PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi
sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar dan beragam. Beberapa
sumberdaya tersebut misalnya sumberdaya perikanan tangkap dan perikanan
budidaya, hutan bakau yang yang terdapat disepanjang pantai atau muara sungai,
terumbu karang yang sangat produktif dan khaster dapat di daerah tropis dan
sumber daya lainnya (Syah, 2010).
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus
yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini
disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya
matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi
oleh karangyang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium
karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan
menyususn
substrat
tempat
hidup
karang
lain
dan
ganggang
pengaruh
tekanan
terhadap
keberadaan
ekosistem
akan
datang
dapat
dievaluasi
peningkatan
ataupun
Karang dapat berkembang dengan baik pada perairan yang bersih, bebas
sedimen, dan polusi, perairan yang masih bisa tembus cahaya (fotik), ada benih
(planula), adanya arus, ada substrat untuk menempel, kekeruhan rendah, ada
gelombang, suhu yang paling baik sekitar 18-40 oC dan suhu yang optimal adalah
2325oC, kedalaman air antara 150 meter kedalam optimalnya 25 meter secara
vertikal dan horizontal, dan salinitas antara 3036 % (Nybakken, 1992 dalam
Asriana dan Yuliana, 2012).
Pada umumnya komunitas terumbu karang sangat peka terhadap pengaruh
kegiatan manusia. Bila kerusakan karang telah terjadi maka recovery-nya lambat
mengingat kecepatan pertumbuhan karang juga berlangsung lama. Hasil
pengamatan para ahli menyebutkan bahwa kecepatan tumbuh berkisar antara 2
cmm per tahun untuk brain corals yang massive misalnya pada jenis Diploria
dan Montastrea sampai sekitar 20 cm per tahun untuk karang ranting, misalnya
pada jenis Acropora. Pada kondisi terganggunya lingkungan bisa menyebabkan
selain menurunnya percepatan tumbuh, juga kegagalan mekanisme produksi dan
dalam keadaan sangat ekstrem, reaksi shut down bisa terjadi dimana seluruh zoox
meninggalkan hewan karang yang berujung kepada kematian koloni karang
(Wibisono, 2005).
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian terumbu
karang, tipe terumbu karang, anatomi terumbu karang, syarat tumbuhnya terumbu
karang dan fungsi terumbu karang serta mengetahui studi kasus mengenai
terumbu karang yang berada di beberapa daerah di Indonesia.
Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar para mahasiswa semakain
paham dengan ekosistem terumbu karang serta dapat membahasnya melalui studi
kasus yang dipelajari.
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.Lapisan tubuh karang, dengan sel penyengat dan zooxanthellae didalamnya.
Tampak sel penyengat dalam kondisi tidak aktif dengan yang sedang aktif.
(Asriana dan
Yuliana, 2009).
Dalam Wibisono (2005) syarat lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan
karang, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Perairan harus cukup cerah dan tidak dipengaruhi erosi dari muara sungai
Perairan relatif tenang (tidak banyak berombak)
Salinitas cukup (30 32 o/oo)
Fluktuasi suhu maksimum dan minimum dari air laut tidak terlalu besar yaitu
27oC
5. Cukup makanan, baik berupa zat hara maupun plankton
6. Pertumbuhan optimal pada kedalaman kurang dari 35 meter, walaupun masih
mungkin tumbuh sampai pada kedalaman kurang dari 100 meter tergantung
tingkat kecerahan.
Oleh karena itu, ekosistem terumbu karang serta biota yang bersosiasi dengan
terumbu karang tersebut sangat sensitif terhadap berbagai hal seperti: aliran air
tawar yang berlebihan yang dapat menurunkan nilai salinitas perairan, beban
sedimen dapat mengganggu biota yang mencari makan mellaui proses
penyaringan (filter feeder), sehu ekstri yitu suhu di luar batas suhu toleransi
terumbu karang, polusi seperti biosida dari aktivitas pertanian yang masuk ke
perairan lokal, kerusakan terumbu, seperti yang disebabkan oleh badai siklon dan
jangkar perahu, dan beban nutrien yang berlebihan yang menyebabkan
berkembangnya alga secara berlebihan sehingga dapat menutupi dan membunuh
organisme koral atau timbulnya blooming dari fitoplankton yang dapat
menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga tingkat fotosintesis ari koral
menurun (Dahuridkk, 2004).
Fungsi Terumbu Karang
Adapun fungsi terumbu karang antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai tempat bertedur (shelter) dan tempat mencari mankan bagi sebagian
biota laut.
2. Sebagai penahan erosi pantai karena deburan ombak
3. Sebagai cadangan sumber daya alam (natural stock) untuk berbagai jenis biota
yang bernilai ekonomi penting seperti:
Jenis-jenis ikan hias, misalnya : Amphiprion sp., Pomacantus
(Lutianussp.).
Berbagai jenis kerang-kerangan (Bivalvia) dan Moluxca/Gastropoda.
Berbagai jenis ganggang laut (sea weed), misalnya: Eucheuma
7. Sebagai sumber bahan dasar untuk obat-obatan dan kosmetik seperti alga dan
rumput laut
8. Sebagai sumber bibit budidaya dan menjunjang kegiatan pendidikan dan
penelitian.
Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Kelestarian Terumbu Karang
Ekosistem terumbu karang serta biota yang berasosiasi degan terumbu
karang tersebut sangat sensitif terhadap berbagai hal seperti: (1) aliran air tawar
yang berlebihan yang dapat menurunkan nilai salinitas perairan; (2) beban
sedimen dapat mengganggu biota yang mencri makan melalui proses penyaringan
(filter feeder); (3) suhu ekstrim, yaitu suhu diluar batas suhu toleransi terumbu
karang; (4) populasi seperti biosida dari aktivitas pertanian yang masuk ke
perairan lokal; (5) kerusakan terumbu, seperti yang disebabkan oleh badai silkon
dan janggkar perahu; dan (6) beban nutrien yang berlebihan yang menyebabkan
berkembangnya alga secara berlebihan sehingga dapat menutupi dan membunuh
organisme koral atau timbulnya blooming
10
Pencemaran
Membuang sauh/jangkar di lokasi terumbu karang
Rusak karena terinjak oleh wisatawan
Pencungkilan karang
Penangkapan ikan karang dengan dinamit
Over exploitasi terumbu karang
Buangan bekas jaring/jala ikan atau gill-net yang kusut sehingga karang terlilit
Pembabatan hutan mangrove tanpa kendali ataupun penghilangan hutan
mangrove
i. Pembangun di wilayah pesisir tanpa kearifan lingkuangn (Wibisono, 2005).
Penyebab utama berikutnya terjadinya degradasi terumbu karang adalah
akibat pengelolaan pantai dan daerah hulu yang kurang baik sehingga tingginya
tinggkat sedimentasi yang masuk ke perairan dan menutupi terumbu karang.
Kehilangan terumbu karang juga terjadi secara alami misalnya oleh badai dan
pemangsaan predator. Sebagai contoh, terjadinya kerusakan karang oleh bintang
laut pemakan karang di beberapa temoat diwilayah tropis Pasifik. Diperkirakan
bahwa kerusakan yang ditimbulkan oleh organisme tersebut dapat menghilangkan
fungsi pelindung dari terunbu karang yang akhirnya mengancam stabilitas
wilayah pantai. Kerusakan terumbu karang secara alami dapat juga diakibatkan
pencampuran massa air yang lebuh dingin (Dahuri dkk, 2004).
studi kasus:
PengaruhKegiatan Pembangunan padaEkosistemTerumbuKarang:
StudiKasusEfekSedimentasidi Wilayah PesisirTimurPulauBintan
Pada tahun 1996 diperkirakan luas terumbu karang di perairan Bintan
adalah 16.860,5 hektar. Pengamatan di lapangan atas terumbu karang yang
11
12
digambarkan
melalui
suatu
model
dinamika
sistem.
Hasil
simulasi
altematif,
(2)
keserakahan
dari
pemilik
modal,
(3)
13
PENUTUP
Kesimpulan
1. Terumbu karang adalah kumpulan hewan bersel satu yang membentuk kolon
dan mempunyai rumah yang terbuat dari bahan kapur (Ca-Karbonat).
2. Berdasarkan tipe tumbuhnya karang, maka terumbu karang dibedakan menjadi
3 tipe dasar, yakni : Karang tepi (Fringing reefs), Karang pembatas (Barrier
Reefs) dan Karang Atoll.
14
3. Karang atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri dari : Mulut,
Rongga tubuh, dan dua lapisan tubuh yaitu ektodermis dan endodermis.
4. Syarat lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan karang, yaitu :Perairan harus
cukup cerah dan tidak dipengaruhi erosi dari muara sungai, perairan
relatifsalinitas cukup (30 32 o/oo), fluktuasi suhu maksimum dan minimum
dari air laut tidak terlalu besar yaitu 27o C, cukup makanan baik berupa zat
hara maupun plankton, pertumbuhan optimal pada kedalaman kurang dari 35
meter, walaupun masih mungkin tumbuh sampai pada kedalaman kurang dari
100 meter tergantung tingkat kecerahan.
5. Adapun fungsi terumbu karang antara lain sebagai berikut : Sebagai tempat
bertedur (shelter) dan tempat mencari mankan bagi sebagian biota laut,
sebagai penahan erosi pantai karena deburan ombak, sebagai cadangan sumber
daya alam (natural stock) untuk berbagai jenis biota, dan lain-lain.
Saran
Adapun saran untuk penulisan makalah ini adalah semoga kedepannya
laboratorium dapat memadai untuk digunakan dalam proses praktikum. Untuk
para asisten semoga kiranya selalu memberikan ilmu kepada para praktikan agar
semua yang dipraktikumkan dapat dimengerti praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
15