Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYALURAN AIR BUANGAN

PERHITUNGAN DEBIT AIR BUANGAN

Disusun oleh :
Sari Kurnia Wati 21080113120002

Junda Fridho Sandy P 21080113120037

Aisyah Pebina S 21080113120007

Alifa Istiyani 21080113120043

Yosye H.A Lumbanbatu 21080113120015 Tirta Tri Buanawati 21080113120051


Suparwan 21080113120015

Lenny Linawanti 210801131240073

Afni Sialagan 21080113120022

Ervando Tommy Al Hanif 21080113120037

Karina Noveandra 21080113120029

Samsul Aripin 21080111120016

Tri Diah L 21080113120034

Ari Bhakti AG L2J009031

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan
maupun dalam bentuk gas. Buangan cair yang berasal dari masyarakat
yang di kenal sebagai air buangan atau air limbah adalah bekas air
pemakaian, baik pemakaian rumah tangga maupun pemakaian dalam
proses industri. Cemaran atau timbulan air limbah domestik (rumah
tangga) yang dominan umumnya bersifat organo-mikrobiologis dan
umumnya berasal dari rumah tinggal, kantor-kantor institusi, fasilitas
hotel, tempat hiburan, daerah komersil dan fasilitas umum lainnya yang
digunakan masyarakat untuk menunjang kegiatan sehari-hari. Di sisi lain,
jika tingkat kontaminasi air limbah domestik ini tidak memenuhi
persyaratan baku mutu badan air, maka diperlukan adanya penanganan
yang berupa pengolahan yang optimal sebelum dialirkan ke badan air.
Pada umumnya, pengolahan yang optimal sebelum dialirkan ke badan air.
Pada umumnya, pengolahan dilakukan secara optimal di suatu tempat
yang disebut sebagai Bangunan Pengolahan Air Buangan (BPAB). Dan
untuk mengalirkan timbulan air buangan menuju ke BPAB diperlukan
suatu saluran air buangan. Dengan kata lain, sistem perencanaan
penyaluran air buangan bertujuan untuk mengalir air buangan dari suatu
pemukiman secara cepat ke suatu tempat atau BPAB yang tidak akan
menimbulkan bahaya atau kerusakan bagi manusia dan lingkungan.
Prinsip penyaluran air buangan adalah membuat suatu sistem penyaluran
yang mengalirkan air buangan dari sumber ke Bangunan Pengolah Air
Buangan melalui jarak yang sependek-pendeknya agar waktu penyaluran
yang dibutuhkan singkat. Masalah yang ditimbulkan dari keadaan ini
adalah pengaturan penyediaan energi potensial untuk mengalirkan air
limbah secara gravitasi. Meskipun sebenarnya dapat diatasi dengan
penggunaan pompa, namun hal itu akan menyebabkan biaya investasi

yang mahal. Oleh karena itu teknologi yang akan diterapkan harus efisien
dalam penggunaan energi potensial secara gravitasi. Namun pada beberapa
kasus tertentu penggunaan pompa untuk menambah tekanan bagi aliran air
buangan tidak dapat dihindarkan. Pada pemilihan pompa pun di harapkan
pompa yang dipilih memiliki kualitas yang baik, biaya terjangkau, dan
perawatannya mudah.
Adanya peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan gedunggedung atau perumahan maka kebutuhan akan air semakin besar dan hasil
dari penggunaan air tersebut pun akan semakin besar pula dengan kualitas
air limbah yang sangat buruk dikarenakan adanya penggunaan zat-zat
kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan disekitarnya,
sehingga diperlukan pengaturan yang baik dalam pendistribusian air
tersebut. Kebutuhan air yang semakin besar merupakan faktor utama
meningkatnya debit. Dalam perencanaan wilayah pemukiman banyak
dijumpai kesalahan perencanaan saluran-saluran pembuangan yang
mengakibatkan saluran yang direncanakan tidak dapat menampung debit
puncak air buangan dari pemukiman tersebut. Hal ini disebabkan oleh
karena adanya salah perhitungan besar debit puncak per rumah tangga dan
data curah hujan serta diabaikannya faktor-faktor koefisien perhitungan
kemungkinan akan berkembangnya lokasi pemukiman atau wilayah yang
direncanakan. Kemudian dalam pengolahannya pun masih kurang
direncanakan dengan baik dan hanya dilakukan dengan pengolahan
sederhana yang dapat menghasilkan kualitas air limbah yang sangat buruk
bagi lingkungan disekitarnya. Sistem saluran pembuangan air limbah
domestik ini adalah saluran tertutup yang mengarah ke sungai induk.
Kondisi eksisting di komplek perumahan ini menggunakan sarana
pembuangan limbah domestik yang ada berupa pemakaian septik tank
(yang masih kurang optimal dalam peruntukkannya), komplek perumahan
ini masih belum memiliki suatu instalasi Pengolahan Air Limbah
Domestik sebagai sarana sanitasi masyarakat secara terpusat, dengan

direncanakannya

suatu

sistem

penyaluran

air

buangan

domestik

diharapkan dapat:
a. Mencegah penyebaran penyakit melalui media air buangan.
b. Mencegah pencemaran terhadap lingkungan.
c. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Dengan
tercapainya hal-hal tersebut di atas maka dapat menunjang tercipta
lingkungan masyarakat yang sehat dan produktif
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan debit air buangan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Perhitungan Debit Air Buangan

BAB II
ISI
PERHITUNGAN DEBIT AIR BUANGAN

Prinsip-prinsip yang mendasari dalam penyaluran air buangan tidak berbeda


dengan prinsip dalam penyaluran air bersih, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
adalah salah satunya perhitungan debit air buangan.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kuantitas air buangan dan menjadi
pertimbangan dalam perhitungan, yaitu:

sumber atau asal air buangan


besar atau prosentase air buangan dari air minum
besarnya curah hujan

Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka dalam perencanaan saluran air


buangan ada beberapa jenis debit air buangan yang menjadi dasar penentuan,
yaitu: debit rata-rata (Qr), debit hari maksimum (Qmd), debit minimum (Qmin),
debit infiltrasi (Qinf), debit puncak (Qpeak), dan debit air buangan non domestik
(Qx).
a.

Debit Air Buangan Non Domestik (Qx)


Debit air buangan non domestik adalah debit air buangan yang berasal dari
bangunan komersial, bangunan industri, bangunan umum/institusi, dan bangunan
pemerintahan. Debit air buangan non domestik tergantung dari pemakaian air dan jumlah
penghuni bangunan-bangunan tersebut. Kecuali air buangan yang berasal dari bangunan
industri, semua air buangan yang berasal dari non domestik dilayani sistem penyaluran
air buangan, dengan alasan karakteristik air buangannya mempunyai kesamaan dengan air
buangan domestik.
Dalam perhitungan debit puncak, debit air buangan yang berasal dari bangunan
non domestik diekivalenkan dengan jumlah penduduk yang dilayani pada daerah
domestik. Perhitungan ekivalen debit air buangan non domestik adalah :

pek

qx
qr

pek

= jumlah penduduk ekivalen ( jiwa )

qx

= total debit air minum non domestik (l/dt)

qr

= pemakaian air rata-rata (l/orang/hari)

Qnd = Fab x Qamnd


Keterangan :
Qnd

= Debit rata-rata air buangan non domestik (l/detik)

Fab

= Faktor timbulan air buangan

Qamnd = besarnya kebutuhan rata-rata air minum non domestik (l/detik)


(Moduto, 2000)
b.

Debit Rata-Rata Air Buangan (Qr)


Debit rata-rata air buangan adalah debit air buangan yang berasal dari rumah
tangga, bangunan umum, bangunan komersial, dan bangunan industri. Dari berbagai
sarana di atas, tidak semua air yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari terbuang ke
saluran pengumpul, hal ini disebabkan beragamnya kegiatan. Berkurangnya jumlah air
yang terbuang sebagai air buangan disebabkan kegiatan-kegiatan seperti mencuci
kendaraan, mengepel lantai, menyiram tanaman, dan lain-lain.
(Moduto, 2000)
Menurut literatur, faktor timbulan air buangan berkisar 50%-80% (Metcalf &
Eddy, 1991). Untuk menghitung debit rata-rata di gunakan persamaan berikut ini :
Qr = Fab x Qam
Keterangan :
Qr

= Debit rata-rata air buangan (l/detik)

Fab

= Faktor timbulan air buangan

Qam

= Besarnya kebutuhan air minum (l/detik)


(Metcalf & Eddy,1991)

c.

Debit Hari Maksimum (Qmd)


Debit hari maksimum adalah debit air buangan pada keadaan pemakaian air
maksimum. Besar debit hari maksimum merupakan perkalian faktor peak kali debit air
buangan rata-rata. Harga faktor peak merupakan rasio debit maksimum dan minimum
terhadap debit rata-rata. Harga faktor peak bervariasi tergantung jumlah penduduk kota
yang dilayani, dan dirumuskan sebagai berikut :

fp

18 p 2.5
4 p 0.5

sedangkan debit maksimum dirumuskan sebagai :


Qmd

= fp. Qab

Dimana :
Qmd

= debit hari maksimum (l/dt)

Fp

= faktor peak

Qab

= debit air buangan rata-rata (l/dt)

= jumlah penduduk dalam ribuan (jiwa)


(Moduto, 2000)

d.

Debit Minimum (Qmin)


Debit minimum adalah debit air buangan pada saat pemakaian air minimum.
Debit minimum ini digunakan dalam penentuan kedalaman minimum, untuk menentukan
apakah saluran harus digelontor atau tidak. Persamaan untuk menghitung debit minimum
adalah :

Q min 0,2 p 1, 2 Qabr


Keterangan :
Qmin

= Debit minimum (l/detik)

= jumlah penduduk (dalam ribuan jiwa)

Qabr

= Debit rata-rata air buangan (l/detik/ribuan jiwa)


(Moduto, 2000)

e.

Debit Inflow / Infiltrasi (Qinf)


Debit infiltrasi adalah debit air yang masuk saluran air buangan yang berasal dari
air hujan, infiltrasi air tanah, dan air permukaan. Infiltrasi air dari sumber-sumber di atas
biasanya masuk melalui jalur pipa dan sambungan rumah. Dalam suatu sistem penyaluran
air buangan, terdapat kemungkinan terjadinya pertambahan jumlah air yang masuk
kesaluran yang berasal dari infiltrasi air tanah dan resapan air hujan. Dalam kondisi ideal,
air yang masuk maupun keluar dari sistem penyaluran tidak di benarkan, Infiltrasi dari
sumber-sumber yang disebutkan di atas tidak dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh:

pekerjaan sambungan pipa kurang sempurna


jenis bahan saluran dan sambungan yang dipergunakan
kondisi tanah dan air tanah
adanya celah-celah pada tutup manhole

Besar debit infiltrasi/inflow ditentukan berdasarkan :

luas daerah pelayanan


panjang saluran
panjang saluran dan diameter

Besarnya debit inflow berdasarkan luas daerah pelayanan menurut ASCE dan WPCF
adalah 400 200000 gpd/acre.

Debit infiltrasi akibat air tanah akibat kebocoran pipa dan sambungan tidak di
perhitungkan karena :

Dalam perencanaan dipilih bahan yang relatif kuat dan kedap air (PVC dan

HDPE)
Tipe sambungan yang di gunakan kedap air seperti fleksible rubber ring joint.
(Okun, D.A. dan G ponghis, Community Waste Water Collection and Disposal,
1975)
Persamaan untuk menghitung debit infiltrasi yaitu
Qinf = Fa x Qab
Keterangan :
Qinf = Debit infiltrasi (l/detik)
Fa
= faktor infiltrasi
Qab
= debit rata-rata air buangan (l/detik)

(Moduto, 2000)
f.

Debit Puncak (Qpeak)


Debit puncak adalah debit air buangan yang dipergunakan dalam menghitung
dimensi saluran. Debit puncak merupakan penjumlahan dari debit maksimum dan debit
infiltrasi / inflow.

Qp 5 p 0,8 qmd Cr. p.qr L / 1000.q inf( l / det)


5 p 0,8 qmd q inf low
=
Keterangan :
Qp

= debit puncak (l/dt)

= jumlah penduduk dalam ribuan

Qmd

= debit satuan hariam maksimum (l/dt.1000 jiwa)

Cr

= koefisien infiltrasi di daerah persil

qr

= debit satuan harian rata-rata (l/dt.1000 jiwa)

qinf

= debit infiltrasi saluran (l/dt.km)

Debit puncak didapat dari hasil perkalian antara faktor puncak dengan debit ratarata. Untuk menghitung faktor puncak dari beberapa literatur diketahui sebagai berikut:

Persamaan Babbit

Fp = 5/JPT 0.2

Persaman Harmon Forecasting Sewerage at Toledo Under Dry Weather


Condition

Fp = 14/(4+JPT 0.5)

Persamaan Fair & Geyer Water Supply & Waste Waste water Disposal

Fp = (18+(JPT)0.5)/(4+JPT)0.5)

Persamaan Melbourne & Metropolitan Board Of Works (MMBW)

Fp = (2.25+(15106)/JPT1.414)1/6
Keterangan :
Fp = Faktor puncak
JPT = Jumlah penduduk terlayani (jiwa)
Untuk mencari debit puncak, persamaan yang digunakan adalah:
Qpeak = Fp x Qab
Keterangan:
Fp = Faktor puncak

Qab = Debit air buangan rata-rata (l/detik)


(Moduto, 2000)

CONTOH DAN ANALISIS PERHITUNGAN DEBIT AIR


BUANGAN

Penentuan total air bersih yang digunakan, perlu diketahui kebutuhan air
domestik serta kebutuhan air non-domestik. Kebutuhan non-domestik sendiri contohnya
berasal dari kebutuhan air dari pasar, industri, sarana peribadatan, kantor, rumah makan,
dan lain sebagainya. Contoh perhitungan pada pipa lateral terakhir pada kota X :
Berdasarkan perhitungan proyeksi pada tahun 2031 di Kecamatan Selopampang,
Kabupaten Temanggung, jumlah orang pada pipa 1 yang dilayani adalah sebesar 28,076
Ha.
Penggunaan air/org/hari = 130 L/org/hari

Dalam merencanakan system penyaluran, perlu diketahui berapa banyak


pemakaian air bersih dalam area perencanaan tersebut, sehingga jumlah air
buangannya dapat diperkirakan.Pemakaian air bersih ini mencakup domestik dan
non domestik.Disini diasumsikan 80 % dari pemakaian air bersih total.
Dalamperhitungan ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah :
1. Tingkat pelayanan PDAM, diasumsikan sudah mencapai 80 %, dan
fasilitas-fasilitas sosial niaga juga bertambah.
2. Jumlah penduduk, dihitung berdasarkan kepadatan penduduk dan luas
blok yang ada, dengan pemakaian air = 130 l/org/hari.

1. Q total (l/s)
Qtotal

= Qdom + Qnon-dom

Qtotal

= {(130 L x jumlah penduduk terlayani)/ 86400} + {(Unit per Jenis


Fasilitas x Kebutuhan Air per unit fasilitas)/86400}

Qtotal = 3.874L/detik

2. Q Air Buangan Rata - rata (l/s)


Q ab (l/s)

= Fab x Q total kebutuhan air


= 80% x Q total kebutuhan air
= 80% x 3.874 L/detik
= 3.099 L/detik

3. Q Harian maksimum (l/s)


Q max (l/s) = 1,25 x Q ab
= 1,25 x Q ab
= 1,25 x 3.099 L/detik
= 3.874L/detik
4. Q Minimum
Q min (l/s) = 0,2 x

= 0,2 x

[ JPT ]

0,2

[ 2342 ]

x Qabr

0,2

x 69,168 L/detik

= 2.925L/detik
5. Q Infiltrasi

Q inf (l/s) = faktor infiltrasi x Q ab


= 0,2 x 3.099
= 0,775 L/detik
6. Q Peak (l/s)
Q peak (l/s) = Fp x Qab
=((18+JPT0.5)/(4+JPT0.5)) x Q ab
= 4,909L/detik
7.Q ab peak total (l/s)
Q ab peak total (l/s)= Q peak + Q infiltrasi
= 4.909 L/detik + 0.775 L/detik
= 5.684L/detik

BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Fakor yang mempengaruhi kuantitas air buangan dan menjadi pertimbangan
dalam perhitungan, yaitu:
o sumber atau asal air buangan
o besar atau prosentase air buangan dari air minum
o besarnya curah hujan
Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka dalam perencanaan saluran air buangan
ada beberapa jenis debit air buangan yang menjadi dasar penentuan, yaitu:
o Debit air buangan non domestik (Qx) adalah debit air buangan yang berasal
dari bangunan komersial, bangunan industri, bangunan umum/institusi, dan
bangunan pemerintahan.

o Debit rata-rata air (Qr) buangan adalah debit air buangan yang berasal dari
rumah tangga, bangunan umum, bangunan komersial, dan bangunan
industri.
o Debit hari maksimum (Qmd) adalah debit air buangan pada keadaan
pemakaian air maksimum.
o Debit minimum (Qmin) adalah debit air buangan pada saat pemakaian air
minimum. Debit minimum ini digunakan dalam penentuan kedalaman
minimum, untuk menentukan apakah saluran harus digelontor atau tidak.

o Debit infiltrasi (Qinf) adalah debit air yang masuk saluran air buangan yang
o

berasal dari air hujan, infiltrasi air tanah, dan air permukaan.
Debit puncak (Qpeak) adalah debit air buangan yang dipergunakan dalam
menghitung dimensi saluran.

Anda mungkin juga menyukai