Anda di halaman 1dari 9

A.

Potret Kunjungan Wisman ke Bali

Bali indentik dengan pariwisata. Sebagai daerah tujuan wisata utama


di Indonesia, Bali menjadi barometer perkembangan pariwisata di
tanah air. Selain sangat populer di kalangan wisatawan mancanegara
(wisman), Bali juga menjadi destinasi pilihan utama bagi wisatawan
domestik untuk berlibur, melakukan kegiatan bisnis maupun kegiatan
lainnya.
Kunjungan wisman ke Bali dalam lima tahun terakhir sangat fluktuatif
dengan jumlah kunjungan tertinggi sebanyak 1.457.315 wisman pada
tahun 2004, dan terendah pada tahun 2003 sebanyak 993.185 orang.
Fluktuasi kunjungan wisman ke Bali tidak terlepas dari berbagai
peristiwa buruk yang terjadi di berbagai belahan dunia, dimulai dari
serangan teroris terhadap gedung kembar di Amerika Serikat (2001),
perang Irak, SARS, penyakit flu burung, berbagai peristiwa politik di
tanah air dan yang paling memukul Bali adalah ledakan dahsyat bom
legian (oktober 2002) serta bom Kuta, Jimbaran (Oktober 2005). Data
kunjungan wisman ke Bali dapat dilihat dalam Tabel berikut.
DATA KUNJUNGAN LANGSUNG WISMAN KE BALI
TAHUN 2000 - 2006
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agu
Sep
Okt
Nop
Des
Jumlah

2000
92,604
104,083
110,582
109,634
103,939
122,352
142,946
144,324
140,008
129,932
110,145
102,290
1,412,839

2001
108,897
99,040
115,997
117,040
111,115
128,792
138,150
145,290
133,667
96,537
72,806
89,443
1,356,774

Tahun
2002
87,027
96,267
113,553
104,958
119,284
130,563
147,033
160,420
150,747
81,100
31,497
63,393
1,285,842

2003
60,836
67,469
72,652
53,714
47,847
81,256
111,810
115,435
106,753
97,385
83,832
94,196
993,185

2004
104,057
84,369
99,862
111,022
117,191
131,685
148,086
155,000
141,900
128,297
110,471
125,376
1,457,316

2005

101.931
100.638
117.149
116.272
116.615
136.369
158.453
157.229
162.102
81.109
62.705
75.877
1.386.449

2006
79.721
73.430
84.109
103.886
101.776
109.651
121.988
118.104
118.331
112.629
113.844
122.848
1.260.317

Sumber : Kanwil Departemen Kehakiman Propinsi Bali 2004


Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Bali 2005
Imigrasi Propinsi Bali 2006
Disparda Bali, 2007

Apabila dicermati lebih detail, kunjungan wisman ke Bali setiap bulan


dalam setahun memiliki pola yang menarik. Pengamatan selama lima
tahun terakhir menunjukkan bawa kecenderungan penurunan

kunjungan wisman ke Bali terjadi pada bulan Februari, Mei dan


Oktober.
Sementara itu pada bulan-bulan lainnya cenderung
meningkat dan puncak kunjungan terjadi pada setiap bulan Agustus
(lihat trend kunjungan wisman ke Bali).

Dari sisi geografis wisman yang berkunjung ke Bali berasal dari


negara-negara di Eropa (didominasi oleh Jerman, Belanda, Inggris,
Perancis), Amerika ( AS dan Canada), Australia, Asia-Pasific (Jepang,
Korea dan Taiwan) serta wisatawan dari ASEAN dan Timur Tengah.
Wisatawan yang berasal dari China Daratan belum menunjukkan angka
yang signifikan.
B. Potensi Wisatawan China
China memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia. Pada tahun 2000
jumlah penduduknya hampir mencapai angka 1,3 milyar dengan
sebaran di China Daratan sebanyak 1,27 milyar; Hong Kong: 6,8 juta;
Makao: 440 ribu dan Taiwan: 22,3 juta. Tingkat pertumbuhan ekonomi
China sejak terbuka dengan dunia luar menunjukkan angka yang
spektakuler. Pertumbuhan GDP penduduk China tahun 1990 1995
mencapai angka rata-rata 12 % per tahun, sementara itu dari tahun
1996 2000 rata-rata pertumbuhannya sebesar 8%. Pada tahun 2000
GDP per kapita penduduk China berkisar antara US$ 840 US$ 850,
meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan tahun 1980.
Secara tradisional penduduk China adalah masyarakat petani. Tahun
1978 67,4% lapangan pekerjaan di China ada di sector pertanian
dengan sumbangan sector ini dalam pembentukan GDP sebesar 31,2
% (1979). Dua puluh tahun kemudian (1999) sumbangan sector
pertanian tinggal 17,3% terhadap GDP dan hanya mampu

menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 44% dari total lapangan


pekerjaan yang ada. Sementara itu dalam periode yang sama terjadi
peningkatan yang signifikan dalam perkembangan industri jasa dengan
posisi dan jabatan sebagai pengusaha swasta (private enterpreneurs),
manager, dan pemilik industri kecil dan perusahaan-perusahaan
komersial (small industrial and commercial enterprises owners).
Peningkatan kesejahteraan masyarakat China yang disertai dengan
perubahan struktur pekerjaan mereka mengakibatkan kebutuhan
berwisata semakin meningkat. Kebijakan pemerintah China untuk
mulai mengijinkan warganya melakukan perjalanan international
semakin mendorong masyarakat China untuk melihat dunia luar
setelah ratusan tahun terisolir karena system politik Tirai Bambu
China. Dalam periode 1991 1997 rata-rata pertumbuhan penduduk
China yang melakukan perjalanan wisata ke luar negeri (disebut:
outbound travellers) sebesat 17,1% dan pada periode 1998 2000
rata-rata pertumbuhannya 30% per tahun. Pada tahun 2005 tidak
kurang dari 25 juta penduduk China bepergian ke luar negeri untuk
tujuan berwisata, dan akan meningkat terus menjadi 30 juta tahun
2007, tahun 2010 sebanyak 50 juta dan akan menjadi 100 juta pada
tahun 2020 (WTO, 2003).
C. Chinese Outbound dan Karakteristiknya
Sejak tahun 1995 pemerintah China mulai mengijinkan warganya
untuk melakukan perjalanan wisata ke daerah tujuan wisata
international yang memiliki status ADS (Approve Destination Status).
Untuk menghindari tidak kembalinya warga mereka serta alasan
lainnya, pemerintah China hanya mengijinkan warganya bepergian ke
luar negeri dalam bentuk rombongan (group tour). Mereka harus
diorganisir oleh travel agent yang telah berlisensi dari CNTA (China
National Tourism Administration) dan dipimpin oleh seorang tour guide.
Sejak saat itu masyarakat China semakin banyak yang melakukan
perjalanan international dan telah menjadi pasar outbound dengan
ranking tertinggi di Asia pada tahun 2003. Tidak kurang dari 20,2 juta
Chinese outbound travelers dalam tahun yang sama. Delapan bulan
pertama tahun 2004 pertumbuhan Chinese outbound sebesar 31%.
Trend pertumbuhan Chinese outbound dapat dilihat dalam bagan
selanjutnya.
Secara umum Chinese outbound di bagi ke dalam dua katagori, (1)
Chinese Group Tour yaitu wisatawan China yang bepergian ke luar
negeri dalam bentuk rombongan. Mereka sering disebut G.I.T (Group
Inclusive Tour) yang perjalanannya dipimpin oleh seorang tour leader
dan acara perjalanan mereka disusun dalam tour itenerary; (2)
Chinese Independent Tour yaitu wisatawan China yang melakukan
perjalanan wisata ke luar negeri tanpa tour leader dan tanpa tour

itinerary.
Mereka sering disebut dengan istilah F.I.T (Free and
Independent Tour). Karena kebijakan pemerintah China yang hanya
mengijinkan warganya bepergian dalam bentuk rombongan, maka
kelompok ini oleh travel agent di China dimasukkan dalam kelompok
Small F.I.T Group.
Wisatawan China dalam melakukan perjalanan wisata ke luar negeri
akan memanfaatkan tiga kali periode public holiday dalam setahun
yang dinamakan sebagai Three Golden Periods. Ke tiga periode
liburan tersebut adalah:
1. Spring Holiday (Tahun Baru IMLEK) pada awal Bulan Februari.
2. Labour day pada awal Bulan Mei
3. National Day pada awal Bulan Oktober.

1. Chinese Group Tour


Sesuai dengan kebijakan pemerintah China, semua warga China yang
bepergian untuk tujuan berwisata ke luar negeri dikelompokkan ke
dalam katagori ini. Jumlah mereka sudah barang tentu sebanyak
Chinese Outbound yang ada dalam catatan resmi pemerintah China.
Beberapa karakteristik Chinese Group Tour adalah sebagai berikut:
a. Jumlah mereka minimum 15 orang dipimpin oleh seorang tour
leader.

b. Perjalanan mereka disusun dalam tour itinerary yang sangat


ketat dengan orientasi sight seeing.
c. Shopping Trip menjadi keharusan dalam setiap perjalanan
mereka.
d. Harga sangat kompetitif, inbound operator umumnya beroperasi
dengan patokan cost (bahkan lebih kecil).
e. Keuntungan inbound operator diperoleh dari komisi atas
shopping trip (wisatawan China menghabiskan rata-rata US$ 987
untuk shopping di luar negeri).
f. Profile mereka sesuai dengan traditional image wisatawan China
yaitu: sightseeing, casino, good shopping, Chinese food, little
spoken English dan need a tour leader.
g. Isu diseputar mereka adalah: mass market, low yield market dan
kompensasi ke jumlah untuk meng-cover biaya overhead dari
tour leadernya.
h. Menghindari segala resiko yang berkaitan dengan keamanan,
sehingga mereka akan melakukan perjalanan ke destinasi yang
aman.
i. Memiliki kecenderungan untuk last minute travel decision.
2. Chinese Independent Tour
Travel agent di China memasukkan Chinese Independent Tour ke
dalam kelompok Small F.I.T Group. Yang membedakan mereka
dengan Chinese Group Tour adalah bahwa perjalanan mereka
umumnya tanpa dipimpin oleh tour leader dan program perjalanannya
tidak diatur ketat dalam tour itinerary.
Wisatawan China yang termasuk dalam kelompok Chinese
Independent Tour (F.I.T) merupakan segmen pasar dengan tingkat
pertumbuhan yang sangat tinggi. Mereka berasal dari masyarakat
Middle Class dengan jumlah sekitar 2% dari penduduk China. Sejak
terbukanya tirai bamboo China, kelas ini telah bertambah sebanyak
100 juta orang dan terus tumbuh dengan pesat. Dibandingkan dengan
Chinese Group Tour jumlah mereka memang lebih kecil, namun yield
yang diciptakannya jauh lebih besar; oleh karena itu banyak destinasi
di dunia yang menjadikannya sebagai target pasar untuk produk
mereka.
Beberapa karakteristik Chinese Independent Tour tidak berbeda
dengan ciri Chinese Group Tour seperti: (a) memiliki kecenderungan
untuk last minute travel decision , (b) Menghindari segala resiko
yang berkaitan dengan keamanan, dan (c) Shopping Trip menjadi

keharusan dalam setiap perjalanan mereka.


dari mereka adalah:

Namun kharakter khas

a. Tidak mau menjadi bagian dari Group Tour


b. Pelakunya lebih kaya daripada warga China
(Pendapatan: US$ 25.000 atau lebih per tahun).

umumnya

c. Punya asset di negaranya (rumah, mobil, tabungan)


d. Menyisihkan
berwisata.

10%

atau

lebih

incomenya

untuk

kegiatan

e. Berpendidikan tinggi dan bekerja sebagai professional atau


menjalankan bisnis yang sukses.
f. Sering melakukan perjalanan ke luar negeri.
g. Motivasinya adalah escape from stressful via tourism dengan
mencari pengalaman unik dan baru.
D. Wisatawan China ke Negara-negara ASEAN
Pada tahun 2004 jumlah Chinese outbound tidak kurang dari 23 juta
orang dan 20% diantaranya berkunjung ke ASEAN. Tiga Negara di
ASEAN yang dominan menikmati kunjungan wisatawan China adalah:
Malaysia (3 juta), Singapore (1,3 juta) dan Thailand (800 ribu).
Indonesia baru serius menggarap pasar China (daratan) sejak tahun
1995, sehingga jumlah kunjungan mereka sampai dengan tahun 2004
cenderung meningkat, kecuali tahun 1999 menurun drastis karena
peristiwa pelecehan warga keturunan China saat pemerintahan
Soeharto jatuh. Data kunjungan wisatawan China ke Indonesia dapat
dilihat dalam Tabel berikut.

Pertumbuhan pesat dari warga China yang berwisata ke luar negeri


dan hubungan Indonesia dengan pemerintahan China yang semakin
baik serta kekayaan sumberdaya wisata Indonesia, memberi peluang
bagi Indonesia untuk menggaet wisatawan China lebih banyak di masa
yang akan datang.
E. Promosi dan Possitioning
Untuk tujuan meningkatkan kunjungan wisatawan China ke Indonesia,
beberapa langkah penting yang telah dilakukan pemerintah adalah:
a. Penandatanganan kerjasama antara Pemerintah Indonesia
dengan China (DEPBUDPAR dengan CNTA) tentang penanganan
wisatawan China di Indonesia.
b. Membuka Kantor Perwakilan Promosi Pariwisata Indonesia di
Beijing.
c. Bekerjasama dengan para pelaku industri pariwisata China.
d. Bekerjasama dengan media cetak dan elektronik di China ( TV, 3
media cetak, 1 majalah wisata di China).
e. Meluncurkan situs internet: www.visitindonesia.gov.co
f. Membentuk Komite Promosi Wilayah China.
Mengingat kompetitor produk Indonesia dan Bali khususnya demikian
ketat di pasar China (dengan Malaysia, Singapore Hong Kong dan
Thailand) maka harus dilakukan strategi Possitioning yang tepat,
sehingga tujuan kegiatan promosi dapat tercapai. Beberapa pemikiran

yang dapat diusulkan (perlu dilakukan penelitian khusus) dalam


memposisikan Bali di pasar China (G.I.T maupun F.I.T) adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Stress free meditation


Variety of activities
Friendly people
The alternative shopping places
Culture relationship between Chinese and Balinese People
Good standard of service
Variety of cuisine, not only Chinese food
Chinese speaking guide.

F. Tantangan
Dari paparan sebelumnya, nampak bahwa Indonesia belum menggarap
dengan serius pasar raksasa China. Sementara itu warga China yang
bepergian ke luar negeri dari tahun ke tahun semakin banyak. Ini
adalah peluang besar. Sudah saatnya semua pihak menyamakan
persepsi untuk ikut bertarung di pasar dan memenangkan pasar
tersebut.
Beberapa tantangan yang akan dihadapi khususnya bagi Bali
diantaranya: (a) kemudahan pelayanan pemberian visa bagi warga
China yang akan berkunjung ke Indonesia, (b) outbound agent training
and familirisation, (c) suitable inbound operator, (d) airline capacity
from China to Bali dan (e) Chinese speaking guide.

POTENSI PASAR WISATAWAN CHINA


Peluang dan tantangannya.

Oleh:
I Wayan Mertha, SE, M.Si
Sekolah Tinggi Pariwisata Bali

Disampaikan dalam:
Diskusi Pembentukan Konsorsium Penanganan Wisatawan
China di Bali
Kantor DPRD Propinsi Bali Renon Denpasar
Januari 2006

Anda mungkin juga menyukai