Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara pengoprasian mesin CNC TU-3A.
2. Mengetahui jenis-jenis pengerjaan yang dilakukan pada mesin CNC TU-3A.
3. Mengetahui program CNC-TU-3A dengan benar.
4. Mengetahui bagian bagian serta fungsi dari mesin CNC TU-3A.
5. Mengetahui fungsi-fungsi perintah dalam program tersebut.
6. Dapat merancang benda kerja sendiri dengan hasil produk yang efesien terhadap waktu.
7. Dapat menentukan titik referensi dengan benar.
8. Dapat menjalankan mesin CNC TU-3A.
9. Dapat membuat program baik absolute maupun incremental dengan baik dan benar.
10. Dapat mengetahui alat dan peralatan yang dipergunakan dalam mesin CNC TU-3A.
11. Dapat digunakan untuk membuat ukuran ukuran pada aluminium datar secara massal dan
bervariasi.
12. Dapat digunakan sebagai salah satu sablon atau stempel secara bervariasi.
13. Dapat membuat pipa dari aluminium .
14. Dapat meningkatkan produksi dalam industri.
15. Penggunaan waktu yang lebih efesien.

1.2 PROSEDUR PRAKTIKUM


1.
2.
3.
4.

Merancang dan menentukan benda kerja yang diinginkan


Membuat program sesuai dengan bentuk program yang diinginkan
Memasang pahat yang diinginkan
Benda kerja diletakkan pada pencekam yang terdapat pada meja hantaran, dicekam dengan keras dan
benar.
5. Mengaktifkan mesin dengan memutar kunci saklar utama searah jarum jam ke posisi ON
6. Mengatur kecepatan spindle yang diinginkan
7. Menset titik referensi dari benda kerja ke arah sumbu X,Y,Z dengan langkah:
o Sumbu X : Geser pahat sampai menyentuh permukaan benda pada
sumbu X kemudian tekan DEL.
o Sumbu Y : Geser pahat sampai menyentuh permukaan benda pada
sumbu Y kemudian tekan DEL.
o Sumbu Z : Geser pahat sampai menyentuh permukaan benda pada
sumbu Z kemudian tekan DEL.
8. Ketik program kedalam computer dengan tepat dan benar
9. Saklar distel kearah CNC untuk program otomatris.
10. Setelah pengetikan selesai, kemudian program yang telah diketik tersebut di cek dengan tombol M,
selanjutnya jika terjadi kesalahan dapat segera diperbaiki.
11. Setelah dicek dan ternyata tidak ada kesalahan, barulah ditekan tombol START untuk memulai
pengerjaan secara CNC .
12. Pada waktu pengerjaan, tombol darurat harus senantiasa siap untuk ditekan, jika sewaktu-waktu
terjadi kesalahan yang tidak diinginkan
13. Setelah pengerjaan selesai, pahat digeser menjauhi benda kerja supaya aman kemudian mesin
dimatikan dengan memutar saklar utama, ke posisi OFF.
14. Benda kerja dilepaskan dari pencekam
15. Membersihkan mesin dari geram- geram yang terbuang setelah pemotongan selesai.

1.3 SEJARAH MESIN CNC


Kendali numeris bukanlah hal yang baru. Pada awal 1808 mesin tenun telah menggunakan kartu merah
dengan lubang yang mengontrol kain yang diproduksi. Setip jarum pada mesin dikendalikan oleh ada
tidaknya lubang pada kartu kartu tersebut diprogramkan untuk mesin. Jika lubang ditukar maka
bentuknya juga akan berubah.
Perkembangan komputer merupakan hal yang penting dalam kemdali numeric pada tahun 1943,
komputer pertama diciptakan yang bernama ENVAC yang berukuran sangat besar. Pada tahun 1948
ditemukan transistor sebagai tabung udara.
Di Trevorche Michigan, Jhon Person bekerja dengan metode pemeriksaan tempelate yang kemudian
mendapatkan kontrak dengan angkatan udara Amerika Serikat untuk memproduksi system control
otomatis.
Pada awal tahun 111960-an, mesin numeric menjadi hal yang umum pada industri. Hingga sekitar tahun
1976, mesin CNC diproduksi dengan kontrol oleh microporeson untuk meningkatkan kemampuannya.
Juga ditambah dengan memori pengembangan pada teknologi akhir tahun 1970-an dan 1980-an
membuat biaya mesin kendali numeric lebih rendah dimana seluruh industri tidak dapat berproduksi
tampaknya.
Karena mesin CNC merupakan yang memakai system kendali numeric yang canggih, maka diperlukan
operator yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pengrtahuan dan pengoprasian mesin tersebut.
Hal penentu sebenarnya dalam teknologi komputer adalah ditemukannya transistor pada tahun 1948.
Transistor ini merupakan penganti lubang kerja yang memiliki tingkat teknologi yang lebih tinggi.
Bentuk transistor ini sangat kecil, murah, menggunakan sedikit tenaga dan menghasilkan sedikit panas.
Hal ini merupakan sifat dari pengganti sempurna bagi pipa kosong.
CNC juga dilengkapi dengan memori. Tipe pembelian mesin CNC yaitu dengan langkah program
sederhana (blok) pada waktu mengeksekusinya. Jadi mesin dapat dijalankan dengan program.
1.4 LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi dalam era globalisasi dan era milinium baru menuntut sumber daya manusia
yang benar-benar telah siap menghadapi era milinium baru, terutama di Negara yang menguasai bagian
dari kecanggihan dan yang mengglobal. Hal ini menimbulkan polemic bagi sumber daya manusia itu
sendiri. Sebab timbul suatu perubahan sosial.
Komputerisasi yang merupakan media dan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan sekedar media dam
alat peneliti, melainkan telah berkembang pesat sebagai sarana informasi. Bahkan menjadi pengendali
bagi industri. Dapat juga digunakan untuk keperluan teknik misalnya konstruksi mesin.
CNC merupakan salah satu control /istem pengendali bagi analisa numeric pemasukan kata demi kata
(program) ke dalam komputer mesin berupa angka atau nomor tertentu yang dapat di transfer kedalam
bahasa program sebagai bahasa mesin
Sebagai mahasiswa mesin, kita dituntuk untuk mengerti dan memahami cara menjalankan mesin dan
mengerjakan program yang akan dimasukkan sebagai data dan diolah serta dikaluarkan dalam bentuk
perintah.
Sehingga praktikan CNC diberikan latihan dan cara untuk mengoprasikan mesin, membuat program
dengan benda kerja yang dihasilkan, khususnya pengetahuan mengenai mesin pengendali numeric sangat
dianggap perlu bagi kebutuhan akan personal operator mesin kendali numeric yang terdidik akan
meningkat tajam dimasa yang akan dating. Hampir semua bidang pengerjaan seperti manajer baik
kontraktor, pekerja terampil dan lain-lain, akan dihadapkan dengan teknologi ini.
Dalam penelitian ini diberikan latihan dan cara untuk mengoperasikan mesin, membuat program yang
sesuai dengan benda kerja yang dihasilkan.

BAB II
TEORI DASAR
2.1 URAIAN MESIN CNC TU-3A
1. Definisi
Mesin CNC TU-3A adalah salah satu mesin CNC yang memungkinkan pemotongan benda kerja
dilakukan dengan tiga dimensi (x,y,z). Laju pergerakan pahat terhitung dalam skala 1:0,01 mm yang
merupakan skala terkecil untuk mendapatkan dimensi benda kerja yang baik dan tepat.
Pergerakan pahat dapat dlakukan secara linier (lurus), radius (melingkar). Meja hantaran spindel
bergerak secara tiga dimensi sesuai program yang akan di input. Kecepatan gerakan dan asutan dapat
diatur sesuai kehendak operator. Demikian pula dengan kecepatan spindelsehingga memungkinkan
pengerjaan benda kerja dalam radius waktu relatif singkat.
Mesin CNC TU-3A merupakan mesin menggunakan numeric komp secara terkontrol dan otomatis, yang
pada bagiannya hampir sama dengan mesin fris tegak. Pahat-pahat CNC TU-3A tersedia dalam bentuk
yang bervariasi, yang memungkinkan banyak pengerjaan yang dapat dilakukan. Perlengkapan lain

adalah sistem alarm otomatis dan tombol darurat yang menyebabkan mesin sensitif terhadap keadaan
darurat.
2. Sistem persumbuan
Pada mesin CNC TU-3A terdapat pergerakan 3 dimensi. Kode persumbuan yang digunakan untuk mesin
CNC TU-3A adalah x,y,z. Ada dua sistem persumbuan pada mesin ini, tergangtng pada letak posisi mata
pahat, yaitu vertikal dan horisontal.
Sistem persumbuan tergantung pada letak mata pahat potong, dilihat dari garis sumbu z. Ketiga sumbu
x,y,z dapat mempunyai nilai positif maupun negatif. Nilai tersebut akan menentukan arah gerakan
potong. Untuk sistem persumbuan horisontal, dan nilai x,y,z positif maka gerakan yang dilakukan adalah
memanjang kekanan, vartikal keatas, melntang kebelakang, dan jika nilai x,y,z negaif arah
pergerakannya adalah kebalikannya.
3. Sistem perpahatan
Pahat CNC TU-3A tersedia dalam bentuk berfariasi yang memungkinkan banyak pengerjaan. Pergerakan
pahat dapat dilakukan secara linier (lurus), radius (melingkar) dan vertikal.
Dalam jangka waktu tertentu, perkakas potong dapat mengalami kerusakan, hal ini disebabkan oleh:
a. Tidak sesuainya bahan pahat dan bahan benda kerja.
b. Tidak sesuainya antara kecepatan potong yang diberikan karena kecepatan potong yang tinggi
menentukan umur pahat potong.
c. Kedalaman pemotongan yang sangat besar menyebabkan tekanan pahat potong dengan benda kerja
makin tinggi.
d. Kurangnya media pendingin yang mengenai pahat potong.
Kriteria menentukan umur pahat :
a. Jenis bahan pahat potong
b. Bahan dari benda kerja
c. Jenis pengerjaan yang dilakukan
d. Kecepatan potong dan dalamnya pemakanan.
Pemeliharaan umur pahat.
Untuk melakukan pemeliharaan pahat potong ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
a. temperatur : apabila penggunaan pahat potong dilakukan secara terusmenerus,maka akan mengalami kerusakan/ausnya mata pahat.
b. Korosi : setiap material besi bisa saja terkena korosi, termasuk pahat
potong. Oleh karen itu perlu adanya pembersian mata pahat setelah pemakaian.
c. Konsentrasi tegangan : pada saat pengerjaan benda kerja, pahat potong mengalami konesntrasi yang
terjadi beberapa kali, sehingga kerusakan sulit untuk bisa dihindari untuk itu diperlukan fluida
pendingin.
4. Media pendingin
Perbaikan aksi pemotonganmungkin dilakukan dengan menggunakan benda pahat, cairan emlsi/gas
dalam proses pemotongan, maka akan terjadi panasyang tinggi sebagai akibat dari gesekan, dan jika suhu
dapat dikendalikan maka permukaan logam akan cenderung untuk melekat satu sama lain. Sehingga
perlu dipergunakan media pendingin untuk:
a. Mengurangi gesekan antara serpihan pahat dengan benda kerja.
b. Suhu pahat dan benda kerja.
c. Mencuci bersih dari serpihan.

d. Memperbaiki penyelesaian permukaan.


e. Menjaga umur pahat.
f. Menurunkan daya yang diperlukan.
g. Mengurangi kemungkinan korosi pada benda kerja.
h. Membantu terjadinya pengelasan serpih kepada pahat.
Suatu media pendingin tidak boleh menimbulkan penolakan secara psikologis kepada operator, tidak
merusak mesin, dan stabil. Harus juga memiliki karakteristik perpindahan panas tidak menguap, tidak
berbuih dan melumasi serta mempunyai suhu nyala tinggi.
5. Jenis-jenis mata pahat potong
a. Pahat biasa
Bentuk piringan yang hanya memiliki sisa pada sekeliling.
b. Pemotong fris samping
Mirip dengan pemotong fris dalam, kecali letaknya disamping.
c. Pemotong gergaji pembelah logam
Mirip pemotong fris datar/samping kecuali pembuatannya sangat tipis.
d. Pemotong fris bentuk
Sisa pemotongannya diberi sudut bentuk khusus.
e. Pemotong fris sudut
Dibuat untuk pemotong sudut tunggal maupun sudut ganda.
f. Pemotong celah.
Mempunyai pemotong dasar kecil.
6. Jenis-jenis pencekan
-Pencekam alat-alat potong
a. pencekam dengan cekam kolet.
Pencekam model ini kapasitasnya dalam inchi dan metrik yang tertera pada kolet. Tidak dapat
mencekam alat potong yang lebih kecil atau lebih besar dari yng tetera.
b. Pencekam dengan arbor pisau jari kerang.
Arbor ini dapat mencekam alat potong dengan lubang sampai 16mm. Empat buah kolarnya
memngkinkan penyetelan pisau fris yang berbeda.
-Pencekam benda kerja.
a. Batang-batang pencekam.
Batang-batang pencekam ini dipasang pada meja besi, tergantung pad benda kerjanya.
b. Ragum mesin dengan pembatas.
Lebar mulut 60mm.
c. Blok cekam bertingkat.
Tinggi=60mm. Untuk mencekam benda kerja diperlukan sekurang-kurangnya dua blok.
2.2 TYPE-TYPE MESIN CNC
a. Mesin CNC plasma.
Mesin pemotong CNC plasma menggunakan NC untuk mengatur senteran potong plasma. Plasma ini
dihasilkan dengan melewatkan gas melalui busur listrik. Gas ini diionkan dengan busur dan pada
temperatur yang tinggi. Busur ini dihasilkan, yang mana diperbolehkan logam besi dan logam non besi.
b. Mesin pembentuk pegas CNC

Mesin CNC pembentuk pegas membuat pegas dengan menggulungkan rata atau pegas melingkar baru ke
dalam bentuk yang melalui penggunaan dan cetakan. Cetakan ini diposisikan oleh NC dan dapat
menghasilkan ribuan dalam tiap jamnya.
c. Mesin pemotong laser CNC
Mesin ini mirip dengan mesin plasma dengan lampu koheren sebagai alat dan dapat memotong bahan
plat ke dalam bentuk berseluk ladum.
d. Mesin pusat vertikal
Menggunakan pengaturan kontrol numeric dan merubah alat automatic dengan bermacam ciri untuk
meningkatkan kemampuan dan keunggulan produksi.
e. Mesin pusat permesinan horisontal.
Merupakan mesin fris horisontalyang dikontrol secara numeris. Mesin ini mempunyai kemampuan yang
mirip dengan mesin CNC pusat permesinan vertikal.
f. Mesin pusat vertikal akses (variax)
Dioperasikan dalam penunjuk serempak yang berbeda-beda. Variax ini mungkin adalah mesin multi
akses yang akan datang. Kemampuan vertikal akses memperbolehkan variax untuk bergerak dan
mengatur pahat potong dalam banyak arah.
2.3 DATA TEKNOLOGI
1. Kecepatan potong (Vs)
Vs =
Vs = keceptan potong
d = diameter benda kerja
s = jumlah putaran sumbu utama
Kecepatan potong maksimal yang diizinkan tergantung pada:
- Bahan benda kerja
Makin tinggi kekuatan bahan, makin rendah kecepatan potong.
- Bahan pahat
Pahat karbida memungkinkan kecepatan potong yang lebih tinggi dari pahat IISS.
- Besaran asutan
Makin besar asutan makin kecil kecepatan potong.
- Dalamnya pemotongan
Makin besar dalamnya pemotongan, makin kecil kecepatan potong.
2. Jumlah putaran (S)
Dari kecepatan potong dan diameter benda kerja, anda hitung jumlah putaran sumbu utama.
S=

3. Perhitungan asutan
Makin tinggi tahanan bahannya maka makin besar asutan dan dalamnya pemotongan (pembatasan
dengan geometri mesin fris). Makin besat t makin besar F dan demikian sebaliknya.
Pada CNC TU-3A memprogram asutan dalam mm/menit.

BAB III
DATA MESIN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
3.1 DATA MESIN CNC TU-3A
1. Kecepatan potong (Vs)
Dimana : Vs=kecepatan ; d=diameter; s=jumlah putaran sumbu utama.
Kecepatan potong tergantung pada:
- Bahan dari benda kerja, makin rendah kecepatan potongnya makin tinggi tahanan dari benda kerja.
- Bahan alat potong: alat-alat potong dari karbid memungkinkan kecepatan potong yang lebih tinggi dari
pada alat potongn dari HSS.
- Besarnya asutan: makin besar asutan semakin kecil kecepatan potong .
- Dalamnya pemotongan : makin dalam pemotongan makin kecil kecepatan potong.
2. Kecepatan sumbu utama
Perhitungan kecepatan sumbu utama mesin fris dari kecepatan potong dan
diameter pisau frisnya.
3. Perhitungan asutan
Pada TU-3A program asutan dalam mm/menit dimana F=S x F (mm/put).
4. Pemilihan jumlah putaran pada TU-3A
Tenaga motor tergantung pada jumlah putarannya oleh karena itu pilihan tingkat transmisi dari
penggerak pulley, sehingga jumlah putaran motor berada pada jenjang daya optimal contoh:
- jumlah putaran potong kasar 600 put/menit
- jumlah putaran potong halus 800 put/menit.
3.2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
3.2.1 Alat yang digunakan
1. Mesin CNC TU-3A
2. Kunci penguat, berfungsi untuk menggerakkan catok benda kerja.
3. Kertas grafik
4. Mistar untuk mengukur benda kerja
5. Pengganjal sebagai pengalas benda kerja agar tidak goyang.
6. Kuas untuk membersihkan geram-geram.
7. Kain lap untuk membersihkan mesin.
8. Pisau End Mill Cuter 10
3.2.2 Bahan yang digunakan

Batang logam aluminium dengan dimensi :


o Panjang
: 150 mm
o Lebar
: 150 mm
o Tebal: 150 mm

BAB IV
ANALISA PROGRAM DAN PEMBAHASAN
MESIN CNC TU-3A
4.1. ANALISA PROGRAM ABSOLUT
4.1.1 LEMBAR PROGRAM ABSOLUT
NO

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

90
92
M03
00
00
00
01
00
01
00
01
00
01
00
01
00
00
01
00
01
00
01
00
01
00
01
00
00
00
01
02
02
02
02
01
02

-3000

00

3000

-1000
-1000
-1000
6000
6000
-1000
-1000
6000
6000
-1000
-1000
6000
6000
-1000
6000
6000
-1000
-1000
6000
6000
-1000
-1000
6000
6000
6000
5000
5000
2500
00
2500
5000
5000
2500

00
00
-1000
6000
6000
-1000
-1000
6000
6000
-1000
-1000
6000
6000
6000
-1000
-1000
6000
6000
-1000
-1000
6000
6000
-1000
-1000
2500
2500
2500
00
2500
5000
2500
2500
00

3000
-100
-100
-100
-200
-200
300
-300
-400
-400
-500
-500
-100
-100
-100
-200
-200
-300
-300
-400
-400
-500
-500
200
200
200
-100
-100
-100
-100
-100
-200
-200

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

30
30
30
30
30
30
30

Keterangan

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88

02
02
02
01
02
02
02
02
01
02
02
02
02
01
02
02
02
02
00
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01
01

00
2500
5000
5000
2500
00
2500
5000
5000
2500
00
2500
5000
5000
2500
00
2500
5000
5387
5387
3944
1056
-387
1056
3944
5387
5387
3944
1056
-387
1056
3944
5387
5387
3944
1056
-387
1056
3944
5387
5387
3944
1056
-387
1056
3944
5387
5387
3944
1056
-387
1056
3944

2500
5000
2500
2500
00
2500
5000
2500
2500
00
2500
5000
2500
2500
00
2500
5000
2500
2500
2500
00
00
2500
5000
5000
2500
2500
00
00
2500
5000
5000
2500
2500
00
00
2500
5000
5000
2500
2500
00
00
2500
5000
5000
2500
2500
00
00
2500
5000
5000

-200
-200
-200
-300
-300
-300
-300
-300
-400
-400
-400
-400
-400
-500
-500
-500
-500
-500
-500
-600
-600
-600
-600
-600
-600
-600
-700
-700
-700
-700
-700
-700
-700
-800
-800
-800
-800
-800
-800
-800
-900
-900
-900
-900
-900
-900
-900
-1000
-1000
-1000
-1000
-1000
-1000

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

89
90
91
92
93

01
00
00
M05
M30

5387
5387
-3000

2500
2500
00

-1000
3000
3000

30

4.1.2 PENJELASAN LANGKAH PROGRAM ABSOLUT


N00/ 92
N01/ 90
N02/ M03

: pergeseran titik referensi pada x=-3000, y=00, z=3000.


: pemrograman nilai absolut
: spindel frais hidup searah jarum jam
PROSES 1
N03/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-1000, y=00, z=3000
N03/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-1000, y=00, z=-100
N03/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-1000, y=-1000, z=-100
N04/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=6000, y=6000, z=-100, F=30.
N03/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=6000, y=6000, z=-200
N05/01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=-1000, y=-1000, z=-200, F=30.
N03/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-1000, y=-1000, z=-300
N06/ 01
: lurus dengan pemakanan pada x=6000, y=6000, z=-300, F=30.
N03/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=6000, y=6000, z=-400
N07/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=-1000, y=-1000, z=-400, F=30.
N03/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-1000, y=-1000, z=-500
N08/ 01
: lurus dengan pemakanan pada x=6000, y=6000, z=-500, F=30
N03/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=6000, y=6000, z=-100.
N09/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-1000, y=6000, z=-100.
N10/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=6000, y=-1000, z=-100, F=30. N09/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=6000, y=-1000, z=-200.
N11/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=-1000, y=6000, z=-200, F=30.
N09/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-1000, y=6000, z=-300.
N12/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=6000, y=-1000, z=-300, F=30.
N09/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=6000, y=-1000, z=-400.
N13/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=-1000, y=6000, z=-400, F=30
N09/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-1000, y=6000, z=-500.
N14/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=6000, y=-1000, z=-500, F=30.
PROSES 2
N09/ 00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=6000, y=-1000, z=200.
N15/00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=6000, y=2500, z=200
N16/00
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=5000, y=2500, z=200
N17/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=-100, F=30.
N18/ 02
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=00, z=-100,
dan F=30.
N19/ 02
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=00, y=2500, z=-100,
dan F=30.
N20/ 02
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=5000, z=100, dan F=30.
N21/ 02
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=100, dan F=30.
N22/ 01
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=-200, F=30.
N23/ 02
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=00, z=-200,
dan F=30.
N24/ 02
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=00, y=2500, z=-200,
dan F=30.

N25/ 02
N26/ 02
N27/ 01
N28/ 02
N29/ 02
N30/ 02
N31/ 02
N32/ 01
N33/ 02
N34/ 02
N35/ 02
N36/ 02
N37/ 01
N38/ 02
N39/ 02
N40/ 02
N41/ 02
N42/ 00
N43/ 01
N44/ 01
N45/ 01
N46/ 01
N47/ 01
N48/ 01
N49/ 01
N50/ 01
N51/ 01
N52/ 01
N53/ 01
N54/ 01
N55/ 01
N56/ 01
N57/ 01
N58/ 01
N59/ 01
N60/ 01
N61/ 01
N62/ 01
N63/ 01
N64/ 01

: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=5000, z=200, dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=200, dan F=30.
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=-300, F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=00, z=-300,
dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=00, y=2500, z=-300,
dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=5000, z=300, dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=300, dan F=30.
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=-400, F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=00, z=-400,
dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=00, y=2500, z=-400,
dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=5000, z=400, dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=400, dan F=30.
: Interpolasi lurus dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=-500, F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=00, z=-500,
dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=00, y=2500, z=-500,
dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=2500, y=5000, z=500, dan F=30.
: Interpolasi melingkar searah jarum jam dengan pemakanan pada x=5000, y=2500, z=500, dan F=30.
PROSES 3
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-500
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-600, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=00, z=-600, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=00, z=-600, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=-387, y=2500, z=-600, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=5000, z=-600, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=5000, z=-600, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-600, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-700, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=00, z=-700, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=00, z=-700, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=-387, y=2500, z=-700, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=5000, z=-700, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=5000, z=-700, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-700, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-800, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=00, z=-800, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=00, z=-800, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=-387, y=2500, z=-800, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=5000, z=-800, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=5000, z=-800, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-800, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-900, F=30.

N65/ 01
N66/ 01
N67/ 01
N78/ 01
N69/ 01
N70/ 01
N71/ 01
N72/ 01
N73/ 01
N74/ 01
N75/ 01
N76/ 01
N77/ 01
N78/00
N79/00
N77/ M05
N78/ M30

: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=00, z=-900, F=30.


: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=00, z=-900, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=-387, y=2500, z=-900, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=5000, z=-900, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=5000, z=-900, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-900, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-1000, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=00, z=-1000, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=00, z=-1000, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=-387, y=2500, z=-1000, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=1056, y=5000, z=-1000, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=3944, y=5000, z=-1000, F=30.
: gerakan lurus dengan pemakanan pada x=5387, y=2500, z=-1000, F=30.
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=5387, y=2500, z=3000.
: gerakan cepat tanpa pemakanan pada x=-3000, y=00, z=3000.
(mengembalikan posisi pisau keawal)
: Spindel fris mati
: Program selesai

4.1.3 GAMBAR PROSES KERJA PROGRAM

Gambar 1 : Bentuk Awal

Gambar 2 : Proses 1

5.1 PEMBAHASAN UMUM

BAB V
PEMBAHASAN

Gambar 3 : Proses 2

Gambar 4 : Proses 3
Bentuk Akhir

13

-Faktor-Faktor Penentu Kualitas Dari Benda Kerja


Dalam melakukan suatu pekerjaan, kehalusan dan kualitas produk yang dihasilkan oleh pekerjaan
tersebut tertentu menjadi ukuran keberhasilan pekerjaan itu sendiri. Termasuk dalam pekerjaan dengan
menggunakan mesin CNC TU-3A dimana terdapat hal-hal yang bisa mempengaruhi ketepatan benda
kerja antara lain :
- Program
Program yang dibuat harus benar dan program tersebut harus diinput dengan benar pula untuk
mendapatkan hasil benda kerja sesuai yang diinginkan.
-Benda kerja
Pemasangan benda kerja yang tidak seimbang atau tidak lurus dan tepat pada posisi pencekam, sehingga
benda kerja cenderung oleng sewaktu bergesekan dengan pahat. Oleh karena itu, sangat diperhatikan
dalam hal pemasangan benda kerja yang dipasang dengan baik dan benar.

- Pahat
Pahat yang digunakan harus sesuai dengan kekuatan benda kerja, dalam haal ini pahat harus tajam agar
pemakanan lebih cepat dan lebih halus sehingga ketetpatan dan kualitas benda kerja yang dihasilkan bisa
semaksimal mungkin.
- Kecepatan potong
Kecepatan potong yang digunakan harus disesuaikan dengan kekuatan bahan. Makin tinggi kekuatan
bahan maka kecepatan potong harus lebih rendah. Untuk menghindari alat potong agar tidak cepat kalah
atau aus yang bisa menyebabkan kualitas benda kerja menjadi berkurang.
- Putaran spindel
Putaran spindel harus disesuaikan dengan jenis pemotong yang akan dilakukan. Untuk pemotongan kasar
digunakan putaran spindel 600 putaran per menit dan untuk pemotongan halus digunakan putaran
spindel 800 putaran per menit. Kesalahan dalam memilih putaran spindel bisa mempengaruhi kualitas
hasil benda kerja.
- Penentuan titik referensi (titik acuan)
Hal ini dapat menyebabkan langkah pemakanan dan ukuran kedalaman pemakanan dapat mengalami
kesalahan, sehingga proses pengerjaan tidak sesuai yang diinginkan.
5.2 PEMBAHASAN KHUSUS
- Jenis benda kerja Vs F
F= asutan (mm/men)
Jenis benda kerja adalah keras, lunak (tahanannya).
Hubungan antara jenis benda kerja dengan kecepatan asutan (F) adalah semakin tinggi tahanan benda
kerja maka kecepatan asutan akan semakin kecil. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah ketahanan
pengerjaan maka akan semakin besar kecepatan asutan.
- Jenis benda kerja Vs Vc
Vc = kecepatan potong (m/men)
Jenis benda kerja adalah ketahanannya.
Hubungan antara jenis benda kerja dengan kecepatan potong adalah semakin tinggi tahanan dari benda
kerja maka makin rendah kecepatan potongnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tahanan dari
benda kerja maka semakin tinggi kecepatan potongnya.
- Jenis benda kerja Vs T
T = waktu pengerjaan
Jenis benda kerja adalah ketahanannya.
Hubungan antara jenis benda kerja dengan waktu pengerjaan adalah semakin tinggi ketahanan benda
kerja maka waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah ketahanan benda kerja maka waktu yang dibutuhkan akan semakin kecil.
- Jenis benda kerja Vs t
t = dalamnya pemotongan
Jenis benda kerja adalah ketahanannya.
Hubungan antara jenis benda kerja dengan kedalaman pemotongan adalah semakin tinggi ketahanan dari
benda kerja maka kedalaman pemotongan akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah
ketahanan dari benda kerja maka kedalaman pemotongan akan semakin besar (bisa diperbesar) karena
apabila jenis benda kerja dan kedalaman tidak sesuai maka pahat bisa patah.

BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
1. Mesin CNC dioperasikan dengan membuat program yang kemudian diinput kedalam computer
dengan seluruh proses pengerjaan hingga menghasilkan benda kerja dilakukan dengan cara
komputerisasi
2. Kebutuhan dunia industri akan mesin CNC kedepan akan semakin banyak melihat ketelitian,
efisien, tingginya permukaan, waktu dan biaya yang dimiliki oleh mesin ini serta dapat melakukan
pengerjaan secara massal dengan skala besar.
3. Bagian-bagian mesin CNC TU-3A, serta fungsinya :
a. Saklar utama, untuk meghidupkan dan mematikan mesin serta unit pengendali
b. Lampu kontrol, menunjukkan suplay tenaga pada mesin
c. Tombol darurat, untuk mencegah terjadinya kesalahan
d. Saklar pemilih untuk sistem persumbuan dan pelayanan.
e. Tombol putar untuk mengatur kecepatan sumbu utama.
f. Ammeter untuk menunjukkan pemakaian tenaga dari motor sumbu utama. Tenaga tidak boleh
melebihi 2A untuk 220-240 Volt atau 4A untuk 100-110 Volt.
g. Tombol asutan untuk eretan memanjang, melintang dan tegak
h. Tombol gerakan cepat untuk asutan bergerak cepat.
i. Tombol Inchi/metric dan saklar untuk mengubah persumbuan.
j. Digital untuk membaca gerakan eretan.
k. Saklar H/C untuk menampilakn layar program.
l. Tombol DEL untuk menyetel kembali ke titik nol
m. Tombol untuk memindahkan x ke y ke z tanpa eretan bergerak.
n. Tombol INP untuk memasukkan nilai-nilai program.
o. Tombol M untuk melaksanakan hubungan keluar.
3. Terdapat dua sistem pemograman pada mesin CNC, yaitu pemrograman absolut dan inkramental.
2. Secara garis besar.jenis-jenis perintah pada mesin CNC meliputi:
a. Perintah jalan, yang dinyatakan dengan symbol G yang diikuti dengan nilai tertentu yang setiap
nilai memiliki nilai tertentu.

b. Perintah tambahan yang dinyatakan dengan symbol M yang diikuti dengan nilai tertentu yang
setiap nilainya memiliki fungsi tertentu.
3. Pada mesin CNC TU-3A terdapat 2 macam program yaitu:
a. Absolut.
b. Inkramental
6.2 SARAN-SARAN
Kalau bisa untuk mengefisienkan waktu pada saat di lab sebaiknya kepada semua praktikan diberikan
waktu khusus untuk mengecek program sebelum masuk lab ke2, sehingga sedikit banyak kesalahan pada
program dapat segera diketahui sehingga pada saat di lab praktikan tidak kelabakan.
Sebaiknya mesin-mesin CNC yang ada dilaboratorium dapat digunakan semua pada saat praktikum, agar
praktikan lebih mengerti dan memahami cara-cara penggunaan mesin tersebut tanpa harus menunggu
praktikan lain selesai.
Sebaiknya mesin yang rusak dirperbaiki ,agar memperlancar praktikum.
Diharuskan mematuhi aturan-aturan keselamatan kerja di lab ketika praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
- EMCO Student Hand book
- EMCO TU 3A R 10010
- Contoh Laporan Praktikum Proses Produksi II
- Prambodo, Bambang dkk .1996.Teknologi Mekanik II.Jakarta : Erlangga

C.Langkah Kerja
1. Mesin CNC yang kita gunakan adalah CNC TU 3A Vertikal.
Bersihkan beram-beram bekas pemotongan maupun kotoran lain pada ragum mesin CNC
dengan menggunakan kuas, hal ini untuk menghindari posisi benda kerja pada

saat pemasangan tidak dalam posisi yang rata dengan landasan ragum,
2. Siapkan Benda kerja bahan Al 50x50x50
3. Sisi benda kerja yang dijadikan dasar,adalah permukaan yang paling rata. Karena penempatan
benda kerja yang benar akan menghasilkan sisi yang tegak lurus.
Perlu diperhatikan, sisi benda kerja yang dapat dikerjakan adalah sisi yang permukaannya
kasar yaitu yang terdapat bekas pemotongan ( hanya 2, atas atau bawah),
4. Jepit benda kerja pada ragum dengan kencang. Ragum dilengkapi dengan stopper, untuk
pengerjaan massal pada benda kerja yang berukuran sama. Dengan stopper,operator tidak
perlu lagi mengatur posisi 0 cutter.
5. Kita lakukan Facing, yaitu untuk meratakan permukaan benda kerja yang akan kita
kerjakan.
Adapun langkah Facing, adalah:
Pasang Cutter Surface HSS

20 mm pada Arbor, dengan cara tarik

tuas pengikat disamping Arbor sampai penuh. Masukkan Cutter, kemudian


lepaskan tuas pengikat.
Hidupkan Spindle Mesin dengan memutar Saklar ke Posisi 1, yaitu Posisi
Manual. Sebelumnya pastikan Cutter berada pada posisi yang aman, tidak
menyentuh benda kerja.
Turunkan Cutter hingga menyentuh permukaan Benda Kerja dengan menekan
Tombol - Z
Tekan delete - ketik 0 - kemudian tekan Input
Secara manual pindahkan posisi cutter berada disamping benda kerja dengan
tombol, tanpa mengubah nilai Z.
Kemudian Turunkan Benda kerja dengan Tombol Z sejauh 100 (artinya untuk
pengurangan ukuran facing sebesar 1 mm).
Kemudian dengan tombol X, gerakkan pahat memotong kiri atau kanan dan
tombol Y, untuk gerakan maju atau mundur.
Setelah Permukaan rata, Benda kerja dapat dikerjakan dengan program.

Matikan Spindle, dengan memindahkan pisisi Saklar ke posisi 0 atau dapat

juga diarahkan ke posisi CNC.


6. Setelah proses Facing selesai, ganti Cutter dengan Cutter HSS 10 mm.
7. Setting posisi awal pahat (posisi 0) dengan cara:

Pastikan posisi pahat tidak menyentuh benda kerja

Hidupkan Spindle, Posisi 1.

Untuk menggerakkan pahat dengan cepat, tekan Inp + Axis ( X, Y, Z)

Mengatur posisi Axis Z, gerakkan Pahat menurun hingga menyentuh

permukaan benda kerja. Tekan Tombol Z untuk turun dan tombol +Z untuk naik.
Setelah pahat menyentuh permukaan benda kerja, tekan delete ketik 0 tekan
Input.

Mengatur posisi Axis X, gerakkan benda kerja dari kiri ke kanan dengan

tombol X+. Setelah menyentuh sisi benda kerja sebelah kiri, tekan delete ketik 0
tekan Inp.

Mengatur posisi Axis Y, gerakkan benda kerja maju ( +Y ) atau mundur (

-Y ) .
Atur hingga pahat menyentuh sisi depan benda kerja, kemudian tekan delete
ketik 0 tekan Inp.

Atur posisi awal Cutter, harus sesuai dengan posisi awal pada

pemrograman (X= - 4000).


Pada saat mengatur sumbu X, jarak pada program dikurangkan dengan jari-jari
cutter (X= - 3500).
Kemudian Mengatur Sumbu Y, jarak pada program (Y=0), ditambah dengan jari
jari cutter ( Y= 50).
Sumbu Z sesuai dengan program Z=0. Setelah posisi cutter telah benar, matikan
Spindle.

8. Tekan Hc untuk masuk ke mode Pemrograman.


Adapun Kode Program dan Tombol-tombol yang digunakan pada praktek ini adalah:
a. G92 : Pemograman metode Absolut with offset
b. G00 : Pergeseran pahat secara bebas, tanpa kerja pemotongan
c. G01 : Gerakan pahat secara linear dengan kecepatan dan kedalaman penyayatan
terprogram
d. G02 : Pergerakan penyayatan radius searah jarum jam
e. G03 : Pergerakan penyayatan radius berlawanan arah jarum jam
f. M03 : Spindle ON
g. M05 : Spindle OFF
h. M06 : Setting Tools
i. M09 : Menentukan Off set titik awal pergerakan pemakanan radius
j. M30 : END Program
k. Inp : Memasukkan data pada blok tertentu
l. Delete: Menghapus data pada blok tertentu
m. Inp : memasukkan data
n. Inp + Rev : Menghentikan Program secara darurat
o. FWD : berpindah ke blok selanjutnya
p. Rev :berpindah ke blok sebelumnya
9. Sebelum melakukan kerja secara otomatis, program yang sudah selesai diisi diperiksa terlebih
dahulu dengan menekan M hingga seluruh blok dilalui.
Apabila terjadi kesalahan dalam pemrograman, maka akan muncul peringatan
posisi ditahan sementara pada N.., tergantung posisi blok berapa ada terdapat
kesalahan. Kemudian tekan Inp + Rev untuk menghilangkan peringatan.
10. Untuk menjalankan program dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

Menjalankan program tiap-tiap blok


-

Contoh, untuk menjalankan program sebanyak 2 blok, cukup


tekan

2 + START

Metode ini, mempermudah Operator untuk mengontrol setiap program


yang bekerja terutama bagi tingkat Pemula.

Menjalankan keseluruhan program secara otomatis


-

Cukup tekan START, maka program akan bekerja dari awal sampai akhir.
Metode ini dapat dilakukan apabila programnya sudah benar tanpa
keraguan.

Dibawah ini akan dijelaskan cara kerja dan Posisi pahat tiap-tiap blok program.
1. Siapkan benda kerja AL 50x50x50

Pada saat memprogram secara Absolut, maka pengukuran dilakukan dari 1 titik tertentu

yang tidak berubah-ubah dimana titik 0,0 dilambangkan dengan

2. Penjelasannya dimulai dari gerakkan pahat secara linear dengan gerakan pemakanan dari titik 0

ke 1 kemudian dari 1 ke 2 selanjutnya dari 2 ke 3 dan dari 3 ke 4 dan kembali lagi ke 0.

N04 / G01 / X= 5000 / Y= 0 / Z= -500


N05 / G01 / X=5000 / Y= 5000 / Z= -500
N06 / G01 / X= 0 / Y= 5000 / Z= -500

N07 / G01 / X= 0 / Y= 0 / Z= -500

3. Pemakanan secara linear dari kiri ke kanan


N08 / G00 / X= -1000 / Y= 2500 / Z= -500
N09 / G01 / X= 5000 / Y= 2500 / Z= -500

4. Pemakanan secara linear dari Depan ke belakang


N10 / G00 / X= 5000 / Y= 2500 / Z= 2000
N11 / G00 / X= 2500 / Y= 6000 / Z= 2000
N12 / G00 / X= 2500 / Y= 6000 / Z= -500

N13 / G01 / X= 2500 / Y= 0 / Z= -500

5. Pemakanan secara radius searah jarum jam (CW)


N14 / G00 / X= 2500 / Y= 0 / Z= 2000 N15 /
G00 / X= -1000 / Y= 2500 / Z= 2000 N16 /
G00 / X= -1000 / Y= 2500 / Z= -500 N17 /
G00 / X= 0 / Y= 2500 / Z= -500 N18 / G01 /
X= 0 / Y= 3000 / Z= -500 N19 / G02 / X=
2000 / Y= 5000 / Z= -500 N20 / M99 / I=
2500 / J= 500 / K= -500

6. Pergerakan Cutter dengan pemakanan secara radius berlawanan arah jarum jam (CCW)
N21 / G00 / X= 2500 / Y= 5000 / Z= -500

N22 / G01 / X= 2500 / Y= 4500 / Z= -500

N23 / G03 / X= 4500 / Y= 2500 / Z= -500

N24 / M99 / I= 2500 / J= 500 / K= -500

7. Setelah benda selesai dikerjakan, kembalikan posisi cutter ke cordinat semula, kemudian poros
utama dihentikan dan program berakhir.
N25 / G00 / X= 4500 / Y= 2500 / Z= 2000
N26 / G00 / X= -4000 / Y= 0 / Z= 2000
N27 / M05
N28 / M30

8. Kikir sisi benda kerja dari beram yang tidak terputus.


9.

10. Lepaskan Benda kerja dari Ragum.

1.Pandangan Depan

2.Pandangan Kanan

3.Pandangan Atas
D.Hasil Pekerjaan

E.Kesimpulan :
Sebelum Melakukan Praktek Mengoperasikan Mesin Dalam pengerjaan

bahan kerja Sebelumnya harus membuat program terlebih dahulu dan


menggunakan program yang tepat dan baik agar hasil lebih baik

31

Anda mungkin juga menyukai