Anda di halaman 1dari 48

PRESENTASI

KASUS
SEORANG

PEREMPUAN USIA 51 TAHUN


DENGAN
PNEUMONIA KOMUNITAS

Oleh:
Rachma Dinar O G99141027 Nur Dwi Fajarini
G99141030
Sintin Khotijah P G99141028 Eli Dwy P
G99141031
Pembimbing:
Heigy Mutiha P
G99141029
Bani Zakiyah
Dr. Reviono, dr., Sp.P (K)
G99141152

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2015

I. STATUS PENDERITA
A. Anamnesis
IdentitasPasien
Nama Pasien
Usia

: Ny. P

Jenis Kelamin
Status

: Perempuan

Pekerjaan
Agama

: 51 tahun
: Menikah
: Ibu Rumah Tangga
: Islam

Alamat
: Karanganyar
Tanggal Masuk
: 5 Mei 2015
Tanggal Pemeriksaan : 5 Mei 2015
No. RM

: 00726824

Keluhan Utama
Batuk

RPS
Pasien datang dengan keluhan batuk. Batuk dirasakan
sejak 2 minggu SMRS. Batuk berdahak dengan dahak
kental warna putih kekuningan, batuk darah (-). Empat hari
SMRS batuk dirasakan semakin sering dan memberat disertai
jumlah dahak yang semakin banyak. Pasien juga mengeluh
sesak nafas sejak 4 hari yang lalu bersamaan dengan batuk
yang memberat. Sesak tidak dipengaruhi oleh perubahan
posisi, aktivitas, cuaca, dan paparan iritan maupun allergen,
mengi (-). Sesak nafas yang memberat hingga terbangun di
malam hari (-), bengkak di tungkai (-).
Demam terus-menerus dirasakan sejak 4 hari SMRS
sampai pasien menggigil. Sebelumnya pasien merakan
demam sumer-sumer sejak kurang lebih seminggu yang lalu.
Nyeri dada (-), keringat malam (-), nafsu makan
menurun disertai penurunan berat badan kurang lebih 1 kg
sejak pasien sakit. Pasien tidak merasa mual maupun
muntah, BAK dan BAB tidak ada kelainan.

RPD
Riwayat OAT
Riwayat Asma
Riwayat Hipertensi

Captopril
Riwayat Diabetes Melitus
yll,
Metformin
Riwayat Alergi
disangkal
Riwayat Penyakit Jantung
Riwayat Mondok
DM

: disangkal
: disangkal
: (+) 7 th yll,
terkontrol
: (+) 10 th
terkontrol
:
: disangkal
: (+) 7 th yll

RPK
Riwayat Sesak Napas
:
disangkal
Riwayat Hipertensi
:
disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat DM
: (+)
ayah
RP Kebiasaan
Riwayat Asma dan Gizi
:
disangkal
Riwayat Merokok
:
disangkal
Riwayat
Alergi
:
disangkal
Riwayat Minum alkohol
:
disangkal
RP Sosial
dan
Ekonomi
Riwayat Olahraga
:
Pasien
IRT dirawat dengan fasilitas BPJS
disangkal

I. STATUS PENDERITA
B. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum sakit sedang, compos Mentis
E4V5M6, gizi kesan baik.

Tanda Vital
Tekanan darah
: 150/90mmHg.
Nadi
:98x/ menit, isi dan tegangan
cukup,
irama teratur.
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 38,6 0C per aksiler
SiO2
: 95% (dengan oksigen ruang)

Bunyi jantung I-II


reguler, bising (-)
batas jantung tidak
melebar
Paru Anterior :
I : Statis : permukaan dada
ka=ki;
Dinamis :
Pengembangan dada
kanan = kiri
Retraksi sela iga (-)
P: Fremitus raba kanan =
kiri
P: sonor / sonor
A: SDV (+/+), RBK (+/+)
Wheezing (-/-)
Paru Posterior :
I : Statis : permukaan dada
ka=ki;
Dinamis :
Pengembangan dada
kanan = kiri
Retraksi sela iga (-)
P: Fremitus raba kanan = kiri
P: sonor / sonor
A: SDV (+/+), RBK (+/+)
wheezing(-/-)

Mata : konjungtiva pucat


-/sklera ikterik -/Mulut : sianosis (-), bibir
pecah-pecah (-) Pharynx
Hiperemis (-)

Leher : JVP tidak


KGB tidak membesar

Thoraks: Simetris, Retraksi


sela iga (-), venektasi (-)
Abdomen
Inspeksi
: dinding
perut // dinding dada,
venektasi (-)
Auskultasi: peristaltik (+)
normal
Perkusi : timpani, asites
(-)
Palpasi : flat, supel, nyeri
tekan epigastrium (-),
Oedem
(-/-),tidak
Akralteraba
dingin
hepar
& lien
(-/-), Clubbing finger (-/-)

C. Pemeriksaan
Hasil Laboratorium 5 Mei 2015
Penunjang
Hemoglobin
Hematokrit

: 11,7 gr/dl
: 38 %

Anthal Eritrosit
Anthal Leukosit
Anthal Trombosit

(12,0-15,6)
(33-45)

: 3.54 x 106 /ul


: 24.5 x 103 /ul

(4,5-11,0)

: 311 x 103 / ul

(150-450)

: 259 mg/dl

(60-140)

Gol Darah
GDS

:B

Ureum
Creatinin

: 59 mg/dl

(<50)

: 2.5 mg/dl

(0,9-1,3)

Albumin
SGOT

: 3,7 g/dl
: 25 u/L

(0-35)

SGPT
Natrium

: 14 u/L

(0-45)

Kalium
Khlorida

(4,50-5,90)

(3.2-4.6)

: 126 mmol/L
: 3.9 mmol/L
: 95 mmol/L

(136-145)
( 3.3-5.1)
( 98-106)

C. Pemeriksaan
Analisa Gas Darah tanggal 5 Mei 2015
Penunjang
pH
7,450)
BE
+3)
PCO2
PO2

: 7.510

(7,350-

: -5.4 mmol/L

(-2 sampai

: 22.0 mmHg

(27,0-41,0)

: 98.0 mmHg

(83,0-108,0)

Hematokrit
: 38 %
HCO3
: 21.5 mmol/L

(37-50%)
(22,0-28,0)

Total CO2

: 18.3 mmol/L

(19,0-24,0)

: 98.0 %

(94,0-98,0)

O2 saturasi
HbsAg

: non reaktif

Kesan:
Alkalosis respiratorik terkompensasi

C. Pemeriksaan
Foto Thoraks PA/lateral 5 Mei 2015
Penunjang

C. Pemeriksaan
Foto Thoraks PA/lateral 5 Mei 2015
Penunjang
Trakea di tengah. Sistema tulang baik.
Cor : Besar dan bentuk normal
Pulmo : Tampak infiltrat dengan air
bronchogram (+) di paracardial kanan.
Tampak perselubungan di paracardial kiri.
Sinus costophrenicus kanan tertutup
perselubungan, kiri tajam
Retrosternal space dan retrocardiac space
dalam batas normal. Hemidiafragma kanan
kiri normal.

Kesan:
Pneumonia

D. Resume
Batuk sejak 2 minggu yll. Berdahak
warna putih kekuningan, darah (-).
Memberat sejak 4 hari SMRS disertai sesak
nafas yang tidak dipengaruhi oleh
perubahan posisi, aktivitas, cuaca, paparan
iritan maupun allergen, mengi (-), bengkak
di tungkai (-), dan sering terbangun di
malam hari (-).
Demam menggigil sejak 4 hari SMRS.
Demam sumer-sumer sebelumnya (+).
Nyeri dada (-), keringat malam (-), nafsu
makan menurun disertai penurunan berat
badan (+), mual muntah (-)

D. Resume
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi
150/90mmHg, nadi 98x/menit, RR
24x/menit, dan suhu 38,60C per aksiler.
Inspeksi dada pengembangan kanan = kiri,
palpasi fremitus raba kanan = kiri, perkusi
sonor dikedua lapang paru, auskultasi
didapatkan suara dasar vesikuler di kedua
lapang paru, didapatkan pula RBK di kedua
lapang paru.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
leukositosis (AL 24.5 x 103 /uL),
hiperglikemia (GDS 259 mg/dl),
hiponatremia (126 mmol/L), hipochloremia
(95 mmol/L).

D. Resume
Pada pemeriksaan radiologis didapatkan
infiltrat dengan air bronchogram (+) di
paracardial kanan. Tampak perselubungan
di paracardial kiri.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang mengarah ke
pneumonia.
Dari hasil perhitungan Pneumonia Severity
Index (PSI) didapatkan : Total PSI 91 KR IV

E. Diagnosis Banding
Pneumonia komuniti
TB paru

F. Diagnosis
Pneumonia komuniti PSI 91 KR IV
Presumtif TB
Diabetes Mellitus tipe II (diagnosis
penyakit dalam)
Hipertensi stage I (diagnosis jantung)

G. Masalah
Hiponatremi
Hipochloremia

H. Terapi

O2 2 lpm kanul
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Ceftriaxon inj 2 gr / 24 jam
Azithromycin 1 x 500 mg
N acetylsystein 3 x 200mg
Paracetamol 3 x 500 mg k/p
Vit B comp 3x1

I. Prognosis
Ad vitam: dubia
Ad sanam : dubia
Ad fungsionam : dubia

J. Plan
Sputum Mo/ Gr/ K/ R
Sputum BTA 3x SPS + Kultur BTA

Tangg
al

6/5/2015

7/5/2015

S:

Batuk (+), Demam (+)

batuk berkurang, demam (-)

O : VS

150/90,
100x/mnt
25x/mnt
38,0 C
96% (2lpm)

130/80mmHg.
89 x/ menit, isi dan tegangan
cukup, irama teratur.
23 x/menit
37,7 0C per aksiler
98% (2 lpm)

Inspeksi statis : Simetris,ddg dada ki=


ka
Inspeksi dinamis: Pengembangan
dada kiri = kanan
Palpasi: Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi :Suara dasar vesikuler (+/
+), Ronkhi basah kasar (+/-),
wheezing (-/-)

Inspeksi statis: Simetris, ddg dada


ki = ka
Inspeksi dinamis: Pengembangan
dada kiri = kanan
Palpasi: Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi:Suara dasar vesikuler
(+/+), Ronki basah kasar (+/-),
wheezing (-/-)

Inspeksi statis: Simetris, ddg dada ki


= ka
Inspeksi dinamis: Pengembangan
dada kiri = kanan
Palpasi: Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi:Suara dasar vesikuler (+/
+), Ronkhi basah kasar (+/-),
wheezing (-/-)

Inspeksi statis: Simetris, ddg dada


ki = ka
Inspeksi dinamis: Pengembangan
dada kiri = kanan
Palpasi: Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi:Suara dasar vesikuler
(+/+), Ronki basah kasar (+/-),
wheezing (-/-)

Tanggal

6/5/2015

7/5/2015

Hasil Pemeriksaan Sputum tanggal


6 Mei 2015
Bahan : Sputum
Pemeriksaan BTA : S :
P : Negatif
S : Negatif
Pengecatan Gram : ditemukan
kuman gram positif coccus,
leukosit 5-25/LPB, epitel 0-1/LPB
A

1. Pneumonia komuniti PSI 91 KR


IV
2. Diabetes Mellitus tipe II
(diagnosis penyakit dalam)
3. Hipertensi stage I (diagnosis
jantung)

O2 2 lpm
Infus NaCl 0.9% 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 2 g/ 24 jam
Azithromycin 1 x 500 mg
N Asetil Cystein 3x200 mg
Paracetamol 3 x 500 mg k/p
Vit B complex 3x1

1. Pneumonia komuniti PSI 91 KR IV


2. Diabetes Mellitus tipe II
(diagnosis penyakit dalam)
3. Hipertensi stage I (diagnosis
jantung)

O2 2 lpm
Infus NaCl 0.9% 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 2 g/ 24 jam
Azithromycin 1 x 500 mg
N Asetil Cystein 3x200 mg
Paracetamol 3 x 500 mg k./p
Vit B complex 3x1

Tangga
l

8/5/2015

9/5/2015

S:

sesak napas berkurang, batuk


berkurang

sesak napas berkurang, batuk


berkurang

O : VS

140/90
82x/mnt, isi dan tegangan cukup,
irama teratur.
22x/mnt
37,4 0C
98% (2lpm)

140/90mmHg.
90 x/ menit, isi dan tegangan cukup,
irama teratur.
22 x/menit
36,80C per aksiler
98%

Inspeksi statis: Simetris, ddg dada ki =


ka
Inspeksi dinamis: Pengembangan
dada ki = ka
Palpasi: Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi:Suara dasar vesikuler (+/
+), Ronki basah kasar (-/-), wheezing
(-/-)

Inspeksi statis: Simetris,ddg dada ki


= ka
Inspeksi dinamis: Pengembangan
dada ki = ka
Palpasi: Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi :Suara dasar vesikuler (+/
+), Ronki basah kasar (-/-), wheezing
(-/-)

Inspeksi statis: Simetris, ddg dada ki =


ka
Inspeksi dinamis: Pengembangan
dada ki = ka
Palpasi: Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi:Suara dasar vesikuler (+/
+), Ronki basah kasar (-/-), wheezing
(-/-)

Inspeksi statis: Simetris, ddg dada


kir= ka
Inspeksi dinamis: Pengembangan
dada kiri = kanan
Palpasi: Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi:Suara dasar vesikuler (+/
+), Ronki basah kasar (-/-), wheezing
(-/-)

Tangg
al

8/5/2015

8/5/215

Hasil Pemeriksaan Kultur


Resistensi
Detected Organism: Enterobacter
Interpretatio
Antimikrobial
MIC
Aeroginosa
n

Pemeriksaan Laboratorium
Darah 8 Mei 2015
Hemoglobin: 12,3 gr/dl (12,015,6)
Hematokrit: 35 % (33-45)
AE: 4,7 x 106 /ul (4,50-5,90)
AL : 6,1 x 103 /ul (4,5-11,0)
AT : 326 x 103 / ul(150-450)

ESBL

Ampicillin
Ceftriaxon
Ceftazidime

16
<= 1
<= 1
<=
0,25
<= 1
<= 2
<=
0,25
<= 20

Ciprofloxacin
Gentamisin
Amikacin
Meropenem
Cotrimoxazole

8/5/2015
A

Resistance
Sensitive
Sensitive
Sensitive
Sensitive
Sensitive
Sensitive
Sensitive

1. Pneumonia komuniti PSI 91 KR


IV
2. Diabetes Mellitus tipe II
(diagnosis penyakit dalam)
3. Hipertensi stage I (diagnosis
jantung)
Infus NaCl 0.9% 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 2 g/ 24 jam
N Asetil Cystein 3x200 mg
Paracetamol 3 x 500 mg k./p

9/5/2015
1. Pneumonia komuniti PSI 91 KR
IV
2. Diabetes Mellitus tipe II
(diagnosis penyakit dalam)
3. Hipertensi stage I (diagnosis
jantung)
Infus NaCl 0.9% 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 2 g/ 24 jam
N Asetil Cystein 3x200 mg
Vit B complex 3x1

II. ANALISIS KASUS


Dasar Diagnosis
Anamnesis

Dasar Diagnosis
Pem

Pneumonia Severity
Index (PSI)
Wanita usia 51 tahun

= 41

Glukosa >13,9 mmol/L = 10


Natrium < 130 mEq/L
BUN 10,7 mmol/L

= 20
= 20

___________________________ +
=91
(kategori risiko sedang)

III. TINJAUAN PUSTAKA


A. Anatomi Pulmo

B. Definisi Pneumonia
Peradangan parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis, bronkiolus respiratorius, dan alveoli
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran
gas setempat oleh mikroorganisme

C. Epidemiologi
Infeksi saluran napas terbanyak yang dapat
menyebabkan kematian di seluruh dunia
Dapat menyerang siapa saja, tapi lebih banyak
ditemukan pada anak-anak
Berdasar Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, menunjukkan, prevalensi nasional ISPA: 25,5%

D. Etiologi
Penyebab : bakteri, virus,
jamur, dan protozoa (yang
tersering adalah bakteri
gram positif Streptococcus
Pneumonia)
Kuman penyebab sesuai
klinis

Communityy-acquired
acute
pneumonia
Streptococcus pneumonia
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
Staphylococcus aureus
Legionella pneumophila
Enterobacteriaceae (Klebsiella pneumoniae)
and Pseudomonas spp.
Community-acquired
atypical

pneumonia
Mycoplasma pneumonia
Chlamydia spp. (C. pneumoniae, C. psittaci, C.
trachomatis)
Coxiella burnetii (Q fever)
Viruses: respiratory syncytial virus,
parainfluenza virus (children); influenza A and
B (adults); adenovirus
(military recruits); SARS virus
Hospital-acquired pneumonia

Gram-negative rods, Enterobacteriaceae


(Klebsiella spp., Serratia marcescens,
Escherichia coli) and
Pseudomonas spp.
Staphylococcus aureus (usually penicillin
resistant)
Pneumonia kronis

Nocardia
Actinomyces
Granulomatous: Mycobacterium tuberculosis
and atypical mycobacteria, Histoplasma
capsulatum,
Coccidioides immitis, Blastomyces
dermatitidis

E.

Berdasar

F. Patofisiologi Pneumonia

Stadium Pneumonia

G. DASAR DIAGNOSIS
1. Gambaran Klinis dan Pemeriksaan Fisik
Biasanya didaului infeksi saluran nafas akut
Sesak Nafas
Gejala
Minior

Nyeri Dada
Konsolidasi paru
Lekosit > 12.000//L

Pemeriksaan fisik

Dada yg sakit tertinggal


Fremitus taktil meningkat
Perkusi Redup
Suara bronkhovesikuler sampai bronkial kadang melemah
Ronkhi halus Ronkhi basah kasar pada stadium resolusi

2. Pemeriksaan Laboratorium

Darah
Lekosit >
10.000/ul
sampai 30.000/ul
Hitung jenis
lekosit
pergeseran ke
kiri
Peningkatan LED

AGD

Etiologi

Hipoksemia

Dahak

Hiperkarbia

Kultur darah

Asidosis
respiratorik

Serologi

3. Gambaran
Radiologis

Perselubungan/konsolidasi homogen atau


inhomogen sesuai lobus atau segment paru,
berbatas tegas, meski mulanya kurang jelas.
Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler. Pada
masa resolusi sering tampakAir Bronchogram.
Silhouette sign(+) : bermanfaat untuk menentukan
letak lesi paru ; batas lesi dengan jantung hilang,
berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung
atau di lobus medius kanan.
Bila pada lobus inferior, sinus phrenicocostalis yang
paling akhir terkena.
Seringkali komplikasi efusi pleura.
Volume paru tidak berubah.

A. Pneumonia
Lobaris

Perselubungan
pada lapangan
paru bagian atas.

Gambaran gabungan konsolidasi


berdensitas tinggi pada satu
segmen/lobus (lobus kanan bawah
PA maupun lateral) atau bercak yang
mengikutsertakan alveoli yang
tersebar. Air bronchogram biasanya
ditemukan pada pneumonia jenis ini.

A. Pneumonia
Lobaris

Gambaran hiperdens di lobus


atas kiri sampai ke perifer.

B. Bronchopneumonia (Pnemonia
Lobularis)

Tampak konsolidasi tidak


homogen di lobus atas kiri
dan lobus bawah kiri.

Tampak gambaran
opak/hiperdens pada
lobus tengah kanan,
namun tidak menjalar
sampai perifer.

C. Penumonia
Insterstisial
Terjadi edema
dinding bronkioli
dan juga edema
jaringan
interstitial
prebronkial.
Bayangan udara
pada alveolus
masih terlihat,
diliputi oleh
perselubungan
yang tidak
merata.

C. Penumonia
Insterstisial

Pria,19 tahun. (A) Menunjukan area konsolidasi di


percabangan peribronkovaskuler yang irreguler. (B) CT
Scan pada hasil follow up selama 2 tahun menunjukan
area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang
menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

4. Pemeriksaan
Bakteriologis

Sampel

Pengambilan Dahak

Kumur-kumur dengan akuades


biasa

Inspirasi dalam
membatukkan dahak

Ditampung dalam botol steril,


ditutup rapat

Aspirasi nasotrakeal/
transtrakeal

Dikirim ke laboratorium (<


4jam)

Jika sulit mengeluarkan


dahak, dinebu NaCl 3%.

Torakosintesis

Kriteria memenuhi syarat


apusan langsung PMN >25/lpk
dan sel epitel <10/lpk

Sputum

Darah

Bronkoskopi

Biopsi

H. DIAGNOSIS BANDING
1. Tuberkulosis
Paru (TB)

Infeksi menular M.
tuberkulosis.
Batuk lama produktif >
3minggu, nyeri dada,
hemoptisi dan demam,
menggigil, keringat
malam, lemas, hilang
nafsu makan, penurunan
berat badan
Tampak gambaran cavitas pada
paru lobus atas kanan pada foto
thorax proyeksi PA

2.
Atelektasis

Pengembangan
paru tidak
sempurna, alveolus
yang terserang
kolaps
Gambaran
pneumonia tanpa
air bronchogram
Penarikan jantung,
trakea,
mediastinum ke
arah sakit,
penyempitan SIC,
toraks asimetris

Atelektasis pada foto thorax


proyeksi PA

3. Efusi
Pleura

Gambaran pneumonia
tanpa air
bronchogram
Penambahan volume
pendorongan
jantung, trakea,
mediastinum ke arah
sehat
Meniskus sign (+)
Efusi pleura pada foto thorax
posisi PA

I. PENATALAKSANAAN
1. Pemberian
Antibiotik
Tabel 3.3. Rekomendasi Terapi Empiris (ATS 2001)
Katego
Keterangan
ri

Kuman Penyebab Obat Pilihan I

Obat Pilihan II

- Usia
penderita <
65 tahun
Katego - Penyakit
ri I
Penyerta (-)
- Dapat
berobat
jalan

- Siprofloksasin
S.pneumonia
2x500mg atau
M.pneumonia
Ofloksasin
2x250 mg
C.pneumonia
2x400mg
- -Azitromisin
H.influenzae
- Levofloksasin
1x500mg
Legionale sp
1x500mg atau
- Rositromisin
S.aureus
Moxifloxacin
2x150 mg
M,tuberculosis
1x400mg
atau 1x300
Batang Gram (-)
- Doksisiklin
mg
2x100mg

- Usia
penderita >
65 tahun
Katego - Peny.
ri II
Penyerta (+)
- Dapat
berobat
jalan

S.pneumonia
H.influenzae
Batang gram(-)
Aerob
S.aures
M.catarrhalis
Legionalle sp

- Klaritromisin

- Sepalosppori
n generasi 2
- Trimetroprim
+
Kotrimoksaz
ol
- Betalaktam

Makrolid
Levofloksasin
Gatifloksasin
Moxyfloksasin

Tabel 3.3. Rekomendasi Terapi Empiris (ATS 2001)

Kategori Keterangan

Kuman Penyebab

Obat Pilihan I

Obat Pilihan II

- Pneumonia
berat.
- Perlu
Kategori
dirawat di
III
RS,tapi
tidak perlu
di ICU

- S.pneumoniae
- H.influenzae
- Polimikroba
termasuk Aerob
- Batang Gram (-)
- Legionalla sp
- S.aureus
- M.pneumoniae

- Sefalosporin
Generasi 2
atau 3
- Piperasilin +
- Betalaktam +
tazobaktam
- Penghambat
- Sulferason
Betalaktamase
+makrolid

- Pneumonia
berat
Kategori
- Perlu
IV
dirawat di
ICU

- S.pneumonia
- Legionella sp
- Batang Gram (-)
aerob
- M.pneumonia
- Virus
- H.influenzae
- M.tuberculosis
- Jamur endemic

- Sefalosporin
generasi 3
(anti
pseudomonas)
+ makrolid
- Sefalosporin
generasi 4
- Sefalosporin
generasi 3 +
kuinolon

- Carbapenem/
meropenem
- Vankomicin
- Linesolid
- Teikoplanin

2. Terapi suportif
umum

Terapi O2 PaO2 80-100 mmHg /saturasi 95-96%

Nebulizer untuk pengenceran dahak


Fisioterapi dada
Pengaturan cairan.
Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat.
Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin jika
komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal
prerenal.
Ventilasi mekanis, indikasi intubasi dan pemasangan
ventilator pada :
Hipoksemia persisten
Gagal napas
Respiratory arrest.
Retensi sputum yang sulit diatasi secara
konservatif.
Drainase empiema bila ada.

3. Terapi sulih (switch


terapy)
Dari ranap perubahan obat suntik ke
oral jika pasien stabil dan perbaikan
kemudian rawat jalan.
Mengurangi biaya dan mencega infeksi
nosokomial
Secara sequential (obat sama,
potensi sama), switch over (obat
berbeda, potensi sama) dan step
down (obat sama atau berbeda,
potensi lebih rendah).

J. KOMPLIKASI
Efusi pleura dan empiema.
Komplikasi sistemik bakteriemia, dehidrasi
dan hiponatremia, anemia pada infeksi kronik,
peningguan ureum dan enzim hati.
Hipoksemia akibat gangguan difusi.
Abses Paru
Pneumonia kronik > 4-6 minggu akibat kuman
anaerob S. aureus, dan kuman Gram (-) seperti
Pseudomonas aeruginosa.
Bronkiektasis biasanya pada anak-anak, dapat
juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus
distal pada cystic fibrosis atau
hipogamaglobulinemia, tuberkulosis, atau
pneumonia nekrotikans.

K. PROGNOSIS

Angka kematian 5%, dapat meningkat menjadi 60% pada


orang tua dengan kondisi yang buruk (gangguan
imunologis, sirosis hepatis, penyakit paru obstruktif
kronik, atau kanker)

Kuman gram negatif menimbulkan prognosis yang lebih


jelek

Prognosis pada orang tua dan anak kurang baik, karena


itu perlu perawatan di RS kecuali bila penyakitnya ringan.

Orang dewasa (<60 tahun) dapat berobat jalan kecuali:


Bila terdapat penyakit paru kronik
PN Meliputi banyak lobus
Disertai gambaran klinis yang berkaitan dengan
mortalitas yang tinggi yaitu:
Usia > 60 tahun.
RR> 30 x/m, tekanan diastolik < 60 mmHg ,
leukosit abnormal (<4.500->30.000)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai