Anda di halaman 1dari 25

Leonard memaparkan pula pentingnya pemeriksaan hati, ginjal, dan kadar gula

darah pada diri pasien yang terkena virus dengue. ''Pada pasien dewasa perlu
melakukan pemeriksaan lebih komplit lagi, seperti pemeriksaan hati, tes diabetes
maupun ginjal. Sebab, virus dengue bisa menyerang sel-sel hati sehingga perlu
juga mengecek fungsi hatinya. Ginjal pun harus diperiksa, katanya, mengingat
orang yang diberi cairan dalam pengobatan jangan sampai mengganggu fungsi
ginjalnya. Kalau ginjalnya bermasalah, kemudian dokter memberikan cairan
sebanyak-banyaknya bisa menyebabkan mampet karena tidak bisa dikeluarkan dari
ginjal. Bisa jadi nantinya akan terkena gagal ginjal," jelas Leonard.
Penderita diabetes yang terkena DB pun harus ekstra hati-hati dalam pemberian
cairan. "Sebab, daya tahan tubuh penderita diabetes gampang lemah dan
pemberian cairan infus yang kandungannya terdapat gula bisa menaikkan kadar
gula dalam darah. Bila ada pasien yang menderita diabetes terkena DB, perlu
penatalaksanaan yang berbeda dan harus hati-hati," jelasnya.
Bagi mereka yang tidak memiliki komplikasi penyakit lainnya, pemberian cairan,
baik air mineral, minuman isotonik, atau jus jambu merah tidak masalah agar
pasien tidak menjadi mual dan meningkatkan jumlah cairan di dalam tubuh.
Lebih lanjut, Leonard mengingatkan seseorang yang pernah terkena DB dan pada
tahun berikutnya kembali terserang harus hati-hati. "Sebab, seseorang yang
terinfeksi virus dengue lebih dari satu kali, maka reaksi pada serangan kedua atau
ketiga jauh lebih hebat dari yang pertama."

Hasil riset Prof.Dr.Soegeng Soegijanto SpA(K), DTM & H dan Harjono Achmad -keduanya dari fakultas kedokteran
Universitas Airlangga- mematahkan mitos itu. Yang berkhasiat sebagai anti-DBD itu justru daun jambu biji.
Mereka menguju klinis. Duapuluhdua pasien diberi satu sendok teh ekstrak daun jambu biji. Frekuensinya 3 kali
sehari selama 3-4 hari berurutan. Hasilnya angka trombosit melonjak hingga 100.000/ul. "Ini menjadi khabar baik
karena daun jambu biji sangat mudahdiperoleh" ujar Soegeng, guru besar ilmu kesehatan anak itu.
Gejala yang paling ditakuti adalah terjadinya pendarahan dan kebocoran plasma akibat destruksi trombosit dalam
darah meningkat. Pasien mengalami syok.
Menurut DR.Drs.Suprapto Ma'at, AptMS, dari Laboratorium Patologi Klinis Universitas Airlangga, syok akibat
merosotnya jumlah trombosit perlu cepat ditangani. "Karena disitulah kunci utama menghindari kematian", ujar doktor
Ilmu Kedokteran dari Universitas Airlangga itu.

"Kadar Quercentin, senyawa pokok penambah jumlah trombosit pada buah jambu biji lebih sedikit daripada di daun.
Kandungan di selembar daun bisa sama dengan di sekilo buah", ungkap Suprapto.
Dari uji klinis yang dilakukan Suprapto dan kawan-kawan, quercentin dari golongan flavonoid itu efektif secara cepat
menaikan jumlah trombosit melalui mekanisme peningkatan jumlah sitokin. Didalam tubuh sitokin berperan
meningkatkan kekenyalan pembuluh darah sekaligus mengaktifkan sistem pembekuan darah.
Laju itu terlihat dari uju kecepatan pencapaian jumlah trombosit per jam yang dilakukan Soegeng. Kelompok
penderita nonsyok dan syok yang diberi 500 mg ekstrak daun jambu, rata-rata mencapai jumlah trombosit di atas
100.000/ul dalam waktu 16,36 jam. Tanpa ekstrak, rata-rata 33,82 jam. Padahal, saat kritis timbulnya pendarahan
berkisar antara 24-48 jam sesudah infeksi virus.
Quercentin diduga dapat menghambat enzim pembentuk RNA virus dengue. "RNA berperan dalam sintesis protein.
Jika pembentukan RNA virus terganggu, virus dapat mati sehingga jumlah trombosit meningkat.
Dalam kondisi darurat Suprapto menyarankan merebus 5 lembar daun dalam 3 gelas air hingga tersisa segelas. "Air
rebusan diminum sehari sekali selama 3-4 hari", ujar anggota Komite Nasional Penilai Obat Tradisional dan
Suplemen Makanan BPOM itu.
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/1869006-anti-demam-berdarah-denguebukan/#ixzz1LCVsOJ4a
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/1869006-anti-demam-berdarah-denguebukan/#ixzz1LCVniO2l
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/1869006-anti-demam-berdarah-denguebukan/#ixzz1LCVixXe1
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/1869006-anti-demam-berdarah-denguebukan/#ixzz1LCVShlQV

Pemberian cairan ringer laktat melalui infus untuk mencegah pasien kekurangan cairan.
Harap mafhum, darah penderita DBD banyak kekurangan cairan. Cairan kaya elektrolit
baik untuk memperkuat sel sehingga organ-organ tubuh lebih kuat dan bisa
menjalankan fungsinya secara normal.

Peningkatan kadar trombosit pada pasien DBD terjadi melalui metodologi alami fisiologi
pembentukan trombosit. Artinya, sumsum secara alami membuat sendiri trombosit jika
kadar dalam tubuh kurang. Bagi penderita DBD biasanya pada hari ke-6 antibodi mulai
membaik sehingga kadar trombosit pun mulai meningkat. Cairan elektrolit membantu
memperlancar peredaran darah dan menambah cairan sehingga sel dan antibodi dapat
berfungsi baik.
cairan kaya elektrolit baik untuk sel dan memperlancar aliran darah, sehingga
mengurangi risiko penggumpalan darah. Air kelapa juga kaya bahan elektrolit. Selain itu
molekul air kelapa juga lebih mudah diserap tubuh. Menurut Wahyu Suprapto herbalis
dari Malang, elektrolit dan mineral air kelapa berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh
dan meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu air kelapa juga sebagai penetralisir racun
sehingga kondisi tubuh terjaga.
Menurut Prof. Dr. dr. H. Soegeng Soegijanto konsumsi air kelapa sebaiknya ditambah
garam (NaCl). Sebab, air kelapa banyak mengandung kalium yang melemaskan otot
termasuk otot jantung sehingga penderita lemas. Dengan penambahan garam, kalium
berikatan dengan klorida. 'Untuk segelas air kelapa sebaiknya ditambahkan garam
sepertiga sendok teh saja,' saran ketua Tim Peneliti DBD Universitas Airlangga itu.
Konsumsi air kelapa cukup 1-1,5 l untuk pasien anak-anak; dewasa, 2 l per hari.
Andi Nur Alam Syah, STP, MT peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian, mengungkapkan air kelapa mengandung protein, karbohidrat,
asam amino dan mineral penting untuk tubuh. Komponen mineralnya antara lain
kalium, kalsium, natrium, mangan, zat besi, dan fosfor. Dua puluh asam amino juga
terkandung di dalamnya. Komposisi mineral air kelapa yang unik membuatnya cocok
sebagai minuman isotonik alami lantaran komposisi mineral dan gulanya amat
sempurna.
Pantas bila air buah anggota famili Palmae itu berfungsi sebagai pengganti cairan tubuh
yang hilang dan mengencerkan darah sehingga alirannya lancar. Dengan aliran lancar
maka pecahnya pembuluh darah akibat darah yang mengental dapat dicegah. Itulah
yang terjadi pada Murni. Semula dokter memprediksi, pembuluh darah Murni bakal
pecah jika kondisi tubuh kian melorot. Namun, berkat konsumsi air kelapa prediksi itu
tak terjadi.

Pada demam berdarah, trombosit baru turun setelah 2-4 hari. Bila demam baru satu hari sedangkan
trombosit sudah turun, patut dicurigai apakah laboratoriumnya yang salah, orang tua salah menghitung
hari demam, atau penyakit itu bukan DBD. Hematokrit menunjukkan kadar sel darah merah
dibandingkan jumlah cairan darah. Untuk anak Indonesia, nila Hematokrit yang normal adalah sekitar
37-43%. Pada DBD, hematokrit meningkat. Lha kitakan tidak tahu nilai hematokrit anak sebelum sakit?
Untuk mudahnya, ambil saja patokan bahwa nilai hematokrit lebih dari 40% dianggap sebagai
meningkat. Apalagi kalau lebih dari 43%. Mengapa hematokrit meningkat? Karena terjadi perembesan
cairan ke luar dari pembuluh darah sehingga darah menjadi lebih kental. Hematokrit yang meningkat
merupakan hal penting karena dapat membedakan DBD dengan infeksi virus yang lain.
Pemeriksaan darah yang dilakukan terlalu dini (misalnya demam baru satu hari) belum bisa
memperkirakan apakah benar anak terkena DBD, karena trombosit dan hematokrit masih normal. Bila
demam telah berlangsung sekitar 3-4 hari, barulah hematokrit meningkat dan trombosit mulai
menurun. Terkadang, pemeriksaan ditambah pula dengan tes Widal untuk menyingkirkan tipes (seperti
yang ditawarkan berbagai paket laboratorium), padahal ini belum diperlukan sebelum 7 hari.

Masa kritis
Prinsipnya, orang tua harus benar-benar menghitung hari, sejak kapan anaknya demam. Satu hari
berarti satu hari penuh atau 24 jam setelah mulainya demam. Karena dengan begitu, bisa
ditentukan kapan anak masuk dalam fase kritis yang merupakan momok mengerikan pada DBD.
Pada DBD, demam biasanya akan turun setelah berlangsung 3-4 hari. Namun, justru pada saat
demam turun anak dapat masuk ke masa kritis, atau sebaliknya sembuh tanpa komplikasi
apapun.
Orang tua justru harus waspada pada saat demamnya turun. Pada anak yang masuk masa kritis,
pada saat demam turun, ujung-ujung jari teraba dingin, denyut nadi kecil dan cepat serta tekanan
darah menurun dan anak tampak lemas. Semua ini terjadi akibat cairan merembes ke luar dari
pembuluh darah. Anak seolah-olah kekurangan cairan darah dan sirkulasi tubuh menjadi gagal
berfungsi. Akhirnya anak mengalami syok. Tandanya, kulit teraba dingin terutama ujung jari dan
kaki, biru di sekitar mulut, anak gelisah sekali dan lemas, nadinya lemah dan cepat bahkan bisa
tidak teraba denyutnya.
Selain syok, dapat pula terjadi perdarahan. Yang paling sering adalah perdarahan saluran cerna,
ditandai dengan buang air besar berdarah, akibat trombosit yang rendah ataupun karena syok
yang berkelanjutan. Kedua keadaan ini memerlukan penanganan sangat serius dan intensif
karena merupakan keadaan sangat gawat.
Namun, untungnya tidak semua anak yang terkena DBD akan mengalami hal yang seram
tersebut. Sebagian besar anak akan cepat kembali normal dan sembuh seperti sedia kala setelah
fase kritis ini lewat.
Apakah harus dirawat?

Penyebab demam kan belum tentu DBD? Jadi anak yang baru demam biasa selama 1 hari tidak
perlu dirawat di rumah sakit. Tapi ada catatannya: Orang tua harus dapat memantau
perkembangan penyakit anak di rumah dan kembali kontrol ke dokter. Di rumah, anak harus
dipastikan minum banyak cairan dan dipantau suhunya setiap hari. Dokter seharusnya meminta
orang tua untuk datang kembali kontrol setelah demam berlangsung 3 hari, dan melakukan
pemeriksaan Hemoglobin, trombosit dan hematokrit setiap hari berikutnya. Bila hasil
laboratorium menunjukkan ada tanda-tanda penurunan trombosit (kurang atau sama dengan
100.000/l) atau peningkatan hematokrit (lebih dari 40%), barulah anak harus masuk rumah
sakit.
Apalagi kalau setelah 3 hari demam tidak turun juga atau muncul gejala demam berdarah seperti
mimisan, gusi berdarah, muntah, lemah, anak gelisah, jangan tawar lagi. Segera masuk rumah
sakit.

Dari sisi jumlah, ada beberapa titik penting yakni 0, 20 ribu, 40 ribu, 100
ribu, dan 150 ribu. Untuk penderita DB misalnya, jika trombositnya sudah di
bawah 100 ribu/mm3 sebaiknya diopname. Biasanya diberikan infus. Perlukah
transfusi trombosit? Tidak perlu karena trombosit akan naik sendiri, kecuali
jika trombosit sudah di bawah 20 ribu/mm3 dan terjadi perdarahan. Pemberian
transfusi juga dilakukan dengan melihat masa perdarahan. Jika sudah lebih
dari 10 menit, misalnya, berikan transfusi trombosit. Sedangkan pada
anemia aplastik dan leukemia, karena seringkali menyebabkan perdarahan, maka
transfusi trombosit harus sering diberikan. Tapi ingat, transfusi trombosit
sebaiknya diambil dari donor tunggal.
penyebab kerusakan trombosit dalam DB adalah infeksi.
Selain demam berdarah, infeksi yang juga mengurangi trombosit adalah tifus.
Kerusakan trombosit juga bisa terjadi pada penyakit ITP. Ini merupakan
penyakit auto-imun di mana zat anti yang dibentuk tubuh malah menyerang
trombosit.
Melalui mekanisme imunologi tadi, trombosit menjadi berkurang, jelas
Zubairi. Pada ITP, gejalanya bisa berupa bercak-bercak perdarahan di kulit.
Sementara pada DB, penderita mengalami demam dan penurunan trombosit tapi
berangsur normal dalam delapan hari. Jika (trombosit rendah) lebih dari

delapan hari, kita harus pikirkan kemungkinan yang lain. Salah satunya
adalah ITP, jelas hematolog yang juga dikenal sebagai salah satu dari
sedikit pakar AIDS di Indonesia ini. ITP seringkali menyerang wanita usia
reproduksi, yakni di bawah 35 tahun.
Tapi bukan berarti, ITP tak bisa menyerang kelompok usia lanjut. Hanya saja,
kasus ITP pada kelompok usia lanjut, terbilang jarang. Seperti penyakit
lupus, ITP lebih sering ditemui pada wanita, laki-laki hanya sekitar dua
persen, kata Zubairi. Penurunan kadar trombosit juga bisa ditemui dalam
kasus DIC (Disseminated Intravascular Coagulation). Biasanya, ini terjadi
pada pasien dengan penyakit berat. Seperti pasien dengan sirosis hati,
shock, infeksi kuman apapun dalam darah yang berat sekali, serta penyakit
lupus, lanjutnya. Trombosit yang rendah bisa juga dikarenakan produksi
yang kurang.
Penyakitnya bisa berupa anemia aplastik. Anemia aplastik terjadi jika sel
yang memproduksi butir darah merah yang terletak di sumsum tulang, tidak
dapat menjalankan tugasnya. Pada anemia aplastik, trombosit yang rendah
juga disertai leukosit yang rendah sehingga sumsum tulangnya kosong, jelas
Zubairi. Selain anemia aplastik, trombosit yang rendah juga kerap ditemui
pada penderita penyakit leukemia. Sering juga ditemui pada penderita
penyakit mielofibrosis. Menurut Zubairi, pada penyakit ini keadaan limfa dan

liver membesar.
Sebenarnya, sewaktu kita lahir, trombosit diproduksi oleh limfa dan liver.
Seiring pertambahan usia, fungsi ini kemudian dijalankan oleh sumsum tulang.
Karena muncul penyakit mielofibrosis, sumsum tulang tidak berfungsi sehingga
limfa dan liver kembali bekerja dan membesar. Untuk mengetahui penyakit mana
yang diderita, perlu dilakukan tes. Tidak bisa karena trombosit rendah
langsung dikatakan ITP, ujar Zubairi. Menurutnya, dalam prinsip kedokteran
semakin sedikit data maka akan semakin banyak kemungkinan.
Pengobatan
Pengobatan setiap penyakit berbeda. Pada penderita ITP, karena ada zat yang
menyerang trombosit, tidak dilakukan transfusi trombosit. Pada ITP,
transfusi trombosit justru akan merangsang zat anti untuk berproduksi. Jadi,
pengobatan utamanya adalah dengan menghilangkan mekanisme auto-imun tadi.
Produksi antibodi ditekan dengan obat yang bersifat kortikosteroid seperti
prednison, tambah kepala Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah
Indonesia (PHTDI) ini. Jika tidak mempan dengan prednison, biasanya
dilakukan operasi kecil untuk membuang limfa.
Angka kematian akibat trombosit rendah cenderung kecil. Seperti demam
berdarah, angka kematian pada orang dewasa di bawah 10 persen, dan sedikit
lebih besar pada bayi dan anak-anak. Kecuali pada anemia aplastik yang

berat dan leukemia. ITP sendiri jarang menyebabkan kematian. Kecuali


pada saat trombosit rendah, pasien terpeleset dan jatuh sehingga terjadi
perdarahan di otak, Zubairi memberikan contoh. Sampai batas berapa
seseorang bisa bertahan dengan trombosit rendah? Tergantung, jawabnya.
Pada leukemia dan anemia aplastik, pasien dengan trombosit 20 ribu/mm3 sudah
berdarah-darah.
Sedangkan pada DB, hanya berupa bintik-bintik. Pada penderita ITP, meski
trombositnya mencapai 15 ribu hingga 10 ribu, tidak ada perdarahan sama
sekali, apalagi jika diberikan pengobatan. Sedangkan penderita DIC bisa
berdarah pada tempat infus hingga gusi. Menurut Zubairi, selain melihat
jumlah trombosit, dokter juga akan melihat fungsinya, yakni masa perdarahan
(bleeding time) yang normalnya mencapai 1-4 menit.

Apalagi pengobatan yang dilakukan selama ini baru


bersifat suportif, berdasarkan kelainan seperti
perembesan plasma. Asupan garam isotonik atau
larutan ringer asetat hanya mengganti volume plasma
yang hilang. Padahal untuk mengobati penyebab utama
trombostapenia--gangguan fungsi trombosit-- belum
ada. "Selama ini masyarakat mencobanya meminum
jus buah jambu batu", ujar Suprapto.
Selain taninnya mujarab mengatasi diare, penelitian
lain menunjukan khasiat berbeda, antibatuk dan
antimikrobial. Tak kurang dari 40 senyawa kimia
terdapat disana. Sebut saja golongan aldehid, guanin
dan quercentin. Yang disebut terakhir senyawa pokok
penambah jumlah trombosit. "Kadar Quercentin di buah
jambu biji lebih sedikit daripada di daun. Kandungan di
selembar daun bisa sama dengan di sekilo buah",
ungkap Suprapto.
Dari uji klinis yang dilakukan Suprapto dan kawankawan, quercentin dari golongan flavonoid itu efektif
secara cepat menaikan jumlah trombosit melalui
mekanisme peningkatan jumlah sitokin. Didalam tubuh
sitokin berperan meningkatkan kekenyalan pembuluh
darah sekaligus mengaktifkan sistem pembekuan
darah.
Laju itu terlihat dari uju kecepatan pencapaian jumlah

trombosit per jam yang dilakukan Soegeng. Kelompok


penderita nonsyok dan syok yang diberi 500 mg
ekstrak daun jambu, rata-rata mencapai jumlah
trombosit di atas 100.000/ul dalam waktu 16,36 jam.
Tanpa ekstrak, rata-rata 33,82 jam. Padahal, saat kritis
timbulnya pendarahan berkisar antara 24-48 jam
sesudah infeksi virus.
Hambat RNA virus
Menurut Prof.Dr.Sumali Wiryowidagdo, quercentin
diduga dapat menghambat enzim pembentuk RNA virus
dengue. "RNA berperan dalam sintesis protein. Jika
pembentukan RNA virus terganggu, virus dapat mati
sehingga jumlah trombosit meningkat", ujar kepala
Pusat Studi Bahan Alam (PS-OBA) Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Indonesia itu.
Masih pendapat Sumali, daun jambu biji yang tidak
terlalu tua dan muda paling baik dipakai. Alasannya jika
terlalu tua, flavonoid banyak mengalami oksidasi
sehingga dikhawatirkan kurang efektif. Pun pada daun
muda. Kandungan flavonoid belum mencukupi.
"Penyemprotan pestisida dan pemupukan yang biasa
dilakukan tidak berpengaruh terhadap zat aktif yang
dikandung", ujar doktor Biokimia alumnus Institut
Teknologi Bandung itu.
Pembuatan ekstrak daun jambu bisa dilakukan dengan
maerasi-pembuatan ekstrak dengan direndam.
Caranya, setelah dikeringkan daun jambu dibuat
serbuk. Untuk mendapat ekstrak yang diinginkan ia

dilarutkan dalam etanol 96% dengan perbandingan


serbuk:etanol, 1:10. Campuran itu diaduk beberapa
jam lalu disaring 3 kali. Penyaringan diulang lagi
sebanyak 3 kali untuk menghilangkan pengaruh etanol.
Namun, dalam kondisi darurat Suprapto menyarankan
merebus 5 lembar daun dalam 3 gelas air hingga
tersisa segelas. "Air rebusan diminum sehari sekali
selama 3-4 hari", ujar anggota Komite Nasional Penilai
Obat Tradisional dan Suplemen Makanan BPOM itu.
Hasilnya sama, trombosit cepat meningkat. (Dian
Adijaya S/Peliput; Kiki Rizkika dan Lani Marliani)

Melalui mekanisme imunologi tadi, trombosit menjadi berkurang, jelas


Zubairi. Pada ITP, gejalanya bisa berupa bercak-bercak perdarahan di kulit.
Sementara pada DB, penderita mengalami demam dan penurunan trombosit tapi
berangsur normal dalam delapan hari. Jika (trombosit rendah) lebih dari
delapan hari, kita harus pikirkan kemungkinan yang lain. Salah satunya
adalah ITP, jelas hematolog yang juga dikenal sebagai salah satu dari
sedikit pakar AIDS di Indonesia ini. ITP seringkali menyerang wanita usia
reproduksi, yakni di bawah 35 tahun.
Tapi bukan berarti, ITP tak bisa menyerang kelompok usia lanjut. Hanya saja,
kasus ITP pada kelompok usia lanjut, terbilang jarang. Seperti penyakit
lupus, ITP lebih sering ditemui pada wanita, laki-laki hanya sekitar dua
persen, kata Zubairi. Penurunan kadar trombosit juga bisa ditemui dalam
kasus DIC (Disseminated Intravascular Coagulation). Biasanya, ini terjadi
pada pasien dengan penyakit berat. Seperti pasien dengan sirosis hati,
shock, infeksi kuman apapun dalam darah yang berat sekali, serta penyakit
lupus, lanjutnya. Trombosit yang rendah bisa juga dikarenakan produksi
yang kurang.
Penyakitnya bisa berupa anemia aplastik. Anemia aplastik terjadi jika sel
yang memproduksi butir darah merah yang terletak di sumsum tulang, tidak
dapat menjalankan tugasnya. Pada anemia aplastik, trombosit yang rendah
juga disertai leukosit yang rendah sehingga sumsum tulangnya kosong, jelas
Zubairi. Selain anemia aplastik, trombosit yang rendah juga kerap ditemui
pada penderita penyakit leukemia. Sering juga ditemui pada penderita
penyakit mielofibrosis. Menurut Zubairi, pada penyakit ini keadaan limfa dan
liver membesar.
Sebenarnya, sewaktu kita lahir, trombosit diproduksi oleh limfa dan liver.
Seiring pertambahan usia, fungsi ini kemudian dijalankan oleh sumsum tulang.
Karena muncul penyakit mielofibrosis, sumsum tulang tidak berfungsi sehingga
limfa dan liver kembali bekerja dan membesar. Untuk mengetahui penyakit mana
yang diderita, perlu dilakukan tes. Tidak bisa karena trombosit rendah
langsung dikatakan ITP, ujar Zubairi. Menurutnya, dalam prinsip kedokteran
semakin sedikit data maka akan semakin banyak kemungkinan.
Pengobatan
Pengobatan setiap penyakit berbeda. Pada penderita ITP, karena ada zat yang
menyerang trombosit, tidak dilakukan transfusi trombosit. Pada ITP,
transfusi trombosit justru akan merangsang zat anti untuk berproduksi. Jadi,
pengobatan utamanya adalah dengan menghilangkan mekanisme auto-imun tadi.
Produksi antibodi ditekan dengan obat yang bersifat kortikosteroid seperti
prednison, tambah kepala Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah

Indonesia (PHTDI) ini. Jika tidak mempan dengan prednison, biasanya


dilakukan operasi kecil untuk membuang limfa.
Angka kematian akibat trombosit rendah cenderung kecil. Seperti demam
berdarah, angka kematian pada orang dewasa di bawah 10 persen, dan sedikit
lebih besar pada bayi dan anak-anak. Kecuali pada anemia aplastik yang
berat dan leukemia. ITP sendiri jarang menyebabkan kematian. Kecuali
pada saat trombosit rendah, pasien terpeleset dan jatuh sehingga terjadi
perdarahan di otak, Zubairi memberikan contoh. Sampai batas berapa
seseorang bisa bertahan dengan trombosit rendah? Tergantung, jawabnya.
Pada leukemia dan anemia aplastik, pasien dengan trombosit 20 ribu/mm3 sudah
berdarah-darah.
Sedangkan pada DB, hanya berupa bintik-bintik. Pada penderita ITP, meski
trombositnya mencapai 15 ribu hingga 10 ribu, tidak ada perdarahan sama
sekali, apalagi jika diberikan pengobatan. Sedangkan penderita DIC bisa
berdarah pada tempat infus hingga gusi. Menurut Zubairi, selain melihat
jumlah trombosit, dokter juga akan melihat fungsinya, yakni masa perdarahan
(bleeding time) yang normalnya mencapai 1-4 menit.
Dari sisi jumlah, ada beberapa titik penting yakni 0, 20 ribu, 40 ribu, 100
ribu, dan 150 ribu. Untuk penderita DB misalnya, jika trombositnya sudah di
bawah 100 ribu/mm3 sebaiknya diopname. Biasanya diberikan infus. Perlukah
transfusi trombosit? Tidak perlu karena trombosit akan naik sendiri, kecuali
jika trombosit sudah di bawah 20 ribu/mm3 dan terjadi perdarahan. Pemberian
transfusi juga dilakukan dengan melihat masa perdarahan. Jika sudah lebih
dari 10 menit, misalnya, berikan transfusi trombosit. Sedangkan pada
anemia aplastik dan leukemia, karena seringkali menyebabkan perdarahan, maka
transfusi trombosit harus sering diberikan. Tapi ingat, transfusi trombosit
sebaiknya diambil dari donor tunggal.

ITP dibedakan menjadi akut dan kronik. ITP akut umumnya diderita anak-anak usia 2-6 tahun. Seringkali timbul
setelah infeksi virus akut seperti Rubeola, Rubella, Varicella zooster, Epstein Barr virus dan penyakit saluran nafas.
Kabar baiknya, ITP akut pada anak ini biasanya self limiting atau dapat sembuh spontan. Hal ini terjadi pada 90%
pasien dengan waktu penyembuhan 3-6 bulan. Sedangkan ITP kronik diderita dewasa, kebanyakan wanita muda
usia 15-40 tahun. ITP bukan penyakit keturunan.
Untuk kasus ITP pada anak bisa dilihat pada pengalaman Akbar yang tiba-tiba mengalami mimisan dalam jumlah
banyak. Ibunya sangat kaget melihat darah mengalir deras dari hidung sang anak. Padahal bocah 5 tahun itu tidak
sedang demam.
Segera sang ibu membawa Akbar ke dokter. Setelah diatasi perdarahannya, dokter menyarankan agar dilakukan
pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyebab perdarahan. Hasilnya jumlah trombosit Akbar hanya
10.000/mm3.
Penurunan jumlah trombosit yang tidak disertai dengan demam, tidak ada pembesaran limpa, dan tidak
meningkatnya kekentalan darah/hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosa bahwa Akbar menderita ITP.
Kembali ke kasus Velisia, tindakan yang diberikan dokter kepada Velisia dimana jumlah trombosit sangat rendah
(1.000/mm3) adalah segera memberikan transfusi trombosit (Trombocyt Concentrate/TC). Pemberian TC ini
ditujukan untuk meningkatkan jumlah trombosit dalam batasan aman ( >50.000/mm3), demi mencegah terjadinya
perdarahan besar. Perdarahan spontan dapat terjadi bila jumlah trombosit < 50.000/mm3, dan bila jumlah trombosit <
10.000/mm3 akan berisiko terjadi perdarahan dalam kepala (intracranial). Komplikasi serius ini mengenai sekitar 1%
dari penderita ITP.
Pertama kali Velisia mendapat transfusi 5 kantong trombosit. Setelah melakukan transfusi dilakukan pemeriksaan,
hasilnya belum ada peningkatan. Lalu transfusi kedua dilakukan dengan memberikan trombosit sebanyak 10
kantong, jumlah trombositnya mulai mengalami kenaikan menjadi 9.000/mm3. Keesokan harinya, kembali dilakukan
transfusi 8 kantong trombosit dan jumlah trombosit meningkat menjadi 14.000/mm3.
Karena kenaikan dirasa cukup lambat walau 23 kantong sudah ditransfusikan dengan perawatan intensif, dokter
menganjurkan pemeriksaan sumsum tulang (Bone Marrow Puncture/BMP) untuk mengukur jumlah trombosit normal
atau meningkat. Pemeriksaan BMP ini juga untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit lupus, yang
juga memiliki gejala yang sama dengan ITP.
Dalam keadaan normal, umur trombosit sekitar 10 hari, sedangkan pada ITP, umur trombosit memendek menjadi 2-3
hari atau bahkan hanya beberapa menit saja. Memendeknya umur trombosit ini disebabkan karena peningkatan
penghancuran trombosit di limpa oleh karena proses imunologi dan meningkatnya kadar antibodi platelet.
Dr. Shufrie, SpPD, KHOM menjelaskan terapi untuk ITP pada prinsipnya adalah pemberian steroid. Steroid yang
biasa digunakan ialah prednison (atau methylprednisolone lebih efektif daya kerjanya), dosis 1mg/kg BB/hari (pada
orang dewasa sekitar 60-mg/hari), dievaluasi setelah pengobatan 2-4 minggu. Pada penderita yang responsif
terhadap terapi steroid, akan terjadi penurunan kadar autoantibodi dan peningkatan trombosit. Setelah jumlah
trombosit mencapai sekitar 50.000/mm3 dosis steroid dapat diturunkan perlahan-lahan (tappering down).
Dan bilamana pengobatan dengan prednisone juga tidak membantu, organ limpa penderita mungkin akan
dikeluarkan melalui tindakan operasi. Karena limpa lah yang memproduksi sebagian besar antibodi yang selama ini
menghancurkan sel-sel trombosit dalam darah. Organ ini juga berfungsi untuk menghancurkan sel-sel darah yang

tua atau rusak.


Sedangkan bagi anak penderita ITP yang dapat pulih tanpa penanganan medis, tetap disarankan untuk dilakukan
observasi ketat dan sangat hati-hati terhadap adanya kemungkinan gejala-gejala perdarahan berulang. Penderita
juga dapat dirawat di rumah jika perawatan intensif dan baik dapat dilakukan.
Seperti pada kasus Akbar misalnya, ia diperbolehkan pulang oleh dokter. Ny. Linda, ibunya diberi petunjuk cara
mengatasi perdarahan seandainya timbul kembali. Segera tekan hidung selama beberapa menit atau berikan
kompres es. Yang juga penting, minum obat secara teratur agar jumlah trombosit meningkat.
Untuk perawatan di rumah, penderita diharuskan untuk mengonsumsi obat prednisone selama beberapa minggu,
atau bahkan lebih lama. Pengobatan dengan cara ini bisa saja dihentikan bila jumlah trombosit dalam tubuh
penderita rendah kembali.Sehingga konsultasi ke dokter perlu rutin dilakukan. Bila si penderita telah dinyatakan
sembuh, penderita harus menghindari pencetus kekambuhan demi menghindari terjadinya pendarahan mendadak.
DGR,HS (Berita Indo

Apa Itu Demam Berdarah Dengue?

Penyakit demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dikenal bermacam-macam
jenis virus penyebab penyakit demam berdarah, tetapi di Indonesia hanya terdapat 2 jenis virus penyebab
demam berdarah yaitu virus dengue dan virus chikungunya. Diantara kedua jenis virus yang terdapat di
negeri kita, virus dengue merupakan penyebab terpenting dari demam berdarah. Oleh karena itu, penyakit
demam berdarah yang kita kenal tepatnya bernama demam berdarah dengue, sesuai dengan nama virus
penyebab.
Virus dengue sebagai penyebab penyakit demam berdarah dengue, merupakan mikroorganisme yang sangat
kecil hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Virus hanya dapat hidup di dalam sel hidup, maka
demi kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia yang ditempati terutama untuk
kebutuhan protein. Apabila daya tahan tubuh seseorang yang terkena infeksi virus tersebut rendah, sebagai
akibatnya sel jaringan akan semakin rusak bila virus tersebut berkembang banyak maka fungsi organ tubuh
tersebut baik, maka akan sembuh dan timbul kekebalan terhadap virus dengue yang pernah masuk ke
dalam tubuhnya.
Penyakit demam berdarah dengue mengenai seseorang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk
yang menularkan penyakit adalah nyamuk betina dewasa. Nyamuk betina memerlukan darah manusia atau
binatang untuk hidup dan berkembang biak. Apabila di sekitar tempat bersarang nyamuk tersebut dijumpai
seseorang yang sedang sakit demam berdarah penyakit demam berdarah dengue ringan atau berat. Bila
daya tahan tubuh baik dan virus tidak ganas, maka derajat penyakit tidak berat. Sebaliknya apabila daya
tahan tubuh rendah seperti pada anak-anak, penyakit infeksi dengue ini dapat menjadi berat bahkan dapat
mematikan.
Seperti halnya virus yang lain (misalnya influenza, campak) sebagian besar penderita anak sembuh dengan
sendirinya, baik diobati maupun tidak diobati oleh karena penyakit virus bersifat self limiting disease. Jadi,
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus mempunyai keunikan yaitu datang mendadak, penyakit akan
berjalan terus walaupun diobati, dan akhirnya akan sembuh dengan sendirinya tergantung dari ketahanan
tubuh orang yang terkena. Jadi, apa gunanya diobati? Sebenarnya yang diobati adalah gejala yang timbul
sebagai akibat ulah virus yang berakhir timbul gejala demam, syok, maupun perdarahan, oleh karena
sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue, maka harapan lainnya adalah
dibuatnya vaksin dengue, yang sampai saat ini masih dalam taraf penelitian dan belum beredar.
Siapa Saja yang Terkena Demam Berdarah Dengue?
Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang senantiasa ada sepanjang tahun di negeri kita, oleh
karena itu disebut penyakit endemis. Penyakit ini menunjukkan peningkatan jumlah orang yang terserang
setiap 4-5 tahun. Kelompok umur yang sering terkena adalah anak-anak umur 4-10 tahun, walaupun dapat
pula mengenai bayi dibawah umur 1 tahun. Akhir-akhir ini banyak juga mengenai orang dewasa muda umur
18-25 tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama dapat terkena tanpa terkecuali.
Cara hidup nyamuk terutama nyamuk betina yang menggigit pada pagi dan siang hari, kiranya menjadi
sebab mengapa anak balita mudah terserang demam berdarah. Nyamuk Aedes yang menyenangi tempat
teduh, terlindung matahari, dan berbau manusia, oleh karena itu balita yang masih membutuhkan tidur pagi
dan siang hari seringkali menjadi sasaran gigitan nyamuk. Sarang nyamuk selain di dalam rumah, juga
banyak dijumpai di sekolah, apalagi bila keadaan kelas gelap dan lembab. Sasaran berikutnya adalah anak
sekolah yang pada pagi dan siang hari berada di sekolah. Disamping nyamuk Aedes aegypti yang senang
hidup di dalam rumah, juga terdapat nyamuk Aedes albopictus yang dapat menularkan penyakit demam
berdarah dengue. Nyamuk Aedes albopictus hidup di luar rumah, di kebun yang rindang, sehingga anak usia
sekolah dapat juga terkena gigitan oleh nyamuk kebun tersebut di siang hari tatkala sedang bermain. Faktor
daya tahan anak yang belum sempurna seperti halnya orang dewasa, agaknya juga merupakan faktor
mengapa anak lebih banyak terkena penyakit demam berdarah dengue dibandingkan orang dewasa.

Di perkotaan, nyamuk sangat mudah terbang dari satu rumah ke rumah lainnya dari rumah ke kantor, atau
tempat umum seperti tempat ibadah, dan lain-lain. Oleh karena itu, orang dewasa pun menjadi sasaran
berikutnya setelah anak-anak. Terutama dewasa muda (18-25 tahun) sesuai dengan kegiatan kelompok ini
pada siang hari di luar rumah. Walaupun demikian, pada umumnya penyakit demam berdarah dengue
dewasa lebih ringan daripada anak.
Gejala Awal
Gejala klinis demam berdarah dengue pada saat awal penyakit (hari demam 1-3) dapat menyerupai
penyakit lain seperti radang tenggorokan, campak, dan tifus. Gejala yang membedakan satu dengan yang
lain yaitu gejala yang menyertai gejala demam berdarah seperti tertera di atas.
a. Demam
Demam pada penyakit demam berdarah ini secara mendadak dan berkisar antara 38,50C-400C, Pada anakanak terjadi peningkatan suhu yang mendadak. Pagi hari anak masih dapat sekolah dan bermain, mendadak
sore harinya mengeluh demam sangat tinggi. Demam akan terus menerus baik pada pagi maupun malam
hari dan hanya menurun sebentar setelah diberikan obat penurun panas. Pada anak yang lebih besar atau
pada orang dewasa pada saat gejala awal seringkali tidak begitu dihiraukan oleh karena demam datang
dengan tiba-tiba. Mereka tetap melakukan kegiatan seperti biasanya dan baru merasakan sakit bila timbul
gejala berikutnya yaitu lesu, tidak enak makan dan lain sebagainya.
b. Lesu
Disamping demam tinggi dan mendadak penderita demam berdarah dengue akan mengeluh atau terlihat
lesu dan lemah. Seluruh badan lemah seolah tidak ada kekuatan, pada anak yang masih kecil tidak dapat
mengeluh tetapi anak yang biasanya aktif kali ini tidak mau bermain lagi dan lebih senang diam duduk atau
tiduran. Badan akan makin bertambah lemah oleh karena nafsu makan menghilang sama sekali baik minum
maupun makan, rasa mual dan rasa tidak enak di perut dan didaerah ulu hati menyebabkan semua
makanan dan minuman yang dimakan keluar lagi. Rasa mual, muntah dan nyeri pada ulu hati akan makin
bertambah bila penderita minum obat penurun panas yang dapat merangsang lambung (lihat Bagian 3
mengenai Pengobatan). Pada anak kecil dapat disertai mencret 3-5 kali sehari, cair, tanpa lendir. Jadi, bila
seorang anak menderita mencret disertai demam tinggi kita harus waspada demam berdarah apalagi terjadi
pada bayi atau anak kecil di bawah umur 2 tahun. Demam berdarah dengue sebagai penyakit virus sering
menyebabkan muka dan badan anak kemerahan seperti udang rebus (flushing) dan bila dipegang badan
sangat panas.
c. Nyeri Perut
Nyeri perut merupakan gejala yang penting pada demam berdarah dengue. Gejala ini tampak jelas pada
anak besar atau dewasa oleh karena mereka telah dapat merasakan. Nyeri perut dapat dirasakan di daerah
ulu hati dan daerah di bawah lengkung iga sebelah kanan. Nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan
lebih mengarah pada penyakit demam berdarah dengue dibandingkan nyeri perut pada ulu hati. Penyebab
dari nyeri perut di bawah lengkung iga sebelah kanan ini adalah pembesaran hati (liver) sehingga terjadi
peregangan selaput yang membungkus hati. Pada gejala selanjutnya dapat diikuti dengan perdarahan
pembuluh darah kecil pada selaput tersebut. Sedangkan nyeri perut di daerah ulu hati yang menyerupai
gejala sakit lambung (sakit maag) dapat juga disebabkan oleh rangsangan obat penurun panas khususnya
obat golongan aspirin atau asetosal. Untuk memastikan adanya nyeri perut ini dapat dilakukan penekanan
(perabaan disertai penekanan) pada daerah ulu hati dan di bawah lengkung iga sebelah kanan, terutama
pada anak yang belum dapat mengeluh. Perlu diperhatikan bahwa nyeri perut dapat menyerupai gejala
radang usus buntu. Letak usus buntu pada daerah perut sebelah kanan bawah dekat pangkal paha kanan.
Jadi bila terdapat peradangan usus buntu akan terasa sakit bila ditekan di daerah perut sebelah kanan
bawah, tetapi pada anak-anak perasaan nyeri perut dapat menjalar dan dirasakan pada daerah pusar
sehingga kadangkala sulit dibedakan dengan nyeri perut pada demam berdarah dengue. Apalagi gejala
radang usus buntu juga disertai dengan demam, muntah, dan nyeri perut. Pada pengalaman kami sekitar
2/3 penderita demam berdarah dengue pada anak besar dan dewasa mengeluh nyeri perut, oleh karena itu
bila terdapat nyeri perut disertai demam tinggi harus waspada.
d. Tanda Perdarahan

Pada awal penyakit demam berdarah dengue, tanda perdarahan yang terjadi adalah perdarahan yang
tergolong ringan. Perdarahan kulit merupakan perdarahan yang terbanyak ditemukan. Bintik kemerahan
sebesar ujung jarum pentul menyerupai bintik gigitan nyamuk. Maka, untuk membedakan bintik merah
yang disebabkan oleh karena perdarahan pada demam berdarah dengan bintik karena gigitan nyamuk,
carilah juga di daerah yang terlindung pakaian (misalnya dada dan punggung) sehingga hampir dapat
dipastikan terlindung dari gigitan nyamuk. Kemudian coba tekan bintik merah tersebut: bila menghilang itu
berarti gigitan nyamuk dan sebaliknya bila menetap itu adalah perdarahan kulit, juga pada perabaan pada
gigitan nyamuk akan teraba menonjol sedangkan pada demam berdarah bintik tersebut rata dengan
permukaan kulit. Hal ini karena pada gigitan nyamuk bintik merah disebabkan oleh pelebaran pembuluh
darah sebagai akibat dari reaksi terhadap racun yang terdapat di dalam kelenjar liur nyamuk dan bukan
karena perdarahan kulit. Bintik merah pada demam berdarah tidak bergerombol seperti halnya bintik merah
pada campak, tetapi terpisah satu-satu.
Perdarahan lain yang sering ditemukan adalah mimisan. Terutama pada anak perlu diperhatikan apakah
anak sering menderita mimisan sebelumnya. Mimisan, terbanyak disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
di daerah selaput lendir hidung yang disebabkan oleh rangsangan baik dari dalam ataupun dari luar tubuh
seperti demam tinggi, udara yang terlampau dingin, udara yang terlampau panas, terlampau letih sehingga
kurang istirahat atau makan kurang teratur, dan sebagainya. Bila anak pernah menderita mimisan
sebelumnya, maka mimisan mungkin tidak berbahaya; tetapi pada seorang anak yang belum pernah
mimisan kemudian demam tinggi dan mimisan maka perlu diwaspadai. Gejala perdarahan lain yang dapat
dijumpai adalah haid yang berlebihan pada anak perempuan atau lebam pada kulit bekas pengambilan
darah, dan perdarahan gusi.
e. Gejala Lain
Seorang anak yang mempunyai riwayat kejang bila demam, pada saat demam tinggi dapat terjadi kejang.
Walaupun harus difikirkan juga adanya penyakit infeksi lain seperti radang otak atau selaput otak, terutama
bila anak setelah kejang tidak sadar kembali. Gejala lain yang sering dikeluhkan oleh anak besar atau orang
dewasa menyertai penyakit demam berdarah dengue adalah nyeri kepala, nyeri di belakang mata, rasa
pegal-pegal pada otot dan sendi. Keluhan-keluhan ini pada orang dewasa sangat mengganggu sehingga
cepat mencari pengobatan, sedangkan anak-anak biasanya belum mengeluh atau keluhan tersebut tidak
dirasakan mengganggu.

GEJALA LANJUTAN
Gejala selanjutnya terjadi pada hari sakit ke3-5, merupakan saat-saat yang berbahaya pada penyakit
demam berdarah dengue. Suhu badan akan turun, jadi seolah-olah anak sembuh oleh karena tidak demam
lagi. Yang perlu diperhatikan saat ini, adalah tingkah laku si anak. Apabila demam menghilang, anak tampak
segar dan mau bermain serta mau makan/ minum biasanya termasuk demam dengue ringan; tetapi apabila
demam menghilang tetapi anak bertambah lemah, ingin tidur, dan tidak mau makan/ minum apapun apalagi
disertai nyeri perut, ini merupakan tanda awal terjadinya syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang
sangat berbahaya oleh karena semua organ tubuh akan kekurangan oksigen dan hal ini dapat menyebabkan
kematian dalam waktu singkat.
Tanda-tanda syok harus dikenali dengan baik bila kita merawat anak yang dicurigai menderita demam
berdarah, atau anak yang telah demam tinggi selama 3 hari atau lebih. Anak tampak gelisah atau bila syok
berat anak menjadi tidak sadarkan diri, nafas cepat seolah-olah sesak nafas. Seluruh badan teraba dingin
dan lembab, perasaan dingin yang paling mudah dikenal bila kita meraba kaki dan tangan penderita. Bibir
dan kuku tampak kebiruan menggambarkan pembuluh darah di bagian ujung mengkerut sebagai
kompensasi untuk memompa darah yang lebih banyak ke jantung. Anak akan merasa haus, serta kencing
berkurang atau tidak ada kencing sama sekali. Syok akan mudah terjadi bila anak sebelum terjadi syok,
kurang atau tidak mau minum.
Apabila syok yang telah diterangkan sebelumnya tidak diobati dengan baik maka akan menyusul gejala
berikutnya yaitu perdarahan dari saluran cerna. Perdarahan saluran cerna ini dapat ringan atau berat
tergantung dari berapa lama syok terjadi sampai diobati dengan tepat. Penurunan kadar oksigen di dalam
darah akan memicu terjadinya perdarahan, makin lama syok terjadi makin rendah kadar oksigen di dalam
darah maka makin hebat perdarahan yang terjadi. Pada awalnya perdarahan saluran cerna tidak terlihat dari
luar, oleh karena terjadi di dalam perut. Yang akan tampak hanya perut yang semakin lama semakin

membuncit dan nyeri bila diraba. Selanjutnya akan terjadi muntah darah dan berak darah/ berak hitam.
Pada saat terjadi perdarahan hebat penderita akan sangat kesakitan, tetapi bila syok sudah lama terjadi
penderita pada umumnya sudah tidak sadar lagi. Perdarahan lain yang dapat terjadi adalah perdarahan di
dalam paru. Anak akan lebih sesak lagi, maikn gelisah, dan sangat pucat. Kematian makin dipercepat
dengan adanya perdarahan di dalam otak.
Pada hari sakit keenam dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini demam telah menghilang
dan suhu menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi perdarahan baru, dan nafsu makan timbul kembali.
Pada umumnya, setelah seseorang sembuh dari sakitnya anak masih tampak lemah, muka agak sembab
disertai perut agak tegang tetapi beberapa hari kemudian kondisi badan anak akan pulih kembali normal
tanpa gejala sisa. Sebagai tanda penyembuhan kadangkala timbul bercak-bercak merah menyeluruh di
kedua kaki dan tangan dengan bercak putih diantaranya, pada anak besar mengeluh gatal pada bercak
tersebut. Jadi, bila telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki dan tangan anak itu pertanda anak
telah sembuh dan tidak perlu dirawat lagi.
Pertolongan Pertama pada Penderita Demam Berdarah Dengue
Seorang yang menderita penyakit demam berdarah pada awalnya akan menderita demam tinggi. Dalam
keadaan demam ini tubuh banyak kekurangan cairan oleh karena terjadi penguapan yang lebih banyak
daripada biasa. Cairan tubuh makin berkurang bila anak terus menerus muntah atau tidak mau minum.
Maka pertolongan pertama yang terpenting adalah memberikan minum sebanyak-banyaknya.
Berikanlah minum kirakira 2 liter (8 gelas) dalam satu hari atau 3 sendok makan setiap 15 menit. Minuman
yang diberikan sesuai selera anak misalnya air putih, air teh manis, sirup, sari buah, susu, oralit, softdrink,
dapat juga diberikan nutricious diet yang banyak beredar saat ini. Dengan memberikan minum banyak
diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil. Untuk memantau bahwa cairan tidak kurang, perhatikan jumlah
kencing anak. Apabila anak banyak buang air kecil, minimal 6 kali dalam satu hari berarti jumlah cairan
yang diminum anak mencukupi.
Demam yang tinggi demikian juga akan mengurangi cairan tubuh dan dapat menyebabkan kejang pada
anak yang mempunyai riwayat kejang bila demam tinggi, oleh karena itu harus segera diberikan obat
penurun panas. Untuk menurunkan demam, berilah obat penurun panas. Untuk jenis obat penurun panas ini
harus dipilih obat yang berasal dari golongan parasetamol atau asetaminophen, jangan diberikan jenis
asetosal atau aspirin oleh karena dapat merangsang lambung sehingga akan memperberat bila terdapat
perdarahan lambung. Kompres dapat membantu bila anak menderita demam terlalu tinggi sebaiknya
diberikan kompres hangat dan bukan kompres dingin, oleh karena kompres dingin dapat menyebabkan anak
menggigil. Sebagai tambahan untuk anak yang mempunyai riwayat kejang demam disamping obat penurun
panas dapat diberikan obat anti kejang.
Pada awal sakit yaitu demam 1-3 hari, seringkali gejala menyerupai penyakit lain seperti radang
tenggorokan, campak, atau demam tifoid (tifus), oleh sebab itu, diperlukan kontrol ulang ke dokter apabila
demam tetap tinggi 3 hari terus menerus apalagi anak bertambah lemah dan lesu. Untuk membedakan
dengan penyakit lain seperti tersebut di atas, pada saat ini diperlukan pemeriksaan darah dapat dilakukan.
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahui apakah darah cenderung menjadi kental atau lebih. Bila
keadaan anak masih baik, artinya tidak ada tanda kegawatan dan hasil laboratorium darah masih normal,
maka anak dapat berobat jalan. Kegawatan masih dapat terjadi selama anak masih demam, sehingga
pemeriksaan darah seringkali perlu diulang kembali.
Kapan Penderita Harus Dibawa ke Rumah Sakit ?
Seorang yang diduga menderita demam berdarah akan mengalami bahaya bila mendapat syok dan
perdarahan hebat. Untuk mencegah hal-hal tersebut, maka penderita dianjurkan dirawat di rumah sakit.
Seseorang harus dirawat apabila menderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat
apabila menderita gejala-gejala di bawah ini:
Demam terlalu tinggi (lebih dari 390C atau lebih)
Muntah terus menerus
Tidak dapat atau tidak mau minum sesuai anjuran
Kejang

Perdarahan hebat, muntah atau berak darah


Nyeri perut hebat
Timbul gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat, seluruh badan teraba dan lembab, bibir
dan kuku kebiruan, anak merasa haus, kencing berkurang atau tidak ada sama sekali
Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan kekentalan darah dan atau penurunan jumlah trombosit.
Perlu diingatkan, pada saat mengantar penderita untuk dirawat; sesaat setelah tiba di rumah sakit segera
beritahukan kepada perawat bahwa anak ini kemungkinan menderita demam berdarah. Pemberitahuan ini
perlu disampaikan kepada perawat atau dokter yang menerima pertama kali untuk mendapat pertolongan
lebih cepat. Penderita dalam keadaan kegawatan, memerlukan pertolongan segera dan makin cepat ditolong
makin besar kemungkinan untuk sembuh kembali.
Apabila salah satu anggota keluarga menderita sakit demam berdarah, akan mudah menular melalui gigitan
nyamuk (ingat sifat nyamuk yang dapat menggigit beberapa orang secara berturut-turut. Jadi, bila ada
anggota keluarga lain yang menderita demam segera berobat untuk memastikan apakah tertular demam
berdarah atau tidak.

PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE


Pencegahan penyakit demam berdarah mencakup
Terhadap nyamuk perantara yaitu
o pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya
Terhadap diri kita
o memperkuat daya tahan tubuh
o melindungi dari gigitan yamuk
Terhadap lingkungan dengan tujuan mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan
Penyuluhan Bagi Masyarakat
Seperti diuraikan di atas bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membunuh virus dengue
ataupun vaksin demam berdarah, maka upaya untuk pencegahan demam berdarah ditujukan pada
pemberantasan nyamuk beserta tempat perindukannya. Oleh karena itu, dasar pencegahan demam
berdarah adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara memberantasan
nyamuk dewasa dan sarang nyamuk yang dikenal sebagai pembasmian sarang nyamuk atau PSN. Demi
keberhasilan pencegahan demam berdarah, PSN harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan
masyarakat, baik di rumah, di sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat umum seperti tempat ibadah,
makam, dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat harus dapat mengubah perilaku hidup sehat terutama
meningkatkan kebersihan lingkungan.
Cara Memberantas Jentik
Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras, menutup, dan mengubur, artinya :
Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras),
Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup),
Kubur kaleng, ban bekas, dll. (mengubur).
Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti
dan bersihkan vas bunga, seringkali dilupakan. Kebersihan di luar rumah seperti membersihkan tanaman

yang berpelepah dari tampungan air hujan secara teratur atau menanam ikan pada kolam yang sulit
dikuras, dapat mengurangi sarang nyamuk.
Pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras dapat diraburkan bubuk abate yang dapat
ditaburkan bubuk abate yang dapat membunuh jentik. Bubuk abate ini dapat dibeli di apotek.
Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)
Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air
Dinding jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate
Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayan/ kolam
Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan
Cara Memberantas Nyamuk Dewasa
Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan tempat-tempat yang disukai oleh nyamuk
untuk beristirahat.
Kurangi Tempat Untuk Nyamuk Beristirahat
Jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia)
Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah
Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu
Semprot obat nyamuk rumah pagi & sore (jam 8.00 dan 18.00)
Perhatikan kebersihan sekolah, bila kelas gelap dan lembab, semprot dengan obat nyamuk terlebih dahulu
sebelum pelajaran mulai
Pengasapan (disebut fogging) hanya dilakukan bila dijumpai penderita yang dirawat atau menginggal. Untuk
pengasapan diperlukan laporan dari rumah sakit yang merawat.

Tips Cara Menanggulangi Penyakit Demam Berdarah Dengue


Diagnosis dini
Awal mirip penyakit lain, maka perlu waspada
Perlu alat penunjang (laboratorium)
Perhatikan tanda kegawatan
Perlu monitor berkala : gejala dan laboratorium
Pengobatan
Awal penyakit: masalah demam, berakibat obat anti demam
Upayakan cukup cairan
Penggantian cairan (minum & infus)
Obat lain tergantung komplikasi yang timbul
Perhatian Khusus
Demam 3 hari atau lebih tanpa sebab
Obat turun panas : parasetamol, bukan asetosal
Minum banyak, jenis sesuai selera
Jangan memeriksakan darah tanpa persetujuan dokter
Pemeriksaan darah sebaiknya pada demam hari ke3 atau lebih
Tidak perlu panik bila anak masih mau minum banyak
Bila serumah ada kasus DBD, setiap anak yang menderita demam segera beroba

Penulis : UKK Infeksi & Penyakit Tropis

Mengetahui Tingkat Dehidrasi terutama pada anak


Berapa Banyak Cairan yang Dibutuhkan Anak Sehat?
Anak sehat dengan asupan cairan normal, tanpa memperhitungkan kebutuhan
cairan yang masuk melalui mulut, membutuhkan sejumlah cairan yang disebut
dengan maintenance.
Cairan maintenance adalah volume (jumlah) asupan cairan harian yang
menggantikan insensible loss (kehilangan cairan tubuh yang tak terlihat,
misalnya melalui keringat yang menguap, uap air dari hembusan napas dalam
hidung, dan dari feses/tinja), ditambah ekskresi/pembuangan harian kelebihan
zat terlarut (urea, kreatinin, elektrolit, dll) dalam urin/air seni yang
osmolaritasnya/kepekatannya sama dengan plasma darah.
Kebutuhan cairan maintenance anak berkurang secara proporsional seiring
meningkatnya usia (dan berat badan). Perhitungan berikut memperkirakan
kebutuhan cairan maintenance anak sehat berdasarkan berat bdan dalam
kilogram (kg).
Cairan yang digunakan untuk infus maintenance anak sehat dengan asupan cairan
normal adalah:

NaCl 0.45% dengan Dekstrosa 5% + 20mmol KCl/liter

1.
2.
3.

Penyalahgunaan cairan infus yang banyak terjadi adalah dalam penanganan diare
(gastroenteritis) akut pada anak. Pemberian cairan infus banyak disalahgunakan (overused) di Unit Gawat Darurat
(UGD) karena persepsi yang salah bahwa jenis rehidrasi ini lebih cepat menangani diare, dan mengurangi lama
perawatan di RS.
Gastroenteritis akut disebabkan oleh infeksi pada saluran cerna (gastrointestinal), terutama oleh virus, ditandai
adanya diare dengan atau tanpa mual, muntah, demam, dan nyeri perut. Prinsip utama penatalaksanaan
gastroenteritis akut adalah menyediakan cairan untuk mencegah dan menangani dehidrasi.
Penyakit ini umumnya sembuh dengan sendirinya (self-limiting), namun jika tidak ditangani dapat menyebabkan
kehilangan cairan dan elektrolit yang bisa mengancam nyawa. Dehidrasi yang diakibatkan sering membuat anak
dirawat di RS.
Terapi cairan yang diberikan harus mempertimbangkan tiga komponen berdasarkan penilaian derajat dehidrasi
yang terjadi. :
rehidrasi (mengembalikan cairan tubuh),
mengganti kehilangan cairan yang sedang berlangsung
maintenance

Penilaian Derajat Dehidrasi

(dinyatakan dalam persentase kehilangan berat badan)

Tanpa Dehidrasi:

diare berlangsung, namun produksi urin normal, maka makan/minum dan menyusui diteruskan sesuai permintaan
anak (merasa haus).

Dehidrasi Ringan (< 5%)


Kotoran cair (watery diarrhea)
Produksi urin (air seni) berkurang
Senantiasa merasa haus
Permukaan lapisan lendir (bibir, lidah) agak kering

Dehidrasi Sedang (5-10%)


Turgor (kekenyalan) kulit berkurang
Mata cekung
Permukaan lapisan lendir sangat kering
Ubun-ubun depan mencekung

Dehidrasi Berat (>10%)

Tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah:


Denyut nadi cepat dan isinya kurang (hipotensi/tekanan darah menurun)
Ekstremitas (lengan dan tungkai) teraba dingin
Oligo-anuria (produksi urin sangat sedikit, kadang tidak ada), sampai koma

Penggantian Cairan pada Anak dengan Gastroenteritis

Derajat
Cairan Rehidrasi
dehidrasi (persentase
Oral (CRO)
kehilangan berat badan/BB)

Cairan intravena/infus

Ringan (< 5%)

50 ml/kg BB dalam 3 4 jam Tidak direkomendasikan

Sedang (5 10%)

100 ml/kg BB dalam 3 4


jam

Berat ( > 10%)

100 150 ml/kg BB dalam 3 20 ml /kg, Bolus dalam satu


4 jam (jika masih mampu jam (NaCl atau RL)
minum CRO)

Kehilangan BB berlanjut

10 ml/kg setiap habis BAB


atau muntah

Tidak direkomendasikan

10 ml/kg setiap habis BAB


atau muntah

American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan pemberian CRO dalam penatalaksanaan diare
(gastroenteritis) pada anak dengan dehidrasi derajat ringan-sedang. Penggunaan cairan infus hanya dibatasi pada
anak dengan dehidrasi berat, syok, dan ketidakmampuan minum lewat mulut.
Terapi rehidrasi (pemberian cairan) oral (oral rehydration therapy) seperti oralit dan Pedialyte terbukti sama
efektifnya dengan cairan infus pada diare (gastroenteritis) dengan dehidrasi sedang. Keuntungan tambahan lain
adalah waktu yang dibutuhkan untuk memberikan terapi CRO ini lebih cepat dibandingkan dengan harus memasang
infus terlebih dahulu di Unit Gawat Darurat (UGD) RS. Bahkan dalam analisis penatalaksanaan, pasien yang diterapi
dengan CRO sedikit yang masuk perawatan RS. Hasil penelitian ini meyarankan cairan rehidrasi oral menjadi terapi
pertama pada anak diare di bawah 3 tahun dengan dehidrasi sedang.
Pada anak dengan muntah dan diare akut, apakah pemberian cairan melalui infus (intravenous fluids)
mempercepat pemulihan dibandingkan dengan cairan rehidrasi oral (oral rehydration
therapy/solution/CRO/oralit)?
Ternyata pemberian cairan infus tidak mempersingkat lamanya penyakit, dan bahkan mampu menimbulkan efek
samping dibandingkan pemberian oralit.Sebuah penelitian meta analisis internasional yang membandingkan CRO
(oralit) dengan cairan intravena/infus pada anak dengan derajat dehidrasi ringan sampai berat menunjukkan
bahwa CRO mengurangi lamanya perawatan di RS sampai 29 jam. Sebuah studi lain juga menyimpulkan CRO
menangani dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan asidosis (keasaman darah meningkat) lebih cepat dan aman
dibandingkan cairan infus. Penelitian lain menunjukkan keuntungan lain oralit pada diare dengan dehidrasi ringansedang adalah mengurangi lamanya diare, meningkatkan (mengembalikan) berat badan anak, dan efek samping
lebih minimal dibandingkan cairan infus.

Pengawasan (Monitoring)
1.
2.
3.

Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur berat badannya, 6 8 jam setelah pemberian
cairan, dan kemudian sekali sehari.
Semua anak yang mendapatkan cairan infus sebaiknya diukur kadar elektrolit dan glukosa serum sebelum
pemasangan infus, dan 24 jam setelahnya.
Bagi anak yang tampak sakit, periksa kadar elektrolit dan glukosa 4 6 jam setelah pemasangan, dan
sekali sehari sesudahnya.

Anda mungkin juga menyukai