Pendahuluan
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen
yang serupa tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara timbulnya maka terdapat dua
jenis kekebalan aktif. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar
tubuh, bukan dibuat oleh individu itu sendiri. Contohnya adalah kekebalan pada
janin yang diperoleh dari ibu atau kekebalan yang diperoleh setelah pemberian
suntikan imunologlobulin. Kekebalan pasif tidak berlangsung lama karena akan di
metabolisme oleh tubuh. Waktu paruh IgG misalnya adalah 28 hari, sedangkan
waktu paruh imunologlobulin lainnya lebih pendek. Kekebalan aktif adalah
kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen seperti
imunisasi, atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif biasanya berlangsung
lebih lama karena adanya memori imunologik.10
Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang, dan menghilangnya penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada
imunisasi cacar. Keadaan yang terakhir ini lebih mungkin terjadii pada jenis
penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit
difteria.3,5,10
Imunisasi
IDAI
secara
berkala
akan
dievaluasi
untuk
Jadwal imunisasi tahun 2004 berbeda dengan jadwal vaksin terdahulu pada
interval DTP-l, 2, 3 dan polio l, 2, 3 serta interval hepatitis B ke-2 dan ke-3.
Perubahan ini dilakukan berdasarkan bukti bahwa pada interval pemberian
vaksin yang diperbaharui tersebut menghasilkan imunogenisitas yang
maksimal.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkulosis.
Kontra indikasi:
2 minggu
3 - 4 minggu :pustula
pecah
menjadi
ulkus
(tidak
perlu
pengobatan)
Komplikasi
1. Abses ditempat suntikan
2. Limfadenitis Supurativa
< 5 mm
:negatif
6 - 9 mm
:meragukan
> 10 mm
:positif
Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 2 bulan. Pada dasarnya untuk
mencapai cakupan yang lebih luas, pedoman Depkes perihal imunisasi BCG,
pada umur 0-l2 bulan, tetap disetujui.
Dosis untuk bayi kurang dari 1 tahun adalah 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml,
diberikan secara intrakutan di daerah insersio M.deltoidus kanan. WHO tetap
menganjurkan pemberian vaksin BCG di insersio M.deltoidus kanan dan tidak
di tempat lain (bokong. paha), penyuntikan secara intradermal di daerah
deltoid lebih mudah dilakukan (tidak tepat lemak subkutis yang tebal), ulkus
yang terbentuk tidak membantu struktur otot setempat (dibandingkan
pemberian di daerah gluteal lateral atau paha anterior), dan sebagai tanda baku
untuk keperluan diagnosis apabi!a diperlukan.
Vaksin BCG merupakan vaksin hidup, mereka tidak diberikan pada pasien
munokompromais (leukemia, dalam pengobatan steroid jangka panjang, atau
pada infeksi HIV).
Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu.2,6,10,14,20
Hepatitis B
Program vaksin hepatitis B (hepB) segera setelah lahir perlu lebih
digalakkan, mengingat vaksinasi ini merupakan upaya yang sangat efektif untuk
memutuskan rantai transmisi maternal dari ibu kepada bayinya.
Gambar
Kemasan Vaksin
Hep B
Diskripsi:
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infecious, berasal
dari HbsAG yang dihasilkan dalam sel ragi
(Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi
DNA rekombinan. (Vademecum Bio Forma Jan
2002)
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus
hepatitis B.
Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap komponen vaksi. Sama halnya seperti vaksin-vaksin lain,
vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat
Efek Samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembekakan disekitar tempat
penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2
hari.
Jadwal imunisasi hepatitis B
Hepatitis B-2 diberikan dengan interval 1 bulan dari hep B-1 (saat
bayi berumur 1 bulan). Untuk mendapatkan respons imun optimal interval
hepB-2 dan hepB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan. Maka hepB-3
diberikan 2-5 bulan setelah hepB-2 yaitu pada umur 3-6 bulan.
Baru lahir dari ibu dengan status HbsAG yang tidak diketahui,
hepB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dan dilanjutkan
pada umur 1 dan atara umur 3-6 bulan. Apabila semula status HbaAG ibu
tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa
ibu
HbsAG
positif
maka
dapat
diberikan
HBIg
(hepatitis
Bayi lahir dari ibu dengan status HbsAG-B ibu positif, dalam
waktu 24-48 jam setelah lahir bersamaan dengan vaksin HepB-I diberikan
juga HBIg 0,5 ml.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis dan
tetanus.
Kontra indikasi
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru lahir atau gejala serius
keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi pertusis. Anak yang
mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen pertusis harus
dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk meneruskan imunisasinya dapat
diberikan DT.
Efek Samping
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas, demam, kemerahan, pada
tempat penyuntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi,
iritabilitas, dan merancau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi.
Jadwal Imunisasi
Imunisasi DTwP dan DTaP dasar diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan
(DTwP atau DTaP tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan
interval 4-6 minggu, DTwP atau DTaP-1 diberikan pada umur 2 bulan,
DTwP atau DTaP-2 pada umur 3 bulan dan DTwP atau DTaP-3 pada umur
4 bulan. Ulangan selanjutnya (DTwP atau DTaP-4) diberikan satu tahun
setelah DTwP atau DTaP-3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DTwP atau
DTaP-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun.
Vaksinasi ulangan
DTwP atau DTaP atau DT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk
imunisasi dasar maupun ulangan.2,3,5, 10,13,20
Tetanus
Gambar
Vaksin TT
Diskripsi:
Vaksin jerap TT (TetanusToksoid) adalah vaksin
yang mengandung toxoid tetanus yang telah
dimurnikan dan teradsorbsi kedalam 3 mg/ml
aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan
sebagai pengawet. Satu dosis 0,5 ml vaksin
mengandung
potensi
sedikitnya
40
IU.
10
Upaya ETN dengan target sasaran TT 5 kali juga dilakukan pada anak
sekolah.
Polio
Gambar
Vaksin Polio
Diskripsi:
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio
Trivalent
yang
terdiri
dari
suspensi
virus
pemberian
kekebalan
aktif
terhadap
poliomielitis.
Cara pemberian dan dosis:
(IPV)
Kontra indikasi:
Pada individu yang menderita immune deficiency tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan
dapat diberikan setelah sembuh.
Efek Samping
11
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralis yang
disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi.
Pada saat ini telah beredar di Indonesia IPV (Inactivated Polio Vaccine)
disamping OPV (Oral Polio Vaccine) yang telah kita kenal selama ini. Vaksin IPV
berisi antigen polio (polio 1,2, dan 3) yang telah mati, sedangkan OPV berisi virus
polio hidup. Kedua vaksin polio tersebut dapat dipakai secara bergantian. Vaksin
IPV dapat diberikan pada anak sehat, maupun yang menderita imunokompromais.
Dapat pula diberikan dalam waktu bersamaan dengan vaksin DTP.
Jadwal
-
Dosis OPV, 2 tetes per-oral sedangkan IPV dalam kemasan 0,5 ml,
intramuskular.
Campak
Gambar
Vaksin Campak
dan Pelarut
Diskripsi:
Vaksin campak merupakan vaksin virus yang
dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung
tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain
12
Kontra indikasi:
Individu yang mengidap penyakit Immune deficiency atau individu yang
diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, limfoma.
Efek Samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi 8 12 hari setelah vaksinasi.
13
sekolah dasar (5-6 tahun). Namun apabila telah mendapat vaksinasi MMR
pada usia 15-18 bulan, ulangan campak umur 5 tidak diperlukan.
Imunisasi yang di anjurkan
Imunisasi yang dianjurkan kepada bayi/anak namun belum masuk ke
dalam program imunisasi nasional adalah MMR, Hib, tifoid, hepatitis A, varisela
dan influenza. 1,2,9,10,20
MMR
Simpan 2 - 8 C,
Kontra indikasi
Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan dengan dosis satu kali 0,5
ml, secara subkutan.
Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi MMR pada umur 12-18
bulan imunisasi campak-2 pada umur 5-6 tahun tidak perlu diberikan.
14
Ulangan diberikan pada umur 10-12 tahun atau 12-18 tahun. 1,2,9,10,20
Terdapat dua jenis vaksin Hib konjugasi yang beredar di Indonesia yaitu:
PRP-T dan PRP-OMP (PRP outer membrane protein complex)
Jadwal imunisasi
-
Vaksin Hib dapat diberikan secara bersamaan dengan DTwP atau DTaP
dalam bentuk vaksinasi kombinasi.
Dosis
-
Satu dosis vaksin Hib berisi 0,5 ml, diberikan secara intramuskular.
15
Ulangan
-
Apabila anak datang pada umur 1-5 tahun, Hib hanya diberikan 1 kali.
1,2,9,10,20
Deman Tifoid
Tifoid oral diberikan pada umur lebih dari 6 tahun, dikemas dalam 3 dosis dengan
interval selang sehari (hari 1,3, dan 5). Imunisasi ulangan dilakukan setiap 3-5
tahun. Vaksin oral pada umumnya diperlukan untuk turis yang akan berkunjung ke
daerah endemis tifoid. 1,2,9,10,20
Hepatitis A
16
Jadwal imunisasi
-
Dosis pemberian
-
Kombinasi hepB/hepA (berisi hepB 10 mgr dan hepA 720 ) dalam kemasan
prefilled syringe 0,5 ml intramuskular. 1,2,9,10,20
Varisela
17
Jadwal imunisasi
-
Dosis
-
Untuk umur lebih dari 13 tahun atau dewasa, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8
minggu. 1,2,9,10,20
Vaksin kombinasi
18
(Infanrix-Hib ,Tetract-Hib )
Kontra indikasi
Vaksin Pneumokokus
Septikemia / bakteremia
Pneumonia
Meningitis
Otitis media
Sinusitis
19
Hepatitis B-1
Polio-O
1
bulan
0-2
Bula
n
2
bulan
4
bulan
Hepatitis
B-2
BCG
DPT-1
Hib-1
Hib diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan Hib dapat
diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan DTP.
Polio-1
DPT-2
Hib-2
6
bulan
Polio-2
DTP 3
Hib 3
Polio 3
6
bulan
9
Hepatitis
B-3
Campak
20
bulan
15-18
bulan
MMR
Hib-4
DTP-4
18
bulan
2
tahun
2-3
tahun
Polio-4
Hepatitis A
Tifoid
5
tahun
6
tahun
10
tahun
DTP-5
Polio-5
MMR
dT/TT
Varisela
Umur <12 bulan, boleh diberikan kapan saja. Umur >12 bulan, imunisasi kapan
21
DTwP atau
DTaP
Polio oral
Campak
MMR
Hepatitis B
Hib
saja namun sebaiknya dilakukan terlebih dahulu uji tuberkulin apabila negatif
berikan BCG dengan dosis 0,1 ml intrakutan
Bila dimulai dengan DTwp boleh dilanjutkan dengan DTaP. Berikan dT pada
anak >7 tahun, jangan DTwP atau DTaP apabila vaksin tersedia. Bila terlambat,
jangan mengulang pemberian dari awal, tetapi lanjutkan dan lengkapi imunisasi
seperti jadwal, tidak peduli berapapun jarak waktu /interval keterlambatan dari
pemberian sebelumnya. Bila belum pernah imunisasi dasar usia <12 bulan,
imunisasi diberikan sesuai imunitas dasar baik jumlah maupun intervalnya. Bila
pemberian ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, maka pemberian ke-5 secepatnya 6
bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, maka pemberian
ke-5 tidak perlu lagi
Bila terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal tetapi lanjutkan dan
lengkapi imunisasi seperti jadwal, tidak perduli berapapun jarak wawktu/interval
keterlambatan dari pemberian sebelumnya.
Umur antara 9-12 bulan, berikan kapan saja saat bertemu
Umur anak 1 tahun/lebih, berikan MMR
Bila sampai dengan umur 12 bulan belum dapat vaksin campak, MMR bisa
diberikan kapan saja setelah berumur 1 tahun
Bila terlambat, jangan mengulang pemberian dari awal, tetapi lanjutkan dan
lengakapi imunisasi seperti jadwal, tidak peduli berapapun jarak/interval dan
pemberian sebelumnya. Anak dan remaja yang belum pernah imunisasi hepatitis
B pada masa bayi, bisa mendapatkan serial imunisasi hepatitis B kapan saja saat
berkunjung.
Usia saat ini
Riwayat imunisasi
Rekomendasi imunisasi
(bulan)
6 11
1 dosis
1x umur 6-11 bulan
Ulangan 1x setelah 2 bulan
Atau 12-15 bulan
12 14
12 14
15 59
Berikan 1 dosis
Berikan 2 dosis interval 2
bulan
Berikan 1 dosis
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Damayanti dian. 2008. Imunisasi Non PPI. Jember: FK UNEJ
2. Departemen Kesehatan R.I. 2006. Modul Materi Dasar 1
Kebijakan Program Imunisasi.Jakarta
3. Ganardi. 2000.Imunisasi. Jakarta: Media dika
4. http--vinadanvani_files_wordpress_comalat_suntik_imunisasi_html
5.
IDAI.2008.Tentang imunisasi.html
6. Nurida. 2008. Program Imunisasi di Puskesmas. Jember: RSUD
Soebandi
7. Notoatmodjo. 2003Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta.
8. Pusponegoro.2004.Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Jakarta: IDAI
9. Prasetyo R. 2008. Pedoman Imunisasi Puskesmas. Jember:FK
UNEJ
10. Ranuh et al.2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia edisi
kedua.Jakarta:IDAI
11. World Health Organization.2004.Imunization in
Practice.Geneva, Switzerland.
12. www.medicine.ukm. /wiki/ /Imuniti
13. www.mentorhealthcare.com
14. www. Medicine Tuberkulosis pada Anak.html
15. www.pijar/IMUNISASI.html
16.www.moh.gov/panduan Hib.html
17. www.wikipedia/ensiklopedia/jadwal imunisasi.html
18. Untoro.2008.Siapa yang tidak boleh imunisasi.Jakarta
19. www. Paradigma public health/Isu mutakhir Imunisasi.com
20. www.Biofarma/vaksin.com
23
24