Anda di halaman 1dari 5

Source : http://andrylesmana273.blogspot.co.id/2014/02/bedah-sistem-urinaria.

html
BEDAH SISTEM URINARIA
Pembedahan pada system urinaria (perkencingan) yang sering dilakukan adalahnephrotomy,
nephrectomy, cystotomy, urethrotomy dan urethrostomy. Sebelum dilakukannya pembedahan
pada system perkencingan perlu dilakukan evaluasi status pasien seperti keadaan cairan tubuh
pasien, evaluasi fungsi ginjal, dan hemogram (gambaran darah).

1.

Nephrotomy

Nephrotomy atau Nephrolitotomy adalah tindakan pembedahan membuka/insisi ginjal untuk


mengeluarkan kalkuli (batu) ginjal, dimana belum terjadi kelemahan fungsi ginjal yang
lanjut. Nephrotomy dapat dilakukan dengan beberapa teknik irisan, yaitu melalui tepi lateral
(curvature major), tepi ventral atau dorsal ginjal, namun insisi melalui curvature major lebih
sering dilakukan terutama untuk mengeluarkan batu yang relative besar.
Sebelum dilakukan nephrotomy perlu dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal. Apabila telah
terjadi kelemahan fungsi ginjal atau uremia perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan
produksi urin serta keseimbangan cairan elektrolit. Bila ditemukan adanya infeksi pada ginjal
perlu dilakukan pengobatan dengan antibiotika sebelum dilakukannya pembedahan.

Anesthesia
Anesthesia yang digunakan dalam operasi ini adalah anesthesia umum (anesthesia inhalasi).

Teknik operasi
Hewan disiapkan secara aseptic untuk pembedahan dengan pendekatan insisi paracostal
Setelah hewan teranasthesi, hewan dibaringkan dengan posisi rebah lateral dan kemudian
dipasangi kain penutup operasi (drap). Incise dibuat sejajar dengan costae terakhir kira-kira 2
cm dibelakangnya dengan panjang incise secukupnya tergantung besar kecilnya hewan.
Incise dimulai dari kulit, jaringan subkutan, dan tiga lapis muskulus berturut-turut dari luar
yaitu muskulus obliqus abdominis eksternus, obliqus abdominis internus dan muskulus

transverses abdominis. Hati-hati dengan perdarahan karena adanya pembuluh darah atau
kapiler yang terincisi dan ini dapat dihentikan dengan ligasi atau penjepitan. Kedua tepi
incise ditarik dengan penarik jaringan atau menggunakan allis forcep ke depan dank e
belakang untuk memudahkan dalam mengengkat ginjal kepermukaan. Ginjal ditentukan
lokasinya dan diangkat ke permukaan secara hati-hati dengan menggunakan tangan. Lemak
yang ada diluar ginjal dipisahkan secara hati-hati, arteri dan vena renalis ditentukan
lokasinya. Arteri renalis diklem sementara denga bulldog klem atau tekan dengan dua jari
tangan untuk menghindari terjadinya perdarahan pada waktu dilakukan incise pada ginjal.
Incise dilakukan pada bagian tepi lateral (curvature major) diteruskan menuju kortek dan
medulla ginjal sampai mencapai pelvis ginjal. Setelah ginjal terbelah dilakukan pengeluaran
batu atau cacing ginjal kemudian dilakukan pebilasan sampai bersih pada pelvis ginjal
dengan NaCl fisiologis. Ginjal ditutup kembali dengan mempertautkan bagian ginjal yang di
incise dengan menggunakan catgut chromic 3/0 dan dilanjutkan dengan menjahit pada bagian
kapsula dengan pola menerus menggunakan benang plain catgut 3/0.
Penelitian juga menunjukkan bahwa untuk mempertautkan bagian ginjal dapat dilakukan
dengan menggunakan tekanan dua tangan bagian ginjal yag terinsisi selama 5 7 menit.
Sebelum dikembalikan ke tempat semula ginjal terlebih dahulu dibersihkan dari bekuan darah
dengan membilas menggunakan NaCl fisiologis. Insisi pada muskulus yang teriris dijahit
menggunakan pola sederhana meneerus menggunakan catgut chromic 3/0 berturut-turut dari
muskulus transverses abdominis, muskulus obliqus abdominis internus dan eksternus.
Jaringan subkutan dijahit dengan pola sederhana menerus menggunakan benang plain catgut
3/0, sedangkan kulit dijahit dengan pola sederhana terputus menggunakan benang non
absorbable.

Pasca Operasi
Beberapa hari setelah operasi produksi urin terus dimonitor dengan disertai pemberian cairan
infuse Ringer Laktat. Antibiotika diberikan selam 5 hari atau lebih. Bila perlu dapat diberikan
terapi penunjang untuk mempercepat proses kesembuhan. Bila produksi urin tidak lancer
dapat diberikan diuretika disertai dengan infuse. Luka tempat jahitan harus dijaga
kebersihannya dengan memberikan antiseptika setiap hari sampai luka sembuh dengan
sempurna. Jahitan kulit biasanya dibuka pada hari ke-5 sampai 7 setelah operasi.

2.

Nephrectomy

Nephrectomy unilateral adalah operasi pengangkatan satu ginjal yang sudah tidak berfungsi.
Kerusakan ginjal dapat disebabkan karena adanya tumor, akibat trauma berat, infeksi berat
atau kalkuli yang sudah menahun. Nephrectomy dapat dilakukan bila ginjal yang satu lagi
masih berfungsi dengan baik. Bila kedua ginjal tidak berfungsi (sudah terjadi gagal ginjal)
maka perlu dilakukan transplantasi ginjal.

Anesthesia
Anesthesia yang digunakan pada operasi ini adalah anesthesia umum (anesthesia inhalasi).

Teknik operasi
Pada prinsipnya hamper sama dengan Nephrotomy dengan pendekatan operasi melalui insisi
paracostae. Setelah ginjal terangkat kepermukaan lakukan identifikasi arteri, vena dan ureter.
Arteri, vena renalis dan ureter diligasi terlebih dahulu dengan menggunakan catgut chromic
2/0 pada dua tempat. Setelah dilakukan ligasi baru ginjal diangkat dengan melakukan incise
diantara dua ligasi tadi. Lemak perineal yang berlebihan dapat dipisahkkan untuk
memudahkan dalam mengangkat ginjal. Lakukan control perdarahan. Apabila tidak ada
perdarahan maka lemak perineal yang tersisa dimasukkan ke dalam ruang retroperineal.
Dinding abdomen ditutup sebagaimana dilakukan pada nephrotomy.

Pasca operasi
Pemberian antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi dapat diberikan selama 5 hari. Luka
operasi diberikan antiseptika setiap hari selama proses kesembuhan. Untuk menunjang
kondisi pasien dapat diberikan terapi suportif.

3.

Cystotomy

Cystotomy adalah operasi membuka kantong kencing. Cystotomy dilakukan terutama untuk
mengeluarkan kalkuli yang ada pada kantong kencing, tumor, trauma akibat kecelakaan atau
tertusuk oleh benda runcing dan untuk tujuan biopsy. Sebelum dilakukan cystotomy perlu
evaluasi kondisi umum pasien dan adanya tanda-tanda uremia, oleh karena itu terapi cairan
sangat perlu diberikan untuk menunjang status pasien.

Anesthesia
Anesthesia yang digunakan adalah anesthesia umum (anesthesia inhalasi) atau dengan
anesthesia epidural.

Teknik Operasi
Hewan disiapkan secara aseptik untuk pembedahan dengan pendekatan incise pada garis
median posterior abdomen. Setelah hewan teranesthesi, hewan dibaringkan dengan posisi
rebah dorsal dan selanjutnya dipasangi kain penutup operasi (drap). Incisi dilakukan pada
garis median posterior abdomen berturut-turut incisi pada kulit, jaringan subkutan, linea alba.
Tepi linea alba kiri dan kanan dijepit dengan Allis forcep dan sedikit diangkat ke atas untuk
memudahkan identifikasi kantong kencing. Kantong kencing diangkat ke permukaan dan
direfleksikan ke caudal sehingga yang diincisi nantinya adalah permukaan bagian dorsal dari
kantong kencing. Pasang jahitan stay suture pada ke dua sisi lateral dari kantong kencing
untuk memudahkan incise pada kantong kencing. Apabila kantong kencing penuh berisi urin
perlu dilakukan aspirasi urin agar tidak tumpah ke dalam rongga abdomen. Incisi kantong
kencing dilakukan pada daerah avaskularisasi. Setelah kantong kencing di buka, selanjutnya
dilakukan sesuai dengan tujuan operasinya.
Bilamana ada kalkuli lakukan pengeluaran kalkuli seluruhnya. Kateterisasi perlu dilakukan
dari urethra untuk mendorong kalkuli masuk ke dalam kantong kencing. Bilas kantong
kencing sampai bersih dengan menggunakan NaCl fisiologis. Bila akibat trauma pada
kantong kencing perlu dibuat luka baru pada kantong kencing sebelum dilakukan penjahitan.
Penutupan pada kantong kencing dilakukan dengan dua lapis jahitan yaitu sederhana menerus
dan dibantu dengan jahitan pola lambert menerus menggunakan benang chromic cat gut

3/0. Dinding abdomen ditutup berturut-turut dari linea alba dengan benang vicryl 2/0 dengan
poa sederhana terputus, jaringan subkutan dijahit dengan pola sederhana menerus
menggunakan benang plain catgut 3/0 atau 2/0 dan kulit djahit dengan benang non
absorbable dengan pola sederhana terputus.

Pasca Operasi
Pada prinsipnya hamper sama dengan nephrotomy, dimana produksi urin terus dimonitor
dengan disertai pemberian cairan infuse Ringer Laktat. Analisis kalkuli perlu dilakukan untuk
mencegah terjadinya kalkuli ulangan. Antibiotika diberikan selama 5 hari atau lebih. Luka
tempat incise harus dijaga kebersihannya dengan memberikan antiseptika seetiap hari. Terapi
penunjang bisa diberikan untuk mempercepat proses kesembuhan. Jahitan pada kulit biasanya
sudah bisa dibuka 5 7 hari setelah operasi.

Anda mungkin juga menyukai