Wanita Infertil
Wanita Infertil
pada
bagian
kraniokaudal
sedangkan
pada
ginjal
kiri
diameter
keadaan ini menyebabkan penekanan atau kompresi pada kedua ureter. Double-J
stents dimasukan ke dalam ureter melalui sitoskopi. Pasien lalu keluar dari RS
setelah 8 hari dengan nilai kretinin serum sebesar 126 mmol/L . Empat minggu
kemudian kretinin serumnya terus menurun sampai 80 dan double-J stents sudah
dilepas. USG setelah 6 minggu kemudian menunjukan tidak adanya gejala
hidronefrosis. Sayangnya kehamilannya tidak berkembang.
BAB II
RESUME CASE REPORT
Identitas Pasien
Nama
: Tidak diketahui
Usia
: 30 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
(Saat ini pasien sedang menerima tindakan stimulasi hormon untuk IVF,
percobaan pertama tidak terjadi kehamilan, )
Riwayat Penyakit Dahulu
-
bilateral.
Riwayat gangguan ginjal disangkal.
Pemeriksaan Fisik
-
Status gizi
Pemeriksaan Penunjang
-
USG vaginal
Adanya pembesaran ovarium (7-9 cm di bagian kanan, dan 3-6 cm di
bagian kiri)
Pielostomi perkutans
Interpretasi yang sama dengan hasil USG renal
Diagnosis
Susp. gangguan ginjal akut postrenal et causa tindakan IVF yang menyebabkan
obstruksi saluran urinaria.
Terapi
a. Riwayat tindakan IVF
Regimen stimulasi hormon agonis GnRH.
Regimen stimulasi FSH.
Pemberian HCG 6500 IU 1xsehari.
b. Untuk menangani gejala nyeri
Pemberian Paracetamol dan NSAID
c. Untuk menangani retensi urin (sekaligus tindakan diagnostik)
Pemasangan kateter kandung kemih dan pyelostomi.
d. Pemasukan double-J stents ke dalam ureter.
BAB III
ANALISIS CASE REPORT
A. ANALISIS PATOFISIOLOGI
Secara garis besar, perjalanan penyakit yang menyebabkan gejala
gangguan ginjal akut digambarkan dengan skema di bawah ini :
Pembesara
n ovarium
Penekanan
terhadap
ureter
(kanan)
Kerusakan
ureter (kiri)
akibat trauma
jarum
Obstruksi
ureter
bilateral
Hidronefros
is bilateral
Gangguan
ginjal akut
(postrenal)
Kerusakan
intrinsik
pada ginjal
Oliguria
Anuria
Mual-muntah
nafsu
makan
membesar.
Patofisiologi gangguan ginjal akut terkait dengan gejala yang terjadi :
Obstruksi ureter
akibat
pembesaran
ovarium
Perubahan
bentuk pelvis
dan kaliks
menjadi
bentuk
hambatan
aliran urin
dalam
tekanan
intraureter
Hidronefros
is
GFR
Terjadinya
reflux
vesicourete
ria
Hidroureter
fungsi
filtrasi
ginjal
Kerusakan
glomerulus
GANGGUA
N GINJAL
AKUT
Oliguria
BUN dan
Anuria
Gejala GI :
kreatinin
mualMelalui
bagan di atas kita
dapat melihat bahwa penyebab
serum
muntah
Tahanan
tersebut
akhirnya
menyebabkan
tubulus
B. ANALISIS DIAGNOSIS
Melihat dari riwayat tindakan IVF dan hasil pemeriksaan USG vaginal
maupun MRI, ada pembesaran ovarium sebagai salah satu tanda OHSS.
Sehingga dengan gejala gangguan ginjal akut yang muncul saat ini maka
diagnosis yang ditegakkan adalah gangguan ginjal akut et causa
komplikasi in vitro fertilization. Diagnosis banding yang mungkin
muncul (sebagai penyebab) berdasarkan gejala oliguria adalah :
1. Haemorrhagae retroperitoneal dengan hematom yang mengobstruksi
traktus urinaria.
2. Insufisiensi prerenal akibat hipotensi
Namun berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan MRI, tidak menunjukkan
adanya hematom dan hipotensi sehingga kedua diagnosis banding di atas
dapat disingkirkan. Sehingga OHSS sebagai faktor penyebab obstruksi
menjadi lebih jelas. Berdasarkan gejala dan tanda yang muncul, OHSS
yang dialami pasien termasuk ke dalam kategori berat (Norwitz &
Schorge, 2006). Gejala dan tanda tersebut adalah :
a. Mual muntah dan nafsu makan menurun
b. Oliguria
Double-J
stents
adalah
instrumen
seperti
selang
dengan
di
pangkal
kemih/vesica
ini
urinaria.
digunakan
memperlebar
untuk
ureter
yang
alat
dengan panduan
ini
dilakukan
sitoskopi. Pada
urin
pada
ureter
yang
yang
o Perencanaan Hemodialisis
Pada pasien sempat direncanakan untuk dilakukan hemodialisis
setelah gejala anuria muncul dan kadar kreatini plasma meningkat
hingga 4x lipat. Hemodialisis adalah tindakan yang dilakukan
menggunakan alat pencuci darah dimana prinsipnya alat ini
mengeluarkan darah melalui selang kemudian zat-zat sisa yang
seharusnya dibuang melalui ginjal dicuci dengan cairan dialisis.
Setelah melalui tabung dialisis kemudian darah dikembalikan ke
dalam tubuh, sehingga meminimalkan peningkatan kreatinin serum
untuk menurunkan risiko keracunan. Pada pasien ini akhirnya tidak
dilakukan hemodialisis setelah ginjal memperlihatkan perbaikan
dengan peningkatan keluaran urin setelah dilakukan pemasangan
double-J stents yang dikonfirmasi dengan penurunan kadar
kreatinin serum.
o Pemberian Paracetamol dan Pethidine
Kedua obat ini berfungsi sebagai analgetik, atau pengurang rasa
nyeri. Karena pasien mengeluhkan munculnya rasa nyeri di bagian
perut bagian bawah, maka obat ini diberikan sebagai terapi
simptomatik.
o Bagaimana edukasi yang diberikan ke pasien?
o Berdasarkan teori, bagaimana cara penanganan hidronefrosis?
Apakah perlu terapi lain untuk menangani gangguan ginjal
akutnya?