PROSES PRODUKSI I
MESIN BUBUT
Oleh:
YULLI HANDOKO
NIM : 1307113261
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PEDAHULUAN
ii
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Eretan ............................................................................................. 7
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Pemotong ........................................................................................ 8
iv
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Tool Holder................................................................................... 22
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Kunci L ......................................................................................... 23
Gambar 3.8
Pahat ............................................................................................. 24
Gambar 3.9
Kuas .............................................................................................. 24
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Mengatur Putaran.......................................................................... 30
Gambar 4.8
Gambar 4.9
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR NOTASI
d o = Diameter mula-mula
dm
= Diameter akhir
lt
= Panjang pemesinan
lt
kr
yo
= Sudut geram
= Kedalaman potong
= Gerak makan
= Kecepatan potong
vf = Kecepatan makan
tc
= Waktu pemotongan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan.
Adapun tujuan dari praktikum mesin bubut ialah :
1. Untuk melatih kemampuan mahasiswa teknik mesin dalam mengoperasikan
mesin bubut.
2. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui komponen komponen
dan fungsi dari mesin bubut.
3. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui proses dan langkahlangkah pengerjaan benda kerja dengan menggunakan mesin bubut
4. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui dari jenis-jenis alat dan
bahan yang digunakan dalam parktikum mesin bubut.
5. Agar setiap mahasiswa teknik mesin tebiasa dalam pembuatan setiap laporan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum mesin bubut ialah :
1. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengoperasikan mesin bubut dengan
baik.
2. Setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui cara kerja dari mesin bubut.
3. Setiap mahasiswa teknik mesin mampu berkreatifitas sesuai dengan
keahliannya.
4. Setiap mahaiswa teknik mesin mampu menciptakan rasa tanggung jawab dan
kekompakan
dalam tim.
5. Setiap mahasisiwa teknik mesin agar bisa lebih disiplin dan tepat waktu dalam
setiap pembuatan laporan
Pendahuluan
Berisi mengenai latar belakang, tujuan, manfaat dan sistematika
penulisan laporan.
BAB II
Teori Dasar
Bab ini membahas tentang teori-teori dasar mengenai serba serbi mesin
bubut.
BAB V
Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang perhitungan-perhitungannya kita jumpai
dalam praktikum.
BAB VI Penutup
Bab ini berisikan tentang kesimpulan-kesimpulan yang dapat kitatarik
dari praktikum yang telah dilaksanakan dan saran-saran yang dapat
memajukan kita ke arah yang lebih baik dalam melakukan praktikum.
BAB II
TEORI DASAR
a)
Pengerjaan kayu
b)
Pemusingan logam
c)
Pemolesan
2. Pembubutan mesin
Yang membedakan dari
b)
c)
3. Pembubut bangku
Nama pembubut bangku diberikan kepada pembubut kecil yang dipasangkan
pada bangku kerja. Dalam disainnya mempunyai cirri yang sama dengan
pembubut kecepatan atau pembubut mesin dan hanya berbeda dalam ukuran dan
pemasangannya. Disesuaikan untuk benda kerja kecil, dan mempunyai kapasitas
putaran maksimum sebesar 25 mm pada plat muka.
3.
Eretan
Untuk sebagai tempat atau kedudukan dari mata pahat dan penggerak mata
4. Landasan (bed)
Kerangka utama mesin, yang diatasnya terdapat eretan serta kepala lepas.
Adapun alur dari landasan ini berbentuk V; datar atau rata.
2. Bubut Muka
3. Bubut Alur
4. Pemotongan
5. Meluas Lubang
6. Bubut Bentuk
Perbedaan utama antara kedua mesin adalah mesin bubut turet disesuaikan untuk
produksi banyak. Sedangkan bubut mesin digunakan untuk berbagai penugasan,
ruang perkakas, atau pekerjaan operasi tunggal .cirri utama dari bubut turet yang
membuatnya menjadi mesin produksi banyak adalah sebagai berikut :
a. Pahat dapat dikunci secara permanen dalam turet pada urutan yang sesuai
dari penggunaan.
b. Setiap stasiun dilengkapi dengan penghenti hantaran atau pelompat hantaran
sehingga masing-masing pemotongan oleh pahat adalah sama dengan
pemotongan sebelumnya.
c). Pemotongan majemuk dapat diambil dari stasiun yang sama pada saat yang
sama.
d). Pemotongan kombinasi dapat dibuat dengan yaitu pahat pada peluncur
menyilang dapat digunakan pada saat yang sama denagn pahat yang dituret
yang memotong.
e). Kekakuan yang berlebih dalam memegang benda kerja dan pahatnya
dibangun ke dalam mesin untuk pemotongan kombinasi dan majemuk.
f). Mereka mungkin dipasangkan dengan berbagai perlengkapan misalnya untuk
pembubutan tirus, pembubutan ulir dan lain-lain.
10
cadang yang harus di mesin. Mesin dalam golongan ini berbeda secara prinsip
dalam cara menghantarkan pahat dalam benda kerja. Mesin ini dapat juga
mempunyai dua peluncur pahat samping, mesin ini juga dapat membuat
pemotongan secara serentak yang mempunyai cirri pembalikan pahat cepat, yang
membebaskan benda kerja untuk melepaskannya.
2.
3.
11
Pahat potong
2)
Pahat alur
3)
Pahat serong
4)
Pahat serong 45
5)
6)
7)
8)
9)
12
Pada poros penyayatan benda kerja yang dilakukan benda mesin bubut kita
perlu banyak menggunakan pahat bubut dalam berbagai bentuk. Kita ketahui ada
tiga jenis bubut yang sering digunakan :
1.
2.
3.
Pahat camper
13
Mesin bubut a
= Kedalaman potong : mm
= (do dm) /2
= Gerak makan ; mm / r
= dodm/2 ; mm
14
.d.n/1000 ; mm/min
= (do+dm)/2 ; mm
3. Kecepatan makan :
vf = f.n ; mm/min
4. Waktu pemotongan :
tc = lt/vf ; min
5. Kecepatan penghasilan geram :
Z = A. v
Dimana, penampang geram sebelum terpotong :
A = f.a ; mm2
Maka
Z = f.a.v ; cm3/min
2.9
= V. 1000/.D m/min
Pekerjaan-Pekerjaan Membubut
Jenis-jenis pekerjaan membubut yaitu sebagai berikut:
1.
Membubut Lurus
Pada proses memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja
sedang untuk pembubutan yang datar pahat ini pada benda kerja. Dalam
pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah
melintang . Cara pembubutan lurus ini adalah cara kerja yang paling sederhana
didalam pekerjaan membubut .
15
2.
Membubut Tirus
Untuk membubut tirus dapat dikerjakan dengan tiga cara taitu:
a. Dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang
b. Dengan menggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)
c. Dengan memasang perkakas pembentuk.
3.
Membubut Alur
Membuat alur digunakan pahat bubut pengalur.
16
4.
alur dan pahat penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang dijepit
diantar senter-senter tidak boleh putus Karena dapat melentur dan menghimpit
pahat
6.
Membuat Lubang
Pengerjaan membuat lubang pada mesin bubut dengan cara benda kerja
7.
Membubut dalam
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada kita dapat gunakan pahat
dalam, caranya tidak jauh beda dengan membubut lurus. Pahatnya juga
mempunyai bentuk tersendiri
17
2.
3.
4.
5.
6.
Mengurangi kemungkinan korosi pada pahat, benda kerja dan mesin bubut.
2.11 Toleransi
Toleransi adalah ukuran atau takaran yang diizinkan pada suatu pembuatan
benda kerja , benda kerja yang dibuat tidak harus pas dengan yang ditentukan
18
tetapi boleh dari ukuran yang ditentukan , toleransi terbagi dua yaitu tanda ( + )
dan toleransi bawah dengan tanda ( - ).
Toleransi adalah nilai penyimpangan ( perbedaan penyimpangan ) yang
diizinkan dan sesuai fungsional , dalam pengerjaan suatu benda kerja dan toleransi
yang diizinkan dalam pembuatan benda kerja yaitu 0,1 mm. Pada umumnya
toleransi terbagi tiga (3) yaitu :
1. Toleransi linier
2. Toleransi sudut
3. Toleransi geometri
Pada pekerjaan dengan menggunakan mesin TNC milling digunakan
toleransi geometri dan toleransi sudut.
Sekelompok toleransi yang dianggap mempunyai ketelitian yang setaraf
untuk semua ukuran dasar, telah ditentukan 18 kwalitas yang disebut toleransi
standar yaitu:
IT 01. IT 0, IT sampai dengan IT 16
IT 01 sampai dengan IT 4 diperuntukkan pekerjaan yang sangat teliti seperti
alat ukur, instrument-instrument optic.Tingkat IT 5 sampai dengan IT 11 dipakai
dalam bidang pemesinan umum untuk bagian-bagian mampu tukar , yang dapat
digolongan pula dalam pekerjaan yang sangat teliti dan pekerjaan yang biasa.
Tingkat IT 12 sampai dengan IT 16 dipakai untuk pekerjaan kasar.
Tabe 2.1 Nilai Toleransi Standart Untuk Kwalitas IT 5 Sampai Dengan IT 16.
IT
IT
IT
IT
IT
IT
IT
IT
IT
IT
1T
10
11
12
13
14
15
10i
16i
25i
40i
64i
100i
160i
250i
400i
640
Nilai 7i
19
Tabel 2.2 Nilai Toleransi Standar Untuk Kwalitas IT 0,1 Sampai Dengan IT 1
Nilai dalam
IT 0,1
IT 0
IT 1
0,3 + 0,008 D
0,5 + 0,012 D
0,8 + 0.020 D
micron
Untuk D dalam
mm
20
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam proses pembuatan benda kerja pada
Mesin Bubut adalah adalah:
1.
Jangka Sorong
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang , lebar dan tinggi dari
benda kerja.
2.
21
3.
Kunci Kombinasi 8 mm
Kunci ini digunakan untuk mengencangkan pahat dan melonggarkan pahat.
4.
Tool holder
Tool holder berfungsi sebagai tempat kedudukan pahat.
5.
kedudukannya.
22
6.
Kunci chuck
Kunci chuck dugunakan untuk mengunci chuck.
7.
Kunci L
Kunci L digunakan untuk menyeting atau mengatur Tool pada Tool Post
23
8.
Pahat
Pahat bubut digunakan untuk memotong menyayat benda kerja.
9.
Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan mesin dari geram-geram dari sayatan
benda kerja.
10.
Senter
Alat ini digunakan untuk memegang titik sumbu dari kedua ujung benda
24
11.
Chuck Drill
Alat ini digunakan sebagai tempat atau kedudukan pahat drill.
12.
25
13.
Cekam rahang 3
Cekam ini berfungsi untuk mnjepit benda kerja yang akan dilakukan
pembubutan.
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan benda kerja pada mesin
bubut adalah adalah:
1. Benda kerja I
Bahan yang digunakan adalah aluminium berbentuk silindris dengan
sfesipikasi:
Diameter : 25 mm
panjang : 90 mm
26
2. Coolant
27
BAB IV
PROSEDUR KERJA
Gambar 4.1
28
Panel utama
2. Pada tombol nafigasi mesin bubut harus ditarik agar meesin dapat
beroprasi, dan jika tertekan maka mesin secara otomatis akan langsung
mati.
3. Hidupkan swich mesin bubut, putar searah jarum jam pada posisi ON.
29
3. Arahkan panel yang terdapat pada heat stock pada posisi F atau R seuai
dengan yang diinginkan.
30
31
32
33
34
8. Putar atau arahkan eretan mendekati benda kerja lalu atur pemakanna 0,5
mm, dalam eretan atas biasany ukuran pemakanan 0,05 maka untuk
memakan 0,5 putar eretan alas sejauh 10 mm ke searah jarum jam.
Gambar.4.20 Roughing
10. Gunakan jangka sorong untuk melihat ukuran benda kerja, agar ukuran
sesuai dengan yang dibutuhkan lakukan pembubutan dengan hati-hati
dan sesuai dengan prosedur kerja.
35
11. Jika ukuran sudah sesua lepaskan beda kerja dari chuck.
4.3.2
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, benda kerja dan coolant.
36
37
6. Putar atau arahkan eretan mendekati benda kerja lalu atur pemakanna 0,5
mm, dalam eretan atas
38
Gambar.4.30 Roughing
6. Gunakan jangka sorong untuk melihat ukuran benda kerja, agar ukuran
sesuai dengan yang dibutuhkan lakukan pembubutan dengan hati-hati dan
sesuai dengan prosedur kerja.
39
40
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Perhitungan
Tabel 6.1 Data Penggunaan Mesin
NO
Proses
N (Rpm)
F(mm/r)
Vf(mm/min)
Vc(m/min)
Faceing
280
0.25
73.68
21.98
Roughing i
280
0.05
15.21
21.98
Roughing ii
280
0.06
17.49
20.22
Roughing iii
280
0.10
30.04
18.46
Roughing vi
280
0.11
32.86
16.70
Roughing v
280
0.03
10.85
14.94
Tc(min)
a (mm)
Do (mm)
Dm (mm)
Lt (mm)
0.95
12.5
25
25
12.5
4.6
25
23
70
3.9
23
21
70
2.55
21
19
70
2.13
19
17
70
6.45
0.5
17
16
70
1. Faceing
Dik :
a= 12.5 mm
do = 25 mm
dm = 25 mm
n = 280 Rpm
Vf =
Vc =
41
Ket
= 73.68 mm/min
= 21.98 mm/min
f=
=
= 0.26 mm/r
2. Roughing 1
Dik : a = 1 mm
Do = 25 mm
Dm = 23mm
Lt = 70 mm
Tc = 4.36 min
N = 280 Rpm
Vf =
Vc =
= 15.21 mm/min
= 21.98 mm/min
f=
=
= 0.05 mm/r
42
3. Roughing 2
Dik : a = 1 mm
Do = 25 mm
Dm = 21 mm
Lt = 70 mm
Tc = 3.54 min
N = 280 Rpm
Vf =
Vc =
= 17.94 mm/min
= 20.22 mm/min
f=
=
= 0.06 mm/r
4. Roughing 3
Dik : a = 1 mm
Do = 21 mm
Dm = 19 mm
Lt = 70 mm
Tc = 2.55 min
N = 280 Rpm
43
Vf =
Vc =
= 30.04 mm/min
= 18.46 mm/min
f=
= 0.10 mm/r
5. Roughing 4
Dik : a = 1 mm
Do = 19 mm
Dm =17 3mm
Lt = 70 mm
Tc 2.13 min
N = 280 Rpm
Vf =
= 33.86 mm/min
Vc =
= 16.70 mm/min
f=
44
= 0.11 mm/r
6. Finishing
Dik : a = 1 mm
Do = 17 mm
Dm = 16 mm
Lt = 70 mm
Tc = 6 .45 min
N = 280 Rpm
Vf =
Vc =
= 10.85 mm/min
= 14.94 mm/min
f=
=
= 0.03 mm/r
5.2 Analisa
Pada saat penulis melaksanakan praktikum mesin bubut banyak terdapat
kesulitan dan kesalahan yang penulis alami diantaranya :
1. Benda kerja yang dibubut sering tidak rata.
2. Pada saat benda kerja berputar pada pencekam benda kerja mengalami putaran
yang tidak senter
45
3. Pada saat pembuatan tirus hasil permukaan benda kerja yang dihasilkan kasar
dan tidak rata
4.
Ujung benda kerja dengan ujung benda kerja yang lain sering mengalami
perbedaan diameter pada saat melakukan pembubutan dengan menggunakan
eretan atas
46
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Teknik mesin bubut ini mahasiswa dapat
menyimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil
permukaan benda kerja karena akan mengahasilkan permukaan yang kasar.
2. Pada saat melakukan pengasahan mata pahat sebaiknya dilakukan secara
perlahanlahan, agar sudut pahat yang dihasilkan sesuai dengan yang telah
ditentukan dan agar benda kerja yang dihasilkan permukaannya rata.
3. Dalam melakukan proses di mesi bubut hendaklah dalam setiap pembubutan
collant
6.2 Saran
Adapun yang dapat penulis berikan dalam Praktikum Mesin Bubut ini
adalah :
1. Sebelum mahasiswa menggunakan mesin bubut diharapkan mahasiswa
memahami terlebih dahulu tentang teori dasar dan tata cara menggunakan
mesin bubut yang benar.
2. Setelah chuck dikunci, diharapkan hat-hati jangan pernah meninggalkan kunci
chuck pada pencekam.
3. Jangan mengukur benda kerja yang sedang berputar.
47
DAFTAR PUSTAKA
Yohanes .2012.Pemotongan Logam
http://adrianto 86.wordprass.com/jenis-jenis-mesin-bubut.
http://aditm ii.blogspot.com//2012/04/laporan praktikum-mesin-bubuthtml.2oktober 2014
48
LAMPIRAN