Jenis thermometer
Air
elektronik
Air
elektronik
Air
elektronik
raksa,
raksa,
raksa,
Rentang; rerata
suhu normal (oC)
34,7
36,4
35,5
36,6
37,3;
37,5;
Demam
(oC)
37,4
37,6
36,6 37,9; 37
38
35,7
36,6
37,6
37,5;
Etiologi demam
Demam adalah hasil dari respon imun tubuh terhadap benda asing. Benda asing ini
termasuk virus, bakteri, jamur, obat-obatan, atau racun lainnya.
Benda asing dianggap sebagai zat memproduksi yang memproduksi demam
(disebut pirogen), yang memicu respon kekebalan tubuh. Pirogen memberitahu
hipotalamus untuk meningkatkan suhu set point untuk membantu tubuh melawan
infeksi.
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus sebagai thermostat. Set poin adalah 37 +/- 0.5
1. Set point hipotalamus meningkat:
a. Pirogen endogen: Infeksi, keganasan, alergi, steroid, penyakit kolagen.
b. Penyakit/zat: kerusakan saraf pusat, keracunan DDT
2. Set point hipotalamus normal:
Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained fever ditandai oleh peningkatan
suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4 oC selama periode 24
jam. Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.
Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai
normal dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe
demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik
untuk penyakit tertentu (Gambar 2.). Variasi diurnal biasanya terjadi,
khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.
Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi
hari, dan puncaknya pada siang hari (Gambar 3.). Pola ini merupakan jenis
demam terbanyak kedua yang ditemukan di praktek klinis.
Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten
menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat
besar.
Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme
demam yang terjadi setiap hari.
Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua puncak dalam 12 jam
(siklus 12 jam)
hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar 5.)dan
brucellosis.
Genus: Salmonella
Keluarga: Enterobacteriaceae
Diameter: 0,7-1,5 mikron
Durasi: 2 - 5 mikron
Gram-negatif
ponsel aktif
anaerob fakultatif (organisme yang tidak tergantung pada oksigen untuk
metabolisme mereka)
Chemoorganotroph (ekstraksi energi dari reaksi kimia)
Jangan membentuk spora
Lysotypie
Salmonella adalah di dalam tanah, pada tanaman dan kotoran manusia atau hewan
sebelumnya.Reservoir patogen membentuk hewan dan manusia. Di seluruh dunia,
ada total sekitar 2.400 jenis salmonella.
Ukuran panjangnya bervariasi, dan sebagian besar memiliki peritrichous flagella
sehingga bersifat motil.S. typhimembentuk asam dan gas dari glukosa dan
mannosa. Organisme ini juga menghasilkan gas H2S, namun hanya sedikit (Winn,
2006). Bakteri ini tahan hidup dalam air yang membeku untuk waktu yang lama
(Brooks, 2005).
Sifat Salmonella typhi
Host reservoar: unggas, babi, hewan pengerat, hewan ternak, binatang piaraan,
dsb.
Menghasilkan hasil positif terhadap reaksi fermentasi manitol dan sorbitol.
Memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNase, fenilalanin deaminase,
urease, Voges Proskauer, reaksi fermentasi terhadap sukrosa, laktosa, dan adonitol.
Pada agar SS, Endo, EMB, dan McConkey, koloni kuman berbentuk bulat, kecil,
dan tidak berwarna.Pada agar Wilson-Blair, koloni kuman berwarna hitam.
Dapat masuk ke dalam tubuh secara oral, melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Dosis infektif rata-rata untuk menimbulkan infeksi klinis atau subklinis pada
manusia pada manusia adalah 105108 organisme.
Faktor pejamu yang menimbulkan resistensi terhadap infeksi Salmonella adalah
keasaman lambung, flora mikroba normal usus, dan kekebalan usus setempat.
Dapat bertahan dalam air yang membeku untuk waktu yang lama (+ 4 minggu).
Mati pada suhu 56oC, juga pada keadaan kering.
Hidup subur dalam medium yang mengandung garam empedu.
Resisten terhadap zat warna hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium
deoksikolat yang menghambat pertumbuhan kuman koliform sehingga senyawasennyawa tersebut dapat digunakan untuk inklusi isolat Salmonella dari feses pada
medium.
b. Klasifikasi salmonella
Klasifikasi Salmonella terbentuk berdasarkan dasar epidemiologi, jenis inang,
reaksi biokimia, dan struktur antigen O, H, V ataupun K. Antigen yang paling
umum digunakan untuk Salmonella adalah antigen O dan H.
III.
Klasifikasi Demam :
1. Demam Remitten :
Fluktuasi > 1 C, Tidak pernah Normal
2. Demam Intermitten
Fluktuasi> 1 C, Pernah Normal
3. Demam Continous
Fluktuasi< 1 C, Tidak pernah Normal
d. Pathogenesis demam thypoid
Salmonella yang terbawa melalui makanan ataupun benda lainnya akan memasuki
saluran cerna. Di lambung, bakteri ini akan dimusnahkan oleh asam lambung,
namun yang lolos akan masuk ke usus halus. Bakteri ini akan melakukan penetrasi
pada mukosa baik usus halus maupun usus besar dan tinggal secara intraseluler
dimana mereka akan berproliferasi.
Ketika bakteri ini mencapai epitel dan IgA tidak bisa menanganinya, maka akan
terjadi degenerasi brush border. Kemudian, di dalam sel bakteri akan dikelilingi
oleh inverted cytoplasmic membrane mirip dengan vakuola fagositik (Dzen, 2003).
Setelah melewati epitel, bakteri akan memasuki lamina propria. Bakteri dapat juga
melakukan penetrasi melalui intercellular junction.Dapat dimungkinkan munculnya
ulserasi pada folikel limfoid (Singh, 2001). S. typhi dapat menginvasi sel M dan sel
enterosit tanpa ada predileksi terhadap tipe sel tertentu (Santos, 2003).
Evolusi dari S. typhi sangat mengagumkan. Pada awalnya S. typhi berpfoliferasi di
Payers patch dari usus halus, kemudian sel mengalami destruksi sehingga bakteri
akan dapat menyebar ke hati, limpa, dan sistem retikuloendotelial. Dalam satu
sampai tiga minggu bakteri akan menyebar ke organ tersebut. Bakteri ini akan
menginfeksi empedu, kemudian jaringan limfoid dari usus halus, terutamanya
ileum. Invasi bakteri ke mukosa akan memicu sel epitel untuk menghasilkan
berbagai sitokin seperti IL-1, IL-6, IL-8, TNF-, INF, GM-CSF (Singh, 2001).
Obat
Obat anti mikroba yang sering digunakan :
Cloramphenicol
Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid.
Dosis untuk anak : 50 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari
bebas panas/minimal 14 hari.
Kotrimaksasol
Dosis untuk anak : 8 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas
panas/minimal 10 hari.
Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga diterapi dengan
ampicillin 100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.
Obat obat antimikroba yang sering digunakan dalam melakukan tatalaksana tifoid
adalah:
Pada demam typhoid, obat pilihan yang digunakan adalah chloramphenicol
dengan dosis 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara oral maupun
intravena, diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas. Chloramphenicol
bekerja dengan mengikat unit ribosom dari kuman salmonella, menghambat
pertumbuhannya dengan menghambat sintesis protein. Chloramphenicol
memiliki spectrum gram negative dan positif. Efek samping penggunaan
klorampenikol adalah terjadi agranulositosis. Sementara kerugian
penggunaan klorampenikol adalah angka kekambuhan yang tinggi (5-7%),
penggunaan jangka panjang (14 hari), dan seringkali menyebabkan
timbulnya karier.
Tiamfenikol, dosis dan efektifitasnya pada demam tofoid sama dengan
kloramfenikol yaitu 4 x 500 mg, dan demam rata-rata menurun pada hari ke5 sampai ke-6. Komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya
anemia aplastik lebih rendah dibandingkan dengan kloramfenikol.
Ampisillin dan Amoksisilin, kemampuan untuk menurunkan demam lebih
rendah dibandingkan kloramfenikol, dengan dosis 50-150 mg/kgBB selama 2
minggu.
Trimetroprim-sulfamethoxazole, (TMP-SMZ) dapat digunakan secara oral
atau intravena pada dewasa pada dosis 160 mg TMP ditambah 800 mg SMZ
dua kali tiap hari pada dewasa.
Sefalosforin Generasi Ketiga, yaitu ceftriaxon dengan dosis 3-4 gram dalam
dekstrosa 100 cc diberikan selama jam perinfus sekali sehari, diberikan
selama 3-5 hari.
Golongan Flurokuinolon (Norfloksasin, siprofloksasin). Secara relatif obat
obatan golongan ini tidak mahal, dapat ditoleransi dengan baik, dan lebih
efektif dibandingkan obat obatan lini pertama sebelumnya (klorampenicol,
ampicilin, amoksisilin dan trimethoprim-sulfamethoxazole). Fluroquinolon
memiliki kemampuan untuk menembus jaringan yang baik, sehingga mampu
membunuh S. Thypi yang berada dalam stadium statis dalam
monosit/makrophag dan dapat mencapai level obat yang lebih tinggi dalam
gallblader dibanding dengan obat yang lain. Obat golongan ini mampu
memberikan respon terapeutik yang cepat, seperti menurunkan keluhan
panas dan gejala lain dalam 3 sampai 5 hari. Penggunaan obat golongan
fluriquinolon juga dapat menurunkan kemungkinan kejadian karier pasca
pengobatan.
Kombinasi 2 antibiotik atau lebih diindikasikan pada keadaan tertentu seperti
toksik tifoid, peritonitis atau perforasi, serta syok septik. Pada wanita hamil,
kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester ke-3 karena menyebabkan
partus prematur, kematian fetus intrauterin, dan grey syndrome pada
neonatus. Tiamfenikol tidak dianjurkan pada trimester pertama karena
memiliki efek teratogenik. Obat yang dianjurkan adalah ampisilin,
amoksisilin, dan ceftriaxon.
f. Komplikasi demam thypoid
Komplikasi demam thypoid dibagi dalam :
a.
Komplikasi Intestinal
1. Pendarahan usus
2. Perforasi usus
3. Ileus paralitik
b.
Komplikasi ektra-intestinal
1.
Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifel (renjatan sepsis) miokarditis, trombosis dan
tromboflebitis.
2.
Komplikasi darah
Anemia hemolitik, trombositoperia dan sidroma uremia hemolitik.
c.
Komplikasi paru
Pneumonia, emfiema, dan pleuritis
d.
Komplikasi hepair dan kandung empedu
Hepatitis dan kolesistitis
e.
Komplikasi ginjal
Glomerulonefritis, periostitis, spondilitis, dan arthritis
f.
Komplikasi neuropsikiatrik
Delirium, meningismus, meningistis, polyneuritis perifer, sindrom, katatoni
g. Pencegahan demam thypoid
Pencegahan demam tifoid, rute utama penularan demam tifoid adalah melalui
air minum atau makan makanan yang terkontaminasi dengan Salmonella
typhi. Pencegahan didasarkan pada akses menjamin untuk aman air dan
dengan mempromosikan praktek-praktek penanganan makanan yang
aman.Pendidikan kesehatan penting untuk meningkatkan kesadaran publik dan
mendorong perubahan perilaku.
1. Air yang aman
Demam tifoid adalah penyakit ditularkan melalui air dan ukuran pencegahan
utama adalah untuk memastikan akses terhadap air yang aman. Air harus
berkualitas baik dan harus cukup untuk kebutuhan semua masyarakat. Selama
wabah langkah-langkah kontrol berikut adalah kepentingan tertentu:
a. Di daerah perkotaan, pengendalian dan pengobatan sistem pasokan air harus
diperkuat dari tangkapan ke konsumen. Air minum yang aman harus dibuat
tersedia untuk populasi melalui sistem pipa atau dari truk tangki.
b. Di daerah pedesaan, sumur harus diperiksa untuk patogen dan dirawat jika
perlu.