DAFTAR ISI
I
II
III
IV
V
VI
VII
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
P E N D A H U L U A N.........................................................................................................3
IDENTIFIKASI DAN MENGURAI TUGAS YANG KRITIS..............................................3
A.
Identifikasi tugas yang kritis........................................................................................3
B.
Faktor keparahan..........................................................................................................5
C.
Faktor kekerapan/keberulangan...................................................................................5
D.
Faktor Peluang.............................................................................................................6
E.
Faktor Tugas Baru........................................................................................................6
Mengurai tugas menjadi langkah-langkah .............................................................................6
IDENTIFIKASI DAN ANALISA POTENSI KERUGIAN...................................................7
A.
Identifikasi Potensi Kerugian.......................................................................................8
B.
Metoda Analisa............................................................................................................8
C.
Analisa dengan diskusi saja.........................................................................................9
D.
Analisa hubungan tujuan manajemen dan faktor tugas.............................................10
E.
Membuat pemeriksaan yang efisien...........................................................................13
PENGENDALIAN, PROSEDUR, DAN INSTRUKSI KERJA..........................................13
A.
Pengendalian..............................................................................................................13
B.
Prosedur Kerja...........................................................................................................13
C.
Instruksi Kerja............................................................................................................14
PENGGUNAAN JSA...........................................................................................................15
A.
Orientasi Pekerja Baru /Penugasan Baru...................................................................15
B.
Pelatihan Pengawas Baru...........................................................................................16
C.
Instruksi tugas yang benar.........................................................................................16
D.
Observasi tugas yang terencana.................................................................................16
E.
Pertemuan Kelompok / Safety Talk...........................................................................16
F.
Penyelidikan kecelakaan/insiden...............................................................................16
G.
Pelatihan Ketrampilan................................................................................................16
II
PENDAHULUAN
Analisa tugas adalah suatu aktifitas program yang kritis tidak saja untuk keselamatan dan
kesehatan pekerja tapi juga untuk keselamatan dan kesehatan perusahaan itu sendiri.
Karena itu analisa ini memberikan tekanan yang sangat besar untuk mengurangi biaya
dan sekaligus meningkatkan mutu. Cara untuk mendapatkannya adalah dengan
menganalisa secara sistimatis pekerjaan yang dikerjakan dan membuat prosedur yang
cocok untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut secara konsisten dilakukan dengan
cara yang benar.
Beberapa metoda yang dilakukan sebelumnya kurang berhasil karena teknik studi yang
dilakukan hanya menekankan kepada efesiensi, bagaimana pekerjaan tersebut dapat
dilakukan dengan lebih cepat. Namun analisa/efaluasi yang hanya menekankan kepada
aspek keselamatan juga tidaka akan efektif karna hanya akan menghasilkan pekerjaan
yang kurang aman tapi tidak efesien. Teknik yang dilakukan dalam menganalisa tugas
yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah teknik yang menganalisa secara sistematis
suatu pekerjaan untuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja, kualitas dan efesiensi
dalam waktu yang sama. Pendekatan secara terpadu ini pada kenyataannya memberikan
jaminan yang lebih besar terhadap aspek keselamatan. Dalam metoda ini pendekatan
yang dilakukan mencakup enam aspek yaitu :
1.
Inventarisasi Tugas
2.
3.
4.
5.
6.
Karena metoda analisa ini juga menyebabkan pekerja maka masukan yang akan didapat
adalah dari pekerja yang secara nyata melakukan pekerjaan tersebut memberi hasil yang
lebih tepat dan lebih terpakai sehinnga prosedur yang dibuat sebagai hasil akhir menjadi
prosedur yang lebih berharga, lebih terpakai dan lebih disukai untuk dipakai oleh pekerja
yang lebih membutuhkannya.
III
2.
Staccer
3.
Floatin operator
4.
5.
6.
7.
8.
Reagent operator
9.
Bagger
10.
11.
Operator transportasi
Langkah kedua adalah membagi setiap jabatan ke dalam tugas sehingga setiap
tugas dapat diteliti dengan seksama untuk menentukan tugas mana yang kritis.
Pengawas dan pekerja melakukan pekerjaan ini bersama-sama sebagai suatu tim
yang berfikir tentang pekerjaan dengan berdasarkan kepada uraian pekerjaan dan
uraian posisi. Sumber informasin yang lain. Adalah daftar tugas yang secara normal
dilakukan oleh orang dalam bermacam-macam klasifikasi jabatan.
Suatu pertanyaan awal yang timbul dalam program ini adalah Tugas yang mana
yang harus diuraikan dan dianalisa sepenuhnya? Beberapa organisasi
melakukannya untuk semua tugas. Namun kebanyakan perusahaan akan mendapat
masalah praktis dengan pendekatan ini Karena akan membutuhkan waktu dan
upaya yang sangat banyak untuk menganalisa setiap tugas disuatu perusahaan,
sehingga itu hampir mustahil untuk dilakukan. Misalnya dalam suatu perusahanan
mem[punyai 50 jabatan yang berbeda dan setiap jabatan memiliki rata-rata 20 tugas
yang spesifik pada masing-masing jabatan, berarti ada 1000 tugas yang akan
dianalisa. Disamping itu, masalah lainnya adalah upaya untuk menjaga agar
prosedur itu tetap praktis dan mutahir akanmemrlukan waktu yang cukup banyak
untuk menghemat waktu dan tenaga maka identifikasi tugas kritis dapat dilakukan
dengan cara mengumpulkan dan mengkaji kecelakaan yang pernah terjadi, baik
yang menyebabkan cidera manusia, kehilanganproperti maupun kerugian produksi.
Kecelakaan - kecelakaaan tersebut harus diklasifikasiakan sesuai dengan tingkat
kritisannya.
Karena program ini bersifat prediksi daripada reaktif, maka sangat penting untuk
juga memasukkan tugas yang mempunyai potensi keruian yang besar, meskipun
belum pernah terjadi pada tugas tersebut. Untuk melakukan ini pertanyaan berikut
harus diajukan:
12.
Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar, bisa mengakibatkan
kerugian besar saat dikerjakan?
13.
Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar bisa berakibat rugi
besar setelah dikerjakan. ?
14.
Serius kah kerugian yang akan timbul? (bagaimana tingkat keparahan dari
cidera, biaya kerusakan kualitas atau produksi) ? Apakah ada orang lain atau
bagian lain yang terpengaruh?
Dalam menentukan apakah suatu tugas kritis atau tidak ada 4 faktor yang harus
dipertimbangkan yaitu:
B.
15.
16.
17.
18.
Faktor keparahan
Keparahan diambil dari biaya kerugian yang paling mungkin timbul akibat melakukan
kesalahan dalam tugas. Dalam beberapa kasus sejumlah tingkat kerugian bisa
terjadi tapi hanya yang paling mungkin yang menjadi pertimbangan, misalnya
apabila sebuah kapal masuk ke dermaga menyalahi prosedur akibatnya akan lebih
mungkin serius daripada tidak sedangkan kesalhan tehnik menyekop lebih mungkin
mengakibtkan kerugian kecil daripada kerugian besar.
Klasifikasi cidera pada manusia dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 555 K digolongkan dalam 3 kategori yaitu cidera ringan, cidera berat dan mati,
sedangkan untuk klasifikasi kerugiaan property, kerusakan peralatan dan kerugian
produksi belum ada diatur dalah peraturan yang ada di Indonesia, sehingga beberpa
perusahaan menentukan menentukan sendiri klasifikasi tingkat keparahan dari suatu
kerugian karena kecelakaan. Sebagai contoh dibawah ini adalah klasifikasi kerugian
yang banyak digunakan yaitu skala keparahan dari nol (0) sampai 6 seperti berikut:
SCALA
0
2
4
6
SEVERITY
Tidak ada cidera atau penyakit atau kerugian kulitas/produksi kurang
dari $ 100
Luka ringan atau sakit ringan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari
kerja dan tidak mengakibatkan kerusakan property atau kerugian
kualitas/produksi antara $ 100 - $ 1000
Suatu cidera yang mengakibatkan kehilangan hari kerja, namun tidak
mengakibatkan cacat yang permanene atau merusak peralatan/property
atau kerugian kualitas/produksi antara $ 1000 - $ 5000
Cacat permanen, meninggal, kehilangan bagian dari tubuh, kerusakan
yang parah dari peralatan/property atau kerugian kualitas/produksi
lebih dari $5000.
C.
Faktor kekerapan/keberulangan
Kekerapan suatu kerugian ditentukan oleh bagaiamana seringngnya pekerjaan itu
dilakukan dan jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut.
Tingkat keberulangan (revetifeness) dapat ditaksir dari table berikut sesuai dengan
skala 1 sampai dengan 3:
Jumlah orang yang
melakukan tugas
Sedikit
Cukup/Agak Banyak
Banyak
1
1
2
1
2
3
2
3
3
D.
Faktor Peluang
Probabilitas atau peluang terjadinya kerugian setiap waktu pada suatu bagian kerja
dilakukan dipengaruhi oleh faktor di bawah ini :
1. Resiko yaitu bagaimana bahaya yang terkandung dalam tugas
tersebut
2. Kesulitan yaitu bagaimana tugas tersebut cenderung untuk
mempengaruhi kualitas, produksi dan masalah lain
3. Kerumitan dari tugas
4. Kemungkinan kerugian apabila tugas tersebut tidak dilakukan
dengan cara yang tepat
E.
IV
Periksa peralatan
Periksa apakah ada pasir yang terakumulasi pada cyclone box
Semprotkan udara pembersih
Tutup kran pembersih
Buka kran air bersih
(Uraian langkah tugas yang lengkap untuk tugas tersebut di atas ada pada lampiran I)
Seleksi langkah yang tepat dalam melakukan suatu analisa akan sangat menentukan
.hasil akhir. Ketika pertama kali suatu tugas diobservasi tuliskan setiap apa yang
dilakukan pekerja tersebut. Setelah seluruh kerugian yang terpapar diidentifikasi anda
dapat kembali untuk mengobservasi pekerja tersebut untuk mengkombinasikan dengan
hal-hal lain atau mengeliminasi detil yang tidak perlu.
Dalam mencoba untuk melakukan observasi tugas dengan baik umumnya Supervisor
cenderung untuk membuat detil yang terlalu lengkap sehingga sulit untuk digunakan
dalam mengajarkannya kepada pekerja. Dibawah ini adalah contoh langkah yang terlalu
detil misalnya untuk dua langkah pertama yang telah dibuat sebelumnya yaitu :
Untuk dapat menunjukkan dengan tepat potensi kerugian dari suatu langkah maka
adalah dengan cara memasukkan 4 faktor yang berhubungan dengan suatu tugas
yaitu Manusia, Peralatan, material clan Lingkungan. Untuk itu kita harus mengajukan
pertanyaan sebagai berikut:
1.
Manusia
a.
b.
c.
2.
Peralatan
a.
b.
c.
3.
Material/bahan
a.
b.
c.
4.
Apa saja bahaya yang terpapar dari bahan kimia pada bahan baku atau
hasil produksi
Apa masalah yang spesifik dari penanganan material
Bagaimana kemungkinan material dapat menyebabkan kerugian
keselamatan, kualitas dan produktivitas
4. Lingkungan
a.
b.
c.
d.
Apabila suatu tugas dilakukan dengan cara yang salah maka hasilnya adalah
kerugian oleh karena itu identifikasi dan analisa potensi kerugian yang spesifik
adalah langkah kunci dalam pencegahan dan pengendalian kerugian.
B.
Metoda Analisa
Dalam melakukan analisa tugas ada dua dasar pendekatan yang dapat dilakukan
yaitu
1. Analisa dengan observasi dan diskusi
2. Analisa dengan hanya menggunakan diskusi.
Namun apabila memungkinkan yang harus dilakukan adalah teknik observasi dan
diskusi karena secara nyata kita dapat melihat orang, perlatan, bahan,
lingkungannya dan prosesnya sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat dan
terpakai.
1.
C.
Dari hasil riset dan statistik menunjukkan bahwa perobahan yang tidak dikenal (tak
teridentifikasi) adalah salah satu faktor yang banyak menyebabkan kecelakaan
Perobahan tempat kerja mungkin termasuk satu atau lebih hal berikut : urutan
aktifitas, jadwal, personil, metoda, alar, bahan baku, mesin, spesifikasi, prioritas dan
lain-lain.
Biaya -Orang
Apakah kita dapat mengendalikan biaya dengan mempunyai orang yang
pelatihannya .lebih baik? Dengan menggunakan orang yang lebih baik? Melalui
motivasi yang lebih baik?
2.
Biaya -Alat
Dapatkah kita mengendalikan biaya dengan mempunyai alat, mesin atau
perkakas yang berbeda. ? Atau dengan menggunakan alat yang ada dengan
lebih efektif.
3.
Biaya -Bahan
Dapatkah bahan yang lebih murah digunakan? Bagaimana cara kita untuk
mengurangi bahan yang terbuang
4.
Biaya -Lingkungan
Dapatkah kita menghemat uang melalui housekeeping, penerangan, penataan,
ventilasi yang lebih baik.
5.
Produktifitas -Orang
Bagaimana kita mengurangi kehilangan jam kerja, meningkatkan efisiensi
tenaga kerja? Bagaimana membuat pekerjaan lebih mudah agar pekerja lebih
produktif
6.
Produksi - Peralatan
Bagaimana kita dapat mengurangi kerusakan alat dan atau tidak beroperasinya
alat? Peralatan, mesin, perkakas apa yang kita harus sediakan untuk
meningkatkan produktifitas ?
7.
Peralatan -Lingkungan
Produksi - Bahan
Bagaimana bahah dapat ditangani atau diangkut dengan lebih efisien ? Bahan
apa yang akan membantu produktifitas.
9.
Kualitas - Orang
Pengetahuan dan ketrampilan apa yang kritis untuk menghasilkan yang
berkualitas? Dapatkah kita meningkatkan kualitas dengan seleksi,
penempatan, pelatihan dan petunjuk yang lebih baik.
10.
Kualitas - Peralatan
Alat, mesin dan perkakas apa yang kita harus sediakan untuk memastikan
kualitas yang optimum? Dapatkah kita meningkatkan operasi pemeliharaan
untukjam kerja yang lebih panjang dan kualitas yang lebih baik dari suatu
peralatan.
11.
Kualitas - Bahan
Apa ada bahan lain yang dapat meningkatkan kualitas ? Apakah akan
membantu untuk membuat pemeriksaan kualitas bahan lebih cepat atau lebih
sering ?
12.
Kualitas - Lingkungan
Apakah kualitas dipengaruhi oleh kotoran, debu, asap,pelarut, cahaya atau
suhu ?
13.
Keselamatan - Orang
Apa potensi bahaya yang dapat membahayakan orang? Apa kebutuhan yang
kritis untuk peraturan, instruksi tugas dan observasi tugas.
14.
Keselamatan - Peralatan
Apa potensi bahaya yang dapat mengakibatkan peralatan rusak,terbakar atau
meledak? Bagaimana kita dapat membuat penggunaan peralatan
keselamatan, alat pelindung diri, pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan
peralatan sebelum digunakan yang lebih baik?
15.
Keselamatan - Bahan
Bagaimana kita dapat mengurangi atau mengendalikan keterpaparan terhadap
bahan berbahaya? Bagaimana kita dapat memperbaiki pelatihan cara
penanganan yang aman? Bagaimana kita dapat lakukan yang terbaik untuk
mencegah pembuangan dan kerusakan bahan baku produksi.
16.
Keselamatan -Lingkungan
Bagaimana kita dapat meningkatkan housekeeping untuk mengendalikan
kerugian kecelakaan? Apa yang dapat kita robah pada lingkungan kerja untuk
meningkatkan keselamatan.
E.
2.
Dimana tempat yang terbaik untuk melakukan itu kapan itu harus dikerjakan
apa tujuan dari langkah ini
3.
4.
Dari hasil pemeriksaan yang efisien ini akan diperoleh bahan untuk membuat suatu
prosedur tugas atau instruksi kerja.
VI
Pengendalian
Setelah menganalisa pekerjaan dan masalah yang potensial dan membuat
pemeriksaan yang efisien, maka anda telah mempunyai apa yang anda butuhkan
untuk membuat rekomendasi pengendalian. Pengendalian adalah tindakan dan
pencegahan yang akan mencegah terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan
bahwa pekerjaan dilakukan dengan efisiensi yang maksimal. Pengendalian harus
diperintahkan kepada orang yang melakukan tugas dengan cara memberitahu
mereka apa yang harus mereka lakukan untuk menghindari atau mengurangi
keterpaparan kerugian. Ide untuk pengendalian akan secara alamiah dibangkitkan
seluruhnya oleh pemeriksaan yang efisien dan diskusi yang berkaitan. Dalam
membuat rekomendasi pengendalian harus diupayakan sedapat mungkin
merupakan suatu kalimat penjelasan positif yang memberitahu apa yang harus
dilakukan untuk mengurangi atau menghindarkan keterpaparan terhadap kerugian
dan bagaimana untuk mengerjakan pekerjaan dengan cara yang paling efisien.
Dari rekomendasi pengendalian yang telah selesai kemudian dapat dibuat Prosedur
kerja maupun lnstruksi Kerja
B.
Prosedur Kerja.
Karena prosedur adalah sebagai alai untuk belajar dan mengajar maka suatu
prosedur harus jelas, ringkas, benar dan lengkap,selain itu prosedur kerja harus :
C.
1.
Dimulai dengan suatu pernyataan guna dan perlunya tugas ini termasuk untuk
manfaat memotivasi dan juga untuk meningkatkan pemahaman .
2.
3.
4.
Instruksi Kerja
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya tidak semua tugas dapat atau harus
dibuat prosedurnya misalnya pada pekerjaan pemeliharaan, penanganan material
yang mungkin dikerjakan dengan suatu perbedaan yang sedikit tapi setiap kali
mereka dikerjakan.Demikian juga untuk tugas dimana hasil akhir adalah apa yang
penting dan bagaimana orang mendapatkan suatu yang sangat baik. Untuk tugas
yang alami ini, petunjuk kerja adalah lebih berfungsi dan berguna.
Pedoman untuk mempersiapkan lnstruksi kerja yang fungsional adalah :
1.
Hadirkan pedoman positif untuk hasil yang benar ditambah aturan yang
berkaitan
2.
3.
Secara khusus berguna untuk tugas dimana pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja dalam -jumlah besar dan tugas yang jarang dilakukan atau dimana
tugas yang spesifik adalah sulit untuk dibuat prosedurnya karena cara mereka
dikerjakan sangat bervariasi dengan situasi yang spesifik.
4.
Motivasi
Tunjukkan sumber masalah khusus yang paling mungkin; hal yang menjadi
perhatian khusus harus diberikan.
c.
Soroti hal yang pekerja dapat dilakukan untuk memastikan hasil yang efisien,
aman dan produktif.
Harus diingat kembali bahwa kebanyakan perusahaan menyebut baik petunjuk
kerja maupun prosedur kerja dengan satu nama atau dengan sebutan "metoda
kerja" dan "SOP" atau terminologi yang lain. Apapun sebutannya itu tidaklah
penting ,yang penting adalah untuk dipahami adalah bahwa banyak tugas yang
dapat dan harus dibuat
Prosedurnya Kegunaannya adalah dapat memberikan kepada pekerja
pedoman tertulis untuk mengerjakan tugas yang kritis dengan cara yang paling
efisien.
Satu hal pertama yang seorang pekerja baru ingin tahu adalah apa pekerjaan yang
akan mereka lakukan, dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Demikian juga halnya
pekerja lama yang mendapat penugasan untuk tugas yang baru tentu belum
memahami sepenuhnya tugas baru tersebut. Untuk itu JSA adalah merupakan
bahan yang sangat membantu mereka untuk dapat memahami bagaimana
melakukan pekerjaan tersebut dengan aman dan efisien. Secara umum JSA harus
terlebih dulu diberikan kepada mereka untuk dipelajari sebelum mulai memberikan
instruksi tugas.
B.
C.
D.
E.
F.
Penyelidikan kecelakaan/insiden
Uraian tertulis dari pekerjaan membantu Supervisor melakukan penyelidikan
kecelakaan/insiden dengan teliti dengan menganalisa apakah pekerjaan telah
dilakukan sebagaimana mestinya, pada tahapan proses mana terjadi kesalahan, dan
apa jenis perobahan yang dapat membawa ke pengendalian yang lebih baik.
G.
Pelatihan Ketrampilan
JSA atau prosedur tugas tertulis akan membantu efisiensi dan keefektifan dari
program pelatihan untuk operator peralatan dan pekerja trampil lainnya, karena
dengan JSA dapat ditunjukkan secara khusus dan sistematis apa pekerjaan itu dan
bagaimana dia dikerjakan.
Untuk mempersiapkan petunjuk dan prosedur kerja memerlukan waktu dan upaya
yang tidak kecil, namun ketika anda telah menempatkan mereka dalam pekerjaan
maka akan memperoleh keuntungan yang tinggi dalam hal :