Rita kumita
Awaluddin
Herry suhendra
IDENTITAS
Nama
: Tn. B
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur
: 69 tahun
Alamat
: Dsn Batang Meuku, Ds
Medang Ara, Aceh Tamiang
Pekerjaan : Tani
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Tanggal Masuk RS : 09 Maret 2015
NO.RM
: 05.71.15
ANAMNESIS
Keluhan tambahan
: Batuk
RPD
: Pasien pernah menderita penyakit yang
sama.
R P K : Ada, paman os juga menderita sesak nafas
R P O : Obat dari puskesmas setempat
RK
: Os perokok berat dan berhenti satu tahun
terakhir
R Alergi : Alergi Ciprofloxacin
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Vital Sign
Tekanan Darah
: 110/90 mmHg
Nadi
: 90 x/i
Pernafasan
: 28 x/i
Suhu
: 36,7OC
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Vital Sign
Tekanan Darah
: 110/90 mmHg
Nadi
: 90 x/i
Pernafasan
: 28 x/i
Suhu
: 36,7OC
Palpasi
Stem fremitus
Kesan
Kanan kiri
Kanan = kiri
kanan = kiri
Kanan = kiri
kanan = kiri
Perkusi
Paru kanan
Paru kiri
Hipersonor
Hiposonor
Hipersonor
Hipersonor
Hipersonor
Hipersonor
Perkusi
auskultasi
Suara nafas
Paru kanan
Paru kiri
Suara nafas
Paru kanan
Paru kiri
Paru kanan
Paru kiri
Rh (+ ), Wh (+)
Rh (+), Wh ( +)
Rh ( +), Wh (+ )
Rh ( +), Wh ( +)
Rh ( +), Wh (+ )
Rh ( +), Wh (-+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mediastinum
Para trakea : dalam batas normal
Para hilus : Terdapat hipervaskularisasi dextra et sinistra
Para kardial : Terdapat hipervaskularisasi dextra et sinistra
Paru
Paru atas :
kanan :perselubungan homogen (+)
Kiri : perselubungan homogen (+), sulit dinilai
Paru tengah
Kanan : perselubungan homogen (-)
Kiri : perselubungan homogen (+)
Paru bawah
Kanan
: perselubungan homogen (+)
Kiri : perselubungan homogen (+)
Diafragma
Jantung
Sinus kostofrenikus
Sinus kardiofrenikus
Hasil lab
Pemeriksaan heamoglobin
Hasil
Normal
Satuan
Eritrocyte
4,29
4,6-6,2 x 10
Mm 3
Haemoglobin
12,2
14-18
g%
Lecocyte
8.600
4000-10000
Mm 3
150000-350000
Mm 3
Trombocyte
261.000
Hematokrit
39,4
35-50
Glukosa AD
172
70-140
Mg / dl
Resume :
Pasien datang ke IGD RSUD Aceh Tamiang dengan keluhan
sesak nafas yang dialami sejak 2 hari SMRS, perasaan sesak ini sangat
mengganggu aktivitasnya. Sesak itu terjadi secara hilang timbul, sesak
ini juga menyebabkan pasien tidak bisa tidur, sesak di rasakan sejak os
berumur 8 tahun. Pasien juga mengeluh batuk selama sesak ini muncul.
Batuk berdahak (+) warna dahak putih, darah (-). Berat badan menurun
(+), berkeringat (+). Setelah ditanyakan lebih lanjut pasien mengakui
pernah berobat pada dokter ahli dengan diagnosa penyakit asma. Pasien
juga mengatakan tinggal di lingkungan
yang tidak sehat karena
disebelah rumahnya terdapat kandang sapi dan ayam yang setiap
harinya os menghirup asap dari bakaran sampah kotoran sapi dan juga
debu dari ternak ayam.
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan dari inspeksi dada simetris. Pada
palpasi sterm fremitus seluruh lapang paru kanan meningkat, dan lapang
paru atas kiri melemah, lapangan paru kiei tengah dan bawah meningkat.
Perkusi pada lapang paru atas kanan hipersonor, lapangan paru kiri atas
hiposonor. Pada kedua lapang paru tengah dan bawah hipersonor. Dan
auskultasi pada kedua lapang paru atas, tengah dan bawah vesikuler
meningkat disertai ekspirasi memanjang. Didapati suara nafas tambahan
ronkhi dan wheezhing pada kedua lapang paru tengah dan bawah.
DIAGNOSA BANDING
PPOK Eksaserbasi Akut + Diabetes Melitus tipe
II
Susp.Tuberculosis
Asma Eksaserbasi Akut
DIAGNOSA SEMENTARA
PPOK Eksaserbasi Akut + Diabetes Melitus tipe
II
PENATALAKSANAAN
O2 2-4 Liter/i
IVFD RL + Aminophilin 1 amp 20 gtt/i
Inj. Ranitidin 1 amp / 12 jam
Inj. Ceftriaxone 1gr / 12 jam
Inj. Dexamethason 1 amp / 8 jam
Nebul Combivent / 8 jam
Ambroxol tab 500mg 3x1
Vitamin C 1x1
ANJURAN
Pemeriksaan Darah Rutin Lengkap
Pemeriksaan KGDs
Pemeriksaan Sputum BTA
Pemeriksaan foto Thorax
Pemeriksaan Faal paru
Definisi
Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran
rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan
dinding alveoli
FAKTOR RISIKO
Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang
terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok
b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah
rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600
Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja
Hipereaktiviti bronkus
Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia
PATOGENESIS DAN
PATOLOGI
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari tanpa
gejala, gejala ringan hingga berat. Pada pemeriksaan fisis
tidak ditemukan kelainan jelas dan tanda inflasi paru
Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa
gejala pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis
berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas
berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher
dan edema tungkai - Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong
ke bawah
Auskultasi
suara napas vesikuler normal, atau
melemah
terdapat ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
ekspirasi memanjang
bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin
1. Faal paru
Spirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP, VEP1/KVP
- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau VEP1/KVP ( % ).
Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1% (VEP1/KVP) < 75 %
- VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai untuk menilai
beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit.
- Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, APE meter
walaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau
variabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari 20%
Uji bronkodilator
- Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan APE
meter.
- Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit
kemudian dilihat perubahan nilai VEP1 atau APE, perubahan VEP1 atau APE <
20% nilai awal dan < 200 ml
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan
penyakit paru lain
Pada emfisema terlihat gambaran :
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye
drop appearance)
Pada bronkitis kronik :
Normal
Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
Faal paru
Uji latih kardiopulmoner
Uji provokasi bronkus
Uji coba kortikosteroid
Analisis gas darah
Radiologi
Elektrokardiografi
Ekokardiografi
bakteriologi
DIAGNOSIS BANDING
Asma
SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis)
Adalah penyakit obstruksi saluran napas yang
ditemukan pada penderita pascatuberculosis
dengan lesi paru yang minimal.
Pneumotoraks
Gagal jantung kronik
Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas
lain misal : bronkiektasis, destroyed lung.
Penatalaksanaan