Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan SDM yang
berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang bersifat kompetitif. Dimana
pendidikan adalah proses memanusiawikan manusia kembali (Suyatno, 2009:3).
Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang
memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa. Kemampuan profesional
guru sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Perbaikan
dalam proses pembelajaran adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan.
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu
strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi,
maka strategi itu tidak mungkn dapat diaplikasikan (Sanjaya, 2010: 52). Guru
dituntut untuk menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan. Selain itu guru harus dapat mengelola pembelajaran sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Guru dalam kurikulum
bertindak sebagai fasilitator, artinya guru hanya sebagai pembimbing atau
mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat memilih metode
dan strategi belajar yang tepat.
Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
ekonomi siswa. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata

pelajaran yang dapat berupa pengetahuan nilai dan keterampilan setelah siswa
mengalami proses belajar. Sudjana (2009:22) menyatakan hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Siswa
dikatakan berhasil dalam belajar apabila siswa tersebut telah mencapai tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.

Ekonomi merupakan salah satu bidang studi Ilmu pengetahuan Sosial yang
cukup memiliki peranan penting dalam pendidikan. Pelajaran ekonomi dalam
pelaksanaan pendidikan diberikan mulai SMP/MTS sampai SMA/SMK/MAN. Guru
banyak mengalami persoalan dalam pembelajaran, baik itu yang berhubungan
dengan tingkat pemahaman materi belajar siswa maupun penggunaan metode
pembelajaran. Dimana metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
Dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode tanya jawab dan
ceramah. Dimana metode ini hanya dapat menciptakan interaksi antara guru dengan
siswa dan jarang sekali terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
Berkaitan dengan masalah di atas, selama peneliti menjadi pengajar mata
pelajaran ekonomi di Kelas X1 MAN Kualasimpang, peneliti banyak menemukan
masalah bahwa rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi
khususnya materi pasar. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti merasa perlu untuk
menerapkan metode pembelajaran tertentu dengan baik di kelas sesuai dengan
kondisi siswa dan kondisi pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif
adalah metode pembelajaran kooperatif, metode ini tidak hanya menciptakan
interaksi antara siswa dengan guru namun juga mampu menciptakan interaksi antara

siswa dengan siswa. Metode kooperatif yang ingin diterapkan yaitu Cooperative
Type Student Team Achievement Division (STAD). Alasan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2010:143) karena metode
pembelajaran STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru
yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Selain itu metode pembelajaran
STAD merupakan pembelajaran yang melibatkan pengakuan tim, yaitu siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok heterogen berdasarkan tingkat prestasi atau tingkat
kemampuan belajar, dalam metode STAD point penting berada pada fiturnya yaitu
pada tiap point yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang
terbaik untuk tim anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja
akademik penting dalam pembelajaran, agar tiap anggota paham dan mengerti
tentang materi yang dibahas. Dengan menggunakan metode STAD kita dapat
mengaplikasikan materi pasar dalam pembelajaran ekonomi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khan (2011) dalam jurnal penelitian
menunjukkan bahwa STAD also add an extra source of learning with the groups
because some high achievers act as a role of tutor, which result in high
achievements.
Metode pembelajaan kooperatif tipe STAD seperti yang disampaikan oleh
Khan, di dalam suatu kelas terdapat tingkatan kemampuan siswa, salah satunya
siswa yang memiliki hasil belajar yang lebih tinggi atau disebut siswa yang pintar.
Siswa yang pintar dalam STAD akan menjadi tutor bagi teman satu kelompoknya,
terutama bagi siswa yang tergolong kurang pandai, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar


dikarenakan dalam penyampaian materi menggunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh siswa yang sebaya. Selain itu metode kooperatif tipe STAD merupakan salah
satu

metode

PAKEM

(Pembelajaran

Yang

Aktif,

Kreatif,

Efektif

Dan

Menyenangkan) yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa.


Berdasarkan uraian diatas untuk mencapai keberhasilan siswa terutama dalam
materi pasar pelajaran ekonomi sangatlah dipengaruhi oleh pembelajaran yang
digunakan. Maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode STAD (Student Teams
Achievement Division) Pada Materi Pasar Pelajaran Ekonomi Kelas X1 Di MAN
Kualasimpang.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
a. Hasil belajar ekonomi siswa masih rendah.
b. Metode pembelajaran yang diterapkan masih terpusat pada guru sehingga
pembelajaran yang diterima kurang membekas pada siswa.
c. Metode Pembelajaran Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) masih
belum dikenal di sekolah MAN Kualasimpang.

1.3 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi pasar pelajaran Ekonomi di Kelas X1 MAN Kualasimpang?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi pasar pelajaran Ekonomi di Kelas X1 MAN
Kualasimpang.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian


Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa agar tercipta
kebiasaan-kebiasaan positif seperti: kerjasama dalam kelompok, keefektifan
dalam pelajaran, meningkatkan hasil belajar Ekonomi.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan bermanfaat Sebagai masukan bagi guru
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas X1 MAN Kualasimpang.
3. Bagi peneliti sendiri, mendapat pengalaman menerapkan pembelajaran Ekonomi
dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dapat diterapkan saat
terjun di lapangan.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil Belajar
Definisi hasil belajar menurut Sudjana (Dalam www.sarjanaku.com)
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting
karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa

dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui melalui
evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang
dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua
(Suryabrata, 1995:233) yaitu antara lain :
a. Faktor internal.
Faktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yaitu meliputi
faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik
misalnya keadaan badan lemah, sakit atau kurang fit dan sebagainya,
sedang faktor mental psikologis meliputi kecerdasan atau intelegensi,
minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.
b. Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar,
meliputi faktor alam fisik, lingkungan, saran fisik dan non fisik, serta strategi
pembelajaran yang dipilih pengajar untuk menunjang proses belajar
mengajar. Tugas guru adalah mengolah kondisi eksternal agar tercipta sarana
untuk belajar, sehingga kondisi eksternal mengenai hal-hal dalam situasi
belajar dapat diatur dan dikontrol.

2.2 Tinjauan Materi Pasar


a. Pengertian Pasar
Pasar adalah tempat konsumen memperoleh barang atau jasa, dan
6

produsen menawarkan barang dan jasa. Dengan demikian pasar adalah


mekanisme yang mempertemukan pembeli (konsumen) dengan penjualan
(produsen)

sehingga

bisa

berinteraksi

untuk

membentuk

kesepakatan harga.
b. Syarat-syarat terbentuknya pasar
Terbentuknya suatu pasar disyaratkan oleh beberapa hal, yaitu:
1) Adanya barang dan jasa yang diperjual-belikan
2) Adanya penjual dan pembeli

suatu

3) Adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli.


c. Fungsi Pasar
Pasar mempunyai fungsi utama:
1. Fungsi distribusi
Barang dan jasa yang dihasilkan produsen dapat sampai dengan
konsumen melalui proses distribusi. Salah satu tempat distribusi
adalah pasar. Pasar adalah tempat memudahkan konsumen dan
produsen untuk melakukan transaksi perdagangan. Yang termasuk
lembaga distribusi adalah agen, pedagang besar, makelar, dan
komisioner.
2. Proses pembentukan harga
Harga barang terjadi atas keinginan atau kesepakatan antara penjual
dan pembeli (konsumen dengan produsen).
3. Fungsi promosi
Pasar digunakan oleh produsen untuk memperkenalkan barang
produksinya melalui pameran.
d. Peranan Pasar Bagi Pelaku Ekonomi
Pasar memiliki peranan yang sangat penting bagi pelaku ekonomi,
dengan adannya pasar interaksi ekonomi berjalan dengan lancar. Pasar
berperan:
1) Peranan pasar bagi konsumen
Bagi konsumen pasar memiliki peranan yang sangat penting yaitu
memudahkan mendapat segala kebutuhan yang diinginkannya, tanpa
perlu mencari ketempat dimana barang itu diproduksi.
2) Peranan pasar bagi produsen
Produsen sebagai penghasil barang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Hasil produksinya dapat dibawa ke pasar untuk dijual

kepada konsumen. Pasar bagi produsen juga berfungsi untuk


memperoleh bahan-bahan mentah untuk proses produksinya.
3) Peranan pasar bagi pemerintah
Bagi pemerintah pasar dapat dijadikan sumber pendapatan negara
melalui pungutan pajak, iuran-iutran, atau restribusi.
e. Macam-macam Pasar
Berikut ini pembagian macam-macam pasar:
1. Menurut jenis barang yang diperjualbelikan:
a) Pasar barang konsumsi
Pasar ini adalah pasar yang memperjualbelikan barang-barang
keperluan sehari-hari.
b) Pasar sumber daya produksi
Pasar ini memperjualbelikan faktor-faktor produksi antara lain
sumber daya alam, sumber tenaga kerja dan modal.
2. Menurut luas distribusinya
Menurut keluasan distribusinya pasar terdiri dari:
a) Pasar lokal
b) Pasar daerah
c) Pasar nasional
d) Pasar internasional.
3. Menurut waktu
Pembagian pasar menurut waktunya didasarkan pada waktu pasar
difungsikannya ini dibagi:
a) Pasar harian
b) Pasar mingguan
c) Pasar tahunan.

f. Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna adalah suatu bentuk interaksi antara
permintaan dengan penawaran yang ditandai oleh jumlah produsen dan
konsumen sangat banyak dan hampir tidak terbatas.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah:
1) Banyak penjual
2) Produk-produk homogen (serba sama)
3) Pasar yang bebas dimasuki kondisi pasar

4) Faktor-faktor bergerak bebas


5) Tidak ada campur tangan pemerintah.
g. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang jumlah penjual dan
pembeli tidak seimbang atau sebanding. Kemungkinan terjadi adalah
pasar dikuasai oleh satu penjual atau beberapa penjual, sedangkan
pembelinya juga satu atau beberapa pembeli yang menguasai pasar.
Bentuk pasar persaingan tidak sempurna adalah:
1. Monopoli
Monopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan
penawaran yang ditandai oleh hanya satu penjual/produsen di pasar
berhadapan denga permintaan seluruh pembeli/konsumen.
Sebab-sebab tumbuhnya monopoli antara lain:
a) Lindungan hukum
b) Pemberian lisensi
c) Memiliki modal yang sangat besar
d) Menguasai bahan mentah
e) Produknya digemari masyarakat, dan
f) Pasar tidak luas.
2. Oligopoli
Oligopoli adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dengan
penawaran dimana terdapat beberapa penjual/produsen yang
menguasai seluruh permintaan pasar.
Ciri-ciri oligopoli adalah:
a) Terdapat beberapa penjual
b) Barang yang diperjualbelikan homogen atau berbeda corak
(differentiated product)
c) Halangan masuk cukup besar bagi perusahaan lain. Satu diantara
oligopolis merupakan market leader.
3. Monopolistik
Monopolistik adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan
dengan penawaran dimana terdapat sejumlah besar penjual/produsen

10

menawarkan barang yang sama, namun masing-masing memiliki ciri


yang khusus.
Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah:
a) Terdapat banyak penjual
b) Barang yang dipejualbelikan merupakan differentiated product
c) Penjual memiliki kekuatan monopolis atas barang produksinya
d) Setiap penjual aktif memasarkan/promosi barangnya
e) Keluar masuk pasar relatif mudah.
Keadaan pasar mengandung unsur monopoli dan unsur persaingan,
barang dan jasa yang ada kebanyakan interaksi antara permintaan
dan penawaran sehingga menunjukkan persaingan monopolistik dan
bentuk pasar ini yang paling mendekati kenyataan.

4. Monopsoni
Monopsoni adalah bentuk pasar yang dikuasai oleh satu orang/badan
dengan penawaran dari sejumlah penjual/produsen. Misalnya
pembeli tiang listrik dikuasai oleh PLN.
5. Oligopsoni
Oligopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh lebih dari
dua

orang

pembeli

dengan

penawaran

dari

sejumlah

penjual/produsen.

2.3 Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)


Student Team-Achievement Division (STAD) merupakan tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggotakan 4 5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis

11

kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim
untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dimana pada saat kuis
mereka tidak boleh saling membantu.
2.4 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Di MAN Kualasimpang
a. Tahap Pembelajaran
1. Penyajian Kelas (Class Presentation)
Penyajian kelas diisi dengan materi relasi dan fungsi yang diajarkan
secara langsung atau dengan metode ceramah yang difokuskan pada unitunit STAD. Setiap siswa harus diberitahukan bahwa mereka harus benarbenar memperhatikan materi yang diberikan supaya membantu mereka
dalam mengerjakan kuis dengan baik karena skor kelompok ditentukan
oleh skor kuis tiap anggota kelompok.
2. Pembentukan Kelompok (teams)
3. Setiap kelompok beranggotakan 4 5 orang siswa. Kelompok yang
dibentuk adalah kelompok heterogen, berdasarkan prestasi akademis di
dalam kelas, jenis kelamin dan suku. Pembentukan kelompok adalah
tuntunan terpenting dari STAD. Karena kelompok disini berfungsi untuk
belajar bersama dan untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok
dapat memahami materi yang diajarkan, sehingga setiap anggota dapat
mengerjakan kuis dengan baik yang berpengaruh terhadap skor
kelompok. Point akan diberikan kepada setiap anggota kelompok yang
melakukan hal terbaik untuk kelompoknya, misalnya membantu setiap
tugas dan menjelaskan materi atau tugas yang belum dimengerti oleh
anggota kelompoknya yang lain. Setiap anggota kelompok harus terjadi
hubungan yang baik dan saling memberi dukungan untuk mendapatkan
hasil akademis yang menggembirakan.
4. Kuis (Quizzes)
Kuis diberikan setelah guru menyajikan materi membaca dan menulis
dalam kegiatan kelompok. Siswa mengerjakan kuis secara individual.
Pada saat mengerjakan kuis siswa tidak diperkenankan untuk bekerja
sama. Dengan demikian, siswa sebagai individu bertanggungjawab untuk
memahami materi membaca dan menulis.
5. Pemberian Skor Individual (Individual Improvement Scores)
Skor individu diberikan bermaksud untuk dapat melihat perkembangan
setiap siswa dalam peningkatan hasil belajar setelah bekerja keras, dan
untuk meningkatkan motivasi mereka diberikan skor dasar yang
ditentukan berdasarkan nilai rata-rata siswa sebelumnya. Kemudian,
setiap siswa menyumbang poin untuk kelompoknya sesuai dengan tingkat
perolehan skor kuisnya.
6. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)

12

Kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi akan diberikan


penghargaan seperti sertifikat, laporan berkala kelas atau papan
pengumuman dan bentuk penghargaan lainnya. Kriteria sumbangan skor
terhadap kelompok terlihat pada tabel berikut:
Poin Perkembangan
Individu

Skor Tes
a) Lebih dari 10 poin dibawah skor awal
b) 10 poin sampai dengan 1 poin dibawah skor
awal
c) Skor awal sampai dengan 10 poin diatasnya
d) Lebih dari 10 poin diatas skor awal
e) Nilai sempurna (tanpa memperhitungkan
skor awal)

5
10
20
30
30

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masingmasing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota
kelompok (Isjoni, 2009:76). Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan
perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat
dan kelompok super. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian
penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut :
a. Kelompok baik dengan skor rata-rata 15
b. Kelompok hebat dengan skor rata-rata 20
c. Kelompok super dengan skor rata-rata 25

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Tipe STAD


Menurut

Roestiyah

(2008:17)

Kelebihan

dalam

penggunaan

model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:


a. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan
keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
b. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif
mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.

13

c. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai


individu serta kebutuhannya belajar.
d. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih
aktif berpatisipasi dalam diskusi.
e. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan
rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat
orang lain.
Kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah sebagai berikut:
a. Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan
seperti ini.
b. Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan
kelas. Akan tetapi usaha sungguh-sungguh yang terus menerus akan dapat
terampil menerapkan model ini.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X1 MAN Kecamatan Kota
Kualasimpang yang terdiri dari 30 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 dan

14

perempuan 19 siswa. Adapun peneliti memilih lokasi tersebut sebagai tempat


penelitian atas beberapa pertimbangan, diantaranya yaitu MAN Kecamatan Kota
Kualasimpang sangat terbuka untuk pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan jenis
penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam PTK guru meneliti sendiri terhadap praktik
pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, baik dilihat dari interaksi siswa dalam
proses belajar dan mengajar (PBM) atau hasil pembelajaran secara refleksi.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Arikunto (2006:91) adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas. Sedangkan menurut Wardhani dan Wihardit (2009:4) Penelitian Tindakan
Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Menurut Bukhari, dkk (2011:10) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melalui
teknik-teknik pengajaran yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat
perkembangan siswa.
Manfaat penelitian tindakan kelas menurut Bukhari dkk (2011:11) dapat
dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan atau pembelajaran
dikelas antara lain mencakup:
1. Inovasi pembelajaran
2. Pengembangan kurikulum ditingkat
16 sekolah dan ditingkat kelas
3. Peningkatan profesionalisme guru.

3.2 Kehadiran peneliti

15

Sesuai dengan karekteristik penelitian kualitatif, maka peneliti bertindak


sebagai instrument kunci sekaligus pengumpul data, jadi kehadiran peneliti di
lapangan sangat diperlukan. Meleong (2006: 168) menyatakan bahwa kedudukan
peneliti dalam penelitian cukup rumit, karena peneliti bertindak sebagai perencana,
pelaksana, pengumpul data, analisis data, dan refleksi kegiatan. Oleh karena itu
untuk mengurangi kerumitan dalam pengumpulan data, analisis data, dan refleksi
kegiatan wawancara sangat diperlukan.

3.3 Data dan Sumber Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi (Kunandar, 2008:274):
1. Hasil tes, yaitu tes awal dan tes akhir
2. Hasil observasi selama kegiatan pembelajaran
3. Hasil wawancara mengenai pemahaman dan kesulitan siswa terhadap materi
pasar
4. Hasil catatan lapangan
Sumber data yang digunakan peneliti adalah siswa Kelas X1 MAN
Kualasimpang Kecamatan Kota Kualasimpang Tahun Ajaran 2012/2013 semester
ganjil yang langsung dijadikan subjek penelitian. Kemudian dari sejumlah siswa
tersebut dipilih 6 orang siswa berdasarkan dari hasil tes awal dan pertimbangan wali
kelas sehingga siswa yang dipilih mudah diajak untuk berkomunikasi dan bekerja
sama sehingga memudahkan pada pelaksanaan wawancara berlangsung.
3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui (Kunandar,
2008:275):
1. Observasi,

dilaksanakan

pada

waktu

penelitian

sedang

melaksanakan

pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh teman sejawat atau wali kelas.
2. Tes awal tentang pemahaman siswa terhadap pasar
3. Tes akhir setelah pelaksanaan tindakan

16

Wawancara, dilakukan untuk mengetahui secara mendalam tentang kesulitan siswa


dalam memahami materi pasar.

3.5 Analisis Data


Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh seorang guru yang berperan
sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam
bentuk yang dapat dipercaya dan benar (Mills dalam Wardhani dan Wihardit,
2009:5.4). Wardhani dan Wihardit (2009:5.9) menyatakan ada tiga langkah yang
dapat dilakukan dalam menganalisis data kualitatif yaitu: (1) Reduksi data, (2)
Penyajian data, (3) Penarikan simpulan atau verifikasi data. Aktivitasnya dilakukan
dalam bentuk interaktif selama proses pengumpulan data masih berlangsung.
1. Reduksi Data
Reduksi data

merupakan

proses

menyeleksi,

menentukan

focus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada


dalam catatan lapangan, misalnya memfokuskan perhatian pada apa yang
dilakukan guru pada permulaan pembelajaran. Bagian utama pembelajaran dapat
direduksi dengan mefokuskan perhatian pada ada tindakan guru yang berkenaa:
upaya memfasilitasi siswa dalam memahami isi atau konsep pelajaran, upaya
memotifasi siswa atau meningkatkan percaya diri siswa dengan memuji, dan
mengolah data.
2. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan
penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang
utama bagi analisis kualitatif yang benar-benar valid.

17

3. Penarikan Simpulan (Verifikasi)


Memberikan kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi
dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara sampai kepada siklus
akhir.

3.6 Pengecekan Keabsahan Data


Informasi yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti akan dijadikan data
penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data penelitian tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik
kesimpulan. Menurut Moleong (2006:330) ada beberapa bentuk validasi yang dapat
dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, salah satunya yaitu: melakukan validasi
dengan triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari
penelitian dengan membandingkan hasil mitra peneliti. Triangulasi dilakukan
berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut
pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang dilakukan pengamatan atau
observasi.
3.6 Tahap-tahap Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitiannya, tahap-tahap penelitian meliputi kegiatan
penyusunan rencana, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi (Kunandar,
2008:276).
1. Penyusunan Rencana
Tahap penyusunan rencana meliputi:
a. Menentukan jenis dan bentuk tindakan yang akan dilakukan
b. Penyusunan perangkat mengajar seperti membuat RPP, menyiapkan materi
dan alat peraga.

18

c. Menyiapkan lembar observasi


d. Membuat pedoman wawancara, dan
e. Menyiapkan beberapa soal untuk tanya jawab.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaa tindakan dilaksanakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun dalam perencana. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini
dilaksanakan dalam satu tindakan, yaitu:
Tindakan I : Materi Pasar
Tindakan tersebut dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan yang berbentuk siklus.
Jika tindakan tercapai dan berhasil maka penelitian dianggap selesai.
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses
perubahan kinerja PBM (Kunandar, 2008:73). Observasi ini dilakukan oleh
teman sejawat dan guru wali kelas yang mengamati segala aktivitas siswa dan
guru

selama

kegiatan

prosoes

belajar

mengajar

berlangsung

dengan

menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya.


4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang
telah dicatat dalam observasi refleksi berusaha memahami proses, masalah,
persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategi. Refleksi memiliki
aspek evaluative-refleksi meminta peneliti PTK untuk menimbang-nimbang
pengalamannya untik menilai apakah pengaruh (persoalan yang timbul). Memang
diinginkan, dan memberikan saran-saran tentang cara-cara untuk meneruskan
pekerjaan (Kunandar, 2008:75). Dari semua data yang telah dideskripsikan
dilakukan refleksi untuk mengetahui apakah siswa telah memahami dengan baik
materi yang ada dalam suatu siklus.

19

Berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di MAN Kualasimpang


pada mata pelajaran Ekonomi adalah 70, jika 70% dari siswa tidak mencapai nilai 70
maka tindakan siklus I tidak berhasil (Kunandar, 2008:276). Jika tindakan harus
diulangi, maka peneliti haruslah menyusun kembali perencanaan berdasarkan
refleksi. Apabila setelah pemberian ini belum juga berhasil. Maka peneliti harus
memberikan tindakan lanjutan sampai siswa benar-benar mencapai tujuan yang
diinginkan. Jadi dalam refleksi akan ditentukan apakah penelitian berhenti atau
diteruskan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

20

4.1 Hasil Penelitian


Pada bab ini akan dipaparkan tentang (1) paparan data pratindakan dan (2)
paparan data tindakan I.
a. Paparan Data Pratindakan
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengadakan studi pendahuluan
pada hari Senin 8 Oktober 2012. Peneliti mengadakan pertemuan dengan Kepala
Sekolah MAN Kualasimpang. Dalam pertemuan ini, peneliti menyampaikan maksud
untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Kepala Sekolah menyambut baik
keinginan peneliti melaksanakan penelitian. Kemudian kepala sekolah menyerahkan
sepenuhnya agar kerja sama dengan wali kelas X1 untuk dapat membicarakan
rencana selanjutnya.
Pada kesempatan tersebut peneliti bersama wali kelas X1 dan seorang teman
sejawat yaitu pengajar di sekolah tersebut berdiskusi mengenai rencana penelitian
yang akan dilaksanakan. Dalam diskusi tersebut disepakati hal penting yaitu, wali
kelas X1 teman sejawat sebagai pengamat sedangkan yang bertindak sebagai
pengajar adalah peneliti sendiri, peneliti juga menyampaikan pada wali kelas X 1
bahwa sebelum melaksanakan pelaksanaan tindakan I perlu diberikan tes awal yang
bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa yang berhubungan dengan
materi prasyarat mengenai materi pasar.
Rabu tanggal 10 Oktober 2012 peneliti memberikan tes awal yang diikuti
oleh 30 orang siswa, tes awal terdiri dari 5 soal essay. Kemudian dari hasil tes
tersebut, peneliti mengetahui letak permasalahan yang dialami siswa dan kemudian
melanjutkan materi selanjutnya yaitu mengenai materi pasar. Dengan begitu siswa
dengan mudah memahami mengenai materi
pasar dengan menggunakan metode
23
STAD.
Tabel 4.1 Hasil Tes Awal Siswa Kelas X1 MAN Kualasimpang

21

No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Inisial Nama Siswa


2
Agus Maulana
Arita
Ayati
Bustamam
Candra Aria Samadi
Desi Usmayani
Elvina Khairani
Fathul Jannah
Fitriani
Harianti
Hariyati
Khadijah
Kiki ramadhani
Mariatul Qibtiyah
Maimunah
M. Herianda
Misran
Maulida Rosa
Nur azizah
Nur Fadillah
Nurjannah
Patra Mora Harahap
Riski
Riski Gunawan
Riski Ramadhani
Serly Wandari
Safrizal
Siti Rodhiani
T. Riski SP
Indah Purnama Sari

Jenis Kelamin
3
Lk
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Lk
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr

Skor
4
60
60
70
80
80
65
70
55
70
60
60
40
65
60
70
50
45
50
75
80
65
60
50
60
70
70
55
60
60
65

Pada hasil tes yang telah dilakukan pada tes awal ini diketahui bahwa masih
banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah 70, hanya beberapa siswa saja yang
memperoleh nilai diatas 70. Sehingga data ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada materi pasar belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang
ditetapkan. Dengan demikian pada kondisi awal ini hasil belajar siswa dapat
dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan.

22

Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti memberikan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) dan format observasi kepada wali kelas dan teman sejawat
untuk dibaca dan dipahami sehingga dapat melakukan pengamatan dengan baik.
Penelitian direncanakan akan berlangsung dengan satu tindakan.

b. Paparan Data I Pada Siklus I


1.Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
Ekonomi pada materi pasar dengan Instrumen pembelajaran terdiri dari lembar
observasi siswa, lembar observasi guru, catatan lapangan, format wawancara, dan
soal tes.
Perangkat lain yang perlu dipersiapkan adalah media pembelajaran yang
dapat menunjang kelancaran pelaksanaan pembelajaran. Selain itu hal utama yang
perlu dipersiapkan dalam penyusunan RPP dengan metode pembelajaran yang
dipilih, yaitu metode pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division).
2.Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan Pada siklus I akan dilaksanakan pembelajaran kooperatif pada
materi gaya melalui lima tahapan: pembagian kelompok, penyajian materi,
pemberian tes, perhitungan skor perkembangan individu, pemberian penghargaan
kelompok. Peneliti pertama kali masuk kelas kemudian mengucapkan salam. Setelah
itu guru mempersiapkan media pembelajaran

yaitu materi pasar. Langkah

selanjutnya untuk mengawali pembelajaran siswa diajak berdoa secara bersama-sama


dan guru memotivasi siswa. Alokasi waktu untuk kegiatan awal ini selama 10 menit.

23

Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, pada tahap ini peneliti memberikan
materi kepada siswa mengenai gaya, lalu peneliti membentuk kelompok-kelompok
belajar siswa secara heterogen yang terdiri 6 kelompok, dimana tiap kelompok diisi
oleh 5 orang siswa. Selanjutnya peneliti memberikan LKS kepada masing-masing
kelompok dengan judul materi yang telah ditentukan, dan meminta siswa untuk
bekerjasama dalam membaca, memahami dan menjawab soal-soal yang terdapat
pada LKS. Selama proses ini berlangsung peneliti memantau dan membimbing siswa
sembari memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelesaikan masalah yang ada
di LKS. Setelah siswa menyelesaikan soal-soal yang ada di LKS, masing-masing
perwakilan kelompok membacakan wacana yang ada di LKS. Alokasi waktu untuk
kegiatan inti ini selama 45 menit.
Pada kegiatan akhir, peneliti memberikan soal sebagai tes individu kepada
siswa. Selanjutnya peneliti mengumumkan skor masing-masing kelompok dan
memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok. Di tindakan akhir yang
diikuti oleh 30 siswa seperti halnya pelaksanaan tes awal maka tes akhir tindakan I
pada siklus I juga diawasi oleh wali kelas X1. Pelaksanaan tes akhir pada siklus I
dilaksanakan selama 15 menit. Adapun hasil tes siswa pada siklus I tertera pada tabel
4.2.
Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir Tindakan I pada Siklus I
No
1
1
2
3
4
5
6

Inisial Nama Siswa


2
Agus Maulana
Arita
Ayati
Bustamam
Candra Aria Samadi
Desi Usmayani

Jenis Kelamin
3
Lk
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr

Skor
4
75
70
85
90
70
80

24

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

29
30

Elvina Khairani
Fathul Jannah
Fitriani
Harianti
Hariyati
Khadijah
Kiki ramadhani
Mariatul Qibtiyah
Maimunah
M. Herianda
Misran
Maulida Rosa
Nur azizah
Nur Fadillah
Nurjannah
Patra Mora Harahap
Riski
Riski Gunawan
Riski Ramadhani
Serly Wandari
Safrizal
Siti Rodhiani
T. Riski SP
Indah Purnama Sari

Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Lk
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr

65
70
75
60
60
70
65
75
70
65
60
85
80
65
65
60
70
70
65
70
55
70
65
70

Dari tes hasil tindakan pada siklus I diperoleh data siswa yang mendapat skor
70 sebanyak 18 siswa dan siswa yang mendapat skor < 70 sebanyak 12 siswa,
persentase siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 60,00%. Kriteria hasil yang
telah ditentukan adalah 70% siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 40,00% pada
tes akhir siklus I, sedangkan persentase yang diperoleh adalah 60,00%. Berdasarkan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum
berjalan dengan baik.
a. Hasil Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru dan teman sejawat selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat

25

dideskripsikan bahwa masih ada siswa yang kurang memperhatikan dalam


pembelajaran karena dianggap adanya hal baru dalam pembelajaran.
Hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan peneliti dan kegiatan siswa
dari hasil lembar observasi yang telah diberikan peneliti, dapat dilihat pada tabel 3.3
dan 4.4.
Tabel 4.3 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan peneliti

Tahap

Indikator

2
1. Doa bersama dan
memotivasi siswa
A. Eksplorasi
Menyajikan contoh
teks bacaan dan
membentuk
kelompok belajar
siswa secara
heterogen.
B. Elaborasi
Perwakilan masingmasing kelompok
membacakan wacana
yang ada di LKS.
C. Konfirmasi
Memberikan soal
sebagai tes individu.
Pemberian skor bagi
masing-masing
kelompok.
Memberi
penghargaan kepada
masing-masing
kelompok.
Membimbing siswa
membuat kesimpulan
Jumlah Skor

Awal

Inti

Akhir

Pengamatan Satu
Sko
Deskriptor
r
3
4

Pengamatan Dua
Sko
Deskriptor
r
5
6

semua

semua

a,b dan c

a,b dan c

semua

semua

a, b dan c

a,b dan c

a dan b

a dan b

a dan b

a,b dan c

a dan c

a dan c

27

28

26

Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil dari observasi pengamat satu diperoleh skor
27 dan pengamat dua memperoleh skor 28. Sedangkan skor maksimal 35. Skor
persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat terhadap kegiatan
peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:
1. Pengamat I
jumlah skor
x 100
Skor persentase (SP)
= skor maksimal
=

27
x 100
35

= 77,14%
2. Pengamat II
Skor persentase

jumlah skor
x 100
skor maksimal

28
x 100
35

= 80%
Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap
kegiatan peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:
SP1 +SP 2
SPP =
2
Keterangan

SPP =

: SPP = skor persentase rata-rata kegiatan peneliti


SP1 = skor persentase pengamat satu
SP2 = skor persentase pengamat dua
77,14 +80
2

= 78,57%
Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak
78,57% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk
dalam kategori Baik.
Tabel 4.4 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan siswa
Tahap

Indikator

Pengamatan Satu

Pengamatan Dua

27

1
Awal

Inti

Akhir

2
1. Membaca doa
bersama dan
mendengarkan
penjelasan guru
A. Eksplorasi
Siswa menerima
contoh teks bacaan
dan duduk pada
kelompok yang telah
ditentukan.
B. Elaborasi
Salah satu siswa
Perwakilan tiap-tiap
kelompok
membacakan
wacanayang ada di
LKS.
C. Konfirmasi
Menjawab soal yang
diberikan oleh guru.
Mendengarkan skor
yang diberikan guru
kepada tiap-tiap
kelompok.
Menerima
penghargaan atas
hasil kerja
kelompoknya.
Siswa membuat
kesimpulan dengan
dibimbing oleh guru.
Jumlah Skor

Sko
r
3

Sko
r
5

semua

Semua

a,b dan c

a,b dan c

semua

semua

a, b dan c

a,b dan c

a, b dan c

a dan b

a dan b

a,b dan c

a dan c

a,b dan c

28

Deskriptor

Deskriptor
6

29

Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil dari observasi terhadap kegiatan siswa, dari
pengamat satu diperoleh skor 28 dan pengamat dua memperoleh skor 29. Sedangkan

28

skor maksimal 35. Skor persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat
terhadap kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:
1. Pengamat I
jumlah skor
x 100
Skor persentase (SP)
= skor maksimal
=

28
x 100
35

= 80%
2. Pengamat II
Skor persentase

jumlah skor
x 100
skor maksimal

29
x 100
35

= 82,86%
Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap
kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:
SP1 +SP 2
SPP =
2
Keterangan

SPP =

: SPP = skor persentase rata-rata kegiatan peneliti


SP1 = skor persentase pengamat satu
SP2 = skor persentase pengamat dua
80 +82,86
2

= 81,43%
Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak
81,43% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk
dalam kategori Baik. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan peneliti dan
siswa dapat disimpulkan bahwa kegiatan peneliti dalam mengajar dan kegiatan siswa
dalam belajar sudah baik.

b. Hasil Wawancara Tindakan I Siklus I

29

Wawancara dilakukan setelah tes tindakan pada siklus I. Tujuan dilakukannya


wawancara adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pasar.
Respon siswa terhadap materi pasar dengan menggunakan metode STAD cukup baik,
sebahagian besar siswa menyatakan mereka merasa senang ketika belajar materi
pasar menggunakan metode STAD. Dari hasil wawancara selanjutnya, sebahagian
besar siswa pun merasa lebih mudah belajar memahami dengan diterapkannya
metode STAD. Belajar secara berkelompok dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
c. Catatan Hasil Lapangan
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan pembelajaran maka
diperoleh beberapa informasi sebagai berikut:
1. Waktu yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan
2. Masih ada siswa yang belum memahami sepenuhnya tentang materi pasar.
3. Siswa masih ragu dalam menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
4. Penyajian hasil akhir yang dilakukan oleh penyaji masih kurang baik.

d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi kedua pengamat terhadap kegiatan peneliti dan
siswa selama pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dan
siswa telah berlangsung dengan baik, walaupun ada sebahagian kecil siswa yang
masih kurang dalam memahami materi pasar.
Hasil wawancara menyatakan sebahagian besar siswa merasa sangat senang
dengan diterapkan metode STAD, dimana siswa merasa pembelajaran dengan
metode STAD terasa tidak membosankan dan siswa pun lebih mudah dan lancar
dalam memahami apa yang dipelajari dengan teman sekelompoknya. Sedangkan
hasil tes tindakan I pada siklus I, persentase siswa yang mendapat nilai 70
mencapai 60,00%. Menunjukkan kriteria hasil belum mencapai ketuntasan.

30

Berdasarkan beberapa analisis diatas, maka dapat disimpulkan hasil belajar


siswa pada materi pasar harus ditingkatkan lagi dan perlu diadakan pengulangan
pembelajaran dengan siklus ke II. Pada siklus ke II siswa diharapkan dapat lebih
aktif dalam proses belajar dan peneliti pun akan lebih baik lagi dalam memberikan
penguatan serta motivasi kepada siswa agar siswa pun lebih berani dalam
menyampaikan pemahamannya dan hasil tes siswa pun lebih meningkat lagi.

c. Paparan Data Tindakan I Pada Siklus II


Kegiatan yang dilakukan pada tindakan I dan siklus II meliputi perencanaan
pelaksanaan tindakan, observasi terhadap pelaksanaan tindakan dan refleksi.
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan 1 kali
pertemuan selama 70 menit yang didasarkan pada hasil refleksi siklus I yaitu Peneliti
harus lebih fokus kepada siswa dan lebih dapat menerapkan metode pembelajaran
dengan baik. Seperti pada perencanaan tindakan sebelumnya yaitu kegiatan diawali
dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memilih tema
kegiatan serta kompetensi dasar yang dipilih adalah menjelaskan isi wacana anak
yang dibaca, menulis kalimat sederhana dengan tepat.
Pada penyusunan RPP dipilih metode STAD karena dengan metode ini siswa
dapat lebih aktif serta dapat lebih mudah belajar membaca dan menulis dengan baik.
Kegiatan yang lain adalah penyusnan instrumen pembelajaran seperti lembar
observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan guru, format wawancara, catatan
lapangan dan soal tes, kemudian menyiapkan media pembelajaran berupa piasteks
bacaan bergambar.
2. Pelaksanaan Tindakan

31

Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2012. Sebelum


menyampaikan materi pembelajaran tentang pasar melalui pembelajaran metode
STAD, terlebih dahulu peneliti mengucapkan salam dan kegiatan selanjutnya
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi. Alokasi waktu untuk
kegiatan ini selama 5 menit.
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, pada tahap ini peneliti memberikan
contoh materi kepada siswa berupa teks bacaan yang berjudul kisah liburanku, lalu
peneliti membentuk kelompok-kelompok belajar siswa secara heterogen yang terdiri
6 kelompok, dimana tiap kelompok diisi oleh 4 sampai 5 orang siswa. Selanjutnya
peneliti memberikan LKS kepada masing-masing kelompok dengan judul materi
yang telah ditentukan, dan meminta siswa untuk bekerjasama dalam membaca dan
menjawab soal-soal yang terdapat pada LKS. Selama proses ini berlangsung peneliti
memantau dan membimbing siswa sembari memberikan motivasi kepada siswa
untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS. Setelah siswa menyelesaikan soalsoal yang ada di LKS, masing-masing perwakilan kelompok membacakan wacana
yang ada di LKS. Alokasi waktu untuk kegiatan inti ini selama 45 menit.
Pada kegiatan akhir, peneliti memberikan soal sebagai tes individu kepada
siswa. Selanjutnya peneliti mengumumkan skor masing-masing kelompok dan
memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok. Di tindakan akhir yang
diikuti oleh 26 siswa seperti halnya pelaksanaan tes awal maka tes akhir tindakan I
pada siklus II juga diawasi oleh wali kelas II. Pelaksanaan tes akhir pada siklus II
dilaksanakan selama 15 menit. Adapun hasil tes kemampuan membaca dan menulis
siswa pada siklus I tertera pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Tes Akhir Tindakan I pada Siklus II

32

No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Inisial Nama Siswa


2
Agus Maulana
Arita
Ayati
Bustamam
Candra Aria Samadi
Desi Usmayani
Elvina Khairani
Fathul Jannah
Fitriani
Harianti
Hariyati
Khadijah
Kiki ramadhani
Mariatul Qibtiyah
Maimunah
M. Herianda
Misran
Maulida Rosa
Nur azizah
Nur Fadillah
Nurjannah
Patra Mora Harahap
Riski
Riski Gunawan
Riski Ramadhani
Serly Wandari
Safrizal
Siti Rodhiani
T. Riski SP
Indah Purnama Sari

Jenis Kelamin
3
Lk
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Lk
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr

Skor
4
80
85
80
95
100
75
80
75
75
85
65
70
70
75
85
80
75
65
90
90
65
70
65
85
75
90
65
75
70
75

Dari tes hasil tindakan pada siklus II diperoleh data siswa yang mendapat
skor 70 sebanyak 25 siswa dan siswa yang mendapat skor < 70 sebanyak 5 siswa,
persentase siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 83,33%. Kriteria hasil yang
telah ditentukan adalah 70% siswa yang mendapat skor 70 pada tes akhir siklus II,
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus II
telah berhasil.

33

3.

Hasil Observasi
Dari hasil observasi peneliti terhadap tindakan pada siklus II disimpulkan

bahwa sebahagian besar siswa sudah dapat meningkatkan aktifitasnya dalam


mengikuti pembelajaran.
Hasil pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan peneliti dan kegiatan siswa
dari hasil lembar observasi yang telah diberikan peneliti, dapat dilihat pada tabel 4.6
dan 4.7.
Tabel 4.6 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan peneliti

Tahap

Indikator

1
Awal
Inti

1.
A.

B.

C.

2
Doa bersama dan
memotivasi siswa
Eksplorasi
Menyajikan contoh
teks bacaan dan
membentuk
kelompok belajar
siswa secara
heterogen.
Elaborasi
Perwakilan masingmasing kelompok
membacakan
wacanayang ada di
LKS.
Konfirmasi
Memberikan soal
sebagai tes individu.
Pemberian skor bagi
masing-masing
kelompok.
Memberi
penghargaan kepada
masing-masing

Pengamatan Satu
Sko
Deskriptor
r
3
4

Pengamatan Dua
Sko
Deskriptor
r
5
6

semua

semua

semua

semua

semua

semua

a, b dan c

a,b dan c

a, b dan c

a,b dan c

a, b dan c

a,b dan c

34

kelompok.
Membimbing siswa
membuat kesimpulan
Jumlah Skor

Akhir

a, b dan c

31

semua

32

Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil dari observasi pengamat satu diperoleh skor
31 dan pengamat dua memperoleh skor 32. Sedangkan skor maksimal 35. Skor
persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat terhadap kegiatan
peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:
3. Pengamat I
jumlah skor
x 100
Skor persentase (SP)
= skor maksimal
=

31
x 100
35

= 88,57%
4. Pengamat II
Skor persentase

jumlah skor
x 100
skor maksimal

32
x 100
35

= 91,43%
Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap
kegiatan peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:
SP1 +SP 2
SPP =
2
Keterangan

SPP =

: SPP = skor persentase rata-rata kegiatan peneliti


SP1 = skor persentase pengamat satu
SP2 = skor persentase pengamat dua
88,57 +91,43
2

= 90%

35

Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak 90%
dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk dalam
kategori Sangat Baik.
Tabel 4.7 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan siswa

Tahap

Indikator

2
1. Membaca doa
bersama dan
mendengarkan
penjelasan guru
A. Eksplorasi
Siswa menerima
contoh teks bacaan
dan duduk pada
kelompok yang telah
ditentukan.
B. Elaborasi
Salah satu siswa
Perwakilan tiap-tiap
kelompok
membacakan
wacanayang ada di
LKS.
C. Konfirmasi
Menjawab soal yang
diberikan oleh guru.
Mendengarkan skor
yang diberikan guru
kepada tiap-tiap
kelompok.
Menerima
penghargaan atas
hasil kerja
kelompoknya.
Siswa
membuat
kesimpulan dengan
dibimbing oleh guru.

Awal

Inti

Akhir

Pengamatan Satu
Sko
Deskriptor
r
3
4

Pengamatan Dua
Sko
Deskriptor
r
5
6

semua

semua

semua

semua

semua

semua

a, b dan c

semua

semua

semua

a, b dan c

a,b dan c

a, b dan c

a,b dan c

36

Jumlah Skor

32

33

Berdasarkan tabel 4.7 diatas hasil dari observasi terhadap kegiatan siswa, dari
pengamat satu diperoleh skor 32 dan pengamat dua memperoleh skor 33. Sedangkan
skor maksimal 35. Skor persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat
terhadap kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:
3. Pengamat I
jumlah skor
x 100
Skor persentase (SP)
= skor maksimal
=

32
x 100
35

= 91,43%
4. Pengamat II
Skor persentase

jumlah skor
x 100
skor maksimal

33
x 100
35

= 94,28%
Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap
kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:
SP1 +SP 2
SPP =
2
Keterangan

SPP =

: SPP = skor persentase rata-rata kegiatan peneliti


SP1 = skor persentase pengamat satu
SP2 = skor persentase pengamat dua
91,43 +94,28
2

= 92,86%
Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh
sebanyak 92,86% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran
termasuk dalam kategori

Sangat Baik. Berdasarkan hasil observasi terhadap

37

kegiatan peneliti dan siswa dapat disimpulkan bahwa kegiatan peneliti dalam
mengajar dan kegiatan siswa dalam belajar sudah baik.
2. Hasil Wawancara Tindakan I Siklus II
Wawancara dilakukan setelah tes tindakan pada siklus II. Tujuan
dilakukannya wawancara adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
pemahaman siswa terhadap materi pasar. Respon siswa terhadap belajar dengan
menggunakan metode STAD lebih baik dari pada pembelajaran pada siklus I,
sebahagian besar siswa menyatakan mereka merasa senang ketika pembelajaran
Ekonomi menggunakan metode STAD. Dari hasil wawancara selanjutnya,
sebahagian besar siswa pun merasa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
dengan menggunakan metode pembelajaran STAD.
Sehubung dengan pemahaman, hasil wawancara dengan semua responden
menyatakan bahwa belajar materi pasar dengan metode STAD membuat
pembelajaran Ekonomi lebih menyenangkan.
e. Catatan Hasil Lapangan
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan pembelajaran maka
diperoleh beberapa informasi sebagai berikut:
1. Waktu yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan
2. Sebahagian besar siswa sudah dapat memahami materi yang dipelajari.
3. Sebahagian besar siswa sudah dapat menjelaskan kepada teman kelompoknya.
4. Siswa tidak ragu lagi dalam menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
1. Penyajian hasil akhir yang dilakukan oleh penyaji sudah lebih baik.

f. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus ke II terhadap kegiatan peneliti dan
siswa selama pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dan

38

siswa telah berlangsung sangat baik, dapat dilihat dari sebahagian besar siswa sudah
lebih aktif ketika tanya jawab dan memahami materi.
Hasil wawancara menyatakan sebahagian besar siswa merasa sangat senang
dengan diterapkan metode STAD, dimana siswa merasa pembelajaran dengan
metode STAD terasa tidak membosankan dan siswa pun dapat lebih mudah
memahami materi. Hasil tes tindakan I pada siklus II lebih meningkat, dimana ada
peningkatan persentase hasil siswa pada siklus ke II. Persentase siswa yang
mendapat nilai 70 mencapai 83,33%. Menunjukkan kriteria hasil telah mencapai
ketuntasan.
Berdasarkan beberapa analisis diatas, maka dapat disimpulkan pembelajaran
membaca dan menulis tingkat awal dengan metode STAD pada siklus ke II
mengalami peningkatan, dimana pembelajaran pada siklus ke II telah mencapai
kriteria keberhasilan, baik dari segi proses maupun segi hasil. Dengan demikian
diputuskan tidak perlu melakukan siklus ulang dan penelitian sudah selesai.

4.2 Pembahasan dan Temuan Penelitian


Dari hasil penelitian tindakan I pada siklus I dan II diperoleh beberapa temuan
peneliti sebagai berikut:
1. Waktu yang diperlukan pada proses pembalajaran di siklus I dan II berjalan
sesuai dengan rencana.
2. Respon siswa pada belajar membaca dan menulis dengan menggunakan metode
STAD sangat baik, siswa dapat memahami materi dengan lebih mudah.
3. Hasil observasi terhadap kegiatan peneliti dan kegiatan siswa pada siklus I
80%, dan meningkat menjadi 90% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa
kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik.
4. Hasil tes akhir tindakan I pada siklus I siswa memperoleh persentase sebesar
60,00% dibawah kriteria hasil yang telah ditentukan. Setelah diberikan tindakan

39

perbaikan pada siklus I terjadi peningkatan, pada siklus II siswa memperoleh


persentase sebesar 83,33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
yakni dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

BAB V
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang Upaya


meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode STAD pada materi pasar siswa
kelas X1 MAN Kecamatan Kota Kualasimpang. Maka dapat dipaparkan kesimpulan
dan saran kepada pihak-pihak yang berwenang, demi perbaikan dan peningkatan
hasil belajar siswa di bidang akademik umumnya dan hasil belajar siswa dalam
bidang studi Ekonomi khususnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan
demikian, penerapan pembelajaran metode STAD efektif digunakan dalam
mengajarkan pelajaran Ekonomi materi pasar.
5.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas maka saran yang ingin disampaikan sebagai
berikut:

40

1. Dalam penerapan pembelajaran metode STAD memerlukan waktu yang relatif


lama. Maka guru diharapkan mampu menggunakan waktu seefisien mungkin.
2. Diharapkan pada guru bidang studi Ekonomi dapat melakukan uji coba
pembelajaran dengan menggunakan metode STAD untuk materi pokok bahasan
yang lain.
3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ekonomi dengan

menggunakan metode STAD secara luas, kiranya perlu diadakan penelitianpenelitian lebih lanjut baik untuk pokok bahasan materi Ekonomi lainnya atau
bidang studi lainnya.

45

Anda mungkin juga menyukai