KARDIOVASKULAR
KELOMPOK D2
:
1. Jhon Henry
10.2007.028
2. Samuel Palawa Saman
10.2009.051
3. Yuliani
10.2009.089
4. Kristina Aurora Handen 10.2009.136
5. Marthi Atik Coline
10.2009.181
6. Lia Pamungkas
10.2009.212
7. Eka Yunita Wulandari
10.2009.256
8. Nurul Hazliana binti Harun
10.2009.299
9.Vincensia Priska Pbabay
10.2008.213
10.M. Hazim Afif b Amirudin
10.2009.328
SKENARIO
Seorang laki-laki 55 tahun dengan keluhan sesak napas
semenjak 1 hari yang lalu. Sesak awalnya timbul saat
beraktivitas dan berkurang saat istirahat, menguranginya
dengan tidur diganjal 4 bantal. Namun sejak 5 hari yang
lalu timbul terus menerus. Pada pemeriksaan fisik didapat
TD:160/90mmHg,S: afebris, Frekuensi pernapasan :
32x/menit , Frekuensi nadi: 120x/menit, JVP:5+2 cmH20 ,
Paru-paru:ronki basah halus di basal paru, jantung: gallop,
Abdomen : hepatomegali teraba 2 jari di bawah arcus aorta
, pemeriksaan EKG: Q patologis pda V1,V2, T Inverted
pada V4,V5 dan V6, serta ada gambaran LVH.
IDENTIFIKASI ISTILAH
1. LVH
2. Gallop
RUMUSAN MASALAH
Seorang laki-laki 55 tahun sesak nafas yang
PREVENTIF
PROGNOSIS
PROGNOSIS
PREVENTIF
ANAMNESIS
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Laki-laki 55 tahun
Laki-laki
55 tahun
sesak
nafas memberat
nafas
sejak sesak
1 hari yang
lalu,
memberat
sejak
1
awal timbul saat
hari yang
lalu, awal
aktivitas
berkurang
timbul
saat untuk
aktivitas
saat istirahat,
berkurang
saat
mengurangi
sesak
istirahat,
untuk
nafas
tidur dengan
di
mengurangi
sesak
ganjal
4 bantal, sejak
nafas
tidur
dengan
5 jam yang
lalu
timbul di
ganjal
4 bantal,
sesak nafas
terus sejak
menerus
5 jam yang lalu
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK &
PENUNJANG
PEMERIKSAAN
- FISIK
- PENUNJANG
WD
DIAGNOSIS
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
ETIOLOGI
DD
DD
Hipotesis
Seorang yang sesak nafas yang memberat
ANAMNESIS
Memulai pertanyaan terbuka kepada pasien
mengenai:
Menenyakan keluhan utama
Menanyakan waktu dan berapa lama timbulnya
sesak napas dan nyeri dada
Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit keluarga
Penyelidikan fungsional (aktifitas & olahraga)
Menanyakan gaya hidup keseharian
Nama umum penyakit jantung : angin duduk
ANAMNESIS
Laki-laki 55 tahun sesak nafas memberat
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran
Tingkat kesadaran
2 Tanda vital
Tek. Darah: 160/90 mmHg
Suhu: afebris
FP: 32x/menit
FN: 120x/menit
JVP: 5+2 cmH2O
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : pasien memegang dada, keluhan kelemahan
fisik,edema ekstremitas.
Palpasi : denyut nadi perifer melemah. Thrill biasanya
ditemukan.
Perkusi : Batas jantung mengalami pergeseran yang
PEMERIKSAAN FISIK
Dapat
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
Laboratorium
Complete blood count (CBC)
troponin
Serum Albumin
Tes Stimulating Hormon Tiroid
Profil lipid
Elektrolit
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
2. Elektrokardiografi (EKG)
EKG Skenario :
Q patologis pada V1, V2, T inverted pada V4,
V5, dan V6, serta adanya gambaran LVH
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
3.Radiologi
MRI
CT SCAN
Echocardiography (ultrasound)
Angiogrpahy
CT jantung
Echocardiography
Angiography
ETIOLOGI
penyakit arteri koroner dan hipertensi
Epidemiologi
Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar
0,4%-2%
usia lanjut ( 74 thn)
pasien gagal jantung akan meninggal
GEJALA KLINIS
Dispnea
Cepat lelah (fatigue)
Edema pada tungkai bawah
Aritmia
Batuk yang persisten atau wheezing
Ascites
Nausea
Kesukaran konsentrasi
PATOFISIOLOGI
Dibagi 2 komponen :
1) Gagal Miokardium:
menurunnya Kontraktilitas
2) Respon kompensatorikterhadap menurunnya
fungsi jantung (Fungsi Miokard) :
(1) meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis
(2) meningkatnya beban awal akibat aktivasi
sistem renin-angiotensin-aldosteron
(3) hipertrofi ventrikel.
Patofisiologi (1)
Mekanisme dasar:
gagal
jantung
akibat
penyakit
jantung
iskemik,
hipertrofi ventrikel
Gagal jantung kompensasi kurang efektif
Patofisiologi (2)
aktivitas adrenergik simpatis: katekolamin
Katekolamin dlm darah: pthnkan krj ventrikel
Denyut
jantung
dan
kekuatan
kontraksi
akan
Patofisiologi (3)
angiotensin aldosteron:
Hipertrofi ventrikel:
hipertrofi
miokardium
akan
kekuatan
Patofisiologi (4)
Efek negatif Respon Kompensatorik;
kerja jantung,memperburuk ggl jantung
Retensi
cairan
kontraktilitas):
edema,
Patofisiologi (5)
Vasokonstriksi
arteri
beban
akhir
dgn
PATOFISIOLOGI
Working diagnosis
Gagal Jantung
Gagal Jantung (GJ) adalah sindrom klinis ditandai
pompa
mampu
memenuhi
kebutuhan
DIAGNOSIS
Gagal Jantung Kronik
Working diagnosis didasarkan pada :
Anamnesis (onset)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang: foto thorax,
EKG (Q patologis , abnormalitas ST
T, hipertrofi ventrikel kiri, dan fibrilasi
atrium), echocardiografi,
pemeriksaan lab, BNP plasma.
WORKING DIAGNOSIS
Kriteria Framingham
Kriteria mayor:
1. Paroxismal Nocturnal Dispneu
2. distensi vena leher
3. ronkhi paru
4. kardiomegali
5. edema paru akut
6. gallop S3
7. peninggian tekanan vena jugularis
8. refluks hepatojugular
WORKING DIAGNOSIS
Kriteria minor:
1. edema ekstremitas
2. batuk malam hari
3. dispneu de effort
4. hepatomegali
5. efusi pleura
6. takikardi
7. penurunan kapasitas vital sepertiga dari
normal
DIAGNOSIS BANDING
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Pada PPOK tidak ditemui adanya peningkatan tekanan vena
jugularis, tidak ditemukannya bunyi jantung patologis
gallop, tidak adanya kardiomegali dan hepatomegali. Tidak
ada gambaran kelainan pada hasil EKG PPOK.
2. Gagal jantung akut (waktu awitan, perlu penanganan
cepat)
3. Angina pectoris
4. Penyakit Jantung Koroner
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanan Umum, Tanpa Obat-obatan
Edukasi
Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari, serta rehabilitasi
Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air dan kebiasaan alkohol
Mengurangi berat badan pada pasien dengan obesitas
Hentikan kebiasaan merokok.
Pada perjalanan jauh dengan pesawat, ketinggian, udara panas dan
2. Pemakaian Obatobatan
ACE inhibitor
Diuretik
Beta blocker
Antagonis reseptor aldesteron
Antagonis reseptor angiotensin II
Glikosida jantung
Vasodilator agents (nitrat/hidralazin)
Nesiritid, merupakan peptid natriuretik tipe B
Obat inotropik positif, dobutamin, milrinon,
enoksimon
Ace inhibitor
Dianjurkan sebagai obat lini pertama baik dengan
atau tanpa keluhan dengan fraksi ejeksi 40-45%
untuk meningkatkan survival, memperbaiki
simptom
Diberikan bersamaan dengan diuretik
Dosis dititrasi sampai dosis dianggap bermanfaat
sesaui dengan bukti klinis
Captopril (dosis awal 12,5 mg 3x/hari, dapat
Diuretik
Untuk pengobatan simptomatik, dengan
kelebihan cairan, edema, dan kongesti
paru
Diberi bersamaan ACE/ARB inhibitor
Furosemid (dosis awal 20-80mg dosis
Beta blocker
Rekomendasi kepada semua stase gagal
jantung, asalkan tidak terdapat
kontraindikasi
Obat: Bisoprolol 5mg 1x/hari , Metoprolol,
Karvedilol
ARB
Alternatif kepada pasien yang tidak
toleran terhadap ACE inhibitor
Obat: Losartan K 50mg 1x/hari
Inotropik
Untuk menguatkan kotraktilitas jantung
Obat: Dobutamine HCl 2,5 10
mcg/kgBB/hari diberikan Intravena.
Antitrombotik
Gagal jantung dengan penyebab
penyakit jantung koroner
Obat: Aspirin 300mg/hari
(perkutan, bedah)
Operasi katup mitral
Aneurismektomi
Kardiomioplasti
External cardiac support
Pacu jantung, konvensional, resinkronisasi pacu
jantung biventrikular
Implantable cardioverter defibrillators (ICD)
Heart transplantation, ventricular assist devices,
artificial heart
Ultrafiltrasi, hemodialisis.
Artificial heart
KOMPLIKASI
Komplikasi gagal jantung bisa meliputi :
1. Edema paru akut
2. Syok Kardiogenik
sindrom klinis kompleks yang mencakup
sekelompok keadaan dengan berbagai
manifestasi hemodinamik tidak
memadainya perfusi jaringan hantaran
oksigen dan nutrisi serta pembuangan sisasisa metabolit pd tgkt jaringan kerusakan
sel kematian.
PENCEGAHAN
Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard, faktor
PROGNOSIS
Prognosis gagal jantung tergantung pada:
Beratnya penyakit dasar, makin berat maka
makin buruk prognosisnya
Kecepatan respons terhadap pengobatan
Umur, makin tua maka prognosis makin
buruk.
Tingkat pembesaran jantung
Luasnya kerusakan miokard
Kesimpulan
Hipotesis diterima, sesuai dengan gejala klinis
TERIMA KASIH