Anda di halaman 1dari 4

Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang

terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo,Jawa Timur, Indonesia (sebelah


utara Banyuwangi). Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung
yang berada di daerah ini, yaitu gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke
Taman Nasional Baluran berada di 755'17.76"S dan 11423'15.27"E. Taman
nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim,
hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu
hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman
Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.
Taman Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan
tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering.
Tumbuhan khas tersebut adalah:

Widoro bukol (Ziziphus rotundifolia)


Mimba (Azadirachta indica)

Pilang (Acacia leucophloea)

Tumbuhan lainnya antara lain:

Asam jawa (Tamarindus indica)


Gadung (Dioscorea hispida)

Kemiri (Aleurites moluccana)

Gebang (Corypha utan)

Api-api (Avicennia sp.)

Kendal (Cordia obliqua)

Salam (Syzygium polyanthum)

Kepuh (Sterculia foetida)

Di Taman Nasional ini terdapat 26 jenis mamalia, di antaranya adalah:

Banteng (Bos javanicus javanicus)


Kerbau liar (Bubalus bubalis)

Ajag (Cuon alpinus javanicus)

Kijang (Muntiacus muntjak muntjak)

Rusa (Cervus timorensis russa)

Macan tutul (Panthera pardus melas)

Kancil (Tragulus javanicus pelandoc)

Kucing bakau (Prionailurus viverrinus)

Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran.


Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung, di antaranya termasuk burung langka seperti:

Layang-layang api (Hirundo rustica)


Tuwuk asia (Eudynamys scolopacea)

Burung merak (Pavo muticus)

Ayam hutan merah (Gallus gallus)

Kangkareng (Anthracoceros convecus)

Burung rangkong (Buceros rhinoceros)

bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus)

Taman nasional ini dibagi menjadi beberapa pos pengamatan. Pos di Taman Nasional ini
antara lain:

Batangan. Di sini terdapat peninggalan sejarah berupa goa Jepang, makam


putra Maulana Malik Ibrahim, atraksi tarian burung merak pada musim kawin (antara
bulan Oktober/November) dan berkemah. Fasilitas yang ada di sini antara lain pusat
informasi dan bumi perkemahan.
Bekol dan Semiang. Di sini terdapat fasilitas pengamatan satwa seperti ayam
hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar, dan burung. Fasilitas yang adadi sini
antara lain wisma peneliti, wisma tamu, dan menara pandang.

Bama, Balanan, dan Bilik. Di sini merupakan lokasi wisata bahari, lokasi memancing,
menyelam/snorkeling, dan atraksi perkelahian antar rusa jantan (pada bulan
Juli/Agustus) dan atraksi kawanan kera abu-abu yang
memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut.

Manting, dan Air Kacip. Di sini terdapat sumber air yang tidak pernah kering
sepanjang tahun, dan merupakan habitat macan tutul.

Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Di sini terdapat fasilitas untuk naik sampan di
laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, dan lokasi pengamatan burung
migran.

Curah Tangis. Di sini terdapat fasilitas untuk kegiatan panjat tebing dengan tinggi 1030 meter, dan kemiringan sampai 85%.

Musim kunjungan terbaik adalah bulan Maret s/d Agustus setiap tahunnya.

Berikut sejumlah tips jika Anda merencanakan berkunjung ke Gunung Ijen.


1. Transportasi
Transportasi dari Surabaya atau Denpasar, Bali bisa melalui jalan darat
menuju kota Bondowoso. Perkiraan perjalanan dari Surabaya ke Bondowoso
sekitar tujuh jam menggunakan angkutan umum bus dengan ongkos Rp
50.000. Sedangkan dari Denpasar ke Banyuwangi sekitar empat jam dengan
bus umum.
Dari Bondowoso atau Banyuwangi ke pos akhir Paltuding bisa ditempuh tiga
jam dengan menyewa mobil jip adventure karena melalui jalan yang banyak
rusak.
Apabila dengan cara backpacker ke Gunung Ijen dari Terminal Bondowoso
ada angkutan desa ke Kecamatan Sempol

dengan ongkos Rp 15.000.

Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan ojek ke pos Paltuding dengan biaya


sekitar Rp 40.000. Sedangkan dari Banyuwangi Anda harus naik angkutan
desa

dengan ongkos Rp 10.000 ke Kecamatan Licin dulu kemudian

perjalanan bisa dilanjutkan dengan menumpang truk pengangkut belerang


ke pos Paltuding hanya dengan ongkos Rp 5.000 per orang
2. Penginapan
Di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola Departemen
Kehutanan berupa kamar seharga Rp 100.000 per malam atau vila dengan
tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini Anda tinggal naik ke
kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari.
Apabila Anda ingin lebih nyaman menginap di guest house milik PTP bisa
memilih menginap di Perkebunan Belawan dan Jampit dengan harga mulai
Rp 135.000 per kamar per malam. Tapi dari dua perkebunan ini Anda harus
menyewa kendaraan menuju ke pos Paltuding sejauh enam kilometer untuk
keperluan mendaki gunung.
3. Waktu terbaik

Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau


pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk
mendaki karena jalanannya licin.
Saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 05.000 sampai 06.00 WIB karena
di pagi hari matahari belum bersinar terik dan lama perjalanan untuk naik
dan turun gunung sekitar empat jam bagi pejalan santai. Pemandangan di
pagi hari juga lebih indah karena banyak kabut yang menyelumuti gunung
dan uap belerang belum berbau.
Jangan lupa membawa jaket tebal, topi, syal leher dan sepatu kets untuk
perlengkapan naik gunung. Senter juga diperlukan jika Anda ingin berangkat
saat

subuh

ke

kawahnya. (Asita

email: asita@djojokoesoemo.com)

DK

Suryanto;

Anda mungkin juga menyukai