Disusun Oleh:
Kelompok 3 Non Reguler
Kelompok 3 Reguler
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.M dengan Masalah Keperawatan Gangguan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran dengan Diagnosa Medis Skizofrenia tak terinci di ruang wijaya
kusuma RSJ Menur Surabaya telah dikonsulkan dan disetujui untuk diseminarkan pada tanggal
07 Januari 2014.
Surabaya,
Pembimbing Akademik
Januari 2014
Pembimbing Klinik
Mengetahui,
Kepala Diklat Perawatan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahNya kami
dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa dengan judul Asuhan Keperawatan
Jiwa pada Pasien Tn.M dengan Masalah utama Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran dengan diagnosa medis skizophrenia di Ruang Wijaya Kusuma RSJ Menur
Surabaya. Selebihnya kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
pembimbing dan CI Ruang Wijaya Kusuma yang telah membimbing kami dalam melakukan
penyusunan Makalah seminar ini.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu kami mohon dengan tulus mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi kita semua
dan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya.
Kelompok
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi hidup manusia menurut WHO,
sehat diartikan sebagai suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan saja
keadaan terhindar dari sakit maupun kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3
tahun 1966 adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan
emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu selaras dengan keadaan orang lain
(Teguh, 2009). Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras
dengan orang lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri sendiri, orang lain,
masyarakat, dan lingkungan (Suliswati, 2005).
Dalam Undang-undang no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa setiap
orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan
terjangkau. Disebutkan pula bahwa penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang,
mengancam keselamatan dirinya dan orang lain, mengganggu ketertiban keamanan umum wajib
mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Prevalensi gangguan
jiwa di Indonesia mencapai 245 jiwa per 1000 penduduk hal ini merupakan kondisi yang sangat
serius karena lebih tinggi 2,6 kali dari ketentuan WHO. Prevalensi penderita di Indonesia adalah
0,3-1% dan bisa timbul pada usia sekitar 18-45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12
tahun sudah menderita gangguan jiwa. Apabila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka
diperkirakan sekitar 2 juta mengalami skizofrenia. Tingginya angka gangguan kesehatan jiwa
tersebut penyebabnya multifaktorial bisa diakibatkan masalah sosial, ekonomi, maupun gizi yang
kurang dimana sekitar 99% pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah penderita skizofrenia (Yosep,
2007). Skizofrenia adalah penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya
pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu. Skizofrenia tidak dapat
di definisikan sebagai penyakit tersendiri melainkan diduga sebagai suatu sindrom gangguan
jiwa (Videbeck, 2008).
Studi yang dilakukan oleh Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa
Negara menunjukkan bahwa hari-hari produktif yang hilang yang disebabkan oleh masalah
kesehatan jiwa sebesar 8,1 %. Angka ini jauh lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan
penyakit tuberculosis(7,2%), kanker(5,8%), penyakit jantung (4,4%) maupun malaria (2,6%).
Namun pada kenyataannya berdasarkan data Riskesdas 2007, ternyata terdapat sekitar 13.00024.000 orang penderita gangguan jiwa di Indonesia yang diabaikan oleh keluarganya. Sedangkan
di Jawa Tengah berdasarkan data dari Kabupaten/Kota sampai dengan Juni 2011 tercatat 3 tidak
kurang 200 orang penderita gangguan jiwa tidak dibawa ke RSJ. Hasil penghitungan data jumlah
pasien pada tahun 2010 di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang dengan rumus jumlah
diagnosa / jumlah gangguan jiwa x 100% (jumlah gangguan jiwa: 3914). Pasien yang mengalami
perilaku kekerasan sebanyak 1534 jiwa atau sekitar 39,2%, pasien yang mengalami gangguan
persepsi halusinasi sebanyak 1606 jiwa atau sekitar 41%, pasien yang mengalami isolasi sosial :
menarik diri sebanyak 457 jiwa atau sekitar 11,7%, pasien yang mengalami waham sebanyak 111
jiwa atau sekitar 2,8%, pasien yang mengalami gangguan konsep diri : harga diri rendah yaitu
sebanyak 82 jiwa atau sekitar 2,1%, kemudian pasien yang mengalami depresi sebanyak 662
jiwa atau sekitar 16,9%, pasien yang ingin melakukan percobaan bunuh diri sebanyak 116 jiwa
atau sekitar 2,3%, pasien yang sudah pulang dan kambuh lagi ada 4452 jiwa atau sekitar 11,5%,
pasien skizofrenia sendiri ada 3912 jiwa atau sekitar 99,99%, kemudian jumlah pasien laki-laki
sekitar 2357 jiwa, sedangkan pasien yang perempuan sebanyak 1557 jiwa (Arfian, 2010).
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan dan fenomena diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.M dengan diagnosa keperawatan
gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran?
1.3
1.3.1
Tujuan
Tujuan umum :
Untuk memberikan gambaran nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah utama gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
1.3.2 Tujuan khusus :
1. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan persepsi sensori :
2.
halusinasi pendengaran
Mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Persepsi Sensori :
3.
Halusinasi Pendengaran
Dapat menyusun perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah Gangguan Persepsi
4.
5.
6.
Pendengaran
Dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
1.4
1.4.1
1.4.2
1.4.3
1.4.4
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawatan jiwa pada pasien dengan Gangguan Persepsi Sensori :
Halusinasi Pendengaran
BAB II
LANDASAN TEORI
I.
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit. Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan
stimulus yang jelas. Contohnya rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan rasa mengecap seperti rasa darah, urin, faces.
6. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti rasa aliran darah vena atau
arteri, pencernaan makanan, pembentukan urin.
7. Halusinasi Kinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
C. Penyebab
Penyebab perubahan sensori persepsi halusinasi adalah isolasi sosial. Isolasi Sosial
adalah percobaan untuk menghindar interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D.
1.
2.
3.
4.
-
orang lain.
Tanda dan gejala Isolasi sosial antara lain:
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
Menghindar dari orang lain
Komunikasi kurang atau tidak ada
Tidak ada kontak mata
Tidak melakukan aktifitas sehari hari
Berdiam diri di kamar
Mobilitas kurang
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala seseorang yang mengalami halusinasi adalah:
Tahap 1 ( Comforting )
Tertawa tidak sesuai dengan situasi
Menggerakkan bibir tanpa bicara
Bicara lambat
Diam dan pikirannya dipenuhi pikiran yang menyenangkan
Tahap 2 ( Condeming )
Cemas
Konsentrasi menurun
Ketidakmampuan membedakan realita
Tahap 3
Pasien cenderung mengikuti halusinasi
Kesulitan berhubungan dengan orang lain
Perhatian dan konsentrasi menurun
Afek labil
Kecemasan berat ( berkeringat, gemetar, tidak mampu mengikuti petunjuk )
Tahap 4 ( Controlling )
Pasien mengikuti halusinasi
Pasien tidak mampu mengendalikan diri
Beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
E. Akibat
Akibat dari perubahan sensori persepsi halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan adalah suatu perilaku mal adaftive dalam memanifestasikan perasaan
marah yang dialami seseorang. Perilaku tersebut dapat berupa mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan. Marah sendiri merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap
kecemasan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Perasaan
marah sendiri merupakan suatu hal yang wajar sepanjang perilaku yang dimanifestasikan berada
pada rentang adaptif.
Rentang Respon
Respon adaptif
1. Pikiran logis
2. Persepsi akurat
3. Emosi konsisten
dengan pengalaman
4. Perilaku seksual
5. Hubungan sosial
6. Harmonis
III.
4. Isolasi Sosial
A. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulasi nyata
Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
Klien merasakan makan sesuatu
Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
Klien takut pada suara / gambar / bunyi yang dilihat dan didengar
Klien ingin memukul / melempar barang barang
Data Objektif :
-
Data Subjektif:
-
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa apa, bodoh, mengkritik diri
sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Objektif :
-
Klien terlihat lebih suka sendiri, binggung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup, apatis, ekspresi sedih, komunikasi verbal kurang,
aktivitas menurun, menolak berhubungan, kurang memperhatikan kebersihan.
IV.
V.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa I : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Tujuan Umum :
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan Khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Evaluasi :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
INTERVENSI :
1. Bina hubungan saling percaya dengan :
Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan klien
RASIONAL : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk memperlancar hubungan
interaksi selanjutnya
b. Klien dapat mengenal halusinasi.
Kriteria Evaluasi:
- Klien dapat menyebutkan, waktu, isi dan frequensi timbulnya halusinasi
- Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya
INTERVENSI :
1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
R/ Kontak dan singkat selain upaya membina hubungan saling percaya juga dapat memutuskan
halusinasinya.
2. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa stimulus
memandang ke kiri dan ke kanan seolah ada teman bicara
R/ Mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam melakukan
3.
-
intervensi
Bantu klien mengenal halusinasi dengan cara :
Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di dengar
Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dikatakan halusinasinya
Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu. Namun perawat sendiri tidak
Katakan saya tidak mau dengar kau pada saat halusinasi muncul
Menemui orang lain atau perawat, teman untuk bercakap cakap atau mengetahui halusinasinya
didengar
Membuat jadwal kegiatan sehari hari agar halusinasi tidak muncul
Meminta teman, keluarga, perawat menyapa jika klien tampak sendiri
R/ memberikan alternatif pilihan untuk mengontrol halusinasi
4. Bantu klien memilih cara dan melatih cara untuk memutuskan halusinasinya secara bertahap
-
misalnya dengan :
- Mengambil air wudhu dan sholat atau baca Al-Quran
- Membersihkan rumah atau peralatan rumah
- Mengikuti kegiatan sosial di masyarakat ( pengajian, gotong royong )
- Mengikuti kegiatan olahraga di kampung ( jika masih muda )
- Mencari teman merngobrol
R/ Memotivasi dapat meningkatkan keinginan klien untuk mencoba memilih cara mengendalikan
halusinasinya
5. Beri kesempatan klien untuk melakukan cara yang telah dipilih
R/ Memberi kesempatan pada klien untuk mencoba cara yang dipilih
6. Anjurkan klien untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok orientasi realita dan stimulasi persepsi
R/ Stimulasi persepsi dapat mempengaruhi perubahan intepretasi realitas akibat halusinasi
d. Klien dapat dukungan keluarga untuk mengontrol halusinya
Kriteria Hasil :
Keluarga dapat saling percaya dengan perawat
Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dari tindakan untuk mengendalikan
halusinasinya
INTERVENSI :
1. BHSP dengan menyebutkan nama, tujuan dengan sopan dan ramah
R/ Sebagai dasar untuk memperlancar interaksi selanjutnya
2. Anjurkan klien untuk menceritakan halusinasinya kepada keluarga
R/ Untuk mendapatkan bantuan keluarga dalam mengontrol halusinasinya
3. Diskusikan halusinasinya pada saat berkunjung :
- Pengertian halusinasi
- Gejala halusinasi yang mendalam
- Cara yang dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasinya
- Cara merawat klien halusinasi dirumah, misalnya diberi kegiatan jangan di biarkan sendiri
- Beri informasi kapan mendapat bantuan :
Halusinasi tidak terkontrol dapat mencederai orang lain
R/ Untuk mengetahui pengetahuan keluarga tentang informasi halusinasi
e.
-
DAFTAR PUSTAKA
1. Maramis, W. F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9. Surabaya : Airlangga University
Press.
2. Rasmun. 2001. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga. Edisi 1.
Jakarta : CV. Sagung Seto.
3. Stuart, G. W. Sudden, S. J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Terjemahan ). Jakarta : EGC.
4. Maslim Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas Dari PPDGJ III
5. Hawari. Dadang. 2001. Pendekatan Holistik Dengan Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta :
FK UI
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 01 Januari 2014 di ruangan Wijaya Kusuma RS Jiwa
Menur Surabaya. Adapun data yang didapat bahwa klien masuk rumah sakit diruangan pada
tanggal dengan nomor register dengan diagnosa medis F20.3 (Skizophrenia ).
I.
IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.M
Tanggal Pengkajian : 01 Januari 2014
Umur : 25 Tahun
RM No.
: 03-xx-xx
Informan
: Pasien, Keluarga Dan Rekam Medic
II. ALASAN MASUK
Px berbicara melantur dan marah marah
k/u : px mengatakan mendengar ada yang berbisik bisik dan menyuruhnya untuk berbuat hal
III.
1.
2.
3.
keluarga
pengobatan kurang berhasil. Selama selang 3 tahun setelah sembuh px tidak pernah kontrol
dengan tidak teratur minum obatnya karena merasa sudah sembuh. Selama dirumah pasien
marah-marah dan memukul ibunya.
erawatan
:
- Regimen terapi inefektif
- Resiko Perilaku kekerasan
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? Tidak
erawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
px mengatakan putus cinta dan di tinggal pacarnya menikah
Masalah Keperawatan
: Respon Pasca Trauma
IV.
1.
2.
3.
FISIK
Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg Nadi : 84x/menit Suhu : C P : 19x/menit
Ukur
: TB : 174cm BB : 59kg
Keluhan fisik : Tidak
Jelaskan
: selama di rumah sakit jiwa px tidak pernah mengalami sakit
Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan
: px anak k 5 dari 6 bersaudara.
Masalah Keperawatan
: Koping Individu Tidak Efektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri: px menyukai seluruh bagian tubuhnya, penampilanya kurang rapi, tampak lesu
ketika berjalan, px mondar mandir di ruangan
b. Identitas diri : px seorang laki laki berusia 25 tahun, belum menikah, berpendidikan terakhir
hanya SD.
c. Peran
: px bekerja sebagai kuli bangunan, setiap harinya px bekerja dengan tepat waktu.
d. Ideal diri
untuk menikah.
Masalah Keperawatan
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
4. Spiritual
a. Nilai dari keyakinan : px mengatakan bahwa agamanya islam.
b. Kegiatan ibadah
: sudah tidak sholat sejak 3 bulan yang lalu selama dirumah, px
mengatakan tidak pernah sholat selama di RS
Masalah Keperawatan
: Distrees Spiritual
GENOGRAM
Keterangan :
: perempuan
: pasien
VI. STATUS MENTAL
: laki - laki
1. Penampilan
Tidak rapi
Jelaskan
: px berpenampilan rambut tidak pernah disisir, memakai sarung berantakan
untuk lipatannya
Masalah Keperawatan
: Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan
: px menjawab seperlunya saja dengan nada berbicara lambat
Masalah Keperawatan
: Gangguan Komunikasi Verbal
3. Aktivitas Motorik:
lesu
Jelaskan
: px sering menyendiri diruangan, ADL diarahkan oleh petugas
Masalah Keperawatan
: Penurunan Aktifitas Motorik
4. Alam Perasaan
khawatir
Jelaskan
: px mengatakan khawatir jika mendengar bisikan bisikan itu datang.
Masalah Keperawatan
: Ansietas
5. Afek
Jelaskan
: px bisa tersenyum dan sedih ketika diberi stimulus
Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan
6. Interaksi selama wawancara
Kontak mata kurang
Jelaskan
: px lebih banyak diam diri, pandangan mata melihat ke arah lain ketika di ajak
bicara.
Masalah Keperawatan
: Gangguan Interaksi Sosial : Menarik Diri
7. Persepsi
Pendengaran
Jelaskan
: px mengatakan sering mendengar bisikan bisikan yang menyuruhnya untuk
berbuat sesuatu ( misalnya disuruh memukul, disuruh untuk mensholati ibunya), saat di kaji px
mondar mandir, saat ditanya bahwa ada yang membisiki untuk pulang dan mensholati ibunya.
Respon px saat mendengar suara itu. Respon px saat mendengar suara suara itu px mengikuti
perintah sura tersebut. Juga mondar mandir, selalu bicara sendiri.
Masalah Keperawatan
:
- gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
- resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
8. Proses Pikir
Jelaskan
: px bicara seperlunya saja
Masalah Keperawatan
: Tidak Ada Masalah Keperawatan
9. Isi Pikir
Jelaskan
: pasien mengatakan semua apa yang dialaminya.
Masalah Keperawatan
: Tidak ada Masalah Keperawatan
10. Tingkat Kesadaran
Jelaskan
: px mengatakan bisa menyebutkan waktu, tempat, orang secara benar
Masalah Keperawatan
: Tidak Ada Masalah Keperawatan
11. Memori
Jelaskan
: px ingat pernah dibawa ke kyai dan menceritakan hal hal yang pernah di
alaminya
Masalah Keperawatan
: Tidak Ada Masalah Keperawatan
12. Tingkat Konsentrasi dan berhitung
Jelaskan
: px mampu berhitung dalam bentuk sederhana ( menghitung angka )
Masalah Keperawatan
: Tidak Ada Masalah Keperawatan
13. Kemampuan Penilaian
Gangguan bermakna
Jelaskan
: px mengatakan suara yang di dengar itu benar benar ada sehingga px melakukan
isi suara tersebut
Masalah Keperawatan
b.
-
Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda ? Ya
Apakah anda makan memisahkan diri ? Tidak
Frekuensi makan sehari
: 3x sehari
Frekuensi kudapan sehari
: 1x sehari
Nafsu makan
: Meningkat
Diet khusus
:Jelaskan
Masalah Keperawatan
c.
-
Tidur
apakah ada masalah : Tidak
apakah anda merasa segar setelah bangun tidur
: Ya
apakah anda kebiasaan tidur siang
: Ya lamanya
: 5 jam
apa yang menolong anda tidur
:waktu tidur malam : 19.30
Waktu bangun jam : 05.00
sulit untuk tidur
: tidak
Terbangun saat tidur : tidak
bangun terlalu pagi : tidak
Gelisah saat tidur
: tidak
Semnabolisme
: tidak
Berbicara dalam tidur : tidak
Jelaskan
mengalami masalah dalam tidur. Saat malam hari biasanya pasien tidur sekitar pukul 19.30
sampai dengan pukul 05.00.
Masalah Keperawatan
3.
-
Masalah Keperawatan
Teman sejawat: ya
Kelompok social
: tidak
Masalah Keperawatan
: kerusakan komunikasi
VIII.
MEKANISME KOPING
Adaptif
Maladaptif
: Tidak ada
:
Reaksi lambat
Menghindar
Mencederai diri
menyendiri
Masalah Keperawatan
: Koping Individu Inefektif
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : px lebih banyak menyendiri
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : px tidak mau berinteraksi dan berkomunikasi
dengan px lain. Px berinteraksi dengan di arahkan oleh petugas.
Masalah dengan pendidikan, spesifik : px tamat SD
Masalah dengan pekerjaan, spesifik : px bekerja sebagai kuli bangunan
Masalah dengan perumahan, spesifik : px tinggal bersama keluarganya. Di keluarga px bisa
berinteraksi dengan semua anggota keluarga.
Masalah ekonomi, spesifik : px belum bisa mencukupi ekonominya yang hanya sebagai kuli
bangunan untuk dirinya dan keluarganya, selama di RS px menggunakan jamkesmas
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : px pernah MRS di RSJ Menur pada tahun 2011
dengan keluhan yang sama.
Masalah lainya, spesifik : px merasa bosan di RSJ dan ingin pulang
Masalah keperawatan :
-
XIII.
NIRM : 039915
DATA
ETIOLOGI
DS :
MASALAH
Halusinasi
- Pasien sering
pendengaran
T.T.
NIRM : 03xxxx
DX KEP
Perubahan
IMPLEMENTASI
SP I
EVALUASI
S : Pasien menjawab
persepsi
sensori :
percaya
Affandi
Halusinasi
- Orientasi
O:
pendengaran
A : SP I belum tercapai
P: Ulang SP I
namanya siapa ?
- Kerja
Bagaimana perasaan mas
hari ini ?
Boleh saya tahu pekerjaan
mas?
Apakah mas mau
menceritakan kepada saya,
kenapa mas ada disini?
- Terminasi
Baiklah mas, besok kita
T.T.
berbincang-bincang lagi,
sekarang mas bisa
2-1-14
Perubahan
beristirahat
SP 1
S : Pasien mengatakan
persepsi
sensori :
: menghardik
halusinasinya
Halusinasi
- Orientasi
O:
pendengaran
mengungkapkan
hari ini?
halusinasinya
- Pasien mampu
ya?
mengungkapkan
-Kerja
menghardik halusinasi
A : SP 1 tercapai
P : lanjutkan SP 2
sewaktu-waktu?
Bagaimana kalau kita
belajar berlatih untuk
menghardik bisikan itu?
Saat bisikan itu terdengar
mas bilang, saya tidak
mau mendengar begitu
mas secara berulang. Coba
mas peragakan.
- Terminasi
Dilatih terus ya mas,
besok kita ketemu lagi
untuk mengatasi bisikan
dengan cara kedua,
bagaimana mas ? ya sudah
mas, mas bisa beristirahat
lagi.
3-1-14
Perubahan
SP 2
S : Pasien mengatakan
persepsi
sensori :
halusinasinya
mengontrol halusinasi
Halusinasi
- Orientasi
yang ke 2
pendengaran
O:
- Pasien mampu
mengungkapkan
halusinasinya
- Pasien tenang
- Pasien mampu
halusinasi muncul?
menghardik halusinasi
- Kerja
A : SP 2 belum tercapai
P : Ulangi SP 2
lagi.
Sp 2
S : px mengatakan mau
Px dapat mengontrol
mengobrol dengan px
halusinasinya dengan
melakukan kegiatan
- Orientasi
selamat pagi mas fandi,
- px berinteraksi dengan
px lainnya
bisikan ?
- px tampak tenang
- px mampu
mengungkapkan
lakukan ?
perasaannya
bagaimana rasanya
A : SP 2 tercapai
mengobrol dengan px
P : lanjut SP 3
lainnya mas?
- Kerja
bagaimana kalau kita
ulangi yang saya ajarkan
kemarin mas ?
Pertahankan seperti itu ya
mas, baik mas bagaimana
kalau kita membuat daftar
aktivitas buat mas besok
- Terminasi
aktivitas yang sudah di
buat tadi dilaksanakan ya
mas
mas kalau bisa jangan
menyendiri mas,
berinteraksi dengan px
lainnya
besok kita bertemu lagi
ya mas di tempat ini
5-1-14
Sp 2
S : Px mengatakan sudah
Px mampu melakukan
berkurang mendengar
dijadwalkan
cara mengontrol
- Orientasi
selamat pagi mas fandi,
halusinansinya
O:
bagaimana keadaannya
sekarang?
- Wajah bersahabat
- Px mampu
mengungkapkan
perasaannya
- Px tampak tenang
A : SP 3 tercapai
P : lanjut SP 4
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : I
Tanggal
: 1 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px tampak bingung
- Kontak mata kurang
- Px mengucapakan disuruh pulang
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
Jujur dan menepati janji
Berikan perhatian dan sikap ramah
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat sore mas, perkenalkan nama saya amirullo ashadi, biasanya dipanggil amir, kalu
boleh tau, nam mas siapa ? mas biasanya dipanggil siapa ? mas asalnya dari mana ? kalau
saya dari Surabaya, saya mahasiswa akper sutopo yang akan merawat mas selama di ruangan
ini.
b. Evaluasi / Validasi
DS : px mampu menyebutkan nama perawat yang mengkaji
DO : px menjawab pertanyaan dengan sesuai
c.
Kontrak
Topic
Bagaimana sekarang kita mengobrol tentang mas, dan mas bisa menceritakan masalah mas
kepada saya !
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 20 menit
Tempat
Mas mau ngobrol dimana ? bagaimana kalau disini saja !
2. Fase kerja
Selamat sore mas fandi, bagaimana perasaan mas hari ini ? boleh saya tau pekerjaan mas
apa ? apa mas mau menceritakan kepada saya kenapa mas ada disini?
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Apa mas senang berbicara dengan saya? Coba mas ulangi siapa nama saya tadi?
b. Evaluasi objektif
Klien tampak lesu
c. Tindak lanjut
Baiklah mas besok kita ngobrol lagi, sekarang mas bisa istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Besok kita bahas lebih lanjut lagi masalah
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : II
Tanggal
: 2 januari 2014
C. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan masih mendengar bisikan-bisikan
DO : - Px mampu mengungkapkan halusinasinya
terjadinya halusinasi )
Latihan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik ( jelaskan cara menghardik,
D. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat siang mas fandi, bagaimana perasaanya hari ini? Saya datang lagi untuk menepati
janji yang kemarin, apa mas ingat nama saya? Ya betul mas, Alhamdulillah mas masih ingat
nama saya.
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini, apa sudah tidak mendengar bisikan-bisikan
c.
Kontrak
Topic
Hari ini saya akan mengajarkan mas fandi untuk latihan mengontrol halusinasinya.
Bagaimana mas?
Waktu
Bagaimana kalau kita latihan selama 20 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita latihan disini saja mas?
2. Fase kerja
Apakah bisikan itu terdengar terus menerus/sewaktu-waktu? Bagaimana mas untuk
mengatasi bisikan itu? Bagaimana kalau kita berlatih menghardik bisikan itu? Saat bisikan itu
terdengar langsung mas bilang saya tidak mau dengar begitu berulang-ulang. Coba mas
peragakan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Klien mau belajar mengontrol halusinasinya dan mau memperagakan ulang menghardik
halusinasinya
b. Evaluasi objektif
Klien mampu mengungkapkan halusinasinya, ada kontak mata.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus ya mas, besok kita bertemu lagi untuk menghilangkan bisikan-bisikan dengan
cara yang kedua, bagaimana mas? Ya sudah mas istirahat lagi.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita belajar cara menghilangkan bisikan-bisikan dengan cara kedua. Bagaimana mas?
Waktu
Besok kita ngobrol 15 menit lagi ya mas
Tempat
Besok kita mengobrol dimana mas? Baiklah disini saja
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : III
Tanggal
: 3 januari 2014
E. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : - Px mengatakan mendengar bisikan-bisikan
DO : - ada kontak mata
- px tampak tenang
- px mampu mengungkapkan halusinasinya
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px dapat mengontrol halusinasinya
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP I )
Latih klien untuk berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
F. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, bagaimana kabar hari ini mas? Apa yang saya ajarkankemarin sudah
mas lakukan?
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas tidur semalem? Apakah mas sudah melakukan latihan menghardik sura yang
c.
saya ajarkan. Apa yang mas rasakan setelah melakukan latihan menghardik secara teratur?
Kontrak
Topic
Baik mas, sesuai dengan janji kita kemarin. Hari ini kita akan latihan mengendalikan
halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol disini saja mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Iya bagus mas, pertahankan
seperti itu. Sekarang saya akan memberi tau mas cara kedua yaitu ketika mas mendengar
3.
a.
b.
c.
bisikan mas bisa mengobroldengan pasien lain atau bisa dengan saya. Bagaiman mas?
Fase terminasi
Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan temannya
Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px mau mengobrol dengan orang lain
Tindak lanjut
Dilatih terus-menerus ya mas, apa yang saya ajarkan. Mas juga jangan suka menyendiri.
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : IV
Tanggal
: 4 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO :
2.
3.
4.
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
B. STRATEGI KOMUNIKASI
4. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas
b. Evaluasi / Validasi
Bagaimana mas, apa mas fandi masih mendengar suara-suara yang membisiki? Bagus mas,
apa yang saya ajarkan kemarin sudah mas lakukan? Bagaimana rasanya setelah mengobrol
dengan px lain?
c.
Kontrak
Topic
Baik mas, sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita akan mengevaluasi cara yang saya
ajarkan kemarin dan mengevaluasi kegiatan sehari-hari mas fandi selama di rumah sakit.
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruang depan mas
5. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan kemarin mas? Pertahankan seperti itu ya mas,
latih secara teratur. Bagaimana mas?
Baik mas, bagaimana kalau membuat jadwal aktifitas yang mas lakukan? Kita mulai dari
rapikan tempat tidur, kemudian mandi, minum obat, makan, beriteraksi dengan px lain
Evaluasi subjektif
Px mengatakan mau mengobrol dengan px lain dan ingin cepat pulang
b. Evaluasi objektif
Ada kontak mata, px bisa berinteraksi dengan px yang dikenalnya, px mampu duduk
a.
c.
Aktifitas yang sudah dibuat tadi dilaksanakan ya mas, mas kalau bisa jangan menyendiri ya
mas, berinteraksi dengan px lain.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Bagaimana kalau besok kita mengobrol lagi mas? Bahas aktifitas lain
Waktu
Bagaimana kalau besok kita mengobrol selama 15 menit mas?
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
LAPORAN PENDAHULUAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
HALUSINASI PENDENGARAN
Interaksi ke : V
Tanggal
: 5 januari 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi pasien
DS : Px mengatakan sudah berkurang mendengar bisikan-bisikannya
DO : - ada kontak mata
- px mampu mengungkapkan aktifitas tadi pagi
- Px mampu mengungkapkan perasaannya
- px tampak tenang
2. Diagnose keperawatan
Gannguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan khusus
Px mampu melakukan aktivitas yang sudah dijadwalkan
4. Tindakan keperawatan
Evaluasi kegiatan lalu ( SP I, II, III )
Jelaskan pentingnya obat dan melatih px minum obat
Masukkan dalam jadwal harian px
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi mas fandi, sudah makan tadi pagi? Makannya habis mas?
b. Evaluasi / Validasi
Px terlihat tenang hari ini. Bagaiman mas. Apa aktifitas yang sudah kita buat kemarin, sudah
mas lakukan dengan benar? Apa masih ada terdengar bisikan-bisikan mas? Kalau mas mas
mendengar bisikan. Apa yang mas lakukan seperti yang saya ajarkan dulu?
c. Kontrak
Topic
Baik mas, mari kita bahas tentang aktifitas yang sudah mas lakukan kemarin?
Waktu
Bagaimana kalau kita mengobrol 15 menit mas?
Tempat
Bagaimana kalau kita mengobrol di ruangan kemarin mas?
2. Fase kerja
Bagaimana kalau kita ulangi yang saya ajarkan dulu? Iya mas, bagus, coba peragakan mas,
nanti kalau lupa saya ingatkan lagi, pertahankan cara-cara tersebut ya mas.
Evaluasi subjektif
Px mengatakan sedikit lupa dengan cara mengontrol halusinasinya.
b. Evaluasi objektif
Px ada kontak mata, wajah bersahabat, px mampu mengungkapkan perasaannya.
c. Tindak lanjut
Dilatih terus mas, yakin mas pasti bisa untuk mengontrol halusinasi yang mas dengar.
d. Kontrak yang akan datang
Topic
Besok kita mengobrol tentang obat yang mas minum setiap harinya
Waktu
Bagaimana besok kalau kita mengobrol selama 10 menit mas?
Tempat
Besok kita mengobrol disini lagi ya pak?
a.