Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN KECELAKAAN

DIPERSIAPKAN DALAM RANGKA


PEMBINAAN/PENYEGARAN K3 PENGAWAS OPERASIONAL PADA
PT INCO

SUBDIT KESELAMATAN PERTAMBANBANGAN


DIREKTORAT TEKNIK MINERAL DAN BATUBARA
JAKARTA - 2 0 0 4
I.

DAFTAR ISI

I.
II.
III.

DAFTAR ISI................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
LATAR BELAKANG...................................................................................................................

B. Aksiden (Kecelakaan).............................................................................................................5
A. Insiden....................................................................................................................................5
C. Faktor Kecelakaan..................................................................................................................5
D. Rasio Kecelakaan...................................................................................................................6
E. Gejala dan Penyebab Kecelakaan...........................................................................................7
IV. PEMERIKSAAN KECELAKAAN..............................................................................................
A. Sasaran Pemeriksaan..............................................................................................................8
B. Klasifikasi Kecelakaan...........................................................................................................8
C. Pemeriksa................................................................................................................................8
D. Manager..................................................................................................................................9
E. Pelaporan Kecelakaan.............................................................................................................9
V. TAHAP PEMERIKSAAN..........................................................................................................11
A. Tanggap terhadap keadaan darurat........................................................................................11
B. Pengumpulan data dan informasi..........................................................................................11
C. Tindak Lanjut........................................................................................................................13
PENDAHULUAN

Materi ini dibuat khusus dalarn rangka pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
tingkat pangawas operasional pertama, Materi pemeriksaan kecelakaan dibuat dengan
dasar pemikiran bahwa para pengawas harus mengerti bagaimana seharusnya
pemeriksaan kecelakaan dilakukan, oleh siapa dan untuk apa pemeriksaan kecelakaan
harus dilakukan,
Kecelakaan yang terjadi sering mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak sedikit tetapi
masih acta para pengawas bahkan tingkat manager yang belum dapat memperhitungkan
atau memperkirakan kerugian yang sebenarnya ditanggung akibat dari suatu kecelakaan.
Mereka hanya mengetahui biaya langsung seperti pengobatan, kompensasi, atau
mungkin perbaikan alat saja, padahal masih acta biaya-biaya tidak langsung seperti
hilangnya jam kerja, tuhentinya produksi, pemeriksaan, pelatihan karyawan, pembuatan
laporan, dan lain-lain.
Ada beberapa contoh kecelakaan yang mengakibatkan kerugian cukup besar pacta PT
Freeport Indonesia seperti meluncurnya Wet Muck yang mengakibatka~ 3 orang
meninggal dan produksi terhenti, Kecerobohan operator Haul Dump Truck 793
mengakibatkan 1 buah Light Vehicle hancur beserta 3 orang penumpangnya, Mixer Truck
masuk jurang mengakibatkan 1 orang luka berat, 1 orang meninggal, 1 buah Mixer Truck
hancur, dan ambruknya panel/ terowongan mengakibatkan 3 orang meninggal. Kejadian
pacta PT Fajar Bumi Sakti yaitu meledaknya sebuah panel/terowongan mengakibatkan 6
orang meninggal dan tambang ditutup.
Kejadi'an pacta PT INCa yaitu meledaknya Tanur pengolah bijih nikel mengakibatkan
beberapa orang cidera dan meninggal. Kejadian pacta PT Antarn Tbk Unit Gebe dan
Kijang yaitu pelepasan gas berbahaya/beracun mengakibatkan masing-masing unit
kehilang 9 Orang kayawannya karena mati oleh gas tersebut. Dan keceliikaan tambang
yang baru terjadi (9 Oktboer 2003) yaitu longsornya jenjang penarnbangan yang
mengakibatkan beberapa alat berat terkubur, beberapa orang cidera ringan dan berat,
serta 8 orang mati oleh karena tertimbun. Kejadian di luar tarnbang yaitu terbakarnya Bus
Kramatjati di jalan tal Jagorawi pacta tahun 1996, mengakibatkan 31 penumpangnya
meningga1, akhir tahun 2001 tabrakan Kereta Api di Brebes mengakibatkan 1ebih dari 50
orang meningga1. Sementara menje1ang akhir tahun 2002 sebuah kapal keruk
pertambangan telah terbakar dengan total kerugian lebih dari 1 milyar. Kecelakaan .di
Ja1an Tol Cikampek peri ode tahun 2001 s.d. 2002 telah mengakibatkan meninggal
sebanyak 175 orang untuk tahun 2003 terjadi 784 kecelakaan dengan korban meninggal
74 orang dan untuk tahun 2004 sampai bulan Maret 24 meninggal. Peristiwa yang paling
mengenaskan adalah terbakarnya Bus Pariwisata di Situbolldo pacta 8 Oktober 2003
yang mangakibatkan 54 orang penumpangnya yang masih remaja (siswa dan siswi SL T
A) mati terpanggang, sementara pengemudinya selamat tanpa cidera.
Kecelakaan-kecelakaan tersebut sangat merugikan dan harus dikoreksi dun dicegah agar
tidak terulang. Pencegahan yang effektif hanya dapat dilakukan apabila sudah diketahui
sebab- sebab terjadinya. Untuk menemukan dan menentukan penyebab suatu
kecelakaan harus terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan, dan pemeriksaan dapat berhasil
baik apabila dilakukan secara benar, objektif, dan terarah. Pertanyaanya siapa yang harus
m~lakukan pemeriksaan? Setiap kecelakaan sebaiknya diperiksa olch pcngawas
langsung, atau paling tidak pengawas lungsung

ikut terlibat dalam pemeriksaan apabila kecelakaan yang terjadi berkaitan dengan
pengawas lain.
Di dalam materi ini juga dibahas tentang bagaimana sebaiknya pemeriksaan kecelakaan
dilakukan yang intinya meliputi latar belakang kecelakaan yang menjelaskan tentang
faktor kecelakaan, rasio kecelakaan, dan gejala atau penyebab kecelakaan, selanjutnya
pemeriksaan kecelakaan yang mcnjelaskan tentang sasaran pemeriksaan,klasifikasi
kecelakaan, pemcriksa, manager, laporan pemeriksaan, dan akhirnya tahap-tahap
pemeriksaan kecelakaan yang menjelaskan tentang tahap tanggap darurat, pengumpulan
informasi atau data, evaluasi dan analisa, tindakan perbaikan dan pengembangan,
kesimpulan dan rekomendasi, dan tindak lanjut.
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat mengerti cara-cara
pemeriksaan dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pemeriksaan kecelakaan di temp at
kerja masing-masing yang pacta akhirnya kecelakaan yang lebih besar bahkan lebih
kecilpun dapat dicegah sedini mungkin.

II.

LATAR BELAKANG
Kecelakaan seberapa kecilpun akan dapat mengakibatkan terganggunya produktivitas
tenaga kerja dan peralatan. Untuk mencegah timbulnya kerugian yang lebih b,esar maka
pencegahan kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin. Sebagai awalnya akan lebih
baik apabila kita mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut insiden dan eksiden.
A.

Insiden
lnsiden adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menurunkan
produktivitas tenaga kerja dan peralatan. lnsiden sering disebut juga dengan hampir
kecelakaan (near miss atau near accident), dan disini tidak ada orang yang cidera
atau kerusakan alat.

B.

Eksiden (Kecelakaan)
Eksiden atau kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
dikendalikan dan tidak diinginkan yang mengakibatkan cideranya seseorang,
kerusakan alat, -produksi terhenti, dan bahkan ketiga-tiganya
Kecelakaan adalah basil atau akibat dari kontak langsung dengan suatu bahan/zat
atau sumber energi yang melebihi batas kekuatan body atau struktur.

C.

Faktor Kecelakaan
Kecelakaan terjadi karena ada beberapa faktor atau elemen yang terlibat dan
mempengaruhi terjadinya kecelakaan.Pengawas sebaiknya mengetahui 4 faktor
utama beserta subtansinya dalam usahanya melakukan pengelolaan K3 khususnya
pencegahan kecelakaan. Empat faktor tersebut meliputi:
1. Manusia
2. MesinIPeralatan
3. Material
4. Metode
5. Lingkungan (working environmental)
1.

Manusia . -Faktor ini meliputi manajemen, karyawan, kontraktor, dll seperti:


a.
b.
c.
d.
e.

Eksekutip yang menentukan Kebijakan Perusahaan, Prosedur, Standar,


Plan, Aspek-Aspek yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan.
Perekayasa (Engineer) dan orang-orang yang membuat/menciptakan
lingkungan tempat kerja untuk karyawan
Orang-orang yang mengatur sistem pemeliharaan (Preventive
Maintenance System), perkakas, mesin, peralatan, dll
Manager-manager yang memilih dan menentukan orang-orang yang
dikaryakan dan pekerjaan
Pengawas-pengawas yang memberikan orientasi, intruksi, bimbingan,
motivasi, dan memimpin pekerja.

Faktor manusia adalah faktor yang paling tinggi yang terlibat dalam suatu
kecelakaan. Beberapa perusahaan memberikan data bahwa lebih dari 80 %
kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.
2.

Mesin/Peralatan
Faktor ini meliputi perkakas, alat proteksi/keselamatan, mesin,peralatanperalatan, dll baik yang sifatnya statis maupun dinamis. Peralatan seperti
peralatan tam bang yaitu loader,dozer,grader,dump truck,bor,dll. Mesin atau
perkakas seperti yang acta di bengkel-bengkel, pabrik atau pengolahan,
dll.Serta setriap peralatan atau mesin-mesin yang digunakan sebagai
penunjang kegiatan uasaha pertambangan.

3.

Material
Faktor ini meliputi material hasil kegiatan pertambangan, bahan-bahan
penunjang produksi, dan lain-lain misal : bijih, pasir, pecahan batu, Kapur, zatzat kimia, bahan peledak, dll.

4.

Lingkungan .
Lingkungan adalah lingkungan kondisi tempat kerja yang terjadi akibat dari
suatu kegiatan di peliambangan seperti: temperatur/suhu panas atau dingin,
kelembaban, berdebu, gas, radiasi, getaran, kebisingan, penerangan, tekanan,
dan lain-lain.

Keempat faktor tersebut diatas dapat berdiri sendiri atau bahkan saling
interaksi/bersama-sama terlibat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Dalam
melakukan pemeriksaan kecelakaan, 4 faktor tersebut harus menjadi dasar
pemikiran untuk mencari pehyebab kecelakaan serta membuat koreksi dan tindakan
pencegahan.
D.

Rasio Kecelakaan.
Hasil suatu pcnclitian mcnunjukan bahwa dari kcjadian hampir kccclal:aan akan
timbul suatu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat, selanjutnya akan
timbul kecelakaan yang berakibat cidera ringan, dan pada akhirnya akan timbul
cidera berat bahkan fatal.
Berat/

Mati

Rusak Alat
Cidera Ringan
Hampir Kecelakaan
RASIO KECELAKAAN

E.

Gejala dan Penyebab Kecelakaan


Pengawas harus memahami bahwa selalu ada gejala atau tanda-tanda sebelum
suatu kecelakaan terjadi. Perbedaan penyebab langsung dengan penyebab dasar
harus dipahami agar pengendalian kecelakaan tercapai. Perbaikan terhadap
penyebab langsung hanya akan menghasilkan pengendalian/pencegahan yang
sifatnya sementara saja, akan tetapi apabila perbaikan yang diambil berdasarkan
atas penyebab dasar yang ditcmukan maka akan membcrikan pencegahan
kecelakaan yang permanen.
Frank Bird berdasarkan Teori Domino Heinrich memperbaiki/menyempurnakan teori
tcrscbut dcngan menggambmokan hubungan langsung antara managemen dcngan
peyebab kecelakaan. Apabila managemen tidak memiliki kontrol yang baik terhadap
setial level maka akan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

KURANGI
KENDALI
Prog.Kurang
Standar tidak cukup
Penerapan standar tdk
terpenuhi

PENYEBAB
DASAR
Personal Faktor.
Job Faktor

PENYEBAB
LANGSUNG
Tindakan tidak
aman
Kondisi tdk
aman

KECELAKAN

Kondisi dgn
bahan/zat atau
sumber energi
yang melebihi
batas kekuatan
bodi

AKIBAT
KECELAKAAN

Cidera
Rusak alat
Produksi terhenti

III. PEMERIKSAAN KECELAKAAN


Pemeriksaan kecelakaan termasuk bagian dat.i program keselamatan dan kesehatan
kerja " (K3). Pada umumnya pemeriksaan kecelakaan yang dilakukan oleh perusahaan
hanya ditujukan untuk kecelakaan yang ringan, berat, mati, dan yang mengakibatkan
rusak parahnya peralatan. Sedangkan kecelakaan yang tidak mengakibatkan hilangnya
hari kerja, hampir kecelakaan (near miss) atau tidak beroperasinya peralatan jarang sekali
diperiksa. Bahkan masih ada perusahaan tambang yang tidak melakukan pemeriksaan
kecelakaan selain yang dilakukan oleh pelaksana inspeksi tambang (Inspektur Tambang).
Maksud dan tujuan pemeriksaan kecelakaan adalah bukan untuk mencari siapa yang
salah akan tetapi untuk mencari fakta-fakta ataupun penyebab terjadinya kecelakaan
sehingga dapat diambil tindakan pencegahan agar kecelakaan yang sarna tidak terulang
kembali. Pemeriksaan kecelakaan secara efektif dapat membantu untuk :

A.

Mengetahui gambaran/kronologis tentang terjadinya kecelakaan. .


Menentukan penyebab-penyebab kecelakaan .11enetapkan potensipotensi bahaya
Mengembangkan cara-cara pencegahan/pengendalian
Mendifinisikan gejala-gejala atau tanda kemungkinan terjadinya
kecelakaan
Menunjukkan atau membuktikan perhatian bahwa pemeriksaan dilakukan
secara objektif.

Sasaran Pemeriksaan
Pemeriksaan harus dilakukan terhadap kemungkinan kerugian yang lebih besar
akibat kecelakaan termasuk; cidera, sakit jabatan, kerusakan alat, kebakaran, dan
lain-lain. Kecelakaan terjadi karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi atau
terlibat. Setiap bagian/departemen harus dapat mcngevaluasi kerugian/potensi
terburuk apabila terjadi kecelakaan.

B.

Klasifikasi Kecelakaan
Kecelakaan sesuai dengan sifatnya dibedakan menjadi 3 sifat yaitu :
1.
2.
3.

Kecelakaan Ringan
Kecelakaan Herat
Kecalakaan Mati

Suatu kecelakaan baik ringan, berat, atau mati dapat digolongkan menjadi
kecelakaan tambang apabila kecelakaan tersebut memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555
K/26/DPT/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.
C.

Pemeriksaan

Siapa yang harus melakukan pemeriksaan kecelakaan? Tanggung jawab terhadap


pemeriksaan kecelakaan sebenarnya menyangkut semua tingkat pimpinan.
Menetapkan tim atau orc:mg untuk melakukan investigasi merupakan langkah awal
yang kritis. Orang-orang yang paling tertarik terhadap permasalahan kecelakaan,
orang yang dapat bersifat objektif, dan yang tertarik dalam mencari pemecahan
masalah adalah orang-orang yang cocok untuk menjadi pilihan utanla melakukkan
investigasi. Akan tetapi secara pertanggung jawaban pengawas langsung/ atasan
langsung (frontline supervisor) adalah orang yang sebaiknya harus melakukan
insvestigasi terhadap terjadinya kecelakaan.
Ada beberapa alasan mengapa pengawas langsung harus melakukan investigasi
atau paling tidak harus ikut terlibat dalam investigasi karena :
1. Pengawas memiliki kepentingan pribadi
2. Pengawas mengetahui jelas kondisi tempat kerja dan sifat atau tabiat orang-orang
yang bekerja padanya.
3. Pengawas harus mengetahui dengan baik bagaimana dan dimana mendapatkan
informasi yang diperlukan.
4. Pengawas ad~lah orang pertama yang harus memulai atau mengambil tindakan
apabila kecelakaan.
5. Pengawas dapat mempelajari penyebab kecelakaan dan dapat segera mengambil
-tindakan perbaikan scbelum kccclakaan berikutnya tcrjadi.
6. Pengawas dapat memnperoleh keuntungan dari investigasi antara lain:
Menunjukkan perhatian pengawas terhadap keselamatan pekerja.
Meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan peralatan.
Mengurangi biaya operasi dan cidera
Menunjukkan/membuktikan bahwa pengawas mempunyai kendali/otoritas.
D.

Manager
Pemeriksaan /investigasi kecelakaan kadang-kadang harus mclibatkan pengawas
pada tingkat yang lebih tinggi bahkan sampai manager apabila kondisi :
1.
2.
3.

E.

Berpotensi tinggi menimbulkan kerugian besar atau kecelakaan berat, dimana


solusi yang harus dilakukan sudah diluar tingkat kemampuan dan pengetahuan
pengawas, sehingga tidak mungkin dibebankan kepada pengawas langsung.
Berhubungan dengan pengawas wilayah/area lain.
Tindakan perbaikan yang harus diambil memiliki jallgkauan luas atau
memerlukan biaya-biaya tinggi.

Pelaporan Kecelakaan.
Pengawas seringkali menemuhi permasalahan dalam mengumpulkan data/informasi
kecelakaan. Hal ini terjadi karena banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan oleh
para pekerja karena beberapa alasan. Apabila hal ini dibiarkan terns menerus maka
akan terjadi hilangnya informasi yang sangat berharga dari terjadinya suatu
kecelakaan, bahkan korban-korban akan bertambah serta akan lebih parah karena
tidak ada perbaikan yang bisa dilakukan.
Ada beberapa alasan mengapa kecelakaan yang terjadi tidak dilaporkan oleh para
pekerja, karena:

1. Takut catatan keselamatan dan kesehatan kerja group tidak baik karena ada
catatan kecelakaan
2. Takut kondite/catatan pribadi menjadi buruk dan terhambat kariernya
3. Takut terhadap perawatan dokter
4. Takut terkena tindakan disiplin, ada pola pikir bahwa investigasi untuk mencari
kesalahan bukan fakta, dan banyak pengawas yang melakukan tekanan
maupun sanksi, yang selayaknya pengawas harus lebih memahami bagaimana
mengatur dan mengawasi mereka orang.
5. Takut reputasinya jelek, dan tidak ingin mendapat julukan gampang celaka atau
pekerja bahaya.
6. Tidak mengerti manfaat dari kecelakaan yang dilaporkan dan kerugiannya
apabila tidak dilaporkan.
7. Tidak ingin pekerjaannya terganggu dan tidak dapat selesai.
8. Tidak ingin adanya perubahan sikap dari pengawas atau hubungan baiknya
terganggu.
9. Menganggap bahwa kecelakaan adalah suatu pelanggaran atau kesalahan.
10. Tidak menyukai perawatan itu sendiri karena alasan kepribadian atau karena
perbedaan/persamaan jenis kelamin.
Kecelakaan yang tidak dilaporkan pada akhirnya akan dapat menimbulkan masalah
baru karena :

Infeksi atau peradangan.


Infeksi atau peradangan terjadi karena luka tidak segera terobati. Pada
umumnya luka yang meradang disebabkan karena luka kecil yang tidak diobati
karena tidak melapor.

Agrevasi (Aggravation)
Pekerja mengukur derita sering dari rasa sakit yang timbul, karena merasa
tidak sakit maka tidak perlu dilakporkan. Kasus -kasus terkilir, lembam, dan
lain-lain sering tisdak dilaporkan karena tidak ada luka terbuka.

Tidak ada informasi dan hal yang dapat dipelajari.


Pengawas tidak memiliki kesempatan untuk mengevaluasi dan menentukan
sebab-sebab kecelakaan. Sehingga pencegahan tidak dapat dilakukan dan
kemungkinan kecelakaan yang sarna dapat terulang dengan akibat yang lebih
parah.

Menjadi kebiasaan.
Kebiasaan tidak melaporkan kecelakaan akan ditiru oleh pekerja lainnya.
sehingga potensi-potensi bahaya akan bertambah besar karena tidak ac.anya
pencegahan yang dapat dilakukan.

Pengawas harus dapat memberikan motivasi kepada para pekerja agar mau
melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi, untuk itu pengawas harus dapat
melakukan hal- hat sebagai berikut:

Bertindak dan bersikaf positif


Memberikan perhatian lebih terhadap peningkatan aktivitas program
pengendalian kecelakaan dan buat catatan objektif.

Mengenal/mengakui perbuatan individu dengan tepat, memberi perhatian


lebih terhadap tindakan individu yang mempunyai kontribusi dalam
pencegahan kecelakaan .
Tunjukkan kepercayaan pribadi dengan tindakan dan jangan menganggap
laporan kecelakaan tidak renting selanjutnya pastikan bahwa laporan atau
masalah sudah ditindak lanjuti.
Kembangkan kesadaran pekerja tentang keuntungan dari informasi
kecelakaan. Adakan pertemuan group dan kontak pribadi untuk
memberikan respon bahwa laporan kecelakaan telah meningkatkan
keselarnatan setiap orang.
Jelaskan tentang terjadinya puncak es dilautan atau tentang gunung
bahwa semua itu tidak terjadi begitu saja.

IV. TAHAP PEMERIKSAAN


Pemeriksaan kecelakaan akan memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan apabila
dilakukan dengan cara yai.1g benar dan mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut:
A.

Tanggap terhadap keadaan darurat


Keberhasilan pemeriksaan kecelakaan sebetulnya seringkali tampak pada saat -saat
awal setelah kecelakaan tersebut terjadi. Setiap tindakan awal supervisor akan
memberikan pengaruh/perubahan untuk setiap kecelakaan. Orang yang berada
pada tempat kecelakaan harus dapat ikut menehtukan hal-hal yang kritis. Langkahlangkah yang sesuai untuk digunakan sebagai acuan adalah sebagai berikut :

B.

Lakukan pengendalian pada tempat kejadian


Pastikan pertolongan pertama dan panggilan untuk pelayanan darurat.
Lakukan pengendalian terhadap potensi kecelakaan kedua/lanjutan yang
mungkin timbul.
Identifikasi sumber dari fakta-fakta, dan keterangan yang ada di tempat
kecelakaan.
Lindungi fakta-fakta dari perubahan, penggantian atau pemindahan.
Investigasi untuk menentukan potensi kerugian, cidera, dan kerusakan. .
Pemberitahuan kepada manager/atasan yang pantas/sesuai.

Pengumpulan data dan informasi


Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan pengawas langsung harus:
1.

Melakukan peninjauan lokasi kejadian dan melakukan pangamatan


menyeluruh untuk mendapat gambaran secara luas apa dan bagaimana
tentang tempat dan lingkungan terj adinya kecelakaan.

2.

Melakukan wawancara terhadap saksi-saksi.

Saksi langsung
Saksi tidak langsung

Dalam melakukan wawancara untuk memperoleh fakta-fakta kecelakaan, pengawas


harus dapat memberi pengertian kepada saksi dengan cara :

Ingatkan maksud dan tujuan


Tanyakan apa dan bagaimana terjadi
Tanyakan pertanyaan-pertanyaan khusus tentang diri saksi
Cek ulang tentang pengertian/maksud saksi dengan pemerik3a
Catat informasi yang bersifat khusus atau vital secara cepat
Bicarakantindakan koreksi untuk pencegahan dan terima kasih atas
kerjasamanya
Buka jalur informasi lanjutan (komfirmasi dengan saksi lain)

Dalam melakukan wawancara usahakan jangan memotong pembicaraan saksi


apabila tidak perlu. Apabila memang acta yang kurangjelas, tanyakan kembali
seperti; apa yang dilakukan, bagaimana melakukannya, apa yang terjadi, dan
selanjutnya kenapa dilakukan.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.

Buat sketsa dan peta


Photo-photo kecelakaan. Ambilah daTi semua sisi
Cek catatan-catatan tentang personal training, pemeliharaan,prosedur kerja,dll
Analisa bahanlbagian tidak berfungsi
Pengujian peralatan
Rekontruksi
Evaluasi dan analisa.

Dalam melakukan analisa kecelakaan supervisor harus memahami prinsip dasar


terjadinya kecelakaan dengan cara :

4.

Tindakan Perbaikan
a.
b.
c.
d.
e.
f.

5.

Memakai teori sebab akibat (teori domino)


Membuatlmenetukan faktor penyebab kecelakaan.
Cakuplah penyebab langsung atau gejala/tanda-tanda yang acta meliputi
tindakan dan kondisi tidak aman
Tentukan penyebab dasar meliputi personal faktor dan job faktor
Tentukan beberapa penyebab khusus yang sifatnya kritis atau vital.
cakuplah kekurangan dalam sistem managemen.

Pertimbangkan pengendalian altematif


Lebih rendah kemungkinan terulang lagi
Mengurangi potensi kerugian yang lebih parah.
Tindakan perbaikan/pembetulan sementara seketika.
Tindakan permanen sesegera mungkin.
Buat dokumentasi dalam laporan. I

Kesimpulan dan Rekomendasi.

a.

b.
c.
d.

C.

Laporan harus selalu ditinjau oleh pengawas yang lebih atas (Midle~or
Upper Manager). Laporan harus jelas, mudah dimengerti, dan sistematis
yang berkaitan dengan identitas informasi, evaluasi potensi keparahan
dan kerugian, gambaran (discribtion) kecelakaan, analisa sebab, rencana
tindakan, waktu yang tepat, dan di tanda tangani. Didalam laporan
tersebut sekurang-kurangnya mencakup :
1. Tempat kecelakaan
2. Sedang apakah korban
3. Apakah korban biasa melakukan pekerjaan terse but
4. Tindakan yang sedang dilakukan korban.
5. Apakah tindakan tersebut bagian dari tugas korban.
Keterangan kecclakaan mcliputi apa dasar tindakan,apa yang keliru,
dengan cara bagaimana, apa yang menimbulkan kecelakaan, dll
Sketsa kecelakaan.
Koreksi dan rekomendasi harus cukup jelas dan terinci. Sebelum
membuat koreksi dan rekomendasi harus dipikir dengan cermat bahwa
ada yang menjadi dasar yang dapat dijadikan acuan yaitu ;
1. Rekayasa (engineering)
2. lnstruksi-instruksi atau cara kerja.
3. Penempatan orang dan pekerjaannya
4. Administrasi atau disiplin

Tindak Lanjut.
1.
2.
3.
4.

Lakukan pertemuan ulang yang berhubungan dengan kecelakaan tersebut


Lakukan pemantauan secara tepat pelakasanaan perbaikan/tindakan
perbaikan.
Analisa data-data untuk suatu kemungkinan atau kecenderungan.
Keuntungan dari ketepatan dan perubahan berdasarkan tinjauan, analisis, dan
pengalaman.

Anda mungkin juga menyukai