Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Akuntansi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

ISSN 2302-0164
pp. 80- 90

11 Pages

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA


ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL SERTA
DAMPAKNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DAERAH (STUDI PADA KABUPATEN DAN KOTA DI ACEH)
Mawarni1, Darwanis2, Syukriy Abdullah2
1)

Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh


2)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: This study aims to test and prove empirically the effect of revenue (PAD) and the
General Allocation Fund (DAU) for capital expenditures and their impact on regional
economic growth. The population of this research is the local government district and city in
the province of Aceh as many as 23 districts / cities, and which meet the criteria in the sample
were 21 districts / cities, so the number of observations were analyzed to 105. The data used is
data GDP at constant prices to see economic growth and the realization of PAD, DAU and
capital expenditures in the districts / cities in Aceh province from 2005 to 2011. The data is
sourced from DJKD Ministry of Finance and the Central Bureau of Statistics province. Testing
is done with path analysis (Path Analysis). The analysis showed that PAD is a significant
positive impact on capital spending and economic growth, DAU negatively affect perpengaruh
capital expenditures and significant positive impact on economic growth. While capital
expenditures are not perpengaruh economic growth.
Keywords: Revenue, General Allocation Fund, Capital Expenditures, Economic Growth

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris mengenai
pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap belanja
modal serta dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Populasi penelitian ini adalah
pemerintah daerah kabupaten dan kota di Provinsi Aceh sebanyak 23 kabupaten/kota, dan yang
memenuhi kriteria sebagai sampel adalah 21 kabupaten/kota, sehingga jumlah amatan yang
dianalisis menjadi 105. Data yang digunakan adalah data PDRB atas dasar harga konstan untuk
melihat pertumbuhan ekonomi dan realisasi PAD, DAU serta belanja modal di kabupaten/kota
Provinsi Aceh dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011. Data tersebut bersumber dari DJKD
Departemen Keuangan dan Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Pengujian dilakukan dengan
analisis jalur (Path Analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa PAD berpengaruh signifikan
positif terhadap belanja modal dan pertumbuhan ekonomi, DAU berpengaruh negatif terhadap
belanja modal dan perpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara
belanja modal tidak perpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pertumbuhan
Ekonomi

ekonomi Provinsi Aceh pada tahun 2011 hanya

PENDAHULUAN

Target pemerintah provinsi Aceh untuk

mencapai 5,02% dengan minyak dan gas dan

mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6

5,89% tanpa minyak dan gas. Namun demikian

hingga 6,5% pada tahun 2012 ternyata tidak

capaian ini mengalami peningkatan yang cukup

bisa

signifikan

tercapai,

kenyataannya

pertumbuhan

jika

dibandingkan

dengan

ekonomi justru berada di bawah rata-rata angka

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 yang

nasional.

hanya mencapai 2,79 % dengan minyak dan

Realisasi

angka

pertumbuhan

Volume 2, No.2, Mei 2013

- 80

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
gas, dan 5,49% tanpa minyak dan gas (BPS

masyarakat. Provinsi Aceh dengan luas wilayah

Aceh, 2012).

57365,57 km 2 dan terdiri dari 18 kabupaten

Sementara itu nilai Produk Domestik

dan 5 (lima) kota merupakan daerah dengan

Regional Brutto (PDRB) atas dasar harga

struktur geografi dan kultur sosial ekonomi

berlaku meningkat menjadi 22,55 triliun Rupiah

masyarakat

pada triwulan IV 2011 dengan minyak dan gas,

menyebabkan proses pembangunan daerah

sementara tanpa minyak dan gas angka yang

daerah

dicapai sebesar 18,92 triliun Rupiah. Sehingga

menunjukkan dinamika yang relatif berbeda

kumulatif pada tahun 2011 dengan migas

antara satu dengan lainnya. Di antara sejumlah

mencapai 85,54 triliun Rupiah dan tanpa migas

kabupaten/kota di provinsi Aceh terdapat

mencapai 71,66 triliun Rupiah. Sedangkan

beberapa kabupaten/kota yang memiliki nilai

berdasarkan ADHK 2000, PBRD triwulan IV-

PDRB yang sangat tinggi dari sektor pertanian

2011 dengan migas tercatat sebesar 8,87 triliun

sehingga daerah-daerah ini merupakan daerah

Rupiah dan tanpa migas menjadi 7,88 triliun

kantong

Rupiah. Sehingga kumulatif PDRB Aceh

disebabkan

ADHK 2000 dengan migas pada tahun 2011

pertanian, sementara daerah lainnya memiliki

mencapai 34,78 triliun Rupiah dan tanpa migas

kantong produksi di sektor non pertanian.

sebesar 30,80 triliun Rupiah (BPS, 2012).

Kondisi ini adalah salah satu faktor yang

Provinsi Aceh merupakan salah satu

yang

berbeda.

kabupaten/kota

produksi
oleh

di

Kondisi

provinsi

pertanian,
keberadaan

ini

Aceh

antara

lain

sumberdaya

menyebabkan berbedanya nilai PDRB yang

daerah yang diberikan otonomi khusus oleh

diterima

pemerintah pusat melalui UU No.18/2001

kabupaten/kota. Perbedaan ini disebabkan oleh

tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Daerah

ketidakseimbangan

Istimewa Aceh Sebagai Provinsi Nanggroe

khususnya antara sektor pertanian sebagai

Aceh Darussalam. Proporsi pendapatan untuk

sektor tradisional dan sektor industri maupun

sumber daya minyak dan gas adalah 70%.

sektor-sektor lainnya. Dilihat dari sumber alam

Ketetapan ini melebihi otonomi biasa yang

yang dimiliki, maka mayoritas daerah-daerah di

mengatur

provinsi

provinsi Aceh didominasi oleh sektor pertanian,

hanya 15% dari minyak dan 35% dari gas.

hanya beberapa daerah di antaranya dengan

Pemberian otonomi dan proporsi pendapatan

struktur perdagangan dan jasa perusahaan yang

yang cenderung besar ini diharapkan dapat

kuat.

pembagian

menggenjot

pembangunan

pertumbuhan
provinsi

pendapatan

ekonomi

Aceh

yang

ekonomi

kabupaten/kota
jauh

oleh

masing-masing

pertumbuhan

daerah

sektoral

dan
di

tertinggal

dibandingkan kemajuan ekonomi provinsi lain

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Dalam

UU

No.33/2004

tentang

di Indonesia, yang pada akhirnya pencapaian

Perimbangan Keuangan

tersebut dapat memberikan kesejahteraan bagi

Pusat dan Pemerintah Daerah, disebutkan

81 -

Volume 2, No.2, Mei 2013

antara Pemerintah

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
bahwa

pendapatan

adalah

dengan konsep kesenjangan fiskal (fiscal gap)

yang

yang merupakan selisih antara kebutuhan fiskal

dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai

(fiscal need) dengan kapasitas fiskal (fiscal

dengan peraturan perundang-undangan. Pada

capacity). DAU bertujuan sebagai instrumen

pasal 3, disebutkan bahwa PAD bertujuan

untuk mengatasi masalah horizontal imbalance

memberikan kewenangan kepada pemerintah

yang

daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi

penggunaannya ditetapkan sepenuhnya oleh

daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai

daerah (block grants). Konsep dasar formulasi

perwujudan desentralisasi.

DAU sebagaimana yang diamanatkan dalam

pendapatan

yang

Sementara

asli

daerah

diperoleh

pada

daerah

dimana

Daerah,

penjabaran dari teori govermental transfer yang

disebutkan bahwa pendapatan asli daerah, yaitu

berbasis pada konsepsi fiscal gap. Dengan

pendapatan yang diperoleh dari hasil pajak

konsepsi fiscal gap nantinya kesenjangan fiscal

daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan

yang

milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan

kebutuhan

daerah

dianggap sebagai kebutuhan yang harus ditutup

yang

79

antar

UU No.25/1999 itu secara implisit merupakan

tentang

pasal

dialokasikan

UU

No.22/1999

itu

daerah

Pemerintah

dipisahkan

dan

lain-lain

merupakan
fiskal

selisih
dengan

negatif

antara

kapasitas

fiskal

pendapatan asli daerah yang sah.

melalui transfer pemerintah pusat.

Dana Alokasi Umum (DAU)

Belanja Modal

PP
Perimbangan,
merupakan

No.55/2005

tentang

menyebutkan
dana

bahwa
bersumber

DAU

Peraturan Menteri Keuangan (PMK)


No.91/PMK.06/2007

tentang

Bagan

Akun

dari

Standar (BAS) menyebutkan bahwa belanja

pendapatan APBN yang dialokasikan dengan

modal merupakan pengeluaran anggaran yang

tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar

digunakan dalam rangka memperoleh atau

daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

menambah aset tetap dan aset lainnya yang

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. DAU

memberi manfaat lebih dari satu periode

dialokasikan untuk daerah provinsi, kabupaten

akuntansi serta melebihi batasan minimal

dan kota yang besarannya ditetapkan sekurang-

kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang

kurangnya 26% dari pendapatan dalam negeri

ditetapkan pemerintah. Aset tetap tersebut

netto yang ditetapkan dalam APBN. Proporsi

dipergunakan

DAU untuk daerah provinsi dan kabupaten/kota

sehari-hari suatu satuan kerja, bukan untuk

ditetapkan

dijual.

sesuai

yang

Dana

dengan

imbangan

untuk

operasional

kegiatan

kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota.

Pemerintah daerah mengalokasikan dana

DAU adalah salah satu komponen di

dalam bentuk anggaran belanja modal dalam

dalam Dana Perimbangan di APBN yang

APBD untuk menambah aset tetap. Alokasi

pengalokasiannya didasarkan atas FORMULA

belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan


Volume 2, No.2, Mei 2013

- 82

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk

infrastruktur;

kelancaran

pemerintah

pelayanan kesehatan; membangun fasilitas yang

kualitas

dapat mendorong investasi baik asing maupun

pelayanan publik. Oleh karena itu, dalam upaya

lokal; menyediakan perumahan dengan biaya

meningkatkan

rendah; melakukan restorasi lingkungan serta

maupun

pelaksanaan
untuk

pemerintah

tugas

meningkatkan

kualitas
daerah

pelayanan

seharusnya

publik,

mengubah

peningkatan

pendidikan;

penguatan di sektor pertanian (Saad, 2009).

komposisi belanjanya. Selama ini belanja


daerah lebih banyak digunakan untuk belanja

Produk Domestik Regional Bruto

rutin yang relatif kurang produktif. Saragih

Produk

Domestik

Bruto

(PDB)

(2003) menyatakan bahwa pemanfaatan belanja

merupakan salah satu indicator makro ekonomi

hendaknya dialokasikan untuk hal-hal produktif,

yang

misal untuk melakukan aktivitas pembangunan.

mengukur kineja ekonomi di suatu negara.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Stine dalam

Sedangkan untuk tingkat wilayah, Propinsi

Darwanto

(2007)

bahwa

maupun Kabupaten/Kota, digunakan Produk

penerimaan

pemerintah

lebih

Domestik Regional Bruto (PDRB). Secara teori

banyak untuk program-program layanan publik.

dapat dijelaskan bahwa PDRB merupakan

Kedua pendapat ini menyiratkan pentingnya

bagian dari PDB, sehingga dengan demikian

mengalokasikan

perubahan yang terjadi di tingkat regional akan

menyatakan

belanja

hendaknya

untuk

berbagai

kepentingan publik.

pada

umumnya

digunakan

untuk

berpengaruh terhadap PDB atau sebaliknya.


Hasil penelitian Valadkhani (1998) yang
dilakukan di Iran, menemukan bahwa belanja

Pertumbuhan Ekonomi
Menurut

33),

modal pemerintah memiliki pengaruh yang

pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan

positif dan signifikan terhadap PDB, khususnya

output perkapita yang terus menerus dalam

di sektor produksi barang. Sementara penelitian

jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut

di negara-negara OECD diperoleh bukti empiris

merupakan salah satu indikator keberhasilan

bahwa terjadi korelasi positif struktural antara

pembangunan.

belanja

tingginya

Sukirno

Dengan

pertumbuhan

(1996,

demikian
ekonomi

makin
biasanya

publik

dengan

PDB

per

kapita

(Lamartina, 2008).

makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat,


meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan.

METODE PENELITIAN
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini

Pertumbuhan ekonomi merupakan dasar

adalah untuk menguji dan memperoleh bukti

untuk pembangunan berkelanjutan. Pemerintah

empiris dari pengaruh pendapatan asli daerah

dapat memperbaiki kesejahteraan masyarakat

dan dana alokasi umum terhadap belanja modal

dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

serta pengaruh pendapatan asli daerah, dana

dengan

memprioritaskan:

alokasi umum dan belanja modal terhadap

83 -

Volume 2, No.2, Mei 2013

perbaikan

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pertumbuhan ekonomi. Maka jenis penelitian

mempengaruhi Z

yang digunakan adalah penelitian hipotesis


(hypothesis testing research).

HASIL PEMBAHASAN

Data yang dianalisis dalam penelitian ini

Hasil Pengujian Hipotesis

bersumber dari Badan Pusat Statistik yang di

Pengujian hipotesis dilakukan dengan

akses melalui website BPS masing-masing

menggunakan analisis jalur (path analysis),

kabupaten kota berupa data PDRB, sementara

setelah semua asumsi klasik di uji dan

untuk data APBD kabupaten/kota provinsi

ditemukan bahwa model sudah dapat digunakan.

Aceh yang terdiri dari realisasi PAD, DAU dan

Hipotesis 1. PAD dan DAU berpengaruh baik

belanja modal, diambil dari


Keuangan

Departemen

secara simultan maupun parsial

yang di akses melalui website

www.djkd.depkeu.go.id.

terhadap Belanja Modal.


Hipotesis 2. PAD, DAU dan Belanja Modal

Metode analisis data dalam penelitian ini

berpengaruh baik secara simultan

menggunakan analisis jalur (path analysis).

maupun parsial terhadap

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis

Pertumbuhan Ekonomi

regresi linier berganda, atau analisis jalur

Berdasarkan hipotesis maka kerangka

adalah penggunaan analisis regresi untuk

hubungan kausal empiris antara jalur dapat

menaksir hubungan kausalitas antar variabel

dibuat melalui persamaan sebagai berikut:

yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan


teori (Ghozali, 2011: 249).
Secara
mengikuti

matematika,

pola

model

analisis

struktural

jalur

PZX1

PAD (X1)
PYX
1

sebagai

berikut:

BM (Y)

PZY

PE (Z)

1. Sub Struktur I
2
PYX

Y = P YX1 X1 + P YX2 X2 + Y 1
2. Sub Struktur II
Z = P ZX1 X1 + P ZX2 X2 + P ZY Z + Z 2
Di mana:

DAU (X2)

2
PZX

Gambar 1. Hubungan Struktur X1, X2 dan Y


terhadap Z

= Pertumbuhan Ekonomi

= Belanja Modal

Hasil Pengujian Hipotesis 1 (Sub-Struktur 1)

X1

= Pendapatan Asli Daerah

Hasil Pengujian Secara Bersama

X2

= Dana Alokasi Umum

= Koefesien regresi

sebesar 14,877 dengan nilai probabilitas (sig) =

= Variabel lainnya yang

0.000 < 0.05 dengan demikian maka Ha

mempengaruhi Y

diterima, yang artinya secara bersama-sama

Dari hasil pengujian diperoleh nilai F

= Variabel lainnya yang


Volume 2, No.2, Mei 2013

- 84

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
PAD dan DAU berpengaruh signifikan terhadap

Hasil Pengujian Secara Parsial PAD terhadap

BM.

Pertumbuhan Ekonomi
Nilai yang diperoleh dari tabel koefisien

Hasil Pengujian Secara Parsial PAD terhadap

sub-struktur 2 adalah t = 6.075, dengan nilai

Belanja Modal

probabilitas (sig) = 0.000 < 0.05, maka Ha

Dari hasil pengujian diperoleh nilai t =


5.443 dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000 <

diterima yang artinya PAD berpengaruh secara


signifikan terhadap PE.

0.05. Dengan demikian Ha diterima. Artinya


PAD berpengaruh secara signifikan terhadap

Hasil Pengujian Secara Parsial DAU terhadap

belanja modal di kabupaten/kota di Provinsi

Pertumbuhan Ekonomi

Aceh.

Nilai yang diperoleh dari tabel koefisien


sub-struktur 2 adalah t = 4.951, dengan nilai

Hasil Pengujian Secara Parsial DAU terhadap

probabilitas (sig) = 0.000 < 0.05, maka Ha

Belanja Modal

diterima yang artinya DAU berpengaruh secara

Dari hasil pengujian diperoleh nilai t = -

signifikan terhadap PE.

2.233 dengan nilai probabilitas (sig) = 0.03 <


0.05. Dengan demikian maka Ha diterima.

Hasil Pengujian Secara Parsial Belanja

Artinya DAU berpengaruh negatif secara

Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi

signifikan terhadap BM.

Nilai yang diperoleh dari tabel koefisien

Berdasarkan hasil analisis jalur sub-

sub-struktur 2 adalah t = 1.576, dengan nilai

struktur 1 (X1 X2 dan Y) diperoleh nilai masing-

probabilitas (sig) = 0.118 > 0.05, maka Ho

masing:

diterima yang artinya BM tidak berpengaruh

a. PYx1 = Beta = 0.506 [ t = 5.443 dan


probabilitas (sig) = 0.000
b. PYx2 = Beta = -0.208 [ t = -2.233 dan
probabilitas (sig) = 0.028

secara signifikan terhadap PE. Berdasarkan


hasil analisis jalur sub-struktur 2 (X1; X2; Y dan
Z), diperoleh nilai masing-masing:
a. PZx1 = Beta = 0.489 [ t = 6.075 dan
probabilitas (sig) = 0.000]
b. PZx2 = Beta = 0.360 [ t = 4.951 dan

Hasil Pengujian Hipotesis 2 (Sub-Struktur 2)


Hasil Pengujian Secara Bersama
Dari hasil pengujian diperoleh nilai F

probabilitas (sig) = 0.000]


c. PZY = Beta = 0.119 [ t = 1.576 dan
probabilitas (sig) = 0.118]

sebesar 41.749, dengan nilai probabilitas (sig) =

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada

0.000 < 0.05, maka Ha diterima. Artinya PAD,

koefisien jalur yang tidak signifikan yaitu

DAU dan belanja modal secara bersama-sama

variabel Y (BM), dengan demikian maka model

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

perlu diperbaiki melalui metode triming, yaitu


mengeluarkan variabel Y (BM) karena hasil

85 -

Volume 2, No.2, Mei 2013

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
koefisien jalurnya tidak signifikan. Kemudian

ZX1
=

PAD (X1)
Y
X

model diuji kembali tanpa mengikutsertakan

1=

variabel Y (BM).

0.5
0

0.550

2 = 0.457

1 = 0.774

BM (Y)

ZY = 0.119

PE (Z)

Berdasarkan hasil analisis jalur substruktur 2 (X1; X2; dan Z) seperti terlihat pada
tabel koefisien model 2 sub-struktur 2 diperoleh
nilai masing-masing:

2
YX

= -0.2

08
ZX2

DAU (X2)

35
= 0.3

Gambar 2. Persamaan Hubungan Kausalitas X1, X2

d. Zx1 = Beta = 0.550 [ t = 7.695 dan

dan Y terhadap Z

probabilitas (sig) = 0.000]


e. Zx2 = Beta = 0.335 [ t = 4.688 dan

Pembahasan
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana

probabilitas (sig) = 0.000]


Besarnya koefisien diterminan X1, dan X2

Alokasi Umum terhadap Belanja Modal


Hasil

secara simultan terhadap Z sebesar:


(R

= R

Square

ZX1X2)

= (ZX1) . (rZX1) + (Zx2) .

pengujian

statistik

dengan

menggunakan SPSS 21 terhadap PAD, DAU


dan belanja modal menunjukkan bahwa PAD

(rZX2)
R2 ZX1X2 = (0.550) . (0.666) + (0.335) . (0.526)

dan DAU berpengaruh secara simultan dan

R2 ZX1X2 = 0.366 + 0.176

signifikan terhadap belanja modal. Pengujian

R2

secara simultan menunjukkan bahwa nilai R2

= 0.543
Berdasarkan hasil pengujian koefisien

sebesar 0.226, artinya 22,6% perubahan pada

jalur sub-struktur 1 dan sub-struktur 2, maka

variabel belanja modal dapat dijelaskan oleh

persamaan sub-struktur adalah sebagai berikut:

variabel PAD dan variabel DAU, sedangkan

Y = Yx1 X1 + Yx2 X2 + Y 1 dan R2 YX1X2

77,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain


diluar

= 0.506 X1 - 0.208 X2 + 0.774 1 dan

variabel

yang

dimasukkan

dalam

penelitian ini.

R2 YX1X2 = 0.226
Z = zx1 X1 + Zx2 X2 + ZY Y+ Y 1 dan
R2

ZX1X2

= 0.550 X1 + 0.335 X2 + 0.774 2 dan

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap


Belanja Modal

R2 ZX1X2 = 0.543
secara

Hasil pengujian koefisien jalur sub-

keseluruhan diagram hubungan kausal empiris

struktur 1 terhadap PAD terhadap belanja modal

antar variabel X1, X2 dan Y terhadap Z, sebagai

menunjukkan nilai beta sebesar 0.506 dengan

berikut:

nilai signifikansi 0.000 yang artinya PAD

Atau

dapat

digambarkan

berpengaruh positif signifikan terhadap belanja


modal. Hasil ini sejalan dengan penelitian
Darwanto dan Yulia (2007) yang menemukan
bahwa PAD berpengaruh positif terhadap
belanja modal dalam APBD. Temuan ini juga
Volume 2, No.2, Mei 2013

- 86

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
mengkonfirmasi hasil penelitian Maimunah

nilai R2 sebesar 0.554 artinya 55,4% perubahan

(2006) bahwa PAD berpengaruh signifikan

pada variabel pertumbuhan ekonomi dapat

positif

terhadap

belanja

daerah

pada

dijelaskan oleh variabel PAD, DAU dan

pulau

Sumatera

dan

variabel belanja modal, sedangkan 44,6%

penelitian Abdullah dan Halim (2003) bahwa

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar

PAD berpengaruh positif terhadap belanja

penelitian.

kabupaten/kota

di

pemerintah pada kabupaten/kota di Jawa dan


Bali.

Pengaruh

PAD

terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi
Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap

Hasil pengujian koefisien jalur substruktur 2 model 2, pengaruh PAD terhadap

Belanja Modal
Hasil pengujian koefisien jalur sub-

pertumbuhan ekonomi menunjukkan nilai beta

struktur 1 terhadap DAU terhadap belanja

sebesar 0.550 dengan nilai signifikansi 0.000

modal menunjukkan nilai beta sebesar -0.208

artinya PAD berpengaruh positif signifikan

dengan nilai signifikansi 0.028 artinya DAU

terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini sejalan

berpengaruh terhadap belanja modal namun

dengan

dalam bentuk yang negatif, temuan ini tidak

menyatakan bahwa PAD berpengaruh positif

sejalan dengan penelitian Darwanto dan Yulia

dengan pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal

(2007) sebelumnya yang menyebutkan bahwa

ini juga mendukung pernyataan BAPENAS

DAU berpengaruh positif terhadap belanja

(2003) yang menegaskan bahwa pertumbuhan

modal pada kabupaten/kota di pulau Jawa.

ekonomi seharusnya sensitif terhadap kenaikan

Sementara penelitian Abdullah dan Halim yang

pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan

mengambil variabel belanja pemerintah sebagai

ekonomi diukur dengan menggunakan PDRB

variabel independen menemukan bahwa DAU

dan Pendapatan Per Kapita.

berpengaruh

positif

terhadap

penelitian

Brata

(2004)

yang

belanja

pemerintah di Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali.

Pengaruh

DAU

terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi
Pengaruh PAD, DAU dan Belanja Modal
terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Hasil pengujian koefisien jalur substruktur 2 model 2, pengaruh DAU terhadap

Hasil pengujian koefesien jalur sub-

pertumbuhan ekonomi menunjukkan nilai beta

struktur 2 model 1 pengaruh PAD, DAU dan

sebesar 0.335 dengan nilai signifikansi 0.000

belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi

artinya DAU berpengaruh positif signifikan

menunjukkan bahwa PAD, DAU dan belanja

terhadap pertumbuhan ekonomi, hasil pengujian

modal

berpengaruh secara simultan dan

ini sejalan dengan hasil penelitian Maryati dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Endrawati (2010) yang menemukan bahwa

Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa

DAU berpengaruh signifikan positif terhadap

87 -

Volume 2, No.2, Mei 2013

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat.

bahwa belanja modal tidak berpengaruh


terhadap

Pengaruh

Belanja

Modal

pertumbuhan

ekonomi

pada

kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

terhadap

Pertumbuhan Ekonomi
Sementara itu untuk belanja modal, hasil

Keterbatasan

pengujian koefisien jalur sub-struktur 2 model 1,

Beberapa

keterbatasan

pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan

dalam penelitian ini adalah:

ekonomi dengan nilai t hitung sebesar 1.576

1.

dan

dengan

signifikansi

penelitian

ini

muncul

tidak

bisa

0.118

digeneralisirkan terhadap kabupaten/kota

menunjukkan bahwa belanja modal tidak

di provinsi lain dikarenakan pengambilan

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

sampel kabupaten/kota provinsi Aceh yang

ekonomi. Hasil pengujian ini mendukung hasil

mempunyai beberapa kekhususan dalam

penelitian yang dikemukakan oleh Fitriyanti

hal pembiayaan pembangunan selama

dan

belanja

rentang waktu penelitian, yaitu adanya

pembangunan tidak berpengaruh signifikan

dana rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh

terhadap pertumbuhan ekonomi.

pasca

Pratolo

nilai

Hasil

yang

(2009)

bahwa

tsunami

2004.

Disamping

itu

banyaknya daerah pemekaran baru yang


KESIMPULAN,
SARAN

KETERBATASAN

DAN

tidak ikut di teliti karena tidak memiliki

Kesimpulan Kesimpulan

data yang disyaratkan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah

2.

Pendeknya rentang waktu penelitian, yaitu

sebagai berikut:

dari tahun 2005 2011 diduga turut

1.

Hasil pengujian koefisien jalur ditemukan

mempengaruhi hasil penelitian, karena

bahwa secara simultan PAD dan DAU

umumnya pertumbuhan ekonomi atau

berpengaruh positif terhadap belanja modal

peningkatannya akan lebih terlihat dalam

pada kabupaten/kota di Provinsi Aceh.

rentang waktu beberapa tahun. Terlebih

Sedangkan

secara

parsial

PAD

lagi angka PDRB untuk tahun 2011 adalah

berpengaruh

positif

sementara

DAU

angka PDRB sementara.

berpengaruh

negatif

terhadap

2.

belanja

3.

Dalam hal variabel penelitian, hanya tiga

modal pada kabupaten/kota di Provinsi

varibael

Aceh.

berpengaruh

Hasil pengujian koefisien jalur ditemukan

ekonomi yaitu PAD, DAU dan belanja

bahwa secara simultan PAD, DAU dan

modal.

yang

diteliti
terhadap

yang

diduga

pertumbuhan

belanja modal berpengaruh positif terhadap


pertumbuhan
kabupaten/kota

ekonomi
di

Provinsi

pada

Saran

Aceh.

Dengan melihat hasil penelitian serta

Sedangkan secara parsial menunjukkan

keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini,


Volume 2, No.2, Mei 2013

- 88

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
maka disarankan sebagai berikut:

lama

1.

variabel lainnya, seperti bagi hasil

Kepada

pemerintah

kabupaten/kota

provinsi Aceh:

menambahkan

variabel-

migas dan otsus.

a. Supaya lebih mengintensifkan sumbersumber pendapatan asli daerah (PAD)


guna

dan

meningkatkan

b. Memilah variabel-variabel apa saja


yang termasuk dalam belanja modal.

pertumbuhan

c. Menghitung terlebih dahulu berapa

ekonomi, karena peningkatan PAD

alokasi DAU yang bisa dialokasikan

secara langsung sangat berpengaruh

untuk belanja modal.

terhadap pertumbuhan ekonomi yang


pada

akhirnya

akan

meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

d. Menganalisa berapa tambahan belanja


modal yang disebabkan oleh adanya
dana otsus.

b. Supaya memprioritaskan alokasi DAU


dan belanja modal pada bidang-bidang
yang langsung bersentuhan dengan
kepentingan

publik,

seperti

infrastruktur atau fasilitas-fasilitas yang


dapat

mendorong

pertumbuhan

ekonomi.
c. Untuk Pemda Provinsi agar membuat
regulasi atau Peraturan Gubernur terkait
dengan penganggaran belanja modal
yang bersumber dari migas dan otsus
dan melakukan serah terima aset tetap
dari

kabupaten/kota

yang

sudah

dibangun di daerah tersebut.


d. Untuk kabupaten/kota agar membuat
kebijakan

atau

skala

prioritas

pembangunan fisik yang dianggarkan


untuk belanja modal daerah sehingga
sinkron dengan kebijakan penggunaan
dana migas dan otsus di seluruh
kabupaten/kota Provinsi Aceh.
2.

Kepada peneliti yang tertarik pada bidang


ini, disarankan:
a. Uuntuk mengambil sampel yang lebih
banyak dengan rentang waktu lebih

89 -

Volume 2, No.2, Mei 2013

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdullah, S. dan Abdul Halim, 2003. Pengaruh
Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli
Daerah Terhadap Belanja Pemerintah Daerah
Studi Kasus Kabupaten/Kota di Jawa dan Bali.
Jurnal Ekonomi STEI. No. 2, Tahun XIII/25.
Adi, P. H., 2005. Dampak Desentralisasi Fiskal
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jurnal
Kritis. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Adi, P. H. dan Laras Wulan Ndadari, 2008. Perilaku
Asimetris Pemerintah Daerah Terhadap
Transfer Pemerintah Pusat. The 2nd National
Conference UKWMS. Surabaya.
Anonim, 2006. Hubungan Antara Pertumbuhan
Ekonomi,
Belanja Pembangunan dan
Pendapatan
Asli
Daerah.
Procedding
Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.
BAPPENAS, 2003. Peta Kemampuan Keuangan
Propinsi Dalam Era Otonomi Daerah:
Tinjauan Atas Kinerja PAD dan Upaya yang
dilakukan Daerah. Direktotrat Pengembangan
Otonomi Daerah.
BPS Provinsi Aceh, 2011. Publikasi Produk
Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan
Usaha, Triwulan IV 2011.
Darwanto dan Yulia, 2007. Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Alokasi Umum terhadap Pengalokasian
Anggaran Belanja Modal. Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar.
Fitriyanti, I. dan Suryo Pratolo, 2009. Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah dan Belanja
Pembangunan terhadap Rasio Kemandirian
dan Pertumbuhan Ekonomi. Konferensi
Penelitian Keuangan Sektor Publik II.
Balitbang Depdagri, Jakarta.
Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 19. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Harianto, D., 2007. Hubungan antara Dana Alokasi
Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli
Daerah dan Pendapatan Perkapita. Simposium
Nasional Akuntansi X, Makasar.
Indriantoro, N.dan Bambang Supomo, 1999.
Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
BPFE.
Kuncoro, M., 2004. Otonomi dan Pembangunan
Daerah: Reformasi, Perekonomian, Strategi
dan Peluang. Jakarta: Erlangga.
Lamartina, S. dan Zaghini Andrea, 2007. Increasing
Publik Expenditures: Wagners Law in OECD
Countries, Center for Financial Studies. No.
2008/13.
Maryati, U. dan Endarwati, 2010. Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum
dan Dana Alokasi Khusus terhadap
Pertumbuhan Ekonomi; Studi Kasus di
Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi dan
Manajemen. Vol. 5, No. 2. Hal: 68-84.
Maimunah, M., 2006. Flypaper Effect pada Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Terhadap Belanja Daerah pada
Kabupaten/Kota
di
Pulau
Sumatera.
Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK:
6/2007 Tahun 2007 tetang Bagan Akun
Standar.

Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005


tentang Dana Perimbangan.
Riduwan, K. dan Engkos Ahmad, 2008. Cara
Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur
(Path Analysis). Bandung: Alfabeta.
Saad, W. dan Kamel Kalakech, 2009. The Nature of
Government Expenditure and its Impact on
Sustainable Economic Growth. Middle
Eastern Finance and Economics. Vol. 1, No.
4. Hal: 39-47.
Saragih, J. P., 2003. Desentralisasi Fiskal dan
Keuangan Daerah Dalam Otonomi. Ghalia
Indonesia.
Sukirno, S., 1996. Ekonomi Pembangunan Proses,
Masalah dan Dasar Kebijaksanaan. Jakarta:
LPFE UI dengan Bina Grafika.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Dana Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
Valadkhani, A., 1998. Effect of Government Capital
Expenditure on GDP in the Iranian Economy
Using Superexogeneity Testing, Applied
Economics Letters. No. 5. Hal: 361-364.
www.aceh.bps.go.id.
www.djkd.depdagri.go.id.
www.djpk.depkeu.go.id.

Volume 2, No.2, Mei 2013

- 90

Anda mungkin juga menyukai