Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rizal Al Deny

No
: 29
Kelas : XI TKJ B

Contoh Teks Ulasan Berjudul


"Tanah Surga Katanya"

Sebuah film yang berceritakan seorang warga negara Indonesia yang


cinta terhadap tanah air Indonesia ini mengadung pesan moral yang amat
tinggi yang akhir-akhir ini sering terabaikan. Film ini berjudul Tanah Surga
Katanya , dapat dilihat dari judulnya film ini merupakan sebuah sindiran
halus pada pemerintah Indonesia dari daerah perbatasan negara Kalimantan
Barat.
Salah satu tokoh dalam film ini adalah seorang pahlawan RI yang
pernah berjuang merebutkan kemerdekaan Indonesia. Maka dari itu beliau
sangat cinta terhadap bangsa Indonesia. Beliau diwakili oleh tokoh yang
bernama Hasyim, beliau adalah kakek dari Salman dan Salina. Salman dan
Salina adalah kakak beradik yang tinggal dengan kakeknya diperbatasan
negara Indonesia dengan Malaysia tepatnya di Kalimantan Barat, ibu dan
neneknya yang sudah meninggal dan ayahnya yang merantau di negeri
tetangga untuk mencari kesejahteraan hidup.
Dalam film Tanah Surga Katanya sikap moral yang disarankan
kepada penonton adalah bersyukur. Warga Indonesia yang telah berjuang
untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia ini yang tinggal di perbatasan
negara Indonesia dengan Malaysia kehidupan sehari-harinya sangatlah
terbatas, sedangkan para pejabat negara yang menikmati fasilitas serba
mewah dari negara jusru malah menyalahgunakan kewajibannya. Tak hanya
sarana pendidikan saja akan tetapi sarana jaminan kesehatan pun masih
sangat minim, dengan di tambah rumah sakit yang jauh dari kampung. Jika
ingin pergi berobat atau merujuk ke rumah sakit harus melalui perjalanan
yang sangat jauh dan sarana transportasi juga sangat sulit bilapun ada
ongkos transportasinya akan sangat mahal.
Layaknya dongeng anak dalam majalah, film Tanah Surga Katanya
menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk bangga dan cinta kepada
negaranya sendiri. Terlihat saat saat Ibu Astuti satu-satunya guru yang
mengajar di daerah tersebut, ketika beliau menanyakan PR nya menggambar
bendera merah putih pada anak didiknya kelas 3 SD, hasilnya sangat
mengejutkan. Setelah semua PR mereka angkat hampir semua salah dalam
mengambar bendera merah putih, akan tetapi hanya ada satu anak yang

Nama : Rizal Al Deny


No
: 29
Kelas : XI TKJ B
dapat menggambar bentuk dan warna bendera merah putih yang benar,
siswa itu bernama Salina. Salina ialah adik dari Salman yang merupakan
siswa pintar di kelas 4 dibandingkan dengan teman-temannya yang lain.
Kedua anak itu ialah cucu dari Kakek Hasyim. Tiap malam Kakek Hasyim
mendampingi kedua cucunya belajar, tak hanya mendampingi saja akan
tetapi setiap malam pula sang kakek selalu menceritakaan pengalamannya
pada saat melawan penjajah dan tentang seputar tanah Indonesia. Kejadian
yang lebih mengejutkan dari siswa-siswi di sana ialah tak hanya mereka tidak
mengetahui bendera merah putih saja, pada saat Ibu Guru Astuti pergi ke
Kota ada keperluan, sekolah di ajar dengan seorang dokter baru di tempat itu
yang biasa dipanggil Dokter Intel, pada saat Dokter Intel menyuruh anakanak kelas 3 dan 4 menyanyikan lagi kebangsaan Indonesia, mereka malah
menyanyikan lagu Kolam Susu.

Jauh lebih mengenaskan lagi, warga disana adalah warga negara


Indonesia akan tetapi mata uang yang digunakan disana ialah mata uang
negara Malaysia yaitu ringgit dan bahasa yang mereka gunakan dalam
kehidupan sehari-hari pun bahasa Melayu. Ini terlihat saat Pak Dokter baru
datang ke kampung itu dan dia memberikan upah kepada salah satu anak
kampung itu karena dia telah membantu membawakan barang-barangnya
dari kapal ke rumah Kepala Dusun. Pak Dokter baru tersebut memberikan
uang kepada anak tersebut sebesar Rp.50.000 akan tetapi anak itu malah
kaget dan bertanya uang macam ini? Saya tak pernah melihat uang macam
ini. Ini dikarenakan hampir seluruh warga disana mencari uang di negeri
tetangga yang lebih dekat dan lebih mudah. Digambarkan di film ini
perbatasan negara Indonesia dengan Malaysia hanya berbatasan jalan tanah
dan jalan aspal. Jalan tanah berarti mulai masuk Indonesia dan jalan aspal
bertanda bahwa telah masuk wilayah Malaysia.
Tekanan batin sang kakek yang cinta akan negara Indonesia ini
terlihat saat anak Kakek Hasyim yang bernama Haris atau ayah dari Salman
dan Salina berkerja di negara tetangga yaitu negara Malaysia, suatu ketika
setelah 1 tahun di sana dia pun kembali ke kampung halamannya.
Kepulangannya tersebut tidak lain ialah bertujuan untuk mengajak ayahnya
dan kedua anaknya untuk pindah dari kampung halamannya dan tinggal
menetap di Malaysia menjadi warga negara Malaysia secara sah. Alasan
Haris mengajak Kakek Hasyim dan kedua anaknya untuk pindah dan tinggal
menetap di Malaysia ialah di negara Malaysia sana dia merasa kebutuhan
hidupnya lebih tercukupi dan lebih sejahtera, tak hanya itu ternyata Haris
sudah menikah lagi dengan wanita Malaysia. Kakek Hasyim terus menolak
ajakan anaknya tersebut dikarenakan alasannya yaitu kakek telah berjuang
dari jaman dahulu untuk mengabdi kepada negara ini merebutkan sebuah
kemerdekaan, sehingga Kakek Hasyim tidak mau meninggalakan tanah air
yang sudah ia susah payah pertahankan. Akhirnya Haris hanya membawa
anak perempuannya saja untuk berpindah ke Malaysia, karena ayahnya tidak
mau ikut berpindah ke Malaysia dan Salman lebih memilih tinggal dengan
kakeknya di kampung.
Sebuah sindiran halus kepada pejabat yang waktu itu datang
mengunjungi kampung ini pun terjadi dari puisi yang dibacakan oleh Salman
saat dipertunjukan penyambutan pejabat yang sedang mengunjungi
kampung tersebut. Nampak secara tiba-tiba muka pejabat ini manjadi kesal
karena mendengarkan puisi yang dibacakan oleh Salman yang berjudul

Nama : Rizal Al Deny


No
: 29
Kelas : XI TKJ B
Tanah Surga Katanya, didalam puisi tersebut ia membawa nama kakeknya
dengan kalimat ...tapi kata kakekku....

Tak hanya tekanan batin saja yang tergambarkan di sini akan tetapi
tekanan ekonomi terjadi pula pada keluarga Kakek Hasyim. Kehidupan kakek
dan Salman dikampung yang serba minim sedangkan ayah Salman yang
berkecukupan di negara tentangga. Pada saat penyakit kakek semakin parah
dan harus dibawa ke rumah sakit pun terkendala biaya. Ini menyebabkan
Salman selain ia bersekolah ia juga berkerja mengantarkan barang dagangan
ke pasar negara tetangga tersebut untuk mendapatkan uang guna
membiayai berobat kakeknya. Pasarnya tidak jauh dari kampung itu, karena
hanya cukup dengan jalan kaki melewati perbatasan darat yang hanya
digambarkan perbedaan jalan tanah dan aspal, maka akan sampailah ke
pasar. Pada saat mencari uang ke pasar Malaysia terdekat Salman bertemu
dengan ayahnya dan Salina.
Sebuah pesan moral yang amat dalam tercipta dalam film ini yaitu
saat Salman mengantarkan dangannya ke pasar Malaysia terdekat ia melihat
kain merah putih yang digunakan untuk kain pembungkus dagangan oleh
salah seorang pedagang di pasar tersebut. Dia tidak tahan melihat sang saka
merah putih diperlakukan semacam itu. Saat dia telah membeli 2 sarung
yang niatnya akan di berikan untuk kakeknya, akhirnya dengan melihat hal
semacam itu Salman memberikan salah satu sarung tersebut kepada
pedangan tersebut untuk di tukarkan dengan kain merah putih. Dan akhirnya
Salman pulang ke kampungnya dengan membawa bendera marah putih yang
ia kibarkan sambil dibawanya berlari pulang.
Cerita penutup yang begitu menyentuh hati. Cerita ini diakhiri ketika
penyakit kakek Hasyim pada saat itu sampai puncak keparahannya,dan
Dokter Intel pun menyarankan kakek untuk dibawa ke rumah sakit. Dan
disaat inilah Salman memberikan uang yang telah ia dapat dan kumpulkan
dari hasil kerjanya ia berikan kepada Dokter Intel dan Bu Astuti untuk
membawa Kakek Hasyim ke kota untuk dirawat di sana. Keesokan harinya
pun kakek Hasyim, Salman, Dokter Intel, dan Bu Astuti pergi ke kota terdekat
untuk membawa Kakek Hasyim ke rumah sakit dengan menggunakan perahu
tradisonal. Perjalanan yang amat panjang ini menyebabkan Kakek Hasyim
tidak tertolong. Kakek Hasyim meninggal dalam perjalanan. Dan saat itu pula
justru Haris sedang asik memeriahkan kemenangan sepak bola Malaysia atas
kekalahan Indonesia.
Peristiwa bertemu Salman dengan Salina dan ayah saat dia pergi ke
pasar untuk mengantar dagangan tersebut terlihat sangatlah mudah sekali.
Ini tidak wajar dalam kehidupan dunia nyata. Salman yang tidak tau
Malaysia, hanya dengan asal jalan dia bertemu dengan adik dan ayahnya.
Dimana seharus orang pembantu yang menemukankan ayah dan anaknya
ini. Dan tidak masuk akal Salman seorang anak yang duduk di kelas 4 SD
bisa hafal jalan pulang yang baru ia temukan sekali itu, itu pun hanya asal dia
berjalan untuk menemui rumah ayahnya yang ada di Malaysia.
Penggambaran kecintaan pada tanah air yang sangat bagus dan
menyampaikan pesan moral yang sangat dalam. Film musikal yang bercerita
cinta tanah air dengan iringi lagu kebangsaan saat terjadi peristiwa yang luar

Nama : Rizal Al Deny


No
: 29
Kelas : XI TKJ B
biasa, menambah nilai postif dalam penyampaian pesan di film Tanah Surga
Katanya.

Dalam cerita film Tanah Surga Katanya dapat kita ambil


kesimpulan bahwa negara Indonesia ini sangatlah luas. Untuk mencapai kata
makmur dan sejahtera untuk seluruh Indonesia ini sangatlah sulit,
dibutuhkan kerja yang ekstra dari seluruh warga negara. Rasa cinta tanah air
perlu ditanamkan sejak dini karena dengan menanamkan rasa cinta tanah air
sejak dini generasi muda akan terbiasa dengan cinta terhadap tanah airnya.
Apalagi ditengah zaman globalisai semacam ini jika tidak ditanamkan rasa
cinta tanah air sejak dini maka hancurlah negeri ini dan kembali dijajah lagi.

Anda mungkin juga menyukai