DAFTAR ISI
I.
II.
III.
DAFTAR ISI................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
LATAR BELAKANG...................................................................................................................
B. Aksiden (Kecelakaan).............................................................................................................5
A. Insiden....................................................................................................................................5
C. Faktor Kecelakaan..................................................................................................................5
D. Rasio Kecelakaan...................................................................................................................6
E. Gejala dan Penyebab Kecelakaan...........................................................................................7
IV. PEMERIKSAAN KECELAKAAN..............................................................................................
A. Sasaran Pemeriksaan..............................................................................................................8
B. Klasifikasi Kecelakaan...........................................................................................................8
C. Pemeriksa................................................................................................................................8
D. Manager..................................................................................................................................9
E. Pelaporan Kecelakaan.............................................................................................................9
V. TAHAP PEMERIKSAAN..........................................................................................................11
A. Tanggap terhadap keadaan darurat........................................................................................11
B. Pengumpulan data dan informasi..........................................................................................11
C. Tindak Lanjut........................................................................................................................13
PENDAHULUAN
Materi ini dibuat khusus dalarn rangka pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
tingkat pangawas operasional pertama, Materi pemeriksaan kecelakaan dibuat dengan
dasar pemikiran bahwa para pengawas harus mengerti bagaimana seharusnya
pemeriksaan kecelakaan dilakukan, oleh siapa dan untuk apa pemeriksaan kecelakaan
harus dilakukan,
Kecelakaan yang terjadi sering mengakibatkan kerugian-kerugian yang tidak sedikit tetapi
masih acta para pengawas bahkan tingkat manager yang belum dapat memperhitungkan
atau memperkirakan kerugian yang sebenarnya ditanggung akibat dari suatu kecelakaan.
Mereka hanya mengetahui biaya langsung seperti pengobatan, kompensasi, atau
mungkin perbaikan alat saja, padahal masih acta biaya-biaya tidak langsung seperti
hilangnya jam kerja, tuhentinya produksi, pemeriksaan, pelatihan karyawan, pembuatan
laporan, dan lain-lain.
Ada beberapa contoh kecelakaan yang mengakibatkan kerugian cukup besar pacta PT
Freeport Indonesia seperti meluncurnya Wet Muck yang mengakibatka~ 3 orang
meninggal dan produksi terhenti, Kecerobohan operator Haul Dump Truck 793
mengakibatkan 1 buah Light Vehicle hancur beserta 3 orang penumpangnya, Mixer Truck
masuk jurang mengakibatkan 1 orang luka berat, 1 orang meninggal, 1 buah Mixer Truck
hancur, dan ambruknya panel/ terowongan mengakibatkan 3 orang meninggal. Kejadian
pacta PT Fajar Bumi Sakti yaitu meledaknya sebuah panel/terowongan mengakibatkan 6
orang meninggal dan tambang ditutup.
Kejadi'an pacta PT INCa yaitu meledaknya Tanur pengolah bijih nikel mengakibatkan
beberapa orang cidera dan meninggal. Kejadian pacta PT Antarn Tbk Unit Gebe dan
Kijang yaitu pelepasan gas berbahaya/beracun mengakibatkan masing-masing unit
kehilang 9 Orang kayawannya karena mati oleh gas tersebut. Dan keceliikaan tambang
yang baru terjadi (9 Oktboer 2003) yaitu longsornya jenjang penarnbangan yang
mengakibatkan beberapa alat berat terkubur, beberapa orang cidera ringan dan berat,
serta 8 orang mati oleh karena tertimbun. Kejadian di luar tarnbang yaitu terbakarnya Bus
Kramatjati di jalan tal Jagorawi pacta tahun 1996, mengakibatkan 31 penumpangnya
meningga1, akhir tahun 2001 tabrakan Kereta Api di Brebes mengakibatkan 1ebih dari 50
orang meningga1. Sementara menje1ang akhir tahun 2002 sebuah kapal keruk
pertambangan telah terbakar dengan total kerugian lebih dari 1 milyar. Kecelakaan .di
Ja1an Tol Cikampek peri ode tahun 2001 s.d. 2002 telah mengakibatkan meninggal
sebanyak 175 orang untuk tahun 2003 terjadi 784 kecelakaan dengan korban meninggal
74 orang dan untuk tahun 2004 sampai bulan Maret 24 meninggal. Peristiwa yang paling
mengenaskan adalah terbakarnya Bus Pariwisata di Situbolldo pacta 8 Oktober 2003
yang mangakibatkan 54 orang penumpangnya yang masih remaja (siswa dan siswi SL T
A) mati terpanggang, sementara pengemudinya selamat tanpa cidera.
Kecelakaan-kecelakaan tersebut sangat merugikan dan harus dikoreksi dun dicegah agar
tidak terulang. Pencegahan yang effektif hanya dapat dilakukan apabila sudah diketahui
sebab- sebab terjadinya. Untuk menemukan dan menentukan penyebab suatu
kecelakaan harus terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan, dan pemeriksaan dapat berhasil
baik apabila dilakukan secara benar, objektif, dan terarah. Pertanyaanya siapa yang harus
m~lakukan pemeriksaan? Setiap kecelakaan sebaiknya diperiksa olch pcngawas
langsung, atau paling tidak pengawas lungsung
ikut terlibat dalam pemeriksaan apabila kecelakaan yang terjadi berkaitan dengan
pengawas lain.
Di dalam materi ini juga dibahas tentang bagaimana sebaiknya pemeriksaan kecelakaan
dilakukan yang intinya meliputi latar belakang kecelakaan yang menjelaskan tentang
faktor kecelakaan, rasio kecelakaan, dan gejala atau penyebab kecelakaan, selanjutnya
pemeriksaan kecelakaan yang mcnjelaskan tentang sasaran pemeriksaan,klasifikasi
kecelakaan, pemcriksa, manager, laporan pemeriksaan, dan akhirnya tahap-tahap
pemeriksaan kecelakaan yang menjelaskan tentang tahap tanggap darurat, pengumpulan
informasi atau data, evaluasi dan analisa, tindakan perbaikan dan pengembangan,
kesimpulan dan rekomendasi, dan tindak lanjut.
Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini para peserta dapat mengerti cara-cara
pemeriksaan dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pemeriksaan kecelakaan di temp at
kerja masing-masing yang pacta akhirnya kecelakaan yang lebih besar bahkan lebih
kecilpun dapat dicegah sedini mungkin.
II.
LATAR BELAKANG
Kecelakaan seberapa kecilpun akan dapat mengakibatkan terganggunya produktivitas
tenaga kerja dan peralatan. Untuk mencegah timbulnya kerugian yang lebih b,esar maka
pencegahan kecelakaan harus dilakukan sedini mungkin. Sebagai awalnya akan lebih
baik apabila kita mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut insiden dan eksiden.
A.
Insiden
lnsiden adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menurunkan
produktivitas tenaga kerja dan peralatan. lnsiden sering disebut juga dengan hampir
kecelakaan (near miss atau near accident), dan disini tidak ada orang yang cidera
atau kerusakan alat.
B.
Eksiden (Kecelakaan)
Eksiden atau kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan, tidak
dikendalikan dan tidak diinginkan yang mengakibatkan cideranya seseorang,
kerusakan alat, -produksi terhenti, dan bahkan ketiga-tiganya
Kecelakaan adalah basil atau akibat dari kontak langsung dengan suatu bahan/zat
atau sumber energi yang melebihi batas kekuatan body atau struktur.
C.
Faktor Kecelakaan
Kecelakaan terjadi karena ada beberapa faktor atau elemen yang terlibat dan
mempengaruhi terjadinya kecelakaan.Pengawas sebaiknya mengetahui 4 faktor
utama beserta subtansinya dalam usahanya melakukan pengelolaan K3 khususnya
pencegahan kecelakaan. Empat faktor tersebut meliputi:
1. Manusia
2. MesinIPeralatan
3. Material
4. Metode
5. Lingkungan (working environmental)
1.
Faktor manusia adalah faktor yang paling tinggi yang terlibat dalam suatu
kecelakaan. Beberapa perusahaan memberikan data bahwa lebih dari 80 %
kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia.
2.
Mesin/Peralatan
Faktor ini meliputi perkakas, alat proteksi/keselamatan, mesin,peralatanperalatan, dll baik yang sifatnya statis maupun dinamis. Peralatan seperti
peralatan tam bang yaitu loader,dozer,grader,dump truck,bor,dll. Mesin atau
perkakas seperti yang acta di bengkel-bengkel, pabrik atau pengolahan,
dll.Serta setriap peralatan atau mesin-mesin yang digunakan sebagai
penunjang kegiatan uasaha pertambangan.
3.
Material
Faktor ini meliputi material hasil kegiatan pertambangan, bahan-bahan
penunjang produksi, dan lain-lain misal : bijih, pasir, pecahan batu, Kapur, zatzat kimia, bahan peledak, dll.
4.
Lingkungan .
Lingkungan adalah lingkungan kondisi tempat kerja yang terjadi akibat dari
suatu kegiatan di peliambangan seperti: temperatur/suhu panas atau dingin,
kelembaban, berdebu, gas, radiasi, getaran, kebisingan, penerangan, tekanan,
dan lain-lain.
Keempat faktor tersebut diatas dapat berdiri sendiri atau bahkan saling
interaksi/bersama-sama terlibat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Dalam
melakukan pemeriksaan kecelakaan, 4 faktor tersebut harus menjadi dasar
pemikiran untuk mencari pehyebab kecelakaan serta membuat koreksi dan tindakan
pencegahan.
D.
Rasio Kecelakaan.
Hasil suatu pcnclitian mcnunjukan bahwa dari kcjadian hampir kccclal:aan akan
timbul suatu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat, selanjutnya akan
timbul kecelakaan yang berakibat cidera ringan, dan pada akhirnya akan timbul
cidera berat bahkan fatal.
Berat/
Mati
Rusak Alat
Cidera Ringan
Hampir Kecelakaan
RASIO KECELAKAAN
E.
KURANGI
KENDALI
Prog.Kurang
Standar tidak cukup
Penerapan standar tdk
terpenuhi
PENYEBAB
DASAR
Personal Faktor.
Job Faktor
PENYEBAB
LANGSUNG
Tindakan tidak
aman
Kondisi tdk
aman
KECELAKAN
Kondisi dgn
bahan/zat atau
sumber energi
yang melebihi
batas kekuatan
bodi
AKIBAT
KECELAKAAN
Cidera
Rusak alat
Produksi terhenti
A.
Sasaran Pemeriksaan
Pemeriksaan harus dilakukan terhadap kemungkinan kerugian yang lebih besar
akibat kecelakaan termasuk; cidera, sakit jabatan, kerusakan alat, kebakaran, dan
lain-lain. Kecelakaan terjadi karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi atau
terlibat. Setiap bagian/departemen harus dapat mcngevaluasi kerugian/potensi
terburuk apabila terjadi kecelakaan.
B.
Klasifikasi Kecelakaan
Kecelakaan sesuai dengan sifatnya dibedakan menjadi 3 sifat yaitu :
1.
2.
3.
Kecelakaan Ringan
Kecelakaan Herat
Kecalakaan Mati
Suatu kecelakaan baik ringan, berat, atau mati dapat digolongkan menjadi
kecelakaan tambang apabila kecelakaan tersebut memenuhi kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.555
K/26/DPT/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.
C.
Pemeriksaan
Manager
Pemeriksaan /investigasi kecelakaan kadang-kadang harus mclibatkan pengawas
pada tingkat yang lebih tinggi bahkan sampai manager apabila kondisi :
1.
2.
3.
E.
Pelaporan Kecelakaan.
Pengawas seringkali menemuhi permasalahan dalam mengumpulkan data/informasi
kecelakaan. Hal ini terjadi karena banyak kecelakaan yang tidak dilaporkan oleh
para pekerja karena beberapa alasan. Apabila hal ini dibiarkan terns menerus maka
akan terjadi hilangnya informasi yang sangat berharga dari terjadinya suatu
kecelakaan, bahkan korban-korban akan bertambah serta akan lebih parah karena
tidak ada perbaikan yang bisa dilakukan.
Ada beberapa alasan mengapa kecelakaan yang terjadi tidak dilaporkan oleh para
pekerja, karena:
1. Takut catatan keselamatan dan kesehatan kerja group tidak baik karena ada
catatan kecelakaan
2. Takut kondite/catatan pribadi menjadi buruk dan terhambat kariernya
3. Takut terhadap perawatan dokter
4. Takut terkena tindakan disiplin, ada pola pikir bahwa investigasi untuk mencari
kesalahan bukan fakta, dan banyak pengawas yang melakukan tekanan
maupun sanksi, yang selayaknya pengawas harus lebih memahami bagaimana
mengatur dan mengawasi mereka orang.
5. Takut reputasinya jelek, dan tidak ingin mendapat julukan gampang celaka atau
pekerja bahaya.
6. Tidak mengerti manfaat dari kecelakaan yang dilaporkan dan kerugiannya
apabila tidak dilaporkan.
7. Tidak ingin pekerjaannya terganggu dan tidak dapat selesai.
8. Tidak ingin adanya perubahan sikap dari pengawas atau hubungan baiknya
terganggu.
9. Menganggap bahwa kecelakaan adalah suatu pelanggaran atau kesalahan.
10. Tidak menyukai perawatan itu sendiri karena alasan kepribadian atau karena
perbedaan/persamaan jenis kelamin.
Kecelakaan yang tidak dilaporkan pada akhirnya akan dapat menimbulkan masalah
baru karena :
Agrevasi (Aggravation)
Pekerja mengukur derita sering dari rasa sakit yang timbul, karena merasa
tidak sakit maka tidak perlu dilakporkan. Kasus -kasus terkilir, lembam, dan
lain-lain sering tisdak dilaporkan karena tidak ada luka terbuka.
Menjadi kebiasaan.
Kebiasaan tidak melaporkan kecelakaan akan ditiru oleh pekerja lainnya.
sehingga potensi-potensi bahaya akan bertambah besar karena tidak ac.anya
pencegahan yang dapat dilakukan.
Pengawas harus dapat memberikan motivasi kepada para pekerja agar mau
melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi, untuk itu pengawas harus dapat
melakukan hal- hat sebagai berikut:
B.
2.
Saksi langsung
Saksi tidak langsung
4.
Tindakan Perbaikan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
5.
a.
b.
c.
d.
C.
Laporan harus selalu ditinjau oleh pengawas yang lebih atas (Midle~or
Upper Manager). Laporan harus jelas, mudah dimengerti, dan sistematis
yang berkaitan dengan identitas informasi, evaluasi potensi keparahan
dan kerugian, gambaran (discribtion) kecelakaan, analisa sebab, rencana
tindakan, waktu yang tepat, dan di tanda tangani. Didalam laporan
tersebut sekurang-kurangnya mencakup :
1. Tempat kecelakaan
2. Sedang apakah korban
3. Apakah korban biasa melakukan pekerjaan terse but
4. Tindakan yang sedang dilakukan korban.
5. Apakah tindakan tersebut bagian dari tugas korban.
Keterangan kecclakaan mcliputi apa dasar tindakan,apa yang keliru,
dengan cara bagaimana, apa yang menimbulkan kecelakaan, dll
Sketsa kecelakaan.
Koreksi dan rekomendasi harus cukup jelas dan terinci. Sebelum
membuat koreksi dan rekomendasi harus dipikir dengan cermat bahwa
ada yang menjadi dasar yang dapat dijadikan acuan yaitu ;
1. Rekayasa (engineering)
2. lnstruksi-instruksi atau cara kerja.
3. Penempatan orang dan pekerjaannya
4. Administrasi atau disiplin
Tindak Lanjut.
1.
2.
3.
4.