Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai penyelidikan atau investigasi yang
terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap
suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban
atau solusi terkait.
Keuntungan
Lebih mungkin diterima oleh
karyawan di mana penelitian
Kerugian
Sangat mungkin jatuh ke dalam
cara pandang stereotip dalam
dilakukan.
2.
3.
4.
melihat
organisasi
dan
masalahnya
sehingga
menghalangi ide dan perspektif
segar yang mungkin diperlukan.
ada
kemungkinan
bias
dipengaruhi
untuk
menyembunyikan,
menyimpangkan, atau mengubah
fakta tertentu.
Ada
kemungkinan
tidak
dianggap pakar oleh staf dan
manajemen
sehingga
rekomendasi
mereka
tidak
memperoleh
cukup
pertimbangan dan perhatian yang
layak.
Bias organisasi tertentu dapat
membuat
temuan
menjadi
kurang objektif dan kurang
ilmiah.
Konsultan/Peneliti Eksternal
1.
2.
3.
Keuntungan
Dapat
menerapkan
kekayaan
pengalaman yang diperoleh dari
bekerja
dengan
berbagai
tipe
organisasi yang mempunyai jenis
masalah yang sama atau mirip
sehingga
dapat
menghindari
ketergesaan menuju solusi instan dan
mampu mempertimbangkan beberapa
cara alternatif untuk melihat masalah.
Mempunyai
lebih
banyak
pengetahuan mengenai model-model
pemecahan masalah yang terkini dan
tercanggih.
Kerugian
Biayanya lebih mahal
BAB 2
Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Alternatif untuk investigasi
Pokok Bahasan
1. Ciri khas penelitian ilmiah
Karakteristik utama penelitian ilmiah:
a. Purposiveness (Tujuan Jelas)
Penelitian harus jelas tujuannya. Contoh: fokus peningkatan komitmen pegawai
kepada organisasi nantinya kan bermanfaat bagi perusahaan
b. Rigor (Ketepatan)
Penuh kehati-hatian, cermat dan tepat dalam penelitian. Contoh: manajer
menanyai beberapa pegawai untuk mengetahui apa yang dapat meningkatkan
komitmen mereka thd perusahaan. Jika hanya berdasarkan respon manajer
menarik kesimpulan mengenai bagaimana komitmen karyawan dapat ditingkatkan,
seluruh pendekatan investigasi akan tidak ilmiah Hal ini tidak tepat karena:
- Simpulan tidak tepat karena hanya diambil dari beberapa pegawai yang
-
responden
(methodologycal sophistication)
c. Testability (Dapat di Uji)
Hal yang berlaku untuk hipotesis penelitian. Hipotesis adalah pernyataan yang
belum diuji yang diharapkan dari data empiris. Hipotesis datang dari teori, yang
didasarkan pada pemikiran logis. Setiap hipotesis ilmiah harus testable, namun
tidak semua hipotesis testable, misalnya: Tuhanlah yang menciptakan bumi.
d. Replicability (Dapat Ditiru)
bahwa
partisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
salah
generalisasi yang lebih luas, desain sampling penelitian harus disusun secara logis
dan sejumlah rincian lain dalam metode pengumpulan data perlu diikuti secara
cermat. Tetapi, desain sampling yang semakin terperinci, yang tidak diragukan lagi
akan meningkatkan generalisasi hasil, juga akan menaikkan biaya penelitian
h. Persimory (Hemat/Sederhana)
Penjelasan yang sederhana terhadap masalah dan solusi. Sifat ekonomis dalam
model penelitian dicapai jika kita memasukkan ke dalam kerangka penelitian lebih
sedikit jumlah variable yang akan menjelaskan varians secara jauh lebih efisien
disbanding seperangkat variable kompleks yang hanya akan sedikit menambah
varians yang dijelaskan. Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang
baik terhadap masalah dan factor penting lainnya yang memengaruhi hal tersebut.
Model teoritis konseptual yang baik semacam itu dapat diperoleh melalui
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan pihak terkait, dan tinjauan
literature yang menyeluruh terhadap hasil penelitian sebelumnya dalam bidang
masalah tertentu
2. Hypothetico-Deductive Method
Merupakan salah satu model metode ilmiah yang dipopulerkan oleh Karl Popper yang
dapat menyediakan pendekatan sistematis untuk mengenralisir pengetahuan untuk
memecahkan masalah dasar dan manjerial.
3. Tujuh langkah proses Hypothetico-Deductive Method
a. Mengidentifikasi area masalah
b. Menentukan pernyataan masalah
c. Mengembangkan hipotesis
d. Menentukan indikator pengukuran
e. Pengumpulan data
f. Analisis data
g. Interpretasi data
4. Penalaran Induktif dan Deduktif
Deduksi adalah proses dimana kita tiba pada suatu kesimpulan beralasan melalui
generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui. Induksi merupakan proses di mana
kita mengamati fenomena tertentu dan berdasarkan hal tersebut tiba pada kesimpulan.
Dalam deduktif, memulai dari hal umum ke hal khusus, sedangkan induktif memulai
dari hal khusus ke hal umum. Contoh induksi adalah: semua bangau berwarna putih.
Meski dilakukan penelitian terhadap sampel 10,20 atau 1000 bangau dan semuanya
berwana putih, mamun selalu ada kemungkinan bahwa ada bangau berwana lain.
5. Keterbatasan dalam menghubungkan penelitian ilmiah dalam area manajemen
Area manajemen berbeda dengan fisika yang cenederung bisa sangat tepat atau
dengan error free, karena disini ada unsur kualitatif seperti emosi, persepsi, dll.
6. Pendekatan alternatif dalam penelitian
a. Positivism
Bagi penganutnya, sains dan penelitian ilmiah dipandang sebagai jalan untuk
mendapat kebenaran. Dunia dijalankan dalam hukum sebab akibat yang dapat
dilihat dengan menggunakan pendekatan ilmiah dalam penelitian. Mereka sangat
mengandalkan rigor dan replicability, realibility dan generalisasi dalam
penelitiannya. Mereka mengesampingkan masalah kualitatif seperti perasaan,
pemikiran dan emosi
b. Constructionism
Kebalikan dari positivism, menganggap dunia ini adalah bangunan mental. Mereka
tidak mencari kebenaran mutlak atas dunia, namun lebih memilih untuk
memahami apa yang dipikiran manusia. Metode penelitian yang digunakna
biasanya bersifat kualititatif misal menggunakan FGD
c. Critical realism
Merupakan tengah-tengah antara dua pemikiran di atas. CR nerupakan kombinasi
kepercayaan external reality (kebenaran mutlak ala Positivsm) dan penolakan
terhadap klaim bahwa external reality ini bisa diukur secara tepat; observasi selalu
menjadi subjek interpretaso. Jika positivsm mengganggap penelitian bertujuan
untuk
memahami
dunia,
mereka
percaya,
bahwa
penelitian
bertujuan