Anda di halaman 1dari 8

SKENARIO 2

>>> Gangguan Refraksi


N
O

DEFINISI

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS

DIAGNOSIS

TATALAKSANA

Hipermetropia
>Ggn kkuatan
pmbiasan mata,
sinar sejajar
jauh tdk cukup
dibiaskan shg
titik focus di
belakang retina
(blkg macula
lutea)

macam pnyebab:

Bentuk2 Hipermetropi:

a.H. Sumbu/aksial:
klainan refraksi krn
bola mata pendek/
sumbu anteropost
pendek
b.H. Kurvatur:
lengkung
kornea/lensa kurang
c.H. Refraktif: indeks
bias yg kurang pd
system optic mata.

>Metode trial and


error: periksa 6 meter
pake kartu snellen,
priksa satu2 matane,
tentukan tajam
penglihatan tiap mata,
kalo tajam
penglihatan/visusnya
gak 6/6 koreksi pake
lensa sferis (+)
>pd anak2/remaja yg
punya keluhan
asthenophia
akomodativa-> tes
pake sikloplegik dlu
baru kmudian tentukan
koreksinya.
>Retinoskop
>autorefraktometer

>Kacamata: lensa sferis


(+) terkuat yg bs berikan
tajam penglihatan terbaik.
>Lensa kontak:utk
Anisometropia &
Hipermetropia tinggi.

Miopia
>Kelainan
refraksi, sinar
sejajar yg
masuk k mata
yg dlm keadaan
istirahat (tanpa
akomodasi)

Bentuk Miopia:

a.H. Manifest : hipermetrofi


yg bs dikoreksi dgn kaca
mata (+) maks. Tdd: H.
Absolut & H. Fakultatif.
Hipermetrofi manifest
dikoreksi tanpa sikloplegik
>>H. Absolut : Kelainan
refraksi tanpa diimbangi
akomodasi, perlu kacamata
(+) utk lihat jauh
>>H. Fakultatif: kelainannya
bias diimbangi dgn
akomodasi atau dgn
kacamata (+). Pasien hanya
akan melihat normal tanpa
kacamata, dan kalaupun
dikasi kacamata (+) maka
dapat mengistirahatkan
otot-otot akomodasinya ->
so.. ini adalah jenis
hipermetropi manifest yg
masi punya tenaga
akomodasi.
b. H. Laten: Merupakan
klainan hipertrofi yang
masih diimbangi seluruhnya
oleh akomodasi. Danuntuk
mengukur besar
hipermetropinya, harus
diukur pake sikloplegik.
Biasanya pada kawula
muda, kalo yang tua2
kebanyakannya yg
fakultatif/ absolute
>>>Miopia menurut
derajatnya :
a.M. Ringan: 1-3 D
b.M.Sedang: 3-6 D
c.M. Berat: lbh dr 6 D

>Penglihatan dekat dan


jauh kabur
>Sakit kepala, silau,
rasa juling, penglihatan
ganda.
>Keluhan matanya
lelah krn berakomodasi
terus.sebabkan
keadaan yg dsbut
dengan astenopia
akomodatif
>krn terus2an
akomodasi, bola mata
bersama-sama
mlakukan konvergensi,
mata sering
berkedudukan
esotropia/juling k
dalam.
> pasien dgn
hipermetropi, sering
terjadi ambliopia pd
salah 1 matanya, mata
ambliopia, matanya
bergulir k temporal

>lihat dekat tuh jelas,


tp kalo lihat jauh tu
kabur
>Sakit kepala, juling,
celah kelopak yg
sempit.
>Kebiasann
mengernyitkan mata

>Metode trial and


error: periksa 6 meter
pake kartu snellen,
priksa satu2 matane,
tentukan tajam
penglihatan tiap mata,
kalo tajam
penglihatan/visusnya

>Kacamata: lensa sferis


(-) terlemah yg berikan
tajam penglihatan terbaik
>Lensa kontak: utk
anisometropia & myopia
tinggi
>Bedah refraktif:
bedah refraktif kornea:

2.

a.M.Refraktif/bias/ind
eks: bertambahnya
indeks bias media
penglihatan, lensa jd
lebih cembung shg
pembiasan lbh kuat

>>>Miopia mnurut
perjalanannya:

3.

4.

dibias bentuk
bayangan d
depan
retina/macula
lutea.

b.M. Aksial: miopia


krn panjangnya
sumbu bola mata,
dengan lengkung
kornea dan lensa yg
normal.

Presbiopia
>Berkurangnya
kemampuan
akomodasi
mata krn makin
meningkatnya
usia/ pd usia
lanjut

>Lemahnya otot
akomodasi
>lensa mata tdk
kenyal/elastisitasnya
berkurang krn
sklerosis lensa

Astigmatisma
Berkas sinar tdk
difokuskan dgn
tajam, di satu
titik d retina, tp
malah k 2 titik
api yg saling
tegak lurus

Hal ini krn kelainan


kelengkungan perm.
Kornea. 7 bisa jg
karena kelainan
lensa

a.M.Stasioner: myopia yg
menetap stelah dewasa.
b.M.Progressif: myopia yg
bertambah terus saat usia
dewasa krn pertambahan
pjgnya bola mata
c.M. Maligna: myopia yg
perjalanannya progressif
dan bs akibatkan ablasio
retina & kebutaan
biasanya lbh dr 6 D, disertai
dgn klainan pd fundus oculi,
sampai mmbentuk
stafiloma postikum.
Dgn meningkatnya umur,
lensa jd lbh keras
(sklerosis), kehilangan
elastisitasnyauntuk
mencembung, shgga
kemampuan utk melihat
dekat makin berkurang.

Secara fisiologis, ada yg


disebut dengan
astigmatisma with the
rule terjadi normal pd
bayi baru lahir, yg memiliki
kornea yg bulat/sferis,
kemudian berkembang jd
astigmatisma with the rule
kelengkungan kornea pd
bidang vertikalnya
bertambah/ lbh kuat/
jari2nya lbh pendek dr jari2
lengkung korena d bidang

untuk cegah aberasi


sferis/ untuk dptkan
efek pinhole (lubang
kecil)
>keluhan astenopia
konvergensikalo
menetap bs timbulkan
juling k dalam /
Esotropia

gak 6/6 koreksi pake


lensa sferis (-)
>Retinoskop
>autorefraktometer
>Funduskopi
gambaran miopik
kresen: gambaran
bulan sabit pd polus
posterior fundus mata,
sclera dan koroid

untuk ubah kurvatura


permukaan anterior
kornea (Excimer laser ,
oprasi lasik)
Bedah refraktif lensa:
ekstraksi lensa jernih,
diikuti dgn implantasi
lensa intraokuler.

>pd pasien dengan usia


lbh dr 40 thn,
keluhannya terutama
stelah membaca yaitu:
mata lelah, berair,
sering terasa pedas.
>Kesulitanmembaca
dekat huruf dengan
cetakan kecil
>pasien cenderung
menegakkanpunggungn
ya saat
membaca,menjauhkan
objek yg dibacanya,
shingga mencapai titik
dekatnya dan objek
dapat terbaca dgn lbh
jelas.

>metode trial and


error hingga dapatkan
visus 6/6
>koreksi jauhnya scara
binol=kuler kmudian
ambahkan lensa sferis
(+) & priksa dgn kartu
Jeager dgn jarak 0.33
M

>Diberikan lensa sferis


(+) sesuai pedoman usia,
mulai usia 40thn kasi
tambahan sferis (+) 1.00
dan tiap 5 thn ditambah lg
(+) 0.50 penambahan
lensa sferis (+) bs dalam
berbagai cara :
kacamata baca utk lihat
dekat aja
kacamata bifocal utk
lihat jauh dan dekat
kacamata progressive:
tdk memiliki batas bagian
lensa untuk lihat jauh dan
dekat

Ada 2 macam
astigmatisma :
1. A. regular ; kekuatan
pembiasan bertambah
atau berkrang
perlahan , teratur dr 1
meridian k meridian
berikutnya. bayangan
bs berbentuk : garis,
lonjong atau lingkaran
2.A. Irreguler:
astigmatisma terjadi
dgn tanpa memiliki

>Metoda trial and


error: periksa 6 meter
pake kartu snellen,
priksa satu2 matane,
tentukan tajam
penglihatan tiap mata,
kalo tajam
penglihatan/visusnya
gak 6/6 koreksi pake
lensa silinder -/+ dgn
aksis diputar 0-180
derajat. Kadang
kombinasi lensa + dan

>kalo koreksinya gak


mencapai 6/6, tanpa
terikat pedoman umur
dapat diberikan
seberapapun sampai bias
mmbaca dengan nyaman.
>dengan lensa kontak
keras bila epitel tdk rapuh
>lensa kontak lembek bila
disebabkan oleh infeksi,
trauma dan distrofi untuk
berikan efek permukaan
yg irdreguler.
>pd astigmatisma
regular: berikan kacamata
sesuai kelainan yg didapat
. koreksi gunakan lensa
silinder -/+ dgn atau

horizontal. Kemudian d usia


pertengahan, kornea jd
lebih sferis kembali
sehingga jd astigmatisma
against the rule biasanya
pd lansia, lengkung kornea
bidang horizontal lbh kuat
drpd bidang vertikalnya

meridian yg saling
tegak lurus. Akibat
kelengkungan kornea
pd meridian yg
berbeda, shgga
bayangan terbentuk
irregular.
>>etiologi: bs karena
infeksi kornea, trauma
dan distrofi krn kelainan
pembiasan pd meridian
lensa yg berbeda.

.
>Retinoskop
>autorefraktometer
>Juring atau kipas
astigmat:garis warna
hitam, disusun gradial ,
semisirkuler, adengan
dasar yg putih,
digunakan untuk px
subjektif ada tdknya
kelainan refaraksi
astigmat.

tanpa kombinasi lensa


sferis
>pd astigmatisma
irregular : lensa kontak
keras, bila kasus berat :
transplantasi kornea.

>> Vision & visual effect


N
O

DEFINISI

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

1.

Amblyopia

2 faktor penyebab
ambliopia:
1.ambliopia nirpakai
(non use): akibat tdk
dipergunakannya
elemen visual
retinokortikal pd saat
krisis perkembangan
yaitu usia sblm 9
thn.
2.ambliopia suppresi:
dpt merupakan suatu
proses kortikal, yg
akibatkan
terdapatnya skotoma
absolute pd
penglihatan
binokular

Tanda2 mata dgn ambliopia:


>berkurangnya penglihatan 1 mata
>turunnya tajam penglihatan trutama pd
fenomena crowding
>hilang sensitivitas kontras
>mata mudah alami fiksasi eksentrik
>adanya anisokoria
>tdk pengaruhi penglihatan warna
>daya akomodasi turun
>EEG&ERG penderita ambliopia selalu normal
berarti tdk disertai kelainan organic d retina atau
korteks serebri.

Kondisi dimana
tajam
penglihatan tdk
mencapai
optimal sesuai
dgn usia &
intelegensinya
walaupun sdh
dikoreksi dgn
kelainan
refraksinya.

GEJALA KLINIS

Macam2 ambliopia:
1.A. Fungsional: bisa tjd qkongenital / didapat,
kena 1 mata, dgn tajam penglihatan kyrang /
kelainan organih=k, tdk bisa diperbaiki dgn kaca
mata. Resiko terjadi pd anak2.
Sampai usia 6-7 thn anak2 sensitif utk terkena
ambliopia fungsional, tp pd usia mereka juga,
ambliopia paling sukses berhasil diobati.
>telat pengobatan bisa tjd defek visual.
>pengobatan meliputi, oklusi, penalisasi,
pleoptik
2.A, Strabismik: terjadi krn juling lama (biasanya
k dalam) pd anak sbelum penglihatan tetap, pd
kondisi ini tjd suppresi pd mata utk cegah ggn

DIAGNOSIS

TATALAKSANA

-pencegahan terhadap ambliopia


ialah jika pd anak <dr 5 thn
perlu px tajam penglhatan
terutama bila disertai juga dgn
tanda2 juling

saat yg sgt rentan, pd


bayi usia 6 bln dan tdk
terjadi setelah usia <
dr 5 thn
-perbaikan dpt
dilakukan bila
penglihatan masih
dlm
perkembangannya.
Jika amabliopia
ditemukan sebelum
usia 6 thn masih bisa
dilakukan latihan utk
perbaikan
penglihatan.
Pengobatan:
a.pada pasien muda,
pengobatan
antisuppresif aktif
untuk singkirkan
factor ambliopiagenik.
b.oklusi mata yg sehat
c.penalisasi dekat,
mata ambliopia
dibisakan utk melihat
dekat, kasi lensa
+2,5D & mata yg

PEMERIKSAAN AMBLIOPIA:
>>>perlu tau dulu
perkembangan tajam penglihtan
sejak bayi sampai anak usia 9
tahun untuk cegah
keterlambatan perawatan
>>> px kedudukan mata, reaksi
pupil, px fundus
1.uji crowding fenomena: utk
ketahui adanya ambliopia.-->
pasien suru baca huruf kartu
snellen sampe huruf terkecil, yg
sebelumnya huruf2nya itu d
tutupi pake selotip, dan di
tunjukkan satu persatu, terus
suru tebak itu huruf apa. Di
tebaki juga antara huruf yg di
selotipin dgn huruf yg ud terbuka
selotipnya pd baris yg sama, jika
tdpt penurunan tajam

penglihatan (diplopia). Kondisi keudukan bola


mata tdk sejajar sehingga hanya 1 mata yg
diarahkan pd benda yg dilihat.
>pengobatan: menutup mata yg sehat & dirujuk
pd dokter mata. Aambliopia jenis ini bisa pulih
kmbali pd usia < dr 9 thn dgn menutup total
mata yg baik.
3. A. Refraktif: pd mata ametropia atau
anisometropia yg tdk dikoreksi. Dan mata dgn
isometropia sprit hipermetropia dalamatau
myopia berat atau pd astigmatisme.
penglihatan bisa baik dlm beberapa bln dgn
gunakan kaca mata koreksi.
>pengobatan dgn menutup mata yg baik setelah
mata ambliopia dapatkan kacamata yg sesuai.
4.A. Anisometropik: kelainan refraksi kedua mata
yg berbeda jauh, bayangan benda d kedua mata
tdk sama bezsar timbulkan bayangan benda pd
retina secara relative diluar focus disbanding
dgn mata lainnya. Shg mata akan memfokuskan
melihat dgn 1 mata. Bayangan yg lebih suram
akan di suppres, biasanya pd mata yg lbh
ametropik. ambliopia tjd krn perbedaan
refraksi kedua mata lbh besar dr 2,5 D.
akibatkan ggn fungsi penglihatan binocular
tunggal demikian pula tjd pd unilateral
astigmatisma shg bayangan jd kabur.
>pengobatan: kacamata refraksi +penutupan pd
mata yg sehat
5.A. ametropik : menurunnya tajam penglihatan
mata + kelainan refraksi berat yg tdk dikoreksi
()hipermetropi/ astigmat)perbaikan dlm
beberapa bulan stelah diberi kacamata hasil
pemeriksaan refraksi secara objektif
6. A. eks anopsia: diduga disebabkan oleh
suppresi atau proses aktif dr otak untuk
menekan kesadaran melihat. Menurunnya
penglihatan pd 1 mata akibat hilangnya
kemampuan bentuk setelah fiksasi sentral.
>pengobatan: menutup mata yg sehat, setelah
bagian mata yg sakit dibersihkan kekeruhan
media penglihatannya
7.A.intokikasi : o/k pemakaian tembakau,
alcohol, timah atau bahan toksiak lain. Ditandai
dgn gejala lapang pandang yg berubah ubah.
Hilangnya tajam penglihatan sentral bilateral
bisa karena metilalkohol & karena gizi buruk
8.A. H=isteria: akibat hysteria yg kena 1 mata tp
lbh sering kena di kedua mata pd
pemeriksaan lapang pandanganya menciut
konsentris. Gejala rangsang berupa:

penglihatan dr huruf isolasi k


huruf dalam baris, disebut sbg
fenomena crowding.
2.uji density filter netral : utk tau
adanya ambliopia mata orang
ambliopia berada pd kondisi
beradaptasi gelap, jd kalo d uji
penglihatannya dgn intensitas
sinar yg direndahkan, tdk akan
tjd penurunan tajam
penglihatan.-->dilakukan dgn
pakai filter yg perlahan lahan
digelapkan, shg tajam
penglihatan pd mata normal
akan turun 50% tp pd mata
ambliopia, tdk tjd penurunan
tajam penglihatan/ hanya sedikit
penurunan.
3.uji worth four dot: utk fusi dan
penglihatan stereosis utk
melihat penglihatan binocular,
adanya fusi, korespondensi
retina abnormal, suppresi 1 mata
dan juling. pasien pake kaca
mata dgn filter merah pd mata
kanan, dan filter biru pd mata
kiri. Kemudian melihat objek, yg
disitu terdapat 4 titik (1 merah ,
2 hijau, 1 putih)
Interpretasi:
>lampu putih terlihat merah
oleh mata kanan
>lampu hijau oleh mata kiri
>merah hanya bs diliat kanan,
hijau hanya bsa diliat kiri
>normal : terlihat 4 titik, merah,
hijau, dan putih terlihat sebagai
gabungan merah dan hijau
>4 titik jg bisa diliat oleh
penderita juling. Tp yg telah tjd
korespondensi retina yg tdk
normal
>pd pasien dgn suppresi: hanya
terlihat 2 merah, jika mata kanan
dominan. Dan 3 hijau, bila kiri
dominan
>kalo terlihat 5 titik (3 merah, 2
hijau) bersilangan mata
kedudukan eksotropia, kalo gak

baik, kasi atropine


d.penalisasi jauh,
mata ambliopi
dibiasakan utk lihat
jauh, sedangkan mata
sehat di kasi lensa +
2,5D
e.alatihan ortopik jika
tjd juling
f.pd anak < dr 5 thn
px tajam penglihatan

2.

DIPLOPIA
Keadaan
melihat benda,
Ganda, bila
dilihat oleh 1
atau kedua
mata.

Akibat penglihatan
kedua mata serentak
pd daerah retina yg
tdk sekoresponden.

blefarospasme, memejamkan mata, lakrimasi.


Beberapa bentuk diplopia:
A.diplopia binokuler = karena kedudukan kedua
sumbu bola mata yg tdk sejajaar &/ tidak adanya
keseimbangan otot penggerak mata kedua
mata melihat bersama tp tdk terfokus baik : oleh
krn penyakit seperti : penyakit bola mata,
penyakit serebelum, serebrum dan meningen
>>>Diplopia binokuler tdd :
1.diplopia homonym: mata juling k dalam/
esodeviasi, bayangan yg terlihat oleh mata yg
juling k dalam terletak d bagian luar sisi benda
aslinya. disebut sbg diplopia tak bersilang.
2.diplopia heteronym:tjd pd mata yg juling
keluar / eksodeviasi, benda yg dilihat oleh mata
kanan terletak d sebelah kiri, dan sebaliknya.
diplopia heteronym ini bisa dialami secara
fisiologik, missal kita mendekatka sebuah pensil
did pan mata kita.

bersilangan esotropia
Uji diplopia:
Pake kacamata filter merah di
mata kanan, filter biru d mata
kiri, pasien diminta melihat 1
sumber cahaya & akan
menyatakanletak lampu merah
dan hijau yg terlihat
-Normal: bila mata
berkedudukan ortoforia dan
bayangan difokuskan d macula,
maka lampu akan terlihat 1.
-Diplopia bersilang: lampu merah
terlihat d sebelah kiri bayangan
biru pd diplopia yg dgn mata
eksotropia
-diplopia homonym: lampu
merah ada d kanannya lampu
hijau tjd pd mata dgn
esotropia.

B. Diplopia monokuler: diplopia bila melihat dgn


1 mata, keluhan pasien berupa hysteria,
astigmat, pupil ganda, lensa subluksasi, dan
permulaan katarak

>>>OPTIC DISC & NERVE

N
O

DEFINISI

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS

DIAGNOSIS

TATALAKSANA

PAPIL EDEMA

-tumor intracranial
-pseudotumor serebri
-stenosis aquaductus serebri
-hematom subdural &
epidural
-perdarahan subaraknoid
-AV malformation
-abses otak
-meningitis , encephalitis
-trombosis sinus sagitalis

Hambatan aliran
vena, krn tekanan pd
vena sentralis retina
yg tinggalkan papil
saraf optic, melewati
ruang subarachnoid
dan subdural.

-visus normal, kcuali pd std


lanjut
-sefalgia, nausea, vomit
-defek lapang pandang
-pembengkakan papil N VII,
batas kabur
-vena retina melebar dan
berkelok

-px visus
-funduskopi
-lapang pandang
-targent screen
-goldman perimetri

-diobati penyebabnya

Pembengkakan
tanpa
peradangan
papil saraf optic
karena
peningkatan TIK

DD:
Pseudopapiledema,
neuritis
optic/papilitis,
hiprtensi retinopati
maligna, oklusi
vena retina
sentralis, iskemik
optic neuropati

2.

Papil atrofi
Merupakan
degenerasi
saraf optic
tampak sbg
papil saraf optic
yg warnanya
lebih puzcat dr
kondisi
normalnya.

Vaskuler, degenerative,
sekunder krn papil edema,
sekunder karena papilitis,
dtekanan pd saraf optic,
toksik, metabolic, traumatic,
glaucomatous.

Diklasifikasikan menjadi :
1.papil atrofi primer: akarena proses degenerasi d
retina / retrobulber. Klinis papil batas tegas,
ekscavatio lebar, tampak lamina kribosa d dasar
ekscavatio
2.papil atrofi sekunder: akibat peradangan akut saraf
optic yg berakhir dgn proses degenerasi. Klinis: tepi
papil agak kabur, tampak pucat, lamina kribosa tdk
tampak
#gejala umumnya;
-kemunduran tajam penglihatan perlahan bs
sampe 0
-gangguan lapang pandang; pelebaran d bintik buta
-kelainan fundus okuli: papil N II pucat, PD retina
mengecil

-px tajam
penglihatan :
snellen chart
-lapang pandang:
perimeter
goldmann, tangent
screen
-funduskopi:
optalmoskop direk
papil pucat,
batas jelas, PD
kecil/ menghilang.

-cari penyebabnya
-visus yg menurun krn
papil yg atrofi tdk
bisa d perbaiki

DD;
-anterior iskemik
optic neuropathy,
-papil glaukomatosa

>>>LENSA

N
O

DEFINISI

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

KATARAK

Factor predisposisi
pd katarak :
-fisik-kimiapenyakit
predisposisi
-genetik & ggn
perkembangan
-infeksi virus d
masa pertumbuhan
janin
-usia

-penglihatan berasap, tajam penglihatan menurun


progresif
-lensa yg keruh, jd tdk transparan lagi, pupil akan
berwarna putih atau kelabu.

Setiap
keadaan
kekeruhan pd
lensa, yg dpt
terjadi akibat
hidrasi
(penambahan
cairan) lensa,
denaturasi
protein lensa,
atau
keduanya

GEJALA KLINIS

Klasifikasi katarak:
1.katarak congenital :Sdh terlihat pd usia < dr 1 thn
-penyebab kebutaan pd bayi
-terbagi lg jd : katarak kapsulolentikular (katarak
kapsular dan polaris) dan katarak lentikular (katarak
yg kena korteks atau nukleus lensa saja)
-diagnosis :
>>pemeriksaan riwayat prenatal infeksi pd ibu
(ex:rubella) d kehamilan TM 1, dan riwayat konsumsi
obat2an .
>> uji reduksi urin yg +, mungkin kataraknya krn
galaktosemia.
>>px darah : krn hubungannya dgn riwayat DM,
kalsium dan fisfor
-Gejala: pupil bayi terlihat ada bercak putih atau
leukorea (px dgn cara melebarkan pupil)
2.Katarak juvenile: katarak yg lembek, trdapat pd
usia muda, lbh dr 3 bln & kurang dr 9 thn. Biasanya
kelanjutan dr katarak congenital.

DIAGNOSIS

TATALAKSANA

-px sinar celah (slit lamp)


-funduskopi
-tonometer
-px tajam penglihatan:
sebaiknyadilakukan
sbelum dilakukan tindak
pembedahan: untuk
ketahui apakah
kekeruhannya sebanding
dgn turunnya tajam
penglihatan.

-tindak pebedahan setelah


pembedahan, lensa diganti
dgn kacamata afakia, lensa
kontak, atau lensa tanam
intraokuler
Tatalaksana berdasarkan
jenis klasifikasi:
1 katarak congenital:
operasi. Indikasi: dilakukan
bila reflek fundus tdk ada,
dan bila katarak bersifat total
opp dilakukan pd usia < dr
2 thn atau lbh muda & bila
telah dpt dilakukan
pembiusan.
-pd katarak total bilateral:
bedah secepatnya
-katarak total unilateral:
bedah 6 bln stelah katarak
terlihat, sbelum terjadi juling
-katarak total/congenital
unilateral: bedah secepat
ungkin prognosis buruk,
krn mudah terjadi ambliopia
-katarak bilateral partial :

DISLOKASI
LENSA

Disebabkan oleh
krn trauma tumpul
sebabkan
putusnya zonula
zinn , akibatkan
kedudukan lensa
terganggu.

3. katarak senile: semua kekeruhan lensa yg


terdapat pd usia lanjut. Lbh dr 50 thn.
-kekeruhan lensa dengan nucleus yg mengeras
akibat usia lanjut biasanya mulai tjd pd usia lbh dr
60 thn.
-terdapat 4 stadium:
1,katarak insipient: kekeruhan dr tepi ekuator,
berbentuk jeriji, menuju korteks ant dan post
(katarak kortikal), berupa garis2 yg melebar dan
makin k sentral mirip sprit ruji roda. biasanya pd
std ini gakada ggn tajam penglihatan, & masih bs
dikoreksi mencapai 6/6
2, katarak intumesen/imatur: kekeruhan lensa+
pembengkakan lensa, akibat lensa yg degeneratif
menyerap air krn air masuk k dlm celah lensa,
lensa jd bengkak dan besar, kemudian lensa
mendorong iris shg akibatkan bilik mata jd lbh
dangkal drpd kondisi normalnya. katarak imatur:
kekeruhan terutama di bag posterior nucleus, belum
mengenai seluruh lap. Lensa. Tjd pencembungan
lensa sehingga tingkatkan daya bias shg kelainan
refraksi lbh mirip miopi
3, katarak matur: kekeruhan pd seluruh lensa: warna
putih keabuan . tajam penglihatan menurun
hanya dpt melihat gerakan tangandan persepsi
cahaya
4. katarak hipermatur: bila std matur dibiarkan bisa
sebabkan pencairan korteks dan nucleus tenggelam
k bawah (KATARAK MORGAGNI), atau bs jg lensanya
terus2an kehilangan cairan & jd keriput (SHRUNKEN
KATARAK)
Macam2 dislokasi lensa:

konservatif, sementara dpt


dicoba dgn kacamata/
midriatika.

Anda mungkin juga menyukai