka pria dan wanita
terdidik di Iran mencapai 71 persen dan 42 persen. Tetapi, kini angka tersebut menjadi 98
persen untuk pria dan 97 persen untuk wanita.

48

HI Timteng (9)
Invasi AS ke Afganistan
Serangan 11 September 2001 ialah empat serangan terorisme yang terjadi pada
tanggal 11 September 2001 atau biasanya dikenal Peristiwa 9/ 11. Mereka mengambil
empat pesawat dan menabrakkan ketiganya ke bangunan di Amerika Serikat. Sebenarnya
targetnya ada empat bangunan, namun pada kasus terakhir, para teroris gagal. Sekitar
3.000 orang tewas dalam serangan terorisme ini.
* Kronologi
1. American Airlines Penerbangan 11, yang menabrak menara World Trade Center
utara
2. United Airlines Penerbangan 175, yang menabrak menara World Trade Center
selatan
3. American Airlines Penerbangan 77, yang menabrak The Pentagon.
4. United Airlines Penerbangan 93, yang menabrak ke tanah.
Para teroris itu ingin menabrakkan pesawat ke U.S. Capitol Building atau Gedung
Putih. Penumpang di pesawat itu mencoba mengambil alih pesawat, dan para teroris
menabrakkan pesawat cepat saat pesawat jatuh.
Tiap orang dari keempat pesawat tewas, termasuk seluruh penabraknya. Ribuan
jiwa di World Trade Center dan Pentagon juga tewas, dan kedua menara World Trade
Center jatuh dan hancur. Inilah serangan terbesar oleh orang non-Amerika pada AS sejak
1814.
* Setelah Serangan
Dalam beberapa jam setelah serangan, FBI telah mampu mendapatkan namanama dan data personal dari pilot dan pembajak yang dicurigai. Koper Muhammad Atta,
yang tidak diteruskan dari penerbangan Portlandnya ke penerbangan 11, berisi berkasberkas yang membuka identitas semua 19 pembajak, dan petunjuk penting lainnya
mengenai rencana mereka, motif, dan latar belakang. Pada hari penyerangan, NSA
menyadap komunikasi yang menunjuk pada Osama bin Laden. Badan intelijensi Jerman
juga mendapatkan hasil yang sama. Pada 27 September 2001, FBI mempublikasikan
foto-foto dari 19 pembajak bersama informasi mengenai kemungkinan nasionalitasnya
49

dan nama-nama aliasnya. Lima belas dari penyerang berasal dari Arab Saudi, dua dari
Uni Emirat Arab, satu dari Mesir, dan satu dari Lebanon. Berlawanan dengan profil
penyerang bunuh diri pada umumnya, pembajak-pembajak tersebut terdidik, dewasa,
dimana sistem kepercayaannya sudah terbentuk sepenuhnya.
* Osama bin Laden
Persis sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 2004, di dalam
sebuah pernyataan video terekam, Osama bin Laden mengakui keterlibatan Al-Qaeda
pada penyerangan Amerika Serikat dan mengakui hubungan dia secara langsung pada
serangan tersebut. Dia berkata bahwa serangan tersebut dilakukan karena "kami
bebas...dan untuk mendapatkan kebebasan bagi negara kami. Seperti kalian meremehkan
keamanan kita, kita meremehkan keamanan kalian." Osama bin Laden berkata bahwa dia
sendiri telah memimpin 19 pembajak pesawat Di dalam video tersebut dia berkata, "Kita
telah sepakat dengan Komandan Jendral Muhammad Atta, Allah mengasihi dia, bahwa
semua operasi akan dilaksanakan dalam 20 menit sebelum Bush dan pemerintahannya
menyadari." Video lain yang didapatkan oleh Al Jazeera pada September 2006
menunjukkan Osama bin Laden bersama dengan Ramzi Binalshibh, dan 2 pembajak
Hamza al-Ghamdi and Wail al-Shehri, pada saat mereka bersiap-siap untuk penyerangan.
* Para Teroris Pembajakan Pesawat Terbang dalam Peristiwa 9/11
Di bawah ini adalah 19 teroris yang membajak United Airlines dan American
Airlines dalam peristiwa 9/ 11:
American Airlines Penerbangan 11:
1. Mohammed Atta, berkebangsaan Mesir
2. Abdulaziz Alomari, berkebangsaan Arab Saudi
3. Satam M.A. Al Suqami, berkebangsaan Arab Saudi
4. Wail M. Alshehri, berkebangsaan Arab Saudi
5. Waleed M. Alshehri, berkebangsaan Arab Saudi
United Arlines Penerbangan 175:
1. Marwan Al-Shehhi, berkebangsaan Uni Emirat Arab
2. Fayez Rashid Ahmed Hassan Al Qadi Banihammad, berkebangsaan Arab Saudi
3. Ahmed Alghamdi, berkebangsaan Arab Saudi
4. Hamza Alghamdi, berkebangsaan Arab Saudi

50

5. Mohand Alshehri, tidak diketahui kebangsaannya


American Airlines Penerbangan 77:
1. Hani Hanjour, berkebangsaan Arab Saudi
2. Nawaf Alhazmi, tidak diketahui kebangsaannya
3. Majed Moqed, tidak diketahui kebangsaannya
4. Khalid Almihdhar, tidak diketahui kebangsaannya
5. Salem Alhazmi, berkebangsaan Arab Saudi
United Airlines Penerbangan 93:
1. Ziad Samir Jarrah, berkebangsaan Lebanon
2. Saeed Alghamdi, berkebangsaan Arab Saudi
3. Ahmed Ibrahim A. Al-Haznawi, berkebangsaan Arab Saudi
4. Ahmed Alnami, berkebangsaan Arab Saudi
* Teori Konspirasi Pelaku Peristiwa 9/ 11
Di bawah ini ialah beberapa pihak yang dicurigai sebagai dalang serangan 11
September menurut teori konspirasi yang beredar:
Diduga pelakunya ialah bangsa Israel, menurut sebuah fakta menarik, dari laporan
time.com, dari sekitar 6.000 korban runtuhnya gedung WTC, hanya beberapa saja yang
orang Yahudi. Padahal ada 4.000 orang Yahudi yang mencari nafkah di gedung itu.
Konon, mereka sebelumnya telah dilarang mendekati gedung nahas itu oleh
kelompoknya. Pengamat intelijen yang juga mantan Kepala BAKIN (BIN), Zaini Anshar
Maulani (1939-2005), kemungkinan temuan itu ada benarnya. Sebab selama ini Israel
sering memanfaatkan dan memprovokasi beberapa orang Arab fanatik untuk melakukan
teror bunuh diri itu. Namun sayangnya, FBI, CIA, dan pejabat keamanan AS tak
sungguh-sungguh mengusut informasi bahwa pada tanggal itu 4 ribu orang Yahudi libur.
Menurut salah satu sumber berita, bahwa saat peledakan itu, juru kamera Yahudi tampak
bersuka cita atas tabrakan itu.
Z.A. Maulani juga menyebut Tentara Merah Jepang. Selain perkara ideologi,
beberapa saat usai serangan, sebuah media lokal di Yordania ditelepon seseorang yang
mengaku anggota kelompok radikal Jepang itu. Si penelepon menyatakan bertanggung
jawab atas aksi itu. Menurutnya, serangan itu ialah pembalasan atas bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki.

51

Beberapa hari setelah serangan, ada seorang penelepon ke televisi Abu Dhabi.
Mengaku dari Front Demokratik Pembebasan Palestina (DFLP), penelepon itu mengaku
pihaknya bertanggung jawab atas tragedi itu. Namun tak lama kemudian, lewat TV yang
sama, seorang pejabat senior DFLP membantah klaim tadi.
* Perang Afganistan
Perang Afganistan (2001-sekarang) dimulai pada Oktober 2001. Setelah serangan
WTC 11 September, Amerika Serikat memulai kampanye Perang Melawan Terorisme
mereka di Afganistan, dengan tujuan menggulingkan kekuasaan Taliban, yang dituduh
melindungi Al-Qaeda, serta untuk menangkap Osama bin Laden. Aliansi Utara
Afganistan menyediakan mayoritas pasukan, dengan dukungan dari Amerika Serikat dan
negara-negara NATO antara lain Britania Raya, Perancis, Belanda, dan Australia. Nama
kode yang diberikan oleh Amerika Serikat untuk konflik ini adalah Operasi Kebebasan
Abadi (Operation Enduring Freedom).
Amerika Serikat menjadikan isu terorisme internasional ini sebagai alasan utama
mereka mengadakan perang ke Afganistan. Amerika yang berang karena sistem
keamanan negaranya bisa ditembus dengan kasus peledakan WTC (World Trade Center),
yang menewaskan ribuan warga Amerika Serikat.
Presiden Bush dalam pidatonya pada tanggal 11 September 2001 mengemukakan
4 alasan Amerika Serikat harus menyerang Afganistan, yaitu:
1. Chapter VI of United Nation Charter (Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1368)
2. Intervention by Invitation
3. Humanitarian Intervention
4. Self Defence
Pada Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1368, disebutkan bahwa PBB
memperbolehkan suatu negara untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu terhadap
sebuah negeri atau golongan yang melakukan maupun melindungi terorisme.
Alasan kedua, ketiga, dan keempat menunjukkan bahwa Amerika melakukan
penyerangan di Afganistan karena diserang terlebih dahulu. Ditambah hal ini Amerika
juga memposisikan diri sebagai negara yang diserang dan menganggap perlu melakukan
pembelaan diri dengan melakukan penyerang balik ke Afganistan yang merupakan
markas milisi Taliban. Ditambah tuntutan rakyat saat itu yang meminta pihak pemerintah

52

bertindak menghapus terorisme di dunia yang telah merenggut ribuan nyawa di Amerika
khususnya.
Namun, tanpa disangka-sangka perang ini berlangsung berkepanjangan. Hingga
tahun 2010 bahkan belum juga usai. Ditambah lagi permintaan penambahan pasukan oleh
Panglima perang AS di Afghanistan Jenderal Stanley Mac Chrystal sebanyak 30.000
personil. Bahkan setelah pengiriman 30.000 pasukan, Panglima Amerika di Afghanistan
Jenderal Stanley Mac Chrystal meminta penambahan 40.000 pasukan ke Afghanistan.
Apakah yang menyebabkan perang ini begitu panjang? Salah satunya karena
perlawanan rakyat Afganistan lewat Taliban merupakan aksi perlindungan diri mereka
atas serangan besar-besaran Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya ke tanah air mereka.
Mereka berpendapat bahwa serangan itu tidak diprakarsai oleh mereka, melainkan
merupakan rekayasa Amerika supaya mereka mendapat pembenaran atas serangan
mereka di Afganistan. Simpati masyarakat sipil Afganistan terhadap militan Taliban juga
semakin bertambah, hal ini dibuktikan dari hanya 50.000 rakyat saja yang mau
mendukung Amerika Serikat mengusir Taliban dari Afganistan. Pasukan Amerika serikat
kewalahan menghadapi pejuang Afganistan yang selalu memberikan perlawanan dan kini
lebih 70% wilayah Afganistan di bawah kontrol pejuang Afganistan.
* Kepentingan AS dengan Perang Afganistan
Amerika Serikat sejak peristiwa penyerangan WTC pada 11 September 2001
mulai mencanangkan program pemberantasan terorisme. Sedikitnya 900 pasukan
Amerika telah tewas dan 600 pasukan koalisi tewas. Ini tentu belum termasuk dengan
korban yang luka-luka, cacat permanen atau gangguan mental.
Adakah kepentingan selain memberantas terorisme yang membuat Amerika
bersikukuh untuk melanjutkan penambahan tentara guna menyelesaikan perang ini?
Berikut ini beberapa pendapat mengenai kepentingan Amerika Serikat dan negara lain
terhadap perang Afganistan.
Terkait dengan isu terorisme global, khususnya yang dianggap merupakan aksi
dari para milisi Taliban setidaknya Amerika Serikat memiliki dua kepentingan, yaitu:
1. Vital
Pencegahan penggunaan senjata pemusnah massal oleh terorisme dan penggunaannya
untuk menyerang warga negara AS, properti AS, dan pasukan AS

53

2. Sangat Penting
Kerawanan AS terhadap segala bentuk terorisme domestik maupun internasional diatasi
dengan perilaku yang konsisten dengan cara liberal, prinsip-prinsip demokratis yang
diadopsi dari konstitusi Amerika
Negara-negara yang mendukung gerakan terorisme internasional atau menjadi
perlindungan bagi teroris akan mendapatkan sanksi dan dihimbau untuk menghentikan
aksi tersebut.
Selain itu, terdapat kepentingan lainnya yang dapat kami paparkan diantaranya
adalah:
Pertama, Politik Hegemoni. Konsepsi Hegemoni, menurut K. J. Holsti dalam
bukunya The Dividing Discipline: Hegemony and Diversity in International Theory
(1985) pada awalnya merujuk pada dominasi (kepemimpinan) suatu negara-kota Yunani
terhadap negara-kota lain dan berkembang menjadi dominasi negara terhadap negara lain.
Penyerangan terhadap negara-negara Timur Tengah adalah salah satu cara
pembuktian Amerika Serikat untuk menunjukkan kedigdayaannya. Ditambah lagi di
Timur Tengah terdapat saudara tirinya, yaitu Israel. Amerika membutuhkan legitimasi
yang kuat di Timur Tengah supaya Israel bisa diakui oleh masyarakat interanasional
terutama di kawasan Timur Tengah. Hal ini dilakukan dengan melakukan penyerbuan ke
negara-negara Timur Tengah seperti Afganistan.
Kedua, kepentingan keamanan negara. Demi keamanan dalam negeri dan asetaset ekonominya, Amerika Serikat yang menampakkan diri sebagai polisi dunia telah
menyerang negara yang belum tentu bersalah.
Pada poin kedua ini, kami lebih melihat bahwa Amerika memiliki ketakutan
tersendiri pasca penyerangan WTC pada 11 September 2001. Kekhawatiran ini memicu
mereka untuk lebih dulu menyerang negara-negara yang terindikasi mampu melakukan
teror. Meskipun belum terbukti secara otentik tuduhan-tuduhan yang dilancarkan oleh
Amerika Serikat. Contohnya, Taliban yang dituduh sebagai dalang dari tragedi 11/ 9 serta
senjata pembunuhan massal di Irak.
Amerika juga berkepentingan menjagas stabilitas Afganistan. Mereka akan
secepatnya melatih pasukan Afganistan agar dapat mengambil alih perang dan
bertanggung jawab atas keamanan negaranya.

54

Ketiga, Membendung Arus Islam. Kebangkitan Islam yang baik di dunia Barat
maupun Timur membawa kecemasan tersendiri bagi Amerika. Keseleo lidah dari
mantan Presiden Bush yang menyatakan Perang Salib bagi teroris dimaknai oleh
kalangan tertentu sebagai kepentingan Amerika untuk melunakkan gerakan-gerakan
Islam yang mulai menjadi arus utama di masyarakat dan pemerintahan. Pembendungan
Arus Islam lewat isu war against terrorist ini juga berlaku pada gerakan Al-Qaeda
yang disinyalir memiliki perwakilan di beberapa negara di dunia.
Amerika melihat bahwa perkembangan Islam ini bisa memberikan dampak yang
kurang baik bagi perkembangan negara mereka. Selain itu, juga mampu menekan
kepentingan mereka di Timur Tengah terkait keberadaan Israel.

55

HI Timteng (10)
Perang Teluk 1 dan 2
Perang Teluk Persia I atau Gulf War disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait
tanggal 2 Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang langsung menguasai Kuwait.
Emir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan negaranya dan
Kuwait dijadikan provinsi ke-19 Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28
Agustus 1990, sekalipun Kuwait membalasnya dengan serangan udara kecil terhadap
posisi-posisi Irak pada tanggal 3 Agustus 1991 dari pangkalan yang dirahasiakan.
Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang
Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro
dollar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dollar akibat
kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam
Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla
sekalipun pada pasca perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan
suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan
akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan
Utsmaniyah Turki.
Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus
1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6
Agustus 1990.
Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul
negara-negara lain baik negara-negara Arab kecuali Syria, Libya dan Yordania serta
Palestina. Kemudian datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris,
Perancis dan Jerman Barat), serta beberapa negara di kawasan Asia. Pasukan Amerika
Serikat dan Eropa di bawah komando gabungan yang dipimpin Jenderal Norman
Schwarzkopf serta Jenderal Collin Powell. Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh
Letjen. Khalid bin Sultan.

56

Misi diplomatik antara James Baker dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz
gagal (9 Januari 1991). Irak menolak permintaan PBB agar Irak menarik pasukannya dari
Kuwait 15 Januari 1991. Akhirnya Presiden Amerika Serikat George H. Bush diizinkan
menyatakan perang oleh Kongres Amerika Serikat tanggal 12 Januari 1991. Operasi
Badai Gurun dimulai tanggal 17 Januari 1991 pukul 03:00 waktu Baghdad yang diawali
serangan-serangan udara atas Baghdad dan beberapa wilayah Irak lainnya serta operasi di
daratan yang mengakibatkan perang darat yang dimulai tanggal 30 Januari 1991.
Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan
menghujani Israel terutama Tel Aviv dan Haifa, Arab Saudi di Dhahran dengan serangan
rudal Scud-B buatan Soviet rakitan Irak, serta melakukan perang lingkungan dengan
membakar sumur sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia.
Sempat terjadi tawar-menawar perdamaian antara Uni Soviet dengan Irak yang dilakukan
atas diplomasi Yevgeny Primakov dan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev namun
ditolak Presiden Bush pada tanggal 19 Februari 1991. Sementara Soviet akhirnya tidak
melakukan tindakan apa pun di Dewan Keamanan PBB semisal mengambil hak veto.
Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak mengambil serangan balasan atas Irak untuk
menghindari berbaliknya kekuatan militer negara-negara Arab yang dikhawatirkan akan
mengubah jalannya peperangan.
Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait
dan Presiden Bush menyatakan perang selesai.
* Perang Teluk 2
Perang Irak (tahun 20032009), yang dikenal juga dengan Okupasi Irak, Perang
Teluk II, atau oleh Amerika Serikat, Operasi Pembebasan Irak, dimulai dengan invasi
Irak pada tahun 2003. Okupasi yang kemudian dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan
Amerika Serikat mengakibatkan berlanjutnya peperangan antara para pemberontak
dengan pasukan koalisi. Tentara baru Irak lalu dibentuk untuk menggantikan tentara lama
Irak setelah dibubarkan oleh koalisi, dan diharapkan tentara baru ini akan mengambil alih
tugas-tugas koalisi setelah mereka pergi dari Irak. Dan diantara peperangan yang terjadi

57

antara para pemberontak, koalisi, dan tentara baru Irak, perang saudara antar kelompok
mayoritas Syi'ah dan minoritas Sunni masih berlanjut sampai sekarang. Sebab dan akibat
terjadinya perang ini sampai kini masih kontroversial
Mengapa Amerika ngotot menyerang Irak? Kesimpulan hanya satu bahwa
tindakan itu untuk kepentingan Amerika sendiri. Bahwa walaupun Amerika memiliki
kehadiran militer di Timur Tengah, tapi itu hanya berupa beberapa basis militer yang
disewa dari negara-negara sahabat, tidak mampu berbuat banyak baik secara hukum
maupun operasi militer. Timur Tengah bukan saja adalah gudang minyak dunia, juga
adalah sarang teoris anti-Amerika. Jadi bila Amerika bisa menguasai Irak, ada beberapa
keuntungan:
Pertama, menggunakan Irak sebagai basis militer, kalau berjalan lancar, setelah
menaklukkan Irak, mumpung masih panas, sekaligus memakan Iran. Dengan demikian
paling tidak sudah bisa melenyapkan 2 negara poros setan dari total 4 yang dituduhkan
Bush (dua lagi adalah Libia dan Korea Utara).
Kedua, memberi tekanan militer terhadap negara-negara Teluk, memaksa
pemerintah negara-negara Teluk membasmi kelompok ekstrim anti-Amerika.
Ketiga, melaksanakan strategis pengendalian harga minyak mentah dunia. Ke
empat, memantapkan posisi Amerika sebagai penguasa Dunia agar negara-negara lain
takut.
Posisi Irak sangat lemah karena sudah terisolasi lebih dari 10 tahun. Maka tanpa
bantuan dari sekutupun, Amerika akan mampu menaklukkan Irak dengan kekuatan
militer sendiri. Tentu saja, kalau Irak mendapat dukungan dari luar, hasilnya akan lain.
Tapi Amerika rupanya sudah memperhitungkan bahwa dalam aksi perang kali ini tidak
ada negara yang berani membantu Irak.
Bush demikian semangatnya menyerang Irak karena bila berhasil akan sangat
menguntungkan posisi dia dan partainya pada pemilihan Presiden Amerika tahun 2004,
akan tetapi tindakan Bush tersebut akan membuat kerepotan bagi banyak negara.
Pertama, bagi negara-negara Teluk. Bila tentara Amerika mendirikan basis militer
di Irak, sama seperti pedang diletakan di tenggorokan mereka, setiap saat Amerika
dengan mudah menaklukan negara-negara tersebut. Tidak perlu lagi peluru kendali,

58

pesawat pembom, cukup dengan meriam biasa. Betapa menghemat biaya. Bush memang
pintar dan licik.
Kedua adalah Israel. Negara kecil ini hampir tidak mempunyai sumber daya alam.
Israel praktis hidup dan bertahan dari sumbangan dana atau belas kasihan Amerika. Bila
Amerika sendiri menjadi tuan rumah di Timur Tengah, peranan Israel di Timur Tengah
menjadi kecil atau menghilang. Dana Amerika terhenti, lalu Israel akan hidup dari mana?
Maka tidak heran, Perdana Menteri Israel Sharon cepat-cepat memberi komentar tidak
begitu mendukung gagasan Amerika menyerang Irak.
Ketiga adalah Rusia, ekonomi Rusia makin tergantung kepada minyak mentah.
Dia bukan anggota OPEC, tentu saja tidak mengharapkan harga minyak yang tinggi agar
bisa cepat kaya. Bila membiarkan Amerika mengusai sumber minyak mentah di Timur
Tengah dan mengontrol harga minyak mentah dunia, Rusia akan hidup susah dan tetap
miskin.
Keempat adalah Cina. Sebetulanya posisi Cina cukup kritis, ketergantungannya
terhadap minyak mentah Timur Tengha makin besar, bila membiarkan Amerika
menguasai Timur Tengah, sama saja mencekik leher Cina. Selama ini Cina memainkan
kartu Irak-Iran dengan cukup cantik untuk menghadapi Amerika. Sampai saat ini Cina
masih dianggap saingan atau lawan dan bukan kawan oleh Amerika, begitu Timur Tengah
jatuh ke Amerika, sasaran berikutnya pastilah Taiwan. Makin sulit bagi Cina membujuk
Taiwan untuk bersatu kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Kelima adalah Indoenesia dan ASEAN. Negara-negara ASEAN sangat sulit
mengambil sikap terhadap Amerika. Dulu zaman Soekarno ada gagasan membentuk
benteng pertahanan Pyongyang-Beijing-Hanoi-Jakarta untuk menghadapi ambisi
Amerika dan kolonianisasi baru negara-negara Barat, tapi sejumlah tokoh pintar angkatan
66 dan militer di Indonesia lebih takut kepada pengaruh kekuatan anti-impresialis yang
kebetulan dipimpin oleh negara-negara beraliran komunis-sosialis Cina, Korea Utara dan
Vietnam. Sekarang kekuatan yang mampu mengimbangi ambisi Amerika sudah lenyap
dengan melemahnya faham komunisme di Rusia dan Asia, lalu Indonesia dan Malaysia
yang mayoritas penduduknya adalah Muslim terpaksa berjuang sendirian menghadapi
ancaman Amerika. Dengan terang-terangan Amerika terus menerus menuduh kedua

59

negara tersebut adalah sarang teroris Islam, lalu siapa bisa jamin, Indonesia atau Malaysia
tidak menjadi sasaran serangan berikutnya dengan alasan membasmi sarang teroris?
Keenam adalah Perancis dan Jerman. Hubungan Perancis dan negara-negara
Teluk punya sejarah panjang, Perancis mempunyai peranan dan kedudukan khusus di
Timur Tengah. Dalam suasana anti-perang negara-negara Teluk, bila Perancis tidak
menyatakan sikap simpatiknya, jangan harap ada yang mau dengar kata-kata Perancis
lagi. Bagi Jerman, perang berarti UE akan mengeluarkan dana perang, harus siap
menampung pengungsi, dan biasanya porsi terbesar bakalan jatuh di Jerman. Bila Jerman
yang paling kaya dan mampu tidak bersikap benar dan tidak melindungi kepentingan
Jerman sendiri, bagaimana bisa memimpin UE? Ditambah sedang menghadapi Pemilu
tahun 2002, pimpinan Jerman harus menunjukkan sikap independen, tidak selalu patuh
ikut Amerika.

60

HI Timteng (11)
Hubungan Israel dan Amerika
* 66 Bukti Sejarah Pembelaan Amerika terhadap Israel
1. Sesaat setelah perjanjian Balfour di tandatangi pada tanggal 2 Februari 1917, presiden
Amerika langsung memberikan konfrensi pers: Saya pribadi dan atas nama presiden,
sangat bangga dengan sikap negara koalisi dan rakyatnya yang setuju dengan berdirinya
negara Komonoleth Yahudi Israel di Palestina dan saya sendiri mendukung secara mutlak
berdirinya negara Israel.
2. Pada tanggal 11 September 1922: senator dan konggres Amerika mengeluarkan
keputusan tentang dukungan penuh mereka atas berdirinya negara Israel di Palestina
untuk menampung bangsa Yahudi yang tersebar di dunia.
3. Pada tanggal 11 Mei 1942: konfrensi zionis internasional di selenggarakan di hotel
Baltimore New York yang mengeluarkan keputusan bersama untuk merubah Palestina
menjadi negara Yahudi, mengusir semua warga Arab yang ada di dalamnya dan kalau
mereka menolak atau melakukan perlawanan, maka harus di atasi dengan kekuatan
militer. Melihat keputusan itu, Presiden Amerika pada waktu itu Roosevelt langsung
memberikan dukungan atas hasil konferensi Zionis itu.
4. Pada tanggal 16 Maret 1945: Presiden Amerika Roosevelt mengadakan pertemuan
dengan salah satu Ketua Zionisme DR. Stephan Weiz. Melalui pertemua itu Presiden
Amerika menjelaskan bahwa sesungguhnya ia sebagai presiden sudah mempunyai sikap
61

yang jelas dan tegas terhadap rencana Zionisme yang sudah ditulis dalam surat resmi
pada Oktober 1944. Surat itu sendiri dikirim langsung kepada salah satu anggota
Konggres dari partai Demokrat di wilayah New York. Dalam surat itu ditegaskan tentang
semua program kerja partai Demokrat khususnya untuk tahun 1944, khususnya tentang
sikap mereka terhadap program eksodus dan migrasi Yahudi ke Palestina dan mendirikan
negara Yahudi di Palestina.
5. Pada tanggal 16 Agustus 1945: Presiden Amerika Truman memberikan dukungan
penuh untuk mengeksodus sebanyak mungkin orang Yahudi ke Palestina, hal itu ia
sampaikan dalam sebuah konferensi pers.
6. Pada tanggal 31 Agustus 1945: Presiden Amerika Truman mengirim surat resmi
kepada Perdana Menteri Inggris Clamant Attlee, yang isinya meminta kepadanya agar
segera mengizinkan 100 ribu Yahudi yang selamat dari ancaman pemusnahan Hitler dan
kabur ke Inggris untuk segera dikirim ke Palestina.
7. Pada tanggal 5 Mei 1946: Presiden Amerika Truman menekan Perdana Menteri Inggris
untuk menerima 100 ribu pendatang Yahudi di Palestina dan Amerika menjanjikan akan
membantu proses eksodus mereka dengan mendatangkan kapal laut yang besar untuk
mengangkut semua Yahudi itu.
8. Pada tanggal 14 Oktober 1946: Truman juga mengeluarkan surat keputusan yang
isinya menganjurkan semua orang Yahudi ke Palestina tanpa menunggu hasil akhir proses
politik dan militer tentang penjajahan Palestina oleh Inggris.
9. Pada tanggal 29 November 1947: Amerika Serikat melakukan tekanan intensif kepada
beberapa negara, untuk mendukung voting pemecahan Palestina untuk menjadi dua
wilayah antara Yahudi dan bangsa Arab. Delegasi negara-negara yang mendapat tekanan
Amerika adalah Haiti, Liberia dan lainnya. Yang seandainya negara-negara tersebut
menolak pembagian Palestina, maka rencana itu akan gagal.
10. Pada tanggal 14 Mei 1948: hanya berselang 10 menit terbentuknya negara Israel,
Presiden Amerika Truman langsung mengumumkan sikap resmi negaranya dengan
mengakui negara Israel dan langsung membuka hubungan diplomatik secara resmi.
11. Pada tanggal 29 Mei 1965: Komisi Hubungan Luar Negeri di Konggres Amerika
memutuskan untuk mengurangi bantuan kepada pengungsi Palestina sebesar 5%.

62

12. Pada tanggal 12 Juni 1966: pemerintah Amerika Serikat menekan Badan Keamanan
PBB agar menghentikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Palestina yang
melakukan pelatihan militer dan membentuk milisi perlawanan kepada Israel dan
menghapus semua nama mereka dan keluarganya yang mengikuti latihan dan pendidikan
militer dari daftar nama yang berhak atas bantuan kemanusiaan dari UNHCR.
13. Pada tanggal 2 Agustus 1966: Presiden Amerika Johnson menjelaskan bahwa politik
Amerika Serikat akan terus mendukung eksistensi Israel dan akan membantunya untuk
menjadi negara Super Power di kawasan Timur Tengah.
14. Pada tanggal 3 Oktober 1966: Amerika Serikat mengajukan proyek perdamaian antara
Suriah dan Israel dan tuntutan agar keduanya jangan melakukan hal-hal yang akan
menjadikan situasi keamanan di kawasan Timur Tengah memanas. Melihat kelicikan
yang diinginkan oleh Amerika itu, akhirnya Uni Soviet menggunakan hak vetonya untuk
menjegal rencana Amerika.
15. Pada bulan Januari 1979: Presiden Amerika dalam sebuah pertemuannya dengan para
tokoh terkemuka Zionis Amerika menegaskan bahwa negara Paman Sam itu sampai
sekarang tidak akan membuka peluang pembicaraan dengan PLO (Palestine Liberation
Organization) .
16. Pada tanggal 7 Juni 1982: beberapa politisi Amerika yang dipimpin oleh Wakil
Presiden melakukan lobi untuk menggagalkan resolusi sanksi bagi Israel .
17. Pada tanggal 12 Juni 1982: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Alexander Heed
menegaskan bahwa negaranya tidak akan menekan Israel untuk keluar dari Lebanon.
18. Pada tanggal 15 Oktober 1982: pemerintah Amerika memutuskan untuk
menghentikan bantuannya kepada IMF karena mereka lebih fokus untuk membantu
perekonomian Israel .
19. Pada tanggal 11 Desember 1982: salah seorang juru bicara hubungan luar negeri
Amerika menegaskan bahwa hubungan diplomasi antara Israel dan Amerika masih tetap
berjalan dengan baik.
20. Pada tanggal 21 Februari 1983: Presiden Amerika Ronald Regan meminta kepada
seluruh negara-negara Arab agar menerima eksistensi Israel sesuai dengan realitas yang
ada.

63

21. Pada tanggal 19 Oktober 1983: Amerika mengancam akan keluar dari DK PBB dan
akan menghentikan bantuan finansialnya kepada Badan Dunia itu, kalau DK PBB tidak
menerima usulan dari delegasi Israel .
22. Pada tanggal 19 Oktober 1983: pemerintah Amerika menjelaskan bahwa mereka
memutuskan untuk meningkatkan hubungan diplomasinya dengan Israel dengan menutup
semua perbedaan persepsi dalam peranan Israel di Lebanon.
23. Pada tanggal 12 November 1983: Presiden Amerika Ronald Regan menegaskan
kepada Perdana Menteri Israel sikap Washington yang tetap konsisten dalam menjaga
keamanan Israel .
24. Pada tanggal 4 Desember 1983: Ronald Regan kembali menegaskan hubungan
diplomasi kedua negara yang terus membaik. Dan sikap negaranya yang akan terus
membantu menjaga keamanan Israel dan melawan semua hal yang mengancam
keamananannya.
25. Pada tanggal 20 September 1984: Amerika mengancam akan keluar dari Forum
Kesatuan Parlemen Internasional kalau forum itu mengeluarkan keputusan yang
mengecam Israel dengan menyebutnya sebagai negara rasisme.
26. Pada tanggal 1 Oktober 1984: Konggres Amerika menyetujui untuk memindahkan
Keduataan Besar mereka dari kota Tel Aviv ke kota Jerusalem di Palestina.
27. Pada tanggal 28 Oktober 1984: dalam sebuah seminar Yahudi Amerika, Presiden
Ronal Regan menegaskan bahwasanya Israel adalah negara koalisi strategis dan sahabat
Amerika. Dalam kesempatan itu juga, Regan mengecam orang yang menyamakan Israel
dengan negara rasis, karena menurutnya justru dengan berdirinya Israel, Yahudi di dunia
bisa kembali kepada hukum mereka secara orisinalitas yang mereka tegakan di atas tanah
yang sudah dijanjikan Tuhan kepada bangsa itu.
28. Pada tanggal 15 Mei 1985: Menteri Luar Negeri Amerika menegaskan bahwa
Washington akan terus menghalangi usaha sebagian kalangan untuk membentuk negara
Palestina merdeka.
29. Pada tanggal 30 September 1985: Ronald Regan menyetujui aksi militer Israel
terhadap rumah kediaman ketua PLO di Tunisia sebagai bagian melindungi diri dari aksi
teroris.

64

30. Pada tanggal 18 Februari 1986: Amerika menolak permintaan ketua PLO agar
Amerika mengakui hak bagi rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri.
31. Pada tanggal 16 February 1987: Presiden Ronald Regan memberikan hak istimewa
kepada Israel dalam kesatuan negara-negara Atlantik walaupun Israel bukan anggota
negara Atlantik.
32. Pada tanggal 16 Februari 1988: Juru Bicara Gedung Putih menyatakan bahwa politik
Amerika tetap pada persepsi lamanya tentang hakikat perdamaian di Timur Tengah yaitu
semua rakyat Palestina dan bangsa Arab dan Muslim agar melepaskan tanah Palestina
kepada Israel, kalau itu terpenuhi, maka berarti perdamaian di kawasan itu akan cepat
terwujud.
33. Pada tanggal 1 Maret 1988: salah satu organisasi Amerika di bawah PBB meminta
agar menghapus keanggotaan PLO dan kantornya di PBB. Mereka juga menuntu agar
menyeret seluruh anggota PLO ke pengadilan internasional.
34. Pada tanggal 10 Maret 1988: pemerintahan Amerika secara sepihak menutup kantor
perwakilan PLO di PBB yang mereka berlakukan sejak tanggal 21 Maret 1988.
keputusan itu tanpa memperhatikan semua kesepakatan internasional.
35. Pada tanggal 17 Mei 1988: Presiden Amerika Ronald Regan dan Menteri Luar Negeri
George Solutes menegaskan bahwa sulosi terakhir dari konflik di Palestina terletak pada
keseriusan bangsa Arab untuk melepaskan tanah Palestina untuk bangsa Yahudi.
36. Pada tanggal 27 Juli 1988: Konggres Amerika menyetujui keputusan pemerintah
untuk memindahkan Kedutaan Besar mereka dari kota Tel Aviv ke Al Quds (Jerusalem).
37. Pada tanggal 28 Juli 1988: Konggres Amerika menyetujui alokasi biaya
pembangunan dua gedung keduataan Amerika di Tel Aviv dan Jerusalem.
38. Pada tanggal 12 Juli 1988: Dewan Pimpinan Pusat Partai Republik menolak terbentuk
negara Palestina merdeka.
39. Pada tanggal 5 Oktober 1988: pemerintah Amerika memutuskan untuk memberikan
kekebalan diplomasi kepada anggota utusan militer Israel di Washington.
40. Pada tanggal 2 November 1988: salah seorang pembantu Presiden George Bush
menyatakan bahwa koalisi strategis antara Amerika dan Israel merupakan kunci utama
perdamaian di kawasan Timur Tengah, tetapi walaupun demikian Bush tetap mempunyai
sikap yang tidak akan berubah untuk menolak terbentuknya negara Palestina merdeka.

65

41. Pada tanggal 15 November 1988: Departemen Luar Negeri Amerika mengumumkan
bahwa Amerika tidak setuju dengan susulan pembentukan negara Palestina merdeka,
karena hal itu berarti mengakui kepastian masa depan wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Padahal kedua wilayah itu masih ada dalam persengketaan antara Israel dan Palestina
yang baru bisa diselesaikan dalam meja perundingan.
42. Pada tangga; 25 November 1988: Amerika melarang pemimpin PLO yang mereka
akui sebagai Presiden Palestina untuk masuk ke Amerika guna memberikan sambutan
dalam sidang umum DK PBB.
43. Pada tanggal 30 November 1988: mayoritas anggota DK PBB dengan suara voting
151 suara mengakuai resolusi tentang pengakuan hak bagi Pemimpin PLO Yaser Arafat
untuk berpartisipasi dalam pertemuan anggota DK PBB. Tetapi Amerika dan Israel
menolak resolusi itu dengan alasan karena Yaser Arafat tidak mendapatkan visa dari
pihak keimigrasian Amerika.
44. Pada tanggal 1 Mei 1989: pemerintah Amerika menegaskan tetap menolak
keanggotaan Palestina dalam WHO (World Health Organization) sebagai anggota tetap
dalam organisasi itu.
45. Pada tanggal 15 Mei 1989: Konggres Amerika menyetujui untuk menghentikan
semua bantuan finansial bagi PBB dan bantuan kemanusiaan bagi seluruh organisasi di
bawah PBB kalau DK PBB mengakui keanggotaan Palestina dalam Dewan.
46. Pada tanggal 22 Juni 1989: Presiden Amerika George Bush menegaskan kepada
anggota Konggres yang mendukung Israel bahwa Amerika akan tetap memberikan
dukungan penuh kepada Israel baik secara finansial, politik, diplomasi dan juga militer.
47. Pada tanggal 7 Februari 1990: Presiden Amerika George Bush menekan Uni Soviet
agar meresmikan hubungan diplomatik dengan Israel dan memberikan izin kepada
Yahudi Uni Soviet untuk migrasi ke Israel melalui jalur penerbangan langsung dari
Moskow ke Tel Aviv dengan biaya pemerintah Uni Soviet.
48. Pada tanggal 22 Februari 1990: dari 100 senator, 84 diantaranya mendukung Israel
untuk menjadikan kota Al Quds (Jerusalem) sebagai ibukota negara Yahudi itu.
49. Pada tanggal 3 April 1990: Presiden Amerika George Bush mengumumkan
dukungannya terhadap proyek eksodus dan migrasi Yahudi Uni Soviet ke Palestina. yang
menurutnya proses migrasi itu merupakan kejadian yang bersejarah dalam abad modern

66

ini sebagai bukti keseriusan Amerika untuk memberikan pembelaan terhadap hak asasi
manusia bagi setiap insan atas hak-haknya terutama bangsa Yahudi agar mendapatkan
hak kembali di Palestina. Selain itu Bush tetap menerukan tekanannya kepada Uni Soviet
agar memberikan fasilitas penerbangan langsung Moskow-Tel Aviv.
50. Pada tanggal 23 April 1990: Konggres Amerika menyetujui usulan Israel untuk
menjadikan kota Al Quds sebagai Ibukota Israel .
51. Pada tanggal 18 Juni 1990: Konggres Amerika Serikat menyetujui resolusi yang
sudah disepakati oleh Senator yang menuntut agar semua anggota DK PBB untuk
menghapus Resolusi PBB yang menyamakan antara negara Israel dengan rasisme.
52. Pada tanggal 19 Juni 1990: Konggres Amerika dan anggota Senat meminta kepada
pemerintah Amerika agar menekan seluruh anggota PBB dan DK PBB agar segera
melakukan Sidang Umum untuk menghapuskan Resolusi PBB tahun 1975 yang
menyatakan Israel sebagai negara rasis.
53. Pada tanggal 1 Desember 1990: DK PBB mengundur pelaksanaan sidangnya tetang
proses perdamaian Timur Tengah karena tuntutan Amerika untuk menghapus pasal dalam
Resolusi PBB tentang pernyataan rasisme Israel .
54. Pada tanggal 12 Desember 1990: Pemerintah Amerika menjanjikan terhadap Moskow
untuk memberikan pinjaman sebesar 1 milyar US dollar atas jasanya menerbangkan 360
ribu Yahudi Uni Soviet pada tahun 1989.
55. Pada tanggal 19 Juni 1991: Konggres Amerika mengancam akan menghentikan
bantuan militernya kepada Jordania dan mengembargonya kalau tidak mengakui
eksistensi Israel dan melakukan pertemuan perundingan dengan negara Yahudi itu
sebagai usaha perdamaian antara kedua negara.
56. Pada tanggal 14 Juli 1993: Menteri Pertahanan Amerika mengeluarkan pernyataan
bahwa Amerika tetap terikat untuk terus membantu Israel secara intensif dan
berkelanjutan dalam menghadapi setiap ancaman terhadap negara itu. Selain itu Amerika
juga akan terus meningkatkan hubungan diplomatik strategisnya dengan Israel, agar
keamanan Israel tetap terjamin.
57. Pada bulan Oktober 1995: Konggres dan Parlemen Amerika mengeluarkan keputusan
yang berisi bahwa salah satu kebijakan politik luar negeri Amerika yang harus segera
direalisasikan adalah eksistensi kota Al Quds (Jerusalem) sebagai Ibukota Israel dan

67

harus segera memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke kota itu dari Tel Aviv paling
lambat akhir Mei 1999.
58. Pada tanggal 14 Februari 1997: Perdana Menteri Israel Netanyahu sangat marah
dengan penjualan 100 pesawat tempur F-16 Amerika kepada Arab Saudi. Menurutnya
kalau penjualan pesawat terlaksana, berarti Amerika tidak konsisten dengan kerjasama
strategis Israel Amerika dan masih menurutnya pula penjualan pesawat tempur canggih
kepada selain Israel di kawasan Timur Tengan akan mengancam perdamaian di kawasan
itu. Melihat reaksi keras seperti itu, maka Presiden Amerika Serikat Bill Clinton langsung
menghubungi Netanyahu untuk meyakinkan bahwa penjualan pesawat tempur F-16
kepada Arab Saudi akan dibatasi oleh kepentingan keamanan Israel sendiri dan
menurutnya sejauh ini kerjasama militer Washington-Riyadh justru untuk menjaga
keamanan Israel dari segala ancaman negara yang tidak simpatis dengan Israel. Pada
kesimpulannya, Clinton berusaha meyakinkan Netanyahu bahwa Amerika tidak akan
membiarkan Arab Saudi untuk menggunakan F-16 nya sebagai alat untuk menyerang
Israel.
59. Pada tanggal 8 Oktober 1997: Menteri Luar Negeri Amerika Madeline Albright
mengumumkan daftar gerakan dan organisasi perlawanan Palestina yang dikategorikan
sebagai gerakan teroris: Harokah Muqowamah Islamiyah (Hamas), Hizbullah Lebanon,
Jihad Islami, Front Pembebasan Rakyat Palestina, Qiyadah Ammah, Front Kemerdekaan
Palestina, Milisi Nayeef Hawatimah dan Milisi Abu Nidhal.
60. Pada tanggal 28 April 1998: Bill menyambut hangat dan gembira peringatan
berdirinya negara Israel yang ke-50. dalam acara peringatan yang dilaksanakan di
halaman Gedung Putih, ia memberikan sambutan dengan mengatakan: kita bangsa besar
Amerika sudah menyaksikan bersama perjalanan sejarah yang sangat membanggakan
dalam perjalan bangsa ini, salah satu yang harus membuat kita bangga adalah karena kita
merupakan negara pertama yang mengakui berdirinya negara Israel.
61. Pada tanggal 16 Juni 1998: pasca serangan pejuang Palestina ke pemukiman Yahudi,
Presiden Clinton langsung memberikan konferensi pers dengan mengatakan: saya dan
atas nama seluruh bangsa Amerika ikut berduka cita yang sedalam-dalamnya terhadap
Israel yang pagi tadi mendapat serangan teroris untuk yang kesekian kalinya.

68

62. Pada tanggal 23 Februari 1999: salah seorang pembantu Menteri Luar Negeri
Amerika untuk masalah Timur Tengah dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Dewan
Yahudi internasional mengatakan: perdamaian antara Israel dan Suriah akan sangat
membantu kepentingan strategis Amerika di kawasan itu.
63. Pada tanggal 13 Juni 1999: pemerintah Otoritas Palestina menyetujui untuk
mengundurkan Konferensi Jenewa tentang pelanggaran hak asasi manusia yang
dilakukan oleh Israel, karena mendapat tekanan kuat dari Washington. Dalam anggota
Konggres sendiri sekitar 365 di antara mereka mendukung kebijakan politik Menteri Luar
Negeri Amerika yang menentang konferensi itu dan hanya 5 orang yang mendukung
terlaksananya konferensi. Selian itu anggota Konggres juga menekan Sekjen PBB Koffi
Annan dan Pemerintah Swiss untuk tidak membantu dan memfasilitasi berlansungnya
konferensi itu.
64. Pada tanggal 20 Januari 2000: Perdana Menteri Israel Ehud Barak meminta kepada
Presiden Amerika Bill Clinton untuk secara intensif menghentikan segala bentuk
perlawanan Palestina yang merepotkan Israel khususnya di selatan Lebanon.
65. Pada tanggal 30 Juni 2000: Presiden Amerika Bill Clinton mengancam akan merevisi
sikap dan hubungan Amerika dengan rakyat Palestina kalau mereka mengumumkan
negara Palestina merdeka secara sepihak.
66. Selama masa kepresidenan Bush Junior (George Walker Bush) sampai bulan Maret
2003 ini telah mengeluarkan sekitar 150 kebijakan politik khususnya dalam negeri untuk
membantu menanggulangi krisis ekonomi dan politik Israel dan 150 resolusi yang
mengenyampingkan hak-hak rakyat Palestina terhadap tanahnya. Bahkan lebih dari itu,
dalam setiap resolusi itu, Amerika terus mengecam aksi perlawanan rakyat Palestina
terutama aksi bom syahid. Mereka juga telah memasukan Jihad Islami, Hamas, Hizbullah
dan hampir semua pergerakan perlawanan Palestina dalam daftar organisasi teroris
internaisonal yang akan diperangi oleh Amerika.

69

HI Timteng (12)
Hubungan Israel dengan Palestina
Konflik Israel-Palestina, bagian dari konflik Arab-Israel yang lebih luas, adalah
konflik yang berlanjut antara bangsa Israel dan bangsa Palestina.
Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang sederhana,
seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang berkebangsaan
Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara seluruh bangsa Palestina memiliki
pandangan yang sebaliknya. Di kedua komunitas terdapat orang-orang dan kelompokkelompok yang menganjurkan penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya,
sebagian menganjurkan solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua
bangsa dengan satu negara sekuler yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza,
Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.
* Sejarah
* Akhir abad ke 19-1920: Asal konflik

Tahun 1897, Kongres Zionis Pertama diselenggarakan.

Deklarasi Balfour 1917

Tanggal 2 November 1917. Inggris mencanangkan Deklarasi Balfour, yang dipandang


pihak Yahudi dan Arab sebagai janji untuk mendirikan tanah air bagi kaum Yahudi di
Palestina.
* 1920-1948: Mandat Britania atas Palestina
70

Teks 1922: Mandat Palestina Liga Bangsa-bangsa

Mandat Britania atas Palestina

Revolusi Arab 1936-1939

Revolusi Arab dipimpin Amin Al-Husseini. Tak kurang dari 5.000 warga Arab
terbunuh. Sebagian besar oleh Inggris. Ratusan orang Yahudi juga tewas. Husseini
terbang ke Irak, kemudian ke wilayah Jerman, yang ketika itu dalam pemerintahan Nazi.

Rencana pembagian wilayah oleh PBB 1947

Deklarasi pembentukan negara Israel, 14 Mei 1948

Secara sepihak Israel mengumumkan diri sebagai negara Yahudi. Inggris hengkang
dari Palestina. Mesir, Suriah, Irak, Libanon, Yordania, dan Arab Saudi menabuh
genderang perang melawan Israel.
* 1948-1967

Perang Arab-Israel 1948

Persetujuan gencatan senjata 1949

Tanggal 3 April 1949, Israel dan Arab bersepakat melakukan gencatan senjata. Israel
mendapat kelebihan wilayah 50 persen lebih banyak dari yang diputuskan dalam Rencana
Pemisahan PBB.

Exodus bangsa Palestina

Perang Suez 1956

Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) resmi berdiri pada Mei 1964. Tujuannya
menghancurkan Israel

Perang Enam Hari 1967

Resolusi Khartoum

Pendudukan Jalur Gaza oleh Mesir

Pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur oleh Yordan

* 1967-1993

Perjanjian nasional Palestina dibuat pada 1968, Palestina secara resmi menuntut
pembekuan Israel

1970 War of Attrition

71

Perang Yom Kippur 1973

Kesepakatan damai Mesir-Israel di Camp David 1978

Perang Lebanon 1982

Intifada pertama (1987 - 1991)

Perang Teluk 1990

* 1993-2000: Proses perdamaian Oslo


* Kesepakatan Damai Oslo antara Palestina dan Israel 1993
Tanggal 13 September 1993, Israel dan PLO bersepakat untuk saling mengakui
kedaulatan masing-masing. Pada Agustus 1993, Arafat duduk semeja dengan Perdana
Menteri Israel Yitzhak Rabin. Hasilnya adalah Kesepakatan Oslo. Rabin bersedia
menarik pasukannya dari Tepi Barat dan Jalur Gaza serta memberi Arafat kesempatan
menjalankan sebuah lembaga semi otonom yang bisa memerintah di kedua wilayah itu.
Arafat mengakui hak negara Israel untuk eksis secara aman dan damai.
28 September 1995, implementasi Perjanjian Oslo. Otoritas Palestina segera berdiri.
* Kerusuhan Terowongan Al-Aqsa
September 1996, kerusuhan terowongan Al-Aqsa. Israel sengaja membuka
terowongan menuju Masjidil Aqsa untuk memikat para turis, yang justru membahayakan
fondasi masjid bersejarah itu. Pertempuran berlangsung beberapa hari dan menelan
korban jiwa.

18 Januari 1997 Israel bersedia menarik pasukannya dari Hebron, Tepi Barat

Perjanjian Wye River Oktober 1998, berisi penarikan Israel dan dilepaskannya
tahanan politik dan kesediaan Palestina untuk menerapkan butir-butir perjanjian
Oslo, termasuk soal penjualan senjata ilegal

19 Mei 1999, Pemimpin partai Buruh Ehud Barak terpilih sebagai Perdana
Menteri. Ia berjanji mempercepat proses perdamaian

* 2000-2010: Intifada Al-Aqsa

Intifada Al-Aqsa (2000)

Maret 2000, Kunjungan pemimpin oposisi Israel Ariel Sharon ke Masjidil Aqsa
memicu kerusuhan. Masjidil Aqsa dianggap sebagai salah satu tempat suci umat Islam.
Intifadah gelombang kedua pun dimulai.

72

KTT Camp David 2000, antara Palestina dan Israel

Maret-April 2002, Israel membangun tembok pertahanan di Tepi Barat dan


diiringi rangkaian serangan bunuh diri Palestina.

Juli 2004, Mahkamah Internasional menetapkan pembangunan batas pertahanan


menyalahi hukum internasional dan Israel harus merobohkannya

9 Januari 2005, Mahmud Abbas dari Fatah, terpilih sebagai Presiden Otoritas
Palestina. Ia menggantikan Yasser Arafat yang wafat pada 11 November 2004

Peta menuju perdamaian

Juni 2005, Mahmud Abbas dan Ariel Sharon bertemu di Yerusalem. Abbas
mengulur jadwal pemilu karena khawatir Hamas akan menang

Agustus 2005, Israel hengkang dari permukiman Gaza dan empat wilayah
permukiman di Tepi Barat

Januari 2006, Hamas memenangkan kursi Dewan Legislatif, menyudahi dominasi


Fatah selama 40 tahun

Januari-Juli 2008, ketegangan meningkat di Gaza. Israel memutus suplai listrik


dan gas. Dunia menuding Hamas tak berhasil mengendalikan tindak kekerasan.
PM Palestina Ismail Haniyeh berkeras pihaknya tak akan tunduk

November 2008, Hamas batal ikut serta dalam pertemuan unifikasi Palestina yang
diadakan di Kairo, Mesir. Serangan roket kecil berjatuhan di wilayah Israel

Serangan Israel ke Gaza dimulai 26 Desember 2008. Israel melancarkan Operasi


Oferet Yetsuka, yang dilanjutkan dengan serangan udara ke pusat-pusat operasi
Hamas. Korban dari warga sipil berjatuhan

Mei 2010, Israel memblokede seluruh jalur bantuan menuju Palestina

30 Mei 2010, tentara Israel menembaki kapal bantuan Mavi Marmara yang
membawa ratusan relawan dan belasan ton bantuan untuk Palestina

* Situasi yang Sulit


Sejak Persetujuan Oslo, Pemerintah Israel dan Otoritas Nasional Palestina secara
resmi telah bertekad untuk akhirnya tiba pada solusi dua negara. Masalah-masalah utama
yang tidak terpecahkan di antara kedua pemerintah ini adalah:

73

Status dan masa depan Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur yang
mencakup wilayah-wilayah dari negara Palestina yang diusulkan

Keamanan Israel

Keamanan Palestina

Hakikat masa depan negara Palestina

Nasib para pengungsi Palestina

Kebijakan-kebijakan pemukiman Pemerintah Israel, dan nasib para penduduk


pemukiman itu

Kedaulatan terhadap tempat-tempat suci di Yerusalem, termasuk Bukit Bait Suci


dan kompleks Tembok (Ratapan) Barat

Masalah pengungsi muncul sebagai akibat dari perang Arab-Israel 1948. Masalah
Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur muncul sebagai akibat dari Perang Enam
Hari pada 1967.
Selama ini telah terjadi konflik yang penuh kekerasan, dengan berbagai tingkat
intensitasnya dan konflik gagasan, tujuan, dan prinsip-prinsip yang berada di balik
semuanya. Pada kedua belah pihak, pada berbagai kesempatan, telah muncul kelompokkelompok yang berbeda pendapat dalam berbagai tingkatannya tentang penganjuran atau
penggunaan taktik-taktik kekerasan, anti-kekerasan yang aktif, dll. Ada pula orang-orang
yang bersimpati dengan tujuan-tujuan dari pihak yang satu atau yang lainnya, walaupun
itu tidak berarti mereka merangkul taktik-taktik yang telah digunakan demi tujuan-tujuan
itu. Lebih jauh, ada pula orang-orang yang merangkul sekurang-kurangnya sebagian dari
tujuan-tujuan dari kedua belah pihak. Dan menyebutkan kedua belah pihak itu sendiri
adalah suatu penyederhanaan: Al-Fatah dan Hamas saling berbeda pendapat tentang
tujuan-tujuan bagi bangsa Palestina. Hal yang sama dapat digunakan tentang berbagai
partai politik Israel, meskipun misalnya pembicaraannya dibatasi pada partai-partai
Yahudi Israel.
Mengingat pembatasan-pembatasan di atas, setiap gambaran ringkas mengenai
sifat konflik ini pasti akan sangat sepihak. Itu berarti, mereka yang menganjurkan
perlawanan Palestina dengan kekerasan biasanya membenarkannya sebagai perlawanan
yang sah terhadap pendudukan militer oleh bangsa Israel yang tidak sah atas Palestina,

74

yang didukung oleh bantuan militer dan diplomatik oleh AS. Banyak yang cenderung
memandang perlawanan bersenjata Palestina di lingkungan Tepi Barat dan Jalur Gaza
sebagai hak yang diberikan oleh persetujuan Jenewa dan Piagam PBB. Sebagian
memperluas pandangan ini untuk membenarkan serangan-serangan, yang seringkali
dilakukan terhadap warga sipil, di wilayah Israel itu sendiri.
Demikian pula, mereka yang bersimpati dengan aksi militer Israel dan langkahlangkah Israel lainnya dalam menghadapi bangsa Palestina cenderung memandang
tindakan-tindakan ini sebagai pembelaan diri yang sah oleh bangsa Israel dalam melawan
kampanye terorisme yang dilakukan oleh kelompok-kelompok Palestina seperti Hamas,
Jihad Islami, Al Fatah dan lain-lainnya, dan didukung oleh negara-negara lain di wilayah
itu dan oleh kebanyakan bangsa Palestina, sekurang-kurangnya oleh warga Palestina yang
bukan merupakan warga negara Israel. Banyak yang cenderung percaya bahwa Israel
perlu menguasai sebagian atau seluruh wilayah ini demi keamanannya sendiri.
Pandangan-pandangan yang sangat berbeda mengenai keabsahan dari tindakan-tindakan
dari masing-masing pihak di dalam konflik ini telah menjadi penghalang utama bagi
pemecahannya.
Sebuah usul perdamaian adalah peta menuju perdamaian yang diajukan oleh
Empat Serangkai Uni Eropa, Rusia, PBB dan Amerika Serikat pada 17 September 2002.
Israel juga telah menerima peta itu, namun dengan 14 reservasi. Pada saat ini Israel
sedang menerapkan sebuah rencana pemisahan diri yang kontroversial yang diajukan
oleh Perdana Menteri Ariel Sharon. Menurut rencana yang diajukan kepada AS, Israel
menyatakan bahwa ia akan menyingkirkan seluruh kehadiran sipil dan militer... yang
permanen di Jalur Gaza (yaitu 21 pemukiman Yahudi di sana, dan 4 pemukiman di Tepi
Barat), namun akan mengawasi dan mengawal kantong-kantong eksternal di darat, akan
mempertahankan kontrol eksklusif di wilayah udara Gaza, dan akan terus melakukan
kegiatan militer di wilayah laut dari Jalur Gaza. Pemerintah Israel berpendapat bahwa
akibatnya, tidak akan ada dasar untuk mengklaim bahwa Jalur Gaza adalah wilayah
pendudukan, sementara yang lainnya berpendapat bahwa, apabila pemisahan diri itu
terjadi, akibat satu-satunya ialah bahwa Israel akan diizinkan untuk menyelesaikan
tembok (artinya, Penghalang Tepi Barat Israel) dan mempertahankan situasi di Tepi Barat
seperti adanya sekarang ini.

75

Dengan rencana pemisahan diri sepihak, pemerintah Israel menyatakan bahwa


rencananya adalah mengizinkan bangsa Palestina untuk membangun sebuah tanah air
dengan campur tangan Israel yang minimal, sementara menarik Israel dari situasi yang
diyakininya terlalu mahal dan secara strategis tidak layak dipertahankan dalam jangka
panjang. Banyak orang Israel, termasuk sejumlah besar anggota partai Likud (yang
merupakan partai Sharon) khawatir bahwa kurangnya kehadiran militer di Jalur Gaza
akan mengakibatkan meningkatnya kegiatan penembakan roket ke kota-kota Israel di
sekitar Gaza. Secara khusus muncul keprihatinan terhadap kelompok-kelompok militan
Palestina seperti Hamas, Jihad Islami atau Front Rakyat Pembebasan Palestina akan
muncul dari kevakuman kekuasaan apabila Israel memisahkan diri dari Gaza.

HI Timteng (13)
Hubungan Indonesia dengan Timteng
* Peranan Liga Arab dalam Pengakuan Kedaulatan Indonesia
Liga Arab adalah badan perwakilan dari tujuh negara-negara Arab, yaitu: Mesir,
Irak, Suriah, Libanon, Saudi Arabia, Transyordania, dan Yaman. Sebelumnya bernama
Kongres Pan Arab. Liga Arab dipimpin oleh seorang Direktorat Jenderal yang dibantu
oleh seorang Sekretaris Jenderal. Dewan Liga Arab terdiri dari Departemen Politik,
Ekonomi, dan Sosial. Setiap Departemen mempunyai panitia yang terdiri dari wakilwakil ketujuh negara tersebut. Panitia-panitia itu berkewajiban mempelajari masalahmasalah dunia Arab dan menyiapkan usul-usul yang kemudian dibicarakan dalam Dewan
Liga Arab. Setiap keputusan yang diambil oleh Dewan Liga Arab itu bersifat mengikat
semua negara anggota.
Hubungan Indonesia (lebih tepat dikatakan pemuda/ mahasiswa Indonesia)
dengan Liga Arab telah dimulai semenjak masih bernama Kongres Pan Arab ketika
Ismail Banda dan Mohammad Zein Hassan diutus pada tanggal 6 September 1944 dengan
membawa dan menyampaikan tuntutan sebagai berikut:
1. Pengakuan atas kemerdekaan Indonesia

76

2. Jaminan kesatuan Indonesia seperti sebelum pendudukan asing dengan tidak


dibagi-bagi
3. Ikut serta Indonesia dalam menentukan soal-soal perdamaian sesudah perang.
* Signifikansi Hubungan Indonesia-Timur Tengah
Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, nampaknya
Indonesia perlu terus meningkatkan hubungan kerjasama dengan negara-negara di Timur
Tengah.
Negara-negara di kawasan teluk ini bagi masyarakat Indonesia sudah tidak asing
lagi. Setiap tahun dua ratusan ribu jemaah Indonesia pergi ke Mekkah dan Madinah untuk
menunaikan ibadah haji di tanah suci.
Menurut Suhartono Ronggodirdjo, pengamat Hubungan Internasional, ada empat
alasan mengapa wilayah Timur Tengah begitu familiar dan penting bagi masyarakat
Indonesia.
Pertama, Timur Tengah merupakan wilayah tempat turunnya agama-agama samawi.
Kedua, Timur Tengah adalah wilayah kaya minyak sehingga secara ekonomis lebih kuat
dan kaya dari Indonesia
Ketiga, orang-orang kaya di Timur Tengah perlu tenaga kerja non-formal terutama
pembantu rumah tangga dari Indonesia
Keempat,Timur Tengah menarik perhatian karena merupakan wilayah konflik PalestinaIsrael.
Dengan empat faktor di atas, sepertinya Indonesia perlu terus meningkatkan
kerjasama dengan negara-negara dikawasan ini, tidak hanya dalam bidang politik, tetapi
juga bidang ekonomi, sosial dan budaya.

77

Keempat alasan diatas perlu dijadikan pijakan oleh bangsa Indonesia dalam
membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara Timur Tengah untuk
kemaslahatan bersama diantara dua hala/ arah.
Sebagai kawasan lahirnya agama-agama samawi terutama Islam, Indonesia harus
jeli melihat peluang ini. Ikatan emosional keagamaan nampaknya bisa dijadikan alasan
bagi Indonesia dan negara-negara Timur Tengah untuk memperkuat tali persaudaraan
saling membantu.
Saling tukar pengalaman dalam meningkatkan toleransi beragama diantara dua
hala/ arah nampaknya perlu terus dibina.
Tukar pengalaman dalam mengurangi gerakan-gerakan radikal di kedua wilayah
juga perlu ditingkatkan untuk menampilkan wajah Islam yang lebih damai dan toleran
dimata dunia internasional.
Timur Tengah sebagai penghasil minyak terbesar di dunia dan negara kaya perlu
dipertimbangkan oleh Indonesia. Apalagi ditengah harga minyak dunia yang semakin
tinggi yang membuat negara-negara di kawasan ini semakin bertambah kaya.
Dengan mengetuk hati sesama negara Islam, Indonesia perlu mengajak negaranegara di Timur tengah untuk membantu saudara-saudaranya yang kesusahan di
Indonesia karena harga minyak yang terus naik.
Kerjasama ekonomi dan rayuan diplomatis untuk menarik para investor kaya
dari Timur Tengah untuk menanamkan modalnya di Indonesia perlu dilakukan
pemerintah Indonesia.
Dalam hal ini pemerintah Indonesia perlu belajar dari pemerintah Singapura
bagaimana negara ini sukses menarik para investor Timur Tengah untuk menanamkan
modalnya di Singapura.
Singapura telah berhasil menarik para investor Timur Tengah dan berhasil
mengadakan perjanjian lewat forum The Gulf Cooperation Council (GCC) dengan
78

anggotanya yang terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi Arabia and the United
Arab Emirates (UEA). Para diplomat Indonesia jangan malu untuk belajar dari
keberhasilan negara jiran ini.
Banyaknya warga Timur Tengah yang memerlukan tenaga kerja baik yang
professional maupun tenaga kerja non-formal perlu dilihat oleh Indonesia. Indonesia
harus bisa memainkan peranan diplomatisnya dalam meningkatkan bargain dalam bidang
ketenagakerjaan dengan negara-negara di kawasan tersebut.
Indonesia harus mampu menyediakan tenaga kerja untuk bekerja di Timur
Tengah, tidak hanya tenaga kerja non-formal seperti pembantu rumah tangga (maid)
tetapi juga tenaga kerja professional seperti perawat, dokter, ahli teknik, dan yang
lainnya.
Para diplomat Indonesia juga ditantang untuk bisa menyelesaikan masalah
ketenagakerjaan terutama tenaga kerja non-formal yang sering muncul di Timur Tengah.
Kasus pelecehan dan penganiayaan pembantu asal Indonesia yang sering terjadi perlu
dicarikan solusinya oleh para diplomat Indonesia.
Artinya, dalam hal diplomasi, para diplomat Indonesia jangan hanya terfokus
pada masalah politik sahaja terutama terlalu fokus pada masalah Palestina. Masalah
konflik Palestina-Israel jangan dijadikan satu-satunya perhatian diplomat Indonesia.
Tanpa mengurangi peranan politik dalam menyelesaikan kasus Palestina,
perhatian pemerintah dalam hubungan dengan Timur Tengah perlu juga memperhatikan
hal-hal yang lain seperti disebutkan diatas.
Perhatian terhadap saling tukar pengalaman dalam mengembangkan toleransi
beragama,

kecermatan

menarik

investor

ke

Indonesia

dan

negosiasi

bidang

ketenagakerjaan, nampaknya harus juga menjadi prioritas bagi diplomasi Indonesia di


Timur Tengah.

79

Pada bulan Maret 2010, Presiden Yudhoyono telah melakukan kunjungan ke


beberapa negara Timur Tengah sebagai pembuka untuk lebih meningkatkan hubungan
diplomatis antara dua hala/ arah.
Mudah-mudahan para diplomat dibawahnya mampu meneruskan rintisan
Yudhoyono ini untuk terus meningkatkan hubungan diantara dua hala demi kemaslahatan
Indonesia dan negara-negara Islam lainnya di Timur Tengah.
Meningkatkan hubungan dalam bidang ekonomi nampaknya harus menjadi
perhatian bagi para diplomat Indonesia. Jika hubungan ekonomi dengan negara-negara
lainnya seperti Amerika, Jepang, Australia dan Singapura sudah begitu baik, nampaknya
sudah waktunya bagi Indonesia untuk memberikan perhatian yang lebih intensive ke
wilayah Timur Tengah untuk dijadikan mitra bisnis.

80

Anda mungkin juga menyukai