Anda di halaman 1dari 17

JOB SAFETY ANALISIS

DIPERSIAPKAN DALAM RANGKA


PEMBINAAN/PENYEGARAN K3 PENGAWAS OPERASIONAL PADA
PT INCO

SUBDIT KESELAMATAN PERTAMBANBANGAN


DIREKTORAT TEKNIK MINERAL DAN BATUBARA
JAKARTA - 2 0 0 4
I

DAFTAR ISI

I
II
III

IV
V

VI

VII

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
P E N D A H U L U A N.........................................................................................................3
IDENTIFIKASI DAN MENGURAI TUGAS YANG KRITIS..............................................3
A.
Identifikasi tugas yang kritis........................................................................................3
B.
Faktor keparahan..........................................................................................................5
C.
Faktor kekerapan/keberulangan...................................................................................5
D.
Faktor Peluang.............................................................................................................6
E.
Faktor Tugas Baru........................................................................................................6
Mengurai tugas menjadi langkah-langkah .............................................................................6
IDENTIFIKASI DAN ANALISA POTENSI KERUGIAN...................................................7
A.
Identifikasi Potensi Kerugian.......................................................................................8
B.
Metoda Analisa............................................................................................................8
C.
Analisa dengan diskusi saja.........................................................................................9
D.
Analisa hubungan tujuan manajemen dan faktor tugas.............................................10
E.
Membuat pemeriksaan yang efisien...........................................................................13
PENGENDALIAN, PROSEDUR, DAN INSTRUKSI KERJA..........................................13
A.
Pengendalian..............................................................................................................13
B.
Prosedur Kerja...........................................................................................................13
C.
Instruksi Kerja............................................................................................................14
PENGGUNAAN JSA...........................................................................................................15
A.
Orientasi Pekerja Baru /Penugasan Baru...................................................................15
B.
Pelatihan Pengawas Baru...........................................................................................16
C.
Instruksi tugas yang benar.........................................................................................16
D.
Observasi tugas yang terencana.................................................................................16
E.
Pertemuan Kelompok / Safety Talk...........................................................................16
F.
Penyelidikan kecelakaan/insiden...............................................................................16
G.
Pelatihan Ketrampilan................................................................................................16

II

PENDAHULUAN
Analisa tugas adalah suatu aktifitas program yang kritis tidak saja untuk keselamatan dan
kesehatan pekerja tapi juga untuk keselamatan dan kesehatan perusahaan itu sendiri.
Karena itu analisa ini memberikan tekanan yang sangat besar untuk mengurangi biaya
dan sekaligus meningkatkan mutu. Cara untuk mendapatkannya adalah dengan
menganalisa secara sistimatis pekerjaan yang dikerjakan dan membuat prosedur yang
cocok untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut secara konsisten dilakukan dengan
cara yang benar.
Beberapa metoda yang dilakukan sebelumnya kurang berhasil karena teknik studi yang
dilakukan hanya menekankan kepada efesiensi, bagaimana pekerjaan tersebut dapat
dilakukan dengan lebih cepat. Namun analisa/efaluasi yang hanya menekankan kepada
aspek keselamatan juga tidaka akan efektif karna hanya akan menghasilkan pekerjaan
yang kurang aman tapi tidak efesien. Teknik yang dilakukan dalam menganalisa tugas
yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah teknik yang menganalisa secara sistematis
suatu pekerjaan untuk aspek keselamatan dan kesehatan kerja, kualitas dan efesiensi
dalam waktu yang sama. Pendekatan secara terpadu ini pada kenyataannya memberikan
jaminan yang lebih besar terhadap aspek keselamatan. Dalam metoda ini pendekatan
yang dilakukan mencakup enam aspek yaitu :
1.

Inventarisasi Tugas

2.

Identifikasi Tugas Yang Kritis

3.

Mengurai Tugas Menjadi Langkah atau Aktifitas

4.

Menganalisa Dengan Tepat Potensi Kerugian

5.

Menyusun Pengendaliannya dan Prosedur Atau Petunjuk Kerja

6.

Penggunaannya Pada Pekerjaan

Karena metoda analisa ini juga menyebabkan pekerja maka masukan yang akan didapat
adalah dari pekerja yang secara nyata melakukan pekerjaan tersebut memberi hasil yang
lebih tepat dan lebih terpakai sehinnga prosedur yang dibuat sebagai hasil akhir menjadi
prosedur yang lebih berharga, lebih terpakai dan lebih disukai untuk dipakai oleh pekerja
yang lebih membutuhkannya.

III

IDENTIFIKASI DAN MENGURAI TUGAS YANG KRITIS


A.

Identifikasi tugas yang kritis


Langkah pertama dalam JSA adalah menyusun atau melakukan infentarisasi tugas
yang kritis yaitu membuat suatu daftar yang sisitimatis dari semua jabatan.sebagai
contoh dibawah ini adalah daftar jabatan untuk departemen konsentrator mill yaitu :
1.

Grinding Operator staccer

2.

Staccer

3.

Floatin operator

4.

Asisten floatin operator

5.

Tin plant operator

6.

Filter floor operator

7.

Loading sheed operator

8.

Reagent operator

9.

Bagger

10.

Operator sink and float

11.

Operator transportasi

Langkah kedua adalah membagi setiap jabatan ke dalam tugas sehingga setiap
tugas dapat diteliti dengan seksama untuk menentukan tugas mana yang kritis.
Pengawas dan pekerja melakukan pekerjaan ini bersama-sama sebagai suatu tim
yang berfikir tentang pekerjaan dengan berdasarkan kepada uraian pekerjaan dan
uraian posisi. Sumber informasin yang lain. Adalah daftar tugas yang secara normal
dilakukan oleh orang dalam bermacam-macam klasifikasi jabatan.
Suatu pertanyaan awal yang timbul dalam program ini adalah Tugas yang mana
yang harus diuraikan dan dianalisa sepenuhnya? Beberapa organisasi
melakukannya untuk semua tugas. Namun kebanyakan perusahaan akan mendapat
masalah praktis dengan pendekatan ini Karena akan membutuhkan waktu dan
upaya yang sangat banyak untuk menganalisa setiap tugas disuatu perusahaan,
sehingga itu hampir mustahil untuk dilakukan. Misalnya dalam suatu perusahanan
mem[punyai 50 jabatan yang berbeda dan setiap jabatan memiliki rata-rata 20 tugas
yang spesifik pada masing-masing jabatan, berarti ada 1000 tugas yang akan
dianalisa. Disamping itu, masalah lainnya adalah upaya untuk menjaga agar
prosedur itu tetap praktis dan mutahir akanmemrlukan waktu yang cukup banyak
untuk menghemat waktu dan tenaga maka identifikasi tugas kritis dapat dilakukan
dengan cara mengumpulkan dan mengkaji kecelakaan yang pernah terjadi, baik
yang menyebabkan cidera manusia, kehilanganproperti maupun kerugian produksi.
Kecelakaan - kecelakaaan tersebut harus diklasifikasiakan sesuai dengan tingkat
kritisannya.
Karena program ini bersifat prediksi daripada reaktif, maka sangat penting untuk
juga memasukkan tugas yang mempunyai potensi keruian yang besar, meskipun
belum pernah terjadi pada tugas tersebut. Untuk melakukan ini pertanyaan berikut
harus diajukan:
12.

Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar, bisa mengakibatkan
kerugian besar saat dikerjakan?

13.

Dapatkah tugas ini apabila tidak dilakukan dengan benar bisa berakibat rugi
besar setelah dikerjakan. ?

14.

Serius kah kerugian yang akan timbul? (bagaimana tingkat keparahan dari
cidera, biaya kerusakan kualitas atau produksi) ? Apakah ada orang lain atau
bagian lain yang terpengaruh?

Dalam menentukan apakah suatu tugas kritis atau tidak ada 4 faktor yang harus
dipertimbangkan yaitu:

B.

15.

Faktor Keparahan Severity

16.

Faktor Kekerpan Frequency Rate

17.

Faktor Peluang Probability

18.

Faktor Tugas Baru

Faktor keparahan
Keparahan diambil dari biaya kerugian yang paling mungkin timbul akibat melakukan
kesalahan dalam tugas. Dalam beberapa kasus sejumlah tingkat kerugian bisa
terjadi tapi hanya yang paling mungkin yang menjadi pertimbangan, misalnya
apabila sebuah kapal masuk ke dermaga menyalahi prosedur akibatnya akan lebih
mungkin serius daripada tidak sedangkan kesalhan tehnik menyekop lebih mungkin
mengakibtkan kerugian kecil daripada kerugian besar.
Klasifikasi cidera pada manusia dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi
No. 555 K digolongkan dalam 3 kategori yaitu cidera ringan, cidera berat dan mati,
sedangkan untuk klasifikasi kerugiaan property, kerusakan peralatan dan kerugian
produksi belum ada diatur dalah peraturan yang ada di Indonesia, sehingga beberpa
perusahaan menentukan menentukan sendiri klasifikasi tingkat keparahan dari suatu
kerugian karena kecelakaan. Sebagai contoh dibawah ini adalah klasifikasi kerugian
yang banyak digunakan yaitu skala keparahan dari nol (0) sampai 6 seperti berikut:
SCALA
0
2
4
6

SEVERITY
Tidak ada cidera atau penyakit atau kerugian kulitas/produksi kurang
dari $ 100
Luka ringan atau sakit ringan yang tidak mengakibatkan kehilangan hari
kerja dan tidak mengakibatkan kerusakan property atau kerugian
kualitas/produksi antara $ 100 - $ 1000
Suatu cidera yang mengakibatkan kehilangan hari kerja, namun tidak
mengakibatkan cacat yang permanene atau merusak peralatan/property
atau kerugian kualitas/produksi antara $ 1000 - $ 5000
Cacat permanen, meninggal, kehilangan bagian dari tubuh, kerusakan
yang parah dari peralatan/property atau kerugian kualitas/produksi
lebih dari $5000.

C.

Faktor kekerapan/keberulangan
Kekerapan suatu kerugian ditentukan oleh bagaiamana seringngnya pekerjaan itu
dilakukan dan jumlah pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut.
Tingkat keberulangan (revetifeness) dapat ditaksir dari table berikut sesuai dengan
skala 1 sampai dengan 3:
Jumlah orang yang
melakukan tugas
Sedikit
Cukup/Agak Banyak
Banyak

Tingkat kekerapan tugas yang dilakukan setiap orang


1X setiap hari

Beberapa X setiap hari

Sering X setiap hari

1
1
2

1
2
3

2
3
3

D.

Faktor Peluang
Probabilitas atau peluang terjadinya kerugian setiap waktu pada suatu bagian kerja
dilakukan dipengaruhi oleh faktor di bawah ini :
1. Resiko yaitu bagaimana bahaya yang terkandung dalam tugas
tersebut
2. Kesulitan yaitu bagaimana tugas tersebut cenderung untuk
mempengaruhi kualitas, produksi dan masalah lain
3. Kerumitan dari tugas
4. Kemungkinan kerugian apabila tugas tersebut tidak dilakukan
dengan cara yang tepat

E.

Faktor Tugas Baru


Apapun jenisnya, suatu tugas yang baru harus dianggap sebagai tugas yang kritis,
dan akan menjadi target dari analisa dengan atau tanpa sejarah dari kerugian
apapun oleh karena itu tugas yang baru harus diperlakukan sebagai tugas yang kritis
sampai dia terjamin aman dengan suatu cara tertentu.

IV

Mengurai tugas menjadi langkah-langkah .


Setiap tugas dapat diurai menjadi urutan langkah-langkah yang harus dilakukan.
Biasanya suatu perintah yang khusus dari langkah adalah cara yang terbaik untuk
melakukan tugas dengan efektif dan urutan langkah yang secara khusus pada akhirnya
akan menjadi prosedur kerja Setiap langkah harus diuji untuk menentukan apa saja
kerugian yang mungkin timbul yang mencakup aspek keselamatan, kualitas dan produksi.
Kita dapat mendefinisikan "langkah tugas " sebagai suatu segmen dari keseluruhan .tugas
dimana sesuatu bisa terjadi untuk kelanjutan keterlibatan pekerjaan. lni bukanlah berarti
bahwa kita harus membuat daftar dari detil tugas yang sekecil-kecilnya pada uraian
tersebut. Di bawah ini adalah contoh JSA Untuk "lima langkah pertama dalam tugas"
mengoperasikan monitor particle size pada suatu mill concentrator.
1.
2.
3.
4.
5.

Periksa peralatan
Periksa apakah ada pasir yang terakumulasi pada cyclone box
Semprotkan udara pembersih
Tutup kran pembersih
Buka kran air bersih

(Uraian langkah tugas yang lengkap untuk tugas tersebut di atas ada pada lampiran I)
Seleksi langkah yang tepat dalam melakukan suatu analisa akan sangat menentukan
.hasil akhir. Ketika pertama kali suatu tugas diobservasi tuliskan setiap apa yang
dilakukan pekerja tersebut. Setelah seluruh kerugian yang terpapar diidentifikasi anda
dapat kembali untuk mengobservasi pekerja tersebut untuk mengkombinasikan dengan
hal-hal lain atau mengeliminasi detil yang tidak perlu.
Dalam mencoba untuk melakukan observasi tugas dengan baik umumnya Supervisor
cenderung untuk membuat detil yang terlalu lengkap sehingga sulit untuk digunakan
dalam mengajarkannya kepada pekerja. Dibawah ini adalah contoh langkah yang terlalu
detil misalnya untuk dua langkah pertama yang telah dibuat sebelumnya yaitu :

Langkah I - Periksa peralatan


Langkah 2 - Buka cyclone box
Langkah 3 - Periksa apa ada pasir yang terakumulasi
Langkah 4 - Ambil pasir yang terakumulasi tersebut
Langkah 5 - Tutup Cyclone box
Dengan nyata dapat dilihat bahwa uraian tugas diatas terlalu detil dan juga sulit untuk
dibayangkan bagaimana panjangnya langkah yang akan dibuat apabila cara ini yang
dipakai. Keterbatasan pekerja untuk mengingat detil juga menjadikan penguraian yang
terlalu detil akan menjadi tidak efektif. Namun dilain pihak membuat uraian tugas yang
terlalu umum juga tidaklah baik seperti terlihat pada contoh berikut adalah langkah tugas
dalam" mengoperasikan monitor ukuran partikel" secara keseluruhan.
Langkah 1 -Periksa peralatan
Langkah 2 -Hidupkan monitor
Langkah 3 -Periksa setiap jam I
Langkah 4 -Ambil contoh setiap jam
Sebagaimana"kita lihat uraian ini dapat menjadi pertimbangan yang sangat umum
sehingga banyak langkah yang hilang yang dapat melibatkan aspek keselamatan kerja,
kualitas dan produksi.. Cara yang paling efisien untuk melakukan penguraian tugas harus
memasukkan semua langkah utama yang kritis untuk melakukan tugas dengan benar, tapi
tidak termasuk langkah yang kemungkinan tidak akan menimbulkan masalah besar
apabila tidak disoroti. Keputusan utuk memasukkan atau tidak memasukkan suatu
langkah ialah dengan memulai dengan pertanyaan ": Apakah ini dapat menjadi langkah
yang kritis apabila dilakukan dengan salah ?"
Pengalaman menunjukkan umumnya tugas diuraikan menjadi 10 sampai dengan 15
langkah. Setiap langkah harus dievaluasi dengan langkah itu sendiri, kuncinya adalah
untuk mencegah kerugian dari cidera, kualitas dan poduksi adalah merupakan
pertimbangan Supervisor dalam menyeleksi langkah tugas yang dianggap kritis untuk
tujuan ini.

IDENTIFIKASI DAN ANALISA POTENSI KERUGIAN


Setelah suatu tugas selesai diurai menjadi langkah-langkah yang signifikan ataupun
aktifitas yang kritis maka tahap berikutnya adalah melakukan identifikasi dan analisa untuk
menentukan keterpaparan dari kerugian yang ada pada setiap langkah tersebut pada saat
melakukan tugas. Melibatkan pekerja dalam menganalisa ini merupakan suatu
kesempatan untuk mendapatkan mamfaat dari pengalaman dan pengetahuan mereka.
A.

Identifikasi Potensi Kerugian

Untuk dapat menunjukkan dengan tepat potensi kerugian dari suatu langkah maka
adalah dengan cara memasukkan 4 faktor yang berhubungan dengan suatu tugas
yaitu Manusia, Peralatan, material clan Lingkungan. Untuk itu kita harus mengajukan
pertanyaan sebagai berikut:
1.

Manusia
a.
b.
c.

2.

Peralatan
a.
b.
c.

3.

Apa saja bahaya yang dapat ditimbulkan oleh perkakas, mesin,


kendaraan atau peralatan lainnya.
Apa saja kondisi kedaruratan peralatan yang paling mungkin timbul
Apakah peralatan akan menyebabkan kerugian keselamatan,kualitas dan
produksi.

Material/bahan
a.
b.
c.

4.

Apakah suatu yang berhubungan dengan pekerjaan yang mungkin dapat


menyebabkan cidera, penyakit, stress atau ketegangan.
Apakah pekerja dapat terjepit,terbentur, atau jatuh
Apakah tindakannya yang memungkinkan menurunkan tingkat
keselamatan, produksi atau kualitas.

Apa saja bahaya yang terpapar dari bahan kimia pada bahan baku atau
hasil produksi
Apa masalah yang spesifik dari penanganan material
Bagaimana kemungkinan material dapat menyebabkan kerugian
keselamatan, kualitas dan produktivitas

4. Lingkungan
a.
b.
c.
d.

Apa potensi masalah dari housekeeping atau tata tertib


Apa potensi masalah dari kebisingan, penerangan, panas, dingin,
ventilasi dan radiasi
Bagaimana kemungkinan faktor lingkungan menyebabkan kerugian
pada keselamatan
kualitas dan produktifitas.

Apabila suatu tugas dilakukan dengan cara yang salah maka hasilnya adalah
kerugian oleh karena itu identifikasi dan analisa potensi kerugian yang spesifik
adalah langkah kunci dalam pencegahan dan pengendalian kerugian.
B.

Metoda Analisa
Dalam melakukan analisa tugas ada dua dasar pendekatan yang dapat dilakukan
yaitu
1. Analisa dengan observasi dan diskusi
2. Analisa dengan hanya menggunakan diskusi.

Namun apabila memungkinkan yang harus dilakukan adalah teknik observasi dan
diskusi karena secara nyata kita dapat melihat orang, perlatan, bahan,
lingkungannya dan prosesnya sehingga hasil yang diperoleh akan lebih akurat dan
terpakai.
1.

Analisa dengan observasi dan diskusi


Disini ada 6 langkah yang dilibatkan dalam analisa dengan observasi :
1. Seleksi beberapa pekerja baik yang ingin berbagi pengalaman dan
pengetahuan mereka.
2. Dapatkan kerjasama dengan menjelaskan apa yang akan mereka kerjakan
dan pastikan bahwa yang dievaluasi adalah pekerjaan, bukan pekerja.
3. Observasi tugas yang sedang dilakukan pekerja yang dipilih dan periksa
setiap .langkah yang dilakukan pekerja serta catat dalam uraian awal.
4. Periksa uraian ini dengan pekerja untuk keakuratan, dan juga untuk
mendorong -pekerja untuk membagi pngetahuan dan pengalaman mereka
5. Ulangi langkah langkah 2-4 dengan pekerja yang lain jika perlu catat
langkah dasar dari uraian tugas. lni biasanya membantu untuk memulai
setiap pernyataan dengan kata kerja tindakan seperti ; mengeset,
menyetel, memulai, mengerakkan dsb.
6. Identifikasi kerugian yang terpapar untuk setiap langkah spesifik atau
aktifitas yang kritis

C.

Analisa dengan diskusi saja


Analisa dengan diskusi saja dilakukan apabila suatu pekerjaan tidak memungkinkan
untuk diobservasi secara langsung .Ini bisanya untuk tugas baru yang belum pernah
dikerjakan, untuk suatu pekerjaan yang lokasinya terpencil sehingga tidak praktis
untuk dikunjungi ataupun untuk tugas yang jarang dikerjakan tapi tugas tersebut
adalah kritis. Untuk kasus seperti ini maka yang dilakukan adalah:

Cari beberapa orang yang paling mempunyai pengalaman tentang pekerjaan


tersebut .
Lakukan satukali atau lebih pertemuan dengan beberapa atau semua orang ini
selayaknya.
Jelaskan penggunaan dan cara pendekatannya.
Tentukan langkah yang signifikan dan aktifitas yang kritis.
Identifikasi kerugian yg terpapar untuk setiap langkah spesifik atau aktifitas yg
kritis

Dari hasil riset dan statistik menunjukkan bahwa perobahan yang tidak dikenal (tak
teridentifikasi) adalah salah satu faktor yang banyak menyebabkan kecelakaan
Perobahan tempat kerja mungkin termasuk satu atau lebih hal berikut : urutan
aktifitas, jadwal, personil, metoda, alar, bahan baku, mesin, spesifikasi, prioritas dan
lain-lain.

Umumnya perobahan yang dilakukan adalah untuk mendapatkan suatu mamfaat


atau diharapkan bermamfaat, tapi apabila perobahan tidak diketahui atau tidak
diimbangi dengan antisipasi maka dia akan meningkatkan kemungkinan kecelakaan.
Atau dengan kata lain kebutuhan merobah kadang-kadang tidak dibuat sama
cepatnya dengan metoda atau bahan yang baru atau menyederhanakan dengan
cara yang lebih baik. Untuk itu setiap ada rencana perobahan harus selalu dilakukan
analisa dengan metoda diskusi terlebih dulu.
D.

Analisa hubungan tujuan manajemen dan faktor tugas


Pekerjaan juga dapat dianalisa dalam terminologi 4 tujuan utama dari manajemen
(biaya, produksi, kualitas dan keselamatan) Kombinasi dari ke empat sub sistem ini
dalam terminologi 4 tujuan utama manajemen memberikan 16 area pertanyaan
berikut untuk suatu pemeriksaan efisien yang teliti sebagai bahan untuk analisa yaitu
:
1.

Biaya -Orang
Apakah kita dapat mengendalikan biaya dengan mempunyai orang yang
pelatihannya .lebih baik? Dengan menggunakan orang yang lebih baik? Melalui
motivasi yang lebih baik?

2.

Biaya -Alat
Dapatkah kita mengendalikan biaya dengan mempunyai alat, mesin atau
perkakas yang berbeda. ? Atau dengan menggunakan alat yang ada dengan
lebih efektif.

3.

Biaya -Bahan
Dapatkah bahan yang lebih murah digunakan? Bagaimana cara kita untuk
mengurangi bahan yang terbuang

4.

Biaya -Lingkungan
Dapatkah kita menghemat uang melalui housekeeping, penerangan, penataan,
ventilasi yang lebih baik.

5.

Produktifitas -Orang
Bagaimana kita mengurangi kehilangan jam kerja, meningkatkan efisiensi
tenaga kerja? Bagaimana membuat pekerjaan lebih mudah agar pekerja lebih
produktif

6.

Produksi - Peralatan
Bagaimana kita dapat mengurangi kerusakan alat dan atau tidak beroperasinya
alat? Peralatan, mesin, perkakas apa yang kita harus sediakan untuk
meningkatkan produktifitas ?

7.

Peralatan -Lingkungan

Dapatkah kita meningkatkan produksi dengan melalui penataan, penerangan,


pembersihan yang lebih baik? Melalui iklim kerja atau kondisi yang lebih baik ?
8.

Produksi - Bahan
Bagaimana bahah dapat ditangani atau diangkut dengan lebih efisien ? Bahan
apa yang akan membantu produktifitas.

9.

Kualitas - Orang
Pengetahuan dan ketrampilan apa yang kritis untuk menghasilkan yang
berkualitas? Dapatkah kita meningkatkan kualitas dengan seleksi,
penempatan, pelatihan dan petunjuk yang lebih baik.

10.

Kualitas - Peralatan
Alat, mesin dan perkakas apa yang kita harus sediakan untuk memastikan
kualitas yang optimum? Dapatkah kita meningkatkan operasi pemeliharaan
untukjam kerja yang lebih panjang dan kualitas yang lebih baik dari suatu
peralatan.

11.

Kualitas - Bahan
Apa ada bahan lain yang dapat meningkatkan kualitas ? Apakah akan
membantu untuk membuat pemeriksaan kualitas bahan lebih cepat atau lebih
sering ?

12.

Kualitas - Lingkungan
Apakah kualitas dipengaruhi oleh kotoran, debu, asap,pelarut, cahaya atau
suhu ?

13.

Keselamatan - Orang
Apa potensi bahaya yang dapat membahayakan orang? Apa kebutuhan yang
kritis untuk peraturan, instruksi tugas dan observasi tugas.

14.

Keselamatan - Peralatan
Apa potensi bahaya yang dapat mengakibatkan peralatan rusak,terbakar atau
meledak? Bagaimana kita dapat membuat penggunaan peralatan
keselamatan, alat pelindung diri, pemeliharaan pencegahan dan pemeriksaan
peralatan sebelum digunakan yang lebih baik?

15.

Keselamatan - Bahan
Bagaimana kita dapat mengurangi atau mengendalikan keterpaparan terhadap
bahan berbahaya? Bagaimana kita dapat memperbaiki pelatihan cara
penanganan yang aman? Bagaimana kita dapat lakukan yang terbaik untuk
mencegah pembuangan dan kerusakan bahan baku produksi.

16.

Keselamatan -Lingkungan
Bagaimana kita dapat meningkatkan housekeeping untuk mengendalikan
kerugian kecelakaan? Apa yang dapat kita robah pada lingkungan kerja untuk
meningkatkan keselamatan.

E.

Membuat pemeriksaan yang efisien


Pada prinsipnya membuat pemeriksaan yang efisien adalah suatu hal menanyakan
dengan pertanyaan yang benar untuk mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Pertanyaan : siapa, dimana, kapan, apa, mengapa clan bagaimana dapat menjadi
permulaan yang baik. Untuk itu dapat dianjurkan pertanyaan seperti berikut tentang
tiap langkah yang kritis:
1.

Siapa yang paling pantas untuk melakukannya

2.

Dimana tempat yang terbaik untuk melakukan itu kapan itu harus dikerjakan
apa tujuan dari langkah ini

3.

Mengapa langkah ini diperlukan

4.

Bagaimana cara terbaik untuk melakukannya

Dari hasil pemeriksaan yang efisien ini akan diperoleh bahan untuk membuat suatu
prosedur tugas atau instruksi kerja.

VI

PENGENDALIAN, PROSEDUR, DAN INSTRUKSI KERJA


A.

Pengendalian
Setelah menganalisa pekerjaan dan masalah yang potensial dan membuat
pemeriksaan yang efisien, maka anda telah mempunyai apa yang anda butuhkan
untuk membuat rekomendasi pengendalian. Pengendalian adalah tindakan dan
pencegahan yang akan mencegah terjadinya potensi kerugian dan akan memastikan
bahwa pekerjaan dilakukan dengan efisiensi yang maksimal. Pengendalian harus
diperintahkan kepada orang yang melakukan tugas dengan cara memberitahu
mereka apa yang harus mereka lakukan untuk menghindari atau mengurangi
keterpaparan kerugian. Ide untuk pengendalian akan secara alamiah dibangkitkan
seluruhnya oleh pemeriksaan yang efisien dan diskusi yang berkaitan. Dalam
membuat rekomendasi pengendalian harus diupayakan sedapat mungkin
merupakan suatu kalimat penjelasan positif yang memberitahu apa yang harus
dilakukan untuk mengurangi atau menghindarkan keterpaparan terhadap kerugian
dan bagaimana untuk mengerjakan pekerjaan dengan cara yang paling efisien.
Dari rekomendasi pengendalian yang telah selesai kemudian dapat dibuat Prosedur
kerja maupun lnstruksi Kerja

B.

Prosedur Kerja.
Karena prosedur adalah sebagai alai untuk belajar dan mengajar maka suatu
prosedur harus jelas, ringkas, benar dan lengkap,selain itu prosedur kerja harus :

C.

1.

Dimulai dengan suatu pernyataan guna dan perlunya tugas ini termasuk untuk
manfaat memotivasi dan juga untuk meningkatkan pemahaman .

2.

Menghadirkan langkah demi langkah uraian dari bagaimana prosesnya


berlangsung

3.

Mengungkapkan langkah yang positif'cara apa yang dilakukan "dari pada"


daftar panjang apa yang tidak boleh dilakukan

4.

Dibuat dalam format yang sederhana dan fungsi yang sederhana.

Instruksi Kerja
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya tidak semua tugas dapat atau harus
dibuat prosedurnya misalnya pada pekerjaan pemeliharaan, penanganan material
yang mungkin dikerjakan dengan suatu perbedaan yang sedikit tapi setiap kali
mereka dikerjakan.Demikian juga untuk tugas dimana hasil akhir adalah apa yang
penting dan bagaimana orang mendapatkan suatu yang sangat baik. Untuk tugas
yang alami ini, petunjuk kerja adalah lebih berfungsi dan berguna.
Pedoman untuk mempersiapkan lnstruksi kerja yang fungsional adalah :
1.

Hadirkan pedoman positif untuk hasil yang benar ditambah aturan yang
berkaitan

2.

Kadang-kadang tidak terbatas untuk tugas yang spesifik tapi berhubungan


dengan banyak sekali macam-macam aktifitas kerja, misalnya menggunakan
gergaji mesin, memasuki ruang yang sempit, penggembokan peralatan dan
lain-lain.

3.

Secara khusus berguna untuk tugas dimana pekerjaan yang dilakukan oleh
pekerja dalam -jumlah besar dan tugas yang jarang dilakukan atau dimana
tugas yang spesifik adalah sulit untuk dibuat prosedurnya karena cara mereka
dikerjakan sangat bervariasi dengan situasi yang spesifik.

4.

Penekanan yang disarankan dalam lnstruksi kerja adalah :


a.

Motivasi

Jelaskan mengapa pekerja harus melakukannya dengan petunjuk kerja yang


standar (berhubungan dengan kesejahteraan mereka sendiri, Membentuk
sedikit kebanggaan)
b.

Sumber masalah khusus

Tunjukkan sumber masalah khusus yang paling mungkin; hal yang menjadi
perhatian khusus harus diberikan.
c.

Pakaian dan alat pengaman diri

Tentukan peralatan pengaman dan pakaian yang diperlukan, kondisi dimana


dia diperlukan dan alasan untuk menggunakannya.
d.

Prosedur keadaan darurat

Menunjuk kepada prosedur untuk kasus kebakaran, peledakan,banjir dan


bencana lainnya. Tentukan petunjuk dan peralatan pertolongan pertama dalam
keadaan darurat, Prosedur menghentikan operasi dalam keadaan darurat dan
pelaporan yang diperlukan.
e.

Peralatan dan perkakas yang khusus

Penekanan penggunaan pengaman khusus, barier, saklar, gembok dan


peralatan darurat.
f.

Peraturan dan aturan yang penting

Perkuat aturan yang paling penting dengan memasukkan mereka kedalam


petunjuk kerja, Buat mereka sesingkat dan sesederhana mungkin, beri alasan
untuk aturan dan fokuskan pada yang kritis.
g.

Pedoman yang positif clan benar

Soroti hal yang pekerja dapat dilakukan untuk memastikan hasil yang efisien,
aman dan produktif.
Harus diingat kembali bahwa kebanyakan perusahaan menyebut baik petunjuk
kerja maupun prosedur kerja dengan satu nama atau dengan sebutan "metoda
kerja" dan "SOP" atau terminologi yang lain. Apapun sebutannya itu tidaklah
penting ,yang penting adalah untuk dipahami adalah bahwa banyak tugas yang
dapat dan harus dibuat
Prosedurnya Kegunaannya adalah dapat memberikan kepada pekerja
pedoman tertulis untuk mengerjakan tugas yang kritis dengan cara yang paling
efisien.

VII PENGGUNAAN JSA


JSA akan menjadi suatu yang bermanfaat apabila ditempatkan dalam beberapa program
keselamatan kerja atau tugas lainnya disamping itu JSA merupakan alat pengawasan dari
manajemen yang praktis untuk memastikan apakah suatu pekerjaan telah dilakukan
sesuai dengan yang telah ditentukan.
Camkanlah bahwa waktu yang diambil dalam dalam membuat petunjuk kerja atau
prosedur kerja untuk suatu tugas yang kritis di area anda, bukanlah suatu waktu yang siasia tapi akan merupakan suatu penghematan waktu yang sangat besar dalam priode yang
panjang, karena waktu tersebut digunakan untuk menyiapkan dengan teliti prosedur kerja
yang telah dipikirkan masak-masak, berdasarkan pengetahuan yang terbaik yang tersedia
dari cara yang benar untuk melakukan tugas yang kritis dalam cara yang paling efisien.
Penggunaan JSA akan sangat bermanfaat untuk program K3 berikut: Orientasi
pekerja/Penugasan baru; Pelatihan Pengawa~ Baru; lnstruksi Tugas Yang benar;
Observasi Tugas Yang terencana; Safety Talk/Pertemuan kelompok; Penyelidikan
Kecelakaan/lnsiden dan Pelatihan Keterampilan
A.

Orientasi Pekerja Baru /Penugasan Baru

Satu hal pertama yang seorang pekerja baru ingin tahu adalah apa pekerjaan yang
akan mereka lakukan, dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Demikian juga halnya
pekerja lama yang mendapat penugasan untuk tugas yang baru tentu belum
memahami sepenuhnya tugas baru tersebut. Untuk itu JSA adalah merupakan
bahan yang sangat membantu mereka untuk dapat memahami bagaimana
melakukan pekerjaan tersebut dengan aman dan efisien. Secara umum JSA harus
terlebih dulu diberikan kepada mereka untuk dipelajari sebelum mulai memberikan
instruksi tugas.
B.

Pelatihan Pengawas Baru


Secara umum yang paling ideal menjadi pengawas adalah orang yang paling
memahami pekerjaan pada area tersebut, namun kenyataan di lapangan kadangkadang tidaklah selalu demikian .Mungkin dengan alasan kekurangan personil yang
memenuhi kualifikasi pada bagian kerja tersebut sehingga terpaksa harus
mengambil pengawas dari bagian lain dan bahkan dari perusahaan yang lain. Untuk
itu mereka harus mendapat pelatihan untuk tugasnya tersebut dan
prosedur/petunjuk kerja akan sangat membantu dalam pelatihan ini.

C.

Instruksi tugas yang benar


Pedoman dan petunjuk kerja tertulis adalah mempunyai nilai yang sangat besar
dalam membantu pengawas menemukan tanggung Jawab dasar mereka untuk
mengajar yang lain, bagaimana mereka melakukan tugasnya secara benar (benar,
cepat, sungguh-sunguh dan aman)

D.

Observasi tugas yang terencana


Petunjuk dan prosedur kerja tertulis memungkinkan supervisor secara sistematis
dapat menganalisa sebaik apa performance dari pekerja untuk mengikuti standar
yang diperlukan.

E.

Pertemuan Kelompok / Safety Talk


Dalam pelaksanaan pertemuan kelompok ataupun safety talk prosedur kerja dapat
digunakan sebagai bahan (topik) diskusi khususnya apabila peserta dari pertemuan
kelompok tersebut merupakan orang-orang yang terlibat dengan prosedur kerja
tersebut serta orang yang terpengaruh dengan pekerjaan tersebut

F.

Penyelidikan kecelakaan/insiden
Uraian tertulis dari pekerjaan membantu Supervisor melakukan penyelidikan
kecelakaan/insiden dengan teliti dengan menganalisa apakah pekerjaan telah
dilakukan sebagaimana mestinya, pada tahapan proses mana terjadi kesalahan, dan
apa jenis perobahan yang dapat membawa ke pengendalian yang lebih baik.

G.

Pelatihan Ketrampilan
JSA atau prosedur tugas tertulis akan membantu efisiensi dan keefektifan dari
program pelatihan untuk operator peralatan dan pekerja trampil lainnya, karena
dengan JSA dapat ditunjukkan secara khusus dan sistematis apa pekerjaan itu dan
bagaimana dia dikerjakan.

Untuk mempersiapkan petunjuk dan prosedur kerja memerlukan waktu dan upaya
yang tidak kecil, namun ketika anda telah menempatkan mereka dalam pekerjaan
maka akan memperoleh keuntungan yang tinggi dalam hal :

Efisiensi, safety dan produktifitas yang lebih tinggi


Hasil yang lebih baik dari instruksi tugas, observasi tugas, Pengajaran,
pembimbingan, pelatihan ketrampilan dan penyelidikan kecelakaan.
Proteksi yang optimal untuk orang, properti, proses, produktifitas dan
kemampuan untuk mendapatkan untung.

Anda mungkin juga menyukai