SINDROMA STEVEN
JOHNSON
Oleh :
Hadi Pramono
Pembimbing :
Dr. Buih Amartiwi , Sp.KK
Identitas Pasien
Nama
: Ny. W
Jenis kelamin
: Wanita
Usia
: 26 tahun
Alamat
: pasuruan
Agama
: Islam
Masuk Tanggal
: 04 agustus 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
: Kulit terasa panas
Keluhan Tambahan : Gatal dan perih di seluruh badan dan bibir,
penglihatan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang
:
1 minggu SMRS pasien datang berobat ke rs dikarenakan kepala
terasa sakit. Setelah berobat ke rs pasien mendapatkan 2 buah
obat minum , berwarna putih dengan bentuk lonjong dan bulat
yang diminum 3 kali sehari dan obat suntik yang langsung
disuntikkan pada itu juga , obat bewarna merah dan disuntukkan
di daerah pantat. Tetapi obat minum maupun obat suntik, pasien
tidak mengetahui nama obatnya. Setelah 5 hari SMRS tidak
dirasakan perubahan setelah minum obat akan tetapi pasien
mengeluhkan demam, lemas pandangan kabur, dan disertai
timbul bintik-bintik merah di wajah ,dan terasa nyeri .Hari ke 3
SMRS, bintik-bintik tersebut berisi cairan dan menyebar ke seluruh
wajah dan leher disertai rasa gatal, termasuk sekitar bibir
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHgk
RR
: 20 x/menit
Nadi : 94 x/menit
Suhu: 36,7 oC
Kepala : Normochephal, Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/ Dada
: retraksi (-) , simetris
Thoraks
:
Cor
Inspeksi
: Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba pada SIC V LMC Sinistra
Perkusi : Batas atas jantung SIC III linea parasternalis sinistra, batas
jantung kanan SIC V linea parasternal dextra, batas jantung kiri SIC V 1 jari medial LMC sinistra,
Auskulutasi : BJ I-II regular, murmur (-), Gallop (-)
Paru-paru
Inspeksi
: Simetris, tidak terlihat massa
Palpasi :Fremitus vokal dan fremitus taktil simetris di kedua
hemitoraks
Perkusi : Sonor di kedua hemitoraks dekstra dan sinistra
Auskultasi: Vesikuler di seluruh lapang paru, rhonki -/-, wheezing -/
Abdomen :
Inspeksi
:datar, tidak terlihat massa
Palpasi :nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi: BU (+)
Ekstremitas : edema (-/-) sianosis (-/-)
STATUS DERMATOLOGIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 9,9 gr/dl
Ht : 42%
Led : 10 mm/jam
Leukosit : 4.0 / ul
Basofil : 0 %
Eosinofil : 3 %
Batang : 1 %
Segmen : 53 %
Limposit : 28 %
Monosit : 15 %
Trombosit : 366.000 /ul
SGOT : 77 u/l
SGPT : 16 u/l
Ureum : 31 mg/dl
Creatinin : 1,5 mg/dl
Gula darah sewaktu : 93 mg/dl
Natrium :139 mmo/L
Kalium :4,2 mmo/L
calcium :9,5 mg/dl
clorida : 108 mmo/L
DIAGNOSA BANDING
Steven Johnson Syndrome
NET
Eritema multiformis
DIAGNOSA KERJA
Steven Johnson Syndrome
PENATALAKSANAAN
Umum : intake cairan/ electrolit (IV) , menghentikan obat pencetus SJS
Topikal :
Kompres pz di muka dan leher
Salep antibiotik gentamicin 0,3% pada mata
Sistemik :
Inj dexametason 3x5mg
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Definisi
Sindrome steven johnson merupakan
sindrom yang mengenai kulit, selaput
lendir di orifisium, dan mata dengan
keadaan umum bervariasi dari ringan
sampai berat. Kelainan pada kulit berupa
eritema, vesikel/bula, dapat disertai
purpura
epidemiologi
etiologi
Infeksivirus
jamur
koksidioidomikosis, histoplasma
bakteri
parasit
salmonela
malaria
Obat
Makanan
Fisik
Lain-lain
Coklat
udara dingin, sinar matahari, sinar X
penyakit kolagen, keganasan, kehamilan
Patogenesis
Gejala klinis
Ruam
Lepuh dalam mulut, mata, kuping, hidung atau alat kelamin
Kulit berupa eritema, papul, vesikel, atau bula secara simetris pada hampir seluruh
tubuh. Vesikel dan bula kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas. Di
samping itu dapat juga terjadi purpura. Pada bentuk yang berat kelainannya
generalisata
Mukosa di orifisium. Tersering pada mukosa mulut (100%), kemudian disusul oleh
kelainan di lubang alat genital (50%), sedangkan lubang hidung dan anus jarang
(masing-masing 8% dan 4%). Kelainannya berupa vesikel, bula, yang cepat memecah
menjadi erosi, ekskoriasi, perdarahan dan kusta berwarna merah atau kehitaman. Bula
terjadi mendadak dalam 1-14 hari gejala prodormal. Di mukosa mulut juga dapat
terbentuk pseudomembran. Di bibir kelainan yang sering tampak ialah krusta berwarna
hitam tebal. Lesi di mukosa mulut dapat juga terdapat di faring, traktus respiratorius
bagian atas, dan esophagus. Stomatitis dapat menyebabkan pasien sukar/tidak dapat
menelan. Adanya pseudomembran di faring dapat menyebabkan keluhan sukar
bernapas.
Pada mata terjadi: terjadi pada 80% dari semua kasus, konjungtivitis (radang selaput
yang melapisi permukaan dalam kelopak mata dan bola mata), konjungtivitas kataralis ,
blefarokonjungtivitis, iritis, iridosiklitis, simblefaron, kelopak mata edema dan sulit
dibuka, pada kasus berat terjadi erosi dan perforasi kornea yang dapat menyebabkan
kebutaan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis banding
Diagnosis Banding
PENATALAKSANAAN
Terima kasih