Anda di halaman 1dari 57

MAKALAH DASAR TELEKOMUNIKASI

TV SATELIT DAN SISTEM KOMUNIKASI


BEGERAK HANDOVER PADA GSM
CELLULAR

OLEH:
JORDY APRILLIANZA BUDIANG
D411 14 308

DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

MAKALAH DASAR TELEKOMUNIKASI


TV SATELIT

OLEH:
JORDY APRILLIANZA BUDIANG
D411 14 308

DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa memberikan kita berbagai nikmat, sehingga saat ini kita masih diberi
kesempatan untuk terus menuntut ilmu dan mengembangkan wawasan kita.
Semoga kita dapat mensyukuri segala nikmat yang di berikan-Nya dan
menjadikannya sarana untuk selalu beribadah kepada-Nya.
Makalah TV Satelit

ini disusun untuk memenuhi tugas besar dan

persyaratan mengikuti ujian final Mata Kuliah Dasar Telekomunikasi.


Hambatan atau kesulitan yang penulis lewati sampai terwujudnya makalah
ini tidaklah sedikit. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan kemampuan, sarana,
dan waktu yang penulis miliki. Hambatan tersebut dapat penulis lewati berkat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada
waktunya.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata
penulis sampaikan terima kasih.

Makassar, 10 Mei 2015

Penyusun,

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Dewasa ini, pelayanan telekomunikasi memainkan peran yang sangat
penting dalam modernisasi kehidupan manusia dan menjadi sangat diperlukan
dalam tiap aspek kehidupan seperti bisnis, perdagangan, rumah tangga,
industri, dan sebagainya. Secara tradisional, pengembangan-pengembangan
infrastruktur jaringan telekomunikasi selama ini menggunakan teknologi
terrestrial, tetapi disadari bahwa penyebaran teknologi semacam itu
memerlukan biaya investasi yang sangat tinggi dan waktu pengembangan yang
lama. Teknologi terrestrial seperti wirelines secara umum telah menunjukkan
kinerja yang sangat bagus dalam mengakomodasikan pelayanan umum. Sejak
tahun 1990, teknologi satelit dipandang sebagai salah satu teknologi yang
sesuai untuk menyediakan solusi yang memadai di beberapa negara.
Pada masa yang lalu, aplikasi-aplikasi satelit digunakan untuk
komunikasi jarak jauh (trunk to trunk) dan sejak tahun 1990 sistem-sistem
aplikasi satelit telah mampu diperbaiki secara dramatik disebabkan oleh
kemajuan dalam teknologi satelit, dan pada akhirnya telah mengubah situasi
bisnis satelit. Semua perubahan tersebut terjadi karena didorong oleh
meningkatnya permintaan para konsumen untuk hidup dengan kualitas yang
lebih baik dan lebih praktis. Berbagai aplikasi satelit jenis baru telah tersedia
di pasaran seperti : Satellite Mobile Communication, aplikasi multi media,
aplikasi transaksi, dan berbagai aplikasi spesifik (penginderaan jarak jauh,
meteorologi, GPS, kedaruratan/emergency).
Saat ini teknologi satelit komunikasi menyediakan kapasitas yang
sangat besar baik untuk percakapan telepon maupun untuk transmisi video.
Stasiun bumi (ground station) telah berkurang dalam hal ukuran maupun harga

bahkan telah memungkinkan untuk ditempatkan di tempat pelanggan.


Kecenderungan akhir-akhir ini dalam sistem-sistem satelit adalah
meliputi ketentuan-ketentuan pelayanan satelit langsung ke pengguna akhir
dan menyediakan pelayanan-pelayanan dalam cakupan skala regional maupun
skala global. Pada dasawarsa yang lalu, ukuran stasiun bumi masih berupa
antenna besar dengan diameter 10-20 meter, tetapi saat ini ukurannya hanya
sebesar telepon genggam. Sebaliknya ukuran dan berat satelit menjadi jauh
lebih besar dan sangat canggih. Sebagai gambaran, pada dasawarsa 1970-an,
satelit dengan 12 transponder memiliki berat sekitar 200 kg, tetapi sekarang
berat satelit bisa mencapai lebih dari 2 ton dengan muatan 10 kW. Kemajuan
teknologi dalam bidang elektronik dan teknologi pesawat peluncur satelit
memungkinkan kemajuan yang pesat dalam teknologi satelit.
Komunikasi satelit akan memainkan peranan yang sangat penting
dalam infrastruktur informasi global dalam menyediakan pelayanan-pelayanan
global, personal, dan mobile, melalui akses langsung atau bergabung dengan
system komunikasi terrestrial melalui apa yang disebut sebagai gateways.
Dengan kemajuan teknologi pemroses digital berkecepatan tinggi untuk video
menggunakan teknologi kompresi video digital (digital video compression),
transmisi radio menghadapi perubahan dalam berbagai aspek industri
penyiaran (broadcasting).
Perusahaan-perusahaan komunikasi global cenderung untuk mencari
berbagai kesempatan bisnis komunikasi satelit guna menyediakan cakupan
telekomunikasi penuh skala global. Diantara proyek-proyek yang sekarang
sedang berjalan antara lain: Iridium, Teledesic, Globalstar, Odyssey, ICO.
Sedang proyek-proyek yang berskala regional antara lain seperti : ACeS dan
AMPT. Kesempatan-kesempatan lain dalam bisnis satelit adalah menyediakan
pendistribusian video skala global secara penuh, komunikasi-komunikasi data
berkecepatan tinggi, dan Internet berkecepatan tinggi. Pasar pendistribusian
video atau satelit penyiaran langsung (DBS, direct broadcasting satellite)
tumbuh dengan sangat pesat. Di Amerika pelanggan sistem DBS akan
meningkat dari 2 juta sampai sekitar 4 juta. Trend dan pertumbuhan pasar DBS

di Amerika secara otomatis akan mempengaruhi pasar global. Sebaliknya


penggunaan Internet telah tumbuh secara dramatis hanya dalam waktu 2 tahun
terakhir ini. Keterbatasan lebar pita (bandwidth) masih merupakan masalah
utama. Penundaan-penundaan dan gangguan-gangguan yang sering membuat
frustasi merupakan masalah umum yang sering timbul, dan pemanfaatan satelit
diharapkan dapat membantu mengatasi hal tersebut.
Teknologi satelit saat ini menjadi sangat menarik bagi para pelaku
bisnis telekomunikasi baik yang berskala global maupun yang berskala
regional. Dalam teknologi satelit, semakin tinggi kemampuan yang dimiliki,
semakin rendah biaya yang dikeluarkan, dan meningkatnya permintaanpermintaan pelanggan telah menciptakan berbagai kesempatan baru yang luar
biasa. Pada akhirnya celah orbit (orbital slot) dan pita-pita frekuensi pada
GEO, MEO, maupun LEO menjadi aset yang sangat berharga. Koordinasi
frekuensi antara para operator menjadi sangat sulit dilakukan dan hal ini akan
menjadi ancaman yang membahayakan bagi bisnis satelit itu sendiri.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:

Bagaimana peranan penting satelit dalam dunia pertelevisian?

Bagaimana sejarah TV Satelit?

Apa saja perangkat dan standar TV Satelit?

Bagaiamana cara kerja dari TV Satelit?

Apakah keunggulan dan aplikasi penggunan dari TV Satelit?

I.3 Flowchart dan Blok Diagram


I.3.1 Alur Flowchart

Mulai

Blok Diagram

Studi Pustaka

Perumusan Masalah

Pembahasan

Implementasi Blok
Diagram

Dasar Teori dan


Penyelesaian Masalah

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

I.3.2 Blok Diagram

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dasar Teori


A.

Televisi

Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal


dari kata tele (jauh) dan vision (tampak) jadi televisi memiliki arti dapat
melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi ini mampu mengubah peradaban
dunia. Semua gambar televisi dibentuk oleh titik tunggal cahaya yang
bergerak bolak-balik, depan-belakang atau atas-bawah, secara cepat pada
layar televisi yang tak tampak oleh mata, sehingga yang terlihat hanyalah
rangkaian gambar. Pada tahun 1884 Paul Nipkow mencetuskan ide tentang
pemindaian gambar dengan cara memecahkanya ke dalam rangkaian titik
cahaya yang bergerak secara linear menyeberangi sudut pandangan. Sinyal
televisi bekerja seperti radio AM, terkecuali dalam penghubung pembawa
frekuensi tinggi. Pada radio dari suara besar ke lembut sedangkan televisi dari
terang ke gelap. Perangkat televisi disinkronisasikan dengan transmiter untuk
menghasilkan pola yang tepat dari sebuah piksel yang akan ditempatkan pada
layar. Televisi ditransmisikan dengan dua pita frekuensi, VHF (very high
frequency) dan UHF (ultra high frequency), dan setiap saluran memiliki lebar
pita keseluruhan mencapai 6 MHz. Jaringan televisi pertama menggunakan
kabel coaxial dan teknologi gelombang mikro. Pada tahun 1970-an satelit
menjadi standar dalam menghubungkan kabel dan jaringan penyiaran
kepada

afiliasi

mereka

dan

untuk mentransmisikan berita lokal dan

pergelaran olahraga ke kantor berita pusat. Saat ini, jaringan serat optik juga
ikut digunakan.

B.

TV Satelit
TV satelit adalah broadcasting sinyal televisi melalui satelit ke pemirsa

dengan perangkat yang dapat menerima sinyal satelit. Perangkat tersebut bisa
berbentuk mulai dari pesawat televisi yang terhubung ke penerima satelit
sampai telepon bergerak yang telah memiliki penerima satelit di dalamnya
(built in).
Direct Broadcast Satellite - DBS adalah satelit yang memiliki
jangkauan dan daya yang cukup sehingga dapat diterima oleh antena piringan
kecil untuk penggunaan di rumahan. DBS dapat digunakan di rumah-rumah,
atau suatu komunitas dengan menggunakan transmisi ulang oleh sistem stasiun
TV kecil atau sistem TV kabel. Sistem DBS ini menyediakan gambar dengan
kualitas digital dan menawarkan layanan interaktif kecepatan tinggi. Dengan
menggunakan teknologi kompresi digital, sistem DBS dapat menawarkan
jumlah kanal yang lebih banyak daripada sistem kabel analog. Sistem DBS
dapat juga diatur untuk menyediakan layanan unik untuk video on demand
(VOD), near video-on-demand (NVOD) dan kanal pay-per-view interaktif.

Gambar 1. Sistem Distribusi TV Satelit

Bisa dilihat dari gambar diatas bahwa TV Satelit menggunakan system

distribusi yang sangat luas. Semua kanal TV dan program media dikirim pada
kanal radio uplink ke satelit dan mengirimkan ulang kembali ke bumi. Satelit
adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi
tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Satelit
ditempatkan kurang lebih 22.300 mil di atas bumi yang memungkinkannya
berputar pada kecepatan rotasi yang sama dengan bumi sehingga akan terlihat
stasioner terhadap antena yang menerima sinyalnya.
Satelit adalah alat elektronik yang mengorbit di atas bumi yang mampu
bertahan sendiri. Bisa diartikan sebagai repeater yang berfungsi untuk
menerima signal gelombang microwave dari stasiun bumi, ditranslasikan
frekuensinya, kemudian diperkuat untuk dipancarkan kembali ke arah bumi
sesuai dengan coveragenya yang merupakan lokasi stasiun bumi tujuan atau
penerima. Dalam komunikasi GEO (merupakan sistem komunikasi satellite
yang paling banyak) posisi satelit adalah sekitar 36.000 km diatas bumi.
Fungsi satelit adalah untuk menerima dan memancarkan kembali sinyal
siaran ke seluruh tempat yang dapat dijangkaunya. Hal ini memungkinkan
siaran radio dan televisi dapat diterima di mana saja sepanjang dapat ditangkap
oleh antena stasiun bumi. Dengan kata lain, manfaat yang utama dari adanya
teknologi satelit adalah untuk keperluan penyiaran baik radio maupun televisi
secara luas.
Suatu orbit adalah lintasan yang dilalui oleh objek, di sekitar objek
lainnya, di dalam pengaruh dari gaya tertentu. Orbit pertama kali dianalisa
secara

matematis

oleh

Johannes

Kepler

yang

merumuskan

hasil

perhitungannya dalam hukum gerakan planet Kepler. Dia menemukan bahwa


orbit dari planet dalam tata surya kita adalah berbentuk elips dan bukan
lingkaran atau episiklus seperti yang semula dipercaya. Orbital Slot adalah
lokasi spesifik dari suatu satelit pada titik yang tepat, diukur dalam satuan
derajat, timur dan barat.
Direct Broadcast Satellite (DBS) adalah suatu layanan yang
menggunakan satelit untuk memancarkan (broadcast) bermacam-macam
channel dari program televisi agar langsung diterima melalui sebuah antenna

dish kecil di bumi.


Fixed satellite service (FSS) menyediakan link untuk jaringan telepon
dan juga untuk pentransmisian sinyal televisi ke perusahaan TV kabel, untuk
kemudian didistribusikan melalui jaringan kabel. Contoh FSS; DTH ( Direct
To Home ), akses internet, Video Conferencing, Sattelite New Gathering
(SNG), frame relay, Sigital Audio Broadcasting (DAB). Keunggulannya yaitu,
tidak tergantung pada jarak, dapat menyediakan layanan untuk cakupan semua
wilayah.
Satellite Direct to Home (DTH) menggunakan teknologi Direct To
Home (DTH) sebagai infrastruktur TV link untuk mengirimkan beratus-ratus
program langsung kerumah-rumah melalui satelit.
Satelite News Gathering (SNG) merupakan perangkat berteknologi
canggih yang digunakan beberapa stasiun televisi Indonesia untuk proses
siaran langsung televisi. DVB (Digital Video Broadcasting) merupakan salah
satu sistem yang digunakan untuk mentransmisikan siaran TV digital hingga
ke end-user.
VSAT kependekan dari Very Small Aperture Terminal, merupakan
terminal yang digunakan dalam komunikasi data satelit, suara dan sinyal video,
tidak termasuk broadcast televisi. VSAT terdiri dari dua bagian, sebuah
transceiver yang ditempatkan di luar (out doors) yang dapat langsung
terjangkau oleh satelit dan sebuah alat yang di tempatkan di dalam ruangan
yang menghubungkan transceiver dengan alat komunikasi para pengguna PC
misalnya Transceiver menerima dan mengirim sinyal ke transponder satelit di
langit. Satelit mengirim dan menerima sinyal dari sebuah ground station
komputer yang berfungsi sebagai hub untuk sistem tersebut. Masing-masing
komputer pengguna terhubungkan oleh hub ke satelit, membentuk sebuah
topologi bintang (star topology). Hub tersebut mengatur keseluruhan
operasional network. Agar sebuah komputer pengguna dapat melakukan
komunikasi dengan lainnya, transmisinya harus terhubung dengan hub yang
kemudian

mentransmisikan

kembali

ke

satelit,

setelah

dikomunikasikan dengan komputer pengguna VSAT yang lain.

itu

baru

Transmisi satelit memiliki dua keunggulan dibandingkan transmis terestrial


yang umumnya banyak dipakai, yaitu:
1. Biayanya sama, baik itu dua ataupun duajuta sambungan (downlink) yang
menerima informasi yang disiarkan.
2. Tidak memerlukan investasi prasarana kabel yang banyak.

Jenis-jenis satelit berdasarkan penggunaannya ada 9 yaitu:


1. Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet,
galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
2. Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan
tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang
mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau
orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit
pengorbit Bumi rendah.
3. Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk
mengamati Bumi dari orbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan
untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi,
pembuatan peta, dll.
4. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang
disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi
sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat
populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik
Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada
gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS),
bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter
dalam waktu nyata.
5. Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi
yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
6. Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi
yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan

tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dpaat digunakan
untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.
7. Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai
tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan
dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa
utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai
ransportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup
jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan
tahunan.
8. Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan
iklim Bumi.
9. Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat
untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500200 kg), satelit
mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).

Satelit buatan manusia oleh NASA dikelompokkan menjadi 4 yaitu:


1. Satelit komunikasi dan navigasi
2. Satelit Meteorologi
3. Satelit pengindraan jarak jauh
4. Satelit Geologi
Sedangkan untuk keperluan regulasi teknik internasional NASA
membaginya menjadi 18 macam satelit.Satelit berdasarkan ketinggiannya
terbagi atas:
1. Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 1500 km di atas permukaan
bumi.
2. Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
3. Orbit Geosinkron (Geosynchronous Orbit, GSO): sekitar 36000 km di atas
permukaan Bumi.
4. Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas
permukaan Bumi.
5. Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.

Satelit berdasarkan orbit khusus terbagi menjadi 3:


1. Orbit Molniya, orbit satelit dengan perioda orbit 12 jam dan inklinasi sekitar
63
2. Orbit Sunsynchronous, orbit satelit dengna inlklinasi dan tinggi tertentu
yang selalu melintas ekuator pada jam lokal yang sama.
3. Orbit Polar, orbit satelit yang melintasi kutub.

Alat penangkap Sinyal satelit:


1. Satellite dish (Out Door Unit) : komponen ini berbentuk seperti antenna
parabola dengan diameter sekitar 60-180 centimeter.
2. Decoder : Dekoder merupakan alat yang berfungsi mengakses layanan
seperti penggantian channel.
3. Smart card : berguna untuk mengakses sistem.

Televisi satelit adalah televisi yang disampaikan oleh alat komunikasi


satelit dan diterima oleh parabola dan set-top box. Di banyak daerah di dunia
yang menyediakan berbagai saluran dan layanan, sering ke daerah-daerah
yang tidak dilayani oleh terestrial atau kabel penyedia.

2.2. SEJARAH
Sinyal televisi satelit pertama kali diteruskan dari Eropa ke Telstar
satelit diatas Amerika Utara pada tahun 1962.

Satelit komunikasi

geosynchronous, Syncom 2, yang pertama diluncurkan pada tahun 1963.


Satelit komunikasi komersial pertama dunia, disebut Intelsat (dijuluki Early
Bird), diluncurkan ke orbit sinkron pada tanggal 6 April 1965. Jaringan
televisi satelit nasional pertama, yang disebut Orbita, dibuat di Uni Soviet
pada tahun 1967, dan didasarkan pada prinsip elips Molniya satelit untuk
menyiarkan dan memberikan sinyal ke downlink stasiun.
Satelit komersial Amerika Utara pertama untuk membawa televisi
Kanada's geostasioner, Anik 1, diluncurkan pada tahun 1972. ATS-6, satelit

eksperimen pendidikan dan satelit siaran langsung, diluncurkan pada tahun


1974. Satelit geostasioner Soviet pertama untuk membawa televise Direct-ToHome, yang disebut Ekran, diluncurkan pada tahun 1976.
Sejarah Pertelevisian Indonesia
Pertelevisian Indonesia diawali dengan berdirinya Televisi Republik
Indonesia (TVRI) pada tahun 1962, setelah setahun sebelumnya Presiden
Soekarno mengirimkan Telegram dari Wina untuk mendirikan Stasiun
Televisi. Stasiun Televisi di Indonesia dibangun atas dasar ingin meliput acara
ASEAN Games agar masyarakat bisa juga menyaksikan Pesta olah raga
tersebut. Kemudian sejarah kedua mencatat, pada tahun 1976 bulan Juli,
Presiden Soeharto memutuskan untuk meluncurkan satelit Palapa A-1, pada
saat itu Indonesia adalah Negara Ke-lima yang memiliki satelit buatan untuk
menghubungkan

Indonesia

sekurang-kurangnya

dari

Sabang-sampai

Merauke. Satelit palapa A-1 tersebut digunakan juga untuk keperluan


penyiaran acara televisi.

2.3.

Jenis Band Pada TV Satelit


Satelit tersebut terbagi atas lingkup frekuensi sehingga terdapat
beberapa jenis band C, S, Ku, dan sebagainya. Yang sering digunakan untuk
pancaran siaran televisi adalah band C, S dan Ku. Sedangkan yang digunakan
untuk siaran langsung adalah band Ku, tetapi untuk di daerah Indonesia
karena memiliki curah hujan yang tinggi (beriklim tropis) maka, tidak terlalu
baik menggunakan band Ku, karna sangat rentan terhadap curah hujan yang
tinggi.

Tabel 1. Frekuensi Satelit

Indonesia banyak menggunakan Band C sebagai untuk penggunaan siaran


(broadcast) televisi. Frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi
adalah bidang C (C-band) dan bidang Ku (Ku-band). C-band memiliki daerah
frekuensi yang biasa digunakan adalah 4-6 GHz dan Ku-band pada frekuensi
12-14 GHz. Frekuensi 4 GHz pada C-band dan 12 GHz pada Ku-band adalah
frekuensi untuk hubungan satelit ke stasiun bumi yang dituju (downlink),
sedangkan frekuensi 6 GHz pada C-band dan 14 GHz pada Ku-band
merupakan frekuensi untuk hubungan dari stasiun bumi kesatelit (uplink).

2.4.

Program TV Satelit
Penyedia layanan TV satelit mendapatkan program dari dua sumber
utama: siaran internasional dan lokal. Kebanyakan channel internasional juga
disediakan untuk TV kabel. Channel lokal biasanya menyiarkan programnya
melalui gelombang udara.
Channel intenasional biasanya mempunyai pusat pendistribusian
yang memancarkan programnya ke satelit geosynchronous. Pusat penyiaran
menggunakan parabola satelit besar untuk membawa sinyal analog dan digital
dari beberapa sumber. Kebanyakan stasiun lokal tidak memancarkan program
mereka ke satelit, jadi penyedia harus mendapatkan siaran dari stasiun lokal

dengan cara lain. Jika penyedia menyediakan program lokal di area khusus,
keadaan tersebut akan memperkecil fasilitas dan menimbulkan beberapa
kerusakan alat komunikasi. Jadi, peralatan menerima sinyal lokal langsung
dari kabel serat optik atau antena, lalu memancarkannya ke pusat penyiaran.
Pusat penyiaran merubah semua program menjadi program
berkualitas tinggi, tanpa memperkecil saluran digital. Pada poin ini, saluran
terdiri dari kuantitas data yang besar, sekitar 270 megabits per second (Mbps)
untuk setiap channel. Dengan kata lain, hal tersebut menjadi terlalu besar
untuk ditangani oleh satelit.

2.5.

Sinyal TV Satelit
Sinyal satelit mempunyai garis sinyal yang cukup panjang untuk
memancar sebelum ditampilkan di layar TV dalam bentuk acara TV. Karena
sinyal satelit berisi data digital berkualitas tinggi yang dapat dipancarkan
tanpa pengompresan. Akan tetapi, pengompresan harus tetap dilakukan.
Pengompresan berarti informasi yang tidak diperlukan atau pengulangan
informasi dihapus dari sinyal sebelum dipancarkan. Sinyal direkonstruksi
setelah dipancarkan.

2.6.

Standar Pengompresan
TV satelit menggunakan tipe khusus dari file video yang
distandardisasi oleh Moving Picture Experts Group (MPEG). Dengan
pengompresan MPEG, penyedia layanan dapat memancarkan lebih banyak
channel secara signifikan. Ada lima macam standar MPEG, masing-masing
mempunyai tujuan yang berbeda. DirectTV dan DISH Network, penyedia
layanan TV satelit utama di Amerika Serikat, dahulu menggunakan MPEG-2
yang masih digunakan untuk film di DVD dan untuk Digital Cable Television
(DTV). Dengan Mpeg-2, penyedia TV dapat mengurangi 270 Mbps menjadi
sekitar 5 atau 10 Mbps (tergantung tipe program).
Sekarang, DirecTV dan DISH Network menggunakan pengompresan
MPEG-4. MPEG-4 sebenarnya didisain untuk video di media layar kecil

seperti komputer. MPEG-4 dapat mengcodekan data lebih efisien dan


meyediakan bandwidth yang lebih lebar dibandingkan dengan MPEG-2.
MPEG-2 masih digunakan untuk pengompresan TV digital yang resmi,
MPEG-2 lebih baik untuk menganalisa gambar statik, seperti saat kamu
melihat acara bincang-bincang atau berita, dibandingkan dengan gambar
bergerak dinamis. MPEG-4 dapat menghasilkan gambar yang lebih baik pada
gambar yang bergerak dinamis melalui pengompresan ruang dan tempo
(waktu). Inilah mengapa TV satelit menggunakan pengompres MPEG-4 yang
menghasilkan gambar detail dalam keadaan bergerak cepat yang objeknya
secara terus-menerus dan berpindah tempat, seperti pertandingan bola basket.
Standar MPEG
Semua standar MPEG ada untuk meningkatkan kerja sama antar sistem di
komputer, televisi, dan perangkat video. Standar MPEG terdiri dari:

MPEG-1: standar pertama untuk mengodekan dan membaca kode untuk


file video dan suara.

MPEG-2: standar untuk TV digital, MPEG-2 menggompres file untuk


dipancarkan menjadi video yang berkualitas.

MPEG-4: standar untuk menggompres video yang berkualitas dan


bergambar detail ke file dengan skala yang lebih kecil untuk diputar di
komputer, telepon seluler, dan PDA (Personal Digital Assistants).

MPEG-21: digunakan sebagai Multimedia Framework. Standar ini yang


menginterpretasikan file digital yang disediakan untuk pengguna
perorangan.

2.7.

Pengkodean dan Algoritma TV Satelit


Di pusat penyiaran, video digital yang berkualitas tinggi dikirim
melalui pengodean MPEG yang mengubah program ke video MPEG-4
berukuran tepat dan diformat untuk diterima receiver satelit di rumah.
Pengkodean bekerja di saluran penghubung dengan pengompresan
untuk menganalisa setiap frame video dan mengurai kelebihan data atau data
yang tidak relevan dan mengekstrapolasi informasi dari frame lain. Proses ini

mengurangi ukuran file secara keseluruhan. Setiap frame dapat dikodekan


dengan tiga cara, yaitu:

Sebagai intraframe, yang berisikan gambar data yang lengkap dari frame.
Metode ini melengkapi pengompresan yang terkecil.

Sebagai prediksi frame, yang hanya berisikan informasi yang cukup untuk
memberitahu penerima satelit bagaimana untuk menggambarkan frame
berdasarkan penggambaran intraframe yang paling terbaru atau
memprediksi frame. Pemprediksi frame hanya terdiri dari data yang
menjelaskan bagaimana gambar dapat berubah dari frame sebelumnya.

Sebagai bidirectional frame, yang menggambarkan informasi dari


intraframe sekitar atau memprediksi frame. Penggunaan data dari frame
sekitar yang terdekat, receiver menambahkan posisi dan warna pada
setiap pixel.
Kadar pengompresan tergantung dari jenis program. Jika encoder

merubah siaran berita, dekoder dapat menggunakan frame yang terprediksi


lebih banyak karena kebanyakan adegan tetap sama dari frame ke frame.
Dalam program yang adegannya cepat dari frame ke frame, enkoder harus
membuat lebih banyak intraframe. Hasilnya, siaran berita pada umumnya
dikompres ke ukuran yan lebih kecil daripada program seperti balap mobil.
Proses ini kadang-kadang menimbulkan masalah teknis dalam gambar
video. Salah satu masalah tersebut adalah macroblocking, yang membuat
gambar rusak. Masalah macrobloking sering disebut pixilating. Di layar TV
terdapat pixel-pixel. Pixel-pixel tersebut terlalu kecil untuk dilihat mata
manusia secara terpisah. Pixel merupakan data video berbentuk kotak kecil
yang

mempertajam

gambar

yang

dilihat.

Masalah

macrobloking

menyebabkan pixel-pixel tersebut rusak.

2.8.

Pengalgoritma dan Pemancar


Setelah video di kompres, penyedia layanan TV satelit membuat
algoritma dari video tersebut untuk mencegah orang yang tidak dikehendaki
mengakses channel TV secara gratis. Pengalgoritma membuat data digital

teracak dan hanya dapat dikembalikan jika diterima oleh receive yang
mempunyai kode keamanan.
Saat sinyal dikompres dan dialgoritma, pemancar pusat memancarkan
langsung sinyal tersebut ke satelit. Satelit menangkap sinyal, menguatkannya,
dan mengirim sinyal tersebut kembali ke bumi, dimana pelanggan dapat
menangkap sinyal tersebut.

2.9.

Modulasi
Modulasi adalah menumpukan sinyal-sinyal informasi kedalam sinyal
pembawa (carrier) yang memiliki frekuensi lebih besar dan frekuensi
pembawa tersebut diubah parameternya (amplitudo, frekuensi, fase) sesuai
dengan sinyal informasi.
Pada sistem komunikasi satelit digital, modulasi yang digunakan
adalah modulasi digital yang berisi sinyal-sinyal digital yang dikenal dengan
PSK (Phase Shift Keying) atau modulasi pergeseran fase. Modulasi PSK yang
digunakan meliputi modulasi 2 fase (Binary Phase Shift Keying), modulasi 4
fase (Quaternary Phase Shift Keying), dan modulasi multi fase (Multi Phase
Shift Keying).
Pada modulasi BPSK, terdapat satu bit yang mewakili dua fase, yaitu
bit 1 dan bit 0, antara fase yang satu dengan yang lain berbeda 180. Pada
modulasi QPSK terdapat dua bit yang mewakili 4 fase, tiap fase berbeda
90. Bit-bit yang mewakili fase-fase tersebut, baik pada BPSK maupun
QPSK, dinamakan bit simbol. Pada BPSK terdapat 2 simbol yang berbeda
180 antara simbol yang satu dengan yang lain, sedang pada QPSK terdapat
4 simbol yang berbeda 90 antara simbol yang satu dengan simbol yang
didekatnya.

2.10. Parabola
Saat sinyal terjangkau ke rumah pelanggan, sinyal tersebut ditangkap
oleh parabola. Parabola hanya merupakan peralatan spesial dari antena yang
didisain untuk memfokuskan secara spesifik sumber penyiaran. Parabola

yang standar terdiri dari permukaan parabolic (berbentuk setengah bola) dan
pusatnya yang berbentuk seperti tanduk (feed horn). Untuk memancarkan
sinyal,

pengontrol

mengirim

sinyal

melalui

pusat

parabola

dan

memfokuskannya menjadi sinar.

Gambar 4. Antenna Parabola

Parabola satelit hanya berfungsi sebagai penerima, tidak dapat


memancarkan informasi. Cara kerja parabola satelit tepat berlawanan dengan
pemancar. Saat sinar mengenai permukaan parabolic parabola, permukaan
tersebut memantulkan sinyal radio ke dalam titik tertentu, seperti cermin
cekung yang menfokuskan cahaya kedalam titik tertentu.
Dalam kasus ini, titik tersebut berapa di pusat parabola yang melewati
sinyal ke dalam peralatan penerima. Dalam susunan yang ideal, tidak terdapat
berbagai hambatan antara satelit dan parabola, jadi parabola menerima sinyal
yang bersih.
Di beberapa sistem, parabola perlu untuk menangkap sinyal dari dua
atau lebih satelit pada waktu bersamaan. Satelit-satelit dapat cukup dekat
bersama bagi parabola biasa dengan sebuah pusat berbentuk tantuk untuk
menangkap sinyal dari kedua satelit tersebut. Hal tersebut menjanjikan sedikit
kualitas karena parabola tidak dapat mengarahkan secara langsung satu atau
lebih dari satelit. Parabola baru didisain menggunakan dua atau lebih pusat
yang berbentuk tanduk untuk menangkap sinyal dari satelit yang berbeda.
Sebagai sinar dari berbagai satelit mengenai permukaan parabolik, sinar
memantul ke sudut yang berbeda. Jadi, sebuah sinar mengenai satu pusat yang

berbentuk tanduk dan sinar yang lain mengenai pusat yang berbeda.
Elemen pusat di pusat parabola yang berbentuk tanduk adalah low
noise blockdown converter (LND). LND memperkuat sinyal radio memantul
ke parabola dan menyaring gangguan (sinyal radio tidak membawa program).
LNB menewati penguat, menyaring sinyal ke receiver satelit didalam rumah
pelanggan.

2.11. Penerima (Receiver) Satelit


Komponen yang terakhir dalam keseluruhan sistem satelit adalah
receiver. Receiver mempunyai empat tugas yang penting:

Membalikkan pengkodean sinyal. Agar membuka pengkodean, receiver


memerlukan chip dekoder yang sesuai untuk paket program. Penyedia TV
kabel dapat berhubungan dengan chip tersebut via sinyal satelit untuk
membuat penyesuaian yang tepat untuk membuka kode program.
Penyedia layanan TV satelit terkadang dapat mengirim sinyal yang
mencegah pembukaan kode secara ilegal dengan Electronic Counter
Measure (ECM).

Membuat sinyal digital MPEG-2 atau MPEG-4 dan mengubahnya ke


format analog sebagai standar TV yang dapat dikenali. Di Amerika
Serikat, receiver mengubah sinyal digital ke format analog National
Television Systems Committee (NTSC). Beberapa setup parabola dan
receiver dapat juga menghasilkan sinyal HDTV.

Mengekstrak channel-channel secara individual dari sinyal satelit yang


lebih besar. Saat receiver hanya mengeluarkan satu sinyal, pelanggan
tidak dapat memutar satu program dan menonton yang lain. Pelanggan
juga tidak dapat menonton lebih dari dua program untuk dua TV dengan
menggunakan receiver yang sama.

Gambar 5. Receiver TV Satelit

Receiver mempunyai berbagai fitur. Receiver dapat menangkap sinyal


untuk jadwal program dari penyedia layanan dan menyediakan informasi ini
di layar TV sebagai panduan program. Banyak receiver mempunyai opsi
pengawasan orang tua (parental control) dan beberapa telah terdapat digital
video records (DVRs) yang memungkinkan pelanggan menghentikan siaran
langsung atau merekamnya dengan hard drive.

2.12.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TV SATELIT


2.12.1 Kelebihan TV Satelit

TV satelit menjangkau daerah terpencil, karena siaran satelit tidak


mengenal blank spot.

TV satelit saat ini menggunakan sistem digital sehingga kualitas sinyal


lebih jernih.

TV satelit mampu memancarkan 250 channel dengan kualitas digital,


dan bisa bertambah tergantung kapasitas transponder satelit.

Antena parabola digital masih bisa menikmati siaran TV luar negeri


dengan gratis.

2.12.2 Kekurangan TV Satelit

TV satelit selain membutuhkan receiver, juga harus menggunakan


antenna parabola, sehingga diperlukan biaya lebih.

Cuaca berpengaruh terhadap kualitas siaran TV Satelit.

BAB III
IMPELEMENTASI

III.1 Blok Diagram Konfigurasi jaringan TV Satelit

Gambar 3. Cara Kerj Gambar 3. Sistem TV Satelit

TV Satelit di Indonesia
Di Indonesia televisi berlangganan yang pertama kali hadir adalah
Indovision, yang berdiri pada 8 Agustus 1988. Indovison juga dikenal sebagai
televisi berlangganan yang pertama kali menggunakan satelit penyiaran
langsung (Direct Broadcast Satellite (DBS)).
Indovision adalah sebuah stasiun televisi satelit berlangganan yang
diselenggarakan oleh PT MNC Sky Vision (dahulu bernama PT Matahari
Lintas Cakrawala). Perusahaan yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1988

ini memulai memasarkan produk jasanya pada awal tahun 1994 dan
bertanggung jawab atas pemasaran program pengelolaan serta pelayanan
kepada pelanggan.
Pada mulanya Indovision menggunakan jasa satelit Palapa C-2 untuk
menggunakan transponder dan sistem broadcasting serta menggunakan
analog dengan frekuensi C-Band. Namun, kemudian dirancanglah proyek
pembuatan dan peluncuran satelit Indostar-1 atau yang kini lebih dikenal
dengan nama satelit Cakrawarta-1 yang khusus menggunakan frekuensi SBand dengan beroperasi pada frekuensi 2.5 GHz yang lebih tahan terhadap
perubahan cuaca, sesuai dengan keadaan daerah tropis pada umumnya serta
memiliki jejak jangkauan (footprint) ke seluruh wilayah Indonesia.
Pada Mei 2009, Indovision meluncurkan Satelit INDOSTAR-2 guna
menggantikan posisi Satelit INDOSTAR-1. Masih dengan menggunakan
frekuensi S-Band, INDOSTAR-2 dioperasikan untuk mendukung transmisi
teknologi penyiaran paling terbaru sehingga dimungkinkan untuk mendapat
kapasitas 2 kali lipat dibandingkan satelit berikutnya.
Pada tanggal 7 Mei 1997, TelkomVision meluncurkan layanan
televisi berlangganan di Indonesia dimana bersama layanan ini TelkomVision
dapat meningkatkan jumlah pelanggan sampai dengan 30.000 pelanggan
untuk layanan televisi kabel dan Digital Terrestrial Televisi. Pada tangaal 1
Januari 2008, TelkomVision telah mencapai 200.000 pelanggan atau
bertumbuh sampai dengan 300%.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (PT Telkom) juga menawarkan
dua pilihan sekaligus, TV berbayar melalui media satelit (Direct To Home)
serta TV Kabel (Digital CATV Broadband) dengan nama TelkomVision.
Untuk layanan satelit di kota-kota besar, Telkom turut menyediakan akses
Internet yang diberi nama Telkom Speedy. TelkomVision ini menggunakan
frekuensi transmisi satelit C-Band yang beroperasi pada level 4-6 GHz.
Penggunaan frekuensi satelit C-Band ternyata memiliki kemampuan terbatas
dalam menghindari interferensi sistem gelombang mikro dan terrestrial.

III.2

KOMPONEN
Ada lima komponen utama yang melibatkan sistem satelit direct to
home (DTH) atau direct broadcasting (DBS): sumber program, penyiar pusat,
satelit, parabola, dan penerima (receiver).

Sumber program adalah channel yang menyediakan berbagai program


untuk disiarkan. Penyedia TV satelit tidak membuat program sendiri,
mereka membayar perusahaan lain (seperti HBO atau ESPN) untuk
menyiarkan isi programnya melalui satelit. Dengan cara ini, penyedia
layanan TV satelit seperti perantara diantara pemirsa TV dan sumber
program (Perusahaan TV kabel bekerja dengan prinsip yang sama).

Pusat penyiaran adalah pusat hub dari sistem. Di pusat penyiaran,


Penyedia TV satelit menerima sinyal dari berbagai sumber program dan
menyinari sinyal tersebut ke satelit dalam orbit geosynchronous.

Satelit menerima sinyal dari stasiun penyiaran dan menyiarkan ulang ke


permukaan bumi.

Parabola menerima sinyal dari satelit (atau berbagai satelit pada bagian
yang sama di angkasa) dan menyalurkan ke penerima (receiver) di
rumah pelanggan.

Penerima (receiver) memproses sinyal dan menyalurkannya ke TV.

Gambar 2. Komponen TV Satelit

III.3

SISTEM TV SATELIT
Beberapa pemilik antena parabola tanpa berlangganan masih dapat
mencari secara manual program TV, tetapi saat ini, kebanyakan konsumen
TV satelit mendapatkan program TV melalui penyedia direct broadcast
satellite (DBS), seperti DirecTV, DISH Network, atau Indovision. Penyedia
layanan tersebut memilih program dan menyiarkannya untuk pelanggan
sebagai paket. Secara mendasar, tujuan penyedia adalah untuk menyajikan
lusinan bahkan ratusan program ke TV dalam bentuk kurang lebih sama
dengan pesaingnya, TV kabel.
Tidak seperti pemrogram yang terdahulu, penyedia layanan TV satelit
secara keseluruhan digital, yang artinya TV satelit memiliki gambar dan suara
yang lebih berkualitas. Awalnya TV satelit disirakan di gelombang radio pita
C, rentang gelombang dari 3,7 gigahertz (GHz) sampai 6,4 GHz . TV satelit
digital menyiarkan program di rentang frekuensi Ku (11,7 GHz sampai 14,5
GHz).

BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
1. Lima komponen utama yang melibatkan sistem satelit direct to home
(DTH) atau direct broadcasting (DBS): sumber program, penyiar pusat,
satelit, parabola, dan penerima (receiver).
2. TV satelit menggunakan tipe khusus dari file video yang distandardisasi
oleh Moving Picture Experts Group (MPEG).
3. TV Satelit dapat menjangkau daerah terpencil, kualitas sinyal lebih jernih,
mampu memancarkan 250 channel dengan kualitas digital, dan bisa
menikmati siaran TV luar negeri.
4. Kualitas siaran TV satelit dapat dipengaruhi cuaca
IV.2 Saran
Sebaiknya kita memanfaatkan teknologi TV Satelit dengan baik dan
melakukan pengembangan yang lebih lanjut agar pemanfaatannya bisa lebih
maksimal

karena TV Satelit memiliki banyak manfaat buat kita dan

masyarakat yang ada. Serta bias menjadi alternative system pertelevisian di


Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_satelit
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_berlangganan
http://www.indojaya.com/teknologi/televisi/824-kelebihan-dan-kekurangan-tvkabel-dan-tv-satelit.html
http://komputerblog.com/2008/10/07/bagaimana-tv-satelit-bekerja/
http://scribd.com/

MAKALAH DASAR TELEKOMUNIKASI


SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK
HANDOVER PADA GSM CELLULAR

OLEH:
JORDY APRILLIANZA BUDIANG
D411 14 308

DEPARTEMEN ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa memberikan kita berbagai nikmat, sehingga saat ini kita masih diberi
kesempatan untuk terus menuntut ilmu dan mengembangkan wawasan kita.
Semoga kita dapat mensyukuri segala nikmat yang di berikan-Nya dan
menjadikannya sarana untuk selalu beribadah kepada-Nya.
Makalah Sistem Komunikasi Bergerak Handover pada GSM Cellular
ini disusun untuk memenuhi tugas besar dan persyaratan mengikuti ujian final Mata
Kuliah Dasar Telekomunikasi.
Hambatan atau kesulitan yang penulis lewati sampai terwujudnya makalah
ini tidaklah sedikit. Hal ini terjadi karena adanya keterbatasan kemampuan, sarana,
dan waktu yang penulis miliki. Hambatan tersebut dapat penulis lewati berkat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada
waktunya.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata
penulis sampaikan terima kasih.

Makassar, 10 Mei 2015

Penyusun,

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Komunikasi bergerak (mobile communication) merupakan salah satu
produk inovasi teknik telekomunikasi (telecommunication engineering)
yang menjadi solusi bagi pengguna (user) yang memiliki intensitas
kegiatan tinggi dan tersebar dii beberapa tempat. Dengan komunikasi jenis
ini, para pengguna dapat berhubungan dengan mitranya sambil melakukan
perjalanan lintas lokasi dan wilayah. Oleh sebab itu disebut komunikasi
bergerak, karena dapat dilakukan sambil begerak berpindah tempat. Ada
2(dua) istilah lain yang sering digunakan untuk komunikasi jenis ini, yaitu
komunikasi tanpa kabel (wirless communication) dan komunikasi seluler
(cellular communication). Disebut komunikasi tanpa kabel, karena untuk
aplikasinya tidak dibutuhkan kabel penghubung antara pengirim dan
penerima. Sinyal komunikasi merambat dari asal (origin) ke tujuan
(destination) melalui udara dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Sedangkan istilah komunikasi seluler terkait dengan pembagian wilayah
cakupan (coverage area) layanan komunikasi yang bentuknya mirip sel
yang dikenal dalam biologi (ilmu hayat).

Ada 3(tiga) bentuk sel dalam komunikasi seluler, yaitu sel real (apa adanya
sesuai dengan kenyataan di lapangan) tidak beraturan, sel ideal
(berbentuk lingkaran) dipakai sebagai acuan konseptual dalam penetapan
formula matematis atau algoritma, dan sel model (berbentuk heksagonal)
yang dipakai sebagai acuan perancangan wilayah cakupan layanan, yang
menghindarkan adanya tumpang tindih (overlap) antar sel (perhatikan
gambar 1). Dengan mengacu pada sel ideal, maka titik pusat lingkaran

dinyatakan sebagai pusat kedudukan sel (cell site) yang dijadikan sebagai
tempat pendirian RBS (Radio Base Station) atau BTS (Base Transceiver
Station) perangkat komunikasi seluler yang berfungsi menerima dan
mengirim sinyal komunikasi kepada setiap pengguna yang berada dalam
wilayah cakupan atau radius (r) layanannya. Berkenaan dengan ukuran
radiusnya, sel dibedakan atas : macrocell (r >=5 km), microcell ( 3 km =<r
< 5 km) , dan picocell ( r < 3 km).

Gambar 1. Bentuk Sel


Radius sel juga menunjukkan ukuran jarak terjauh BTS terhadap pengguna
telepon seluler yang masih dapat dijangkau oleh sinyal komunikasi
sehingga berlangsung komunikasi yang stabil antara dua pihak (pengirim
dan penerima). Apakah antara sesama pengguna telepon seluler ataupun
antara pengguna telepon seluler bergerak (mobile phone) dengan
pengguna telepon tetap (fixed phone). Bahkan, sebagai salah satu sifat
komunikasi bergerak seluler, setiap pengguna yang berada dalam sebuah
sel digaransi mendapatkan layanan sinyal komunikasi dari BTS sel yang
bersangkutan ; baik ketika pengguna bergerak tersebut melakukan
translasi dalam wilayah cakupan layanan satu sel tertentu maupun ketika
melintas dari satu sel ke sel yang lain. Untuk mempertahankan kestabilan
dan kesinambungan komunikasi bergerak lintas sel itulah maka
dibutuhkan mekanisme pengalihan layanan yang disebut dengan handover
atau handoff.
Proses handover dimulai ketika MS mendeteksi sinyal pilot yang
secara signifikan lebih kuat dibandingkan kanal trafik forward lainnya
yang ditujukan kepadanya. MS tersebut akan mengirimkan pesan pilot

measurement ke BS kandidat dengan sinyal terkuat tadi sekaligus


menginstruksikan untuk memulai proses handover. Cell site tersebut akan
mengirimkan pesan handover direction ke MS, mengarahkannya untuk
melakukan handover. Setelah mengeksekusi pesan handover direction
tersebut, MS akan mengirim pesan handover completion pada kanal trafik
reverse yang baru. Handover bias terjadi untuk satu atau beberapa alasan.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Handover atau Handoff?
2. Apa saja jenis Handover?
3. Apakah tujuan Handover?
I.3 Flowchart

Studi Pustaka

Mulai

Flowchart
Permasalahan

Perumusan Masalah

Implementasi
Permasalahan

Pembahasan

Kesimpulan dan
Saran
Dasar Teori dan
Penyelesaian Masalah

Selesai

I.4 Blok Diagram

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Dasar Teori

A. Pengertian Handoff atau Handover (HO)


Handoff (HO) adalah pengalihan panggilan dari satu sel ke sel lain ketika
sebuah telepon seluler bergerak melewati wilayah cakupan layanan lintas sel.
Peristiwa ini juga dikenal dengan istilah Handover(HO). Yang pertama
berlaku bagi sel yang ditinggalkan, karena ia melepaskan ; sedangkan yang
terakhir berlaku bagi sel yang didatangi, karena ia menrima. Dalam prakteknya,
pelaksanaan hand-off bukan hanya antar sel, melainkan juga antar MSC
ataupun antar sector. Selain itu, juga ada handoff antar operator telekomunikasi
seluler bergerak. Secara sederhana, peristiwa handoff dapat ditunjukkan dalam
proses alur lintasan pada gambar 2.

Handover atau yang biasa juga disebut handoff merupakan suatu


proses pengalihan Radio Base Station (RBS) apabila pengguna melakukan
suatu call (panggilan) dalam keadaan bergerak dari satu sel menuju sel yang
lain. Proses ini terjadi agar pelanggan dapat mengirim atau menerima sinyal
dengan baik walaupun pelanggan sedang dalam keadaan bergerak. Proses
dasar dari terjadinya handover akan diperlihatkan pada gambar 3.

Proses handover ini dilakukan pada saat sebuah Mobile Station (MS)
menerima sinyal yang diterima atau dikirim lemah.

Terdapat dua kondisi untuk dilakukannya proses handover, yaitu:


1. Ketika Mobile Station berada pada perbatasan level sel, karena sinyal yang
diterima akan melemah.
2. Pada saat pengguna berada pada lubang kekuatan sinyal (signal strength
hole) yang terdapat dalam suatu sel.
Apabila panggilan (call) sudah stabil, maka kanal set-up sudah tidak
digunakan lagi selama waktu panggilan.

Gambar 3. Konsep Dasar Handoff

Handoff terdiri dari dua jenis, yaitu:


1.

Handoff yang berdasarkan pada kuat sinyal.

2.

Handoff yang berdasarkan perbandingan carrier terhadap interferensi (carrier

to interference ratio).

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pengalihan panggilan pengguna komunikasi


bergerak seluler (mobile user) terjadi ketika perlintasan melalui dua wilayah sel
yang berbeda selama komunikasi berlangsung. Namun tidak berarti bahwa hal itu
merupakan dampak pemilihan wilayah, tata ruang ataupun factor geografis lainnya.
Akan tetapi, sebuah konsekuensi dari rancang bangun system teknologi komunikasi
bergerak seluler dengan dukungan aplikasi perangkat lunak terkait, khusunya
standarisasi pengolahan sinyal layanan komunikasi.

Dalam perancangan wilayah layanan komunikasi, setiap sel yang ditetapkan


diperlengkapi dengan RBS (Radio Base Station) atau BTS (Base Transceiver
Station) yang ditempatkan pada pusat kedudukan sel (Cell Site). Dalam hal ini,
radius sel dan kekuatan sinyal komunikasi untuk melayani setiap pengguna yang
berada di dalam cakupannya sudah ditentukan. Tentu saja, kekuatan sinyal
komunikasi yang diterima oleh pengguna bergerak dari BTS berbanding terbalik
dengan jarak antara keduanya. Akibatnya, bagi pengguna bergerak yang sedang
melintasi dua wilayah sel yang berbeda akan menerima sinyal komunikasi yang
makin lemah dari sel asal, tetapi akan menerima sinyal komunikasi yang makin kuat
dari BTS sel tujuan ( manakala orientasi pergerakannya menuju ke pusat sel).

Di sekitar perbatasan antara dua sel, pengguna bergerak akan menerima sinyal
komunikasi yang sangat lemah relatif jika dibandingkan dengan kondisi sinyal
komunikasi pada bagian lain dalam masing masing sel yang bersangkutan. Dalam
kondisi yang demikian, pengalihan (pelepasan dan penerimaan) panggilan - handoff / hand over merupakan solusi bagi pengguna bergerak seluler.

B. Parameter Handover
Ada beberapa parameter yang dapat menimbulkan handover, yaitu sebagai berikut:
1. Parameter Radio (Radio parameters)
a. Kualitas sinyal yang diterima (RX QUAL) terlalu rendah atau BER terlalu
tinggi.
b. Level sinyal yang diterima (RX LEV- pada uplink dan downlink) terlalu
rendah
c. Handover jarak MS-BTS (Timing Advance)
d. Power Budget handover ( handover dilakukan kepada sel yang mempunyai
level sinyal lebih baik dibandingkan dengan yang diterima)

2. Parameter Jaringan (network parameters)


a. Serving cell congestion ( benturan layanan sel)
b. Jarak MS-BTS yang sangat jauh karena pengembangan / perluasan sel
Sedangkan parameter yang dipertimbangkan dalam proses penetapan
handover adalah sebagai berikut :
1. Static Data (Data Statis)
a. Maximum transmit power dari MS
b. Maximum transit power dari BTS yg melayani
c. Maximum transit power BTS tetangga

2. Pengukuran yang dibuat oleh MS


a. Downlink transmission quality (BER)
b. Downlink reception level pada sel pelayan
c. Downlink reception level sel tetangga

3. Pengukuran yang dibuat oleh BTS


a. Uplink transmission quality
b. Uplink reception level on current channel (knal frekuensi yang sedang
digunakan)
c. Tming Advance

4. Pertimbangan Trafik (Traffic Consideration)


Kapasitas dan beban trafik sel pelayan maupun sel tetangga.

Secara luas, kategori handover dikaitkan dengan empat faktor :


1. RXLEV : Received Signal level
2. RXQUAL ; Received Signal Quality
3. DISTANCE
4. PGBT (Power Budget)

Selain itu, adapula yang disebut Handover Margin, yakni parameter yang
digunakan untuk mencegah terjadinya handover yang berulang ulang di antara sel
sel yang berdekatan. Ini juga bisa digunakan sebagai batas ambang (threshold)
dalam penetapan handover.

C. Permasalahan Pada Handoff


Pada saat mobile statio (MS) bergerak dari satu cell ke cell lainnya, traffic pada cell
sebelumnya harus diubah ke kanal dengan traffic dank anal control cell yang baru.
Apabila terjadi kegagalan handover akan berakibat dropcall yaitu terputusnya
hubungan saat percakapan sedang berlangsung
Factor-faktor penyebab gagalnya handover antara lain:

Missing Neighbors

Crossfeeder

Hardware Problem

Data Base Problem

Area Cakupan Radio Jelek

1. Missing Neighbors
Tetangga/relasi yang seharusnya ada dari sebuah cell, tidak terdaftar sebagai
relasi di neighbor list cell tersebut. Mungkin karena ada site GSM atau site
DCS yang baru On Air. Salah satu akibat dari missing neighbor yang terlihat
langsung di sisi drive test adalah dropped call. Kenapa terjadi dropped call?
Dalam kondisi mobile untuk bisa handover ke cell tujuan, cell awal harus
mengenali cell tujuan. Cara mengenalinya adalah dengan define relation dari
cell awal ke cell tujuan tersebut. Jika tidak maka akan terjadi Handover Fail

Solusi : Create site yang belum masuk ke dalam list neighbor

2. Crossfeeder
Cross Feeder bisa di definisikan sebagai ketidaksesuaian pembagian
tugas coverage setiap sektor di lapangan

dengan pembagian tugas

coverage setiap sektor yang telah di rencanakan. Ketidak seusaian ini akan
berdampak pada tidak tercapainya luas area layanan serta kualitas sinyal
dari site yang telah direncanakan. Berdasarkan kasus yang terjadi
dilapangan

crossfeeder

dibagi

menjadi

dua,

yaitu cross

feeder

parsial dan cross feeder total.

1.Cross Feeder Parsial


Cross feeder parsial terjadi ketika sektor yang tidak seharusnya melakukan
layanan malah bergantian melakukan layanan dengan sektor yang
utama. Crossfeeder jenis ini terjadi karena kesalahan instalasi pada antena
dimana arah azimuth antena tidak sesuai dengan perencanaan.

Gambar A di atas merupakan rencana coverage site yang direncanakan, gambar B


menunjukkan terjadinya Crossfeeder parsial dimana azimuth antenna tidak sesuai
dengan perencanaan. Kondisi di atas menyebabkan main loop dari sektor dua yang
telah direncanakan mendapatkan kualitas yang jelek dari sektor 2 dan 3, kondisi
ini mengakibatkan MS sering mengalami Handover.

2. Cross Feeder Total


Cross Feeder Total juga terjadi karena kesalahan instalasi, kesalahan itu
berupa tertukarnnya kabel feeder ke antena yang lain. Sehingga sektorsektor yang ada pada site posisinya menjadi berubah.

Gambar pada sebelah kiri (A) merupakan kondisi site yang direncanakan,
sedangkan pada sebelah kanan (B) merupakan kondisi site yang mengalamai
crossfeeder total dilapangan. Kondisi ini bisa mengakibatkan perubahan identitas
setiap sel dan coveragenya.

Cross feeder mencebabkan kegagalan Handover dikarenakan Neighbor list


yang seharusnya berjalan dengan baik karena ada kesalahan pada arah
pancarannya mencebabkan tidak dapat handover ke site-site tetangganya
karena tidak masuk dalam neighbor list
Solusi : perbaiki feeder yang salah

3. Hardware Problem
BTS sendiri sebenarnya terdiri dari tiga bagian utama. Yakni, tower, shelter
dan feeder. Dari ketiga komponen utama itu, towerlah yang paling jelas
terlihat. Di bawah tower, biasanya ada sebuah bangunan yang biasanya
berukuran 3 x 3 meter. Inilah yang disebut shelter. Di dalam terdapat
berbagai combiner, module per carrier, core module (module ini(, power
supply,

fan

(kipas)

pendingin,

dan

AC

DC

converter

BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal


komunikasi dari/ke MS serta menghubungkan MS dengan network element
lain dalam jaringan GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan menggunakan
radio interface. Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC, dalam hal ini
sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di
bawahnya. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah
BTS pada umumnya berupa tower dengan dilengkapi antena sebagai
transceiver, dan perangkatnya. Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35

km (hal ini sesuai dengan nilai maksimum dari Timing Advance (TA)).
Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu
melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan :
1. meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan
hubungan
2. menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/
menerima sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya
menggunakan satu antena yang sama.
3. mengontrol power yang di transmisikan ke MS.
4. Ikut mengontrol proces handover.
5. Frequency hopping
Hardware problem adalah salah satu penyebab gagalnya handover,
terutama ketika Hardware modul TRX yang bermasalah hal ini cell tidak
dapat meng-handel traffic jadi semua cell yang akan handover atau
menyerahkan traffic ke site yang bermasalah ini akan gagal
Solusi : Troubleshoot Hardware

4. Data Base Problem


Berikutnya kegagalan pada handover bisa disebabkan karena kesalahan atau
ketidak sesuai data base handover pada site, hal ini sangan bebahaya
biasanya hal ini terjadi ketika ada pekerjaan penggantian cell id baru pada
suatu site namun yang sering terlupakan adalah menyesuasikan data base
pada BTS yang baru diganti cell idnya dengan data base pada BTS
tetangganya, hal ini aka menyebabkan kegagalan Handover 100%

Solusi : perbaiki dan sesuaikan Cell Id BTS yang baru diganti cell idnya ke BTS
tetangganya yang termasuk kedalam neighbor list

5. Area Cakupan Radio Jelek


Kegagalan handover terjadi karena sinyal yang diterima Mobile Station
lemah atau MS yang digunakan rusak. Adapun penyebab tingginya
kegagalan handover pada BTS diantaranya disebabkan oleh daya terima
MS yang rendah hanya mencapai -108 sampai -95 dBm, FER yang lebih
besar dari 1 %.

Solusi : perbaiki signal agar MS mendapat sinyal yang bagus

Note : kegagalan handover sangat mengganggu sistim komunikasi


bergerak, akan tetapi kebanyakan Handover juga dapat mengganggu
komunikasi dikarenakan terlalu banyaknya handover akan menyebabkan
lemahnya kualitas suara dan sinyal

Handover PingPong

Handover pingpong terjadi karena pada suatu area pancaran sinyal samasama kuat atau sama-sama lemah tidak ada yang dominan diantara site-site
tersebut yang menyebabkan seringnya terjadi handover dan efek dari sering

terjadinya handover ini akan menyebabkan lemahnya kualitas suara

Analisis : Di sebabkan tidak adanya serving cell yang dominan ( jarak


antara Rx Level berdekatan +/- kurang dari -5 dbm)
Solusi : - Down tilt antenna atau rubah handover threshold parameter.

BAB III

IMPELEMENTASI

III.1 Blok Diagram

III.2 Jenis Handover


Handover dibagi menjadi :
1. Intra-cell HandOver: pemindahan hubungan ke kanal yang berbeda pada satu
BTS yang sama.
2. Intern-cell HandOver: pemindahan hubungan antar BTS yang berbeda dalam
satu BSC

Cara kerja:
1.

BSC minta BTS baru untuk mengaktifkan TCH.

2.

BSC mengirimkan pesan ke MS lewat BTS lama ttg frekuensi dan timeslot
yg dialokasikan.

3.

MS men-tune ke frekuensi baru, dan mengirimkan HO Acces Burst pd time


slot yg benar.

4.

Saat BTS baru mendeteksi adanya HO burst, BTS baru segera menigirimkan
informasi ttg timing advance dan daya output yg digunakan.

5.

MS mengirimkan pesan HO Complete ke BSC via BTS baru.

6.

BSC minta BTS lama untuk melepas TCH lama.

3. MSC intern HandOver: pemindahan hubungan yang terjadi antar BSC dalam satu
MSC

Cara Kerja:
1. BSC lama mengirim pesan HO request ke MSC bersama-sama dengan
identitas target sel.
2. MSC meneruskan pesan tersebut ke BSC baru.
3. BSC baru meminta BTS baru untuk mengaktifkan TCH.
4. BSC baru mengirimkan pesan ke MS lewat MSC,BSC lama,BTS lama yang
berisi informasi tentang frekuensi dan time slot yang dialokasikan oleh BTS
baru.
5. MS men-tune ke frekuensi baru dan mengirim HO Acces Burst pada time
slot yang benar.
6. Saat BTS baru mendeteksi adanya HO burst, kemudian mengirimkan
informasi tentang timing advance dan Daya Output yang digunakan.
7. MS mengirim pesan HO Complete ke BSC lama via BTS baru,BSC baru
dan MSC.
8. BSC baru meminta BSC lama, untuk melepas TCH lama via MSC.
9. BSC lama meminta BTS lama untuk melepas TCH lama.

4. MSC ekstern HandOver: Pemindahan hubungan antar BTS dari MSC yang
berbeda

Cara kerja:
1. BSC lama mengirim pesan HO request ke MSC lama (MSCA) bersama
dengan identitas target sel.
2. MSC-A minta bantuan MSC-B untuk melaksanakan HO.
3. MSC-B mengalokasikan HO number untuk meneruskan panggilan.
Selanjutnya HO request dikirim ke BSC baru baru.
4. BSC baru minta BTS baru mengaktifkan TCH.
5. MSC-B menerima informasi dan meneruskannya ke MSC-A bersama dg
HO number.
6. Link set-up tersebut dimungkinkan lewat PSTN.
7. MSC-A mengirim pesan ke MS yang berisi informasi tentang frek dan time
slot yang dialokasikan.
8. MS men-tune ke frek. Baru dan mengirimkan HO Acces burst pada time
slot yang benar.
9. BTS baru mengirim timing advance dan daya output yang digunakan.
10. MS mengirim pesan HO complete ke BSC lama via BTS baru, BSC baru &
MSC baru.
11. BSC baru minta BSC lama melepas TCH.

12. BSC lama minta BTS lama melepas TCH lama.

III.3 Tujuan Handover


Berdasarkan tujuannya, ada tiga jenis handover, yaitu:
1. Rescue handover : dilakukan untuk menyelamatkan kesinambungan
komunikasi. Dasar pertimbangannya adalah kekuatan sinyal transmisi antara MS
BTS, level signal dan delay propagasi.

2. Confinement handover: dilakukan untuk memperkecil peluang terjadinya


interferensi (MS selalu mencari sel dengan sinyal yang terkuat). Acuannya
adalah kualitas transmisi uplink dan downlink antara MS dan BTS.

3. Traffic handover: dilakukan untuk mengamankan beban sel agar tidak bertahan
dalam kondisi kelebihan beban (overload). Dengan handover, bebannya akan
berkurang, karena pada saat layanan komunikasi diambil alih oleh sel lain secara
praktis sel yang pertama mengalami pengurangan beban trafik percakapan,
khususnya panggilan terakhir ( mengalami unload atas sel tersebut). Ini bisa
terjadi pada lokasi tertentu yang dipadati oleh pengguna komunikasi bergerak
seluler. Acuannya adalah kemampuan MTSO dan BSC untuk mengetahui beban
trafik BTS. MTSO kemudian menetapkan sejumlah MS untuk segera melakukan
handover agar tidak terjadi pembebanan trafik yang berlebih (overload traffic).

Secara umum, untuk pelaksanaan handover perlu dipertimbangkan aspek berikut:


a. Sedapat mungkin MS (Mobile Station pengguna bergerak) tidak merasakan
terjadinya handover, dengan memperpendek waktu dan menggunakan
interpolasi suara.
b. Berusaha memperkecil error pada saat melakukan estimasi kebutuhan handover
c. Diusahakan melakukan sharing dengan menggunakan kanal kanal frekuensi
yang sama pada sel yang berbeda yang ditopang oleh adanya koordinasi antara
sel yang dituju dengan sel yang ditinggalkan.

BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
1. Handoff (HO) adalah pengalihan panggilan dari satu sel ke sel lain ketika
sebuah telepon seluler bergerak melewati wilayah cakupan layanan lintas
sel. Peristiwa ini juga dikenal dengan istilah Handover(HO).
2. Terdapat 2 jenis Handover,yaitu Intra-cell HandOver dan Intern-cell
HandOver.
3. Tujuan dari Handover, yaitu untuk menyelamatkan kesinambungan
komunikasi. Dasar pertimbangannya adalah kekuatan sinyal transmisi
antara MS BTS, level signal dan delay propagasi, memperkecil peluang
terjadinya interferensi (MS selalu mencari sel dengan sinyal yang
terkuat), dan dilakukan untuk mengamankan beban sel agar tidak
bertahan dalam kondisi kelebihan beban (overload).
V.2 Saran
Sebaiknya

kita

perlu

memperhatikan

permasalahan yang

ditimbulkan oleh efek Handover. Pemahaman tentang Handover dapat


memberikan pengayaan dan penguatan pertimbangan bagi seorang
perancang sistem komunikasi seluler bergerak dalam menetapkan ukuran
sel dengan segenap perangkat layanan yang dibutuhkan. Dan secara
khusus, sebagai salah satu faktor signifikan dalam komunikasi lintas sel,
fenomena handover menarik diteliti lebih jauh untuk memelihara
stabilitas sistem komunikasi seluler, terutama dengan makin pesatnya
pertumbuhan jumlah pengguna dengan intensitas komunikasi (outgoing
call dan incoming call) yang sangat tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ejournal-unisma.net/ojs/index.php/resultan/article/download/6/6
http://lecturer.eepisits.edu/~mieke/T11aspekmobilitas%20%5BCompatibility%20Mode%
5D.pdf
http://nic.unud.ac.id/~lie_jasa/materi%20(GSM).pdf
http://budysucks.blogspot.com/2008/03/handover.html
http://scribd.com

Anda mungkin juga menyukai