Anda di halaman 1dari 6

HIPOSPADIA

A. DEFINISI
Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak di sebelah
ventral penis dan sebelah proksimal ujung penis. Letak meatus uretra bisa terletak pada
glandular hingga perianal .
B. EPIDEMIOLOGI
Insidensi kasus hypospadia terbanyak adalah Eropa dilaporkan dari Amerika Serikat,
Inggris, Hungaria telah menunjukkan peningkatan. BDMP menyatakan bahwa insdensi
hypospadia meningkat dari 20,2 per 10.000 kelahiran hidup pada 1.970 menjadi 39,7 per
10.000 kelahiran hidup pada tahun 1993. Angka kejadian hipospadia adalah 3,2 dari 1000
kelahiran hidup.
C. ETIOLOGI
Hypospadia terjadi karena gangguan perkembangan urethra anterior yang tidak
sempurna yaitu sepanjang batang penis sampai perineum. Semakin ke arah proksimal
muara meatus uretra maka semakin besar kemungkinan ventral penis memendek dan
melengkung dengan adanya chordae.

Faktor genetik.
Berdasarkan penelitian oleh Alexander 2007, pada keluarga yang memiliki
kelainan kelamin (hypospadia), maka resiko yang akan terulang pada saudara lakilaki kurang lebih 7% - 9% resiko hypospadia. Jika orang tua kandung laki-laki
memiliki kelainan kelamin (hypospadia) maka resiko yang akan diturunkan kepada
anak kandung laki-laki kurang lebih 12% - 14 %.

Faktor etnik dan geografis.


Di Amerika Serikat angka kejadian hypospadia pada kaukasoid lebih tinggi
dari pada orang Afrika-Amerika. Namun hubungan/korelasi antara faktor etnik dan
geografis dengan kenaikan insidensi hypospadia belum dapat diketahui secara pasti.

Faktor hormonal

Faktor hormon androgen/estrogen sangat berpengaruh terhadap kejadian


hypospadia karena berpengaruh terhadap proses maskulinisasi masa embrional.
Terdapat hipotesis tentang pengaruh estrogen terhadap kejadian hypospadia bahwa
estrogen sangat berperan dalam pembentukan genital eksterna laki-laki saat
embrional. Perubahan kadar estrogen dapat berasal dari.

Androgen yaitu perubahan pola makanan yang meningkatkan lemak tubuh.

Sintetis seperti oral kontrasepsi


Adanya penurunan hormon androgen yang dihasilkan oleh testis dan placenta.

karena penurunan hormon androgen maka akan menyebabkan penurunan produksi


dehidrotestosterone (DHT) yang dipengaruhi oleh 5 reduktase, hormon ini berperan
dalam pembentukan phallus (penis) sehingga, jika terjadi defisiensi androgen akan
menyebabkan kegagalan perkembangan dan pembentukan urethra (hypospadia).
Secara umum diketahui bahwa genital eksterna laki-laki dipengaruhi oleh
estrogen yang dihasilkan testis primitif. Suatu hipotesis mengemukakan bahwa
kekurangan estrogen atau terdapatnya anti-androgen akan mempengaruhi
pembentukan genitalia ekterna laki-laki.

Faktor pencemaran limbah industri

Limbah industri berperan sebagai Endocrin discrupting chemicals dengan sifat antiandrogenik seperti polychlorobiphenyls, dioxin, furan, peptisida organochlorin,
alkilphenol polyethoxsylates dan phtalites.
D. KLASIFIKASI
Berdasarkan letak muara uretra setelah dilakukan koreksi korde, Browne (1936) membagi
hipospadia dalam tiga bagian besar,yaitu (1) hipospadia anterior terdiri atas tipe glanular,
subkoronal, dan penis distal, (2) hipospadia medius terdiri atas midshaft, dan penis
proksimal,dan (3) hipospadia posterior terdiri atas penoskrotal,skrotal, dan perienal.

E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang timbul pada kebanyakan penderita hypospadia biasanya datang dengan
keluhan kesulitan dalam mengatur aliran air kencing (ketika berkemih). Hypospadia tipe
perineal dan penoscrotal menyebabkan penderita harus miksi dalam posisi duduk dan
pada orang dewasa akan mengalami gangguan hubungan seksual
Tanda-tanda klinis hypospadia :
1. Lubang Osteum/orifisium Uretra Externa (OUE) tidak berada di ujung glands penis.
2. Preputium tidak ada dibagian bawah penis, menumpuk di bagian punggung penis.
3. Biasanya jika penis mengalami kurvatura (melengkung) ketika ereksi, maka dapat
disimpulkan adanya chordee, yaitu jaringan fibrosa yang membentang hingga ke glans
penis.
4. Dapat timbul tanpa chordee, bila letak meatus pada dasar dari glands penis.
F. DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Kelainan hypospadia dapat diketahui segera setelah kelahiran dengan pemeriksaan
inspeksi genital pada bayi baru lahir. Selain pada bayi baru lahir diagnosis
hypospadia sering dijumpai pada usia anak yang akan disirkumsisi (7-9 tahun). Jika
pasien diketahui memiliki kelainan kelamin (hypospadia) maka tindakan sirkumsisi

tersebut tidak boleh dilakukan karena hal tersebut merupakan kontra-indikasi tindakan
sirkumsisi.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk mengetahui hypospadia pada masa kehamilan sangat sulit. Berbagai
sumber menyatakan bahwa hypospadia dapat diketahui segera setelah kelahiran
dengan inspeksi genital pada bayi baru lahir.
G. TERAPI
Rekonstruksi phallus (penis) pada hypospadia dapat dilakukan sebelum usia
belajar (1,5 bulan - 2 tahun). Terdapat beberapa cara penatalaksanan penbedahan untuk
merekonstruksi phallus pada hypospadia.Tujuan penatalaksanaan hypospadia yaitu
untuk memperbaiki kelainan anatomi phallus, dengan keadaan bentuk phallus yang
melengkung (kurvatura) karena pengaruh adanya chordee.
Tindakan rekonstruksi hypospadia:
-

Chordectomi : melepas chordae untuk memperbaiki fungsi dan memperbaiki


penampilan phallus (penis).

Urethroplasty : membuat Osteum Urethra Externa diujung gland penis sehingga


pancaran urin dan semen bisa lurus ke depan.
chordectomi dan urethroplasty dilakukan dalam satu waktu operasi yang sama

disebut satu tahap, bila dilakukan dalam waktu berbeda disebut dua tahap.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam mencapai keberhasilan tindakan oprasi
bedah hypospadia :
1. Usia ideal untuk repair hypospadia yaitu usia 1,5 bulan 2 tahun (sampai usia
belum sekolah) karena mempertimbangkan faktor psikologis anak terhadap tindakan
operasi dan kelainannya itu sendiri, sehingga tahapan repair hypospadia sudah
tercapai sebelum anak sekolah.
2. Tipe hypospadia dan besarnya penis dan ada tidaknya chorde.
3. Tiga tipe hypospadia dan besar phallus sangat berpengaruh terhadap-tahapan dan
tehknik operasi. Hal ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan operasi, Semakin
kecil phallus dan semakin ke proksimal tipe hypospadia semakin sukar tehnik
operasinya.
Beberapa metode yang telah ditemukan :
-

Methode Duplay: Untuk merekonstruksi Hypospadia tipe middle.

Methode Ombredane: Untuk merekonstruksi Hypospadia tipe Coronal dan tipe


distal.

Nove-josserand: Untuk merekonstruksi Hypospadia berbagai tipe tapi urethroplastinya menggunakan skin graft. Namun karena metode ini memiliki banyak komplikasi
seperti stenosis, maka pada saat ini tidak dipergunakan lagi.
Pada semua tindakan operasi bedah hypospadia dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Eksisi chordee. Tekhnik untuk tindakan penutupan luka dilakukan dengan
menggunakan preputium yang diambil dari bagian dorsal kulit penis. Tahap
pertama ini dilakukan pada usia 1,5 2 tahun. eksisi chordee bertujuan untuk
meluruskan phallus (penis), akan tetapi meatus masih pada tempatnya yang
abnormal.

Uretroplasty yang dikerjakan 6 bulan setelah tahap pertama. Tekhnik reparasi ini
dilakukan oleh dokter bedah plastik adalah tekhnik modifikasi uretra. Kelebihan jaringan
preputium ditransfer dari dorsum penis ke permukaan ventral yang berfungsi menutupi
uretra baru.
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang terjadi setelah rekonstruksi phallus dipengaruhi oleh beberapa
Faktor antara lain:
1. Usia pasien
2. Tipe hypospadia
3. Tahapan operasi yang meliputi ketelitian teknik operasi
Komplikasi tersebut meliputi :

Perdarahan

Infeksi

Fistel urethrokutan

Striktur urethra, stenosis urethra

Divertikel urethra

Sumber :dasar urologi sama scrib wkwkwk

Anda mungkin juga menyukai