dapat mengalir di dekat permukaan tanah dan turun hingga ke tingkat paling rendah
dari lingkungan.
Kandungan LPG memiliki perbandingan komposisi C3 : C4 sebesar 70% : 30%,
dimana dilakukan pemberian tekanan sampai dengan 300 psi sehingga unsur tersebut
berubah fasa menjadi cair.
Dan unsur yang lebih berat berikutnya dapat berupa kondensat atau crude oil
dengan unsur dominan pada C5H12 (C5) sampai dengan unsur terberat (residu).
Pemisahan pertama pada suatu minyak atau gas (Oil and Gas Processing) dimulai
dengan separator untuk memisahkan unsur-unsur pembentuk cair baik dalam bentuk
H2O maupun hidrokarbon. Jika pada kasus dimana sumur menghasilkan air sangat
banyak, maka proses awalnya sering ditambahkan alat FWKO (Free Water Knock
Out).
Untuk memisahkan unsur-unsur yang ringan dan berat, dapat dipakai alat
Fractionator, dimana Methane (C1), Ethane (C2), Propane (C3), dan Butane (C4)
dapat dipisahkan secara sendiri-sendiri. Kemudian unsur-unsur tersebut dapat
dipergunakan atau diolah sesuai dengan kebutuhan, seperti halnya LNG mengambil
unsur C1 yang dominan, LPG unsur C3 dan C4 yang dominan, dan lain-lain.
4.2 MINI LPG-PLANT
Komponen yang diperlukan pada suatu Mini LPG-Plant disesuaikan dengan
komposisi dari unsur yang dikandungnya, serta banyaknya gas yang harus diolah.
Jadi sifatnya kasus per kasus. Agar mini LPG-Plant ini berlaku untuk jumlah gas
yang sangat kecil antara 1 sampai dengan 10 MMSCFD maka diisyaratkan yang
akan diolah hanya yang mengandung CO2 dan H2S yang tidak terlalu tinggi sehingga
tidak diperlukan Sweetener dan mengurangi ongkos produksi.
Begitu pula Deethanizer digabung menjadi Demethanizer/Deethanizer yang
diatur setara dengan Deethanizer yang berfungsi memisahkan C1 dan C2 bersamasama. Begitu pula Depropanizer digabung menjadi Depropanizer/Debuthanizer yang
berfungsi untuk mengambil unsur C3 dan C4 dari residu yang akan dikondensasi.
Kedua alat tersebut temperatur dan tekanan kerjanya dipilih kondisi optimum yang
sangat tergantung dari komposisi gas yang harus diolah.
Karena yang diolah adalah gas bertekanan rendah maka diperlukan kompressor
jenis dua tingkat, agar tercapai tekanan keluaran yang diperlukan oleh alat
Deethanizer serta alat Depropanizer.
yang cukup drastis sehingga fraksi-fraksi berat dari gas alam akan tetap pada
fasa cair, sedangkan fraksi ringan berubah fasa menjadi gas.
4.2.3
chilling system sedangkan yang masih berupa fasa gas, dikembalikan ke unit
kompresor untuk didinginkan kembali.
4.2.4
separator tiga fasa (V-101), deethanizer (T-101), dan depropanizer. Terdapat tiga
komponen yang dipisahkan pada separator (V-101) yaitu komponen gas (C1 dan
C2), fasa cair (kondensat dan propilen glikol). Gas keluaran separator akan
ditampung sebagai Gas LNG karena mengandung kadar (C1 dan C2) yang cukup
tinggi. Gas ini selanjutnya akan ditampung pada tangki penyimpanan gas (V105). Namun, untuk keperluan proses produksi, sebagian produk LNG
digunakan sebagai bahan bakar (fuel gas system). Cairan pada separator,
dipisahkan berdasarkan berat jenis fluida (fluid level) tersebut yaitu kondensat
minyak ( C3, < 1 g/cm3) berada pada bagian atas fluida, dan propilen glikol (
= 1,036 g/cm3) berada pada bagian bawah fluida.
Fluida cair yang berasal dari separator (V-101 dan V-106) selanjutnya akan
didistilasi pada unit deethanizer. Tujuannya adalah untuk memisahkan gas
ringan (C1 dan C2) dari kondensat. Gas pada aliran atas dikondensasi pada suhu
5oF dan tekanan 250 psig, dengan rasio 2:1. Gas tersebut dialirkan ke heat
exchanger (E-101/E-103) dan dipisahkan lagi dari kondensat pada separator (V101) sebelum disimpan. Hal ini perlu dilakukan karena aliran atas fluida gas,
masih mengandung C3 yang cukup tinggi, yaitu sekitar 15,400 bbl/day
(barrel/day). Kondensat pada aliran bawah, dipanaskan kembali pada suhu184,3
o
F dan tekanan 252,2 psig, dengan rasio 2:1. Pada aliran bawah masih
bbl/day. Sedangkan pada aliran bawah, kondensat dipanaskan pada suhu 293,5
o
F dan tekanan 172 psig, dengan ratio 8:1. Kondensat yang dihasilkan hampir
tidak mengandung propan (C3) yaitu 0,000 bbl/day, namun meskipun sedikit
masih mengandung butan sebesar 0,12 bbl/day.
Terdapat tiga produk akhir yang diperoleh pada kilang ini, yaitu Lean Gas
(LNG) dengan kapasitas 2,97 MMSCFD, LPG dengan kapasitas 13,32 ton/hari,
dan kondensat (crude oil) sebesar 62,79 bbl/hari.
4.2.5 Penggunaan Glikol (Glycol Injection / Recovery System)
Untuk mengurangi kadar air pada gas, maka perlu dilakukan proses absorpsi
air dari gas dengan menggunakan propylene gylcol (propane-1,2-diol). Glikol
memiliki densitas 1,036 g/m3 dan titik didih 188,2 oC (370,8 oF) pada keadaan
standar. Penggunaan glikol sebagai absorber dikarenakan sifat glikol yang larut
pada air dan sekaligus tidak bereaksi pada gas. Adapun kesetimbangan Absorpsi
glikol terhadap air, dapat dilihat berdasarkan grafik pada Gambar 4.1. Dapat
diamati bahwa kesetimbangan absorpsi dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.
Gambar 4.1 Data Kesetimbangan Uap Air dari Gas Alam (Sweet Natural Gas)
Glikol pada temperatur tertentu, diinjeksikan secara berkala ke dalam pipa
gas sebelum gas masuk pada serangkaian cooler. Hal ini bertujuan agar glikol
dapat bekerja dengan optimal. Glikol yang kaya air, akan terpisah pada aliran
paling bawah, pada separator tiga fasa.
Aliran kaya air mengalir ke heat exchanger dan memasuki tangki pemisah
atau flash. Gas hidrokarbon yang terserap bersamaan dengan air pada kontaktor
dibebaskan/dialirkan kembali ke proses pengolahan awal. Akhirnya, glikol
mengalir ke stripper/filter untuk mendesorpsi air dari glikol menggunakan silica
gell sebelum masuk ke dalam kontaktor dan digunakan kembali.
4.2.6 Media Pemanas dan Bahan Bakar (Hot Oil and Fuel Gas System)
Suatu sistem pemanas fluida panas (Hot Oil) beroperasi pada sebuah loop
(putaran) dengan sistem tertutup dan tekanan rendah. Pemanasan dengan sistem
ini, dapat mencapai 750 oF sehingga membuatnya sebagai pilihan ideal untuk
banyak aplikasi proses. Pemilihan antara sistem uap atau sistem cairan panas
ditentukan oleh beberapa persyaratan proses. Penentu utama pemilihan sistem
adalah suhu. Jika sistem yang memerlukan panas di atas titik beku air (32 oF)
dan di bawah 350 oF, maka pada umumnya menggunakan media pemanas uap
(steam). Namun, apa bila di bawah 32 oF atau di atas 350 oF, cairan panas
mungkin lebih baik. Selain itu, pemilihan minyak (natural oil) sebagai media
pemanas adalah untuk mencegah dampak korosi terhadap asset yang dimiliki.
Adapun media pemanas yang disediakan pada Mini LPG Plant dibutuhkan
pada unit separator tiga fasa (V-101), reboiler (E-104/E105) pada deethanizer
dan depropanizer, sistem glikol, dan pemanas tambahan pada pengolahan
propan (refrigeran system).
Bahan bakar yang digunakan pada proses produksi adalah Liquid Natural
Gas (LNG) /Lean gas, yang diperoleh dari keluaran produk atas. Lean gas ini,
selain dijual, juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada coil ataupun
generator.