Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EPIDEMIOLOGI

ANALISA JURNAL PENELITIAN

Determinan epidemiologi kejadian BBLR pada daerah endemis malaria


di kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan

Disusun oleh :
Neni Rochmayati
Erlin Marlinda

NPM 220110140202
NPM 220110140203

Ida Rosida

NPM 220110140204

Ana Ratnaningsih

NPM 220110140205

Rochmah

NPM 220110140206

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
2015
ANALISA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

Nama penulis

: Misna Tazkiah

Judul artikel

: Determinan epidemiologi kejadian BBLR pada daerah


endemis malaria di kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan
Selatan

Tahun Penelitian

: 2013

Tujuan penelitian

: Menganalisis determinan epidemiologi kejadian BBLR pada


daerah endemis malaria di Kabupaten Banjar Provinsi
Kaimantan Selatan.

Kesimpulan umum

: Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan epidemiologi


kejadian BBLR pada daerah endemis malaria di kabupaten
Banjar adalah kunjungan ANC, usia ibu dan anemia.

1. Latar Belakang
a. Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar kejadian BBLR di
Kabupaten Banjar mengalami peningkatan dari 275 orang pada tahun 2011
menjadi 335 orang pada tahun 2012. Begitu juga dengan kematian

bayi

dimana pada tahun 2011 sebanyak 94 orang menjadi 112 orang pada tahun
2012.
b. Penyebab pertama kematian bayi di kabupaten Banjar adalah BBLR. Pada
tahun 2011 dari 94 kasus kematian bayi sebanyak 40 orang (42,4%) karena
BBLR begitu pula pada tahun 2012 dari 112 kasus kematian bayi sebanyak 45
orang (40,2%) karena BBLR (Dinkes Kab. Banjar, 2012).
c. Dari tahun 2010-2012 jumlah daerah endemis malaria mengalami peningkatan.
Daerah endemis tinggi sebanyak 15 desa menjadi 24 desa, daerah endemis
sedang sebanyak 22 desa menjadi 49 desa, sedangkan daerah endemis rendah
sebanyak 253 desa turun menjadi 217 desa (Dinkes Kab. Banjar, 2012).
Wilayah enemis malaria umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi
lingkungan yang tidak baik, sarana transfortasi dan komunikasi yang sulit, akses
peayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan social ekonomi masyarakat

yang rendah serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat
(Ditjen PP dan PL, 2012).
2. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis determinan epidemiologi kejadian BBLR pada daerah endemis
malaria di Kabupaten Banjar Provinsi Kaimantan Selatan. Berdasarkan kajian dari
permasalahan di atas, upaya preventif yang bisa dilakukan untuk dapat menangani
hal tersebut adalah dengan mengetahui determinan epidemiologi kejadian BBLR.
3. Kerangka Fikir yang Digunakan
Dalam artikel ini tidak digambarkan kerangka fikir penelitian dengan jelas,
sehingga pembaca tidak mengetahui alur berfikir peneliti berdasarkan teori mana.
Tetapi sekilas dalam uraian latar belakang penelitian, tergambar bahwa peneliti
mengadopsi teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo; 2007, yang menyatakan
bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh faktor genetik, perilaku, pelayanan
kesehatan dan lingkungan yang saling mempengaruhi dan kadang-kadang
berinteraksi satu sama lain. Salah satu contohnya yaitu prevalensi BBLR.
4. Jenis Penelitian
Jenis penelitian Observasional menggunakan rancangan Case Control Study.
5. Populasi dan Sampel
a. Populasi penelitian ini daerah endemis malaria kab Banjar Provinsi Kalimantan
Selatan meliputi kecamatan Aranio, Bawahan Selan, Pengaron, sungkai dan
Sungai Pinang dari bulan februari sampai bulan juli 2013.
b. Sampel kasus adalah ibu yang melahirkan bayi BBLR pada daerah endemis
malaria di kab. Banjar ; BBLR pada tahun 2012 sebanyak 65 orang dan sampel
kontrol adalah ibu yang melahirkan bayi BBLN pada daerah endemis malaria di
kab. Banjar pada tahun 2012 sebanyak 65 orang. Cara pengambilan sampel
kasus dan control dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling

6. Instrumen penelitian
Instrumen pengumpulan data-data adalah buku KIA, kohort ibu hamil, hasil
pemeriksaan laboratorium puskesmas dan kuesioner.

7. Analisa Data
Analisa data secara bivariat dan multivariate. Analisis bivariat bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara variable bebas yang
meliputi usia ibu, paritas, status gizi, pendapatan keluarga, kunjungan ANC,
pengetahuan tentang ANC, anemia, hipertensi, malaria dan jenis plasmodium
dengan variable terkait yaitu BBLR dengan uji chi square dengan tingkat
kemaknaan nilai p <0,05 dan confidence interval sebesar (CI) 95%. Jika tidak
memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji Fishers Exact Test. Analisis
multivariate adalah analisis yang dilakukan terhadap variable bebas dengan variable
terikat untuk memperoleh model yang paling baik (fit) dan mengetahui variable
yang paling dominan dengan kejadian BBLR dengan menggunakan uji Regresi
Logistik.
8. Hasil Penelitian
a. Gambaran Karakteristik Responden
1) Kelompok BBLR pada tiap strata endemis malaria:
a) Tinggi (daerah merah) : 22 orang (33,8%)
b) Sedang (daerah kuning) : 30 orang (46,2%)
c) Rendah (daerah hijau) : 13 orang (20,0%)
2) Usia ibu pada kelompok terbanyak
a) Kasus : usia 16-20 tahun (43,07%)
b) Kontrol : usia 26-30 tahun (26,15%)
3) Tingkat Pendidikan pada kelompok terbanyak
a) Kasus : tamat SD (55,38%)
b) Kontrol : tamat SD (44,62%)
4) Pekerjaan pada kelompok terbanyak
a) Kasus : Ibu rumah tangga (84,62%)
b) Control : Ibu rumah tangga (81,54%)
b. Analisis Bivariat
1) Factor yang berhubungan dengan kejadian BBLR :
a) Usia ibu
b) Paritas
c) Status Gizi
d) Pendapatan keluarga
e) Pengetahuan tentang ANC
f) Kunjungan ANC
g) Anemia
2) Faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian BBLR :
a) Hipertensi
b) Malaria
c) Jenis Plasmodium
c. Analisa Multivariat

Hasil analisis multivariate menunjukan bahwa variable yang penting, diketahui


sebanyak 3 variabel yang terbukti sangat berpengaruh terhadap kejadian BBLR
pada daerah endemis malaria di Kab Banjar, yaitu :
1) Usia ibu
2) Kunjungan ANC
3) Anemia
9. Keterbatasan Penelitian
Dalam artikel ini, peneliti tidak mencantumkan adanya keterbatasan penelitian.
10. Implikasi Penelitian
Implikasi penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan mendasar
bagi para ibu hamil diharapkan segera melakukan kunjungan ANC khususnya usia
resiko (<20 tahun dan >35) dan dapat memaksimalkan kunjungan ANC secara
rutin selama usia kehamilannya. Impikasi lainnya bagi dinas kesehatan Kab Banjar,
perlunya perhatian khusus pada ibu hamil kelompok resiko tinggi di saat kunjungan
ANC, konseling khusus bagi WUS, memaksimalkan informasi kesehatan mengenai
pentingnya minum tablet Fe secara teratur sebagai upaya pencegahan anemia.
Meningkatkan kegiatan terpadu pengendalian malaria dengan pelayanan bumil
seperti skrining malaria terhadap ibu hamil pada saat kunjungan pertama ANC.
Implikasi bagi ilmu pengetahuan bisa dilakukan penelitian lebih jauh tentang factor
resiko lain BBRL pada daerah lain seperti pemakaian kelambu.
11. Kelebihan dan Kekurangan Jenis Penelitian yang Digunakan
Jenis/ rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Observasional menggunakan rancangan Case Control Study.
a. Kelebihan
1) Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan kelompok
control
2) Adanya pembatasan atau pengendalian factor resiko sehingga hasil
penelitian lebih tajam
3) Tidak menghadapi kendala etik
4) Tidak memerlukan waktu lama
b. Kekurangan
1) Pengukuran variable yang retrosvektif, objektifitas dan reliabilitasnya
kurang karena subjek penelitian harus mengingat kembai factor-faktor
resikonya
2) Tidak dapat diketahui efek variable luar karena secara teknis tidak dapat
dikendalikan

3) Kadang-kadang sulit memilih control yang benar-benar sesuai dengan


kelompok kasus karena banyaknya factor resiko yang harus dikendalikan
4) Banyak biasnya :
- Selection bias, pemili Observasional menggunakan rancangan Case
-

Control Study.han partisipan dalam kelompok


Tidak seimbang antara kelompok kasus dan control
Interviewer bias, interviewer menginterpretasikan info baparan berbeda

dengan status penyakit individu


- Recall bias, orang dengan penyakit lebih baik mengingat paparan
daripada kelompok dengan bukan penyakit

Anda mungkin juga menyukai