BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan SDM yang
berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang bersifat kompetitif. Dimana
pendidikan adalah proses memanusiawikan manusia kembali (Suyatno, 2009:3).
Guru dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Sebab, siswa adalah organisme yang sedang berkembang yang
memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa. Kemampuan profesional
guru sangat penting dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Perbaikan
dalam proses pembelajaran adalah salah satu bentuk kegiatan pemberian bantuan.
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu
strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi,
maka strategi itu tidak mungkn dapat diaplikasikan (Sanjaya, 2010: 52). Guru
dituntut untuk menerapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas
pendidikan. Selain itu guru harus dapat mengelola pembelajaran sedemikian rupa
sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara maksimal. Guru dalam kurikulum
bertindak sebagai fasilitator, artinya guru hanya sebagai pembimbing atau
mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat memilih metode
dan strategi belajar yang tepat.
Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
ekonomi siswa. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk
menentukan keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata
pelajaran yang dapat berupa pengetahuan nilai dan keterampilan setelah siswa
mengalami proses belajar. Sudjana (2009:22) menyatakan hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Siswa
dikatakan berhasil dalam belajar apabila siswa tersebut telah mencapai tujuan
pembelajaran atau tujuan instruksional.
Ekonomi merupakan salah satu bidang studi Ilmu pengetahuan Sosial yang
cukup memiliki peranan penting dalam pendidikan. Pelajaran ekonomi dalam
pelaksanaan pendidikan diberikan mulai SMP/MTS sampai SMA/SMK/MAN. Guru
banyak mengalami persoalan dalam pembelajaran, baik itu yang berhubungan
dengan tingkat pemahaman materi belajar siswa maupun penggunaan metode
pembelajaran. Dimana metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
Dalam proses pembelajaran guru lebih sering menggunakan metode tanya jawab dan
ceramah. Dimana metode ini hanya dapat menciptakan interaksi antara guru dengan
siswa dan jarang sekali terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa.
Berkaitan dengan masalah di atas, selama peneliti menjadi pengajar mata
pelajaran ekonomi di Kelas X1 MAN Kualasimpang, peneliti banyak menemukan
masalah bahwa rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi
khususnya materi pasar. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti merasa perlu untuk
menerapkan metode pembelajaran tertentu dengan baik di kelas sesuai dengan
kondisi siswa dan kondisi pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif
adalah metode pembelajaran kooperatif, metode ini tidak hanya menciptakan
interaksi antara siswa dengan guru namun juga mampu menciptakan interaksi antara
siswa dengan siswa. Metode kooperatif yang ingin diterapkan yaitu Cooperative
Type Student Team Achievement Division (STAD). Alasan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2010:143) karena metode
pembelajaran STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru
yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Selain itu metode pembelajaran
STAD merupakan pembelajaran yang melibatkan pengakuan tim, yaitu siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok heterogen berdasarkan tingkat prestasi atau tingkat
kemampuan belajar, dalam metode STAD point penting berada pada fiturnya yaitu
pada tiap point yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang
terbaik untuk tim anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja
akademik penting dalam pembelajaran, agar tiap anggota paham dan mengerti
tentang materi yang dibahas. Dengan menggunakan metode STAD kita dapat
mengaplikasikan materi pasar dalam pembelajaran ekonomi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khan (2011) dalam jurnal penelitian
menunjukkan bahwa STAD also add an extra source of learning with the groups
because some high achievers act as a role of tutor, which result in high
achievements.
Metode pembelajaan kooperatif tipe STAD seperti yang disampaikan oleh
Khan, di dalam suatu kelas terdapat tingkatan kemampuan siswa, salah satunya
siswa yang memiliki hasil belajar yang lebih tinggi atau disebut siswa yang pintar.
Siswa yang pintar dalam STAD akan menjadi tutor bagi teman satu kelompoknya,
terutama bagi siswa yang tergolong kurang pandai, sehingga diharapkan dapat
metode
PAKEM
(Pembelajaran
Yang
Aktif,
Kreatif,
Efektif
Dan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil Belajar
Definisi hasil belajar menurut Sudjana (Dalam www.sarjanaku.com)
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting
karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa
dalam kegiatan belajar yang sudah dilakukan. Hasil belajar dapat diketahui melalui
evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang
dipelajari atas bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dikelompokkan menjadi dua
(Suryabrata, 1995:233) yaitu antara lain :
a. Faktor internal.
Faktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yaitu meliputi
faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik
misalnya keadaan badan lemah, sakit atau kurang fit dan sebagainya,
sedang faktor mental psikologis meliputi kecerdasan atau intelegensi,
minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.
b. Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu yang belajar,
meliputi faktor alam fisik, lingkungan, saran fisik dan non fisik, serta strategi
pembelajaran yang dipilih pengajar untuk menunjang proses belajar
mengajar. Tugas guru adalah mengolah kondisi eksternal agar tercipta sarana
untuk belajar, sehingga kondisi eksternal mengenai hal-hal dalam situasi
belajar dapat diatur dan dikontrol.
sehingga
bisa
berinteraksi
untuk
membentuk
kesepakatan harga.
b. Syarat-syarat terbentuknya pasar
Terbentuknya suatu pasar disyaratkan oleh beberapa hal, yaitu:
1) Adanya barang dan jasa yang diperjual-belikan
2) Adanya penjual dan pembeli
suatu
10
4. Monopsoni
Monopsoni adalah bentuk pasar yang dikuasai oleh satu orang/badan
dengan penawaran dari sejumlah penjual/produsen. Misalnya
pembeli tiang listrik dikuasai oleh PLN.
5. Oligopsoni
Oligopsoni adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh lebih dari
dua
orang
pembeli
dengan
penawaran
dari
sejumlah
penjual/produsen.
11
kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim
untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dimana pada saat kuis
mereka tidak boleh saling membantu.
2.4 Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Di MAN Kualasimpang
a. Tahap Pembelajaran
1. Penyajian Kelas (Class Presentation)
Penyajian kelas diisi dengan materi relasi dan fungsi yang diajarkan
secara langsung atau dengan metode ceramah yang difokuskan pada unitunit STAD. Setiap siswa harus diberitahukan bahwa mereka harus benarbenar memperhatikan materi yang diberikan supaya membantu mereka
dalam mengerjakan kuis dengan baik karena skor kelompok ditentukan
oleh skor kuis tiap anggota kelompok.
2. Pembentukan Kelompok (teams)
3. Setiap kelompok beranggotakan 4 5 orang siswa. Kelompok yang
dibentuk adalah kelompok heterogen, berdasarkan prestasi akademis di
dalam kelas, jenis kelamin dan suku. Pembentukan kelompok adalah
tuntunan terpenting dari STAD. Karena kelompok disini berfungsi untuk
belajar bersama dan untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok
dapat memahami materi yang diajarkan, sehingga setiap anggota dapat
mengerjakan kuis dengan baik yang berpengaruh terhadap skor
kelompok. Point akan diberikan kepada setiap anggota kelompok yang
melakukan hal terbaik untuk kelompoknya, misalnya membantu setiap
tugas dan menjelaskan materi atau tugas yang belum dimengerti oleh
anggota kelompoknya yang lain. Setiap anggota kelompok harus terjadi
hubungan yang baik dan saling memberi dukungan untuk mendapatkan
hasil akademis yang menggembirakan.
4. Kuis (Quizzes)
Kuis diberikan setelah guru menyajikan materi membaca dan menulis
dalam kegiatan kelompok. Siswa mengerjakan kuis secara individual.
Pada saat mengerjakan kuis siswa tidak diperkenankan untuk bekerja
sama. Dengan demikian, siswa sebagai individu bertanggungjawab untuk
memahami materi membaca dan menulis.
5. Pemberian Skor Individual (Individual Improvement Scores)
Skor individu diberikan bermaksud untuk dapat melihat perkembangan
setiap siswa dalam peningkatan hasil belajar setelah bekerja keras, dan
untuk meningkatkan motivasi mereka diberikan skor dasar yang
ditentukan berdasarkan nilai rata-rata siswa sebelumnya. Kemudian,
setiap siswa menyumbang poin untuk kelompoknya sesuai dengan tingkat
perolehan skor kuisnya.
6. Penghargaan Kelompok (Team Recognition)
12
Skor Tes
a) Lebih dari 10 poin dibawah skor awal
b) 10 poin sampai dengan 1 poin dibawah skor
awal
c) Skor awal sampai dengan 10 poin diatasnya
d) Lebih dari 10 poin diatas skor awal
e) Nilai sempurna (tanpa memperhitungkan
skor awal)
5
10
20
30
30
Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masingmasing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota
kelompok (Isjoni, 2009:76). Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan
perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat
dan kelompok super. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian
penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut :
a. Kelompok baik dengan skor rata-rata 15
b. Kelompok hebat dengan skor rata-rata 20
c. Kelompok super dengan skor rata-rata 25
Roestiyah
(2008:17)
Kelebihan
dalam
penggunaan
model
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas X1 MAN Kecamatan Kota
Kualasimpang yang terdiri dari 30 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 11 dan
14
15
dilaksanakan
pada
waktu
penelitian
sedang
melaksanakan
pembelajaran. Observasi ini dilakukan oleh teman sejawat atau wali kelas.
2. Tes awal tentang pemahaman siswa terhadap pasar
3. Tes akhir setelah pelaksanaan tindakan
16
merupakan
proses
menyeleksi,
menentukan
focus,
17
18
selama
kegiatan
prosoes
belajar
mengajar
berlangsung
dengan
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
20
21
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jenis Kelamin
3
Lk
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Lk
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Skor
4
60
60
70
80
80
65
70
55
70
60
60
40
65
60
70
50
45
50
75
80
65
60
50
60
70
70
55
60
60
65
Pada hasil tes yang telah dilakukan pada tes awal ini diketahui bahwa masih
banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah 70, hanya beberapa siswa saja yang
memperoleh nilai diatas 70. Sehingga data ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa pada materi pasar belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal yang
ditetapkan. Dengan demikian pada kondisi awal ini hasil belajar siswa dapat
dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan.
22
23
Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti, pada tahap ini peneliti memberikan
materi kepada siswa mengenai gaya, lalu peneliti membentuk kelompok-kelompok
belajar siswa secara heterogen yang terdiri 6 kelompok, dimana tiap kelompok diisi
oleh 5 orang siswa. Selanjutnya peneliti memberikan LKS kepada masing-masing
kelompok dengan judul materi yang telah ditentukan, dan meminta siswa untuk
bekerjasama dalam membaca, memahami dan menjawab soal-soal yang terdapat
pada LKS. Selama proses ini berlangsung peneliti memantau dan membimbing siswa
sembari memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelesaikan masalah yang ada
di LKS. Setelah siswa menyelesaikan soal-soal yang ada di LKS, masing-masing
perwakilan kelompok membacakan wacana yang ada di LKS. Alokasi waktu untuk
kegiatan inti ini selama 45 menit.
Pada kegiatan akhir, peneliti memberikan soal sebagai tes individu kepada
siswa. Selanjutnya peneliti mengumumkan skor masing-masing kelompok dan
memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok. Di tindakan akhir yang
diikuti oleh 30 siswa seperti halnya pelaksanaan tes awal maka tes akhir tindakan I
pada siklus I juga diawasi oleh wali kelas X1. Pelaksanaan tes akhir pada siklus I
dilaksanakan selama 15 menit. Adapun hasil tes siswa pada siklus I tertera pada tabel
4.2.
Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir Tindakan I pada Siklus I
No
1
1
2
3
4
5
6
Jenis Kelamin
3
Lk
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Skor
4
75
70
85
90
70
80
24
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Elvina Khairani
Fathul Jannah
Fitriani
Harianti
Hariyati
Khadijah
Kiki ramadhani
Mariatul Qibtiyah
Maimunah
M. Herianda
Misran
Maulida Rosa
Nur azizah
Nur Fadillah
Nurjannah
Patra Mora Harahap
Riski
Riski Gunawan
Riski Ramadhani
Serly Wandari
Safrizal
Siti Rodhiani
T. Riski SP
Indah Purnama Sari
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Lk
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
65
70
75
60
60
70
65
75
70
65
60
85
80
65
65
60
70
70
65
70
55
70
65
70
Dari tes hasil tindakan pada siklus I diperoleh data siswa yang mendapat skor
70 sebanyak 18 siswa dan siswa yang mendapat skor < 70 sebanyak 12 siswa,
persentase siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 60,00%. Kriteria hasil yang
telah ditentukan adalah 70% siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 40,00% pada
tes akhir siklus I, sedangkan persentase yang diperoleh adalah 60,00%. Berdasarkan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum
berjalan dengan baik.
a. Hasil Observasi
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru dan teman sejawat selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat
25
Tahap
Indikator
2
1. Doa bersama dan
memotivasi siswa
A. Eksplorasi
Menyajikan contoh
teks bacaan dan
membentuk
kelompok belajar
siswa secara
heterogen.
B. Elaborasi
Perwakilan masingmasing kelompok
membacakan wacana
yang ada di LKS.
C. Konfirmasi
Memberikan soal
sebagai tes individu.
Pemberian skor bagi
masing-masing
kelompok.
Memberi
penghargaan kepada
masing-masing
kelompok.
Membimbing siswa
membuat kesimpulan
Jumlah Skor
Awal
Inti
Akhir
Pengamatan Satu
Sko
Deskriptor
r
3
4
Pengamatan Dua
Sko
Deskriptor
r
5
6
semua
semua
a,b dan c
a,b dan c
semua
semua
a, b dan c
a,b dan c
a dan b
a dan b
a dan b
a,b dan c
a dan c
a dan c
27
28
26
Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil dari observasi pengamat satu diperoleh skor
27 dan pengamat dua memperoleh skor 28. Sedangkan skor maksimal 35. Skor
persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat terhadap kegiatan
peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:
1. Pengamat I
jumlah skor
x 100
Skor persentase (SP)
= skor maksimal
=
27
x 100
35
= 77,14%
2. Pengamat II
Skor persentase
jumlah skor
x 100
skor maksimal
28
x 100
35
= 80%
Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap
kegiatan peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:
SP1 +SP 2
SPP =
2
Keterangan
SPP =
= 78,57%
Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak
78,57% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk
dalam kategori Baik.
Tabel 4.4 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan siswa
Tahap
Indikator
Pengamatan Satu
Pengamatan Dua
27
1
Awal
Inti
Akhir
2
1. Membaca doa
bersama dan
mendengarkan
penjelasan guru
A. Eksplorasi
Siswa menerima
contoh teks bacaan
dan duduk pada
kelompok yang telah
ditentukan.
B. Elaborasi
Salah satu siswa
Perwakilan tiap-tiap
kelompok
membacakan
wacanayang ada di
LKS.
C. Konfirmasi
Menjawab soal yang
diberikan oleh guru.
Mendengarkan skor
yang diberikan guru
kepada tiap-tiap
kelompok.
Menerima
penghargaan atas
hasil kerja
kelompoknya.
Siswa membuat
kesimpulan dengan
dibimbing oleh guru.
Jumlah Skor
Sko
r
3
Sko
r
5
semua
Semua
a,b dan c
a,b dan c
semua
semua
a, b dan c
a,b dan c
a, b dan c
a dan b
a dan b
a,b dan c
a dan c
a,b dan c
28
Deskriptor
Deskriptor
6
29
Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil dari observasi terhadap kegiatan siswa, dari
pengamat satu diperoleh skor 28 dan pengamat dua memperoleh skor 29. Sedangkan
28
skor maksimal 35. Skor persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat
terhadap kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:
1. Pengamat I
jumlah skor
x 100
Skor persentase (SP)
= skor maksimal
=
28
x 100
35
= 80%
2. Pengamat II
Skor persentase
jumlah skor
x 100
skor maksimal
29
x 100
35
= 82,86%
Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap
kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:
SP1 +SP 2
SPP =
2
Keterangan
SPP =
= 81,43%
Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak
81,43% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk
dalam kategori Baik. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan peneliti dan
siswa dapat disimpulkan bahwa kegiatan peneliti dalam mengajar dan kegiatan siswa
dalam belajar sudah baik.
29
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi kedua pengamat terhadap kegiatan peneliti dan
siswa selama pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dan
siswa telah berlangsung dengan baik, walaupun ada sebahagian kecil siswa yang
masih kurang dalam memahami materi pasar.
Hasil wawancara menyatakan sebahagian besar siswa merasa sangat senang
dengan diterapkan metode STAD, dimana siswa merasa pembelajaran dengan
metode STAD terasa tidak membosankan dan siswa pun lebih mudah dan lancar
dalam memahami apa yang dipelajari dengan teman sekelompoknya. Sedangkan
hasil tes tindakan I pada siklus I, persentase siswa yang mendapat nilai 70
mencapai 60,00%. Menunjukkan kriteria hasil belum mencapai ketuntasan.
30
31
32
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jenis Kelamin
3
Lk
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Pr
Pr
Pr
Pr
Lk
Lk
Lk
Lk
Pr
Lk
Pr
Lk
Pr
Skor
4
80
85
80
95
100
75
80
75
75
85
65
70
70
75
85
80
75
65
90
90
65
70
65
85
75
90
65
75
70
75
Dari tes hasil tindakan pada siklus II diperoleh data siswa yang mendapat
skor 70 sebanyak 25 siswa dan siswa yang mendapat skor < 70 sebanyak 5 siswa,
persentase siswa yang mendapat skor 70 sebanyak 83,33%. Kriteria hasil yang
telah ditentukan adalah 70% siswa yang mendapat skor 70 pada tes akhir siklus II,
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus II
telah berhasil.
33
3.
Hasil Observasi
Dari hasil observasi peneliti terhadap tindakan pada siklus II disimpulkan
Tahap
Indikator
1
Awal
Inti
1.
A.
B.
C.
2
Doa bersama dan
memotivasi siswa
Eksplorasi
Menyajikan contoh
teks bacaan dan
membentuk
kelompok belajar
siswa secara
heterogen.
Elaborasi
Perwakilan masingmasing kelompok
membacakan
wacanayang ada di
LKS.
Konfirmasi
Memberikan soal
sebagai tes individu.
Pemberian skor bagi
masing-masing
kelompok.
Memberi
penghargaan kepada
masing-masing
Pengamatan Satu
Sko
Deskriptor
r
3
4
Pengamatan Dua
Sko
Deskriptor
r
5
6
semua
semua
semua
semua
semua
semua
a, b dan c
a,b dan c
a, b dan c
a,b dan c
a, b dan c
a,b dan c
34
kelompok.
Membimbing siswa
membuat kesimpulan
Jumlah Skor
Akhir
a, b dan c
31
semua
32
Berdasarkan tabel 4.6 diatas hasil dari observasi pengamat satu diperoleh skor
31 dan pengamat dua memperoleh skor 32. Sedangkan skor maksimal 35. Skor
persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat terhadap kegiatan
peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:
3. Pengamat I
jumlah skor
x 100
Skor persentase (SP)
= skor maksimal
=
31
x 100
35
= 88,57%
4. Pengamat II
Skor persentase
jumlah skor
x 100
skor maksimal
32
x 100
35
= 91,43%
Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap
kegiatan peneliti, maka digunakan rumus sebagai berikut:
SP1 +SP 2
SPP =
2
Keterangan
SPP =
= 90%
35
Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh sebanyak 90%
dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran termasuk dalam
kategori Sangat Baik.
Tabel 4.7 Hasil observasi pengamat terhadap kegiatan siswa
Tahap
Indikator
2
1. Membaca doa
bersama dan
mendengarkan
penjelasan guru
A. Eksplorasi
Siswa menerima
contoh teks bacaan
dan duduk pada
kelompok yang telah
ditentukan.
B. Elaborasi
Salah satu siswa
Perwakilan tiap-tiap
kelompok
membacakan
wacanayang ada di
LKS.
C. Konfirmasi
Menjawab soal yang
diberikan oleh guru.
Mendengarkan skor
yang diberikan guru
kepada tiap-tiap
kelompok.
Menerima
penghargaan atas
hasil kerja
kelompoknya.
Siswa
membuat
kesimpulan dengan
dibimbing oleh guru.
Awal
Inti
Akhir
Pengamatan Satu
Sko
Deskriptor
r
3
4
Pengamatan Dua
Sko
Deskriptor
r
5
6
semua
semua
semua
semua
semua
semua
a, b dan c
semua
semua
semua
a, b dan c
a,b dan c
a, b dan c
a,b dan c
36
Jumlah Skor
32
33
Berdasarkan tabel 4.7 diatas hasil dari observasi terhadap kegiatan siswa, dari
pengamat satu diperoleh skor 32 dan pengamat dua memperoleh skor 33. Sedangkan
skor maksimal 35. Skor persentase yang diperoleh dari hasil observasi dari pengamat
terhadap kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:
3. Pengamat I
jumlah skor
x 100
Skor persentase (SP)
= skor maksimal
=
32
x 100
35
= 91,43%
4. Pengamat II
Skor persentase
jumlah skor
x 100
skor maksimal
33
x 100
35
= 94,28%
Sedangkan untuk menentukan skor persentase rata-rata siklus terhadap
kegiatan siswa, maka digunakan rumus sebagai berikut:
SP1 +SP 2
SPP =
2
Keterangan
SPP =
= 92,86%
Berdasarkan kriteria proses, skor persentase rata-rata yang diperoleh
sebanyak 92,86% dikatakan telah berhasil, taraf keberhasilan proses pembelajaran
termasuk dalam kategori
37
kegiatan peneliti dan siswa dapat disimpulkan bahwa kegiatan peneliti dalam
mengajar dan kegiatan siswa dalam belajar sudah baik.
2. Hasil Wawancara Tindakan I Siklus II
Wawancara dilakukan setelah tes tindakan pada siklus II. Tujuan
dilakukannya wawancara adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
pemahaman siswa terhadap materi pasar. Respon siswa terhadap belajar dengan
menggunakan metode STAD lebih baik dari pada pembelajaran pada siklus I,
sebahagian besar siswa menyatakan mereka merasa senang ketika pembelajaran
Ekonomi menggunakan metode STAD. Dari hasil wawancara selanjutnya,
sebahagian besar siswa pun merasa lebih mudah memahami apa yang dipelajari
dengan menggunakan metode pembelajaran STAD.
Sehubung dengan pemahaman, hasil wawancara dengan semua responden
menyatakan bahwa belajar materi pasar dengan metode STAD membuat
pembelajaran Ekonomi lebih menyenangkan.
e. Catatan Hasil Lapangan
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan pembelajaran maka
diperoleh beberapa informasi sebagai berikut:
1. Waktu yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan
2. Sebahagian besar siswa sudah dapat memahami materi yang dipelajari.
3. Sebahagian besar siswa sudah dapat menjelaskan kepada teman kelompoknya.
4. Siswa tidak ragu lagi dalam menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
1. Penyajian hasil akhir yang dilakukan oleh penyaji sudah lebih baik.
f. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus ke II terhadap kegiatan peneliti dan
siswa selama pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dan
38
siswa telah berlangsung sangat baik, dapat dilihat dari sebahagian besar siswa sudah
lebih aktif ketika tanya jawab dan memahami materi.
Hasil wawancara menyatakan sebahagian besar siswa merasa sangat senang
dengan diterapkan metode STAD, dimana siswa merasa pembelajaran dengan
metode STAD terasa tidak membosankan dan siswa pun dapat lebih mudah
memahami materi. Hasil tes tindakan I pada siklus II lebih meningkat, dimana ada
peningkatan persentase hasil siswa pada siklus ke II. Persentase siswa yang
mendapat nilai 70 mencapai 83,33%. Menunjukkan kriteria hasil telah mencapai
ketuntasan.
Berdasarkan beberapa analisis diatas, maka dapat disimpulkan pembelajaran
membaca dan menulis tingkat awal dengan metode STAD pada siklus ke II
mengalami peningkatan, dimana pembelajaran pada siklus ke II telah mencapai
kriteria keberhasilan, baik dari segi proses maupun segi hasil. Dengan demikian
diputuskan tidak perlu melakukan siklus ulang dan penelitian sudah selesai.
39
BAB V
PENUTUP
40
menggunakan metode STAD secara luas, kiranya perlu diadakan penelitianpenelitian lebih lanjut baik untuk pokok bahasan materi Ekonomi lainnya atau
bidang studi lainnya.
45