Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja, berbentuk cairan atau setengah cairan (setengah padat),
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau 200
ml/24 jam. Buang air besar encer/ air ini dapat/tanpa disertai lendir dan darah. Menurut WHO (1980) diare
adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Berdasarkan waktu, diare dapat dibagi atas akut dan kronik. Batasan waktu untuk diare kronik yaitu lebih
dari 15 hari. Batasan waktu ini merupakan kesepakatan untuk mempercepat kepastian diagnosis dan
pengobatan, sedangkan pakar atau pusat study lain ada yang mengusulkan lebih dari 2 minggu atau 3 minggu
atau 1 bulan dan lain-lain. Diare akut, sudah jelas masalahnya baik dari segi patofisiologi dan pengobatan.
Sedangkan pada diare kronik, diagnosis dan pengobatan lebih rumit dari pada diare akut.
Diare akut merupakan diare yang sering menyerang anak-anak. Pada umumnya diare ini disebabkan oleh
infeksi, seperti virus, bakteri dan parasit. Selain karena infeksi, diare akut juga dapat disebabkan oleh hal lain
seperti:efek samping dari obat-obat tertentu, keracunan makanan atau zat kimia tertentu, alergi, gangguan
penyerapan (malabsorpsi), individu dengan imunodefisiensi (system imun yang terganggu), penyakit saluran
pencernaan dan lain-lain. Infeksi karena virus dan bakteri merupakan penyebab utama, selain parasit dan
jamur. Virus yang paling sering ditemukan pada kasus diare akut adalah Retrovirus, sedangkan untuk bakteri
adalah E.coli dan Salmonellla. Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah-muntah (muntaber)
dan /atau demam, nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa
penanggulangan medis yang adekuat dapt menyebabkan kematian karena kekurangan cairan di badan.
Karena kekurangan cairan, seseorang akan merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah
kering, tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. pH darah menurut, diikuti
perangsangan pusat pernafasan sehingga frekuensi nafas lebih cepat dan lebih dalam. Gangguan
kardiovaskular pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi
yang cepat ( 120/m), tekanan darah menurun sampai tidak terukur.
Pada diare akut yang disebabkan oleh penyebab lainnya, misalnya keracunan makanan atau alergi, tanda
gejala akan timbul sesaat setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Diare yang muncul dapat disertai gejala
lainnya sakit perut atau muntah. Jika disebabkan oleh alergi, maka dapat juga disertai bengkak di wajah,
bibir, atau mata dan gatal serta timbulnya ruam kemerahan pada kulit.
disertai
mulas-mulas.
Disentri
disebabkan
oleh
bakteri
Shigella,
Salmonela,
Tindakan/Pengobatan:
Dehidrasi atau kekurangan cairan merupakan penyebab utama kematian akibat diare dan anak mudah sekali
kekurangan cairan karena komposisi air di dalam tubuhnya lebih besar dari pada orang dewasa. Prinsip terapi
diare yang umumnya diberikan pada anak sekarang ini adalah penggantian cairan yang hilang dari dalam
tubuh. Saat ini, penanganan diare pada anak masih berpedoman pada kesepakatan WHO yang disebut 5 Ways
to Threat Diarrhea yang diindonesiakan dengan istilah LINTAS Diare (Lima Langkah Tuntas Diare). Dalam
2
program tersebut ada hal yang dijadikan pedoman yang direkomendasikan oleh WHO dalam menangani
diare pada anak yaitu: berikan oralit, berikan Zinc selama 10 hari berturut-turut, teruskan ASI/ makan,
antibiotic selektif, nasihat untuk ibu dan keluarga. Kelima langkah di atas merupakan langkah komprehensif
yang perlu dilakukan dalam menangani diare akut pada anak.
1. Penanganan diare dengan dehidrasi berat dengan cepat
- Jika orang tua dapat memberikan cairan intravena, beri cairan intravena secepatnya.jika anak bisa
bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infuse dipersiapkan. Beri 100ml/kg cairan Ringer
Laktat(atau jika tidak tersedia, gunakan cairan NaCl) dengan pembagian sebagai berikut: jika bayi
(dibawah umur 12 bulan) pemberian pertama 30ml/kg dalam 1 jam pertama (ulangi sekali lagi
jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba), dilanjutkan dengan pemberian 70ml/kg selama 5
jam. Jika anak umur 12 bulan sampai 5 tahun pemberian pertama 30ml/kg selama 30 menit
pertama (ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak teraba), dilanjutkan dengan
pemberian 70ml/kg selama 2,5 jam. Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum
teraba, berikan tetesan lebih cepat. Beri oralit segera setelah anak mau minum dan beri juga tablet
-
Zinc. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.
Jika orang tua tidak dapat memberikan cairan intravena dan terdapat fasilitas pemberian cairan
intravena terdekat (dalam waktu 30) lakukan rujukan segera untuk dapat pengobatan intravena.
Jika anak bisa minum beri oralit dan minumkan sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan.
Jika tidak terdapat fasilitas terdekat dan orangtua terlatih menggunakan pipa orogastrik untuk
rehidrasi atau anak masih bisa minum: mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melalui pipa
nasogastrik atau mulut: beri 20ml/kg/jam selama 6 jam (total 120ml/kg). Periksa kembali anak
setiap 1-2 jam: jika anak muntah atau perut kembung, beri cairan lebih lambat. Jika setelah 3 jam
keadaan hidrasi tidak membaik, rujuk anak untuk pengobatan intravena. Sesudah 6 jam, periksa
kembali anak
Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lainnya: rujuk segera. Jika masih bisa minum berikan
antibiotic pilihan pertama tetrasiklin dan antibiotic pilihan kedua adalah kotrimoksazol.
2. Penanganan diare dengan dehidrasi ringan/ sedang dengan oralit:
- Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam: jika bayi umur 4 bulan
dengan berat < 6kg, maka jumlah oralit yang diberikan sebanyak 200-400 ml. jika bayi umur 4-12
bulan dengan berat 6-10 kg, maka jumlah oralit yang diberikan sebanyak 400-700 ml. jika bayi
umur1-<2 tahun dengan berat 10-12 kg, maka jumlah oralit yang diberikan sebanyak 700-900 ml.
jika bayi umur 2-<5 tahun dengan berat 12-19 kg, maka jumlah oralit yang diberikan sebanyak
900-1400 ml.
Jika anak menginginkannya, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman diatas. Untuk anak
berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, berikan juga 100-200 ml air matang selama
piode ini.
Minumkan oralit sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas. Jika anak muntah, tunggu
10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat. Lanjutkan ASI selama anak mau.
Berikan tablet Zinc selama 10 hari
Setelah 3 jam: ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya. Mulailah
Katakan
kepada
ibu:
agar
meminumkan
sedikit-sedikit
tapi
sering
dari
cangkir/mangkuk/gelas. Jika anak muntah tunggu 10 menit, kemudian lanjutkan lagi dengan lebih
lambat. Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti.
Beri tablet Zinc selama 10 hari
Lanjutkan pemberian makan
Kapan harus kembali
Penanganan diare persisten berat
Atasi dehidrasi sebelum dirujuk, kecuali ada klasifikasi berat lainnya
5. Penanganan diare persisten
Nasihati pemberian makan untuk diare persisten. Kunjungan ulang 5 hari
6. Penanganan disentri
Beri antibiotika pilihan pertama kotrimoksazol,atau antibiotika pilihan kedua asam nalidiksat.
4.
Pastikan semua anak yang menderita diare mandapatkan tablet Zinc sesuai dosis dan waktu yang
telah ditentukan
Dosis tablet Zinc (1 tablet =20 mg)
Berikan dosis tunggal selama 10 hari:
Umur 2-6 bulan : tablet
Umur 6 bulan : 1 tablet
Cara pemberian tablet Zinc: larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet
akan larut 30 detik), segera berikan pada anak. Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah
pemberian Zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan
beberapa kali hingga satu dosis penuh. Ingatkan ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari
selama 10 hari penuh, meskipun diare telah berhenti. Bila anak dehidrasi berat dan memerlukan
cairan infuse, tetap memberikan tablet Zinc segera setelah anak bisa makan atau minum.
Efek samping Zinc yang paling sering dilaporkan adalah mual dan muntah. Namun adanya
berbagai rasa dan konsumsi yang sesuai dengan dosis akan mengurangi kemungkinan efek
samping mual dan muntah tersebut
Sampai umur 6 bulan: berikan ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, pagi, siang
maupun malam. Jangan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.
Umur 6 sampai 9 bulan: teruskan pemberian ASI, mulai memberi makanan pendamping ASI
seperti bubur susu, pisang, papaya. secara bertahap berikan bubur tim lumat.
Umur 9 sampai 12 bulan: teruskan pemberian ASI, berikan makanan pendamping ASI.
Umur 12 sampai 24 bulan: teruskan pemberian ASI. Berikan makanan keluarga secara bertahap
dewasa.
Anjuran makan untuk diare persisten: jika masih mendapat ASI: berikan lebih sering dan lebih
lama, pagi, siang dan malam. Jika anak mendapat susu selain ASI: kurangi pemberian susu
tersebut dan tingkatkan pemberian ASI. Gantikan setengah bagian susu dengan buburnasi
ditambah tempe. Jangan diberikan susu kental manis.
Nasihat kapan kembali: nasihati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan:
Kunjungan ulang untuk anak dengan:
5
Disentri
Diare persisten
:
:
Nasihati ibu agar segera kembali bila menemukan tanda-tanda berikut: anak malas minum atau menyusu dan
berak bercampur darah.
Pemberian pelayanan tindak lanjut:
1. Diare persisten
Sesudah 5 hari: tanyakan apakah diare sudah berhenti
Tindakan: jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang lengkap. Beri pengobatan yang sesuai,
rujuk. Jika diare persisten berkelanjutan, pikirkan penyebab lain misalnya: HIV/AIDS. Jika diare
sudah berhenti, naasihat ibu untuk menerapkan anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai
dengan kelompok umur.
2. Disentri
Sesudah 2 hari: tanyakan apakah beraknya berkurang? Apakah jumlah darah dalam tinja berkurang?
Apakah nafsu makan membaik?
Tindakan: jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi. Jika frekuensi berak, jumlah darah dalam
tinja atau nafsu makan tetap atau memburuk: ganti dengan antibiotika oral untuk Shigella. Beri untuk
5 hari, anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari, jika 2 hari pemberiaan antibiotika pilihan ke-2 tidak
membaik, ganti metronodazol, tanpa pemeriksaan labolatorium. Jika anak berumur kurang dari 12
bulan atau mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama atau menderita campak dalam 3 bulan
terakhir maka lakukan rujukan.
Jika berak berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang dan nafsu makan membik, lanjutkan
pemberiaan antibiotic yang sama hingga selesai.
Pencegahan diare pada anak:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Memberikan ASI
Memperbaiki makanan pendamping ASI
Menggunakan air bersih
Sering cuci tangan
Menggunakan jamban
Membuang tinja dengan benar